PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO"

Transkripsi

1

2

3 Pedoman Manajemen Risiko (Code Of Risk Management) PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO (CODE OF RISK MANAGEMENT)

4 HALAMAN : 1 dari 27 BAB I: UMUM Manajemen Risiko dapat membantu Perusahaan dalam usaha untuk meminimalkan potensi kerugian, biaya-biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan pencapaian Rencana Kerja Anggaran Perusahaan dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. Manajemen Risiko juga dapat memaksimalkan opportunities, mempertahankan lingkungan kerja yang kondusif, membangun kepercayaan dari investor, meningkatkan shareholder value, meningkatkan tata kelola perusahaan yang sehat, mengantisipasi perubahan lingkungan yang pesat dan mengintegrasikan strategi korporat. A. Tujuan Tujuan penetapan Pedoman Manajemen Risiko ini dimaksudkan sebagai dasar pelaksanaan Manajemen Risiko di Perusahaan. B. Ruang Lingkup Pedoman ini berlaku untuk Aktivitas atau Transaksi Usaha yang berkaitan dengan kepentingan Perusahaan. Pedoman ini mencakup Kebijakan Umum, Strategi Penerapan Manajemen Risiko, Kategori Risiko, Peran dan Tanggung Jawab, Proses Manajemen Risiko, Toleransi Risiko, Manajemen Risiko untuk Aktivitas On Going Business dan Manajemen Risiko untuk Pengembangan Bisnis. C. Pengertian 1. Aktivitas adalah kegiatan dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan yang berupa Aktivitas On-Going Business dan Aktivitas Pengembangan Bisnis (Business Development). 1

5 HALAMAN : 2 dari Aktivitas On-going Business adalah Aktivitas dan atau Transaksi Usaha Perusahaan yang sedang berjalan secara rutin sesuai dengan proses bisnis Perusahaan berdasarkan prinsip kelangsungan usaha (going concern). 3. Aktivitas Pengembangan Bisnis adalah Aktivitas, program, proyek dan atau Transaksi Usaha Perusahaan yang bersifat baru. 4. Compliance Risk (Risiko Kepatuhan) adalah Risiko terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan yang disebabkan oleh kurang atau tidak patuhnya terhadap peraturan. 5. Contingency Plan (Rencana Kontijensi) adalah rencana alternatif yang akan dilaksanakan ketika suatu kejadian Risiko terjadi. 6. Corporate Risk Management (Manajemen Risiko Perusahaan) adalah fungsi yang secara organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan masukan dan rekomendasi kepada Komite Manajemen Risiko berkaitan dengan penerapan Manajemen Risiko di perusahaan. 7. Dampak adalah akibat dari suatu kejadian yang mempengaruhi tujuan Perusahaan. 8. Exposure (Eksposur) adalah tingkat maksimum kerusakan/kerugian yang diakibatkan oleh suatu kejadian Risiko. 9. Feasibility Study (Studi Kelayakan) adalah kajian menyeluruh secara mendalam terhadap aspek bisnis, ekonomi, keuangan, lingkungan, dan kelembagaan, dengan beberapa justifikasi sehingga rencana Aktivitas Pengembangan Bisnis yang diusulkan sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan. 10. Financial Risk (Risiko Finansial) adalah Risiko terkait dengan kegiatan bisnis yang berdampak pada kerugian keuangan Perusahaan. 11. Fungsi adalah seluruh unit usaha dan satuan kerja di dalam lingkungan Perusahaan yang memiliki Risiko dalam melaksanakan Aktivitasnya. 12. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh Perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. 2

6 HALAMAN : 3 dari Governance Risk (Risiko Tata Kelola) adalah Risiko yang disebabkan oleh kurang atau tidak patuhnya terhadap aturan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) dan Etika Bisnis (Business Ethics) dalam pengelolaan Perusahaan. 14. Inherent Risk adalah paparan potensi Risiko sebelum dilakukan Penanganan Risiko (Risk Treatment). 15. Internal Control (Pengendalian Internal) adalah sistem pengelolaan Perusahaan berdasarkan kepatuhan terhadap perundangan, peraturan, kebijakan, rencana, prosedur, serta untuk meminimalkan Risiko terjadinya kerugian dalam mencapai tujuan Perusahaan yang antara lain berupa target keuntungan, tersedianya laporan keuangan, dan manajemen yang handal. 16. Komitmen adalah tekad dari seluruh insan Perusahaan untuk penerapan Manajemen Risiko yang dituangkan secara tertulis. 17. Loss Event (Kejadian Kerugian) adalah suatu peristiwa/kondisi terjadinya kejadian Risiko yang menimbulkan kerugian/kerusakan/kehilangan kesempatan. 18. Mandat adalah instruksi atau wewenang secara tertulis yang diberikan oleh Dewan Direksi kepada pejabat dan personel dalam struktur organisasi Manajemen Risiko untuk menjalankan fungsi Manajemen Risiko di Perusahaan. 19. Near Missed adalah suatu kejadian yang nyaris menimbulkan kerugian/kerusakan/kehilangan kesempatan. 20. Operational & Infrastructure Risk (Risiko Operasional dan Infrastruktur) adalah Risiko terkait dengan kegiatan operasional dan prasarana Perusahaan 21. Penunjang Usaha adalah aktifitas yang mendukung aktifitas utama (aktifitas yang memberikan nilai utama dan aktifitas yang memberikan nilai keunggulan bagi Perusahaan). 22. Person-In-Charge (PIC) Risiko adalah perwakilan Risk Owner yang ditunjuk untuk menyusun Risk Register, memonitor dan melaporkan Penanganan Risiko di masing-masing Divisi. 23. Perusahaan adalah PT Pertamina Training & Consulting 24. Portofolio Bisnis adalah kumpulan Aktivitas bisnis, proyek, program dan Aktivitas usaha lainnya yang dijalankan Perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 3

7 HALAMAN : 4 dari Probability (Probabilitas) adalah ukuran untuk menyatakan harapan terjadinya suatu peristiwa yang dinyatakan dalam angka 0 sampai dengan 1. Angka 0 menyatakan peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi dan angka 1 menyatakan peristiwa tersebut pasti terjadi. 26. Project Risk (Risiko Proyek) adalah suatu kejadian atau suatu kondisi yang jika terjadi memiliki pengaruh negatif sekurang-kurangnya pada salah satu obyektif dari proyek. 27. Qualitative Impact (Dampak Kualitatif) adalah akibat yang ditimbulkan oleh kejadian baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak dinyatakan dalam besaran nilai finansial. 28. Quantitative Impact (Dampak Kuantitatif) adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu kejadian baik secara langsung ataupun tidak langsung yang dihitung dan dinyatakan dalam besaran nilai finansial. 29. Reporting Risk (Risiko Pelaporan) adalah Risiko terkait dengan kewajiban Perusahaan untuk menyampaikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan/shareholder. 30. Residual Risk adalah paparan potensi Risiko setelah dilakukan Penanganan Risiko (Risk Treatment). 31. Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang merugikan Perusahaan. 32. Risk Agent/Risk Source (Penyebab Risiko) adalah faktor-faktor tertentu, kondisi atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya suatu kejadian Risiko. 33. Risk Analysis (Analisis Risiko) adalah suatu proses untuk memahami karakteristik Risiko (Probabilitas dan Dampak) yang dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan tingkat Risiko (level of risk). 34. Risk Appetite (Selera Risiko) adalah pernyataan secara korporasi yang menjelaskan jumlah/nilai dan kategori Risiko yang siap untuk diterima dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. 35. Risk Assessment (Penilaian Risiko) merupakan keseluruhan proses atau Aktivitas yang meliputi identifikasi, analisis, dan evaluasi terhadap Risiko-Risiko. 36. Risk Based Audit (Audit Berbasis Risiko) adalah proses dan kegiatan yang dilakukan oleh Internal Audit dengan mempertimbangkan signifikansi Risiko 4

8 HALAMAN : 5 dari 27 untuk memberikan opini kepada manajemen Perusahaan bahwa Risiko tersebut telah dikelola sampai pada batas yang dapat diterima Perusahaan. 37. Risk Criteria (Kriteria Risiko) adalah suatu acuan yang ditetapkan untuk mengevaluasi tingkat (signifikansi) Risiko. 38. Risk Evaluation (Evaluasi Risiko) adalah suatu proses untuk membandingkan hasil dari analisis Risiko dengan kriteria Risiko untuk menentukan apakah Risiko-Risiko tersebut berada pada tingkat yang bisa diterima atau ditoleransi. 39. Risk Event (Kejadian Risiko) adalah suatu potensi kejadian (event) yang memberikan Dampak baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact) pada Perusahaan dalam suatu periode tertentu. 40. Risk Financing (Pendanaan Risiko) adalah salah satu bentuk dari Penanganan Risiko (Risk Treatment) yang mencakup rencana kontijensi untuk penyediaan dana guna memenuhi kebutuhan Dampak finansial yang mungkin terjadi. 41. Risk Identification (Identifikasi Risiko) adalah suatu proses dalam menemukan, mengenali dan menguraikan karakteristik dari Risiko. 42. Risk Inteligence Map adalah pengkategorian Risiko Perusahaan yang merupakan gambaran unik dari Perusahaan yang menghubungkan dan mengaitkan nature of risk, dimana eksekutif dan manajemen Perusahaan dapat melakukan Identifikasi Risiko dengan mudah. 43. Risk Management (Manajemen Risiko) adalah upaya terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan Perusahaan terhadap Risiko-Risiko 44. Risk Management Audit (Audit Manajemen Risiko) adalah suatu proses yang dilakukan oleh Internal Audit secara sistematis, independen dan terdokumentasi dengan baik, dengan tujuan untuk memperoleh bukti guna mengevaluasi secara obyektif perihal efektifitas dan kecukupan pelaksanaan kerangka kerja Manajemen Risiko 45. Risk Management Committee (Komite Manajemen Risiko) adalah komite yang dibentuk dalam rangka menangani hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Risiko di Perusahaan. 5

9 HALAMAN : 6 dari Risk Mapping (Pemetaan Risiko) adalah suatu proses dalam evaluasi Risiko untuk mengkategorikan peringkat Risiko berdasarkan Probabilitas dan Dampak yang mungkin ditimbulkannya. 47. Risk Owner (Pemilik Risiko) adalah orang, bagian atau organisasi yang mempunyai akuntabilitas dan kewenangan untuk mengelola Risiko serta Penanganan Risiko (Risk Treatment) yang terkait. 48. Risk Priority (Prioritas Risiko) adalah daftar Risiko yang telah diperingkat mulai dari yang tertinggi sampai terendah berdasarkan kriteria penentuan yang ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko. 49. Risk Profile (Profil Risiko) adalah gambaran secara menyeluruh atas tingkat Risiko-Perusahaan atau suatu bagian tertentu dari Perusahaan atau Aktivitas/transaksi Perusahaan 50. Risk Register (Daftar Risiko) adalah suatu kertas kerja berbentuk tabel yang merupakan hasil dari proses Manajemen Risiko yang berisi kejadian RIsiko, kodifikasi, Pemilik Risiko (Risk Owner), kategori Risiko, deskripsi kejadian Risiko, penyebab, gejala, Dampak, Probabilitas, rencana tindakan dan biaya Penanganan Risiko, ukuran Inherent Risk dan Residual Risk serta target pelaksanaannya. 51. Risk Tolerance (Toleransi Risiko) adalah jumlah Risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan setelah melakukan tindakan Penanganan Risiko (Risk Treatment) yang ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi Perusahaan. 52. Risk Treatment Cost/Cost of Risk (Biaya Penanganan Risiko) adalah seluruh biaya yang dipergunakan untuk melakukan Penanganan Risiko. 53. Risk Treatment/Risk Response (Penanganan Risiko) adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memilih alternatif-alternatif untuk menangani Risiko serta pelaksanaannya. 54. Strategic & Planning Risk (Risiko Perencanaan dan Strategik) adalah Risiko terkait dengan perencanaan strategis Perusahaan. 55. Transaksi Usaha adalah transaksi dalam bentuk pembelian/pengadaan (purchasing) barang/jasa, penjualan (selling) barang/jasa, penempatan dana (fund placement), pencarian dana (fund raising) dan bentuk transaksi lainnya 6

10 HALAMAN : 7 dari 27 D. Referensi Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pedoman Manajemen Risiko PT PERTAMINA (PERSERO) No. A- 001/R00100/201-S0 Akta Pendirian Perusahaan PT Pertamina Training & Consulting beserta perubahannya; Anggaran Dasar PT Pertamina Training & Consulting beserta perubahannya; 7

11 HALAMAN : 8 dari 27 BAB II: KEBIJAKAN A. Umum 1. Manajemen Risiko diterapkan untuk seluruh Aktivitas dan kepentingan usaha Perusahaan. 2. Penerapan Manajemen Risiko mencakup: a. Mandat dan Komitmen dari Dewan Direksi (Board of Directors) Perusahaan b. Pengawasan aktif pemimpin tertinggi di tiap Fungsi. c. Adanya kebijakan, prosedur dan penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance yang mendukung rencana strategis Perusahaan. d. Adanya proses penentuan lingkup Risiko, identifikasi, analisis, evaluasi, penanganan, pemantauan dan pengendalian Risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko yang komprehensif dan penyediaan data yang terintegrasi. e. Prosedur dan persyaratan yang memadai dalam melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan Aktivitas bisnis baru serta perubahan sistem dan prosedur kerja yang akan dilakukan. f. Sistem Pengendalian Internal yang menyeluruh. g. Peningkatan pemahaman secara komprehensif mengenai Manajemen Risiko, khususnya di tingkat manajemen. 3. Risk Owner bertanggung jawab menerapkan Manajemen Risiko di Divisi-nya terkait dengan Aktivitas dan Transaksi Usaha yang menjadi tanggung jawabnya serta mendokumentasikannya. 4. Risk Register disusun oleh setiap Divisi untuk selanjutnya diagregrasikan menjadi Risk Register perusahaan dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan. 8

12 HALAMAN : 9 dari Risk Register Divisi dibuat secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. 6. Risk Profile Perusahaan dibuat sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. 7. Laporan Monitoring Risiko ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan dan dibuat secara periodik sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap triwulan, mengikuti ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO). 8. Divisi harus memasukkan Biaya Penanganan Risikonya (Cost of Risk) ke dalam RKAP, baik operasional maupun investasi. Untuk investasi, Cost of Risk diperhitungkan dalam analisa keekonomian. 9. Perusahaan dapat melakukan Risk Financing sebagai rencana kontijensi apabila dianggap perlu, berdasarkan suatu kajian dan disetujui oleh Dewan Direksi. 10. Perlu dilakukan Risk Management Audit guna memastikan bahwa proses pengelolaan Risiko telah dilaksanakan dengan baik. B. Strategi Penerapan Manajemen Risiko Strategi Penerapan Manajemen Risiko merupakan langkah-langkah implementasi dari Manajemen Risiko untuk mengendalikan Risiko, agar Profil Risiko berada pada batas yang telah ditetapkan. Strategi Manajemen Risiko ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko. Strategi Penerapan Manajemen Risiko mencakup : 1. Penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance. 2. Penetapan rencana Penanganan Risiko (Risk Treatment plan). 3. Profil Risiko sebelum dan setelah dilakukan penanganan. 4. Pembuatan skala prioritas (Prioritas Risiko) dalam Penanganan Risiko. 9

13 HALAMAN : 10 dari Pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan dan kerangka Manajemen Risiko. 6. Pelaporan pelaksanaan pengelolaan Risiko Strategi Manajemen Risiko dapat dievaluasi secara berkala apabila dianggap tidak sejalan atau bertentangan dengan kebijakan Perusahaan. C. Kategori Risiko Kategori Risiko yang dapat mempengaruhi strategi dan tujuan Perusahaan antara lain: 1. Governance Risk, meliputi Corporate Governance dan Ethics. 2. Strategy and Planning Risk, meliputi Corporate Responsibility & Sustainability (CR&S), External Factors, Planning, Project, dan Strategy. 3. Finance Risk, meliputi Accounting, Credit, Liquidity & Finance Intelligence, Financial Market, Planning & Budgeting, dan Operational. 4. Operational/Infrastructure Risk, meliputi Corporate Assets, Human Resources, Information Technology, External Events, Legal, Process Management, Product Development, dan Sales, Marketing and Communications. 5. Compliance Risk 6. Reporting Risk D. Toleransi Risiko (Risk Tolerance) 1. Sepanjang tidak ditetapkan oleh pemegang saham, Perusahaan harus menetapkan Toleransi Risiko sebelum melakukan transaksi bisnis. Untuk itu Perusahaan perlu memiliki sistem penetapan Toleransi Risiko sebagai komponen penting dalam pengelolaan Risiko yang sekurang-kurangnya meliputi: a. Penetapan Toleransi Risiko secara individual (unit bisnis) dan konsolidasi. b. Pengintegrasian Toleransi Risiko maupun Eksposur Risiko dari seluruh kegiatan Perusahaan. 10

14 HALAMAN : 11 dari 27 c. Kemampuan modal Perusahaan untuk menyerap Eksposur Risiko atau kerugian yang timbul. 2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan Toleransi Risiko sekurang-kurangnya meliputi : a. Kinerja di masa lalu. b. Sistem pengukuran Risiko dan penilaian Eksposur. c. Kualitas Pengendalian Internal. d. Kemampuan sistem dalam penyelesaian transaksi bisnis. 3. Usulan Toleransi Risiko dilakukan oleh Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan untuk selanjutnya direkomendasikan kepada Komite Manajemen Risiko untuk mendapat persetujuan. 4. Toleransi Risiko yang telah disetujui oleh Komite Manajemen Risiko selanjutnya diterapkan pada Divisi terkait. 5. Setiap pelampauan Toleransi Risiko pada setiap Divisi harus dapat diidentifikasi dengan segera oleh Person-In-Charge Risiko di masing-masing Divisi dan ditindaklanjuti oleh manajemen di Divisi terkait. Pelampauan batasan ini hanya dapat dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari pimpinan tertinggi Divisi dan dilaporkan kepada Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan. 6. Setiap pelampauan batasan Risiko Perusahaan harus dapat diidentifikasi dengan segera oleh Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan dan ditindaklanjuti oleh Direktur terkait. Pelampauan batasan ini hanya dapat dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dari Komite Manajemen Risiko. 11

15 HALAMAN : 12 dari 27 E. Sumber Daya Manusia 1. Perusahaan harus menempatkan staf yang memadai dan kompeten dalam menangani Manajemen Risiko di organisasi Manajemen Risiko. 2. Pejabat dan staf yang ditempatkan di organisasi Manajemen Risiko sekurang-kurangnya harus memiliki: a. Pemahaman mengenai faktor-faktor yang relevan dan kondisi yang mempengaruhi aktivitas bisnis, serta mampu melakukan estimasi Dampak dari perubahan faktor-faktor tersebut terhadap kelangsungan usaha. b. Pemahaman yang baik mengenai Risiko-risiko yang terkandung dalam setiap Aktivitas bisnis Perusahaan secara umum dan Aktivitas/Transaksi Usaha yang menjadi tanggung jawabnya secara khusus. c. Pengalaman dan kemampuan yang memadai untuk memahami dan mengkomunikasikan implikasi Eksposur Risiko Perusahaan kepada manajemen secara tepat waktu. F. Sistem Informasi Manajemen Risiko 1. Risk Register Perusahaan harus dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Risiko Pertamina. 2. Risk Register Perusahaan harus di evaluasi dan di-update secara berkala (tiga bulan sekali) dan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Risiko Pertamina. 3. Loss Event dan Near Missed yang terjadi di Perusahaan harus dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Manajemen Risiko Pertamina dan diperbaharui sesuai kondisi terkini. 12

16 HALAMAN : 13 dari Masing-Masing Divisi menginformasikan Eksposur Risiko yang melekat pada tiap Divisi yang terkait dalam bentuk laporan tertulis kepada Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan secara berkala (tiga bulan sekali) sesuai dengan jenis Aktivitas/Transaksi Usaha. 5. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan menyusun laporan tertulis yang menginformasikan Eksposur Risiko Perusahaan (dapat dilengkapi dengan laporan secara elektronik) secara berkala kepada Dewan Direksi. 13

17 HALAMAN : 14 dari 27 BAB III: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB Dalam rangka pelaksanaan proses dan sistem Manajemen Risiko yang efektif, dibentuk: Komite Manajemen Risiko Manajemen Risiko Perusahaan A. Komite Manajemen Risiko 1. Komite Manajemen Risiko adalah komite yang beranggotakan Komisaris, Dewan Direksi, dan konsultan, dalam rangka menangani hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen Risiko di Perusahaan. 2. Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut: a. Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko yang komprehensif secara tertulis: 1) Termasuk dalam kebijakan dan strategi Manajemen Risiko adalah penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance baik Risiko secara keseluruhan (composite), per jenis Risiko, maupun per Aktivitas fungsional. 2) Kebijakan dan strategi Manajemen Risiko ditetapkan sekurangkurangnya satu kali dalam satu tahun atau frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas usaha Perusahaan secara signifikan b. Bertanggung jawab atas pemantauan pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan Eksposur Risiko yang diambil oleh Perusahaan secara keseluruhan yang meliputi antara lain mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Fungsi Manajemen 14

18 HALAMAN : 15 dari 27 Risiko Perusahaan dan Internal Audit. c. Mengevaluasi Aktivitas atau Transaksi Usaha yang memerlukan persetujuan Dewan Direksi, antara lain Aktivitas atau Transaksi Usaha yang telah melampaui kewenangan pejabat Perusahaan satu tingkat di bawah Dewan Direksi, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku. d. Mengevaluasi efektivitas penerapan Manajemen Risiko Perusahaan secara berkala, antara lain berupa: 1) Metodologi pengukuran Risiko. 2) Implementasi sistem informasi manajemen. 3) Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan Toleransi Risiko. Kaji ulang secara berkala antara lain dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila terjadi perubahan situasi, kondisi dan perkembangan eksternal dan internal Perusahaan. e. Penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities). f. Memantau independensi operasi Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan. g. Mengembangkan budaya sadar Risiko (risk consciousness) pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya Pengendalian Internal yang efektif h. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko. 15

19 HALAMAN : 16 dari 27 B. Manajemen Risiko Perusahaan (Corporate Risk Management) 1. Dewan Direksi melalui Direktur yang membawahi Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Divisi Pengembangan Program sebagai Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan. 2. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan dalam menjalankan tugasnya harus independen terhadap Fungsi. Yang dimaksud dengan pengertian independen antara lain adanya pemisahan fungsi antara Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan dengan Fungsi yang melakukan Aktivitas atau Transaksi Usaha. 3. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan bertanggung jawab kepada Direktur yang membawahi Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan. 4. Wewenang dan tanggung jawab Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan: a. Menyusun laporan Profil Risiko Perusahaan secara berkala dan menyampaikannya kepada Dewan Direksi selaku Komite Manajemen Risiko. b. Memantau posisi Risiko Perusahaan secara korporat, per jenis Risiko dan Risiko per Aktivitas fungsional yang antara lain dapat dituangkan dalam bentuk Pemetaan Risiko (Risk Mapping/Risk Matrix). c. Memberikan masukan kepada Komite Manajemen Risiko mengenai besaran atau maksimum Eksposur Risiko untuk dimasukkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. d. Memberikan usulan kepada Komite Manajemen Risiko perihal Risk Appetite dan Risk Tolerance Perusahaan berdasarkan masukan dari masing-masing Divisi. e. Memberikan rekomendasi kepada Komite Manajemen Risiko. f. Melakukan pengkajian terhadap Risiko-risiko pada usulan Aktivitas/Transaksi Usaha tertentu apabila dipandang perlu oleh Dewan Direksi dan Komite Manajemen Risiko. g. Melakukan dokumentasi yang memadai untuk keperluan Pengendalian Internal. 16

20 HALAMAN : 17 dari 27 h. Mengkaji secara berkala kecukupan dan kelayakan dari Kebijakan, Pedoman, dan Strategi Penerapan Manajemen Risiko, serta menyampaikan rekomendasi perubahan kepada Komite Manajemen Risiko. i. Memantau pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko yang telah ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko. j. Melakukan evaluasi terhadap proses Manajemen Risiko guna memastikan bahwa proses pengelolaan Risiko telah dilaksanakan dengan baik k. Mengembangkan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko. 5. Prosedur kerja Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan ditetapkan oleh Dewan Direksi. C. Fungsi/Risk Owner Fungsi atau Risk Owner dalam melaksanakan Aktivitasnya sekurang-kurangnya memenuhi satu kriteria sebagai berikut: 1. Melaksanakan Transaksi Usaha. 2. Memiliki aset operasional (non inventaris). 3. Melaksanakan Aktivitas produksi barang/jasa. 4. Memiliki Eksposur sekurang-kurangnya satu jenis Risiko. Peran dan dan tanggung jawab Risk Owner adalah sebagai berikut: 1. Menjadi Person-in-Charge yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan Risk Treatment sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. 2. Melaporkan kemajuan pekerjaan Risk Treatment secara berkala kepada Manajemen Risiko Perusahaan dan memberikan laporan untuk Risk Treatment yang telah ditindaklanjuti kepada Manajemen Risiko Perusahaan. 17

21 HALAMAN : 18 dari Mengembangkan budaya sadar Risiko (risk consciousness) dalam setiap Aktivitas Fungsi. D. Internal Audit Internal Audit dalam kerangka Audit Berbasis Risiko berperan dan bertanggung jawab untuk: 1. Melakukan Risk Management Audit. 2. Melakukan kegiatan consulting atas proses identifikasi, analisis, rencana penanganan (treatment), pengendalian dan pemantauan Risiko. 3. Memberikan masukan kepada Dewan Direksi atas penentuan Risk Appetite dan Risk Tolerance atas kejadian Risiko yang telah diidentifikasi. 4. Memberikan laporan mengenai tingkat kecukupan dan efektifitas atas Pengendalian Internal terhadap Risiko kepada Direktur Utama. 18

22 HALAMAN : 19 dari 27 BAB IV: PROSES MANAJEMEN RISIKO Proses Manajemen Risiko untuk operasional secara umum meliputi: 1. Komunikasi dan Konsultasi (Communication & Consultation) 2. Penentuan Lingkup Pengelolaan Risiko (Establish The Context) 3. Identifikasi Risiko (Risk Identification) 4. Analisis Risiko (Risk Analysis) 5. Evaluasi Risiko (Risk Evaluation) 6. Penanganan Risiko (Risk Treatment) 7. Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & Review) Proses Manajemen Risiko untuk proyek baik yang bersifat Pengembangan Bisnis maupun Penunjang Usaha di Perusahaan secara umum meliputi: 1. Perencanaan Manajemen Risiko (Risk Management Planning) 2. Identifikasi Risiko (Risk Identification) 3. Analisis Risiko kualitatif dan kuantitatif (Risk Analysis) 4. Perencanaan Response Risiko (Risk Respond Planning) 5. Pemantauan dan Pengendalian Risiko (Risk Monitoring and Control) A. Proses Manajemen Risiko Operasional 1. Komunikasi dan Konsultasi Komunikasi dan konsultasi adalah proses berkesinambungan dan berulang antara Perusahaan dan para pemangku kepentingan untuk saling memberikan, berbagi dan memperoleh informasi serta melakukan dialog terkait dengan penanganan Risiko. 19

23 HALAMAN : 20 dari Penentuan Lingkup Pengelolaan Risiko Penentuan Lingkup Pengelolaan Risiko adalah penentuan parameter internal dan eksternal yang harus diperhitungkan dalam mengelola Risiko, menentukan lingkup dan kriteria Risiko untuk kebijakan Manajemen Risiko. 3. Identifikasi Risiko a. Identifikasi Risiko (Risk Identification) adalah proses menemukan, mengenali dan menguraikan Risiko yang melekat pada setiap Aktivitas atau transaksi dalam proses bisnis Perusahaan berdasarkan lingkup pengelolaan Risiko yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses Identifikasi Risiko antara lain: 1) Bersifat proaktif dan bukan reaktif. 2) Mencakup seluruh area kegiatan secara sistematis dan menggabungkan seluruh sumber informasi yang tersedia. b. Mengembangkan pemahaman yang jelas dan analisa mengenai Risiko-risiko yang terdapat dalam kegiatan usaha yang lebih kompleks. c. Proses Identifikasi Risiko antara lain dapat didasarkan pada pengalaman kerugian Perusahaan yang pernah terjadi. d. Dalam melakukan Identifikasi Risiko dapat digunakan berbagai pendekatan dan metode. 4. Analisis Risiko Analisis Risiko (Risk Analysis) adalah suatu proses untuk memahami karakteristik Risiko (Probabilitas dan Dampak) yang dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan tingkat dari Risiko (level of risk). a. Hasil Analisis Risiko merupakan dasar untuk mengkategorikan peringkat Risiko berdasarkan Dampak yang mungkin ditimbulkannya. b. Untuk mengetahui Profil Risiko Perusahaan dilakukan Pemetaan Risiko (Risk Mapping) berdasarkan tingkat Risiko dan Dampak terhadap Perusahaan. 20

24 HALAMAN : 21 dari 27 c. Pendekatan analisis Profil Risiko Perusahaan digunakan untuk mengukur: 1) Sensitivitas Aktivitas bisnis terhadap perubahan faktor-faktor terkait baik dalam kondisi normal maupun tidak normal. 2) Kecenderungan perubahan faktor-faktor tersebut berdasarkan fluktuasi perubahan yang terjadi di masa lalu dan korelasinya. d. Metode Analisis Risiko harus dikaitkan dengan hal-hal antara lain: 1) Jenis, skala, dan kompleksitas kegiatan usaha. 2) Kemampuan sistem pengumpulan data. 3) Kemampuan manajemen memahami makna dan keterbatasan dari hasil akhir sistem pengukuran Risiko yang digunakan. e. Metode Analisis Risiko harus dipahami secara jelas oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengendalian Risiko. 5. Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko (Risk Evaluation) adalah suatu proses untuk membandingkan hasil dari Analisis Risiko dengan Kriteria Risiko untuk menentukan apakah Risiko-risiko tersebut berada pada tingkat yang bisa diterima atau ditoleransi. 6. Penanganan Risiko Penanganan Risiko (Risk Treatment) adalah suatu proses untuk mengembangkan, memilih alternatif-alternatif untuk menangani Risiko. a. Alternatif Penanganan Risiko antara lain: 1) Menghindari Risiko (risk avoiding) dengan tidak melakukan Aktivitas atau Transaksi Usaha tertentu. 2) Pengurangan Risiko (risk reducing/risk mitigation), misalnya dengan peningkatan keselamatan kerja, pemeliharaan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pemutakhiran sistem dan prosedur. 21

25 HALAMAN : 22 dari 27 3) Pembagian Risiko (risk sharing) dengan pihak lain, misalnya kerjasama dengan bentuk joint venture/partnership. 4) Pemindahan Risiko (risk transfer) kepada pihak lain, misalnya penutupan asuransi, hedging. Pemindahan Risiko ini dapat dilakukan untuk Eksposur Risiko yang melampaui toleransi Risiko Perusahaan. 5) Risiko diterima (accept) dengan melaksanakan Aktivitas atau Transaksi Usaha tertentu dengan tanpa usaha untuk mengurangi, membagi ataupun memindahkan Risiko. 6) Kombinasi antara beberapa altematif tersebut di atas. b. Pemilihan penanganan Risiko disesuaikan dengan strategi bisnis Perusahaan dan dengan mempertimbangkan biaya (Risk treatment Cost/Cost of Risk) dan manfaat. c. Penerapan (implementation) adalah proses pelaksanaan pilihan penanganan Risiko (Risk Treatment) yang paling optimal bagi Perusahaan. 7. Pemantauan dan Kaji Ulang Pemantauan atas proses Manajemen Risiko yang diterapkan harus dilakukan secara berkelanjutan. Pemantauan terhadap Risiko mencakup antara lain: a. Memantau pelaksanaan rencana Penanganan Risiko b. Memantau keseluruhan Risiko-risiko Perusahaan yang dilakukan secara berkelanjutan. c. Memastikan bahwa tingkat Risiko tidak melampau toleransi yang telah ditetapkan. d. Mengidentifikasi Risiko dan menganalisis atas Eksposur Risiko tersebut. e. Mendistribusikan hasil analisis tersebut kepada pihak yang berwenang dalam proses pengambilan keputusan. 22

26 HALAMAN : 23 dari 27 Dalam melakukan kaji ulang atas proses Manajemen Risiko secara berkala oleh Komite Manajemen Risiko, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Frekuensi, cakupan evaluasi dan kaji ulang disesuaikan dengan Eksposur Risiko yang ditimbulkan oleh Aktivitas bisnis yang dilakukan, serta kecepatan perubahan dalam metode pengukuran dan pengelolaan Risiko. b. Kaji ulang ini dapat dilengkapi dengan kaji ulang oleh pihak lain yang memiliki kualifikasi dalam membuat model dan teknik Manajemen Risiko, jika dianggap perlu. c. Evaluasi dan kaji ulang terhadap pengukuran Risiko sekurang-kurangnya harus mencakup: 1) Metodologi, model, asumsi, dan variabel yang digunakan untuk mengukur Risiko dan menetapkan Toleransi Risiko. 2) Perbandingan antara hasil dari model pengukuran Risiko menggunakan simulasi atau proyeksi di masa mendatang dengan hasil sebenarnya. 3) Perbandingan antara asumsi yang digunakan dalam faktor input model dengan kondisi aktual. 4) Perbandingan antara struktur Toleransi Risiko yang ditetapkan dan Eksposur aktual. d. Pengukuran Eksposur dan Toleransi Risiko harus sejalan dengan strategi bisnis dan Manajemen Risiko Perusahaan dengan memperhatikan kinerja masa lalu dan kondisi keuangan Perusahaan. e. Proses pemantauan dan kaji ulang harus mencakup semua aspek dari proses Manajemen Risiko di atas dengan maksud untuk : 1) Menjamin efektifitas dan efisiensi pengendalian Risiko 2) Memperoleh informasi untuk memperbaiki proses dan hasil Risk Assessment 3) Melakukan analisis dan pembelajaran dari kejadian-kejadian Risiko 23

27 HALAMAN : 24 dari 27 4) Mengidentifikasi Risiko-risiko baru yang timbul (emerging Risk) f. Hasil dari proses pemantauan dan kaji ulang harus didokumentasikan dan dilaporkan secara periodik dan menjadi input untuk mengkaji ulang kerangka Manajemen Risiko. B. Manajemen Risiko Untuk Aktivitas On Going Business 1. Manajemen Risiko dilakukan dalam setiap proses Aktivitas On-going Business yang dilaksanakan oleh Risk Owner sesuai dengan proses bisnis Perusahaan dan tanggung jawab yang telah ditentukan. Proses bisnis Perusahaan meliputi antara lain: a. Training b. Consulting c. Event Organizer d. Pengelolaan Alih Daya / Outsourcing e. Jasa Pengamanan f. Jasa Lainnya 2. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan terlaksananya proses Manajemen Risiko atas setiap proses Aktivitas On-going Business berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas biaya, pencegahan timbulnya persepsi negatif terhadap citra Perusahaan dan minimalisasi potensi Risiko lainnya serta maksimalisasi keuntungan Perusahaan. 3. Untuk dapat mengetahui Profil Risiko (Risk Profile) dari Aktivitas On-going Business Perusahaan, Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan dan Risk Owner harus melakukan Penilaian Risiko (Risk Assessment) yang dituangkan dalam Risk Register dan Pemetaan Risiko (Risk Mapping) dari seluruh Aktivitas dan/atau transaksi Perusahaan. 24

28 HALAMAN : 25 dari 27 C. Manajemen Risiko Untuk Aktivitas Pengembangan Bisnis dan Penunjang Usaha 1. Jenis Aktivitas Pengembangan Bisnis (Business Development) termasuk tetapi tidak terbatas pada: a. Investasi Pengembangan Bisnis pada aktiva/usaha. b. Akuisisi atau pengambilalihan usaha atau paket aset dan kewajiban. c. Kerjasama usaha, termasuk merger, spin-off, dan lain-lain. d. Penghentian atau perubahan proses investasi atau kerjasama dan/atau perikatan dengan pihak lain. e. Divestasi asset, participating interest, dan share. f. Peminjaman dana (borrowing) atau penggalangan dana (fund raising), antara lain penerbitan obligasi, project financing, penerbitan saham baru. g. Penerbitan surat jaminan dan/atau pernyataan menjamin dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk berbagai tujuan kecuali surat jaminan yang terkait dengan kesehatan karyawan Perusahaan. 2. Jenis Aktivitas Penunjang Usaha: a. Investasi Penunjang Usaha. b. Proses disposal/divestasi aset yang bukan merupakan Aktivitas usaha utama Fungsi atau Perusahaan. 3. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen Risiko dalam setiap proses Aktivitas Pengembangan Bisnis dan Penunjang Usaha pada Fungsi terkait berdasarkan prinsip efisiensi biaya, pencegahan timbulnya persepsi negatif terhadap reputasi Perusahaan dan minimalisasi potensi Risiko lainnya serta maksimalisasi keuntungan Perusahaan. 25

29 HALAMAN : 26 dari Investasi Proyek a. Setiap usulan investasi proyek, baik yang akan menggunakan dana internal maupun eksternal, disusun sesuai dengan pedoman usulan investasi proyek Pengembangan Bisnis yang berlaku dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan Risiko, antara lain Risiko Pemasaran, Risiko Teknologi, Risiko Sumber Daya Manusia, Risiko Operasional, Risiko Lingkungan dan Sosial, Risiko Hukum, dan Risiko Finansial dan Ekonomi. Biaya yang diperlukan untuk Penanganan Risiko (Cost of Risk), harus dimasukkan dalam perhitungan keekonomian investasi. b. Tahapan investasi proyek secara umum meliputi: 1) Studi Pendahuluan (Preliminary Study) 2) Studi Kelayakan (Feasibility Study/conceptual engineering) 3) Persiapan dan pelaksanaan pemilihan pelaksana proyek (selection process) 4) Persiapan dan pelaksanaan proyek (preparation and implementation/construction) 5) Penyelesaian dan serah terima (closing/finishing and hand-over/ acceptance) c. Dalam setiap tahapan proyek, Risk Owner harus melakukan pengukuran Risiko dan menyusun laporan Analisis Risiko untuk setiap jenis Risiko yang dihadapi secara kualitatif dan atau kuantitatif, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari setiap proposal maupun laporan setiap tahapan perkembangan proyek, dibantu oleh Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan sebagai fasilitator, yang disampaikan kepada Direktur terkait. d. Fungsi Manajemen Risiko Perusahaan melakukan Penilaian Risiko (Risk Assessment) atas usulan investasi Pengembangan Bisnis yang memerlukan keputusan Dewan Direksi sesuai dengan tahapan sebagai berikut: 26

30

PEDOMAN BIDANG MANAJEMEN RISIKO PT PERTAMINA BINA MEDIKA

PEDOMAN BIDANG MANAJEMEN RISIKO PT PERTAMINA BINA MEDIKA BAB I UMUM Manajemen Risiko dapat membantu Perusahaan dalam usaha untuk meminimalkan potensi kerugian, biaya-biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan pencapaian Rencana Kerja Anggaran Perusahaan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN VII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.348, 2014 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5626) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN Halaman I. Pembukaan 1 II. Visi dan Misi SPI 2 III. Kebijakan Umum Pengendalian Internal Dan Audit Internal 3 IV. Kedudukan SPI 3 V. Peran SPI 3 VI. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Kebijakan KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Dalam menjalankan fungsi, Bank membentuk tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja yang Independen, merumuskan tingkat risiko yang akan diambil

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 1 BAB I DASAR DAN TUJUAN PEMBENTUKAN 1.1. Dasar Pembentukan 1.1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan 2015 O u t l i n e 1 Latar Belakang 2 Cakupan Pengaturan

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT Jakarta, April 2013 PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Halaman 1. PENDAHULUAN 1 a. Profil Perusahaan 1 b. Latar Belakang 1-2 2. PIAGAM KOMITE

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF-ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA Tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM - 1 - I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam

Lebih terperinci

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT TOBA BARA SEJAHTRA Tbk 2013 Daftar Isi Hal Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 Bab II Pembentukan dan Organisasi 4 Bab III Tugas, Tanggung Jawab dan Prosedur

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Bank Bumi Arta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM

Lebih terperinci

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk. Halaman = 1 dari 10 PIAGAM Komite Audit PT Malindo Feedmill Tbk. Jakarta Halaman = 2 dari 10 DAFTAR ISI Halaman I. Tujuan 3 II. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 3 III. Hak dan Kewenangan Komite Audit

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Posisi : 30 Juni 2015 (Revisi OJK) 1. Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN. - 2 - stabilitas sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan Kerja dengan Dewan Komisaris,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I

PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I PIAGAM KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (COMMITTEE GOOD CORPORATE GOVERNANCE CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk BAGIAN I 1. Pengertian Piagam Komite Good Corporate Governance (GCG) adalah perangkat Dewan

Lebih terperinci

PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016

PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan; I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor

Lebih terperinci

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Piagam Unit Komite Audit (Committee Audit Charter ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk. Pendahuluan Pembentukan Komite Audit pada PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk. (Perseroan) merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT (PERSERO) PENGERUKAN INDONESIA 1 Piagam SPI - PT (Persero) Pengerukan Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3 DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT Halaman I Pendahuluan 1 II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1 III Kedudukan 2 IV Keanggotaan 2 V Hak dan Kewenangan 3 VI Tugas dan Tanggung Jawab 4 VII Hubungan Dengan Pihak

Lebih terperinci

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH Halaman 1 dari 6 DITETAPKAN OLEH DEDY ROCHIMAT Direktur Utama DISETUJUI OLEH PULUNG PERANGINANGIN Komisaris Utama HARTOPO Komisaris Independen Halaman 2 dari 6 I. PENDAHULUAN Piagam Unit Audit Internal

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan 20122 Sumatera Utara, Indonesia Telp. : (-62-61) 8452244, 8453100 Fax. : (-62-61) 8455177, 8454728 Website : www.ptpn3.co.id Email :

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142 /PMK.010/2009 TENTANG MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142 /PMK.010/2009 TENTANG MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142 /PMK.010/2009 TENTANG MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut:

I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dari masing-masing pilar tersebut diuraikan sebagai berikut: I. PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA UMUM Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

Lebih terperinci

Komposisi dan Profil Anggota Komite Audit

Komposisi dan Profil Anggota Komite Audit Perseroan membentuk Komite Audit sebagai bentuk penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan menunjang kelancaran tugas Dewan Komisaris di bidang pengawasan keuangan. Komposisi dan Profil Anggota Komite

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS Pedoman dan Tata Kerja Dewan Komisaris PEDOMAN DAN TATA KERJA Hal 1/11 RINCIAN PEDOMAN DAN TATA KERJA DAFTAR ISI 1.0 Statement of Policy..... 3 2.0 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.......... 3

Lebih terperinci

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 170.K/DIR-HP/2014 TENTANG

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 170.K/DIR-HP/2014 TENTANG PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER NOMOR: 170.K/DIR-HP/2014 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PT HALEYORA POWER DIREKSI PT HALEYORA POWER Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT PJB Services meyakini bahwa penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan. Oleh karena itu PT PJB

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO)

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) A. Umum Dokumen Kebijakan & Prosedur Manajemen Risiko selanjutnya disebut KPMR merupakan dokumentasi dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh Perseroan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PT Chubb General Insurance Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

PT Chubb General Insurance Indonesia. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Chubb General Insurance Indonesia Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Tahun 2016 Page 1 of 6 KATA PENGANTAR Laporan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PT Chubb General Insurance

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan Gedung Jamsostek Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 T (021) 520 7797 F (021) 520 2310 www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Satuan Pengawasan Intern Satuan pengawasan intern pada hakekatnya sebagai perpanjangan rentang kendali dari tugas manajemen

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO

PIAGAM KOMITE MANAJEMEN RISIKO Kelola Perusahaan Yang Baik DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 5 1.1 Latar Belakang 5 1.2 Maksud dan Tujuan 5 1.3 Definisi 5 BAB II KEANGGOTAAN 6 2.1 Struktur Keanggotaan 6 2.2 Masa Jabatan 6 2.3 Persyaratan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK Sehubungan dengan rencana penerbitan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang: a. Komite Yang Dibentuk Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci