PENGARUH PEMBIDAIAN TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA PASIEN FRAKTUR TERTUTUP DI RUANG IGD RUMAH SAKITUMUM DAERAH A.M PARIKESIT TENGGARONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PEMBIDAIAN TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA PASIEN FRAKTUR TERTUTUP DI RUANG IGD RUMAH SAKITUMUM DAERAH A.M PARIKESIT TENGGARONG"

Transkripsi

1 PENGARUH PEMBIDAIAN TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA PASIEN FRAKTUR TERTUTUP DI RUANG IGD RUMAH SAKITUMUM DAERAH A.M PARIKESIT TENGGARONG Effect Of Splinting Concerning Fracture Pain On Patient In Igd Room At A.M Parikesit Hospital Tenggarong Alfi Fakhrurrizal ABSTRACT Fracture is a potential or actual threat to the integrity of the person whose physiological or psychological disorder that can cause a pain response. To reduce the pain can be done with splinting. Then conducted from preliminary study, as many as 2 of 5 respondents still have pain after get splinting.and 3 another responden not else.the objective is to determine the effect of splinting on close fracture patient's in Emergency room at A.M Parikesit Hospital, Tenggarong. The methods are used pre-experimental research methods with one group pre test post test design approach without control. Then amounted to samples of close fracture clients with insidental sampling techniques.the characteristics of client close fracture in Emergency room at A.M Parikesit Tenggarong showed the majority of respondents were between 23 to 37 years old, with often arises is 20 years old is 13,3 %, male is 66,7 %, and generally Banjarnese is 46,6 %. The average of pain before splinting is 7.00 with a standard deviation is While the average of pain after done actions splinting is equal to 4,87 with a standard deviation is 1,648. Hypothesis testing result with t paired statistical test which means that Ho is rejected because the value of p. = is smaller than the value of α = 0.05 and pearson r correlation = 0,403.So Conclusion is That the intervention of splinting in significantly influence to the level decreased of pain close fracture client's in Emergency room, at A.M Parikesit Hospital, Tenggarong. Keywords: Spinting, Pain, Close Fracture PENDAHULUAN Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalulintas yang mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, yang dapat menyebabkan cedera pada anggota gerak, yang salah satunya adalah fraktur. Fraktur atau patah tulang ini merupakan salah satu kedaruratan medik yang harus segera ditangani secara cepat, tepat dan sesuai dengan prosedur penatalaksanaan patah tulang, karena sering kali penanganan patah tulang dilaksanakan secara keliru oleh masyarakat atau orang awam di tempat kejadian kecelakaan. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah, sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi. Di Indonesia kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor 3 (tiga), setelah penyakit jantung dan stroke. Menurut data Kepolisan Republik Indonesia tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan mencapai kejadian, dengan kematian mencapai orang, orang mengalami luka berat, dan mengalami luka ringan. Di Kalimantan Timur pada tahun 2009 tercatat kasus kecelakaan dan sebanyak 475 orang diantaranya meninggal dunia. Tahun 2010 tercatat kasus kecelakaan lalu lintas, 539 orang diantaranya meninggal dunia. Dari data yang dilansir Ditlantas Polda Kaltim hingga bulan Mei 2011 tercatat 516 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 181.( redaksi. ). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda 1

2 tajam / tumpul. Dari peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak orang (3,8%), dari kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak orang (8,5%), dari trauma benda tajam/ tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Dan berdasarkan RISKESDAS tahun 2013, disebutkan dari orang kasus cedera 5,8 % mengalami patah tulang (fraktur). Berdasarkan data yang diperoleh di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD. A.M Parikesit Tenggarong jumlah pasien fraktur pada tahun 2013 terdapat 648 kasus fraktur dengan kasus fraktur tertutup sebanyak 473 kasus (72,99%). Terjadinya fraktur mengakibatkan adanya kerusakan syaraf dan pembuluh darah yang menimbulkan rasa nyeri. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. Nyeri yang timbul pada fraktur bukan semata-mata karena frakturnya saja, namun karena adanya luka jaringan disekitar tulang yang patah tersebut dan pergerakan fragmen tulang. Untuk mengurangi nyeri tersebut, dapat diberikan obat penghilang rasa nyeri dan juga dengan teknik imobilisasi (tidak menggerakkan daerah yang fraktur). Teknik imobilisasi dapat dicapai dengan cara pemasangan bidai atau gips. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada cedera/trauma sistem muskuloskeletal untuk mengistirahatkan (immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera dengan menggunakan suatu alat. Pembidaian ini bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri, mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya (Smeltzer, 2002). Pembidaian dapat menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki, sehingga menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya dan dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri. Di ruang instalasi gawat darurat RSUD. A.M Parikesit Tenggarong menetapkan prosedur pemasangan bidai untuk semua pasien yang mengalami fraktur yang terjadi pada tulang panjang, misalnya fraktur pada femur, tibia, fibula serta radius dan ulna, baik pada fraktur tertutup maupun fraktur terbuka. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan fragmen tulang atau jaringan yang lebih parah. Adapun fungsi pemasangan bidai yang dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien, tidak dikaji lebih jauh. Belum ada pengkajian yang meliputi skala nyeri yang dirasakan pasien, juga pengaruh pembidaian terhadap intensitas nyerinya, berkurang atau justru bertambah. Selama ini, nyeri yang dirasakan pasien hanya ditindak lanjuti dengan pemberian analgetik. Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, 2 dari 5 orang responden menyatakan masih nyeri setelah dilakukan pembidaian, 3 lainnya menyatakan nyeri berkurang. Mengetahui fenomena ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh pembidaian terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien Fraktur tertutup di Ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasangan bidai terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur tertutup di ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi: a. Karakteristik responden pada fraktur tertutup ( usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan ) di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong. b. Nyeri pada responden fraktur tertutup sebelum dilakukan pemasangan bidai di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong. c. Nyeri pada responden fraktur tertutup setelah dilakukan pemasangan bidai di ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong. 2

3 d. Perbedaan skala nyeri pada responden fraktur tertutup sebelum dan sesudah tindakan pembidaian di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong. METODE PENELITIAN Jenis rancangan penelitian pre eksperimen one group pre post test design dengan tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek, dimana kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi.(nursalam, 2011). Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen disebut post-test. Perbedaan antara pre test dan post test diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. (Arikunto,2012) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Ruang IGD RSUD. A.M Parikesit Tenggarong Samarinda, Varia bel N Me an S.D Min Max 95% CI Low Up Umur 31 thn 12,80 thn 55 thn 23,52 37,69 Sumber : Data primer Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata umur klien fraktur tertutup adalah 31 tahun. Umur klien termuda adalah tahun dan usia tertua adalah 55 tahun. b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, suku, pendidikan dan pekerjaan Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku, Pendidikan dan Pekerjaan di Ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong Variabel Frekuensi % Jenis kelamin Laki-laki 10 66,7 Perempuan 5 33,3 Total Suku Jawa Bugis Banjar Kutai Dayak Total Pendidikan SMP SMA Perguruan Tinggi Total ,6 6,7 6,

4 Pekerjaan Belum Bekerja IRT Swasta PNS Total Sumber : Data primer Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi responden yang menderita fraktur tertutup yaitu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (67%), sedangkan responden perempuan sebanyak 5 responden (33%). Mayoritas responden adalah suku Banjar sebanyak 7 orang (46,6%) dan responden minoritas bersuku Kutai dan Dayak yaitu masing-masing 1 orang (6,7%). Responden berpendidikan SMA sebanyak 7 orang ( 47 % ) kemudian disusul PT dan SMP. Responden yang memiliki pekerjaan swasta sebanyak 6 orang (40%) kemudian disusul belum bekerja karena sedang menempuh pendidikan, PNS dan sebagai IRT. c. Gambaran distribusi responden berdasarkan skala nyeri sebelum dan sesudah tindakan Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Skala Nyeri Sebelum dan SesudahTindakan Pembidaian di Ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong Variabel N Mean S.D Min Max Skala Nyeri sebelum Pembidaian Skala Nyeri Sesudah Pembidaian Sumber : Data Sekunder 7,00 4,87 1,648 0,743 Dari tabel di atas didapatkan bahwa rata-rata skala nyeri pasien dengan fraktur tertutup sebelum dilakukan tindakan pembidaian di IGD adalah berskala nyeri 7, dengan nilai minimal 5 dan nilai maksimal 10. Setelah dilakukan tindakan pembidaian adalah berskala nyeri 4,87 dengan nilai minimal 4 dan nilai maksimal 6.Hal ini didukung dengan data dari Biro Pusat Statistik Samarinda (2013) bahwa mayoritas suku yang berada di Samarinda adalah suku Jawa. Menurut asumsi peneliti, % CI Low 6,09 4,46 Up 7,91 5,28 kejadian fraktur dapat terjadi pada berbagai suku yang ada, terutama pada mayoritas suku yang mendiami wilayah tersebut. 1. Analisa Bivariat Dalam menganalisa bivariat menggunakan uji t sampel berpasangan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh nyeri pada klien fraktur sebelum dengan sesudah dilakukan tindakan pembidaian. Hasil yang diperoleh adalah seperti pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Pengaruh Pembidaian Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Pasien Fraktur Tertutup di Ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong 4

5 Variabel N Mean P value - Skala Nyeri sebelum tindakan Pembidaian - Skala nyeri sesudah tindakan pembidaian 7,00 4,87 0,001 Dari tabel di atas didapatkan bahwa rata - rata skala nyeri pasien dengan fraktur tertutup sebelum dilakukan tindakan pembidaian di IGD adalah berskala nyeri 7,00 sedangkan setelah dilakukan tindakan pembidaian adalah berskala nyeri 4,87. Dari tabel di atas juga A. Pembahasan 1. Analisa Univariat a). Karakteristik responden 1). Usia Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata umur klien fraktur tertutup di IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong adalah 30 tahun. Umur klien fraktur termuda adalah tahun dan usia tertua adalah 37 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Simarmata (2008) bahwa pada kejadian kecelakaan usia pengendara sepeda motor berada pada rentang tahun. Asumsi peneliti, rentang usia diatas adalah usia produktif dan remaja, yang memiliki mobilitas tinggi dengan berbagai aktifitas dan cenderung labil dalam berkendaraan. Sehingga kejadian kecelakaan lalu lintas cenderung tinggi terjadi pada usia ini.dan berdasarkan RISKESDAS tahun 2013, disebutkan dari orang kasus cedera 5,8 % mengalami patah tulang (fraktur). b). Jenis kelamin Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 5 responden (33,3 % ) adalah perempuan dan untuk laki-laki sebanyak 10 0rang (66,7 %), bila dilihat ditemukan perbedaan jumlah jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan dapat dikatakan bahwa perbandingan (ratio) klien fraktur pada perempuan lebih rendah dari pada laki - laki. Asumsi peneliti, hal ini terjadi karena laki - laki cenderung lebih aktif menunjukkan p-value (0,001) yang lebih kecil dari alfa (0,05), dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembidaian dengan penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur tertutup di Ruang IGD RSUD. A.M Parikesit Tenggarong. beraktivitas di luar dibandingkan perempuan, sehingga kemungkinan mengalami kecelakaan lalu lintas lebih besar. Hal ini sejalan dengan penelian Simarmata (2008) yang menyebutkan laki laki lebih banyak yang mengalami kejadian kecelakaan lalu lintas dan penelitian Nurchairiah (2014) yang menyebutkan laki-laki banyak mengalami fraktur. Faktor jenis kelamin ini dalam hubungannya dengan faktor yang mempengaruhi nyeri adalah bahwasanya laki-laki dan wanita mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang dilakukan Burn, dkk.(1989) dikutip dari Potter & Perry, c). Budaya ( suku ) Berdasarkan penelitian ini, responden terbanyak adalah suku Banjar yaitu sebanyak 7 orang (46,6 %), kemudian suku jawa dan Bugis yaitu masing masing 3 orang (20 %), serta suku Kutai dan Dayak yaitu masing masing 1 orang (6,7 %). Asumsi peneliti, Suku Banjar, Dayak dan Kutai adalah penduduk asli di Kalimantan Timur. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurchairiah ( 2014 ), di Pekan 5

6 Baru, dimana penduduk asli ( Melayu ) adalah responden terbesar. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi secara berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri klien dan bukan perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien yang lain (Smeltzer & Bare, 2002). Penelitian ini sesuai teori yang mengungkapkan bahwa keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo & Flaskerud, 1991). Dapat disimpulkan bahwa mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilainilai kebudayaan lainnya membantu untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan dan nilai budaya seseorang serta dapat membantu perawat dalam mengenali nyeri pada klien tertentu. d). Pendidikan Gambaran pendidikan responden terbanyak adalah berpendidikan SMA sebanyak 7 orang ( 47% ) kemudian disusul PT dan SMP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien dengan dengan fraktur tertutup lebih banyak yang berpendidikan SMA. Asumsi peneliti, usia SMA adalah usia produktif yang mobilitasnya tinggi, banyak beraktivitas di luar dan cenderung labil dalam berkendaraan, sehingga angka kejadian kecelakaan dan fraktur banyak terjadi pada orang yang berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan penelitian Ritonga (2012) bahwa usia SMA adalah usia produktif yang mobilitasnya tinggi dan cenderung labil dalam berkendaraaan..seseorang dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah untuk mengkomunikasikan skala nyerinya. Biasanya dengan pendidikan yang tinggi dapat mengungkapkan secara baik memaknai nyeri yang dialami sudah pada skala berapa. Dapat memaknai skala nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri (Andarmayo, 2013). e). Pekerjaan Gambaran pekerjaan pada pasien responden terbanyak adalah memiliki pekerjaan swasta yaitu sebanyak 6 orang (40%) kemudian disusul belum bekerja karena sedang menempuh pendidikan, PNS dan sisanya sebagai IRT. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ritonga (2012), yang menyebutkan kecelakaan paling banyak melibatkan pengendara dengan jenis pekerjaan swasta (67,7 %). Asumsi peneliti, orang yang pekerjaannya swasta, cenderung lebih banyak bekerja di luar ruangan dan beraktifitas di lapangan. Hal ini sejalan dengan data dari Bappeda Samarinda (2013), bahwa lapangan usaha pertambangan mampu menyerap jiwa. b). Nyeri Sebelum Dilakukan Tindakan pembidaian Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa rata-rata nyeri klien sebelum dilakukan tindakan pembidaian 7,00. Skala klien fraktur sebelum dilakukan tindakan pembidaian yang terendah adalah 5 dan yang tertinggi adalah 10. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri merupakan hal yang tidak menyenangkan dan dari hasil penelitian skala nyeri sebelum dilakukan tindakan rata-rata adalah 7 sedangkan laporan skala nyeri yang dirasakan tertinggi adalah 10 orang merupakan nyeri berat, ini sesuai dengan teori Smeltzer & Bare (2002) bahwa nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Ketika terjadi fraktur, bagian - bagiannya tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Otot akan berespon secara alamiah, yaitu dengan berkontraksi, tujuannya adalah untuk membebat dan melindungi daerah yang cedera. Kontraksi terus menerus akan menyebabkan nyeri. 6

7 c) Nyeri Sesudah Dilakukan Tindakan Pembidaian. Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa rata-rata nyeri klien sesudah dilakukan tindakan pembidaian adalah 4,87. Skala klien fraktur sesudah dilakukan tindakan yang terendah adalah 4 dan yang tertinggi adalah 6. Asumsi peneliti, nyeri menurun setelah dilakukan tindakan pembidaian.ini dibuktikan dengan skala nyeri pada klien, sesudah dilakukan tindakan pembidaian adalah tertinggi 6 dan terendah 4 sedangkan sebelum dilakukan tindakan adalah tertinggi 10 dan terendah 5. Pembidaian dapat menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri. Hal ini sejalan dengan teori Smeltzer & Bare (2002) dan penelitian Ady Irawan (2013) serta Nurchairiah (2014) yang menyatakan bahwa perlakuan yang bertujuan merelaksasikan otot-otot skelet dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin yang dapat mengurangi nyeri. 2. Analisa Bivariat Pengaruh Pembidaian Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Pasien Fraktur Tertutup Berdasarkan hasil uji t sampel berpasangan (Paired Sample t Test), maka dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat nyeri pada pasien fraktur sebelum dilakukan tindakan pembidaian dalah sebesar 7,00 dan rata-rata tingkat nyeri pada klien fraktur sesudah dilakukan tindakan pembidaian adalah sebesar 4,87 atau mengalami penurunan sebesar 2,13. Hasil uji statistik menunjukkan p-value (0,001) yang lebih kecil dari alfa (0,05), dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembidaian dengan penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur tertutup di Ruang IGD RSUD. A.M Parikesit Tenggarong. Asumsi peneliti, bahwa pembidaian merupakan tekhnik nonfarmakologi yang terbukti dapat menurunkan rasa nyeri pada pasien fraktur. Hal ini sejalan dengan teori Smeltzer & Bare (2002). dan penelitian Ady Irawan (2013) serta Nurchairiah (2014) yang menyatakan bahwa perlakuan yang bertujuan merelaksasikan otot-otot skelet dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin yang dapat mengurangi nyeri. Menurut teori Smeltzer & Bare (2001) juga bahwa adanya pembidaian akan membuat otot otot skelet yang mengalami spasme perlahan berelaksasi, sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri. Ketika terjadi fraktur, bagian - bagiannya tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Otot akan berespon secara alamiah,yaitu dengan berkontraksi, tujuannya adalah untuk membebat dan melindungi daerah yang cedera. Kontraksi terus menerus akan menyebabkan nyeri. Spasme otot yang menyertai fraktur juga merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. Pembidaian dapat menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki, sehingga menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya dan dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri. Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan pendarahan secara nyata dengan mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh tamponade otot sekitar patahan. B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat kelemahan yang disebabkan karena keterbatasan penelitian, yaitu : a. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan one group pre post test design without control. Desain penelitian ini dianggap paling lemah dalam penelitian eksperimen, sehingga hasil penelitian tidak begitu kuat jika dibandingkan desain dengan menggunakan kontrol. Juga tidak ada pengendalian terhadap variabel yang bisa mempengaruhi hasil. b. Metode Sampling Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Insidental Sampling. Untuk penelitian yang bersifat eksperimen semestinya menggunakan tekhnik probability sampling, yaitu tekhnik random. c. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi, dengan menggunakan skala nyeri numerik, yang sangat subjektif. Sehingga 7

8 beberapa responden menyebutkan skala nyeri yang dirasakannya, namun tidak sesuai dengan ekspresi yang terlihat oleh peneliti. KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian Pengaruh pembidaian terhadap penurunan rasa nyeri pada pasien Fraktur tertutup di Ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur menunjukan rata-rata responden berumur 31 tahun, umur minimal responden tahun dan maksimal berumur 55 tahun. Berdasarkan jenis kelaminnya responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (66,7 %) dan perempuan sebanyak 5 orang (33,3%), berdasarkan suku responden yang bersuku Banjar sebanyak 7 orang (46,6 %), suku Jawa dan Bugis masing-masing 3 orang (20%) dan yang bersuku Kutai dan Dayak masing masing 1 orang (6,7%). Berdasarkan pendidikannya mayoritas pendidikan setingkat SMA sebanyak 7 orang ( 47 %), perguruan tinggi 6 orang (40%) dan SMP 2 orang (13%).Berdasarkan pekerjaannya responden yang bekerja swasta sebanyak 6 orang (40 %), belum bekerja 4 orang (27%) dan IRT 2 orang (13%). 2. Rata - rata skala nyeri klien fraktur tertutup sebelum dilakukan tindakan pembidaian adalah 7,00. Skala nyeri minimal adalah 5 sedangkan maksimal adalah Rata - rata skala nyeri klien fraktur tertutup sesudah dilakukan tindakan pembidaian adalah antara 4,87. Skala nyeri minimal adalah 4 sedangkan maksimal adalah Terdapat pengaruh bermakna antara pembidaian dengan penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur tertutuup p value = 0,001 < α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan p-value (0,001) yang lebih kecil dari alfa (0,05), dengan demikian dapat disimpulkan Ho ditolak artinya terdapat pengaruh antara pembidaian dengan penurunan rasa nyeri pada pasien fraktur tertutup di Ruang IGD RSUD. A.M Parikesit Tenggarong. B. Saran Dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dapat disampaikan yang iranya dapat bermanfaat dalam peningkatan pelayanan keperawatan terhadap pasien khususnya klien fraktur tertutup di ruang IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong, sebagai berikut : 1. Bagi Pelayanan di Rumah Sakit Untuk mengadakan pelatihan SOP pembidaian bagi perawat IGD. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam mekanisme nonfarmakologi mengatasi nyeri pada fraktur tertutup dan juga bahan masukan untuk cara pembidaian yang benar. 3. Bagi peneliti lain Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan tekhnik quasi ekspremen dengan responden yang lebih banyak dan waktu yang lebih panjang dengan mengembangkan penelitian perbedaan pengaruh pembidaian dengan kayu biasa, gypsona atau traksi yang mulai dikembangkan di IGD saat ini serta adanya kelompok kontrol. DAFTAR PUSTAKA Andarmayo,S (2013).Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta : Ar- Ruzz Media Apley & Solomon,(2000).Buku Ajar Orthopedi dan fraktur Sistem Apley.Edisi 7.Jakarta : Widya Medika Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : RinekaCipta. Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, (2013),Riset Kesehatan Dasar /RISKESDAS 2013,diunduh di pada Mei 2014 Bappeda Kota Samarinda, ( 2013). Profil Daerah Kota Samarinda Tahun 2013, diunduh di Bappeda.Samarindakota.go.id, pada 11 Februari 20 8

9 Budiman, (2011).Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung : PT. Refika Aditama. Depkes RI, (2005). Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit. Jakarta Dharma,Kelana,K.(2011).Metodologi Penelitian Keperawatan.Jakarta : Trans Info Media Guyton & Hall. (2002). Buku Ajar fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Hastono, S. (2001).Analisa Data.Jakarta : FKM UI (2013).Statistik Kesehatan.Jakarta : Rajawali Expres Irawan,Ady (2013),Pengaruh Distraksi Relaksasi Nafas Dalam terhadap Nyeri Pada Klien Fraktur di Ruang Cempaka RSUD A.M Parikesit Tenggarong, Skripsi,tidak dipublikasikan Junaidi,I.(2011).Pedoman pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan saat Gawat & Darurat medis.yogjakarta : Andi Lamm, Wilis ( 2000 ). Fracture and Spinting, diunduh di pada April 2014 Long, C.B. (2006). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan). Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjadjaran. Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 2, Jakarta :Media Aesculapius. Musliha,(2010).Keperawatan Gawat Darurat.Yogyakarta:Nuha Medika Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta. Nurchairiah, (2014). Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Fraktur Tertutup di Ruang Dahlia RSUD Arifin Achmad, Skripsi, diunduh di jom.unri.ac.id pada 11 Februari 20 Nursalam, (2011).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta :SalembaMedika Oswari E. (2000).Bedah dan Perawatannya. Jakarta : PT Gramedia. Potter & Perry. (2005),Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Jakarta : EGC (2010).Fundamental Keperawatan buku,2 edisi 7.Jakarta :Salemba Medika. Prasetyo (2010),Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Yogjakarta : Graha Ilmu Priyo,S. (2006), Analisis Univariat Analisis Bivariat, Depok : FKM Rasjad,Chairuddin.(2007).Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.Jakarta : Yarsif Watampone Redaksi Koran kaltim.(2011). Polisi Tidak Tegas pembalap liar.diunduh di http : // redaksi. s/2011/11742/ pada April Reeves, C. J, Roux G, Lockhart R, Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika. Ritonga,Lamtiur (2012). Gambaran Karakteristik Keluarga Pasian Fraktur Yang Memilih Pengobatan Tradisional Patah Tulang Sipadan di Tanjung Morawa,Skripsi. Diunduh di repository.usu.ac.id pada 11 Februari 20. Riyanto, A, (2011).Pengelolahan Dan Analisis Data Kesehatan.Yogyakarta :Nuha Medika. Rumah Sakit Umum Daerah A.M Parikesit Tenggarong, Medical Record ruang IGD (2013).,Samarinda. Salim,Agus,(2013).Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Kompetensi Perawat Dalam Penanganan Fraktur Tertutup di IGD RSUD A.M Parikesit Tenggarong,Samarinda.Skripsi,tidak dipublikasikan Sartono & Sudiharto.(2011).Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life Support.Jakarta : CV. Sagung Seto. 9

10 Silalahi,G.A.(2003).Metodelogi Penelitian Dan Studi Kasus.Sidoarjo : Citramedia Siregar.(2013).Statistik parametric untuk penelitian kuantitatif.jakarta : Bumi Aksara Sopiyudin, M. (2009). Statistik Untuk Kedokteran Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D.Bandung :Alfabeta ( 2012).Statistik Non Parametris untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta (2013). Statistika untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta Sumantri,Arif.(2011).Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Kencana. Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan medical bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC. Sunyoto, D (2012). Statistic Kesehatan :Analisis Data Dengan Perhitungan Manual Dan Program Spss. Yogyakarta : NuhaMedika. Sutanto & Sabri, L, Statistik Kesehatan, Ed. 1. Jakarta : Rajawali Pers. Suyanto.(2011).Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.Yogjakarta : Nuha Medika Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri.jakarta : EGC. 10

11 11

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD 1* Bejo, 2 Wahyudin 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi *Korespondensi penulis : santosobejo43@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG 2013 Armi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial (Brunner & Suddarth, 2005).

Lebih terperinci

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG Hendri Tamara Yuda 1, Putra Agina WS 2 1,2 Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON

KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON Cynthia A. F. Mandagi Hendro Bidjuni Rivelino S. Hamel Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang

Lebih terperinci

SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBIDAIAN BACK SLAB CAST DAN SPALK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH

SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBIDAIAN BACK SLAB CAST DAN SPALK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBIDAIAN BACK SLAB CAST DAN SPALK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH Studi dilakukan di Triage IGD RSUP Sanglah Denpasar Oleh : GUSTI PUTU ALIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2012

Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2012 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 3, OKTOBER 2015:253-260 Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2012 Devi Mediarti,

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI Rofli Marlinda *)Rosalina, S.Kp.,M.Kes **), Puji Purwaningsih, S.Kep., Ns **) *) Mahasiswa PSIK

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Tresna Komalasari ABSTRAK Teknik relaksasi dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan

Lebih terperinci

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RUANG G2 LANTAI II KELAS III BLUD RSU PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Rini Fahriani Zees Email : rini_zees@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi fraktur secara umum adalah pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang (Dorland, 2002). Literatur lain menyebutkan bahwa fraktur atau patah tulang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Ni Made Dewi Ratnasari 1, Wahyu Ratna 2, Mohamad Judha 3 INTISARI Latar Belakang : Fraktur

Lebih terperinci

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR Kadek Agustini Aryani RSUP Sanglah Denpasar Program

Lebih terperinci

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***) PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, data univariat serta bivariat 1. Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,

Lebih terperinci

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013 1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tulang merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dimana kemajuan teknologi semakin berkembang khususnya dalam bidang transportasi, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah kecelakaan lalu lintas semata, hal ini karena masalah kecelakaan merupakan salah satu masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak langsung dapat

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF. PERBANDINGAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI DAN TEKNIK DISTRAKSi TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG Ervatamia H. Holo a, Sakti O.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA Suhardi, Afrianti Wahyu W, Sri Suwarni Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trauma merupakan penyebab utama kematian pada populasi di bawah 45 tahun, dan merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia. Lebih dari 50% kematian disebabkan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR. SOERATNO SRAGEN Akhmad Rifai, Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA Efektivitas irigasi luka menggunakan larutan Normal salin...83 EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL The Effectively Technique of Deep Breath Relaxation toward Level of Contraction Uterus Kala

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR Sabtu, 6 September 0 ISBN : 978-60-490--8 PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR THE EFFECT OF RANGE

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

IKRIMA RAHMASARI J

IKRIMA RAHMASARI J PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU Tumiur Sormin*, Yuliati Amperaningsih* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia

Lebih terperinci

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 FAKTOR FAKTOR INTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARANGANYAR

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD) Jajuk Kusumawaty, Endrian MJW, Siti Fatonah STIKes Muhammadiyah Ciamis Email:

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS TERHADAP SIKAP GAYA HIDUP BEBAS REMAJA PADA SISWA-SISWI KELAS 11 IPS 3 SMA I KRISTEN SURAKARTA Oleh : Endang Dwi Ningsih 1, Ditya Yankusuma S. 2 Abstract

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

Metode Simulasi Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terhadap Praktik Perawatan Luka Siswa Di SD Negeri Mranggen 2 Demak

Metode Simulasi Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terhadap Praktik Perawatan Luka Siswa Di SD Negeri Mranggen 2 Demak Metode Simulasi Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Terhadap Praktik Perawatan Luka Siswa Di SD egeri Mranggen 2 Demak Dwi Arif Yunianto1, Heryanto Adi ugroho2, Ernawati3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS Manuscript OLEH : ARIF KURNIAWAN G2A008019 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL 2 Ana Triwijayanti ABSTRAK Terapi oksigen merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr. OEN SURAKARTA Oleh : Sri Aminingsih Warsini, Umi Padmiati 3 Abstract Background.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Umi Nur Hasanah 1), Yeti Nurhayati 2), Rufaida Nur Fitriana 3)

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Meggy Sukma S. Sumarno Amatus Yudi Ismanto Yolanda Bataha Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar

Lebih terperinci

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina

Lebih terperinci

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN AMBULASI DINI PADA PASIEN POST OPERASI DIRUANG RAWAT INAP RSI SITI KHADIJAH PALEMBANG Sri Hayatunnufus 1, Yunilda Rosa 2 1 Mahasiswa STIK Siti Khadijah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90 PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG (THE INFLUENCE OF PLAYING THERAPY AGAINST PRA SCHOOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 237 juta jiwa lebih, setelah merdeka hingga sampai tahun 2010 telah dilakukan enam

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner data demografi

Lebih terperinci

Vivi Oktasari a, Atih Rahayuningsih a, Mira Susanti b a Fakultas Keperawatan Universitas Andalas b RSUP Dr. M. Djamil Padang

Vivi Oktasari a, Atih Rahayuningsih a, Mira Susanti b a Fakultas Keperawatan Universitas Andalas b RSUP Dr. M. Djamil Padang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Rentang Gerak Sendi Aktif Post Operasi Pada Pasien Fraktur Ekstremitas di Ruang Bedah Trauma Center RSUP DR. M. Djamil Padang Vivi Oktasari a, Atih Rahayuningsih

Lebih terperinci

FIRMAN FARADISI J

FIRMAN FARADISI J PERBEDAAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUROTAL DENGAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUMAH SAKIT Dr.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL PENELITIAN PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL Noorhidayah, Nilam Norma, Basuki Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim Abstrak. Umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegawatdaruratan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Kondisi gawat darurat dapat terjadi akibat trauma atau non trauma yang mengakibatkan

Lebih terperinci