Menyongsong SDGs: Kesiapan daerahdaerah

Transkripsi

1 Menyongsong SDGs: Kesiapan daerahdaerah di Indonesia Seminar Nasional Menyongsong SDGs: Kesiapan daerah-daerah di Indonesia, 26 November, Hotel Arya Duta, Jakarta

2

3 From MDGs to SDGs: from 8 to 17 goals

4 From MDGs to SDGs: An Ambitious Transformation From 60 indicators to 230 indicators (UNStats, March 2016)

5 New goals in SDGS

6 Litaratur kesiapan SDGs antar negara Projecting progress: Reaching the SDGs by 2030, Overseas Development Institute (ODI), 2015 Tujuan: Melakukan proyeksi sistematik terhadap kemajuan agenda SDGs. Apa yang akan terjadi kalau tren sekarang terus berlanjut Metodologi: Proyeksi dan Scorecard National Baseline for SDGs, SDSN, 2017 Mengkaji baseline dari sasaran SDGs. Menampilkan dalam bentuk Indeks kesiapan SDGs antar negara. Terpublikasi di Nature Geoscience 17 July 2017 (Jeffrey Sachs dkk) Ada beberapa studi lain, tetapi bersifat regional Misal negara-negara Arab: Allen dkk (2016)

7 Studi ODI - Metodologi

8 Studi ODI Temuan umum Tanpa upaya tambahan (Baseline) tak satupun dari target (secara global) dapat tercapai. Terdapat variasi antar wilayah/negara Sub-saharan African paling tertinggal South Asia, East Asia & the Pacific, Latin America relatif lebih maju walau mempunyai tantangan sendirisendiri Sasaran terkait lingkungan (misal perubahan iklim) berasal dari negara emerging atau maju (BRICS dan OECD) Tercapai minimal ½ nya REFORM Sangat perlu percepatan REVOLUTI ON TREND REVERSAL

9 ODI Study - INDONESIA End Extreme Poverty End Child Marriage Industria -lisation in LDCs Combat Climate Change End Hunger Universa l Access to Sanitatio n Reduce Income Inequalit y Protect Marine Environments Reduce Maternal Mortalit y Universa l Access to Energy Reduce Slum Populations Halt Deforest ation Universa l Secondary Educatio n Economi c Growth in LDCs Reduce Waste Reduce Violent Deaths

10 Studi SDSN Temuan umum Dari 149 negara yang dikaji, semua menghadap tantangan berat untuk mencapai tujuan SDGs Tantangan negara-negara miskin: kemiskinan ekstrim, akses infrastruktur, kerusakan lingkungan, inklusi sosial Tantangan negara-negara kaya: perubahan iklim, ketimpangan, biodiversity Banyak strategi pembangunan berbagai negara tidak seimbang antara prioritas ekonomi, sosial dan lingkungan Gap data Data yang tidak comparable antar negara Data banyak yang tidak lengkap Data banyak yang tidak bisa diakses publik (Misal big data)

11 Studi SDSN 1 Sweden Poland Costa Rica Peru Nepal Tanzania Denmark Portugal Malaysia Jordan Timor-Leste Burundi Finland Cuba Thailand Sri Lanka Lao PDR Mauritania Norway Italy Brazil Venezuela, RB South Africa Zambia Czech Rep Korea, Rep Macedonia, FYR Bhutan Ghana Congo, Rep Germany Latvia Mexico Bosnia and H Myanmar Angola Austria Luxembourg Trinidad and To Gabon Namibia Togo Switzerland Moldova Ecuador Lebanon Guatemala Burkina Faso Slovenia Romania Singapore Egypt, Arab Rep Botswana Sudan France Lithuania Russian Feder Colombia Cambodia Yemen, Rep Japan Serbia Albania Iran, Islamic Rep Syrian Arab Re Djibouti Belgium Greece Algeria Bolivia India Benin Netherlands Ukraine Tunisia Guyana Turkmenistan Mozambique Iceland Bulgaria Georgia Bahrain Iraq Guinea Estonia Argentina Turkey Philippines Senegal Nigeria UK United States Vietnam Oman Bangladesh Mali Canada Armenia Montenegro Mongolia Zimbabwe Malawi Hungary Chile Dominican Re Panama Pakistan Gambia, The Ireland Uzbekistan China Nicaragua Rwanda Sierra Leone New Zealand Kazakhstan Tajikistan Qatar Swaziland Afghanistan Belarus Uruguay Morocco El Salvador Kenya Niger Malta Azerbaijan Jamaica Indonesia Ethiopia Haiti Slovak Rep Kyrgyz Rep Paraguay Saudi Arabia Cote d'ivoire Madagascar Croatia Cyprus Belize Kuwait Lesotho Liberia Spain Suriname United Arab Em Mauritius Uganda Congo, Dem. Rep Australia Israel Barbados Honduras Cameroon Chad Central Afri Rep 36.7

12 Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran

13 LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 13

14 Studi Baseline Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran Latar belakang SDGs adalah target yang cukup ambisius (misalkan dibandingkan MDGs). Sementara sumber daya (misalkan finansial) terbatas. Untuk mengoptimalisasikan sumber daya tersebut kita perlu memahami sasaran apa yang perlu diprioritaskan dan apa landasannya. Misal: Sasaran yang bisa dicapai oleh BAU mungkin tidak memerlukan upaya ekstra, tapi sasaran yang proyeksinya masih jauh dari BAU perlu upaya ekstra. Tujuan Mengkaji sejauh mana sasaran-sasaran SDGs dapat dicapai oleh daerah (propinsi-propinsi) di Indonesia Memetakan di bidang-bidang SDGs apa dan provinsi-provinsi mana yang memerlukan perhatian lebih besar.

15 KERANGKA DAN METODOLOGI 15

16 Metode mengkaji kesiapan mencapai SDGs SASARAN SDGS KONDISI SAAT INI Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran SEKARAN G 2030

17 Metode mengkaji kesiapan mencapai SDGs Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran SASARAN SDGS KONDISI SAAT INI PROYEKSI BERDASARKAN TREN HISTORIS SEKARAN G 2030

18 Metodologi Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran Menentukan indikator yang akan diproyeksikan (atau disusun baseline-nya) Identifikasi daftar indikator SDGs berdasarkan IAEG-SDGs (UN) Identifikasi ketersediaan dan aksesibilitas data (data bisa yg sudah dipublikasikan atau harus diolah dari data mentah) Menentukan indikator terpilih Memproyeksikan indikator-indikator tersebut ke 2030 Analisis tren, model, atau judgment Melakukan analisis berdasarkan seberapa jauh sasaran dapat tercapai dengan baseline (BAU)

19 Indikator baseline SDGs 40 indikator dari 16 SDGs goal untuk propinsi-propinsi di Indonesia Sumber data: BPS baik berupa publikasi maupun data SUSENAS yang diolah. Dengan menggunakan indikator SDGs yang tersedia dan dapat diakses (available and accessible) bagaimana kesiapan daerahdaerah di Indonesia dalam menghadap SDGs? Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran

20 Metode proyeksi Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran Untuk data yang relatif komplit, diestimasi baseline historis Analisis tren dengan data dari Menggunakan berbagai alternatif jenis trend baik linear, logaritma, exponensial berdasarkan yang paling tinggi fit-nya. Ketika data terlalu sedikit untuk melakukan analisis tren: Mengasumsikan tidak ada perubahan ke depan (existing). Melakukan judgement kualitatif

21 SCORECARD 21

22 SISTEM PENILAIAN SCORECARD AB C D E Mencapai atau hampir mencapai target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mencapai atau hampir mencapai (97.5%) target SDGs. Mendekati target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mendekati target SDGs dan mencapai setidaknya 90% jalan menuju target SDGs. Lebih dari seperempat jalan menuju target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator mengarah kepada target SDGs dan mencapai lebih dari 25% jalan menuju target SDGs. Kurang dari seperempat jalam menuju target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030 indikator tersebut masih antara 25%-50% dari mencapai target SDGs. Masih cukup jauh mencapai target SDGs Asumsi business-as-usual, hasil proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2030, masih setengah jalan (50%) atau lebih target SDGs dapat tercapai. 22

23 INDIKATOR Tujuan Indikator Target Kuantitatif Sumber 1 Penduduk miskin dengan garis kemiskinan $1.90 per hari (%) 0 UN Penduduk miskin dengan garis kemiskinan nasional (%) Menurun 75% UN 2 Balita dengan tinggi badan pendek dan sangat pendek (%) pengurangan sebesar 40% UN, WHO Balita dengan berat badan kurus dan sangat kurus (%) di bawah 5% UN, WHO Produktivitas tanaman pangan (t/ha) 7.2 * 3 Angka kematian dibawah 5 tahun (per kelahiran hidup) 25 UN Angka kematian neonatal (per kelahiran hidup) 12 UN Angka harapan hidup saat lahir (tahun) * Jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas (per penduduk) Menurun 50% * Penduduk dengan kebiasaan merokok tiap hari di atas usia 15 tahun (%) Menurun 25% * 4 Rata-rata lama sekolah (tahun) 12 * APK Perguruan Tinggi Meningkat dua kali lipat * Angka melek huruf usia (%) 100% UN 5 Tingkat kesuburan wanita (kelahiran per wanita usia tahun) Menurun 50% * Proporsi perempuan dalam parlemen (%) Meningkat dua kali lipat * Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita (%) * 6 Rumah tangga dengan air minum layak (%) 100 UN Rumah tangga dengan sanitasi layak (%) 100 UN 7 Rasio Elektrifikasi (%) 100 UN 8 PDRB Per Kapita (Harga Konstan 2016) (juta rupiah) US$3,956 * Tingkat pengangguran dengan kriteria jam kerja <35 (%) Menurun 50% * Penduduk usia muda yang tidak bekerja, tidak sekolah dan tidak pelatihan (%) Menurun 50% * Penduduk usia 5-14 tahun yang termasuk ke dalam kategori pekerja anak (%) 0 UN 23

24 INDIKATOR Tujuan Indikator Target Kuantitatif Sumber 9 Kondisi Jalan dengan Kualitas Baik dan Sedang (% dari Total Panjang Jalan) 100 UN Rumah tangga yang pernah mengakses internet dalam 3 bulan terakhir (%) 100 UN 10 Rasio gini 0.31 * Rasio palma 1.20 * Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 persen terbawah 26.61% * 11 Rumah tangga yang memenuhi spesifikasi rumah sederhana sehat (%) 100 UN Rata-rata Partikulat 10 (PM10) 50 * Rumah tangga kota dengan jaringan air ledeng (%) 100 UN 12 Rumah tangga dengan perilaku memilah sampah (%) * 13 Emisi CO 2 per kapita (tco 2 /kapita) 29% turun * 14 Area keanekaragaman hayati laut yang dilindungi (% luas perairan) 10 UN 15 Proporsi luas area hutan terhadap luas daratan (%) meningkat * Area konservasi yang dilindungi (% luas wilayah) meningkat * Persentase Lahan Kritis (kritis + sangat kritis) terhadap Luas wilayah (%) Menurun 50% * 16 Kejadian Pembunuhan (per penduduk) Menurun 50% * Jumlah tahanan (per penduduk) Menurun 50% * Risiko penduduk terkena tindak pidana (per Penduduk) Menurun 50% * Anak di bawah 5 tahun yang sudah memiliki akte kelahiran (%) 100 UN 24

25 HASIL PROYEKSI DAN ANALISIS INDIKATOR SDGs 25

26 Center for Sustainable Development Goals Studies Universitas Padjadjaran 26

27 NAD B SUMUT B SUMBAR B RIAU B JAMBI B SUMSEL B BENGKULU C LAMPUNG B BABEL A KEPRI B DKI B JABAR B JATENG B DIY B JATIM B BANTEN B BALI A NTB B NTT C KALBAR B KALTENG A KALSEL A KALTIM A KALUT A SULUT B SULTENG B SULSEL B SULTRA B GORONTAL SULBAR B MALUKU B MALUT B PAPBAR C PAPUA C NASIONAL B TUJUAN 1: TANPA KEMISKINAN Kemiskinan PPP$1.9 (%)

28 NAD C SUMUT C SUMBAR C RIAU C JAMBI C SUMSEL B BENGKULU C LAMPUNG C BABEL A KEPRI C DKI C JABAR C JATENG C DIY B JATIM C BANTEN B BALI C NTB C NTT D KALBAR C KALTENG C KALSEL C KALTIM A KALUT A SULUT C SULTENG C SULSEL D SULTRA C GORONTALO C SULBAR C MALUKU B MALUT C PAPBAR D PAPUA C NASIONAL C TUJUAN 2: TANPA KELAPARAN Balita dengan tinggi badan pendek dan sangat pendek (%) Target 28

29 NAD C SUMUT C SUMBAR C RIAU C JAMBI C SUMSEL C BENGKULU C LAMPUNG C BABEL A KEPRI C DKI D JABAR D JATENG C DIY D JATIM C BANTEN D BALI D NTB C NTT D KALBAR C KALTENG C KALSEL C KALTIM C KALUT C SULUT D SULTENG D SULSEL D SULTRA D GORONTALO D SULBAR C MALUKU C MALUT C PAPBAR D PAPUA D NASIONAL D TUJUAN 10: BERKURANGNYA KESENJANGAN Target

30 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH B B C B D E E B E D B B A C D E D C A D E E B B D C C C E E A E A D B B E E E E A SUMATERA UTARA B A C B A E E B E D B B A C D E C A A A E D B C D C C C D E E E E E B B A E E E C SUMATERA BARAT B A C A A A A B E D C B A A D D C D A A E C B B D C C C D E E E E A B B E E E E A RIAU B A C A D A A B E D C A A A D E B C A A E C B B A C D D D E E E E A B D A E A E A JAMBI B A C B B A E B E D C A A E D E D A A A E D B A C C C D D E A E E B D E E E E A SUMATERA SELATAN B B B B B A E B E D C B A E D E C A A A E D B B D C D D D D E E E B D E E E E A BENGKULU C B C C D A A B E D B B A C D E E D A A E D B B A C D D D E D E D D B D E E E E A LAMPUNG B B C B C A D B E D C A A E D E D C A A E E B B E C D D D E C E E E B B E E A E A KEP. BANGKA BELITUNG A A A B E A A B E D C A A E D E A A A A E E A A D A A C C E D E E B D A E E E A KEP. RIAU B A C B D A B B D D A A A A D E A A A A E A A A A C C D C B E E E A D B E E D E A DKI JAKARTA B B C A A A A B E D A C A A D D A A A A E C A A A D E D D E E E E A B D 0 E E E A JAWA BARAT B B C B A A A B E D C B A B D E B B A A E C A A C D E D D E E D E A B B E E E E A JAWA TENGAH B B C B A B E A E C C B A A D E B A A A E E A B C C D D D E E D E B B B A E A E A DI YOGYAKARTA B B B B B C E B E D A D A C C D A A A A E C A A A D E D C E E D E B B A E A A A JAWA TIMUR B B C B A A A B E D C B A E D E A A A A E D A A C C D D D E E E E E B D D A A E A BANTEN B A B B C A E B E D C A A A D D B A A A E C B B C D E D D E D E E E B B A E A E B BALI A A C B B E E B E E B B A D B E A A A A E B B A B D E D D E E D E E B B C E E D A NUSA TENGGARA BARAT B B C A C E E C E D B B A E D E B A A C E D B A D C D D D E E E E E D B A E E D B NUSA TENGGARA TIMUR C B D A E E E C E E C A A B C E C E A D E E B A A D D D E D A D E A B D A E E D D KALIMANTAN BARAT B A C C E A A B E D C A A E C E C C A A E D B B A C D D E D E E E D B D E E E E A KALIMANTAN TENGAH A A C A D E E B E D C A A E D E D D A A E E B B A C C D E E B D E B B E E B E A KALIMANTAN SELATAN A A C B C E E B E D C A A E D E C A A A E D A A C C C D E C E E E E D D E C E E A KALIMANTAN TIMUR A A A A C A A A E D B B A E D D B A A A E C A B C C C D E C C D A C B B A E B E A KALIMANTAN UTARA A A A A D A A B E D C B A E D D B D A B E B A B D C D D E D 0 D A C B 0 E B E A SULAWESI UTARA B B C B C E E B D D C B A E D D C A A A E D A B C D E D E E A C E E B B E C A E C SULAWESI TENGAH B B C A C E E B E D C A A E D D C B A A E B B B A D D D E E E D E E B B E E E E D SULAWESI SELATAN B A D A C A E B E D C A A C D E A A A A E C B B D D E D E D E C E C D B E E E E A SULAWESI TENGGARA B A C B D A A B E D B A A A D E B A A A E C C B D D E D E E C D E A B B A E E E C GORONTALO B B C A D E E C C D C A A E D E A B A A E A B B C D E D E E A E D E B B E E E E A SULAWESI BARAT B B C A C E E C E D B A A E C E E B A A E C B A D C D D E E C E E B D E E E E A MALUKU B B B B A A E C D D A A A E D E D A A C E C B B D C D D D E A E E E B B E E A E E MALUKU UTARA B A C B D E E C A D B A A E D D D C A C E B B A D C C D D D D E E E B B E E E E D PAPUA BARAT C B D B D E E C E D A A A E D E C B A A E E B C D D E D E E 0 D E A B B A E E E D PAPUA C C C C D E E C E C D A C D B D E E A A E E D C D D E D E E B E E E D D A E E E E INDONESIA B B C B A D B B E D C B A E D E B A A A E D B B D D E D D E C E E A B B D E E E A ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

31 KESIAPAN NASIONAL E 28% A 24% SCORE NASIONAL 1.86 < C Hanya 24% (327/1383 kombinasi provinsi*indikator) diproyeksikan mencapai atau hampir mencapai target SDGs di 2030 dengan asumsi business-as-usual. D 18% C 13% B 17% SDGs tidak akan tercapai dengan hanya mengandalkan BAU. Perlu upaya ekstra keras. 31

32 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

33 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

34 KALTIM KEPRI DIY RIAU BABEL JATENG DKI JATIM SUMBAR BANTEN SULTRA KALUT JABAR BALI JAMBI MALUKU NASIONAL SULUT SULSEL KALTENG SUMUT GORONTALO KALBAR BENGKULU LAMPUNG SUMSEL KALSEL NAD NTT MALUT NTB SULTENG SULBAR PAPBAR PAPUA SCORE RATA-RATA PROVINSI Hanya 13 provinsi dengan score > 2 (C) RELATIF PALING SIAP RELATIF PALING TIDAK SIAP 34

35 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN Semua propinsi mengalami tantangan berat menghadapi SDGs tanpa kecuali. DKI Jakarta masih memerlukan penurunan stunting sampai 6% lagi untuk mencapai target SDGs. Jawa Barat membutuhkan kenaikan rata-rata lama sekolah 2,5 tahun lagi untuk mencapai target SDGs. PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

36 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA Provinsi yang relatif paling tertinggal di hampir semua aspek: NTT, Maluku Utara, Papua Barat, Paupa ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

37 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA Ketimpangan, salah satu tantangan terbesar provinsi-provinsi maju ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

38 MISKIN1.9 MISKINNAS BAYIPENDEK BAYIKURUS TONPERHA BALITAMATI MORTALNEO HARAPHIDUP MORTALINTAS MEROKOK LAMASEKOLAH UNIVERSITAS LITERASI REMAJAHAMIL WANITAKERJA DPRWANITA AIRMINUM SANITASI GOAL ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEP. RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA INDONESIA ELETRIFIKASI PERTUMBUHAN PENGANGGURAN NEET PEKERJAANAK JALAN INTERNET Demikian juga daya dukung perkotaan dan kualitas lingkungan GINI PALMA BOTTOM40 PERUMAHAN LEDENG PM10 SAMPAH CO2 AREALAUT KONSERVASI HUTAN LAHANKRITIS PIDANA PEMBUNUHAN TAHANAN AKTE

39 RINGKASAN 39

40 RINGKASAN SDGs adalah tantangan berat pembangunan global demikian juga Indonesia. Pembangunan kedepan yang sifatnya bisnisas-usual jauh dari menjamin target SDGs akan tercapai di tahun Oleh karena itu, upaya-upaya ekstra keras, inovatif, dan outof-the-box (non-bau) diperlukan kalau kita betul-betul serius ingin mencapai target SDGs di tahun Masing-masing provinsi mempunyai tantangan dengan prioritas yang berbeda-beda, tetapi tidak ada provinsi di Indonesia yang immune dengan tantangan berat SDGs. 40

41 TERIMA KASIH SDGs Center - Universitas Padjadjaran