Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang Pada Zaman Taishō

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Masyarakat Jepang Pada Zaman Taishō"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Masyarakat Jepang Pada Zaman Taishō Pada zaman Taishō ( ) terjadi kekacauan di segala penjuru Jepang. Hal tersebut merupakan dampak dari Perang Dunia I. Jepang mengalami perubahan secara drastis akibat modernisasi dan westernisasi. Modernisasi terjadi tidak hanya dalam bidang industri saja tetapi juga pada bidang pendidikan, seni, sastra, dan sebagainya. Pada tahun 1914, meletuslah Perang Dunia I, perang ini berlangsung di Eropa. Pada saat berlangsungnya perang dunia, Jepang menggantikan negara-negara Eropa untuk megekspor barang-barang komoditi industrinya ke Asia. Akibatnya muncullah kapitalisasi-kapitalisasi besar yaitu orang kaya baru yang memperoleh keuntungan yang besar. Di satu pihak, keadaan rakyat Jepang semakin menderita diakibatkan naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok. Pada tahun 1918 terjadi penjarahan terhadap toko-toko beras. Kekacauan tersebut semakin meluas ke seluruh Jepang dan keadaan ini berhasil ditumpas oleh Hara Takashi ( ) yang sering disebut sebagai perdana mentri rakyat jelata yang telah membentuk kabinet partai politik asli yang sesungguhnya untuk pertama kali di Jepang. Pada tanggal 1 September 1923, terjadi gempa besar di wilayah selatan Kanto. Bencana tersebut menyebabkan kekacauan politik dan ekonomi secara besar-besaran. Dalam kekacauan tersebut, polisi dan aparat menyebarkan rumor tak beralasan bahwa rakyat Korea yang telah membuat kekacauan, melakukan pembakaran, dan meracuni sumber air minum. Berdasarkan rumor itu, rakyat Korea yang tidak melawan dalam jumlah yang besar tersebut dibantai dan terjadi pendiskriminasian terhadap rakyat Korea. 10

2 ちょうせんじんここくていちんきんろうどうしゃざいにち朝鮮人は, 故国をはなれて低賃金の労働者となっている われわれ在日 いぞくひせいふくしゃ朝鮮人労働者は 異族 日本民族 から被征服者としてあつかわれ 民ひあいたいけん族の悲哀をかぎりなく体験した (Surajaya, 2001 : 73) Rakyat Korea telah dipisahkan dari negara asal dan menjadi buruh dengan upah di bawah rata-rata. Kami (rakyat Korea) tenaga buruh di Jepang, telah diperlakukan sebagai orang-orang terjajah oleh ras lain (ras Jepang) dan merasakan penderitaan yang tiada habisnya (Surajaya, 2001 : 73). Setelah gempa bumi hebat di Kanto, secara berturut-turut dibangunlah bangunanbangunan besar di Tokyo, rel KA pun segera dibangun, dan dikalangan masyarakat, penggunaan telepon dan mobil mulai berkembang. Penyiaran radio, penerbitan koran dan majalah mulai meningkat. Ilmu pengetahuan dan teknologi Barat mulai masuk ke Jepang. Pada pertengahan zaman Meiji hingga awal zaman Taishō dalam bidang kesusastraan, mulai bermunculan sastrawan-sastrawan terkenal seperti Tanizaki Junichiro ( ), Kobayashi Takiji ( ), Akutagawa Ryūnosuke ( ), dan sebagainya. Akutagawa Ryūnosuke, menulis karya-karya sastra berbentuk cerpen dan novel, yang ditulis secara intelektual dan terampil seperti Rashōmon, Hana, Jikokuhen, dan lain sebagainya. Pada zaman Taishō, negara Jepang pun melakukan perdangangan dengan negara lainnya seperti Korea dan Cina. Akibat modernisasi tersebut mengakibatkan perubahan secara besar-besaran dalam segala aspek bidang termasuk juga perubahan perilaku masyarakat Jepang. Salah satu contohnya adalah pada tahun 1925 terjadi pergerakan yang menuntut pemilu diadakan agar siapapun dapat memilih dalam pemilu. Masyarakat Jepang menuntut demokrasi dalam pemilu. 11

3 だいいちかいそうせんきょおこないちぶ第一回総選挙は1980 年に行われたが それは一部の人しか選挙でき ないものだった それ後 誰でも選挙ができるようにしたいと普通選挙もとさいいじょうを求める運動がつづけられていたが 1925 年に 25 歳以上のすべけんあたての男子に選挙権が与えられた 普通選挙法 (Surajaya, 2001 : 135) Pemilu pertama dilaksanakan pada tahun 1980 dan hanya sebagian orang yang bisa berpartisipasi. Setelah itu, berlanjut pergerakan yang menuntut agar pemilu dapat diikuti siapapun, dan pada tahun 1925, bagi pria yang berusia diatas 25 tahun diberikan hak untuk memilih (Surajaya, 2001 : 135). Perubahan-perubahan akibat modernisasi yang terjadi pada zaman Taishō membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif terlihat dari perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, industri, dan sebagainya. Dampak negatif terlihat dari perubahan tingkah laku masyarakat Jepang yang sudah tidak sesuai dengan kebudayaan mereka. Dampak perubahan tingkah laku masyarakat Jepang inilah yang dikritik oleh Akutagawa Ryūnosuke dalam karyanya yang berjudul Kappa. 2.2 Konsep Kesusastraan Jepang Modern Pada awal tahun Meiji (1868) dimana terjadi Restorasi Meiji, tidak berdampak banyak pada bidang kesusastraan. Kesusastraan pada masa itu masih merupakan kelanjutan kesusatraan zaman Edo, yaitu kesusastraan gesaku (sejenis novel zaman Edo) sedangkan corak kesusastraan Barat belum diimpor. Pada tahun 1876, jenis kesusastraan yang dalam sejarah kesusastraan disebut novel politik, merupakan novel propaganda ideologi diterbitkan dalam jumlah besar akibat terjadinya pergerakan demokrasi Jepang. Novel politik ini mendapat pengaruh dari kesusastraan Barat. Sejak saat itu, kesusastraan modern Jepang mulai mengalami 12

4 perkembangan. Mandah (1992 : 41) mengungkapkan bahwa, Kesusastraan modern Jepang adalah kesusastraan yang bermodelkan kesusastraan modern Eropa. Kesusastraan Jepang pada permulaan zaman Meiji diwarnai dengan novel kesusastraan gesaku yang bermula dari zaman pramodern dan novel politik, sedangkan modernisasi kesusastraan Jepang lahir melalui bentuk yang tidak terduga sama sekali. Orang pertama yang masuk dan merupakan pemicu lahirnya kesusastraan modern adalah Tsubōuchi Shoyo dengan karyanya Shosetsu Shinzui (1885). Dia menyatakan bahwa kesusastraan haruslah berdiri sendiri sebagai kesusastraan, bukan sebagai alat propaganda politik maupum moral, dan realisme diterapkan dalam teknik penulisannya (Mandah, 1992 : 42). Teori di dalam kutipan di ataslah yang mengawali arah perjalanan kesusastraan modern di Jepang. Setelah itu, terdapat seorang sastrawan muda yang bernama Futabei Shinmei dengan karyanya Ukigumo yang ditulis dengan gaya bahasa percakapan dan juga masuk dalam prasyarat kesusastraan modern tipe Eropa. Dapat disimpulkan bahwa lahirnya kesusastraan modern Jepang didasarkan pada teori yang dibuat Tsubōuchi Shoyo dengan karyanya Shosetsu Shinzui dan novel Ukigumo karya Futabatei Shinmei. Pada zaman Meiji tahun ke 30 (1898) akibat perubahan yang terus terjadi sesuai dengan perkembangan zamannya melahirkan sebuah gerakan baru dalam kesusatraan yaitu gerakan naturalisme. Mandah (1992 : 83) mengungkapkan bahwa, Arti naturalisme / realisme dalam kesusastraan adalah penggambaran / pengkhayalan dari kejadian sesungguhnya yang dilaporkan dalam bentuk roman / novel. Ide kejadian / data nyata, berarti tidak hanya ide pemikiran yang indah-indah saja, tetapi justru ide nyata dari hal-hal yang tidak baik / kelemahan manusia, bahkan kejelekan dipaparkan dengan cara apa danya / polos. 13

5 Setelah karya Ukigumo, terciptalah karya-karya beraliran naturalisme yang mendapat pengaruh dari sastra asing. Khususnya yang perlu diperhatikan adalah karya Shimazaki Tōson ( ) yang berjudul Hakai. Hakai melukiskan tentang rahasia pribadi manusia modern yang mengalami kehidupan yang resah karena harus menyembunyikan suatu rahasia, tetapi berakhir dengan bentuk pengakuan pelakunya (Mandah, 1992 : ). Naturalisme Jepang berkembang akibat pengaruh neturalisme Eropa, terutama Perancis yang dianut oleh Emile Zola. Pengaruh Zola ini lebih cepat berkembang dan dikenal sejak munculnya sebuah buku berjudul Ishibigaku yang berisikan tentang naturalis estetika. Hasil perkembangan dari naturalisme Jepang melahirkan bentuk novel baru yaitu shishosetsu atau novel aku. Shishosetsu lahir setelah munculnya karya Futon yang ditulis oleh Tayama Katai Pada tahun 1910 awal munculnya kelompok paham estetika dan Shirakaba (kelompok berpaham humanisme dan penentang naturalisme) yang membentuk dasar kesusastraan Taishō. Sastrawan yang menganut paham estetika tersebut antara lain Nagai Kafu, Tanazaki Junichiro, Yoshī Isamu dan yang lainnya. Dalam kelompok Shirakaba, Arishima Takeo, Arishima Ikuma, Shiga Naoya dan yang lainnya. Ketidaksepahaman dengan kesusastraan naturalisme Jepang melahirkan kesusastraan intelektual dan kesusastraan moral yang dipelopori oleh dua sastrawan terkemuka yaitu Mori Ōgai dan Natsume Sōseki. Mereka memberi cahaya terang dalam kesusastraan modern Jepang dengan kritik yang bersifat ilmiah dan etik yang hanya terdapat pada orang-orang yang berpendidikan tinggi. Karya-karya Mori Ōgai antara lain Vita Sexualis, Seinen dan Gan. Dia juga menuliskan novel sejarah seperti Abe Ichizoku, Sanshō Dayū, Takase Bune dan Kanzan Jittoku. Natsume Sōseki menuliskan karya-karya yang 14

6 berisikan tentang moral antara lain Sanshirō, Sore Kara, Mon, Kōjin, Kokoro, Michi Kusa dan Meian. Salah satu murid dari Natsume Sōseki yaitu Akutagawa Ryūnosuke membawa warna baru dalam kesusastraan Jepang era Taishō. Akutagawa mengutamakan pengambilan bahan dari ceritera yang berlatar belakang sejarah atau ceritera klasik, kemudian diolahnya dengan baik sehingga akhirnya lahirlah sebuah karya baru dengan penafsiran yang baru juga. Karya-karyanya antara lain Rashōmon, Gesaku Zanmai, Karenoshō dan Yabu no Naka. Akutagawa mempunyai keahlian untuk mengubah realistas, sehingga dijuluki grup cendekiawan atau neo realisme. Pada pertengahan zaman Taishō ketika rakyat sangat kehausan akan buku-buku bacaan, berkembanglah Tsuzoku Shōsetsu (novel popular) dan Taishū Bungei (kesusastraan rakyat). Buku Shinju Fujin hasil karya Kikuchi Kan yang termasuk novel popular pada saat itu menjadi buku yang sangat digemari rakyat. Pelopor Taishū Bungei (ceritera-ceritera zaman lalu) adalah Nakazato Kaizan yang menulis novel yang sangat panjang berjudul Daibosatsu Tōge. Dapat disimpulkan kesusastraan modern Jepang diawali dengan paham naturalisme yang terpengaruh dari Eropa. Dalam perjalanan dunia kesusastraan mengalami perubahan-perubahan yang memicu karya-karya yang baru dalam kesusastraan Jepang. Paham-paham dan karya-karya dari para sastrawanlah yang memberikan warna baru dalam perkembangan kesusastraan Jepang sampai saat ini. 2.3 Teori Psikoanalisis Dalam skripsi ini, saya menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Sigmund Freud yang lahir di Moravia, 6 Mei 1856, dan wafat di London, 23 September 1939, 15

7 merupakan pendiri paham psikoanalisis. Dia diakui sebagai orang pertama yang memetakkan alam bawah sadar manusia. Bertens (2006 : 3) mengemukakan bahwa psikoanalisis merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Freud dalam Semiun (2006 : 55) menyatakan bahwa jiwa manusia memiliki tiga macam kegiatan mental yaitu ketidaksadaran, keprasadar dan kesadaran. Freud dalam Semiun (2006), mengemukakan bahwa: Ketidaksadaran berupa sikap-sikap, perasaan-perasaan, dan pikiran-pikiran yang ditekan, serta tidak dapat dikontrol oleh kemauan, hanya dengan susah payah ditarik -- kalau dapat -- ke alam sadar, tidak terikat oleh hukum-hukum logika, dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Ketidaksadaran ini berisi dorongandorongan yang ingin dimunculkan ke kesadaran. Sebagian besar dari dorongandorongan yang berasal dari ketidaksadaran itu memang harus tetap tinggal dalam ketidaksadaran, tetapi mereka tidak tinggal diam, melainkan mendesak terus dan kalau ego tidak cukup kuat menahan desakan ini akan terjadilah kelainankelainan kejiwaan seperti psikoneurose atau psikose. Keprasadaran adalah kenangan-kenangan yang dapat diingat kembali, meskipun sedikit sulit, sedangkan kesadaran adalah tingkat pemikiran dan perbuatan yang nyata di mana bahannya mudah diingat kembali dan diterapkan bagi tuntutan-tuntutan lingkungan. Freud menyatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan hasil interaksi dari struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego dan superego. Struktur kepribadian yang terdiri dari tiga sistem tersebut yang membentuk dan mempengaruhi dinamika kepribadian manusia Struktur Kepribadian Freud dalam Yusuf (2007 : 41) membedakan tiga sistem dalam hidup psikis: id, ego dan superego. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi di antara ketiga sistem tersebut, jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya. 16

8 a) Id : lapisan psikis yang paling dasar, tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan naluri-naluri bawaan (seksual dan agresif) dan keinginan-keinginan yang direpresi dan berada dalam ketidaksadaran. Id tidak memiliki moralitas (tidak dapat membedakan antara baik dan jahat). Seluruh energinya hanya digunakan untuk satu tujuan yaitu mencari kenikmatan tanpa menghiraukan apakah hal itu tepat atau tidak. b) Ego : terbentuk atau tumbuh dari id karena kontaknya dengan dunia luar karena itu, ego tidak mempunyai energi sendiri. Aktivitasnya bersifat sadar, sebagian prasadar dan sebagian lagi tak sadar, maka ego dapat mengambil keputusan pada tiap-tiap tingkat ini. Ego bertujuan mempertahankan kepribadiannya sendiri dan menjamin penyesuaian dengan alam sekitar, serta memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik yang ditimbulkan tuntutan-tuntutan dari id dan superego yang bertentangan dan tidak realistik. c) Superego : bagian moral atau etis dari kepribadian. Superego dibentuk melalui proses internalisasi, artinya larangan-larangan atau perintah-perintah yang berasal dari luar (orangtua, pengasuh-pengasuh). Superego mencerminkan yang ideal dan bukan yang real, memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Dengan kata lain, superego bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil rakyat Dinamika Kepribadian Freud dalam Yusuf (2007 : 48) mengemukakan bahwa dinamika kepribadian terkait dengan proses pemuasan insting, pendistribusian energi psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan. 17

9 a) Insting : kumpulan hasrat atau keinginan. Freud mengklasifikasikan insting kedalam dua kelompok yaitu insting hidup dan insting mati. 1. Insting hidup : motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku secara positif atau konstruktif. Insting ini berfungsi untuk melayani tujuan manusia agar tetap hidup dan berkembangbiak. 2. Insting mati : motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku bersifat negatif atau detruktif. Freud dalam Yusuf (2007 : 49) mengemukakan bahwa, Dia menyakini bahwa manusia dilahirkan dengan membawa dorongan untuk mati. Dalam hal ini maksud Freud adalah kejahatan atau ketidakberesan bukanlah disebabkan insting (naluri) kematian. Kedua insting ini bersifat netral dan diperlukan supaya orang dapat hidup. Sebagaimana Freud dalam Bertens (2006) mengemukakan bahwa: Ketidakberesan itu disebabkan karena gangguan keseimbangan antara nalurinaluri, bukan karena sifat-sifat salah satu naluri. Harus dikatakan juga bahwa pada kenyataannya tidak ada perbuatan yang berasal dari satu naluri saja. Tidak ada tingkah laku yang destruktif melulu atau yang libidinal melulu. Tingkah laku yang konkret selalu merupakan campuran antara kedua macam naluri. Menurut Freud, insting memiliki empat ciri khas yaitu : (1) Impetus: daya atau kekuatan yang ditentukan intensitas kebutuhan yang mendasari, (2) Sumber: asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses kimia dan fisika pada tubuh, (3) Tujuan: dorongan-dorongan insting yang tertuju pada satu tujuan yaitu kepuasan (reduksi tegangan), dan (4) Objek: seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya. b) Pendistibusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh id, ego dan superego, mempengaruhi perubahan dan perkembangan manusia. Energi psikis pada awalnya 18

10 dimiliki sepenuhnya oleh id. Tetapi dalam proses pemenuhan kebutuhan dan kepuasaan dorongan (insting) secara nyata dan proses indentifikasi, maka energi tersebut mengalami pendistribusian di antara ketiga sistem kepribadian: id, ego dan superego. Freud dalam Yusuf (2007 : 50-51) menggambarkan proses mekanisme pendistribusian dan penggunaan energi psikis, sebagai berikut: 1. Id menggunakan energi psikis untuk memperoleh kenikmatan melalui (1) gerakan refleks dan (2) proses primer (mengkhayal atau berfantasi tentang objekobjek yang dapat memuaskan insting). Oleh karena proses primer ini ternyata tidak dapat memperoleh kepuasan, maka energi tersebut dipinjam oleh ego untuk mencocokkan antara apa yang dikhayalkan dengan objek di dunia nyata melalui proses sekunder. 2. Mekanisme pengalihan energi id ke ego disebut identifikasi. Ego menggunakan energi tersebut untuk keperluan (1) memuaskan dorongan (insting) melalui proses sekunder, (2) meningkatkan perkembangan aspek-aspek psikologis, seperti: berpikir, belajar, mempersepsi, mengingat, menilai, mengkomparasi, menganalisis, mengeneralisasi dan memecahkan masalah, (3) mengekang atau menangkal id agar tidak bertindak impulsif atau irasional, dan (4) menciptakan integrasi di antara ketiga kepribadian, dengan tujuan terciptanya keharmonisan dalam kepribadian, sehingga dapat melakukan transaksi dengan dunia luar (lingkungan) secara efektif. 3. Superego mendapatkan energi melalui indentifikasi sama seperti ego. Freud dalam Semiun (2006 : 67) mengungkapkan superego menggunakan energinya untuk: (1) merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls-impuls yang pernyataannya sangat dikutuk oleh 19

11 masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistis, dan (3) mengejar kesempurnaan. Dalam proses pendistribusian energi itu, terjadi persaingan antar ketiga sistem, maka terjadilah konflik yang memunculkan kecemasan, dan membuat ego membentuk mekanisme pertahanan. Di bawah ini terdapat penjelasan tentang konflik, kecemasan dan mekanisme pertahanan ego sebagai berikut: 1) Konflik Freud berasumsi bahwa tingkah laku merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus menerus. Konflik terjadi secara tidak disadari, dan dapat melahirkan kecemasan. Kecemasan ini dapat dilacak dari kekhawatiran ego akan dorongan id yang tidak dapat dikontrol. 2) Kecemasan Freud dalam Semiun (2006) mengilustrasikan kecemasan adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Terdapat tiga macam kecemasan yang berhasil diidentifikasikan Freud, antara lain: a. Kecemasan neurotik : ketakutan terhadap suatu bahaya yang tidak diketahui. b. Kecemasan moral : terjadi karena konflik antara ego dan superego atau ketakutan terhadap suara hati. c. Kecemasan realistik : perasaan tidak menyenangkan dan tidak spesifik terhadap suatu bahaya yang mungkin terjadi. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang 20

12 tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Kecemasan yang tidak dapat ditanggulangi dengan tindakan efektif disebut traumatik. 3) Mekanisme pertahanan ego Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu tidak disadari dan menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego adalah sebagai berikut. a. Represi : cara ego memaksa perasaan yang tidak dikehendaki untuk masuk ke dalam ketidaksadaran. b. Pembentukan reaksi : tindakan berupa mengganti suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadaran. c. Sublimasi : dorongan-dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetapi dilakukan juga dalam bentuk yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat. d. Supresi : menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran. Tetapi berbeda dengan represi, yang ditekan dalam supresi adalah hal-hal yang datang dari ketidaksadaran sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran. e. Kompensasi : usaha untuk menutupi kelemahan di salah satu bidang atau organ dengan membuat prestasi yang tinggi di organ lain atau bidang lain. f. Projeksi : tindakan mereduksikan kecemasan dengan menghubungkan dorongan yang tidak bisa dikendalikan dengan objek luar, biasanya orang lain. g. Fiksasi : libido yang tetap melekat pada tahap perkembangan primitif yang lebih awal. 21

13 h. Regresi : pada saat mengalami stres dan kecemasan terhadap ego, mungkin individu akan kembali lagi ke tahap perkembangan yang lebih rendah. 2.4 Teori Fiksi Novel dan cerpen merupakan sebuah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intristik seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang dan sebagainya. Nurgiyantoro (2007 : 2) mengemukakan, Karya fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga dia tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan tempat yang disebut-sebut dalam karya fiksi bersifat imajinatif. Sebagai karya imajiner, fiksi menawarkan sebuah dunia yang beisikan model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Dalam penelitian tema skripsi ini, saya menggunakan salah satu unsur intrinsik yaitu penyudutpandangan, untuk meneliti sosok Akutagawa Ryūnosuke melalui beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. Nurgiyantoro (2007) mengemukakan pengertian sudut pandang sebagai berikut: Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Dia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian, sudut pandang dapat dikatakan sebagai sebuah strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Menurut Nurgiyantoro (2007) sudut pandang secara garis besar dapat dibedakan dalam dua macam yaitu persona pertama, gaya aku dan persona ketiga, gaya dia, dan secara teoritis belum dikenal adanya persona kedua, gaya kau, maka 22

14 dari itu dalam skripsi ini gaya kau tidak diterangkan. Dalam skripsi ini, saya menggunakan dua sudut pandang tersebut dikarenakan dalam karya Akutagawa Ryūnosuke yaitu Hana, Mikan dan Kappa, menggunakan sudut pandang yang berbeda dalam setiap karyanya tersebut Sudut Pandang Persona Ketiga: Dia Dalam pengisahan cerita dalam sudut pandang ini, narator adalah seseorang yang berada diluar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya; ia, dia, mereka. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembaca mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak. Sudut pandang dia dapat dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya, antara lain: a) dia mahatahu : narator mengetahui segalanya yaitu berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. b) dia terbatas atau dia sebagai pengamat : pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja, atau terbatas dalam jumlah yang sangat terbatas Sudut Pandang Persona Pertama: Aku Dalam pengisahan cerita dalam sudut pandang ini, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Narator adalah si aku tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada 23

15 pembaca. Narator sebagai si aku, hanya berlaku sebagai pengamat terhadap tokohtokoh dia yang bukan dirinya. Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan si aku dalam cerita, antara lain: a) aku tokoh utama : si aku menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. Nurgiyantoro (2007 : 264) mengemukakan Teknik aku dapat dipergunakan untuk melukiskan berbagai pengalaman kehidupan manusia yang paling dalam dan rahasia sekalipun. b) aku tokoh tambahan : tokoh aku hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian dibiarkan untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Dalam hal ini si aku hanya tampil sebagai saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. 24

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sastra Jepang Menurut Orang Jepang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sastra Jepang Menurut Orang Jepang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sastra Jepang Menurut Orang Jepang Sastra merupakan karya seni yang memiliki arti atau keindahan. Dalam bahasa Jepang, kesusastraan adalah : 日本文学とは 日本語で書かれた文学作品 もくしはそれらの作品や作家を研究する学問のこと

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari* ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI Mei Ambar Sari* Abstrak Novel Bocchan karya Natsume Souseki merupakan salah satu novel yang masih banyak dibaca oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sastra merupakan karya seni yang memiliki arti atau keindahan. Dalam bahasa Jepang,

Bab 2. Landasan Teori. Sastra merupakan karya seni yang memiliki arti atau keindahan. Dalam bahasa Jepang, Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Kesusasteraan Menurut Takeo Kuwabara Sastra merupakan karya seni yang memiliki arti atau keindahan. Dalam bahasa Jepang, kesusasteraan memiliki teori yang didefinisikan seperti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Kesusastraan Pertanyaan mengenai apa itu sastra selama ini belum juga mendapatkan jawaban yang memuaskan sehingga banyak sastrawan yang mencoba membuat batasan-batasan mengenai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk hasil pekerjaan kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Atar, 1993:8).

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang

Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Rashomon hasil karya Akutagawa Ryunosuke pertama kali dipublikasikan di majalah sastra

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul: PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA Telah diuji dan diterima baik pada

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud

Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Modul ke: Psikologi Kepribadian I Sejarah Psikoanalisa Dasar & Teori Sigmund Freud Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pandangan Dasar Manusia Pandangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Psikologi Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional Asia. Kehidupan dalam karya sastra dapat diperindah, diejek, atau digambarkan bertolak

Lebih terperinci

SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN TETSUZO KARYA KODA ROHAN

SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN TETSUZO KARYA KODA ROHAN SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH KELUARGA PADA CERPEN TETSUZO KARYA KODA ROHAN (melalui pendekatan psikoanalisis) Karya Ilmiah DITA RAHMA UTAMI NPM 180610060018 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen) LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Novel dan cerita pendek (disingkat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Novel dan cerita pendek (disingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA PERSEPSI REMAJA USIA 12-15 TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra M. ARRUM ARROISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada Bab 5 Ringkasan Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan dalam kasus menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI PENDEKATAN- PENDEKATAN/ALIRAN DALAM PSIKOLOGI Pendekatan Psikoanalisa Tokoh : Sigmund Freud Lahir di Moravia, 6 Mei 1856. Wafat di London, 23 September 1939 Buku : The Interpretation of Dreams (1900) Tokoh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School

SHJ Student Voice. For Indonesian Students. SHJ Language School SHJ 201 7 Student Voice For Indonesian Students SHJ Language School 留学生アンケート 名前 :Miranti Yunita 年齢 :26 性別 : 男 女 アルバイト : 無 有 らいにちねんげつ 来日年月 たいざいきかん 2015 年 6 月滞在期間 15 ヶ月 もくてき 1 日本へ留学する目的について ( どうして日本への留学を選んだか?

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN

ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN ANALISIS TOKOH OBAKETAROU DALAM CERITA ANAK OBAKETAROU WA ICHINENSEI MELALUI PSIKOLOGI UMUM YACOB HAMONANGAN 2012110154 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya,

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis dua penyebab utama tindakan bunuh diri yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya, sedangkan yang ke dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: psikologi sastra, Nymphomania, perilaku menyimpang.

ABSTRAK. Kata kunci: psikologi sastra, Nymphomania, perilaku menyimpang. ABSTRAK Penelitian ini berjudul Nymphomania pada tokoh Yuriko Hirata dalam Novel Grotesque Karya Natsuo Kirino. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyebab dan perilaku Nymphomania tokoh Yuriko Hirata

Lebih terperinci

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra SKRIPSI LARAS BUDIARTI 2014110903 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Muhammad Ridho NIM : 2012110112

Lebih terperinci