MAKALAH DANA DESA. Mata Ajaran : Akuntansi Pemerintahan Dosen : M. Yusuf John Disusun Oleh :
|
|
- Yuliani Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH DANA DESA Mata Ajaran : Akuntansi Pemerintahan Dosen : M. Yusuf John Disusun Oleh : No. Nama NPM 1. Arifudin Miftakhul Huda Rochmat Basuki Raymond Firman Siahaan KELAS AKP15-2P-A FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA Statement of Authorship Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan bahwa saya/kami menggunakannya. Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme. Mata Ajaran : Akuntansi Pemerintahan Judul Makalah : Dana Desa Tanggal : 13 Mei 2016
2 Dosen : M. Yusuf John Nama : Arifudin Miftakhul Huda NPM : Tandatangan : Nama : Rochmat Basuki NPM : Tandatangan : Nama : Raymond Firman Siahaan NPM : Tandatangan :
3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i Statement of Authorship...ii DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...v PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Ruang Lingkup...3 C. Tujuan...3 PENGANGGARAN DAN PENGALOKASIAN DANA DESA...4 A. Penganggaran Dana Desa...4 B. Pengalokasian Dana Desa...5 C. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa ( Apbdesa)...9 ALUR PELAPORAN DANA DESA...11 A. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah...12 B. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan...13 C. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Permendagri...14 D. Penyusunan Juklak Bimkon BPKP...17 PENYALURAN DANA DESA...21 A. Tahapan Penyaluran Dana Desa...21 B. Persyaratan Penyaluran Dana Desa...21 C. Mekanisme Penyaluran Dana Desa...22 D. Sanksi Terkait Dana Desa...24 E. Evaluasi Penyaluran Dana Desa Tahun KESIMPULAN DAN SARAN...27 A. Kesimpulan...27 B. Saran...27 DAFTAR PUSTAKA...28 DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Perbandingan Ketentuan Pelaporan pada PP Nomor 60 Tahun 2014 dengan PP Nomor 8 Tahun
4 Tabel 3. 2 Perbandingan Ketentuan Pelaporan Sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2016, Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, dan PMK Nomor 49/PMK.07/
5 DAFTAR GAMBA Gambar 2. 1 Alur penganggaran dana desa...5 Gambar 2. 2 Rumus Penghitungan Alokasi Formula...6 Gambar 2. 3 Rumus Alokasi Formula Dana Desa Per Desa...7 Gambar 2. 4 Skema pengalokasian dana desa...8 Gambar 2. 5 Alur Perencanaan APBDesa...10 Y Gambar 3. 1 Flowchart Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semesteran...19 Gambar 3. 2 Flowchart Laporan Pertanggungjawaban...20 Gambar 4. 1 Mekanisme Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD...23 Gambar 4. 2 Mekanisme Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD...23 Gambar 4. 3 Tata Cara Penundaan dan Pemotongan Dana Perimbangan...26
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya, Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum perubahan) menyebutkan bahwa Dalam territori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250 Zelfbesturende landschappen dan Volksgemeenschappen, seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan Asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-daerah itu 1. Desa sendiri didefinisikan sebagai 2 kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan Desa bertujuan 3 meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Dari tujuan diatas, kita dapat melihat bahwa pembangunan dari desa yang berjumlah dan merupakan wilayah administratif terkecil dari Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu menjadi perhatian, karena untuk dapat mencapai kesejahteraan dan pembangunan yang merata bagi masyarakat diseluruh wilayah Indonesia selayaknya dimulai dari lingkup terkecil dan paling mewakili kondisi diwilayah Indonesia sampai batas terluar wilayah Indonesia. 1 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa 2 Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/ Penjelasan UU No.06 Tahun 2014 Tentang Desa
7 Untuk mencapai tujuan diatas, maka berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, sejak tahun 2014 (dicairkan secara betahap pada tahun 2015) Pemerintah Indonesia mengucurkan dana untuk desa yang disebut dana desa. Dana desa merupakan 4 dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan disahkannya Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, diharapkan segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa dapat diakomodir dengan lebih baik. Pemberian kesempatan yang lebih besar bagi desa untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta pemerataan pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa, sehingga dapat meminimalisir permasalahan seperti kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya lainnya. UU Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan pelaksanaanya telah mengamanatkan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Peran besar yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan tanggung jawab yang besar, antara lain terkait dengan penerapan prinsip akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan. Dalam keuangan desa, pemerintah desa wajib menyusun Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa dan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa. Laporan ini dihasilkan dari suatu siklus pengelolaan keuangan desa, yang dimulai dari tahap perencanaan dan penganggaran; pelaksanaan dan penatausahaan; hingga pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. Dalam tahap perencanaan dan penganggaran, pemerintah desa harus melibatkan masyarakat desa yang direpresentasikan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD), sehingga program kerja dan kegiatan yang disusun dapat 4 Pasal 1 Ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016
8 mengakomodir kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa serta sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh desa tersebut. Selain itu, pemerintah desa harus bisa menyelenggarakan pencatatan, atau melakukan pembukuan atas transaksi keuangannya sebagai wujud pertanggungjawaban keuangan yang dilakukannya. Namun demikian, peran dan tanggung jawab yang diterima oleh desa belum diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kendala umum lainnya yaitu desa belum memiliki prosedur serta dukungan sarana dan prasarana dalam pengelolaan keuangannya serta belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa. Besarnya dana yang harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki risiko yang cukup tinggi dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparatur pemerintah desa. Aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa yang direpresentasikan oleh BPD harus memiliki pemahaman atas peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya, serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban. B. Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah Pengelolaan Keuangan Desa yang meliputi seluruh siklus pengelolaan keuangan desa. Siklus pengelolaan keuangan desa adalah mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, hingga pelaporan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa. C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat menguraikan dan menjelaskan: 1. Alur perencanaan dan penganggaran dana desa; 2. Alur dan tahap pelaporan dan pertanggungjawaban dana desa; serta 3. Arus transfer dan penyaluran dana desa. BAB II PENGANGGARAN DAN PENGALOKASIAN DANA DESA
9 A. Penganggaran Dana Desa Penganggaran dana desa diatur didalam pasal 2 dan pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi Dana Desa,sebagai berikut: 1. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyusun Indikasi Kebutuhan Dana dan Rencana Dana Pengeluaran Dana Desa dengan memperhatikan persentase Dana Desa yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dan kinerja pelaksanaan Dana Desa menjadi dasar penganggaran Dana Desa. 2. Berdasarkan penganggaran Dana Desa, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melakukan penghitungan rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota. 3. Rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan Alokasi Dasar dan Alokasi Formula. 4. Rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota disampaikan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada saat Pembahasan Tingkat I Nota Keuangan dan Rancangan Undang-Undang mengenai APBN untuk mendapat persetujuan. 5. Rincian Dana Desa yang telah disetujui menjadi dasar penganggaran Dana Desa yang tercantum dalam Undang-Undang mengenai APBN. 6. Rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN. Alur penganggaran dana desa digambarkan sebagai berikut:
10 Gambar 2. 1 Alur penganggaran dana desa Sumber: PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. B. Pengalokasian Dana Desa Alokasi dana desa dibagi menjadi alokasi dasar dan alokasi berdasarkan formula. Alokasi Dasar adalah alokasi minimal Dana Desa yang akan diterima oleh setiap Desa, yang besarannya dihitung dengan cara 90% (sembilan puluh persen) dari anggaran Dana Desa dibagi dengan jumlah Desa secara nasional sedangkan Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa setiap kabupaten/kota. Alokasi formula dana desa diatur dalam PMK No. 49/PMK.07/2016 pada pasal 5 sampai dengan pasal 8 yang terdiri dari: 1. Besaran Alokasi setiap Kabupaten/Kota Pengalokasian Dana Desa setiap kabupaten/kota dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dana Desa Kab/Kota = Alokasi Dasar kab/kota + Alokasi Formula kab/kota, dimana besaran Alokasi Dasar setiap kabupaten/kota dihitung dengan cara mengalikan Alokasi Dasar dengan jumlah Desa di kabupaten/kota. Jumlah Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri mengenai kode dan data wilayah administrasi pemerintahan.
11 Besaran Alokasi Formula setiap kabupaten/ kota yang besarannya 10% (sepuluh persen) dari anggaran Dana Desa dihitung dengan bobot sebagai berikut: a. 25% (dua puluh lima persen) untuk jumlah penduduk; b. 35% (tiga puluh lima persen) untuk angka kemiskinan; c. 10% (sepuluh persen) untuk luas wilayah; dan d. 30% (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan geografis Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis Desa masingmasing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin Desa dan IKK kabupaten/kota. Penghitungan Alokasi Formula setiap kab/kota menggunakan rumus sebagai berikut: Gambar 2. 2 Rumus Penghitungan Alokasi Formula Sumber: Sumber: PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. Data jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan IKK kabupaten/kota bersumber dari kementerian yang berwenang dan/ atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistic dan disampaikan oleh kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat bulan Agustus, apabila terlambat atau tidak disampaikan, penghitungan rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota menggunakan data yang digunakan dalam penghitungan rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya. 2. Besaran Alokasi Dana Desa setiap Desa Besaran alokasi dana desa pada setiap desa disusun berdasarkan rincian Dana Desa setiap kabupaten/kota yang disusun oleh bupati/walikota dimana
12 Rincian Dana Desa setiap Desa tersebut dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan: a. Alokasi Dasar; dan b. Alokasi Formula. Besaran Alokasi Dasar setiap Desa dihitung dengan cara membagi Alokasi Dasar setiap kabupaten/kota dengan jumlah Desa di kabupaten/kota yang bersangkutan. Besaran Alokasi Formula setiap desa, dihitung dengan bobot sebagai berikut: a. 25% (dua puluh lima persen) untuk jumlah penduduk; b. 35% (tiga puluh lima persen) untuk angka kemiskinan; c. 10% (sepuluh persen) untuk luas wilayah; dan d. 30% (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan geografis. Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis Desa masingmasing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin desa dan IKG Desa. Penghitungan alokasi formula dana desa per desa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Gambar 2. 3 Rumus Alokasi Formula Dana Desa Per Desa Sumber: Sumber: PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. IKG Desa sebagaimana diatas disusun dan ditetapkan oleh bupati/walikota berdasarkan data dari kementerian yang berwenang dan/ atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. IKG Desa sebagaimana meliputi: a. ketersediaan prasarana pelayanan dasar; b. kondisi infrastruktur; dan c. aksesibilitas/transportasi. Penyusunan IKG Desa dapat mengacu pada pedoman penyusunan IKG Desa se bagaimana tercantum dalam
13 Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016. Setelah membahas mengenai pengalokasian dana desa pada setiap kabupaten/kotan dan juga pengalokasian dana desa per desa, maka kita dapat membuat skema pengalokasian dana desa yang digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. 4 Skema pengalokasian dana desa Sumber: Sumber: PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. C. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa ( Apbdesa) Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/ Kota. Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka yang meliputi:
14 a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan b) Rencana Kerja Pemerintah Desa, yangmerupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintahan dan ditetapkan dengan Peraturan Desa dimana Rencana Pembangunan dan Rencana kerja tersebut merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan Kabupaten/ Kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa, APBDes disusun dengan urutan sebagai berikut 5 : 1. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. 2. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa. 3. Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama. 4. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. 5. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah disepakati bersamasebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) disampaikan oleh KepalaDesa kepada Bupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain palinglambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi. 6. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa. 7. Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. 8. Dalam hal Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa tidak sesuai dengan kepentingan umum adn peraturan 5 Pasal Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
15 perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi 9. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan keputusan Bupati atau Walikota. 10. Pembatalan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun anggaran sebelumnya. Alur Perencanaan APBDesa digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. 5 Alur Perencanaan APBDesa Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
16 BAB III ALUR PELAPORAN DANA DESA Dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan yang bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan kepada Bupati/Walikota dan disampaikan pula kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis. Anggota BPD terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Sebagaimana telah diatur dalam pasal 48 PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Desa, disebutkan bahwan Kepala Desa wajib menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada BPD setiap akhir tahun anggaran, termasuk dalam pengelolaan keuangan desa. Oleh karena itu, tugas BPD dalam pelaporan dana desa adalah ikut mengawasi kinerja kepala desa termasuk didalamnya adalah penggunaan Dana Desa yang telah ter-integrasi dalam APBDesa. Selanjutnya, dasar hukum yang mengatur tentang alur penyampaian serta tahap penyusunan laporan realisasi dan pertanggungjawaban dana desa adalah sebagai berikut: a) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBN sebagaimana terakhir telah diubah dengan PP Nomor 8 Tahun b) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. c) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. A. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
17 Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada bupati/walikota. Selanjutnya, bupati/walikota menyampaikan laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa kepada Menteri dengan tembusan kepada gubernur, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri, dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa disampaikan sebelum penyaluran Dana Desa tahap berikutnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan ini diatur dalam dengan Peraturan Menteri (Pasal 24). Seiring dengan adanya beberapa perubahan ketentuan dalam PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBN, maka dilakukan perubahan atas PP dimaksud sebagaimana terakhir kali diubah dengan PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas PP Nomor 60 Tahun Perubahan ketentuan dimaksud antara lain terkait dengan penyusunan laporan dana desa serta pemberian sanksi yang diberikan atas keterlambatan dalam penyampaian laporan pengelolaan keuangan desa. Perbandingan Perubahan Ketentuan Pelaporan pada PP Nomor 60 Tahun 2014 dengan PP Nomor 8 Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel... sebagai berikut: Tabel 3. 1 Perbandingan Ketentuan Pelaporan pada PP Nomor 60 Tahun 2014 dengan PP Nomor 8 Tahun 2016 No Peraturan Alur Pelaporan Nama/Jenis Laporan Batas Waktu Penyampaian Sanksi 1. PP Nomor 60 Tahun 2014 Semester I Desa ke Kab/Kota Semester II Minggu IV bulan Juli TA berjalan Minggu IV bulan Januari TA berikutnya Dalam hal laporan tidak/terlambat disampaikan, maka Kepala Daerah/ Menteri Kab/Kota Tahunan Minggu ke IV Keuangan ke Pusat bulan Maret dapat menunda TA berjalan penyaluran s.d.
18 diterimanya 2. PP Nomor 8 Tahun 2016 Desa ke Kab/Kota Realisasi Penggunaan Sebelum Penyaluran laporan Dihapus Dana Desa Tahap Tahap Berikutnya Sebelumnya Kab/Kota ke Pusat Realisasi Penggunaan Dana Desa Tahap Sebelumnya Sumber: PP Nomor 60 Tahun 2014 dan PP Nomor 8 Tahun 2016 Sebelum Penyaluran Tahap Berikutnya B. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Setelah ditetapkannya PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa setiap tahap kepada bupati/walikota yang terdiri atas: a. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya; dan b. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Februari tahun anggaran berjalan, sedangkan Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I disampaikan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tersebut di atas disusun sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III PMK Nomor 49/PMK.07/2016. Bupati/walikota dapat memfasilitasi percepatan penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa tersebut (Pasal 25). Bupati/walikota menyampaikan laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dengan tembusan kepada gubernur, Menteri Dalam
19 Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang terdiri atas: a. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya; dan b. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahap I. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa disampaikan paling lambat minggu keempat bulan Februari tahun anggaran berjalan, sedangkan Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahap I disampaikan paling lambat mmggu keempat bulan Juli tahun anggaran berjalan. Format laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi tersebut tercantum dalam Lampiran IV dan V PMK ini (Pasal 26). Dalam rangka kegiatan pemantauan dan evaluasi dalam pelaksanaan dan penyaluran Dana Desa, Pasal 27 ayat (1) PMK tersebut menyebutkan bahwa: Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa. C. Alur Penyampaian Laporan Sesuai dengan Permendagri Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tidak secara khusus mengatur tentang dana desa, namun mengatur tentang pengelolaan keuangan desa. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Dana Desa merupakan bagian dari Keuangan Desa atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Pasal 1). Sesuai Permendagri No. 113 Tahun 2014, Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota berupa: a. laporan semester pertama; dan b. laporan semester akhir tahun. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa yang disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan, sedangkan laporan semester
20 akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya (Pasal 37). Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran yang terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa tersebut dilampiri dengan: a. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan; b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran berkenaan; c. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang masuk ke desa. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa tersebut di atas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Pasal 38 dan 39). Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, antara lain melalui: papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya. Selanjutnya, laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan kepada Bupati/Walikota melalui camat (Pasal 40 dan 41). Selanjutnya, dalam rangka kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan dan penyaluran APBDesa, Pasal 44 Permendagri tersebut menyebutkan bahwa: (1). Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten/ Kota kepada Desa. (2). Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, perbandingan ketentuan pelaporan sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2016, Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, dan PMK Nomor 49/PMK.07/2016 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
21 Tabel 3. 2 Perbandingan Ketentuan Pelaporan Sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2016, Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, dan PMK Nomor 49/PMK.07/2016 No Peraturan Alur Pelaporan Nama/Jenis Laporan Batas Waktu Penyampaian Sanksi 1. PP Nomor 8 Tahun 2016 Desa ke Kab/Kota Realisasi Penggunaan Sebelum Penyaluran Tahap Dana Desa Tahap Berikutnya 2. PMK Nomor 49/PMK.07/2 016 Sebelumnya Realisasi Sebelum Kab/Kota Penggunaan Penyaluran Tahap ke Pusat Dana Desa Tahap Berikutnya Sebelumnya Realisasi Minggu ke-2 Desa ke penggunaan bulan Februari Kab/Kota Dana Desa tahun anggaran tahun anggaran berjalan sebelumnya Minggu ke-2 Realisasi bulan Juli penggunaan tahun anggaran Dana Desa berjalan tahap I Dihapus Dikenakan sanksi administratif dengan menunda penyaluran Dana Desa Kab/Kota ke Pusat Realisasi Minggu ke-4 penyaluran dan konsolidasi bulan Februari tahun anggaran penggunaan berjalan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya Realisasi Minggu ke-4 penyaluran dan bulan Juli
22 konsolidasi penggunaan tahun anggaran berjalan Dana Desa tahap I 3. Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Semester I Desa ke Kab/Kota Semester II Akhir bulan Juli tahun berjalan Akhir bulan Januari tahun Tidak terdapat ketentuan pemberian sanksi terkait berikutnya ketidakpatuhan dalam penyampaian laporan Sumber: PP Nomor 8 Tahun 2016, Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, dan PMK Nomor 49/PMK.07/2016 D. Penyusunan Juklak Bimkon BPKP Sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Desa, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota turut membantu memberdayakan masyarakat desa dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan desa. Selanjutnya, BPKP selaku pengemban amanat untuk mempercepat peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara sebagaimana tercantum dalam diktum keempat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, berinisiatif menyusun Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi (Juklak Bimkon) Pengelolaan Keuangan Desa. Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa ini diharapkan berguna bagi Tim Perwakilan BPKP di daerah dan aparat pemerintah daerah kabupaten/kota untuk meningkatkan pemahaman bagi aparatur pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan tata kelola. Juklak Bimkon Pengelolan Keuangan Desa disusun dengan maksud untuk menyediakan bahan acuan dan referensi bagi Perwakilan BPKP dan pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan asistensi kepada pemerintah daerah dan
23 pemerintah desa khususnya mengenai pengelolaan keuangan desa. Juklak Bimkon Pengelolan Keuangan Desa ini disusun berdasarkan ketentuan dalam Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri, serta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan desa sehingga Juklak Bimkon ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Perwakilan BPKP dan pemerintah kabupaten/kota dalam hal pemberian bimbingan teknis terkait kebijakan pengelolaan keuangan desa mulai tahap perencanaan hingga pelaporan dan pertanggungjawaban. Sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, Kepala Desa menyampaikan Laporan Realiasasi Pelaksanaan APBDesa Semester Pertama dan Semester Akhir Tahun kepada Bupati/Walikota melalui camat. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semester Pertama menggambarkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan selama semester I dibandingkan dengan target dan anggarannya, sedangkan Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semester Akhir Tahun mengambarkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan sampai dengan akhir Tahun, jadi bersifat akumulasi hingga akhir tahun anggaran. Tahap Pelaporan dalam rangka penyusunan LRA semester I dan semester akhir tahun APBDesa mulai dari internal desa hingga penyampaian kepada Bupati/Walikota dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 3. 1 Flowchart Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semesteran
24 Sumber: Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa, BPKP (2015) Tahap Pertanggungjawaban dalam rangka penyusunan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) akhir tahun APBDesa mulai dari internal desa hingga penyampaian kepada Bupati/Walikota dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 3. 2 Flowchart Laporan Pertanggungjawaban
25 Sumber: Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa, BPKP (2015)
26 BAB IV PENYALURAN DANA DESA A Tahapan Penyaluran Dana Desa Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (PMK Nomor 49/2016) menyebutkan bahwa penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Kemudian dilakukan pemindahbukuan dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD. Penyaluran Dana Desa dari RKUN dilakukan secara bertahap, yaitu: a. Tahap I sebesar 60% (enam puluh persen) pada bulan Maret; dan b. Tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) pada bulan Agustus. B Persyaratan Penyaluran Dana Desa Pasal 15 ayat (2) PMK Nomor 49/2016 menyebutkan bahwa penyaluran Dana Desa tahap I dari RKUN ke RKUD dilakukan setelah bupati/walikota menyampaikan persyarataan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan sebagai berikut: a. Peraturan daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota tahun berjalan; b. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa; dan c. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya. Sedangkan untuk penyaluran tahap II dilakukan setelah Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menerima laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahap I dari bupati/walikota yang menunjukkan paling kurang 50% (lima puluh persen) Dana Desa telah disalurkan dan digunakan (Pasal 16 PMK Nomor 49/2016). Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD tahap I dilakukan setelah kepala desa menyampaikan persyaratan kepada bupati/walikota sebagai berikut:
27 a. Peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa); dan b. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun anggaran sebelumnya (Pasal 18 ayat (2) PMK Nomor 49/2016). Sedangkan penyaluran tahap II dilakukan setelah kepala desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I kepada bupati/walikota yang menunjukkan paling kurang 50% (lima puluh persen) Dana Desa tahap I sudah digunakan (Pasal 19 PMK No. 49/2016). Pasal 25 PMK No. 49/2016 menyebutkan bahwa persyaratan penyaluran tahap I disampaikan oleh kepala desa paling lambat minggu kedua bulan Februari dan disampaikan oleh bupati/walikota paling lambat minggu keempat bulan Februari. Sedangkan persyaratan penyaluran tahap II disampaikan oleh kepala desa paling lambat minggu kedua bulan Juli dan disampaikan oleh bupati/walikota paling lambat minggu keempat bulan Juli (Pasal 26 PMK Nomor 49/2016. C Mekanisme Penyaluran Dana Desa Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan berdasarkan alokasi Dana Desa yang tercantum dalam Undang-Undang APBN yang kemudian dirinci dalam Peraturan Presiden mengenai rincian APBN. Berdasarkan alokasi tersebut, Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara (KPA BUN) Transfer Non Dana Perimbangan menyusun konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dana Desa yang disahkan oleh Direktur Jenderal Anggaran. Berdasarkan DIPA tersebut, KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan menetapkan Surat Keputusan Penetapan Rincian Dana Desa (SKRDD). Kemudian staf Pejabat Pembuat Komitmen (SPK) Transfer Non Dana Perimbangan membuat Resume Tagihan yang kemudian menjadi dasar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Berdasarkan SPP, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) membuat Surat Perintah Membayar (SPM) yang kemudian akan disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Kemudian KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan SPM yang diterima (Kementerian Keuangan, n.d.). Mekanisme penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dapat dilihat pada Gambar 4.1.
28 Mekanisme pencairan dana di pemerintah daerah dilakukan berdasarkan pengaturan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (PMD Nomor 13/2006). Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan berdasarkan alokasi yang termuat di APBD yang kemudian diturunkan menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Kemudian Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) menyusun anggaran kas. Berdasarkan anggaran kas, PPKD menyusun Surat Penyediaan Dana (SPD) dalam rangka manajemen kas. Atas dasar SPD tersebut, pejabat pembuat komitmen menerbitkan SPP yang kemudian disampaikan kepada PPSPM sebagai dasar penerbitan SPM. Kemudian SPM diserahkan kepada kuasa BUD untuk diterbitkan SP2D. Mekanisme penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4. 1 Mekanisme Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD UU APBN Perpres DIPA SKPRDD SP2D SPM SPP Resume Tagihan Sumber: Kementerian Keuangan (n.d., Diolah) Gambar 4. 2 Mekanisme Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD APBD DPA Anggara n Kas SPD SP2D SPM SPP Sumber: PMD Nomor 13/2006 (2006, Diolah)
29 D Sanksi Terkait Dana Desa PMK Nomor 49/2016 mengatur sanksi terkait dengan pelaksanaan Dana Desa. Jenis sanksi yang dapat diberikan oleh Menteri Keuangan terkait dengan Dana Desa adalah: a. Sanksi berupa penundaan DAU dan/atau DBH kabupaten/kota sebesar selisih kewajiban Dana Desa yang harus disalurkan ke Desa diberikan apabila bupati/walikota tidak menyalurkan Dana Desa tepat waktu dan tepat jumlah; b. Sanksi berupa penundaan penyaluran Dana Desa kabupaten/kota apabila: 1) bupati/walikota tidak menyampaikan persyaratan penyaluran Dana Desa setiap tahap; dan/atau 2) bupati/walikota tidak menyampaikan perubahan peraturan kepala daerah mengenai tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa setiap Desa yang dalam peraturan kepala daerah sebelumnya tidak sesuai dengan ketentuan; c. Sanksi berupa tidak disalurkannya sisa anggaran Dana Desa kabupaten/kota tahap II dan mejadikannya sebagai Sisa Anggaran Lebih pada RKUN apabila bupati/walikota tidak dapat memenuhi persyaratan penyaluran tahap II sampai dengan November; dan/atau d. Sanksi berupa pemotongan Dana Desa apabila ada laporan penundaan penyaluran Dana Desa dan/atau ada laporan pemotongan penyaluran Dana Desa dari bupati/walikota. adalah: Sanksi terkait Dana Desa yang dapat diberikan oleh bupati/walikota e. Sanksi berupa penundaan penyaluran Dana Desa ke Desa apabila: 1) kepala desa tidak menyampaikan peraturan desa mengenai APBDes; 2) kepala desa tidak menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap sebelumnya; dan/atau 3) terdapat usulan dari aparat pengawas fungsional daerah. f. Sanksi berupa pemotongan Dana Desa ke Desa apabila: 1) terdapat sisa Dana Desa lebih dari 30% (tiga puluh persen) selama 2 (dua) tahun berturut-turut; dan/atau 2) terdapat penjelasan hasil pemeriksaan yang menemukan adanya penyimpangan berupa sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) yang tidak wajar. Sanksi juga dapat diberikan berupa penundaan dan pemotongan Dana Perimbangan terhadap daerah yang tidak memenuhi kewajiban Alokasi Dana Desa
30 (ADD) sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 257/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan terhadap Daerah yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa. Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban menyampaikan peraturan kepala daerah atau perubahannya kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK). Kemudian DJPK melakukan evaluasi I terhadap penganggaran ADD dalam peraturan kepala daerah/ APBD. Apabila Daerah sudah memenuhi kewajiban 10% (sepuluh persen) dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH), DJPK menyampaikan surat pemberitahuan kepada Daerah. Sedangkan apabila kewajiban tersebut tidak dipenuhi, DJPK memberikan surat peringatan kepada Daerah. Atas surat peringatan tersebut, Daerah wajib menyampaikan surat komitmen pemenuhan kewajiban tersebut pada APBD Perubahan (APBD-P) kepada DJPK. Namun, apabia Daerah tidak menyampaikan surat komitmen, DJPK akan menunda penyaluran DAU/DBH. Kemudian Daerah menyampaikan peraturan kepala daerah atau perubahannya mengenai ADD dalam APBD-P kepada DJPK dan DJPK melakukan evaluasi II. Apabila kewajiban ADD masih belum dipenuhi juga dalam APBD-P, DJPK melakukan pemotongan DAU/DBH. Hasil pemotongan tersebut ditransfer ke RKUD Provinsi yang mana akan diteruskan ke RKD. Tata cara pengenaan sanksi berupa penundaan dan pemotongan Dana Perimbangan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4. 3 Tata Cara Penundaan dan Pemotongan Dana Perimbangan DJPK Kabupaten/Kota Provinsi Desa
31 Sumber: Kementerian Keuangan (2016) E Evaluasi Penyaluran Dana Desa Tahun 2015 Penyaluran Dana Desa pada tahun 2015 masih mengalami kendala, yaitu realisasi penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD yang masih lambat dan rendah. Penyebab masalah tersebut adalah: a. Sebagian Daerah belum memasukkan Dana Desa ke APBD induk; b. Keterlambatan penetapan peraturan kepala daerah terkait Dana Desa; c. Penambahan persyaratan penyaluran dari RKUD ke RKD yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota; dan d. Ada ketakutan Daerah untuk menyalurkan Dana Desa ke Desa (Kementerian Keuangan, 2016).
32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a. Dana Desa sudah mulai diimplementasikan mulai tahun 2015; dan b. Masih terdapat permasalahan dalam realisasi Dana Desa dari RKUD ke RKD. D. Saran Saran yang dapat kami sampaikan terkait dengan pelaksanaan Dana Desa adalah perlunya pendampingan dari pemerintah pusat yang dapat mendorong peningkatan realisasi Dana Desa di Desa. Pendampingan ini juga dapat ditujukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan Dana Desa. e.
33 DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. (2014). Jakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. (2006). Jakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. (2014). Jakarta. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.07/2015 tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan terhadap Daerah yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa. (2015). Jakarta. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Monitoring dan Evaluasi Dana Desa. (2016). Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber Dari APBN sebagaimana terakhir telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Desa. Jakarta. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa, Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, (2015), BPKP. Kementerian Keuangan. (2016). Slide Sosialisasi Kebijakan Dana Desa yang Bersumber dari APBN TA Jakarta. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per
No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2055, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Perimbangan. Pemotongan. Penundaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.07/2015 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN
Lebih terperinciPENYALURAN DAN PELAPORAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA.
PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA http://sekolahdesa.or.id I. PENDAHULUAN Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
Lebih terperinciSumber: I. PENDAHULUAN
TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA DESA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NOMOR 49/PMK.07/2016 Sumber: http://desa-membangun.blogspot.co.id
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH 60 TAHUN 2014, PERATURAN PEMERINTAH 22 TAHUN 2015 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 8 TAHUN 2016 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciTATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA Disampaikan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN
Lebih terperinci2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub
No.1884, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Desa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.07/2017 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DANA DESA SETIAP KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciPROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG
1 PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA DALAM KABUPATEN SIMEULUE TAHUN ANGGARAN 2017 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih terperinciBUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN BAGIAN HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciSALINAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DAN PEMBAGIAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciPENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PETUNJUK PELAKSANAAN BIMBINGAN & KONSULTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah 2015 Desaku... Desa ku yang ku cinta..
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2015 DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 8 TAHUN 2016
Lebih terperinciBUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2017
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA, BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG
1 BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN LUWU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 10 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN BESARAN DANA DESA PADA SETIAP DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 306 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN BESARAN DANA DESA PADA SETIAP DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2015
Lebih terperinciBUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2O17 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA DESA
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. klikkabar.com
PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA klikkabar.com I. PENDAHULUAN Dialokasikannya Dana Desa sejak tahun 2015 merupakan pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dana
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 31
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 31 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENYALURAN ANGGARAN TRANSFER KE DESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang :
Lebih terperinciBUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU
BUPATI KAMPAR PROPINSI RIAU PERATURAN BUPATI KAMPAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KAMPAR TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA UNTUK SETIAP GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperincimm BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
mm BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN, PENGGUNAAN, PENYALURAN DAN PELAPORAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DANA DESA DI KABUPATEN PATI
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN TOLITOLI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BELITUNG TAHUN
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN KLATEN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2014 APBN. Desa. Dana. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017
BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG DANA DESA, ALOKASI DANA DESA DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN KUANTAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG
SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com
TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA Sumber : id.wordpress.com I. PENDAHULUAN Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciASAS-ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA KARANG AGUNG KABUPATEN PALI
ASAS-ASAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM PENCAPAIAN AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA DI DESA KARANG AGUNG KABUPATEN PALI Rosy Armaini Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya rosyarmaini@yahoo.com
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIANDAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN
Lebih terperinciBPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA
BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH tentang TATA CARA ALOKASI DAN PENYALURAN DANA DESA, ALOKASI DANA DESA (ADD), DAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN ANGGARAN 2017
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciBUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA UNTUK SETIAP DESA DI KABUPATEN SERUYAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 12
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA
- 1 - S A L I N A N BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI MALINAU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN BESARAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN MALINAU TAHUN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS
BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci2 atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Mengingat : 1. Pasal 5 a
No.88, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Desa. Dana. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.07/2015 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN DAN/ATAU PEMOTONGAN DANA PERiMBANGAN TERHADAP DAERAH YANG
Lebih terperinciPENGELOLAAN DANA DESA SETELAH DITETAPKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA.
PENGELOLAAN DANA DESA SETELAH DITETAPKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA www.sorotmagelang.com I. PENDAHULUAN Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018
PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BAGI
Lebih terperinciBUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN
SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN ALOKASI DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BINTAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN LABUHANBATU
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DANA DESA 1. Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN
BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciINTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA; PENGALOKASIAN, PENYALURAN, MONITORING DAN PENGAWASAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA DESA; PENGALOKASIAN, PENYALURAN, MONITORING DAN PENGAWASAN 1 O U T L I N E 1 2 3 4 DASAR HUKUM, FILOSOFI DAN TUJUAN
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT ALLAH YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBfUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIBfUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang Mengingat : bahwa guna
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN
Lebih terperinciBUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN, PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA, PENYALURAN DAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciPENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI APBN.
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI APBN www.desamerdeka.co.id I. PENDAHULUAN Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciBUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA PEKON SETIAP PEKON DI KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperincitmt BUPATI EMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR: Oh TAHUN 2016
! tmt V BUPATI EMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR: Oh TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD), BAGI HASIL PAJAK DAN
Lebih terperinciBUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TRANSFER KE DESA
BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TRANSFER KE DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NATUNA, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinci