RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL AIR ALKALI SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF BERBASIS MIKROKONTROLLER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL AIR ALKALI SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF BERBASIS MIKROKONTROLLER"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL AIR ALKALI SEBAGAI PENGOBATAN ALTERNATIF BERBASIS MIKROKONTROLLER H. Ary Setyadi, Priyanggara Siddhi Permana STMIK AUB Surakarta ABSTRACT Health is important for every society due to perform daily activities necessary condition of a healthy body in order to do something anything can running optimally. One way to get a healthy body condition is to keep eat and drink. Alkaline water is the treated water thus achieving a measure of acidity in the ph of 8 to 9 or more than 9. For information, the ph of the water safe to drink should range between 8.5 to high ph in drinking water can make the blood ph becomes too alkali or alkaline, which is believed to make the body more healthy. Installation tools Tools To Make Water As An Alternative For Health Based Mikrokontroller ATmega16 then started from the ph sensor output is connected to the ATmega1, 6 Microcontroller input, then the output is connected LCD, Alarm and AC voltage output. The main working principle ph meter is located on the sensor probe in the form of glass electrode (glass electrode) by measuring the amount of H3O + ions in solution. The tip of the glass electrode is 0.1 mm thick layer of glass which are round (bulb). Bulb glass cylinder is paired with a non-conductor or elongated plastic, which is subsequently filled with a solution of HCl (0.1 mol / dm3). In a solution of HCl, submerged a length of wire electrode made from silver on its surface formed an equilibrium compounds AgCl. The constant amount of HCl solution in this system makes the electrode Ag / AgCl potential value stable. For level detection sensor is in use the sensitivity level is still low, expected in its development could be noticed again in the use of sensors as the main component in the manufacture of this instrument. Keywords: Health, ATMEGA16, ph Sensor, Alkaline Water I. PENDAHULUAN Banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air alkali selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air alkali dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah. Tubuh membutuhkan air tapi air yang memiliki kadar keasaaman (ph) yang sehat. Air ph netral baik untuk tubuh. Tetapi masalahnya, hasil pembakaran dan racun yang ada dalam tubuh kita bersifat asam. Air alkali adalah air yang diolah sehingga mencapai keasaman dalam ukuran ph 8 hingga 9 atau lebih dari 9. Sebagai informasi, ph air yang sehat untuk diminum harus berkisar antara 8,5 11,5. ph tinggi pada air minum dapat membuat ph darah juga menjadi alkali atau basa, yang diyakini bisa membuat tubuh lebih sehat. Prinsipnya ph darah itu netral. Kalau ph darah itu asam atau basa, yang mengatur adalah organ paru dan ginjal, bukan dari air yang dikonsumsi, ph darah tidak dipengaruhi oleh minuman yang di konsumsi. Secara medis, setiap minuman dan makanan yang dikonsumsi akan masuk ke dalam lambung. Di sana, makanan dan minuman akan bertemu asam lambung yang sangat kuat, dengan ph 2 hingga 3. Artinya, keluar dari lambung makanan dan minuman yang sudah dicerna akan bersifat asam. Makanan dan minuman tersebut kemudian akan turun ke usus. Di sini, ph-nya akan menjadi netral. Dari hasil proses pencernaan inilah yang akan diserap oleh tubuh. Air alkali tidak berbahaya, secara normal ph darah diatur oleh organ paru dan ginjal, tubuh baru memerlukan bantuan untuk mengatur ph darah apabila dalam kondisi kritis, yakni saat organ paru dan ginjalnya tidak berfungsi dengan baik. Dewasa ini masalah makanan dan minuman yang tidak layak untuk dikonsumsi semakin muncul dipermukaan. Banyak masyarakat yang belum mengetahui masalah kandungan kadar keasaman pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi, padahal unsur kadar keasaman pada makanan dapat menjadi parameter apakah makanan tertentu masih layak dikonsumsi atau tidak. Teknologi sekarang sudah banyak diciptakan alat-alat yang digunakan untuk mengolah air yang kadar keasaamannya tinggi menjadi rendah (basa) tetapi alat alat tersebut sangatlah mahal didapat untuk kalangan masyarakat terutama masyarakat kelas menengah dan kebawah. Terdapat beberapa Halaman-17

2 kelemahan dan kurangnya efisiensi dalam penggunaan alat pembuat air alkali yang diproduksi dipasaran saat ini di samping harganya yang sangat mahal. Dari permasalahan di atas maka perlu dikembangkan suatu sistem hardware untuk melakukannya bagaimana mendapatkan air yang sehat dengan tingkat kadar keasaman air (ph) yang sehat, untuk itu maka diperlukan suatu alat yang mampu mempermudah mendapatkan air alkali yang praktis dan murah. Alat pembuat air alkali dengan konsep menangkap kadar ph dalam air melalui sensor kemudian secara otomatis mikrokontroller melakukan penetralan air agar sesuai dengan kadar keasaman air yang sehat. Dibutuhkan suatu alat yang dapat mengubah kadar keasaaman air (kadar ph) dan kadar BOD (Biological Oxygen Demand) dalam air setiap saat yang diinginkan. Data yang dihasilkan akan ditampilkan pada tampilan LCD agar dapat dilihat hasilnya. Sehingga dengan pemantauan setiap saat dapat menjaga kondisi air sesuai dengan besar kadar ph air yang dibutuhkan untuk air sehat dan bila ingin suatu saat dapat diintegrasikan suatu kontroller di dalamnya. Namun keasaman atau basa, air dapat berubah sewaktu waktu. Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mempunyai gagasan untuk merancang suatu rangkaian interface yang berjudul Rancang Bangun Alat Penghasil Air Alkali Sebagai Pengobatan Alternatif Berbasis Mikrokontroller. Penulis berharap rangkaian tersebut dapat memberi manfaat bagi pemakainya serta mampu dikembangkan menjadi teknologi yang tepat guna. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Aries Aditya Racman, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (2007), pada tugas akhir yang bejudul Otomatisasi Penetralan Kadar Ph Air Payau Berbasis Pengindraan Jarak Jauh Dengan Metode Fuzzy Logic, sistem hardware untuk melakukannya, menangkap kadar PH melalui sensor kemudian secara otomatis mikrokontroller melakukan penetralan. Penggunaan mikrokontroller dikarenakan mikrokontroller saat ini banyak digunakan untuk kontrol sistem dan otomatisasi karena kemudahannya dalam diprogram, dan dengan logika fuzzy membuat hal tersebut lebih mudah dilakukan karena karakteristik logika fuzzy yang cocok digunakan untuk kontrol sistem dan otomatisasi, contohnya dalam otomatisasi temperatur ruangan, kelembaban tanah, dan lain-lain. Dalam hal ini mikrokontroler yang digunakan adalah dari keluarga AVR ATmega. Dengan teknik PC interfacing, memungkinkan terhubungnya mikrokontroller dengan PC server yang dapat membantu pengusaha tambak atau kolam air payau untuk memantau kadar ph air payau tambak atau kolam dari jarak jauh, atau bahkan ditempat yang lebih jauh lagi mengunakan teknologi web dan sebuah PC client. Ranu Adi Aldaka, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (2009), pada tugas akhir yang berjudul Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin. Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph,dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin merupakan rancang bangun suatu sistem yang dapat memantau suhu, ph, dan kejernihan air kolam, serta dapat mengkondisikannya ke dalam parameter-parameter yang ditentukan. Dalam hal ini ikan patin dipilih sebagai subjek perancangan untuk menentukan parameter suhu, ph keasaman, dan kejernihan agar mudah melakukan analisa. Pada dasarnya alat ini dapat dipakai untuk semua kolam ikan, hanya parameter-parameternya yang berbeda sesuai kebutuhan. Pada pembudidayaan,dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang cm. Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Bayu Noorulil, Jurusan Pendidikan Teknik Elekronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (2010), pada tugas akhir yang bejudul Rancang Bangun Model Mekanik Alat untuk Mengukur Kadar Keasaman Susu Cair, Sari Buah dan Soft Drink. Deteksi suatu ph sangat dibutuhkan dalam upaya mengetahui layak tidaknya suatu cairan untuk dikonsumsi. Selama ini masyarakat tidak mengetahui bahkan tidak peduli apakah minuman yang dikonsumsi Halaman-18

3 masih layak atau sudah kadaluarsa. Kebanyakan masyarakat masih menggunakan cara manual dalam mengukur ph suatu cairan, seperti menggunakan kertas lakmus. Karena tidak semua orang mengetahui cara mengukur kadar keasaman, maka diperlukan alat model mekanik yang dapat membantu mempermudah sesorang yang ingin mengetahui kadar keasaman suatu cairan. Model mekanik alat dibuat agar mampu mendeteksi kadar keasaman suatu cairan, dalam hal ini cairan yang diuji adalah susu cair, sari buah dan soft drink dengan memanfaatkan sensor ph. Sensor ph mendeteksi kadar keasaman yang terdapat pada suatu larutan dan menghasilkan resistansi. Resistansi inilah yang kemudian diolah menjadi tegangan sehingga didapatkan data digital yang diolah melewati port ADC mikro AVR. Secara umum desain yang dibuat terdiri dari elektroda keasaman air (ph), differensial, penguat sinyal dan model mekanik. Metode persamaan garis parsial yang diimplementasikan secara software pada mikrokontroler mampu mereduksi error pembacaan keasaman air (ph) hingga 3,63 %. Sedangkan untuk sistem otomatisasi mekanik, setelah melakukan pengujian integrasi sistem maka diperoleh persentase keberhasilan mekanik dapat beroperasi secara otomatis sebesar 70% Air Alkali Air alkali dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu pencernaan dan mengeluarkan racun, banyak orang yang tidak mengetahui khasiat air alkali selain untuk menghilangkan dahaga saja. Air alkali dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara yang mudah dan murah. Berikut 10 manfaat air alkali yang mungkin dapat dijadikan acuan saat akan mengkonsumsi minuman di luar dari air putih. a. Memperlancar Sistem Pencernaan Mengkonsumsi air alkali dalam hal ini dengan ukuran ph 8,5-9 dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga akan terhindari dari masalahmasalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien. b. Air Alkali Membantu Memperlambat Tumbuhnya Zat-Zat Penyebab Kanker Air dengan ph > 8,5 mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air alkali akan membuat tubuh lebih berenergi. c. Perawatan Kecantikan Bila kurang minum air alkali, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air alkali dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh pun harus benar-benar diperhatikan, ditambah lagi minum air putih 8 10 gelas sehari. d. Untuk Kesuburan Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Menurut hasil penelitian dari sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika seseorang selalu mandi dengan air dingin maka peredaran darahnya lancar dan tubuh terasa lebih segar dan bugar. Mandi dengan air alkali dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan, mandi di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan begitu kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak. e. Menyehatkan Jantung Air alkali juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran papas, usus, dan penyakit kewanitaan. Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih dengan ph >7. f. Sebagai Obat Stroke Air alkali tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran. Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran Halaman-19

4 pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu ph airnya mampu mensterilkan kulit. g. Efek Relaksasi Air alkali mengandung ion negatif bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan. Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal maka sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam. h. Menguruskan Badan Air alkali juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air alkali hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air alkali ini tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin. i. Tubuh Lebih Bugar Khasiat air alkali tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. Tubuh mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia. j. Penyeimbang tubuh. Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 liter (8 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh. Nah, air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar gram/hari, kandungan airya sekitar % bobot tinja atau sekitar ml air sehari. Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara di sekitarnya. Tubuh akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan tubuh tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut. Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja tubuh sebanyak 22 % Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, tubuh akan mulai merasa lemah dan lesu. Asal tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat, Jika berada di ruang ber-ac dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi Sensor ph ph adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit ph diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah ph berasal dari p lambang matematika dari negatif logaritma, dan H lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang ph adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan: ph = - log [H+] 1) ph dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai ph kurang dari 7. Halaman-20

5 Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai ph lebih dari 7. Pengukuran ph secara kasar dapat menggunakan kertas indikator ph dengan mengamati perubahan warna pada level ph yang bervariasi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pembacaan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna ataupun keruh. Pengukuran ph yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan ph meter. Sistem pengukuran ph mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran ph, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi. Pada prinsipnya pengukuran suatu ph adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan. ph meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalen yang lainya untuk menetapkan nilai dari ph. Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl) diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium. Gambar 1. Skema Elektrode ph meter III. METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Perancangan merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan penelitian ini yang pada prinsipnya perancangan dan sistematika yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan proses dalam pembuatan alat. Adapun diagram blok dari Alat yang dibuat adalah seperti gambar 2 : Gambar 2 Blok Diagram Alat Dari blok diagram pada gambar 2 seperti di atas sistem terdiri dari beberapa bagian yaitu Sensor ph, Mikrokontroller, LCD, dan alarm. Masing-masing bagian di atas akan dijelaskan berikut ini: a. Sensor ph Prinsip kerja utama ph meter adalah terletak pada sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan. Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca nonkonduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 Halaman-21

6 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil. Inti sensor ph terdapat pada permukaan bulb kaca yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan terukur. Kaca tersusun atas molekul silikon dioksida dengan sejumlah ikatan logam alkali. yang selanjutnya digunakan untuk mencatu rangkaian Flowchart Program b. Mikrokontroler ATMEGA16 Mikrokontroller ATMEGA16 adalah suatu chip IC yang terdiri dari 40 pin, dalam perancangan alat ini pin-pin yang digunakan adalah: 1) Pin Chip 12 digunakan sebagai X-TAL2 2) Pin Chip 13 digunakan sebagai X-TAL1 3) Pin Chip 32 dan 30 digunakan sebagai AREF dan AVCC. 4) PB 0 digunakan sebagai masukan rangkian Driver 5) Pin 11 (GND) digunakan sebagai ground 6) Pin 10 (VCC) digunakan sebagai sumber tegangan. c. Rangkaian Driver Keluaran dari Rangkaian mikrokontroler ATMEGA16 kemudian masuk kerangkaian Driver yang kemudian diumpankan ke relay, dimana rangkaian tersebut diperlukan sebuah rangkaian penguat tegangan.rangkaian penguat tegangan dapat dibangun dari komponen transistor untuk itu dipilih Transistor 9012 kemudian dikuatkan lagi oleh transistor TIP 131 agar dapat mengaktifkan dan menghentikan kerja Relay. Pada rangkaian tersebut Relay berfungsi sebagai penghubung dan pemutus ke alarm. d. Rangkaian Power Supply Rangkaian Power Supply digunakan untuk memberi tegangan kedalam mikrokontroler yang stabil dan mempunyai arus yang cukup kedalam mikrokontroler sehingga tidak terjadi tegangan turun saat dioperasikan. Mikrokontroler ATMEGA16 membutuhkan sebuah tegangan tunggal sebesar +4,5 sampai +5 Volt dan relay membutuhkan tegangan sebesar 12 Volt untuk dapat aktif. IC 7805 digunakan untuk menstabilkan tegangan tersebut menjadi tegangan 5 Volt dan IC 7812 digunakan untuk menstabilkan tegangan tersebut menjadi tegangan 12 Volt Gambar 3. Flowchart Program IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat a. Pengujian Mikrokontroller Pengujian terhadap mikrokontroller digunakan untuk mengetahui tegangan keluaran mikrokontroler saat keadaan logika 0 maupun logika 1. Berikut ini data pengukuran dari keluaran mikrokontroller tampak pada tabel 1. Halaman-22 Tabel 1. Hasil pengukuran keluaran mikrokontroller Logika Low High Pin Mikrokontroller 0V 5V

7 Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan ternyata didapatkan hasil bahwa untuk logika 0 tegangan keluaran dari mikrokontroller sebesar 0V serta untuk logika 1 didapatkan data pengukuran sebesar 5V. Data ini cukup relevan dan sesuai dengan datasheet dari mikrokontroller. b. Pengujian Driver Pengujian terhadap driver dilakukan dengan memberikan logika dari mikrokontroler pada sisi input, kemudian mengukur tegangan keluaran driver. Percobaan dilakukan dengan memberikan input logika yang berasal dari mikrokontroler. Tabel 2 adalah data dari hasil percobaan. nilai ph cairan sehingga nilainya akan mendekati dengan setpoint nilai ph yang telah dimasukkan. Ketika sama dengan nilai setpoint yang diinginkan maka sistem control akan memutus listrik PLN ke alat pembuat asam basa. Bersamaan dengan ini sistem control juga akan menyalakan buzzer atau alarm sebagai indikator sudah selesai dan tombol berhenti ditekan untuk mematikan buzzer dan proses akan kembali ke awal yaitu memasukkkan nilai setpoint yang dinginkan. Tabel 2. Hasil percobaan terhadap driver PC.1 (Logika) Low High Titik A (V) 0V 5V Titik B (V) 11,7 0 Keterangan Alarm ON Alarm OFF c. Pengujian Kinerja Alat Secara Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat apakah telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan alat dengan tegangan listrik PLN untuk memberikan supply. Setelah alat hidup akan menampilkan tampilan tulisan nama alat. Kemudian sistem akan meminta input data setpoint nilai ph yang dinginkan. Input data setpoint nilai ph yang diinginkan dengan menekan tombol, jika tombol ditekan nilai setpoint ph akan naik per 0,1 dengan level dari 0 sampai 14. Apabila sudah mencapai 14 maka akan kembali ke nilai 0. Setelah memasukkan nilai setpoint yang diinginkan. Untuk memulai sistem dilakukan penekanan tombol start dan sistem control akan menghidupkan alat pembuat asam basa. Dengan menyalakan driver relay dan relay akan menghubungkan dengan listrik PLN. Masukkan sensor ph ke dalam cairan. Sensor ph akan membaca nilai ph cairan dan akan ditampilkan di LCD oleh sistem kontrol. Ketikan sistem kontrol menyalakan alat pembuat asam basa, maka akan terjadi elektrolisis antara 2 plat yang mengakibatkan perbedaan ph antara 2 tabung yang berisi cairan atau air. Ketika sensor ph membaca Gambar 4. Alat Jadi V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Pembuatan perangkat keras dilakukan dengan membuat PCB, kemudian dirakit komponennya, pada alat menggunakan mikrokontroler AVR ATMega16 sehingga rangkaian menjadi lebih ringkas karena pada mikrokontroler AVR ATMega16 bekerja sebagai pengolah data, pengatur dan pengontrol sistem kerja alat. dan untuk perangkat lunak menggunakan bahasa C sehingga lebih mudah dimengerti dan dipelajari. b. Pembuatan program dapat dilakukan dengan menggunakan Software AVR Studio4 buatan atmel yang digunakan untuk melakukan pemrograman. Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk editing bahasa C, proses compiling (mengubah jadi kode heksa) dan proses simulasi program. Untuk melakukan proses download program kedalam mikrokontroler ATMega16 maka perangkat lunak (software) yang digunakan yaitu TwinAvr. Halaman-23

8 c. Pemasangan alat Alat Untuk Menghasilkan Air Sebagai Alternatif Bagi Kesehatan dimulai dari sensor ph kemudian keluarannya dihubungkan pada masukan Mikrokontroller, kemudian keluaran dihubungkan LCD, Alarm dan keluaran tegangan AC. d. Untuk tingkat pendeteksi sensor yang di pakai tingkat sensifitasnya masih rendah, di harapkan dalam pengembanganya bisa lebih di perhatikan lagi dalam pengunaan sensor sebagai komponen utama dalam pembuatan alat ini. e. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sensor ph electrode E201-BNC memiliki kepekaan yang kurang baik. Komputindo kelompok Gramedia, 2003 Ranu Adi Aldaka, Tugas Akhir: Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang, 2009 DAFTAR PUSTAKA Arfianto, Belajar Mikrokontroller AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Gava Media, Averroes, Fitra Luthfie, Skripsi: Rancang Bangun Robot Pemadam Api Berbasis Mikrokontroler ATMega Diploma III Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret: Surakarta, 2009 Bayu Noorulil, Tugas Akhir: Rancang Bangun Model Mekanik Alat untuk Mengukur Kadar Keasaman Susu Cair, Sari Buah dan Soft Drink, Jurusan Pendidikan Teknik Elekronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, 2010 Bejo, Agus, C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega Yogyakkarta: Graha Ilmu, 2008 Hendra Maryanto, Skripsi : Pembuatan Prototipe Pintu Otomatis Satu Arah Berbasis Mikrokonroler ATMega Menggunakan Doble IR. Diploma III Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret: Surakarta, 2010 Nalwan, Paulus; Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51 Jakarta: PT Elek Media Halaman-24

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin 1 Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin Penulis : Ranu Adi Aldaka, Dosen Pembimbing I : Ir. M. Julius ST, MS., Dosen Pembimbing II : Ir. Nurrussa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ph adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit ph diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah ph berasal

Lebih terperinci

SISTEM PENGHITUNG PH AIR PADA TAMBAK IKAN BERBASIS MIKROKONTROLLER. Program Studi Sistem Komputer STMIK Triguna Dharma

SISTEM PENGHITUNG PH AIR PADA TAMBAK IKAN BERBASIS MIKROKONTROLLER. Program Studi Sistem Komputer STMIK Triguna Dharma ISSN : 1978-6603 SISTEM PENGHITUNG PH AIR PADA TAMBAK IKAN BERBASIS MIKROKONTROLLER Zulfian Azmi #1, Saniman #2, Ishak #3 #1,2 Program Studi Sistem Komputer STMIK Triguna Dharma #3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Filtering Filtering adalah teknik membersihkan air kolam secara otomatis dan secara berkala, yang dimana air dari kolam di ambil ke dalam tangki, di ambil dari air yang paling

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

Sistem Sensor Keasaman Air (ph) untuk Aplikasi Pengontrolan Kondisi Air Tambak Udang

Sistem Sensor Keasaman Air (ph) untuk Aplikasi Pengontrolan Kondisi Air Tambak Udang Sistem Sensor Keasaman Air (ph) untuk Aplikasi Pengontrolan Kondisi Air Tambak Udang Endah S. Ningrum, Paulus Susetyo W., Tommi Adi Putra Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Model Mekanik Alat untuk Mengukur Kadar Keasaman Susu Cair, Sari Buah dan Soft Drink Bayu Noorulil A 1) Ratna Adil 2)

Rancang Bangun Model Mekanik Alat untuk Mengukur Kadar Keasaman Susu Cair, Sari Buah dan Soft Drink Bayu Noorulil A 1) Ratna Adil 2) Rancang Bangun Model Mekanik Alat untuk Mengukur Kadar Keasaman Susu Cair, Sari Buah dan Soft Drink Bayu Noorulil A 1) Ratna Adil 2) 1) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING Latar Belakang Masalah Fungsi bendungan dalam kehidupan sehari-hari Cara pengoperasian bendungan secara manual Cara pengoperasian bendungan secara otomatisasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Tri Santoso ( )

Tri Santoso ( ) @ Mei.2016 Oleh : Tri Santoso (2212106094) Dosen Pembimbing : Suwito, ST., MT. Ir. Tasripan, MT. Model Peternakan Sapi perah boyolali. Provinsi 2011 2012 2013 2014 2015 JAWA TIMUR 551977 554312 416419

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019 RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA 8535 Laporan Tugas Akhir Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas

Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas Pengembangan Alat Ukur Total Dissolved Solid (TDS) Berbasis Mikrokontroler Dengan Beberapa Variasi Bentuk Sensor Konduktivitas Harum Cahyani *, Harmadi, Wildian Jurusan Fisika, Universitas Andalas Laboratorium

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16 Fajar Ahmad Fauzi Prodi D3 Teknik Elektromedik, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kampus Politeknik UMY, Jln. Hos.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian sampel Penentuan kadar optimal disinfektan Penentuan efektivitas disinfektan data Skema 4.1 Rancangan Penelitian 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa

BAB II LANDASAN TEORI. nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Dasar ph ph atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. ph normal memiliki nilai 7 sementara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER

LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER LAPORAN INSTRUMEN DASAR PENGENALAN ALAT PH METER Oleh: Khoirun Nisa ( P1337434116078) SEMESTER 1 REGULER B DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2016/2017 LAPORAN INSTRUMEN

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis

Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis Pembuatan Alat Pemberi Pakan Ikan Dan Pengontrol PH Otomatis Bearly Ananta Firdaus, Rinta Kridalukmana, Eko Didik Widianto Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jalan Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik

Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik ISSN: 2089-3787 1335 Sistem Otomatisasi Pengontrolan Volume Dan PH Air Pada Hidroponik Muhammad Fakhruzzaini 1, Hugo Aprilianto 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru JL. Ahmad Yani KM. 33

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Sistem pendeteksi asap rokok adalah suatu alat yang berkerja dengan cara mendeteksi keberadaan asap rokok dalam ruangan. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi elektronika digital menjadi faktor penting dan tidak dapat terpisahkan dalam usaha untuk peningkatan teknologi serta kesejahteraan setiap masyarakat. Seperti halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang peralatan sehari-hari di Indonesia pada saat ini semakin berkembang. Penggunaan pemanas pada kehidupan seharihari contohnya seperti

Lebih terperinci

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI 1 PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI Ahmad M Fariz P, Nurussa adah, Ir., MT. dan Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. Abstrak Susu sapi low fat sangat baik untuk tubuh, dengan kandungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atas nama Bayu Noorulil dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atas nama Bayu Noorulil dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian oleh mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya atas nama Bayu Noorulil dan Ratna

Lebih terperinci

REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER

REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2012 REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER Louis Djoko Prabowo¹,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A SISTEM INKUBATOR BAYI PORTABLE Deny Abdul Basit. Jl. Jati Raya RT 004 Rw 006 No.17 Ps.Minggu Jakarta Selatan (denny.abdul.basit@gmail.com) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang 0010 Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENGUKUR SUHU RUANGAN DENGAN SISTEM JENDELA OTOMATIS DAN AC OTOMATIS UNTUK PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DILENGKAPI DENGAN PEMBERITAHUAN LCD 20 x

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO

PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO PENGONTROLAN ph AIR SECARA OTOMATIS PADA KOLAM PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN BERBASIS ARDUINO Saidul, Rozeff Pramana.,ST,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji E-mail

Lebih terperinci

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER G.1 STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER Made Kamisutara, Slamet Winardi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termometer atau yang sudah kita kenal sebagai alat pengukur dan pendeteksi suhu merupakan sebuah alat yang sudah biasa digunakan sebagai alat acuan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

PROTOTIPE SISTEM PENGENDALIAN PH AIR BUDIDAYA IKAN PADA TAMBAK BERBASIS ARDUINO

PROTOTIPE SISTEM PENGENDALIAN PH AIR BUDIDAYA IKAN PADA TAMBAK BERBASIS ARDUINO PROTOTIPE SISTEM PENGENDALIAN PH AIR BUDIDAYA IKAN PADA TAMBAK BERBASIS ARDUINO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1 Blok Diagram Rangkaian Untuk merealisasikan perancangan dan pembuatan alat sistem pengamatan cuaca berbasis Arduino Mega 2560, perlu adanya LCD agar dapat memonitor

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK 1 ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK Fatahillah, Ponco Siwindarto dan Eka Maulana Abstrak Ikan nila banyak dibudidayakan di Indoneseia. Selain karena permintaan konsumen, ikan nila juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci