Karakterisasi Kandungan Bijih Besi Alam Sebagai Bahan Baku Magnetit Nanopartikel
|
|
- Deddy Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakterisasi Kandungan Bijih Besi Alam Sebagai Bahan Baku Magnetit Nanopartikel Sadang Husain 1),*, Eka Suarso 1), Akhiruddin Maddu 2), Sugianto 3) 1 Prodi Fisika, FMIPA Universitas Lambung Mangkurat 2 Departemen Fisika, FMIPA, Institut Pertanian Bogor 3 Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Jakarta * sadanghusain@yahoo.com Abstrak Telah dilakukan karakterisasi kandungan bijih besi di daerah Tanah Laut Kalimantan Selatan. Bijih besi merupakan sumber daya alam yang cukup melimpah di Indonesia, salah satunya di Pulau Kalimantan. Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah penghasil bijih besi terbesar di Indonesia. Bijih besi mengandung material magnetik berbasis besi (Fe) dalam bentuk mineral oksida besi yaitu Magnetit (Fe 3O 4), Maghemit (γ-fe 2O 3), dan Hematit (α-fe 2O 3). Karakterisasi bijih besi menggunakan XRF dan XRD. Hasil karakterisasi bijih besi dari Tanah Laut Kal-Sel adalah jenis Hematit (α-fe 2O 3) yang didukung oleh warna merah kecoklatan. Bijih besi memiliki kandungan rata-rata Silikon (Si) 0.3%, Fosfor (P) 0.1%, Kalsium (Ca) 0.15%, Krom (Cr) 0.09%, Mangan (Mn) 0.26%, Besi (Fe) 98.23%, Nikel (Ni) 0.1%, Tembaga (Cu) 0.1%, Brom (Br) 0.17%, Lantanum (La) 0.07%, Iterbium (Yb) 0.02%, Seng (Zn) 0.04%, Renium (Re) 0.05%, Rubidium (Rb) 0.21%, Vanadium (V) 0.01%, Europium (Eu) 0.17%. Kata kunci: Bijih Besi, XRF, Tanah Laut, XRD Abstract Characterization of iron ore deposits in the Tanah Laut, South Kalimantan. Iron ore is a natural resource that is abundant in Indonesia, one of them on the island of Borneo. South Kalimantan is one of the largest iron ore producer in Indonesia. Iron ore-based magnetic material containing iron (Fe) in mineral form of iron oxide that is Magnetite (Fe3O4), Maghemit (γ-fe2o3) and Hematite (α-fe2o3). Characterization of iron ore using XRF and XRD. The results of iron ore characterization of Tanah Laut Sout Kalimantan is a type of Hematite (α-fe2o3) which is supported by a brownish-red color. Iron ore contains an average of Silicon (Si) 0.3%, Phosphorus (P) 0.1%, Calcium (Ca) 12:15%, chromium (Cr) 12:09%, manganese (Mn) 12:26% Iron (Fe) 98.23%, Nickel (Ni) 0.1% Copper (Cu) 0.1%, bromine (Br) 12:17%, Lanthanum (La) 12:07%, ytterbium (Yb) of 0.02%, Zinc (Zn) 12:04%, Rhenium (Re) of 0.05%, Rubidium ( rb) 0:21%, Vanadium (V) a 0.01%, Europium (Eu) 12:17%. Keywords: Iron Ore, XRF, Tanah Laut, XRD 1. PENDAHULUAN Bijih Besi merupakan salah satu komoditas tambang yang cukup memadai di Indonesia. Berdasarkan data Neraca Sumber Daya Mineral Logam dan Non Logam, Pusat Sumber Daya Geologi 2008 didapatkan bahwa sumber daya bijih besi Indonesia sebesar ,95 ton dengan cadangan mencapai ton [1]. Ini menunjukkan potensi yang cukup besar sebagai bahan baku besi baja. Salah satu daerah penghasil besi terbesar di Indonesia yaitu Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Selatan,cadangan bijih besi mencapai 7,472,600 ton [2]. TABEL 1. Komposisi kimia (%) bijih besi Kalimantan Selatan Tipe bijih Fe Tot SiO 2 CaO MgO Al 2O 3 Cr 2O 3 P S Ni LOI Lateritic ,5-2 0, ,5 0,05-0,1 0,05-0,1 0,15-0, Metasomatic ,5-2 0, <0,1 <0,1 <0,1 - <2 (Magnetite&Hematit) Sumber: [2] Daerah Tanah Laut merupakan salah satu Daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki sumber daya bijih besi yang cukup melimpah. Namun, bijih besi yang terkandung yang ada 146
2 memiliki tingkat pengotor (zat lainnya) yang cukup beragam. Untuk itu perlu dilakukan uji terlebih dahulu sebelum sintesis lebih lanjut Bijih besi secara umum memiliki komposisi utama besi oksida (Fe 2O 3 dan Fe 3O 4), silikon oksida (SiO 2) serta unsur-unsur lain seperti Ni, Mg, Ca, Si, Cr dan Zn dengan kadar rendah [3]. Bijih Besi dengan kandungan Fe 2O 3 dapat didistribusikan secara luas dan merupakan sumber terpenting besi pada kondisi murni mengandung 70% besi dan sisanya mengandung silika dan aluminium serta sulfur dan fosfor dengan kandungan yang sangat rendah. Namun ada juga bijih besi kelas rendah dengan kandungan besi 20% - 40% berkadar silika tinggi, beberapa diantaranya telah berhasil ditambang [4]. Magnetit Magnetit adalah salah satu senyawa oksida besi dalam bentuk Fe 2O 3.FeO atau Fe 3O 4. Magnetit memiliki banyak manfaat terutama jika memiliki ukuran nanometer di antaranya: 1. Memiliki separasi gradien magnet yang tinggi 2. Sebagai teknologi Resonansi magnetik 3. Sebagai drug delivery 4. Sebagai agen reaktif pada biomolekul membran [5]. 5. Sebagai adsorben [6] tersebut mampu mereduksi zat warna 24,40% dengan kondisi awal zat warna 100 mg/l pada ph larutan 6 dengan jumlah magnetit 0,8 g/l selama 30 menit [8]. GAMBAR 2. Pola difraksi XRD pada magnetit [7,8] 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium material Fisika FMIPA ULM, dengan analisis XRD dan XRF dilakukan di laboratorium Material dan Laboratorium Mineral dan Material Maju FMIPA UM. Bahan yang dipakai adalah biji besi daerah Tanah Laut. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain SEM dan EDX, palu, magnet permanen, dan ayakan mesh. (a) GAMBAR 1. Struktur Magnetit [5] Penelitian tentang magnetit telah banyak dilakukan. Pembuatan nanopartikel magnetit dari pasir besi telah berhasil membuat superparamagnetik magnetit dengan rata-rata ukuran 12,6 nm dan magnetisasi saturasi 36,68 emu/g [7]. Sintesis magnetit Fe 3O 4 juga telah dilakukan untuk penghilang zat warna pada larutan. Magnetit yang dihasilkan memiliki ukuran rata-rata 5-20 nm dan magnetisasi saturasi sebesar 89,46 emu/g. Penelitian (b) GAMBAR 3. Sampel bijih besi (a) sebelum digerus, dan (b) setelah digerus Penelitian diawali dengan studi pustaka, pengambilan sampel, diteruskan dengan preparasi sampel di laboratorium. Sampel bijih 147
3 besi ditunjukkan seperti pada Gambar 3. Bijih tersebut dibersihkan dari pengotor yang menempel dengan menggunakan aquades. Setelah dicuci, dilanjutkan dengan mebuat serbuk besi dengan menggunakan palu dan mortar dan pastel. Bijih besi digerus hingga lewat ayakan 230 mesh.selanjutnya sampel dikarakterisasi. Uji karakterisasi bijih besi menggunakan XRF untuk melihat komposisi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil karakterisasi dengan XRF pada bijih besi ditunjukkan seperti pada Tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat nilai unsur Fe yang mencapai 99,04% dengan ratarata 98,23%. Kandungan unsur Fe yang ada pada bijih besi tersebut cukup besar dibandingkan dengan unsur logam lainnya. Biasanya keberadaan besi pada bijih besi berupa senyawa oksida. Bijih besi yang diuji juga mengandung unsur-unsur logam yang lain. Sebagai pembanding, kandungan besi yang ada di daerah Solok Selatan Sumatera Barat memiliki kandungan besi 87,5% [9], penelitian yang dilakukan oleh Septityana, dkk mendapatkan bahwa kandungan besi pada bijih besi sebesar 75,5% [10][11]. Penelitian Kumari, et al. (2010), bijih besi yang berasal dari Karnataka, India mengandung kadar besi sebesar Fe 63,84% [12], sedangkan Kecamatan Batu Licin, Kalimantan Selatan mengandung kadar Fe 56,6% [13]. Untuk Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur mengandung kadar besi sebesar Fe total 22,28 s.d 51,26 % [14]. TABEL 2. Kandungan unsur bijih besi Unsur Persentase atom (%) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Rerata Si P Ca Cr Mn Fe Ni Cu Br La Yb Zn Re Rb V Eu Sampel bijih besi yang dikarakterisasi masih banyak mengandung unsur lain selain besi. ada silikon (Si), fhosfor (P), kalsium (Ca), krom (Cr), mangan (Mn), nikel (Ni), tembaga (Cu), Brom (Br), lantanum (La), iterbium (Yb), seng (Zn), renium (Re), rubidium (Rb), vanadium (V), dan europium (Eu). Unsur silikon memiliki kandungan terbanyak dibanding unsur lain yang mencapai 0,82%. Banyaknya unsur logam lain dalam bijih besi menjadi kendala tersendiri untuk menghasilkan nanopartikel magnetik yang murni. Unsur-unsur tersebut bisa mengotori sifat nanopartikel magnetik yang dihasilkan. Namun, unsur-unsur logam lainnya memiliki kandungan yang sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Jenis oksida besi yang terdapat pada bijih besi dominan senyawa hematit Fe 2O 3. Gambar 148
4 6 menunjukkan pola difraksi XRD pada bijih besi sebagai fase hematit dengan ukuran kristal nm. Ini juga didukung warna yang ada pada sampel bijih besi merah kecoklatan. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil sintesis bijih besi tersebut. Bijih besi yang diberikan asam klorida (HCL) dan Sodium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan warna merah kecoklatan yang merupakan ciri dari hematit Fe 2O 3. Bijih besi yang diberikan HCL dan besi Fe 2+ akan menghasilkan Fe 3O 4 [15] GAMBAR 4. Pola difrasi XRD pada bijih besi Bijih besi+hcl+naoh GAMBAR 5. Sintesis bijih besi 4. KESIMPULAN Karakterisasi kandungan bijih besi berhasil dilakukan dengan unsur besi mencapai 99,04% dengan fase dominan hematit. Sampel bijih besi bisa dijadikan sebagai bahan baku magnetit nanopartikel dengan unsur pengotor kurang dari 1%. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Bijih besi+feso4 +HCL+NaOH Terima kasih kami ucapkan kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini. Penelitian ini masih dalam proses penyelesaian. 6. REFERENSI 1. T. Ishlah, POTENSI BIJIH BESI Indonesia Dalam Kerangka Pengembangan Klaster Industri Baja, B. Pardiarto, Tinjauan Rencana Pembangunan Industri Besi-Baja di Kalimantan Selatan, R. Cornell and U. Schwertmann, Less Common or Rare Iron Oxides in Iron Oxides in the Laboratory, Extended. Wiley VCH, E. Harianto, Studi Pemanfaatan Bijih Besi (Hematit dan magnetit Low Grade dan Grade di Indonesia Sebagai Bahan Baku Pembuatan Besi Co., in Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan, (2008). 5. L. Blaney, Magnetite (Fe 3O 4): Properties, Synthesis, and Applications, Lehigh Rev., vol. 15, pp (2007). 6. P. L. Hariani, M. Faizal, and D. Setiabudidaya, Synthesis and Properties of Fe 3O 4 Nanoparticles by Coprecipitation Method to Removal Procion Dye, Int. J. Environ. Sci. Dev., vol. 4, no. 3, pp (2013). 7. T. Rusianto, M. W. Wildan, K. Abraha, and K. Kusmono, Iron Sand as Renewable Resource for Production Magnetic Nano Particles Materials, in Engineering International Conference 2013 Proceeding, (2013). 8. H. El Ghandoor, H. M. Zidan, M. M. H. Khalil, and M. I. M. Ismail, Synthesis and Some Physical Properties of Magnetite (Fe 3O 4) Nanoparticles, Int. J. Electrochem. Sci., vol. 7, pp (2012). 9. R. Rantawulan, Karakterisasi Bijih Besi Alam Sebagai Bahan Baku Magnetit Pada Tinta Kering, K. D. Septityana, T. P. Rahman, W. Nugroho, R. Ikono, N. N. Maulana, and N. T. Rochman, Sintesis dan Karakterisasi Pigmen Hematit (α - Fe 2O 3) dari Bijih Besi Alam Melalui Metode Presipitasi, in Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, pp (2013). 11. K. D. Septityana, P. Priyono, N. T. Rochman, Yuswono, T. P. Rahman, D. W. Nugroho, R. Ikono, Nofrizal, and N. N. Maulana, Sintesis Dan Karakterisasi 149
5 Pigmen Hematit (Α - Fe 2O 3) Dari Bijih Besi Alam Melalui Metode Presipitasi, Youngster Phys. J., vol. 1, no. 4, pp (2013). 12. N. Kumari, A. Vidyadhar, J. Konar, and R.. Bhagat, Beneficiation Of Iron Ore Slimes From Karnataka Though Dispersion And Selective Flocculation, in Proceedings of the XI International seminar on Mineral Processing Technology (MPT-2010), pp (2010). 13. N. S. Ningrum, Uji Sulfidasi Biji Besi Kalimantan Selatan dan Ampas Pengolahan Tembaga PT. Freeport Indonesia Untuk Katalis Pencair Batu Bara, in Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, pp (2010). 14. W. Widodo, P. Bambang, and Sari, Model Keterdapatan Bijih Besi Di Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur, T. A. Kusumawati, Sintesis Nanopartikel Pigmen Oksida Besi Hitam (Fe 3O 4), Merah (Fe 2O 3) dan Kuning (FeOOH) Berbasis Pasir Besi Tulungagung, Universitas Negeri Malang,
Afdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang
KARAKTERISASI MAGNETIK BATUAN BESI DARI BUKIT BARAMPUANG, NAGARI LOLO, KECAMATAN PANTAI CERMIN, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT (MAGNETIC CHARACTERIZATION OF IRON STONE OF BARAMPUANG HILL, NAGARI LOLO,
Lebih terperinciJurnal Riset Sains dan Teknologi e-issn:
Jurnal Riset Sains dan Teknologi e-issn: 2549-9750 Volume 2 No. 1 Maret 2018 p-issn: 2579-9118 Karakterisasi Pasir Besi Alam Pantai Samudera Baru dan Pemanfaatannya sebagai Filler pada Sistem Penyaring
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL MAGNETIT (Fe 3 O 4 ) BERBASIS BATUAN BESI. Skripsi. Program Studi Fisika. Jurusan Fisika
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL MAGNETIT (Fe 3 O 4 ) BERBASIS BATUAN BESI Skripsi Program Studi Fisika Jurusan Fisika Diajukan Oleh: MELVIRA RAHMADANI 06 135 008 Kepada JURUSAN FISIKA FAKULTAS
Lebih terperinciPengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi
Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi Irfan Nursa*, Dwi Puryanti, Arif Budiman Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI
PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI Santi Dewi Rosanti, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI
KARAKTERISASI LIMBAH HASIL PEMURNIAN Fe 3 O 4 DARI BAHAN BAKU LOKAL PASIR BESI Tria Madesa 1, Yosef Sarwanto 1 dan Wisnu Ari Adi 1 1) Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND
PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND Oleh : Henny Dwi Bhakti Dosen Pembimbing : Dr. Mashuri, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Dibutuhkannya
Lebih terperinciMolekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: SINTESIS DAN KARAKTERISASI PIGMEN WARNA HITAM, MERAH DAN KUNING BERBAHAN DASAR PASIR BESI
Molekul, Vol. 10. No. 2. November 2015: 129-134 SINTESIS DAN KARAKTERISASI PIGMEN WARNA HITAM, MERAH DAN KUNING BERBAHAN DASAR PASIR BESI SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF BLACK, RED AND YELLOW PIGMENT
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi Pigmen Hematit (α-fe 2 O 3 ) dari Bijih Besi Alam Melalui Metode Presipitasi
Sintesis dan Karakterisasi Pigmen Hematit (α-fe 2 O 3 ) dari Bijih Besi Alam Melalui Metode Presipitasi Kukuh Dwi Septityana 1, Priyono 1, Yuswono 3,Tito Prastyo Rahman 2, Dwi Wahyu Nugroho 2, Radyum Ikono
Lebih terperinciPENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR
PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR Muhammad Ikhwanul Hakim 1,a, Andinnie Juniarsih 1, Iwan Setiawan 2 1 Jurusan Teknik Metalurgi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai dasar atau tambang pasir (quarry) di pegunungan, tetapi hanya beberapa saja pegunungan di Indonesia yang banyak mengandung
Lebih terperinci1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga
Ekstraksi Titanium Dioksida (TiO 2 ) Berbahan Baku Pasir Besi dengan Metode Hidrometalurgi Luthfiana Dysi Setiawati 1, Drs. Siswanto, M.Si 1, DR. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 2 1 Departemen Fisika, Fakultas
Lebih terperinciKARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT
KARAKTERISASI SIFAT MAGNET DAN KANDUNGAN MINERAL PASIR BESI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT Afdal & Lusi Niarti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 )
PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 ) Muhammad Ikhsan*, Dwi Puryanti, Arif Budiman Jurusan Fisika
Lebih terperinciPELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kebutuhan manusia disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan memberikan dampak negatif kepada lingkungan. Industrialisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan komponen utama di dalam pasir kuarsa yang terdiri dari unsur silikon dan oksigen, biasanya di temukan di alam pada pasir kuarsa,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab yang keempat ini mengulas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa pembahasannya. Hasil penelitian ini nantinya akan dipaparkan olahan data berupa grafik
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK Yuni Chairun Nisa 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil-hasil penelitian bidang nanoteknologi telah diaplikasikan diberbagai bidang kehidupan, seperti industri, teknologi informasi, lingkungan, pertanian dan kesehatan.
Lebih terperinciJurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dunia penelitian sains hari ini dapat dikatakan telah dan akan terus memberikan banyak perhatian pada bidang nanoteknologi. Karakternya yang unik membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partikel adalah unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yang sangat kecil dan berdimensi; materi yang sangat kecil, seperti butir pasir, elektron, atom, atau molekul;
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR MASTUKI NRP 1108 100 055 Pembimbing Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER Girindra Abhilasa dan Sungging
Lebih terperincipolutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup. Namun, kualitas air terus menurun karena pertumbuhan penduduk maupun industrialisasi yang menghasilkan
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015 EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM (Cr) DAN TEMBAGA (Cu) PADA BATUAN ULTRABASA DARI DESA PUNCAK MONAPA KECAMATAN LASUSUA KOLAKA UTARA MENGGUNAKAN LIGAN POLIEUGENOL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi terus mengalami perkembangan dengan semakin besar manfaat yang dapat dihasilkan seperti untuk kepentingan medis (pengembangan peralatan baru untuk
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Larutan Garam Klorida Besi dari Pasir Besi Hasil reaksi bahan alam pasir besi dengan asam klorida diperoleh larutan yang berwarna coklat kekuningan, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak dikembangkan penelitian tentang nanopartikel spinel ferrit. Hal ini dikarenakan bidang aplikasinya yang sangat luas yaitu dalam sistem penyimpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia tidak dapat lepas dari teknologi, seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka seiring dengan hal itu juga kebutuhan
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK MINERAL MAGNETIK PASIR BESI SISA PENDULANGAN EMAS DI KABUPATEN SIJUNJUNG SUMATERA BARAT
PENENTUAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK MINERAL MAGNETIK PASIR BESI SISA PENDULANGAN EMAS DI KABUPATEN SIJUNJUNG SUMATERA BARAT Suaibah Siregar, Arif Budiman Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciSTUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO
STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO IGA A RI H IMANDO 2710 100 114 D O SEN P E MBIMBING SUNGGING P INTOWA N T ORO,
Lebih terperinciJournal of Creativity Students
Journal of Creativity Students 1 (1) (2016) Journal of Creativity Students http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jcs Sintesis Nanopartikel Magnet Zn-Ferrite (Znfe2o4) Berbahan Dasar Pasir Besi Menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi memiliki jangkauan keilmuan yang bersifat interdisipliner. Satu bidang kajian terkait dengan bidang kajian lainnya. Sebagai contoh, ilmu fisika terkait
Lebih terperinciStudy Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi
LOGO Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi Nur Rosid Aminudin 2708 100 012 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST.,MT Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN MINERAL PASIR PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN XRF DAN XRD.
19 ANALISIS KANDUNGAN MINERAL PASIR PANTAI LOSARI KOTA MAKASSAR MENGGUNAKAN XRF DAN XRD Alimin 1,Maryono 2, dan Suriati Eka Putri 3 1,2,3 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material dan struktur fungsional dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi selalu dikaitkan
Lebih terperinciStudi Komposisi Fasa dan Sifat Kemagnetan Pasir Besi Pesisir Pantai Aceh yang Dipreparasi dengan Metode Mechanical Milling
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.04 No.1 Halaman 110 April 2014 Studi Komposisi Fasa dan Sifat Kemagnetan Pasir Besi Pesisir Pantai Aceh yang Dipreparasi dengan Metode Mechanical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopartikel merupakan suatu partikel dengan ukuran nanometer, yaitu sekitar 1 100 nm (Hosokawa, dkk. 2007). Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset pengolahan pasir besi di Indonesia saat ini telah banyak dilakukan, bahkan karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu terjadinya pencemaran lingkungan, seperti: air, tanah dan udara. Pencemaran lingkungan hidup, terutama logam berat
Lebih terperinciElektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciEFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI
EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI Oleh : Darmawan Prasetia, Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT MAGNETIK PASIR BESI SUNGAI BENGAWAN SOLO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO ABSTRAK
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT MAGNETIK PASIR BESI SUNGAI BENGAWAN SOLO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO Rizki Kusuma Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan menjadi masalah yang cukup serius khususnya dengan pemakaian logam berat di industri atau pabrik yang semakin pesat. Meningkatnya kegiatan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi
Lebih terperinciNO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL MIND MAPPING PADA MATERI LINGKARAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS JAMBI
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL MIND MAPPING PADA MATERI LINGKARAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Husni Sabil Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinci...ل لن سن اف ا ن ب ن ل باف د ل ل لللن
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat di alam. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7-5% pada kerak bumi.
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
UPJ 5 (2) (2016) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj Sintesis Pigmen Magnetik Copper Ferrite ( Menggunakan Metode Kopresipitasi ) Berbahan Dasar Pasir Besi Fandi Musthofa
Lebih terperinciAdsorpsi Logam Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair dengan Menggunakan Nanopartikel Magnetit (Fe 3 O 4 )
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 126 Oktober 2014 Adsorpsi Logam Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair dengan Menggunakan Nanopartikel
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciUJI SULFIDASI BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN DAN AMPAS PENGOLAHAN TEMBAGA PT. FREEPORT INDONESIA UNTUK KATALIS PENCAIRAN BATUBARA
UJI SULFIDASI BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN DAN AMPAS PENGOLAHAN TEMBAGA PT. FREEPORT INDONESIA UNTUK KATALIS PENCAIRAN BATUBARA Nining Sudini Ningrum Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral
Lebih terperinciSINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI
SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI EL INDAHNIA KAMARIYAH 1109201715 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciKARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT
KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT Vanessa I. Z. Nadeak 1, Suratman 2, Soesaptri Oediyani 3 [1]Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan
Lebih terperinciSINTESIS TINTA KERING (TONER) MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH) SISA PEMBAKARAN BATU BARA
SINTESIS TINTA KERING (TONER) MENGGUNAKAN BAHAN BAKU ABU RINGAN (FLY ASH) SISA PEMBAKARAN BATU BARA Faqihatul Ilmi 1, Siti Zulaikah, Nandang Mufti Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang 1 Email: ilmooo.sajooo@gmail.com
Lebih terperinciBAB 3 INDUSTRI BESI DAN BAJA
BAB 3 INDUSTRI BESI DAN BAJA Pengantar Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti sekarang. Kelimpahannya
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi rekayasa zat dalam skala nano selalu menjadi daya tarik di kalangan peneliti. Hal ini dikarenakan nanoteknologi akan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciKorosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.
JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,
Lebih terperinciErfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL MAGNET HIBRIDA BaFe 12 O 19 - Sm 2 Co 17 Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciISSN Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016
Pengaruh Konsentrasi NaOH pada Sintesis Nanosilika dari Sinter Silika Mata Air Panas Sentral, Solok Selatan, Sumatera Barat dengan Metode Kopresipitasi Hendro Susilo *, Ardian Putra, Astuti Laboratorium
Lebih terperinci22 Desember 2006 Telp. (022) , Faks. (022) s/d 21 Desember 2010 Lingkup Akreditasi
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-051-IDN Kimia Batuan dan mineral / Preparasi contoh SNI 13-3496-1994 bahan galian Clay mineral SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO, MgO, K 2 O, SNI 13-3608-1994
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset bidang material skala nanometer sangat pesat dilakukan di seluruh dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan uraian tentang permasalahan yang melatarbelakangi penelitian sintesis magnetit yang terlapis asam humat (Fe 3 O 4 -HA) dengan metode kopresipitasi sebagai adsorben
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Silikon dioksida merupakan elemen terbanyak kedua di alam semesta dari segi massanya setelah oksigen, yang paling banyak terdapat pada debu, pasir, platenoid dan planet
Lebih terperinciIdentifikasi Bijih Besi dengan Metode Geolistrik di Tanah Laut Deddy Yuliarman, Sri Cahyo Wahyono *, Sadang Husain
Identifikasi Bijih Besi dengan Metode Geolistrik di Tanah Laut Deddy Yuliarman, Sri Cahyo Wahyono *, Sadang Husain Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang tinggi, porositas yang
Lebih terperinciSintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-76 Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur Mastuki, Malik A Baqiya, dan Darminto Fisika, Fakultas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dalam bidang rekayasa material. Salah satu komposit yang banyak dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan nanoteknologi telah mendapat perhatian besar dari para ilmuwan dan peneliti. Nanoteknologi secara umum dapat didefinisikan sebagai teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciBAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September
BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk
Lebih terperinciPENENTUAN TINGKAT KEMAGNETAN DAN INDUKSI MAGNETIK TOTAL ENDAPAN PASIR LAUT PANTAI PADANG SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x
Lebih terperinciPROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH Eko Sulistiyono*, F.Firdiyono dan Ariyo Suharyanto Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciPreparasi Ion Cu Yang Didukung Oleh ZnAl 2 O 4
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Preparasi Ion Cu Yang Didukung Oleh ZnAl 2 O 4 * Eka Angasa, Ghufira, Sal Prima Yudha S, Devi Ratnawati, Keny Serarety, Albert DW Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Komposisi Bahan Hasil uji komposisi menunjukan bahwa material piston bekas mempunyai unsur paduan utama 81,60% Al dan 13,0910% Si. Adapun hasil lengkap pengujian
Lebih terperinciENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR
ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pilihan Teknologi Nano Oleh : Nama : Dwi Tri
Lebih terperinciPENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN
PENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Raisa Kusuma Dewi 1, Totok Wianto 2 dan Sri Cahyo Wahyono 2 ABSTRACT: Ajung Village District of
Lebih terperinciIdentifikasi Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger Di Kabupaten Tanah Laut
Jurnal Fisika FLUX Volume 13, Nomor 2, Agustus 2016 ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online) http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/ Identifikasi Bijih Besi Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger
Lebih terperinciSINTESIS NANOPARTIKEL SILIKA DARI PASIR PANTAI PURUS PADANG SUMATERA BARAT DENGAN METODE KOPRESIPITASI
SINTESIS NANOPARTIKEL SILIKA DARI PASIR PANTAI PURUS PADANG SUMATERA BARAT DENGAN METODE KOPRESIPITASI Rahma Hayati, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus UNAND Limau Manih, Pauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi utama berupa mineral-mineral aluminium hidroksida seperti gibsit,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bauksit adalah material yang berupa tanah atau batuan yang tersusun dari komposisi utama berupa mineral-mineral aluminium hidroksida seperti gibsit, buhmit dan diaspor.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut
Lebih terperinciPenentuan Komposisi Serta Suhu Kalsinasi Optimum CaO Dari Batu Kapur Kecamatan Banawa
Penentuan Komposisi Serta Suhu Kalsinasi Optimum CaO Dari Batu Kapur Kecamatan Determining The Composition and Optimum Calcination Temperature of CaO of Limestone Akbar Suhardin *), M. Syahrul Ulum, Darmawati
Lebih terperinciPEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG
PEMETAAN NILAI SUSEPTIBILITAS MAGNETIK PADA TOP SOIL SEBAGAI INDIKATOR PENYEBARAN LOGAM BERAT DI SEKITAR JALAN SOEKARNO-HATTA MALANG Silvia Candra Wahyuni Universitas Negeri Malang E-mail: silvia.candra@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI
PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI EFFECT OF PEG-2000 ON X-RAY DIFFRACTION PATTERNS OF Fe 3 O 4 PARTICLES WERE SYNTHESIZED WITH
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PADUAN LOGAM OKSIDA FE 2 O 3 DAN SLAG NIKEL
ANALISIS KARAKTERISTIK PADUAN LOGAM OKSIDA FE 2 O 3 DAN SLAG NIKEL Wilson Jefriyanto Pendidikan Fisika Universitas Kristen Indonesia Toraja email: wjefriyanto@ukitoraja.ac.id ABSTRAK Telah dilakukan studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Spesimen Dalam melakukan penelitian uji dilaboratorium bahan teknik Universitas Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian
Lebih terperinci