KATA PENGANTAR. Semoga dengan tersusun Peraturan Organisasi, pengelolaan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia bisa lebih berkualitas dan transparan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Semoga dengan tersusun Peraturan Organisasi, pengelolaan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia bisa lebih berkualitas dan transparan."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya, Peraturan Organisasi yang dibahas dalam forum Rapat Kerja Nasional pada tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi selesai disusun dan disempurnakan penulisannya. Peraturan Organisasi ini sebagian merupakan bentuk penyempurnaan Peraturan Organisasi yang ditetapkan pada tahun Kami mengucapkan terima kasih pada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyempurnaan ini, baik sebelum atau sesudah pelaksanaan Rapat Kerja Nasional Semoga dengan tersusun Peraturan Organisasi, pengelolaan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia bisa lebih berkualitas dan transparan. Jakarta, Mei 2015 Tim Penyusun

3 KATA SAMBUTAN KETUA UMUM Alhamdulillahirobbil Alamin, pada RAKERNAS dan PIT 2015 di Bukittinggi dapat disetujui sejumlah Pedoman Organisasi yang merupakan tata cara dan prosedur yang harus ditempuh dan ditaati oleh para Pengurus IAI disegala lini. Proses pembahasan Peraturan Organisasi telah melalui tahapan diskusi yang panjang yang dimulai dari gagasan yang terjadi di lapangan yang diakomodir oleh Pengurus Daerah kemudian dibahas lagi oleh tim Ad Hoc yang terdiri dari Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah. Sehingga semestrinya Peraturan Organisasi ini adalah merupakan jawaban dari masalah-masalah yang dihadapi oleh teman-teman Pengurus Cabang. Sesuai dengan strategi organisasi yang dicanangkan oleh Pengurus Pusat yaitu yang salah satunya adalah peningkatan kualitas organisasi, maka hendaknya Peraturan Organisasi ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi pengurus maupun anggota yang memerlukannya. Kepada pengurus hendaknya dapat mematuhi Pedoman Organisasi ini dengan tanpa ditambah-tambah dengan hal-hal yang mempersulit anggota, karena memang fokus utama kita di dalam melayani anggota berprinsip service excellent yaitu memberikan pelayanan terbaik bagi anggota. Pada saat RAKENAS dan PIT 2015 pengurus Pusat telah mencanangkan Gerakan RUTOT (Rubah Total) wajah Pengurus IAI menjadi lebih ramah, lebih cepat, lebih terjangkau di dalam melayani anggotanya. Sehingga semua pelayanan kepada anggota yang meliputi pelayanan terhadap administrasi, peningkatan kompetensi dan pelayanan bantuan advokasi hokum semuanya harus dipermudah. Akhirnya mari kita wujudkan kerja organisasi IAI yg berpihak anggota dimanapun mereka berada. kepada Wassalmu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Jakarta, Juli 2015 Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt Ketua Umum

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar Kata Sambutan Daftar Isi 1. Peraturan Organisasi No.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Registrasi Anggota 2. Peraturan Organisasi No.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Iuran Anggota 3. Peraturan Organisasi No.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Kartu Tanda Anggota 4. Peraturan Organisasi No.004/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Penghentian Keanggotaan 5. Peraturan Organisasi No.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Rekomendasi Ijin Praktik dan Kerja 6. Peraturan Organisasi No.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Mutasi Anggota 7. Peraturan Organisasi No.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Himpunan Seminat 8. Peraturan Organisasi No.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Tugas dan Wewenang Pengurus 9. Peraturan Organisasi No.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Tata Kelola Organisasi Tim Penyusun

5 1 PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG REGISTRASI ANGGOTA

6 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG REGISTRASI ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota dalam pelaksanaan registrasi keanggotaan telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.001/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Registrasi Anggota, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. Pertama Hal 1 dari 2 - PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota

7 Pertama : Peraturan Organisasi tentang Registrasi Anggota secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua : Peraturan Organisasi tentang Registrasi Anggota ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.001/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Registrasi Anggota dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota

8 Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. PERATURAN ORGANISASI TENTANG REGISTRASI ANGGOTA A. KETENTUAN UMUM 1. Setiap Apoteker berhak untuk menjadi Anggota Ikatan Apoteker Indonesia. 2. Keanggotaan Apoteker ditentukan berdasarkan daerah tempat praktik/kerja kefarmasian dilaksanakan. 3. Nomor keanggotaan Ikatan Apoteker Indonesia bersifat unik, tunggal, tetap dan nasional. 4. Registrasi Anggota ditujukan bagi : a. Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi apoteker b. Apoteker yang belum terdaftar sebagai anggota 5. Proses Registrasi Anggota dapat dilakukan secara online. 6. Registrasi Anggota tidak berlaku bagi Apoteker yang sedang dalam proses pidana atau sedang terkena sanksi organisasi. B. REGISTRASI ANGGOTA YANG BARU LULUS PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Permohonan Keanggotaan ditujukan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Daerah dimana Perguruan Tinggi Farmasi berada secara kolektif oleh Perguruan Tinggi Farmasi bersangkutan. 2. Permohonan Registrasi Anggota dilakukan dengan mengisi Formulir Permohonan Registrasi Anggota dengan melampirkan : a. Fotokopi Ijazah Pendidikan Program Profesi Apoteker yang dilegalisir b. Fotokopi Surat Sumpah Apoteker yang dilegalisir c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk d. Pas Photo berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar e. Surat Pernyataan akan mematuhi Kode Etik & Disiplin Profesi Apoteker, Peraturan Organisasi serta Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian. f. Bukti Pembayaran Uang Pangkal dan Iuran Tahunan Anggota sesuai ketentuan berlaku. 3. Pengurus Daerah mengajukan permintaan nomor keanggotaan kepada Pengurus Pusat menggunakan Formulir Permohonan Nomor Anggota yang di isi secara lengkap dan dikirimkan dalam bentuk file soft copy. Hal 1 dari 3

9 Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. 4. Pengurus Pusat mengembalikan Formulir Permohonan Nomor Anggota yang sudah berisikan Nomor Registrasi Anggota ke Pengurus Daerah dalam bentuk file soft copy. 5. Proses Permohonan Registrasi Anggota diselesaikan dalam waktu paling lama 12 hari kerja terhitung dari mulai berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah 6. Apabila dalam waktu 12 hari kerja sejak dinyatakan lengkap belum diregistrasi oleh Daerah, maka yang bersangkutan dinyatakan telah teregistrasi. 7. Berkas permohonan yang tidak lengkap akan dikembalikan oleh Pengurus Daerah melalui Perguruan Tinggi Farmasi bersangkutan untuk dilengkapi. 8. Setiap Calon Anggota wajib mengikuti Pembinaan Organisasi yang dilakukan oleh Pengurus Daerah setempat sesuai Peraturan Organisasi tentang Pembinaan Organisasi. C. REGISTRASI ANGGOTA YANG BELUM TERDAFTAR 1. Bagi Apoteker yang belum terdaftar sebagai anggota dapat mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang untuk diteruskan ke Pengurus Daerah sesuai tempat dilaksanakan pekerjaan/praktik kefarmasian. 2. Permohonan Registrasi Anggota dilakukan dengan mengisi Formulir Permohonan Registrasi Anggota dengan melampirkan : a. Fotokopi Ijazah Pendidikan Program Profesi Apoteker yang dilegalisir b. Fotokopi Surat Sumpah Apoteker yang dilegalisir c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk d. Pas Photo berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar e. Surat Pernyataan akan mematuhi Kode Etik & Disiplin Profesi Apoteker, Peraturan Organisasi serta Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian. f. Bukti Pembayaran Uang Pangkal dan Iuran Tahunan Anggota sesuai ketentuan berlaku. 3. Pengurus Daerah mengajukan permintaan nomor keanggotaan kepada Pengurus Pusat menggunakan Formulir Permohonan Nomor Anggota yang di isi secara lengkap dan dikirimkan dalam bentuk file soft copy. 4. Pengurus Pusat mengembalikan Formulir Permohonan Nomor Anggota yang sudah berisikan Nomor Registrasi Anggota ke Pengurus Daerah dalam bentuk file soft copy. 5. Proses Permohonan Registrasi Anggota diselesaikan dalam waktu paling lama 12 hari kerja terhitung dari mulai berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah. 6. Apabila dalam waktu 12 hari kerja sejak dinyatakan lengkap belum diregistrasi oleh Daerah, maka yang bersangkutan dinyatakan telah teregistrasi. Hal 2 dari 3

10 Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. 7. Berkas permohonan yang tidak lengkap akan dikembalikan oleh Pengurus Daerah ke anggota bersangkutan melalui Pengurus Cabang setempat untuk dilengkapi. D. SURAT KETERANGAN KEANGGOTAAN (SKK) 1. SKK diberikan kepada anggota yang telah melakukan pendaftaran menjadi anggota. 2. SKK diberikan setelah permohonan dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah 3. SKK tersebut dipergunakan untuk mengambil KTA. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 3 dari 3

11 Lampiran. PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. FORMULIR REGISTRASI KEANGGOTAAN Kepada Yth. Ketua Umum PP IAI cq. Ketua PD IAI (isi dengan huruf kapital) Bersama ini saya mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Ikatan Apoteker Indonesia dengan data sebagai berikut : Nama Lengkap Gelar Tempat, Tgl lahir - - Nomor KTP Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Agama Alamat (sesuai KTP) Handphone Asal PTF Tahun Lulus Tempat Praktik/ Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi 1. Nama Alamat No. Ijazah Profesi (Tanggal-Bulan-Tahun) Kerja/ Jabatan Apoteker Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping Lainnya Dinas 2. Nama Alamat Jabatan Apoteker Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping Lainnya 3. Nama Alamat Jabatan Apoteker Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping Lainnya Sebagai kelengkapan permohonan terlampir: 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Ijazah Pendidikan Program Profesi Apoteker yang dilegalisir 3. Fotokopi Surat Sumpah Apoteker yang dilegalisir 4. Pas Photo berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar 5. Surat Pernyataan mematuhi Kode Etik & Disiplin Profesi Apoteker, Peraturan Organisasi serta Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian. 6. Bukti Pembayaran Uang Pangkal dan Iuran Tahunan Anggota sesuai ketentuan berlaku. Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih..,.. (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, lembar pertama untuk pengurus

12 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR REGISTRASI KEANGGOTAAN (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan registrasi keanggotaan atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Ijazah Pendidikan Program Profesi Apoteker yang dilegalisir 3. Fotokopi Surat Sumpah Apoteker yang dilegalisir 4. Pas Photo berwarna ukuran 2x3 sebanyak 3 lembar 5. Surat Pernyataan mematuhi Kode Etik & Disiplin Profesi Apoteker, Peraturan Organisasi serta Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kefarmasian. 6. Bukti Pembayaran Uang Pangkal dan Iuran Tahunan Anggota sesuai ketentuan berlaku..,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... lembar kedua untuk pendaftar

13 Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. Contoh SURAT PERNYATAAN MEMATUHI KODE ETIK DAN PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama Lengkap :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) :... Dengan ini menyatakan: Saya telah mempelajari dan memahami Kode Etik Dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia. 2. Saya akan mematuhi dan melaksanakan Kode Etik Dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia dengan baik dan benar, dalam rangka menjaga dan memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dimanapun saya melaksanakan praktik profesi saya. 3. Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari siapapun. Demikianlah pernyataan ini saya buat untuk saya laksanakan dengan sepenuh hati....,... Kota tempat membuat pernyataan, tanggal-bulan-tahun. Yang membuat pernyataan, MATERAI Rp

14 Nomor : PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota CONTOH SURAT KETERANGAN KEANGGOTAAN KOP SURAT PENGURUS DAERAH SURAT KETERANGAN KEANGGOTAAN Nomor : Ket-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun (Contoh : Nomor : Ket-007/PD IAI/Sulawesi Utara/V/2015) Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah..., dengan ini menerangkan bahwa : Nama :... No.Anggota :... (dari PP IAI) Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Telah terdaftar sebagai anggota Ikatan Apoteker Indonesia. Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya dan harap diserahkan kembali saat pengambilan Kartu Tanda Anggota. Ketua,...,... PENGURUS DAERAH... Sekretaris, NA. NA. Catt : NA = Nomor Anggota

15 Lampiran. PO.001/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Registrasi Anggota. FORMULIR PERMOHONAN NOMOR KEANGGOTAAN Pemohon : Pengurus Daerah. No. No.Keanggotaan (di isi oleh PP IAI) Nama Lengkap Gelar Tempat lahir Tgl lahir Nomor KTP Jenis Kelamin Agama dst Alamat Lengkap (sesuai KTP) Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Handphone Asal PTF Tahun Lulus No.Ijazah Tempat Praktik/Kerja (1) Tempat Praktik/Kerja (2) Nama Aalamat Sebagai Nama Alamat Sebagai Tempat Praktik/Kerja (3) Nama Alamat Sebagai, Ketua PD IAI.

16 2 PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG IURAN ANGGOTA

17 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG IURAN ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penguatan organisasi untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.002/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Iuran Tahunan Anggota, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota. Pertama Hal 1 dari 2 - PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota

18 Pertama Kedua : Peraturan Organisasi tentang Iuran Anggota secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. : Peraturan Organisasi tentang Iuran Anggota ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.002/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Iuran Tahunan Anggota dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota

19 Nomor : PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota PERATURAN ORGANISASI TENTANG IURAN ANGGOTA 1. Iuran Anggota terdiri dari : a. Uang Pangkal dan b. Iuran Tahunan 2. Uang pangkal adalah iuran yang dibayarkan hanya satu kali oleh anggota sewaktu pertama kali mendaftar sebagai anggota ke Pengurus Daerah setempat, sebesar Rp (lima puluh ribu rupiah) 3. Iuran tahunan bagi apoteker yang baru lulus dari perguruan tinggi farmasi untuk satu tahun pertama sebesar Rp ,- (Seratus dua puluh ribu rupiah), dan untuk tahun selanjutnya sesuai ketentuan. 4. Iuran Tahunan adalah iuran wajib bagi setiap anggota yang dibayarkan melalui Pengurus Daerah setempat Rp (Dua ratus empat puluh ribu rupiah) per tahun dan akan ditinjau kembali secara periodik. 5. Teknis penarikan iuran tahunan diatur oleh pengurus daerah masing-masing. 6. Pengalokasian Iuran Tahunan kepada masing-masing Pengurus dilakukan oleh Pengurus Daerah. 7. Besaran alokasi Iuran Tahunan untuk masing-masing Pengurus adalah sebagai berikut : a. Pengurus Pusat sebesar 10% (sepuluh persen) b. Pengurus Daerah sebesar 40% (empat puluh persen) c. Pengurus Cabang sebesar 50% (lima puluh persen) 8. Apabila apoteker yang baru lulus dari perguruan tinggi farmasi melakukan mutasi ke propinsi lain pada tahun pertama, maka iuran tahunan sebagaimana poin 4 diatas di alokasikan 50% (lima puluh persen) untuk Pengurus Daerah asal dan 50% (lima puluh persen) untuk Pengurus Daerah tujuan sesuai proporsi sebagaimana yang dimaksud pada poin Pengurus Daerah menyampaikan Laporan Penarikan dan Distribusi Iuran Tahunan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sekali kepada Pengurus Pusat dan Tembusan kepada Pengurus Cabang. 10. Bagi anggota yang lalai dalam membayar Iuran Tahunan akan dikenakan sanksi. Ditetapkan.. Hal 1 dari 2

20 Nomor : PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2

21 Nomor : PO.002/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Iuran Anggota Format Laporan Penarikan & Distribusi Iuran Tahunan Laporan Penarikan & Distribusi Iuran Tahunan Pengurus Daerah Periode Laporan : Bulan. Tahun. s/d Bulan.. Tahun. No. Nomor Keanggotaan Nama Anggota dst Catt : Terlampir bukti setor ke rekening Pengurus Pusat dan masing-masing Pengurus Cabang Periode Penarikan & Nominal Nominal Distribusi (Rp) Bulan Tahun Bulan Tahun Nominal (Rp) PP (10%) PD (40%) PC (50%) Nama PC Tanggal Transfer, Ketua PD IAI.

22 3 PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG KARTU TANDA ANGGOTA

23 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG KARTU TANDA ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota dalam pembuatan Kartu Tanda Anggota telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.003/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Kartu Tanda Anggota, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota. Pertama Hal 1 dari 2 - PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota

24 Pertama Kedua : Peraturan Organisasi tentang Kartu Tanda Anggota secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. : Peraturan Organisasi tentang Kartu Tanda Anggota ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.003/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Kartu Tanda Anggota dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota

25 Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota PERATURAN ORGANISASI TENTANG KARTU TANDA ANGGOTA 1. Setiap anggota yang telah terdaftar berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota 2. Kartu Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pengurus Daerah dengan masa berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya. 3. Format Kartu Tanda Anggota dan Nomor Registrasi Anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat. 4. Nomor Anggota merupakan nomor yang diberikan oleh Pengurus Pusat dan bersifat tetap untuk setiap Anggota sebagai bukti keanggotaan, 5. Pemberian Nomor Anggota terdiri dari 12 angka dengan rincian : a. Delapan angka di awal menunjukkan masing-masing 2 digit tanggal, 2 digit bulan dan 4 digit tahun kelahiran b. Enam angka di akhir menunjukkan nomor urut nasional 6. Proses pembuatan Kartu Tanda Anggota diselesaikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung dari berkas permohonan dinyatakan lengkap oleh Pengurus Daerah setempat 7. Kartu Tanda Anggota harus dikembalikan kepada Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang apabila yang bersangkutan berhenti menjadi anggota, dikarenakan : a. Mengundurkan diri dari Keanggotaan b. Terkena sanksi Organisasi Profesi 8. Pengurus Daerah memberikan Laporan Pengembalian Kartu Tanda Anggota setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Pengurus Pusat. PENGURUS PUSAT Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 1 dari 1

26 5,5 cm 5,5 cm Lampiran Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota Tampak Depan FORMAT KARTU TANDA ANGGOTA Nama 8,5 cm Logo IAI : Prof. Dr. Mangku Broto, Apt. No. Anggota : Masa Berlaku : 10/14 Alamat : Jalan Dahlia Raya No. 312 Bubulak Bogor Jawa Barat Tulisan : Ikatan Apoteker Indonesia (tipe huruf = Futura Md BT Bold) The Indonesian Pharmacists Association (tipe huruf = Futura Md BT Medium) Warna emas dengan garis Warna Background : Merah Tulisan : Kartu Tanda Anggota (tipe huruf = Futura Md BT Bold dan berwarna Hitam) Bingkai Warna Emas Tempat Foto (Background Merah), Ukuran : Tinggi 2,50 cm dan Lebar 2 cm Tulisan : Nama, No. Anggota, Masa Berlaku dan Alamat = tipe huruf Arial Bold 3 Buah Logo IAI Samar (Sebagai tambahan Background) Warna Background : Silver/Perak dan bermotif Tampak Belakang 8,5 cm Logo IAI I K A T A N A P O T E K E R I N D O N E S I A (The Indonesian Pharmacist Association) Drs. Slamet R, Apt. Ketua PD.. PENGURUS DAERAH ALAMAT PENGURUS DAERAH. Drs. Sugeng M., Apt. Sekretaris PD. Warna Background : Silver/Perak dan bermotif Tipe tulisan : Arial Black Bold Warna Hitam Tipe tulisan : Futura Lt BT Bold Warna Hitam

27 Nomor : PO.003/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Kartu Tanda Anggota CONTOH LAPORAN PENGEMBALIAN KTA No : B2-000/PD IAI/Nama Propinsi/bulan/tahun (contoh: B2-006/PD IAI/Kalimantan Selatan/V/2015) Lamp : - Hal : Laporan Pengembalian KTA Kepada Yth. Ketua Umum PP IAI di JAKARTA KOP SURAT PENGURUS DAERAH Bersama ini kami laporkan data pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) dari Pengurus Daerah periode bulan tahun sampai dengan bulan. tahun.. dengan rincian sebagai berikut : No dst No.KTA Nama Pemilik Alasan Pengembalian Mengundurkan Terkena diri sanksi Ketua,..,. PENGURUS DAERAH Sekretaris, NA. NA. Catt : NA = Nomor Anggota Hal 1 dari 1

28 4 PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENGHENTIAN KEANGGOTAAN

29 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENGHENTIAN KEANGGOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.004/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Penghentian Keanggotaan, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Penghentian Keanggotaan. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Penghentian Keanggotaan. Pertama Hal 1 dari 2 - PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Penghentian Keanggotaan

30 Pertama : Peraturan Organisasi tentang Penghentian Keanggotaan secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua : Peraturan Organisasi tentang Penghentian Keanggotaan ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.004/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Penghentian Keanggotaan dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Penghentian Keanggotaan

31 Nomor : PO.004/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Penghentian Keanggotaan PERATURAN ORGANISASI TENTANG PENGHENTIAN KEANGGOTAAN 1. Keanggotaan seorang Apoteker dalam Ikatan Apoteker Indonesia berhenti apabila : a. Atas permintaan sendiri atau b. Diberhentikan karena terkena sanksi organisasi atau c. Meninggal Dunia. 2. Permohonan pengajuan pengunduran diri sesuai poin a ditujukan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah setempat. 3. Kewenangan menghentikan keanggotaan seorang Apoteker dalam Ikatan Apoteker Indonesia sebagaimana pada poin b adalah Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia setelah mendapat pertimbangan dari Majelis Pembina Etik dan Disiplin Apoteker Pusat. PENGURUS PUSAT Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 11 dari 1

32 5 PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA

33 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota dalam pemberian rekomendasi ijin praktik atau kerja telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.007/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja. Pertama Hal 1 dari 2 - PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja

34 Pertama Kedua : Peraturan Organisasi tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. : Peraturan Organisasi tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.007/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Rekomendasi Ijin Praktek atau Kerja dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja

35 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA A. KETENTUAN UMUM 1. Rekomendasi ijin praktik/kerja hanya diberikan kepada Apoteker anggota Ikatan Apoteker Indonesia. 2. Permohonan rekomendasi ijin praktik/kerja oleh anggota ditujukan kepada Pengurus Cabang setempat dimana praktik/pekerjaan kefarmasian akan dilaksanakan. 3. Surat Rekomendasi ijin praktik/kerja ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dimana Pengurus Cabang tersebut berada dan memberikan tembusan kepada Pengurus Daerah sebagai laporan. 4. Setiap permohonan rekomendasi ijin praktik/kerja dikenakan biaya sebesar Rp , (lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp , (seratus ribu rupiah). 5. Surat rekomendasi ijin praktik/kerja yang tidak dipergunakan harus dikembalikan kepada Pengurus Cabang yang menerbitkannya selambatlambatnya 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat tersebut. 6. Surat rekomendasi ijin praktik/kerja khusus yang terkait dengan ketersediaan tenaga Apoteker pada daerah tertentu, dikoordinasikan oleh pengurus cabang dengan pemerintah daerah setempat. 7. Proses permohonan rekomendasi ijin praktik/kerja dapat dilakukan secara online. 8. Penerbitan rekomendasi oleh pengurus cabang diselesaikan dalam waktu paling lama 15 (lima belas hari) hari sejak berkas diterima dengan persyaratan telah lengkap. B. REKOMENDASI IJIN PRAKTIK SEBAGAI APOTEKER PENANGGUNG JAWAB DI APOTEK/KLINIK Pemohon mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja dengan melampirkan : 1. Fotokopi KTA atau SKK yang masih berlaku 2. Fotokopi KTP atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan tempat praktik/kerja 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, Hal 1 dari 6

36 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi. 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain. 7. Surat ijin/rekomendasi atasan bagi apoteker yang akan praktik pada Apotek/ Klinik di luar waktu pekerjaan utamanya, 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Daerah dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota luar propinsi). 9. Surat Keterangan Mutasi dari Pengurus Cabang asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Cabang dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota dalam satu propinsi) 10. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai (bagi Apoteker yang praktik/kerja di sarana kefarmasian milik pemerintah/korporasi). 11. Surat Pernyataan Kepemilikan sarana bermaterai cukup (bagi Apoteker dengan modal milik sendiri) 12. Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Investor (bagi Apoteker dengan modal milik pihak lain/investor) 13. Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Pimpinan Klinik (bagi pemohon sebagai Apoteker Penanggung Jawab Klinik) 14. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) C. REKOMENDASI IJIN PRAKTIK SEBAGAI APOTEKER PENDAMPING DI APOTEK/KLINIK Pemohon mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja dan melampirkan : 1. Fotokopi KTA atau SKK yang masih berlaku 2. Fotokopi KTP atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan tempat praktik/kerja 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir. 5. Fotokopi SIPA Pendamping dari tempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) Hal 2 dari 6

37 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja 6. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi. 7. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain. 8. Surat ijin/rekomendasi atasan bagi apoteker yang akan praktik pada Apotek/ Klinik di luar waktu pekerjaan utamanya. 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Daerah dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota luar propinsi). 10. Surat Keterangan Mutasi dari Pengurus Cabang asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Cabang dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota dalam satu propinsi) 11. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai (bagi Apoteker yang praktik/kerja di sarana kefarmasian milik pemerintah/korporasi). 12. Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat 13. Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) 14. Surat Pengantar dari Pengurus Cabang asal pemohon (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga di daerah perbatasan antara kabupaten/kota atau propinsi) D. REKOMENDASI IJIN PRAKTIK SEBAGAI APOTEKER PENANGGUNG JAWAB DI RUMAH SAKIT / PUSKESMAS Pemohon mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja dan melampirkan : 1. Fotokopi KTA atau SKK yang masih berlaku 2. Fotokopi KTP atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan tempat praktik/kerja 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi. 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain. Hal 3 dari 6

38 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja 7. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Daerah dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota luar propinsi). 8. Surat Keterangan Mutasi dari Pengurus Cabang asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Cabang dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota dalam satu propinsi) 9. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan rumah sakit / puskesmas. 10. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) E. REKOMENDASI IJIN PRAKTIK SEBAGAI APOTEKER PENDAMPING DI RUMAH SAKIT / PUSKESMAS Pemohon mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja dan melampirkan : 1. Fotokopi KTA atau SKK yang masih berlaku 2. Fotokopi KTP atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan tempat praktik/kerja 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir. 5. Fotokopi SIPA Pendamping dari tempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) 6. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi. 7. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain. 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Daerah dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota luar propinsi). 9. Surat Keterangan Mutasi dari Pengurus Cabang asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Cabang dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota dalam satu propinsi) 10. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan rumah sakit / puskesmas. 11. Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat Hal 4 dari 6

39 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja 12. Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) 13. Surat Pengantar dari Pengurus Cabang asal pemohon (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga di daerah perbatasan antara kabupaten/kota atau propinsi) F. REKOMENDASI IJIN KERJA DI INDUSTRI FARMASI (OBAT/OBAT TRADISIONAL/KOSMETIKA) / PEDAGANG BESAR FARMASI Pemohon mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja dan melampirkan : 1. Fotokopi KTA yang masih berlaku 2. Fotokopi KTP atau Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan sesuai dengan tempat praktik/kerja 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir, 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi. 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain. 7. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Daerah dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota luar propinsi). 8. Surat Keterangan Mutasi dari Pengurus Cabang asal anggota, yang ditujukan ke Pengurus Cabang dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari Kabupaten/Kota dalam satu propinsi) 9. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan perusahaan. 10. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 11. Surat perjanjian kerja antara Pimpinan perusahaan dan apoteker dengan menggunakan materai Ditetapkan Hal 5 dari 6

40 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 6 dari 6

41 Lampiran. PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Apotek / Klinik Bersama ini saya mengajukan permohonan rekomendasi ijin praktik dengan data sebagai berikut : A. Data Pemohon Nomor KTP No.KTA Nama Lengkap Gelar (Tanggal-Bulan-Tahun) Tempat, Tgl lahir - - Alamat (sesuai KTP) Handphone No.STRA Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Masa Berlaku s/d - - No.Sertifikat Kompetensi Masa Berlaku s/d - - B. DATA SARANA KEFARMASIAN Nama Sarana Alamat lengkap Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA Jenis Sarana Apotek Klinik Status Kepemilikan Milik Sendiri Milik Pihak Lain Sebagai Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping Sebagai kelengkapan permohonan terlampir : 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat ijin/rekomendasi atasan ( bagi apoteker yang akan praktik pada Apotek/ Klinik di luar waktu pekerjaan utamanya ) 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 1

42 10. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai (bagi Apoteker yang praktik/kerja di sarana kefarmasian milik pemerintah/korporasi) 11. Surat Pernyataan Kepemilikan bermaterai cukup (bagi Apoteker dengan modal milik sendiri) 12. Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Investor (bagi Apoteker dengan modal milik pihak lain/investor) 13. Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Pimpinan Klinik (bagi pemohon sebagai Apoteker Penanggung Jawab Klinik) 14. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 15. Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat (bagi permohonan sebagai Apoteker Pendamping) 16. Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih..,.. (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, lembar pertama untuk pengurus 2

43 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan rekomendasi atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat ijin/rekomendasi atasan ( bagi apoteker yang akan praktik pada Apotek/ Klinik di luar waktu pekerjaan utamanya ) 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 10 Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai (bagi Apoteker yang praktik/kerja di sarana kefarmasian milik pemerintah/korporasi) 11 Surat Pernyataan Kepemilikan bermaterai cukup (bagi Apoteker dengan modal milik sendiri) 12 Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Investor (bagi Apoteker dengan modal milik pihak lain/investor) 13 Akte Notaris Perjanjian Kerjasama dengan Pimpinan Klinik (bagi pemohon sebagai Apoteker Penanggung Jawab Klinik) 14 Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 15 Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat (bagi permohonan sebagai Apoteker Pendamping) 16 Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga).,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... lembar kedua untuk pemohon 3

44 Lampiran. PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Rumah Sakit / Puskesmas Bersama ini saya mengajukan permohonan rekomendasi ijin praktik dengan data sebagai berikut : A. Data Pemohon Nomor KTP No.KTA Nama Lengkap Gelar (Tanggal-Bulan-Tahun) Tempat, Tgl lahir - - Alamat (sesuai KTP) Handphone No.STRA Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Masa Berlaku s/d - - No.Sertifikat Kompetensi Masa Berlaku s/d - - B. DATA SARANA KEFARMASIAN Nama Sarana Alamat lengkap Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA Jenis Sarana Rumah Sakit Puskesmas Sebagai Apoteker Penanggung Jawab Apoteker Pendamping Sebagai kelengkapan permohonan terlampir : 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan Rumah Sakit / Puskesmas 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 10. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 1

45 11. Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat (bagi permohonan sebagai Apoteker Pendamping) 12. Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga) Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih. (di isi oleh petugas).,.. Diterima - - (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, Berkas Lengkap Belum lengkap lembar pertama untuk pengurus 2

46 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan rekomendasi atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan Rumah Sakit / Puskesmas 8. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 10 Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 11 Surat pengangkatan sebagai Apoteker Pendamping dari Apoteker Penanggung Jawab setempat (bagi permohonan sebagai Apoteker Pendamping) 12 Surat Keterangan tentang jadwal praktik dari Apoteker Penanggung Jawab ditempat praktik sebelumnya (bagi pemohon SIPA Pendamping kedua atau ketiga).,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... lembar kedua untuk pemohon 3

47 Lampiran. PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik/Kerja (isi dengan huruf kapital) Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Industri Farmasi & Pedagang Besar Farmasi Kepada Yth. Ketua PC IAI Bersama ini saya mengajukan permohonan rekomendasi ijin kerja dengan data sebagai berikut : A. Data Pemohon Nomor KTP No.KTA Nama Lengkap Gelar (Tanggal-Bulan-Tahun) Tempat, Tgl lahir - - Alamat (sesuai KTP) Handphone No.STRA Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Masa Berlaku s/d - - No.Sertifikat Kompetensi Masa Berlaku s/d - - B. DATA SARANA KEFARMASIAN Nama Sarana Alamat lengkap Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA Jenis Sarana Industri Obat Industri Obat Tradisonal Industri Kosmetika Pedagang Besar Farmasi Sebagai kelengkapan permohonan terlampir : 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan perusahaan. 8. Surat perjanjian kerja antara Pimpinan perusahaan dan apoteker bermaterai cukup 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 10. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 11. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab) 1

48 Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih..,.. (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, lembar pertama untuk pengurus 2

49 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan rekomendasi atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku 3. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 4. Fotokopi Sertifikat Kompetensi Apoteker yang masih berlaku (minimal 3 bulan sebelum berakhir) 5. Surat Pernyataan akan melaksanakan praktik secara bertanggung jawab dan tidak akan melanggar kode etik, pedoman disiplin dan peraturan organisasi 6. Surat Pernyataan tidak sebagai Apoteker Penanggung Jawab di tempat praktik/kerja sarana kefarmasian lain 7. Surat Keterangan/Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai dari pimpinan perusahaan. 8. Surat perjanjian kerja antara Pimpinan perusahaan dan apoteker bermaterai cukup 9. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Daerah darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Daerah setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar propinsi setempat) 10. Surat Keterangan mutasi dari Pengurus Cabang darimana anggota berasal yang ditujukan ke Pengurus Cabang setempat dimana praktik/kerja kefarmasian akan dilaksanakan (bagi pemohon yang berasal dari luar Kab/Kota setempat) 11. Berita Acara Serah Terima Tanggung Jawab (bagi permohonan penggantian Apoteker Penanggung Jawab).,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... lembar kedua untuk pemohon 3

50 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh SURAT PERNYATAAN MEMATUHI KODE ETIK DAN PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama Lengkap :... No.Anggota :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) : Dengan ini menyatakan: 1. Saya telah mempelajari dan memahami Kode Etik Dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia. 2. Saya akan mematuhi dan melaksanakan Kode Etik Dan Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia dengan baik dan benar, dalam rangka menjaga dan memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dimanapun saya melaksanakan praktik profesi saya. 3. Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari siapapun. Demikianlah pernyataan ini saya buat untuk saya laksanakan dengan sepenuh hati....,... Kota tempat membuat pernyataan, tanggal-bulan-tahun. Yang membuat pernyataan, materai Rp.6.000,-...

51 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN MODAL Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama Lengkap :... No.Anggota :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) : Dengan ini menyatakan bahwa saya adalah pemilik modal Apotek/Klinik* tempat saya akan melaksanakan praktik kefarmasian. Demikianlah pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari siapapun....,... Kota tempat membuat pernyataan, tanggal-bulan-tahun. Yang membuat pernyataan, Materai Rp *) coret salah satu...

52 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh SURAT PENGANGKATAN APOTEKER PENDAMPING Saya yang bertanda tangan dibawah ini selaku Apoteker Penanggung Jawab Apotek/Klinik/IFRS/Puskesmas *... yang beralamat di... Dengan ini mengangkat sejawat : Nama Lengkap :... No.Anggota :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) : sebagai Apoteker Pendamping di Apotek/Klinik/IFRS/Puskesmas * Demikianlah surat pengangkatan dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya....,... *) coret salah satu NA : Nomor Anggota... NA......

53 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh SURAT KETERANGAN JADWAL PRAKTIK APOTEKER PENDAMPING Saya yang bertanda tangan dibawah ini selaku Apoteker Penanggung Jawab Apotek/Klinik/IFRS/Puskesmas * yang beralamat di... Dengan ini menerangkan bahwa sejawat : Nama Lengkap :... No.Anggota :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) : Menjalankan praktik sebagai Apoteker Pendamping di Apotek/Klinik/IFRS/Puskesmas *... setiap hari... jam... Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya....., NA... *) coret salah satu NA = Nomor Anggota

54 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh SURAT PERNYATAAN TIDAK SEBAGAI APOTEKER PENANGGUNG JAWAB Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama Lengkap :... No.Anggota :... Tempat, Tanggal lahir :... Alamat (Sesuai KTP) : Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak berpraktik/bekerja sebagai Apoteker Penanggung Jawab di sarana kefarmasian lainnya. Demikianlah pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari siapapun....,... Kota tempat membuat pernyataan, tanggal-bulan-tahun. Yang membuat pernyataan, materai Rp

55 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Contoh Surat Rekomendasi KOP SURAT PENGURUS CABANG SURAT REKOMENDASI IJIN PRAKTIK/KERJA No.Rek-000/PC IAI/Nama Kab-Kota/Bulan/Tahun (Contoh : No.Rek-007/PC IAI/Jakarta Pusat/V/2015) Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Cabang... dengan ini memberikan rekomendasi kepada : Nama :... No.KTP :... No.Anggota :... No.Sertifikat Kompetensi :... Masa berlaku Sertifikat Kompetensi sampai dengan... No.STRA :... Masa berlaku STRA sampai dengan... Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : No Handphone :... Alamat ... Untuk melaksanakan praktik/kerja di : Nama Sarana Kefarmasian :... Alamat :... Sebagai Apoteker /Apoteker Penanggung Jawab /Apoteker Pendamping *, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Demikianlah surat rekomendasi ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

56 Nomor : PO.005/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Rekomendasi Ijin Praktik atau Kerja Ketua,...,... PENGURUS CABANG... Sekretaris, NA. NA. Catatan : *) Coret yang tidak sesuai NA = Nomor Anggota - Surat Rekomendasi ijin praktik/kerja ini dibuat 3 (tiga) rangkap dengan rincian :1 (satu) rangkap untuk pemohon, 1 (satu) rangkap untuk Pengurus Daerah sebagai laporan dan 1 (satu) rangkap untuk Arsip Pengurus Cabang. - Surat rekomendasi ijin praktik/kerja yang tidak dipergunakan harus dikembalikan kepada Pengurus Cabang yang menerbitkannya selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat tersebut

57 6 PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG MUTASI ANGGOTA

58 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG MUTASI ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas bagi anggota telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.008/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Lolos Butuh, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan Pertama : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. : Peraturan Organisasi tentang Mutasi Anggota secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua Hal 1 dari 2 - PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota

59 Kedua : Peraturan Organisasi tentang Mutasi Anggota ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.008/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Lolos Butuh dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota

60 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota PERATURAN ORGANISASI TENTANG MUTASI ANGGOTA A. KETENTUAN UMUM 1. Mutasi Anggota adalah perpindahan anggota atau tempat praktik/kerja ke wilayah lain, baik antar Kabupaten/Kota maupun antar propinsi. 2. Surat Pengantar Mutasi anggota adalah surat yang dikeluarkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah asal yang ditujukan kepada Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah tujuan 3. Proses permohonan surat pengantar mutasi di selesaikan dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung dari mulai berkas dinyatakan lengkap oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah. Berkas permohonan yang tidak lengkap akan dikembalikan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Daerah kepada pemohon bersangkutan. 4. Pengurusan surat pengantar mutasi tidak dikenakan biaya. 5. Surat pengantar mutasi berlaku selama 30 (tiga puluh hari) hari sejak tanggal dikeluarkan. 6. Pengajuan permohonan surat pengantar mutasi dapat dilakukan secara online. B. MUTASI ANTAR PROPINSI 1. Pemohon mengajukan permohonan ke Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Mutasi dan melampirkan: a. Fotokopi KTA / SKK yang masih berlaku b. Fotokopi KTP yang masih berlaku c. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya d. Borang Resertifikasi masa kompetensi tahun berjalan yang sudah di verifikasi oleh tim resertifikasi. 2. Pengurus Cabang memberikan surat pengantar permohonan mutasi yang ditujukan kepada Pengurus Daerah setempat. 3. Pengurus Daerah setempat selanjutnya membuat surat pengantar mutasi antar propinsi yang ditujukan kepada Pengurus Daerah tujuan dan ditembuskan kepada Pengurus Pusat sebagai laporan. 4. Pengurus Daerah yang dituju membuat surat pengantar mutasi kepada Pengurus Cabang yang dituju. Hal 1 of 2

61 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota C. MUTASI ANTAR KABUPATEN/ KOTA DALAM SATU PROPINSI 1. Pemohon mengajukan permohonan ke Pengurus Cabang setempat dengan mengisi Formulir Permohonan Mutasi dan melampirkan : a. Fotokopi KTA yang masih berlaku b. Fotokopi KTP yang masih berlaku c. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya d. Borang Resertifikasi masa kompetensi tahun berjalan yang sudah di verifikasi oleh tim resertifikasi.. 2. Pengurus Cabang memberikan surat pengantar mutasi Antar Kabupaten/ Kota dalam satu Propinsi yang ditujukan kepada Pengurus Cabang yang dituju dengan tembusan kepada Pengurus Daerah setempat sebagai Laporan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 of 2

62 Lampiran. PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Permohonan Mutasi Antar Kabupaten/Kota Dalam Satu Propinsi Bersama ini saya mengajukan permohonan mutasi dengan data sebagai berikut : Nomor KTP No.KTA Nama Lengkap Gelar (Tanggal-Bulan-Tahun) Tempat, Tgl lahir - - Alamat (sesuai KTP) Handphone Kab/Kota Tujuan FORMULIR PERMOHONAN MUTASI Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Sebagai kelengkapan permohonan terlampir : 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku ( 3 rangkap) 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku (3 rangkap) 3. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya (3 rangkap) 4. Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. (3 rangkap) Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih..,.. (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, Keterangan : 1 rangkap untuk arsip PC IAI setempat 1 rangkap untuk arsip PC IAI tujuan 1 rangkap untuk arsip PD IAI setempat Lembar pertama untuk pengurus 1

63 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR PERMOHONAN MUTASI (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan mutasi atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku (3 rangkap) 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku (3 rangkap) 3. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya (3 rangkap) 4. Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. (3 rangkap).,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... Lembar kedua untuk pemohon 2

64 Lampiran. PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PD IAI Up. Ketua PC IAI Permohonan Mutasi Antar Kabupaten/Kota Luar Propinsi Bersama ini saya mengajukan permohonan mutasi dengan data sebagai berikut : Nomor KTP No.KTA Nama Lengkap Gelar (Tanggal-Bulan-Tahun) Tempat, Tgl lahir - - Alamat (sesuai KTP) Handphone Provinsi Tujuan Kab/Kota Tujuan FORMULIR PERMOHONAN MUTASI Desa/Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Sebagai kelengkapan permohonan terlampir : 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku (5 rangkap) 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku (5 rangkap) 3. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya (5 rangkap) 4. Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. (5 rangkap) Demikianlah permohonan ini diajukan, atas perhatiannya terima kasih..,.. (nama kota/kab, tanggal) Pemohon, Keterangan : 1 rangkap untuk arsip PC IAI setempat 1 rangkap untuk arsip PD IAI setempat 1 rangkap untuk arsip PD IAI tujuan 1 rangkap untuk arsip PP IAI 1 rangkap untuk arsip PC IAI tujuan Lembar pertama untuk pengurus 1

65 TANDA TERIMA BERKAS FORMULIR PERMOHONAN MUTASI (di isi oleh petugas) Telah diterima berkas permohonan mutasi atas nama dengan lampiran sebagai berikut : Ada Tidak ada 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku (4 rangkap) 2. Fotokopi Kartu Tanda Anggota atau Surat Keterangan Keanggotaan yang masih berlaku (4 rangkap) 3. Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya (4 rangkap) 4. Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. (4 rangkap).,.. Petugas, Berkas Lengkap Belum lengkap Catatan :... Lembar kedua untuk pemohon 2

66 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. Mutasi ke Kabupaten /Kota dalam satu Propinsi CONTOH : Pengantar Mutasi Dari PC IAI setempat ke PC IAI tujuan KOP SURAT PENGURUS CABANG No : B2-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun (contoh : B2-004/PC IAI/Kabupaten Pandeglang/V/2015) Lamp : 1 (satu) rangkap Hal : Pengantar Mutasi Kepada Yth. Ketua PC IAI Di Tempat Bersama ini kami memberikan pengantar mutasi bagi sejawat : Nama :... No.KTP :... No.Anggota :... Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : yang akan mutasi ke Kab/Kota... Bersama ini kami lampirkan : 1) Fotokopi KTA / SKK yang masih berlaku 2) Fotokopi KTP yang masih berlaku 3) Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya 4) Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. Segala yang menjadi hak dan kewajiban, baik sebagai anggota maupun sebagai apoteker di tempat praktik / kerja sebelumnya, telah diselesaikan oleh yang bersangkutan. Demikianlah surat pengantar ini dibuat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya....,... PENGURUS CABANG... Ketua, Sekretaris, NA. NA. Catt : NA = Nomor Anggota Tembusan disampaikan kepada : 1. Yth. Ketua PD IAI.. 2. Arsip

67 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. Mutasi ke Kabupaten /Kota di luar Provinsi Contoh : Pengantar Permohonan Mutasi dari PC IAI ke PD IAI setempat KOP SURAT PENGURUS CABANG No : B2-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun (contoh : B2-005/PC IAI/Kota Cilegon/V/2015) Lamp : 1 (satu) rangkap Hal : Pengantar Permohonan Mutasi Kepada Yth. Ketua PD IAI Di Tempat Bersama ini kami teruskan permohonan mutasi dari sejawat : Nama :... No.KTP :... No.Anggota :... Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : yang akan mutasi ke Kab/Kota... di Provinsi... Segala yang menjadi hak dan kewajiban, baik sebagai anggota maupun sebagai apoteker di tempat praktik / kerja sebelumnya, telah diselesaikan oleh yang bersangkutan. Bersama ini kami lampirkan : 1) Fotokopi surat permohonan mutasi dari yang bersangkutan 2) Fotokopi KTA / SKK yang masih berlaku ( 4 rangkap ) 3) Fotokopi KTP yang masih berlaku ( 4 rangkap ) 4) Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya ( 4 rangkap ) 5) Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. ( 4 rangkap ) Demikianlah surat pengantar ini dibuat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya....,... PENGURUS CABANG... Ketua, Sekretaris, NA. Catt : NA = Nomor Anggota NA.

68 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. CONTOH : Pengantar Mutasi Dari PD IAI setempat ke PD IAI Tujuan KOP SURAT PENGURUS DAERAH No : B2-000/PD IAI/ Nama Provinsi/ bulan/ tahun (contoh : B2-005/PD IAI/Banten/V/2015) Lamp : 1 (satu) rangkap Hal : Pengantar Mutasi Kepada Yth. Ketua PD IAI Di Tempat Bersama ini kami memberikan pengantar mutasi bagi sejawat : Nama :... No.KTP :... No.Anggota :... Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : yang akan mutasi ke Kab/Kota... di Provinsi... Segala yang menjadi hak dan kewajiban, baik sebagai anggota maupun sebagai apoteker di tempat praktik / kerja sebelumnya, telah diselesaikan oleh yang bersangkutan. Bersama ini kami lampirkan : 1) Fotokopi KTA / SKK yang masih berlaku ( 2 rangkap ) 2) Fotokopi KTP yang masih berlaku ( 2 rangkap ) 3) Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya ( 2 rangkap ) 4) Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. ( 2 rangkap ) Demikianlah surat pengantar ini dibuat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya....,... PENGURUS DAERAH... Ketua, Sekretaris, NA. Catt : NA = Nomor Anggota NA. Tembusan disampaikan kepada : 1. Ketua Umum PP IAI sebagai laporan 2. Arsip

69 Nomor : PO.006/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Mutasi Anggota. CONTOH : Pengantar Mutasi Dari PD IAI tujuan ke PC IAI tujuan KOP SURAT PENGURUS DAERAH No : B2-000/PD IAI/ Nama Provinsi/ bulan/ tahun (contoh : B2-008/PD IAI/Lampung/V/2015) Lamp : 1 (satu) rangkap Hal : Pengantar Mutasi Kepada Yth. Ketua PC IAI Di Tempat Bersama ini kami memberikan pengantar mutasi bagi sejawat : Nama :... No.KTP :... No.Anggota :... Tempat/Tgl.lahir :... Alamat : yang akan mutasi ke Kab/Kota... Bersama ini kami lampirkan : 1) Fotokopi KTA / SKK yang masih berlaku 2) Fotokopi KTP yang masih berlaku 3) Surat Keterangan tidak berpraktik/bekerja lagi di tempat praktik/kerja sebelumnya 4) Borang Resertifikasi masa kompetensi yang telah berjalan. Segala yang menjadi hak dan kewajiban, baik sebagai anggota maupun sebagai apoteker di tempat praktik / kerja sebelumnya, telah diselesaikan oleh yang bersangkutan. Demikianlah surat pengantar ini dibuat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya....,... PENGURUS DAERAH... Ketua, Sekretaris, NA. Catt : NA = Nomor Anggota NA.

70 7 PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG HIMPUNAN SEMINAT

71 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG HIMPUNAN SEMINAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan organisasi himpunan seminat telah dilakukan penyempurnaan Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.009/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Himpunan Seminat, dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat. Pertama : Peraturan Organisasi tentang Himpunan Seminat secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua Hal 1 dari 2 - PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat

72 Kedua : Peraturan Organisasi tentang Himpunan Seminat ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Dengan diberlakukannya keputusan ini maka Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No.009/PO/PP-IAI/V/2010 tentang Himpunan Seminat dinyatakan TIDAK BERLAKU. Keempat : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat

73 Nomor : PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat PERATURAN ORGANISASI TENTANG HIMPUNAN SEMINAT 1. Himpunan seminat dibentuk di tingkat Pengurus Pusat IAI dan Pengurus Daerah IAI, melalui musyawarah nasional himpunan seminat di tingkat pusat dan musyawarah daerah himpunan seminat di tingkat daerah. 2. Untuk sementara Himpunan Seminat dibentuk untuk : a. Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (HISFARSI) b. Himpunan Seminat Farmasi Masyarakat (HISFARMA) c. Himpunan Seminat Farmasi Distribusi (HISFARDIS) d. Himpunan Seminat Farmasi Industri (HISFARIN) e. Himpunan Apoteker Seminat Obat Tradisional (HIMASTRA) Dan selanjutnya dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan. 3. Penyebutan nama Himpunan seminat adalah Nama Himpunan Seminat diikuti nama Pengurus Pusat IAI atau Pengurus Daerah IAI dan nama Propinsinya. Contohnya untuk Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit penyebutannya adalah Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia disingkat HISFARSI PP IAI dan untuk daerah misalnya Jawa Tengah HISFARSI PD IAI Jawa Tengah. 4. Surat Keputusan Penetapan Susunan Pengurus Himpunan Seminat di tingkat pusat dikeluarkan dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat IAI 5. Surat Keputusan Penetapan Susunan Pengurus Himpunan Seminat di tingkat daerah dikeluarkan dan dikukuhkan oleh Pengurus Daerah IAI 6. Himpunan Seminat di tingkat pusat merupakan bagian integral dari struktur kepengurusan IAI di tingkat Pengurus Pusat. 7. Himpunan Seminat di tingkat daerah merupakan bagian integral dari struktur kepengurusan IAI di tingkat Pengurus Daerah. 8. Hubungan antara Himpunan Seminat di tingkat pusat dengan Himpunan Seminat di tingkat daerah merupakan hubungan koordinatif. 9. Himpunan Seminat di tingkat pusat berkedudukan di dalam wilayah yang sama dengan Pengurus Pusat IAI. 10. Himpunan Seminat di tingkat daerah berkedudukan di dalam wilayah yang sama dengan Pengurus Daerah IAI. 11. Struktur Kepengurusan Himpunan Seminat Daerah adalah mengacu pada Struktur Kepengurusan Himpunan Seminat Pusat sesuai kebutuhan Daerah. Hal 1 dari 2

74 Nomor : PO.007/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Himpunan Seminat 12. Pengurus Himpunan Seminat di tingkat pusat memberikan laporan setiap 1 (satu) tahun kepada Pengurus Pusat IAI. 13. Pengurus Himpunan Seminat di tingkat daerah memberikan laporan setiap 1 (satu) tahun kepada Pengurus Daerah IAI. 14. Himpunan Seminat memiliki tugas dan fungsi : a. Membantu sosialisasi kebijakan dan program IAI dalam hubungan vertikal organisasi sesuai dengan tingkatannya. b. Melakukan komunikasi, interaksi dan kerjasama dengan himpunan seminat yang yang ada di lingkungan IAI. c. Melakukan Manajemen Internal Administrasi, Keuangan dan Inventaris Organisasi d. Berperan pada pembinaan dan pengembangan kompetensi praktik Apoteker yang dilakukan IAI e. Membantu kebijakan dan skema program kegiatan CPD PD-IAI f. Melakukan peningkatkan dan pengembangan mutu praktik para anggota. g. Mengadakan serta menyelenggarakan program kegiatan melalui pertemuan ilmiah dan keprofesian yang bersifat lokal, nasional dan internasional h. Memfasilitasi, mengkoordinasi dan membina keberadaan serta pengembangan himpunan seminat-sejenis. i. Membangun, mengelola dan mengembangkan sistem Informasi dan publikasi sesuai kebutuhan organisasi dan anggota. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2

75 8 PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS

76 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan dan peningkatan kualitas organisasi telah dilakukan penyusunan aturan terkait tugas dan wewenang pengurus sesuai tingkatannya dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi Tentang tugas dan wewenang pengurus. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan Pertama : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus. : Peraturan Organisasi tentang Tugas dan Wewenang Pengurus secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua Hal 1 dari 2 - PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas & Wewenang Pengurus

77 Kedua Ketiga : Peraturan Organisasi tentang Tugas dan Wewenang Pengurus ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas & Wewenang Pengurus

78 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus PERATURAN ORGANISASI TENTANG TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Ketentuan Umum 1. Organisasi adalah Ikatan Apoteker Indonesia 2. Pengurus Pusat adalah Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia 3. Dewan adalah Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar dan Dewan Pengawas 4. MEDAI Pusat adalah Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat 5. Himpunan adalah Himpunan Seminat dan Indonesia Young Pharmacist Group 6. Pengurus Daerah adalah Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia 7. MEDAI Daerah adalah Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah 8. Pengurus Cabang adalah Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Pasal 2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan ditetapkannya tugas dan wewenang pengurus organisasi ini adalah untuk memberikan panduan bagi jajaran pengurus organisasi dalam pelaksanaan tugas dan wewenang sebagai pengurus organisasi. Pasal 3 Ruang Lingkup Ruang lingkup Tata Hubungan Kerja organisasi ini meliputi : 1. Pengurus Pusat 2. Pengurus Daerah 3. Pengurus Cabang 4. Dewan Pengawas 5. Majelis Etik dan Displin Apoteker Indonesia Hal 1 dari 13

79 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus BAB II PENGURUS PUSAT Pasal 4 Tugas dan Wewenang Ketua Umum Tugas dan Wewenang Ketua Umum adalah : 1. Memimpin Organisasi sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia; 2. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Kongres Nasional, Rapat Kerja Nasional Ikatan Apoteker Indonesia dan Keputusan Rapat Organisasi lainnya; 3. Membuat keputusan dan kebijaksanaan organisasi serta menyusun rencana strategis secara kolektif bersama seluruh pengurus; 4. Mewakili Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia dalam kerjasama dan pembinaan hubungan dengan pihak-pihak lain; 5. Mewakili Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia dalam konsolidasi organisasi dengan seluruh jajaran pengurus Ikatan Apoteker Indonesia; 6. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya dan Asosiasi Kesehatan; 7. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban organisasi pada akhir masa bakti di forum Kongres Nasional; 8. Bersama Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal menandatangani surat-surat keluar; 9. Bersama Bendahara Umum menanda tangani check atau giro; Pasal 5 Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Umum Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Umum adalah: 1. Membantu Ketua Umum mengarahkan, mengkoordinasikan, memantau dan mengawasi pelaksanaan program organisasi oleh bidang/ badan/ himpunan dilingkungan Pengurus Pusat. 2. Membantu Ketua Umum memantau dan mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan program kerja dilingkungan Pengurus Pusat. 3. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua Umum. 4. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Wakil Ketua Umum bertanggungjawab kepada Ketua Umum. Hal 2 dari 13

80 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 6 Tugas dan Wewenang Sekretaris Jenderal Tugas dan Wewenang Sekretaris Jenderal adalah : 1. Memimpin dan bertanggung jawab atas pengelolaan Sekretariat Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia; 2. Mewakili tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan dari Ketua Umum; 3. Mendampingi Ketua Umum dalam hubungan organisasi dengan pihakpihak internal organisasi maupun pihak-pihak eksternal organisasi. 4. Bersama Ketua Umum menandatangani surat-surat keluar; 5. Bersama Ketua Umum dan Bendahara Umum menandatangani dokumendokumen keuangan, khususnya buku setoran dan Cheque pada Bank dimana dana organisasi tersimpan. 6. Melakukan koordinasi penyusunan database organisasi dengan Bidang Organisasi dan Koordinator Wilayah; 7. Melakukan koordinasi terkait tampilan dan isi laman organisasi dengan Bidang terkait; 8. Mendampingi Ketua Umum dan/atau Wakil Ketua Umum dalam memimpin rapat-rapat organisasi; 9. Dalam pelaksanaan tugas rutin, Sekretaris dapat melakukan pembagian tugas dengan Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal; 10. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Sekretaris Jenderal bertanggungjawab kepada Ketua Umum. Pasal 7 Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris Jenderal Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris Jenderal adalah : 1. Membantu Sekretaris Jenderal dalam melaksanakan tugasnya. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Sekretaris Jenderal apabila berhalangan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Sekretaris Jenderal. 3. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal dalam rangka kelancaran Sekretariat Pengurus Pusat. 4. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Hal 3 dari 13

81 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 8 Tugas dan Wewenang Bendahara Umum Tugas dan wewenang Bendahara Umum adalah : 1. Mengelola keuangan organisasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pengurus Pusat. 2. Bersama-sama Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal mendatangani dokumen-dokumen keuangan, khususnya Buku Setoran dan Cheque pada Bank dimana dana organisasi tersimpan. 3. Mengkoordinir dan bertanggungjawab dalam pengadaan dana organisasi dari sumber yang sah sesuai dengan ketentuan Organisasi. 4. Melaporkan secara periodik penggunaan dana organisasi serta kekayaan organisasi kepada Rapat Pleno Pengurus Pusat minimal 6 (enam) bulan sekali. 5. Menunjuk secara tertulis salah seorang Wakil Bendahara yang bertindak untuk dan atas nama Bendahara Umum apabila berhalangan tugas. 6. Dalam melaksanakan tugas rutin, Bendahara Umum dapat menentukan pembagian tugas para Wakil Bendahara. 7. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Bendahara Umum bertanggungjawab kepada Ketua Umum. Pasal 9 Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara adalah : 1. Membantu Bendahara Umum dalam melaksanakan tugasnya. 2. Membantu Bendahara Umum apabila Bendahara Umum berhalangan tugas. 3. Membantu Bendahara Umum dalam tugas pengadaan dana maupun pengelolaan dana organisasi sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan oleh Bendahara Umum, 4. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Wakil Bendahara bertanggung-jawab kepada Bendahara Umum. Hal 4 dari 13

82 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 10 Tugas dan Wewenang Ketua Bidang Tugas dan Wewenang Ketua Bidang adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Bidang. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua Umum. 3. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya bertanggung-jawab kepada Ketua Umum. Pasal 11 Tugas dan Wewenang Ketua Badan Tugas dan Wewenang Ketua Badan adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Badan. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua Umum. 3. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya bertanggung-jawab kepada Ketua Umum. Pasal 12 Tugas dan Wewenang Ketua Himpunan Tugas dan Wewenang Ketua Himpunan adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Himpunan. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua Umum. 3. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya bertanggung-jawab kepada Ketua Umum. Hal 5 dari 13

83 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 13 Tugas dan Wewenang Koordinator Wilayah Tugas dan Wewenang Koordinator Wilayah adalah : 1. Melakukan pembinaan, pemantauan terhadap potensi daerah berdasarkan kultur wilayah dan sumber daya manusia yang tersedia diwilayah kerjanya. 2. Mendorong terciptanya dinamisasi aktivitas pelaksanaan program diwilayah kerjanya. 3. Menyerap aspirasi dan menyelesaikan masalah organisasi yang ada diwilayah kerjanya. 4. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua Umum, apabila Ketua Umum berhalangan menjalankan tugas di wilayahnya sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua Umum 5. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya bertanggung-jawab kepada Ketua Umum. BAB III PENGURUS DAERAH Pasal 14 Tugas dan Wewenang Ketua Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Ketua adalah : 1. Memimpin Organisasi sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia; 2. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Konferensi Daerah, Rapat Kerja Daerah Ikatan Apoteker Indonesia dan Keputusan Rapat Organisasi lainnya; 3. Membuat keputusan dan kebijaksanaan organisasi serta menyusun rencana strategis secara kolektif bersama seluruh pengurus; 4. Menjalin kerjasama dan melakukan koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya 5. Menjalin kerjasama dan membina hubungan dengan pihak-pihak lain; 6. Melakukan konsolidasi organisasi dengan seluruh jajaran pengurus Ikatan Apoteker Indonesia; 7. Menjalin kerjasama dan melakukan koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya 8. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban organisasi pada akhir masa bakti di forum Konferensi Daerah; Hal 6 dari 13

84 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus 9. Bersama Bendahara menanda tangani check atau giro; Pasal 15 Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Wakil Ketua adalah: 1. Membantu Ketua mengarahkan, mengkoordinasikan, memantau dan mengawasi pelaksanaan program organisasi oleh bidang/tim/himpunan. 2. Membantu Ketua memantau dan mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan program kerja. 3. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai penunjukan dari Ketua. 4. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada Ketua. Pasal 16 Tugas dan Wewenang Sekretaris Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Sekretaris adalah : 1. Bertanggung jawab atas pengelolaan Sekretariat. 2. Mewakili tugas Ketua, sesuai dengan penunjukan ketua. 3. Mendampingi Ketua dan/atau Wakil Ketua dalam memimpin rapat-rapat organisasi; 4. Dalam pelaksanaan tugas rutin, Sekretaris dapat melakukan pembagian tugas dengan Wakil-Wakil Sekretaris; 5. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada Ketua. Pasal 17 Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris adalah : 1. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya. 2. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada Sekretaris. Hal 7 dari 13

85 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 18 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Bendahara adalah : 1. Mengelola keuangan dan harta benda organisasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pengurus Daerah. 2. Bersama Ketua mendatangani dokumen keuangan. 3. Melaporkan secara periodik penggunaan dana organisasi serta kekayaan organisasi kepada Rapat Pleno Pengurus Daerah minimal 6 (enam) bulan sekali. 4. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada Ketua. Pasal 19 Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara adalah : 1. Membantu Bendahara dalam melaksanakan tugasnya. 2. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada Bendahara. Pasal 20 Tugas dan Wewenang Ketua Bidang Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Ketua Bidang adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Bidang. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua. 3. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada ketua. Pasal 21 Tugas dan Wewenang Ketua Tim Pengurus Daerah Tugas dan Wewenang Ketua Tim adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Tim. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua. Hal 8 dari 13

86 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus 3. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada ketua. Pasal 22 Tugas dan Wewenang Ketua Himpunan Daerah Tugas dan Wewenang Ketua Himpunan adalah: 1. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan programprogram Himpunan. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua. 3. Melaporkan tugas yang telah dijalankan kepada ketua. BAB IV PENGURUS CABANG Pasal 23 Tugas dan Wewenang Ketua Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Ketua adalah : 1. Memimpin Organisasi sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia; 2. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Konferensi Cabang dan Rapat Kerja Cabang Ikatan Apoteker Indonesia; 3. Membuat keputusan dan kebijaksanaan organisasi serta menyusun rencana strategis secara kolektif bersama seluruh pengurus; 4. Mewakili Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia dalam kerjasama dan pembinaan hubungan dengan pihak-pihak lain; 5. Mewakili Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia dalam konsolidasi organisasi dengan seluruh jajaran pengurus Ikatan Apoteker Indonesia; 6. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya dan Asosiasi Kesehatan; 7. Menyampaikan laporan pertanggung-jawaban organisasi pada akhir masa bakti di forum Konferensi Cabang; 8. Bersama Sekretaris atau Wakil Sekretaris menandatangani surat-surat keluar; 9. Bersama Bendahara menanda tangani check atau giro; 10. Melakukan koordinasi dengan Himpunan Seminat tingkat Daerah. Hal 9 dari 13

87 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 24 Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Wakil Ketua adalah: 1. Membantu Ketua mengarahkan, mengkoordinasikan, memantau dan mengawasi pelaksanaan program organisasi oleh bidang/tim/himpunan dilingkungan Pengurus Cabang. 2. Membantu Ketua memantau dan mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan program kerja dilingkungan Pengurus Cabang. 3. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua. 4. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Wakil Ketua bertanggung-jawab kepada Ketua. Pasal 25 Tugas dan Wewenang Sekretaris Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Sekretaris adalah : 1. Memimpin dan bertanggung jawab atas pengelolaan Sekretariat Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia; 2. Mewakili tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan dari Ketua; 3. Mendampingi Ketua dalam hubungan organisasi dengan pihak- pihak internal organisasi maupun pihak-pihak eksternal organisasi. 4. Bersama Ketua menandatangani surat-surat keluar; 5. Bersama Ketua dan Bendahara menandatangani dokumen-dokumen keuangan, khususnya buku setoran dan Cheque pada Bank dimana dana organisasi tersimpan. 6. Melakukan koordinasi penyusunan database organisasi dengan Bidang Organisasi; 7. Melakukan koordinasi terkait tampilan dan isi laman organisasi dengan Bidang terkait; 8. Mendampingi Ketua dan/atau Wakil Ketua dalam memimpin rapat-rapat organisasi; 9. Dalam pelaksanaan tugas rutin, Sekretaris dapat melakukan pembagian tugas dengan Wakil Sekretaris; 10. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Sekretaris bertanggungjawab kepada Ketua. Hal 10 dari 13

88 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 26 Tugas dan Wewenang Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Wakil Sekretaris adalah : 1. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Sekretaris apabila berhalangan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Sekretaris. 3. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan oleh Sekretaris dalam rangka kelancaran Sekretariat Pengurus Cabang. 4. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Sekretaris bertanggung jawab kepada Sekretaris. Pasal 27 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Bendahara adalah : 1. Mengelola keuangan organisasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pengurus Cabang. 2. Bersama-sama Ketua dan Sekretaris mendatangani dokumen-dokumen keuangan, khususnya Buku Setoran dan Cheque pada Bank dimana dana organisasi tersimpan. 3. Mengkoordinir dan bertanggungjawab dalam pengadaan dana organisasi dari sumber yang sah sesuai dengan ketentuan Organisasi. 4. Melaporkan secara periodik penggunaan dana organisasi serta kekayaan organisasi kepada Rapat Pleno Pengurus Cabang minimal 6 (enam) bulan sekali. 5. Menunjuk secara tertulis salah seorang Wakil Bendahara yang bertindak untuk dan atas nama Bendahara apabila berhalangan tugas. 6. Dalam melaksanakan tugas rutin, Bendahara dapat menentukan pembagian tugas para Wakil Bendahara. 7. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Bendahara bertanggung-jawab kepada Ketua. Hal 11 dari 13

89 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 28 Tugas dan Wewenang Wakil Bendahara Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Wakil Bendahara adalah : 1. Membantu Bendahara dalam melaksanakan tugasnya. 2. Membantu Bendahara apabila Bendahara berhalangan tugas. 3. Membantu Bendahara dalam tugas pengadaan dana maupun pengelolaan dana organisasi sesuai dengan pembagian tugas yang ditetapkan oleh Bendahara. 4. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Wakil Bendahara bertanggung-jawab kepada Bendahara. Pasal 29 Tugas dan Wewenang Ketua Bidang Pengurus Cabang Tugas dan wewenang Ketua Bidang adalah: 1. Membantu Ketua untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program-program Bidang. 2. Mewakili/melaksanakan tugas Ketua, apabila Ketua berhalangan menjalankan tugas sesuai dengan penunjukan secara tertulis dari Ketua. 3. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya Ketua Bidang bertanggung-jawab kepada Ketua. BAB V MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA Pasal 30 Tugas dan Wewenang Tugas dan Wewenang Majelis Etik Dan Disiplin Apoteker Indonesia : 1. Membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia oleh anggota serta menjaga, meningkatkan dan menegakkan Disiplin Apoteker Indonesia 2. Membuat putusan terkait permasalahan etik dan disiplin Apoteker oleh anggota untuk ditindak lanjuti oleh Ketua Ikatan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. 3. Memberikan pendapat dan/atau mediasi konflik pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia Hal 12 dari 13

90 Nomor : PO.008/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tugas dan Wewenang Pengurus BAB VI DEWAN PENGAWAS Pasal 31 Tugas dan Wewenang Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas 1. Dewan Pengawas Pusat melakukan monitoring pelaksanaan Program Kerja Pengurus Pusat 2. Dewan Pengawas Daerah melakukan monitoring pelaksanaan Program Kerja Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang 3. Dewan Pengawas Pusat memberikan masukan kepada Pengurus Pusat mengenai pelaksanaan Program Kerja Pengurus Pusat 4. Dewan Pengawas Daerah memberikan masukan kepada Pengurus Daerah mengenai pelaksanaan Program Kerja Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang BAB VII PENUTUP Pasal 32 (1) Tugas dan Wewenang Pengurus ini merupakan pedoman dan panduan b a gi p e n gurus organisasi dalam penyelenggaraan organisasi dan pelaksanaan program organisasi dalam rangka mewujudkan cita-cita organisasi. (2) Tugas dan Wewenang Pengurus ini bersifat mengikat bagi seluruh jajaran organisasi Ikatan Apoteker Indonesia, untuk dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal-hal yang belum diatur dalam Tugas dan Wewenang Pengurus ini akan diatur kemudian dalam pelaksanaannya. Hal 13 dari 13

91 9 PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA KELOLA ORGANISASI

92 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA KELOLA ORGANISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan dan peningkatan kualitas organisasi telah dilakukan penyusunan aturan terkait tata kelola organisasi dalam forum Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. b. Bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu ditetapkan Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia tentang Peraturan Organisasi tentang tata kelola organisasi. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Ikatan Apoteker Indonesia 2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Apoteker Indonesia Memperhatikan : Hasil Rapat Kerja Nasional yang berlangsung tanggal 8-9 Mei 2015 di Bukittinggi. Memutuskan Menetapkan Pertama : Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi. : Peraturan Organisasi tentang Tata Kelola Organisasi secara lengkap sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua Hal 1 dari 2 - PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi

93 Kedua : Peraturan Organisasi tentang Tata Kelola Organisasi ini merupakan pedoman dan aturan yang mengikat bagi seluruh Apoteker di Indonesia Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 Agustus 2015 dan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 20 MEI 2015 PENGURUS PUSAT Ketua Umum Sekretaris Jenderal Drs. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt NA Noffendri, S.Si., Apt NA Hal 2 dari 2 - PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi

94 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi PERATURAN ORGANISASI TENTANG TATA KELOLA ORGANISASI BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Ketentuan Umum 1. Organisasi adalah Ikatan Apoteker Indonesia 2. Pengurus Pusat adalah Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia 3. Dewan adalah Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar dan Dewan Pengawas 4. MEDAI Pusat adalah Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat 5. Himpunan adalah Himpunan Seminat dan Indonesia Young Pharmacist Group 6. Pengurus Daerah adalah Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia 7. MEDAI Daerah adalah Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah 8. Pengurus Cabang adalah Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Pasal 2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan ditetapkannya Tata Kelola organisasi ini adalah : 1. Memberikan panduan bagi jajaran pengurus organisasi dalam pengelolaan organisasi. 2. Menertibkan tata kelola organisasi. Pasal 3 Ruang Lingkup Ruang lingkup Tata Kelola organisasi ini meliputi : 1. Sekretariat 2. Keuangan 3. Rapat-rapat 4. Surat Menyurat Hal 1dari 17

95 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi BAB II SEKRETARIAT Pasal 4 Sekretariat (1) Sekretariat Pengurus Pusat dipimpin dan dikelola dalam tanggungjawab Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat. (2) Sekretariat Pengurus Daerah dipimpin dan dikelola dalam tanggungjawab Sekretaris Pengurus Daerah. (3) Sekretariat Pengurus Cabang dipimpin dan dikelola dalam tanggungjawab Sekretaris Pengurus Cabang. (4) Sekretariat sebagai tempat dilakukannya kegiatan dan administrasi organisasi yang meliputi antara lain: rapat, sumber data, administrasi, keanggotaan, pengelola dan pengendali pelaksanaan program pengolah dan pendistribusian informasi. (5) Sekretariat dilengkapi dengan: a. Staf Sekretariat yang kualifikasi dan jumlahnya sesuai kebutuhan dan kemampuan organisasi. b. Peralatan Sekretariat sesuai kebutuhan. c. Standar Prosedur Operasional BAB III KEUANGAN Pasal 5 (1) Sumber Dana (Keuangan) organisasi diupayakan melalui : a. Uang Pangkal dan luran Anggota b. Bagian keuntungan Badan-Badan Usaha milik organisasi c. Pendapatan lain yang sah d. Sumbangan lain yang sah dan tidak mengikat (2) Penerapan prinsip-prinsip dan aturan lebih lanjut tentang sumber dana organisasi akan diatur dalam Rapat Pleno Pengurus sesuai tingkatan. (3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi, disusun setiap tahun kegiatan yang menyangkut : a. Anggaran Rutin Sekretariat b. Anggaran Program c. Anggaran Non Rutin Hal 2dari 17

96 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi (4) Penyusunan Anggaran Pengurus Pusat dilaksanakan oleh : a. Anggaran Rutin Sekretariat, disusun oleh Ketua Umum, Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal bersama Bendahara Umum atau Wakil Bendahara b. Anggaran Program, disusun oleh Ketua Umum, Sekretaris Jenderal atau Wakil Sekretaris Jenderal, Ketua Dewan-Dewan, Ketua MEDAI Pusat, Ketua Bidang, Ketua Badan, bersama Bendahara Umum atau Wakil Bendahara. c. Anggaran Non Rutin, disusun oleh Bendahara Umum (5) Penyusunan Anggaran Pengurus Daerah dilaksanakan oleh : a. Anggaran Rutin Sekretariat, disusun oleh Ketua Pengurus Daerah, Sekretaris atau Wakil Sekretaris bersama Bendahara atau Wakil Bendahara b. Anggaran Program, disusun oleh Ketua Pengurus Daerah, Sekretaris atau Wakil Sekretaris, Ketua Dewan Pengawas Daerah, Ketua MEDAI Daerah, Ketua Bidang, Ketua Tim, bersama Bendahara atau Wakil Bendahara. c. Anggaran Non Rutin, disusun oleh Bendahara (6) Penyusunan Anggaran Pengurus Cabang dilaksanakan oleh : a. Anggaran Rutin Sekretariat, disusun oleh Ketua Pengurus Cabang, Sekretaris atau Wakil Sekretaris bersama Bendahara atau Wakil Bendahara b. Anggaran Program, disusun oleh KetuaSekretaris atau Wakil Sekretaris, Ketua Bidang, Ketua Tim, bersama Bendahara atau Wakil Bendahara. c. Anggaran Non Rutin, disusun oleh Bendahara (7) Anggaran Rutin Sekretariat, Anggaran Non Rutin dan Anggaran Program dinyatakan berlaku setelah disahkan oleh Rapat Pleno Pengurus sesuai tingkatan. (8) Dana Organisasi disimpan atas nama organisasi di Bank Pemerintah atau Bank Swasta yang terjamin bonafiditasnya, : a. dengan kewenangan penandatanganan cheque oleh Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum untuk Pengurus Pusat b. dengan kewenangan penandatanganan cheque oleh Ketua dan Bendahara untuk Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang (9) Dana milik organisasi berada di tangan Bendahara Umum/ Bendahara dan para Wakil Bendahara sesuai tingkatannya. Hal 3dari 17

97 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi (10) Dana Organisasi hanya dapat diuangkan/dicairkan melalui Bendahara Umum / Bendahara apabila : a. Dana Rutin Sekretariat i. telah disetujui oleh Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal untuk Pengurus Pusat ii. telah disetujui oleh Ketua untuk Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang b. Dana Program : i. telah disetujui oleh Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal untuk Pengurus Pusat. ii. telah disetujui oleh Ketua untuk Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang. c. Dana Non Rutin : i. telah disetujui oleh Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal untuk Pengurus Pusat ii. telah disetujui oleh Ketua untuk Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang (11) Bendahara Umum/Bendahara melaporkan posisi dan kondisi keuangan organisasi minimal 6 (enam) bulan sekali yang disampaikan kepada Rapat Pleno sesuai tingkatan. BAB IV RAPAT-RAPAT Pasal 6 (1) Rapat-rapat pengurus terdiri dari : a. Rapat Pengurus Harian : i. Untuk tingkat Pengurus Pusat yang dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Wakil-wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Wakil wakil Bendahara ii. iii. Untuk tingkat Pengurus Daerah yang dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil wakil Bendahara Untuk tingkat Pengurus Cabang yang dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara b. Rapat Koordinasi, yaitu rapat yang dihadiri oleh Pengurus Harian dan pengurus lainnya sesuai kebutuhan. Hal 4dari 17

98 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi c. Rapat Pleno : i. Untuk tingkat Pengurus Pusat yang dihadiri oleh Pengurus Pusat lengkap serta dapat mengundang Ketua Dewan dan Ketua MEDAI Pusat. ii. iii. Untuk tingkat Pengurus Daerah yang dihadiri oleh Pengurus Daerah lengkap serta dapat mengundang Ketua Dewan Pengawas Daerah dan Ketua MEDAI Daerah. Untuk tingkat Pengurus Cabang yang dihadiri oleh Pengurus Cabang lengkap. d. Rapat Dewan Pengawas : i. Untuk membahas masalah internal Dewan Pengawas yang dihadiri seluruh anggota Dewan Pengawas ii. e. Rapat MEDAI : Untuk membahas masalah eksternal Dewan Pengawas yang dihadiri seluruh anggota Dewan Pengawas dan wajib mengundang Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk tingkatan Pengurus Pusat atau Ketua dan Sekretaris untuk tingkatan Pengurus Daerah. i. Untuk membahas masalah internal MEDAI yang dihadiri seluruh anggota MEDAI ii. Untuk membahas masalah eksternal MEDAI yang dihadiri seluruh anggota MEDAI dan wajib mengundang Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal untuk tingkatan Pengurus Pusat atau Ketua dan Sekretaris untuk tingkatan Pengurus Daerah. f. Rapat Bidang yaitu rapat untuk membahas perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang dihadiri seluruh anggota Bidang g. Rapat Badan yaitu rapat untuk membahas perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan program Badan dihadiri seluruh anggota Badan h. Rapat Tim yaitu rapat untuk membahas perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan program Tim dihadiri seluruh anggota Tim i. Rapat Himpunan yaitu rapat untuk membahas perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan laporan program Himpunan dihadiri seluruh anggota Himpunan. (2) Setiap rapat dibuat notulen oleh Sekretaris Rapat, yang disahkan oleh Pimpinan Rapat. Hal 5dari 17

99 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi BAB V KORESPONDENSI Pasal 7 Kop Surat (1) Kop surat pengurus di lingkungan Ikatan Apoteker Indonesia meliputi : a. Kop Surat Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia b. Kop Surat Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat c. Kop Surat Dewan Pengawas Pusat Ikatan Apoteker Indonesia d. Kop Surat Himpunan Nasional Ikatan Apoteker Indonesia e. Kop Surat Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia f. Kop Surat Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah g. Kop Surat Dewan Pengawas Daerah Ikatan Apoteker Indonesia h. Kop Surat Himpunan Daerah Ikatan Apoteker Indonesia i. Kop Surat Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (2) Setiap Kop surat mencantumkan : a. Logo Ikatan Apoteker Indonesia b. Logo Ikatan Apoteker Indonesia dan Logo Himpunan bagi himpunan c. Nama kepengurusan d. Alamat sekretariat berikut nomor telepon dan alamat e. Alamat website bila ada Pasal 8 Stempel (1) Stempel surat pengurus di lingkungan Ikatan Apoteker Indonesia meliputi : a. Stempel Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia b. Stempel Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat c. Stempel Dewan Pengawas Pusat Ikatan Apoteker Indonesia d. Stempel Himpunan Nasional Ikatan Apoteker Indonesia e. Stempel Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia f. Stempel Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah g. Stempel Dewan Pengawas Daerah h. Stempel Himpunan Daerah Ikatan Apoteker Indonesia i. Stempel Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Hal 6dari 17

100 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi (2) Setiap Stempel mencantumkan : a. Nama kepengurusan sesuai tingkatannya b. Logo Ikatan Apoteker Indonesia bagi Pengurus Pusat, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang c. Logo Himpunan bagi himpunan Pasal 9 Surat Masuk (1) Surat Masuk dapat dibedakan berdasarkan sumber surat : a. Surat masuk dari kalangan internal organisasi b. Surat masuk dari kalangan eksternal organisasi. (2) Setiap surat masuk dicatat diagenda surat masuk, diberi lembar disposisi guna diproses lebih lanjut. (3) Surat masuk bagi Pengurus Pusat disampaikan kepada Ketua Umum melalui Sekretaris Jenderal untuk di disposisi, untuk kemudian disampaikan kepada yang berhak, yakni : Dewan atau Sekretaris Jenderal atau Bendahara Umum atau Ketua Badan atau Ketua Bidang atau Ketua Himpunan atau sesuai dengan relevansi surat. (4) Surat masuk bagi MEDAI Pusat disampaikan kepada Ketua MEDAI Pusat (5) Surat masuk bagi Dewan Pengawas Pusat disampaikan kepada Ketua Dewan Pengawas Pusat (6) Surat masuk bagi Himpunan Nasional disampaikan kepada Ketua Himpunan Nasional (7) Surat masuk bagi Pengurus Daerah disampaikan kepada Ketua melalui Sekretaris untuk di disposisi, untuk kemudian disampaikan kepada yang berhak, yakni : Sekretaris atau Bendahara atau Ketua Tim atau Ketua Bidang atau Ketua Himpunan Daerah atau sesuai dengan relevansi surat. (8) Surat masuk bagi MEDAI Daerah disampaikan kepada Ketua MEDAI Daerah (9) Surat masuk bagi Dewan Pengawas Daerah disampaikan kepada Ketua Dewan Pengawas Daerah (10) Surat masuk bagi Himpunan Daerah disampaikan kepada Ketua Himpunan Daerah (11) Surat masuk bagi Pengurus Cabang disampaikan kepada Ketua melalui Sekretaris untuk di disposisi, untuk kemudian disampaikan kepada yang berhak, yakni : Sekretaris atau Bendahara atau Ketua Bidang atau sesuai dengan relevansi surat. (12) Setiap surat masuk baik yang perlu dibalas dan dijawab, maupun harus diproses menurut kebutuhan, harus disimpan diarsip. Hal 7dari 17

101 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi (13) Pemberian nomor agenda dan pengarsipan surat dibedakan dengan melihat sumber surat (uniform surat). Pasal 10 Surat Keluar (1) Surat Keluar terdiri dari : a. Surat Keluar dibedakan menurut tujuan surat : i. Kepada pihak kalangan internal organisasi. ii. b. Surat Undangan c. Keputusan d. Rekomendasi e. Mandat f. Tugas g. Edaran h. Keterangan Kepada pihak kalangan eksternal organisasi. i. Nota Kesepahaman j. Perjanjian Kerjasama (2) Surat-surat keluar hanya dianggap sah apabila dibuat/ditulis diatas kertas kop surat organisasi, ditandatangani unsur Ketua, unsur Sekretaris dan sesuai kebutuhan juga oleh unsur Bendahara, serta dibubuhi stempel organisasi. (3) Setiap surat keluar diberi nomor secara berurutan dengan kode surat tersendiri sesuai dengan jenis surat keluar tersebut. (4) Penyampaian dan pendistribusian surat keluar ditempuh melalui e m a i l, f a k s i m i l i, jasa pos, kurir atau menempuh cara-cara lainnya. (5) Sesuai dengan kebutuhan, setiap surat dapat dibuat tembusan kepada pihak yang memiliki relevansi dengan masalah atau perihal surat. Hal 8dari 17

102 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi Pasal 11 Uniform Surat Untuk memudahkan pengendalian dan proses serta agenda surat, ditentukan uniform kode surat sebagai berikut : 1. Agenda surat masuk, terdiri dari : a. Surat masuk dari kalangan eksternal organisasi, diberi kode surat : Nomor : A1-000/PP IAI/1418/bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : A1-000/DPP IAI/1418/bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : A1-000/MP IAI/1418/bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : A1-000/HN IAI/1418/bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : A1-000/PD IAI/Nama Propinsi/bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : A1-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : A1-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : A1-000/ HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : A1-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang b. Surat masuk dari kalangan internal organisasi, diberi kode surat : Nomor : A2-000/PP IAI/1418/bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : A2-000/DPP IAI/1418/bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : A2-000/MP IAI/1418/bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : A2-000/HN IAI/1418/bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : A2-000/PD IAI/Nama Propinsi/bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : A2-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : A2-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : A2-000/ HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Hal 9dari 17

103 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi Nomor : A2-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang 2. Agenda surat keluar dibedakan dengan kode : a. Surat keluar untuk kalangan eksternal organisasi, diberi kode surat : Nomor : B1-000/PP IAI/1418/bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor: B1-000/DPP IAI/1418/bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : B1-000/MP IAI/1418/bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : B1-000/HN IAI/1418/bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : B1-000/PD IAI/Nama Propinsi/bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : B1-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : B1-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : B1-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : B1-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang b. Surat keluar untuk kalangan internal organisasi, diberi kode surat : Nomor : B2-000/PP IAI/1418/bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : B2-000/DPP IAI/1418/bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : B2-000/MP IAI/1418/bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : B2-000/HN IAI/1418/bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : B2-000/PD IAI/Nama Propinsi/bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : B2-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : B2-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : B2-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : B2-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang Hal 10dari 17

104 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi c. Surat Undangan, diberi kode : Nomor : Und-000/PP IAI/1418/bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Und-000/DPP IAI/1418/bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : Und-000/MP IAI/1418/bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Und-000/HN IAI/1418/bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : Und-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Und-000/ DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Und-000/ MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Und-000/ HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Und-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang d. Surat Keputusan, diberi kode : Nomor : Kep-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Kep-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : Kep-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Kep-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : Kep-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Kep-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Kep-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Kep-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Kep-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang Hal 11dari 17

105 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi e. Surat Rekomendasi, diberi kode : Nomor : Rek-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Rek-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : Rek-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Rek-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : Rek-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Rek-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Rek-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Rek-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Rek-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang f. Surat Mandat, diberi kode : Nomor : Mdt-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Mdt-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : Mdt-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Mdt-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : Mdt-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Mdt-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Mdt-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Mdt-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Mdt-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang g. Surat Tugas, diberi kode : Nomor : Tgs-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Tgs-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Hal 12dari 17

106 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi Nomor : Tgs-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Tgs-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : Tgs-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Tgs-000/DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Tgs-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Tgs-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Tgs-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang h. Surat Edaran, diberi kode : Nomor : SE-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : SE-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : SE-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : SE-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Nomor : SE-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : SE-000/ DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Tgs-000/MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : SE-000/HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : SE-000/PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang i. Surat Keterangan, diberi kode : Nomor : Ket-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : Ket-000/DPP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Dewan Pengawas Pusat Nomor : Ket-000/MP IAI/1418/ bulan/tahun untuk MEDAI Pusat Nomor : Ket-000/HN IAI/1418/ bulan/tahun untuk Himpunan Nasional Hal 13dari 17

107 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi Nomor : Ket-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : Ket-000/ DPD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Dewan Pengawas Daerah Nomor : Ket-000/ MD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk MEDAI Daerah Nomor : Ket-000/ HD IAI/ Nama Propinsi/ bulan/ tahun untuk Himpunan Daerah Nomor : Ket-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang j. Nota Kesepahaman, diberi kode : Nomor : NK-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : NK-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : NK-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang k. Nota Kesepahaman, diberi kode : Nomor : PKB-000/PP IAI/1418/ bulan/tahun untuk Pengurus Pusat Nomor : PKB-000/PD IAI/Nama Propinsi/ bulan/tahun untuk Pengurus Daerah Nomor : PKB-000/ PC IAI/ Nama Kab-Kota/ bulan/ tahun untuk Pengurus Cabang h. Surat antar pengurus, mempergunakan Memo. Pasal 12 Penandatangan Surat ( 1 ) Setiap surat Pengurus Pusat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal dan/atau Bendahara Umum, dibuat diatas kopsurat dan dibubuhi stempel organisasi. b. Keikutsertaan Bendahara Umum atau Wakil Bendahara menandatangani surat hanya untuk yang berkaitan dengan Dana (Keuangan). c. Apabila Ketua Umum berhalangan, maka penandatangan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua Umum bersama Sekretaris Jenderal. d. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan, maka penandatangan surat dapat dilakukan oleh salah satu Wakil Sekretaris Jenderal bersama Ketua Umum. Hal 14dari 17

108 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi e. Khusus untuk Surat Keputusan dan Surat Keluar yang menyangkut sikap organisasi keluar dan bersifat sikap formal organisasi, hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (2) Setiap surat Dewan Pengawas Pusat dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel Dewan Pengawas. (3) Setiap surat MEDAI Pusat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel MEDAI Pusat. b. Apabila Ketua berhalangan penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan Sekretaris c. Khusus untuk Surat Keputusan hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. (4) Setiap surat Himpunan Seminat PP IAI harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Himpunan, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel Himpunan. b. Keikutsertaan Bendahara atau Wakil Bendahara menandatangani surat hanya untuk yang berkaitan dengan Dana (Keuangan). c. Khusus untuk Surat Keputusan hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. d. Apabila Ketua berhalangan penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan Sekretaris. e. Apabila Sekretaris berhalangan, penandatanganan dapat dilakukan oleh Ketua dan salah satu Wakil Sekretaris. (5) Setiap surat Pengurus Daerah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel organisasi. b. Apabila Ketua berhalangan penandatangan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua, bersama Sekretaris. c. Apabila Sekretaris berhalangan, penandatangan dapat dilakukan oleh salah satu Wakil Sekretaris bersama Ketua. d. Keikutsertaan Bendahara atau Wakil Bendahara menandatangani surat hanya untuk yang berkaitan dengan Dana (Keuangan) e. Khusus untuk Surat Keputusan dan Surat Keluar yang menyangkut sikap organisasi keluar dan bersifat sikap formal organisasi, hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Hal 15dari 17

109 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi (6) Setiap surat Dewan Pengawas Daerah dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel Dewan Pengawas. (7) Setiap surat MEDAI Daerah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel MEDAI Daerah. b. Khusus untuk Surat Keputusan hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. c. Apabila Ketua berhalangan penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan Sekretaris. (8) Setiap surat Himpunan Daerah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel Himpunan Daerah. b. Keikutsertaan Bendahara atau Wakil Bendahara menandatangani surat hanya untuk yang berkaitan dengan Dana (Keuangan). c. Khusus untuk Surat Keputusan hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. d. Apabila Ketua berhalangan penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan Sekretaris. e. Apabila Sekretaris berhalangan, penandatanganan dapat dilakukan oleh Ketua dan salah satu Wakil Sekretaris. (9) Setiap surat Pengurus Cabang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, dibuat diatas kop surat dan dibubuhi stempel organisasi. b. Keikutsertaan Bendahara atau Wakil Bendahara menandatangani surat hanya untuk yang berkaitan dengan Dana (Keuangan). c. Apabila Ketua berhalangan penandatanganan surat dapat dilakukan oleh Wakil Ketua dan Sekretaris. d. Apabila Sekretaris berhalangan, penandatanganan dapat dilakukan oleh Ketua dan Wakil Sekretaris. e. Khusus untuk Surat Keputusan dan Surat Keluar yang menyangkut sikap organisasi keluar dan bersifat sikap formal organisasi, hanya dianggap sah apabila ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Hal 16dari 17

110 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi BAB VI PENUTUP Pasal 13 (1) Tata Kelola Organisasi ini merupakan pedoman dan panduan organisasi dalam penyelenggaraan organisasi. (2) Tata Kelola Organisasi ini bersifat mengikat bagi seluruh jajaran organisasi Ikatan Apoteker Indonesia, untuk dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. (3) Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kelola Organisasi ini akan diatur kemudian dalam pelaksanaannya Hal 17dari 17

111 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi. Contoh Kop Surat 1. PENGURUS PUSAT Pengurus Pusat Sekretariat : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang, Jakarta Telp.: Faks.: sekretariat@ikatanapotekerindonesia.net Website : 2. MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA PUSAT Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) Pusat Sekretariat : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang, Jakarta Telp.: Faks.: sekretariat@ikatanapotekerindonesia.net Website : 3. DEWAN PENGAWAS PUSAT Dewan Pengawas Pusat Sekretariat : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang, Jakarta Telp.: Faks.: sekretariat@ikatanapotekerindonesia.net Website : 4. HIMPUNAN NASIONAL Himpunan Seminat. Sekretariat : Jl... Telp.: Faks.: .. Website : LOGO HIMPUNAN 5. PENGURUS DAERAH Pengurus Daerah Sekretariat : Jl... Telp.: Faks.: Website :

112 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi. 6. MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA DAERAH 7. DEWAN PENGAWAS DAERAH 8. HIMPUNAN DAERAH Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) Daerah Pengurus Daerah Sekretariat : Telp. Faks.:.. Website :. Dewan Pengawas Daerah Pengurus Daerah Sekretariat :. Telp.:. Faks.:. .. Website :... Himpunan Seminat. Pengurus Daerah LOGO HIMPUNAN Sekretariat :. Telp.:. Faks.:. .. Website : PENGURUS CABANG Pengurus Cabang Sekretariat : Jl... Telp.: Faks.: Website :

113 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi. Jenis font : Andalus (Bold) Ukuran font : 18 Jenis font : Arial Narrow (Bold) Ukuran font : 22 Pengurus Pusat Sekretariat : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang, Jakarta Telp.: Faks.: sekretariat@ikatanapotekerindonesia.net Website : Jenis font : Andalus Ukuran font : 9

114 Nomor : PO.009/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Peraturan Organisasi Tentang Tata Kelola Organisasi. Contoh Stempel 1. PENGURUS PUSAT 2. MEDAI PUSAT 3. DEWAN PENGAWAS PUSAT 4. PENGURUS DAERAH 5. MEDAI DAERAH 6. DEWAN PENGAWAS DAERAH 7. PENGURUS CABANG

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016 PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI SURAT IZIN PRAKTIK APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 004/PP.IAI/1418/IX/2017. Tentang IKATAN APOTEKER INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 004/PP.IAI/1418/IX/2017. Tentang IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG MUTASI ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. bahwa dengan dinamika serta perubahan peraturan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PENDAFTARAN ANGGOTA IKATAN APOTEKER INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002/PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PENDAFTARAN ANGGOTA IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor : TENTANG PENDAFTARAN ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. bahwa tuntutan pengelolaan organisasi profesi senantiasa berkembang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/PP.IAI/1418/IX/2017. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/PP.IAI/1418/IX/2017. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG IURAN ANGGOTA IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR NOMOR: Kep-057/PD IAI/Jawa Timur/VIII/2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK ATAU KERJA APOTEKER DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI IKATAN APOTEKER INDONESIA

PERATURAN ORGANISASI IKATAN APOTEKER INDONESIA PERATURAN ORGANISASI SURAT KEPUTUSAN NO: 001 /PO/PP-IAI/V/2010 TENTANG PERATURAN ORGANISASI TENTANG REGISTRASI ANGGOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA PENGURUS PUSAT, Menimbang : 1. Bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK KERJA IKATAN APOTEKER INDONESIA (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Badung Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Industri Farmasi & Pedagang

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 094/ PP.IAI/1418/X/2016

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 094/ PP.IAI/1418/X/2016 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 094/ PP.IAI/1418/X/2016 Tentang TATA LAKSANA PELAPORAN SKP TAHUNAN PROGRAM RESERTIFIKASI PROFESI APOTEKER DENGAN METODA SATUAN KREDIT

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR NOMOR: Kep-055/PD IAI/Jawa Timur/VIII/2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PERMOHONAN REGISTRASI ANGGOTA DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 006/ PP.IAI/1418/IV/2014

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 006/ PP.IAI/1418/IV/2014 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 006/ PP.IAI/1418/IV/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS RESERTIFIKASI PROFESI APOTEKER DENGAN METODA SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) 2014

Lebih terperinci

PENGURUS DAERAH IKATAN APOTEKER INDONESIA JAWA TIMUR

PENGURUS DAERAH IKATAN APOTEKER INDONESIA JAWA TIMUR KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH Nomor : 120/IAI-JATIM/SK/IX/2012 TENTANG STANDAR JASA PROFESI APOTEKER DI APOTIK Menimbang : a. bahwa perjanjian Kerja Sama penyertaan modal Apoteker Penanggung Jawab dan Pemilik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No.

Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No. 00/Form-37/KP2T/2016 Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No. 64b di - Blitar Bersama ini kami mengajukan permohonan

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR NOMOR: Kep-056/PD IAI/Jawa Timur/VIII/2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PERMOHONAN MUTASI ANGGOTA DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS DAERAH

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI SURAT IJIN PRAKTIK APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI SURAT IJIN PRAKTIK APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI SURAT IJIN PRAKTIK APOTEKER IKATAN APOTEKER INDONESIA Kepada Yth. Ketua PC IAI BANYUMAS Bersama ini saya mengajukan permohonan rekomendasi ijin praktik dengan data sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PEMBINAAN PRAKTIK KEFARMASIAN DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN IKATAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS RESERTIFIKASI PROFESI APOTEKER DENGAN METODA SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS RESERTIFIKASI PROFESI APOTEKER DENGAN METODA SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) TAHUN 2015 Lampiran SK No. Kep. 053/ PP.IAI/1418/II/2015 PETUNJUK TEKNIS RESERTIFIKASI PROFESI APOTEKER DENGAN METODA SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN Dengan diberlakukannya Pedoman Resertifikasi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor: PO.008 /PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor: PO.008 /PP.IAI/1418/IX/2017 TENTANG PERATURAN ORGANISASI SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT Nomor: PO.008 /PP.IAI/1418/IX/2017 PERATURAN ORGANISASI HIMPUNAN SEMINAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS PUSAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka menampung aspirasi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/IX/2016 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEWAN PENGAWAS IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA UMUM ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG KEPUTUSAN KETUA UMUM Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IZIN AMATIR RADIO DAN KARTU TANDA ANGGOTA ORARI. KETUA UMUM Menimbang : a. Bahwa telah terbit Peraturan Menteri Komunikasi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 108 Tahun 2005 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KOP SURAT PPNI. SURAT REKOMENDASI Nomor:...

KOP SURAT PPNI. SURAT REKOMENDASI Nomor:... KOP SURAT PPNI SURAT REKOMENDASI Nomor:... Dewan Pengurus Wilayah Provinsi atas nama Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia menerangkan bahwa: Nama Tempat/tanggal lahir NIRA Rumah :...

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER, BIDAN, AHLI GIZI, PENGOBATAN TRADISIONAL, APOTEKER DAN ASISTEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGAJUAN PENILAIAN DAN PENGAKUAN SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) PROGRAM

Lebih terperinci

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG IZIN APOTEK

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG IZIN APOTEK NOMOR 24 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG IZIN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR, SERI E Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Nomor : B1-196/PP.IAI/1418/XII/2016 Jakarta, 23 Desember 2016 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : HASIL DISKUSI TERKAIT KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI No.82/PUU-XIII/2015 Kepada Yth. Ketua PD IAI se Indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH)

CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH) CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH) Apotik lama baru No. Telp. APA No. SIPA No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo (asli bermaterai

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor: PO.005/PP.IAI/1418/IX/2017 Tentang PERATURAN ORGANISASI TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGAJUAN PENILAIAN DAN PENGAKUAN SATUAN KREDIT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA. PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01.

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA. PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01. KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG PERIODE II TAHUN 2017 Nomor: 10/PENG/PIM/RH.01.02/11/2017 Komisi Yudisial mengundang Mahkamah Agung, Pemerintah, dan Masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PRAKTEK FARMASIS / APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PRAKTEK FARMASIS / APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PRAKTEK FARMASIS / APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA SURAT KEPUTUSAN PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR NOMOR: Kep-058/PD IAI/Jawa Timur/VIII/2015 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PERMOHONAN PENILAIAN SATUAN KREDIT PARTISIPASI (SKP) DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 01/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 01/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016 PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 01/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016 Komisi Yudisial mengundang Mahkamah Agung, Pemerintah, dan Masyarakat untuk mengusulkan warga negara terbaik

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN TENAGA MEDIS SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG Menimbang DENGAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN KONFERENSI DAERAH DAN KONFERENSI CABANG IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.967, 2017 KEMEN-ATR/BPN. PPAT. Ujian, Magang, Pengangkatan dan Perpanjangan Masa Jabatan. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

Mengingat : Anggaran Dasar Bab IV pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga Bab I, Pasal 1, 2, 3, 5 dan 6

Mengingat : Anggaran Dasar Bab IV pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga Bab I, Pasal 1, 2, 3, 5 dan 6 KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR : 096/PAEI/VI/2017 TENTANG PENERIMAAN ANGGOTA BARU PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA Menimbang : a. bahwa Anggota PAEI terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. Cek Kelengkapan Ada Tidak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI MENTERI KESEHATAN Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER Apotik :.. lama :.. No. Telp. :.. APA Lama :.. No. SIPA :.. APA Baru :.. No. STRA :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa aktuaris dibutuhkan dalam pengembangan

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA UJIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.171, 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Pengadaan. Pendaftaran. Status. Rumah Negara. Petunjuk Teknis. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.7/Menhut-II/2013

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor : 555 / 2909 / 17.

PENGUMUMAN Nomor : 555 / 2909 / 17. PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan MT. Haryono Nomor : 29 Telp. (0282) 534725 Fax. 521881 CILACAP Kode Pos 53213 PENGUMUMAN Nomor : 555 / 2909 / 17. TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS DARI GUBERNUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS DAN PARA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014 PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERIODE I TAHUN 2015 Nomor: 9 /PENG/P.KY/12/2014 Komisi Yudisial Republik Indonesia mengundang Mahkamah Agung, Pemerintah, dan Masyarakat

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 26 Tahun 2005 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang Mengingat : : a. bahwa keberadaan dan peranan Penyidik

Lebih terperinci

No. Kegiatan Waktu Ket 1 Pembentukan Panitia 2 Maret 2018 Pemerintah Desa 2 Penyusunan Tatib 5-8 Maret 2018 Panitia. 9 Maret 2018

No. Kegiatan Waktu Ket 1 Pembentukan Panitia 2 Maret 2018 Pemerintah Desa 2 Penyusunan Tatib 5-8 Maret 2018 Panitia. 9 Maret 2018 PEMERINTAH DESA GUWOSARI KECAMATAN PAJANGAN PANITIA PENGISIAN PAMONG DESA Alamat : Iroyudan Guwosari Pajangan Bantul KodePos 55751 Telp. (0274) 6461041 E- Mail :desa.guwosari@bantulkab.go.id Nomor : /Pan/III/2018

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

Jakarta, 14 Juli 2014

Jakarta, 14 Juli 2014 Nomor : 2485 / 10.200 / VII / 2014 Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Pelaksanaan Ujian Calon Surveyor Berlisensi Tahun Anggaran 2014 Jakarta, 14 Juli 2014 Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Badan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 005/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 005/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 005/ PP.IAI/1418/IV/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI APOTEKER (SKPA) 2014 IKATAN APOTEKER INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN REGISTRASI TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria KERANGKA RPMK AKTUARIS Kerangka RPMK Aktuaris BAB I Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga BAB II BAB III Bagian Kesatu Bagian Kedua BAB IV Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Bagian Keempat Bagian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI SALINAN BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 18 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Prosedur. Kartu Tanda Anggota.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Prosedur. Kartu Tanda Anggota. No.127, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Prosedur. Kartu Tanda Anggota. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON HAKIM AD HOC TINDAK PIDANA KORUPSI DI MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 2/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016

PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON HAKIM AD HOC TINDAK PIDANA KORUPSI DI MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 2/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016 PENGUMUMAN PENDAFTARAN CALON HAKIM AD HOC TINDAK PIDANA KORUPSI DI MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 Nomor: 2/PENG/P.KY/RH.01.02/2/2016 Komisi Yudisial mengundang warga negara terbaik untuk mendaftar calon hakim

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH.01.AH.09.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, MUTASI, DAN PENGAMBILAN SUMPAH ATAU JANJI PEJABAT PENYIDIK

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG.

: PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13/M-DAG/PER/3/2006 T E N T A N G KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.45/MENHUT-II/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN, PENDAFTARAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014

PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014 PENGUMUMAN PENERIMAAN USULAN CALON HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Nomor:01/PENG/P.KY/II/2014 Berdasarkan surat Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial No. 02/WKMA/I/2014 tanggal 30

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH KABUPATEN TANGERANG UNTUK TENAGA MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci