Skripsi. Oleh : Ariyati K

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi. Oleh : Ariyati K"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI BENTUK TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 008/009 Skripsi Oleh : Ariyati K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 009 i

2 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI BENTUK TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 008/009 Skripsi Oleh Ariyati K Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Teknik Mesin Jurusan PTK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 009 ii

3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hari : Tanggal : Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Suwachid, MPd, MT Drs. Subagsono, MT NIP NIP iii

4 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Ketua : Drs. Ranto HS, MT ( ) Sekretaris : Drs.Karno, MW, ST ( ) Penguji I : Drs. H. Suwachid, MPd, MT ( ) Penguji II : Drs. Subagsono, MT ( ) Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP iv

5 PERNYATAAN Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi negeri dan menurut sepengetahuan penulis, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, Agustus 009 Penulis Ariyati NIM. K v

6 ABSTRAK Ariyati, PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI BENTUK TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 008/009. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Ada tidaknya pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. () Ada tidaknya pengaruh penggunaan bentuk tugas secara individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. (3) Ada tidaknya interaksi penggunaan pendekatan keterampilan proses dengan bentuk tugas yang digunakan terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMKN 5 Surakarta yang terdiri dari 4 kelas. Sampel yang diambil sebanyak empat kelas, terdiri dari kelas eksperimen yaitu kelas X TPM A yang berjumlah 31 siswa dan X TPM D yang berjumlah 36 siswa, sedangkan dua kelas yang lain sebagai kelompok demostrasi yaitu kelas X TPM B yang berjumlah 34 siswa dan X TPM C yang berjumlah 35 siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data kemampuan awal siswa dan teknik tes untuk memperoleh data kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik anava dua jalan dengan frekuensi sel tidak sama yang didahului dengan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas dari nilai tes kemampuan kognitif pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut anava menggunakan metode Scheffe. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa (F hitung = 7,41> F tabel = 3,91). Dari vi

7 uji lanjut anava menggunakan metode Scheffe diperoleh bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara penggunaan metode eksperimen dan metode demonstrasi. Karena X A1 = 75,4> X A = 70,55; maka pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa; () Ada pengaruh penggunaan bentuk tugas individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Usaha dan Energi ( F hitung = 5,69 > F tabel = 3,91). Dari uji lanjut anava menggunakan metode Scheffe diperoleh bahwa ada perbedaan rerata yang signifikan antara penggunaan bentuk tugas individu dan kelompok. Karena X B1 = 74,95 > X B = 70,84; maka penggunaan bentuk tugas individu memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding dengan penggunaan bentuk tugas kelompok, terhadap kemampuan kognitif siswa; (3) Tidak terdapat interaksi penggunaan metode mengajar dengan bentuk tugas yang digunakan terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Usaha dan Energi ( F hitung = 0,74 < F tabel = 3,91). Dengan diperoleh kesimpulan penelitian, maka sebagai implikasinya adalah pendekatan keterampilan proses dan bentuk tugas yang digunakan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa. Siswa yang diberi perlakuan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan mengerjakan tugas berbentuk individu kemampuan kognitifnya lebih baik. Dengan terbuktinya hal tersebut, maka guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran Fisika dan memperhatikan bentuk tugas yang akan digunakan untuk evaluasi hasil belajar siswa. vii

8 MOTTO Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusu. (Q.S. Al Baqaroh : 45) Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah : 6-8) viii

9 PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada : Ayah, Ibu yang selalu mendoakan dan menyayangiku, seluruh keluarga besarku, teman-teman PTM angkatan 005 serta almamater. ix

10 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Atas kehendak dan kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam penulisan Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Suhardi HW, MT, Koordinator skripsi PTM FKIP UNS, yang telah menerima pengajuan judul. 5. Drs. H. Suwachid, MPd, MT, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Drs. Subagsono, MT, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini. 7. Drs. Susanta, MM, Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 8. NH. Dyah Retno P, S. Pd, Guru Fisika SMK Negeri 5 Surakarta yang telah membimbing pelaksanaan penelitian. Serta semua pihak yang tidak tersebut di atas yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Agustus 009 Penulis x

11 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL.....i HALAMAN PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN.iv HALAMAN PERNYATAAN..v HALAMAN ABSTRAK vi HALAMAN MOTTO...viii HALAMAN PERSEMBAHAN...ix KATA PENGANTAR...x DAFTAR ISI..xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR. GAMBAR...xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Identifikasi Masalah...3 C. Pembatasan Masalah...4 D. Perumusan Masalah...4 E. Tujuan Penelitian...4 F. Manfaat Penelitian...5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Hakikat Proses Belajar Mengajar...6. Pengajaran Fisika Pendekatan Keterampilan Proses Metode Pengajaran Tugas Kemampuan Kognitif Usaha dan Energi...17 xi

12 B. Kerangka Berpikir...4 C. Perumusan Hipotesis...6 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian...7 B. Metode Penelitian...9 C. Populasi dan Sampel...9 D. Variabel Penelitian...30 E. Teknik Pengumpulan Data...31 F. Instrumen Penelitian...34 G. Teknik Analisis Data...34 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data...45 B. Uji Kesamaan Keadaan Awal...45 C. Uji Prasyarat Analisis...46 D. Hasil Pengujian Hipotesis...47 E. Pembahasan Hasil Analisis...50 BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan...53 B. Implikasi...54 C. Saran...54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional meliputi berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, mandiri, maju, cerdas, kreatif, trampil, bertanggung jawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu wujud nyata pembangunan bidang pendidikan. Pada jalur ini guru memegang peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan dan proses belajar mengajar. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang luas, bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing dan pendidik siswa. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah juga dilaksanakan pembinaan kepribadian siswa agar menjadi manusia Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pertama, faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) yang meliputi kemampuan, minat, intelegensi, keadaan jasmani, motivasi, dan sebagainya. Kedua, faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) yang meliputi keadaan keluarga secara keseluruhan, metode mengajar, kurikulum, disiplin sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. Kedua faktor ini berpengaruh satu sama lain sehingga keduaduanya haruslah terpenuhi supaya siswa dapat belajar dengan baik. Berkaitan dengan kurikulum yang berlaku saat ini, pembelajaran fisika berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi pada kenyataannya pelaksanaan KTSP di Sekolah hingga saat ini belum sepenuhnya terpenuhi. Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan pendekatan konsep, yaitu guru menyampaikan materi pembelajaran berupa cara penuturan atan penjelasan lisan xiii

14 secara lengsung terhadap siswa. Hal ini membuat peran aktif siswa dalam proses pembelajaran fisika sangat kurang. Tujuan pembelajaran meliputi tiga kemampuan yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perubahan tingkah laku dari berbagai proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai evaluasi. Kemampuan afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sedangkan kemampuan psikomotorik berhubungan dengan aktifitas fisik yang berkaitan dengan proses mental. Untuk mencapai kemampuan afektif dan psikomotor diperlukan kemampuan kognitif yang baik. Menurut Martinis Yamin (005: 8) Kemampuan kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dengan demikian kemampuan kognitif merupakan subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan mental yang berawal dari tingkat pengetahuan hingga tingkat evaluasi. Pembelajaran fisika oleh banyak siswa dianggap sebagai pembelajaran yang menakutkan dan sulit, sehingga harus dipikirkan suatu pendekatan dan metode untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan keterampilan proses, dimana dalam pendekatan ini diupayakan berfungsinya berbagai keterampilan fisik dan mental siswa selama proses pembelajaran dalam rangka memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Metode merupakan suatu cara untuk melaksanakan pembelajaran. Banyak metode mengajar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, maka penggunaan metode mengajar harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Peran aktif siswa dalam pembelajaran fisika masih kurang, sehingga pemberian tugas (resitasi) kepada siswa adalah salah satu hal yang diperlukan dalam proses pembelajaran fisika. Teknik pemberian tugas ini bertujuan agar siswa memiliki prestasi belajar yang optimal. Karena siswa melaksanakan latihan selama melaksanakan tugas, maka pengalaman siswa dalam mempelajari suatu pembelajaran dapat lebih meningkat. Tugas yang diberikan meliputi berbagai bentuk. Bentuk tugas yang dapat diberikan antara lain xiv

15 bentuk tugas secara individu dan kelompok. Kedua bentuk tugas ini dapat menuntun siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran fisika.. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipilih judul Pengaruh Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Fisika Ditinjau dari Bentuk Tugas yang Digunakan terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 008/009 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Masih banyak siswa yang menganggap pelajaran fisika sulit dan menakutkan. Oleh karena itu perlu adanya strategi dalam mengatasinya.. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri siswa. Tetapi tidak semua siswa memahami akan arti pentingnya faktor tersebut. 3. Banyak pendekatan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran, tetapi tidak semua guru dapat memilih pendekatan serta metode yang sesuai dengan kondisi siswa. 4. Fisika merupakan mata pelajaran adaptif di SMK, prestasi siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. 5. Peran aktif siswa dalam pembelajaran fisika masih kurang sehingga perlu pemberian tugas untuk menambah peran aktif siswa. 6. Kemampuan kognitif siswa dipengaruhi oleh keterampilan yang digunakan guru dalam mengajar. Banyak keterampilan yang dikembangkan guru dalam mengajar, misalnya keterampilan proses. 7. Kemampuan kognitif siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa dalam mempelajari fisika. 8. Materi Usaha dan Energi memerlukan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. xv

16 C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi lebih jelas dan mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keterampilan proses dengan metode mengajar yang digunakan adalah metode eksperimen dan metode demonstrasi dan metode tugas.. Penelitian ini dilihat pada bentuk tugas yang digunakan yaitu bentuk tugas secara individu dan kelompok. 3. Pokok bahasan yang digunakan untuk penelitian adalah Usaha dan Energi untuk SMK kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan semester II. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok Usaha dan Energi?. Adakah pengaruh penggunaan bentuk tugas secara individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi? 3. Adakah interaksi penggunaan pendekatan keterampilan proses dengan bentuk tugas yang digunakan terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi.. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan bentuk tugas secara individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. xvi

17 3. Mengetahui ada tidaknya interaksi penggunaan pendekatan keterampilan proses dengan bentuk tugas yang digunakan terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Usaha dan Energi. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Memberi masukan pada calon guru dalam rangka pemilihan pendekatan dan metode pengajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran Usaha dan Energi.. Memberikan informasi tentang penggunaan pendekatan keterampilan proses dan pemberian tugas. 3. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di Sekolah khususnya dalam pengajaran Fisika. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Proses Belajar Mengajar a. Hakikat Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam diri manusia. Belajar sudah menjadi kebutuhan manusia untuk dapat mengembangkan diri. Belajar merupakan bagian kehidupan manusia yang berkaitan dengan berbagai hal yang terjadi dalam diri manusia. Berbagai hal tersebut akan mendukung adanya perubahan tingkah laku yang sesuai dengan hasil belajar. Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian belajar. Menurut Uzer Usman (1995: 5), Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah bahwa setelah mengalami suatu proses belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikap. Kriteria keberhasilan dalam xvii

18 belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Nana Sudjana (1995: 8) : Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Sedangkan pengertian belajar yang lebih kompleks dan operasional dinyatakan oleh Sumadi Suryabrata (004: 3) bahwa ciri-ciri dari kegiatan belajar adalah sebagai berikut: 1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual, maupun potensial. ) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama. 3) Perubahan yang terjadi karena usaha. Ciri pertama dari kegiatan belajar ini menyebutkan 6 bahwa belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar. Aktifitas yang menghasilkan perubahan yang ditempuh oleh masing-masing individu yang malakukannya adalah berbeda-beda. Dari berbagai uraian tentang belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar tidak hanya menerima, mengungkapkan kembali, menghafal melainkan belajar lebih menekankan pada proses perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya berbagai pengalaman, dimana perubahan tersebut berlangsung secara terus-menerus hingga diperoleh tingkah laku yang baru dan intelektual sehingga menjadi milik individu yang relatif lama. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, serta keterampilan dan kecakapan. b. Hakikat Mengajar Mengajar adalah suatu proses yang kompleks. Kegiatan mengajar tidak hanya diartikan sebagai penyampaian informasi kepada siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi banyak hal, sehingga pengertian mengajar tidaklah sederhana. Menurut Uzer Usman (1995: 6) : Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar mengajar. xviii

19 Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Sardiman (1990: 54) yang menyatakan bahwa, Mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1995: 7), Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Rumusan mengajar seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana, di samping berpusat pada siswa yang belajar juga melihat hakikat mengajar yaitu sebagai proses membelajarkan siswa yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Dari berbagai pengertian mengajar yang telah disebutkan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mengajar merupakan usaha guru untuk membimbing aktivitas, membantu pengetahuannya, membimbing pengalaman dan membantu siswa berkembang dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan melalui proses belajar mengajar serta mengorganisasi proses belajar. c. Proses Belajar Mengajar Belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengacu pada apa yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan proses mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan guru sebagai pemimpin proses belajar. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan manakala terjadi interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses tersebut siswa diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui bahan pengajaran yang dipelajari oleh siswa dengan menggunakan berbagai metode dan alat, kemudian dinilai ada tidaknya perubahan pada diri siswa setelah ia menyelesaikan proses belajar mengajar tersebut. Melalui proses ini diharapkan siswa mempunyai sejumlah pengetahuan dan kecakapan tertentu yang dapat membentuk pribadi. xix

20 Uzer Usman (1995: 4) menyatakan bahwa, Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nana Sudjana (1989: 8), Konsep belajar dan konsep mengajar menjadi terpadu antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa saat pengajaran berlangsung. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses belajar dan mengajar pada dasarnya adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dengan mengkoordinasikan tujuan, bahan, metode, alat dan penilaian. Siswa dituntut memiliki semangat dan dorongan untuk belajar, demikian halnya guru dalam mengajar harus mempunyai kemampuan dalam pengetahuan dan perencanaan yang matang dalam proses belajar mengajar sehingga akan menghsilkan situasi belajar mengajar yang lebih aktif dan efektif. Pengajaran Fisika Mempelajari fisika memerlukan sikap dan perilaku yang jujur, ulet, obyektif, terbuka, cermat, teliti dan kritis. Ketekunan dan ketelitian merupakan aspek pendidikan yang penting. Hal tersebut sesuai dengan Garis-Garis Besar Program Sekolah Menengah Kejuruan (1994: 1) yang menyatakan bahwa : mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap nilai ilmiah pada siswa, mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pengajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Tujuan pengajaran Fisika di SMK dituangkan dalam GBPP Fisika SMK (1995: 153) yaitu agar siswa mampu menguasai konsep-konsep fisika dan keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah xx

21 dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran fisika diarahkan pada penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. 3. Pendekatan Keterampilan Proses Mengajar yang mengacu pada proses perubahan tingkah laku membutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam pendekatan itu diupayakan berfungsinya berbagai keterampilan yang meliputi fisik dan mental anak selama proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan keterampilan proses Menurut Conny Semiawan dkk (199: 17), Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang menumbuhkan dan mengembangkan sampai menguasai sejumlah kemampuan atau keterampilan fisik dan mental tertentu. Untuk memiliki keterampilan proses tertentu, siswa harus melakukan kegiatan tertentu. Kegiatan-kegiatan keterampilan proses dalam IPA meliputi: a. Mengamati Untuk dapat mencapai keterampilan mengamati, siswa menggunakan semua inderanya. Dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai, kemudian siswa harus mengetahui persamaan dan perbedaannya. b. Menafsirkan pengamatan Siswa perlu mencatat hasil pengamatan secara terpisah, menghubungkan setiap pengamatan yang terpisah tersebut. Kemudian menemukan suatu pola dalam satu rangkaian pengamatan dan akhirnya mengambil kesimpulan. c. Meramalkan xxi

22 Siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatan yang diperolehnya untuk menemukan kemungkinan yang terjadi. d. Menggunakan alat dan bahan Siswa menggunakan alat dan bahan agar memperoleh pengalaman langsung. Juga mengetahui mengapa/bagaimana menggunakan alat dan bahan itu. e. Menerapkan konsep Siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajari pada situasi baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Setiap penjelasan yang diberikan itu hendaknya berupa hipotesis. f. Merencanakan penelitian Dapat menentukan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Siswa perlu menentukan variabel-variabel yang dibuat tetap dan berubah. Juga harus menentukan apa yang akan diamati, diukur, menentukan cara dan langkah kerja serta menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan. g. Berkomunikasi Siswa menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas, menjelaskan hasil percobaan, mendiskusikan dan membuat tabel, serta menggambarkan grafik dari data. h. Mengajukan pertanyaan Siswa harus mampu bertanya untuk memperoleh penjelasan tentang apa, mengapa dan, bagaimana tentang percobaan atau pengamatan yang dilakukannya. Pertanyaan yang diajukan tersebut berlatar belakang hipotesis. Beberapa metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses yaitu ; a. Metode Diskusi Adalah metode belajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah. b. Metode Discovery Merupakan komponen praktek dari pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif berorientasi pada proses, menguraikan sendiri dan reflektif. c. Metode Inquiry xxii

23 Metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry meletakkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. d. Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru menugaskan murid-murid mempelajari sesuatu, kemudian harus dipertanggungjawabkan. e. Metode Karya Wisata Karya wisata bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. f. Metode Eksperimen Metode eksperimen berhubungan dengan metode pemecahan suatu masalah yang antara lain dengan menggunakan alat di laboratorium. g. Metode Demostrasi Suatu teknik mengajar dimana dikombinasikan dengan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan, sering dengan menggunakan suatu alat.. Metode Pengajaran a. Metode Eksperimen Metode eksperimen berhubungan dengan metode pemecahan suatu masalah yang antara lain dengan menggunakan alat di laboratorium. Dari hakikat fisika yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan berkembang atas dasar observasi dan eksperimen, secara umun metode ini banyak dikembangkan pada mata pelajaran IPA termasuk fisika. Tujuan penggunaan metode eksperimen adalah agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban dari persoalan-persoalan yang dihadapinya. Siswa dilatih untuk dapat berpikir secara ilmiah. Melalui kegiatan eksperimen siswa dapat menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rini Budiharti (1999 : 34) bahwa Tujuan eksperimen hendaknya tidak hanya membuktikan kebenaran suatu prinsip atau hukum yang telah diajarkan, melainkan juga melihat apa yang terjadi dan baru kemudian membandingkan xxiii

24 dengan teori. Bahkan kalau mungkin eksperimen diarahkan pada penemuan suatu hal yang baru. Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan kegiatan eksperimen : 1) Menyadari adanya suatu masalah yang dirasakan penting oleh siswa, yang timbul dari pengalaman siswa sehari-hari. ) Merumuskan masalah sehingga diketahui tujuan eksperimen. 3) Mengumpulkan dan mengorganisasikan data dari bacaan dan diskusi. 4) Mengajukan hipotesis yaitu dugaan atau terkaan tentang penyelesaian masalah. 5) Mengetes kebenaran hipotesis 6) Menarik kesimpulan 7) Menetapkan atau menerapkan hasil eksperimen. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut : 1) Kelebihan metode eksperimen menurut Rini Budiharti (1999: 35) ialah : a) Siswa terlibat secara langsung b) Mendorong siswa menggunakan metode ilmiah dalam melakukan sesuatu c) Menambah minat siswa dalam belajar ) Kelemahan metode eksperimen menurut Rini Budiharti (1999: 35) ialah : a) Guru dituntut memiliki kemampuan b) Dibutuhkan waktu yang lama c) Dibutuhkan alat yang relatif banyak d) Dibutuhkan sarana yang lebih memenuhi syarat Dengan kata lain, tugas guru adalah berusaha mengoptimalkan hal-hal yang menjadi kelebihan dan meminimalkan kelemahan metode eksperimen sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. b. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi banyak digunakan dalam penyajian IPA. Metode ini dapat menghindarkan siswa dari kemampuan verbal, sebab siswa dihadapkan pada suatu fakta yang nyata. Rini Budiharti (1999: 33) menyatakan bahwa Demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dimana dikombinasikan dengan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan, sering dengan menggunakan suatu alat. Dalam metode demonstrasi diperlukan alat. Alat-alat yang dipergunakan dapat berupa media biasa maupun media elektronik. Dengan demonstrasi, guru dapat menunjukkan xxiv

25 suatu proses yang mengacu pada pokok materi yang sedang dipelajari. Selain itu guru juga menambahkan penjelasan secara lisan kepada siswa. Rini Budiharti (1999: 33) menyatakan bahwa supaya dihasilkan suatu demonstrasi yang efektif seorang guru harus terlebih dahulu merencanakan hal-hal sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa bila demonstrasi berakhir. ) Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, oleh guru sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktu demonstrasi. 3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan siswa mengajukan pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. 4) Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Kelebihan metode demonstrasi menurut Slameto (1991: 11) ialah : 1) Perhatian siswa akan lebih terpusat. ) Melibatkan banyak indera sehingga meningkatkan hasil belajar. 3) Memberi gambaran dan pengertian yang jelas daripada hanya dengan keterangan saja. 4) Siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapannya. Kelemahan metode demonstrasi menurut Slameto (1991: 113) adalah : 1) Kurang efektif untuk kelas besar. ) Waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama. 3) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern. Dengan demikian metode demonstrasi juga memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode lainnya sehingga tugas guru adalah berusaha mengoptimalkan hal-hal yang menjadi kelebihan dan meminimalkan kelemahan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. 5. Tugas Tugas sering diberikan oleh guru setelah usai meyelesaikan suatu topik bahasan dibicarakan di depan kelas. Dalam Nana Sudjana, (1995: 81) dijelaskan bahwa : Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang xxv

26 anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat dilaksanakan secara individual atau kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pemberian tugas akan merangsang siswa untuk aktif dalam belajar, sehingga tujuan belajarnya dapat tercapai. Roestiyah (1991: 33) menyatakan: Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru menugaskan murid-murid mempelajari sesuatu, kemudian harus dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini pemberian tugas dimaksudkan agar siswa secara mandiri ataupun berkelompok ada kecenderungan untuk belajar tanpa menggantungkan pada orang lain sehingga anak-anak percaya pada kemampuan yang dimiliki. a. Kelebihan pemberian tugas Pemberian tugas mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) Tugas merangsang siswa untuk belajar lebih banyak ) Dapat mengembangkan kemandirian kreativitas anak 3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa 4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi b. Kelemahan pemberian tugas Kelemahan dalam pemberian tugas antara lain: 1) Sulit diketahui apakah siswa benar-benar mengerjakan tugas sendiri. ) Menimbulkan kejenuhan bagi siswa jika tugas yang diberikan monoton 3) Pemberian tugas yang terlalu sering dan terlalu banyak dapat menjadi beban bagi siswa. c. Tugas individu Dalam.Roestiyah N. K (198:75), Tugas individu adalah tugas yang diberikan kepada siswa untuk dipertanggungjawabkan secara individu. Bentuk pertanggungjwaban tugas individu dapat berupa presentasi di depan kelas, tanggapan dan sebagainya. Tugas individu memiliki kelebihan antara lain: xxvi

27 1) Melatih siswa belajar mandiri ) Melatih siswa untuk berdsiplin dan tidak cepat putus asa 3) Melatih kemampuan siswa Akan tetapi, tugas individu juga mempunyai kelemahan, antara lain: 1) Pemberian tugas bagi siswa yang kurang mampu dapat menghambat belajarnya ) Kadang siswa tidak mengerjakan sendiri d. Tugas Kelompok Dalam.Roestiyah N. K (198:79), Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan kepada siswa untuk dipertanggungjawabkan secara kelompok. Tugas dapat mengatasi perbedaan individual dengan cara diskusi. Kekurangan pada individu yang satu dapat ditutup oleh individu yang lain. Pemberian tugas kelompok lebih komunikatif pada proses belajar. Tugas kelompok memiliki kelebihan antara lain: a. Melatih siswa dalam bekerja sama b. Melatih siswa untuk berdiskusi c. Memupuk rasa sosial d. Memberi kesempatan pada siswa yang kurang paham untuk belajar pada siswa yang lebih paham. Tugas kelompok juga mempunyai kelemahan, yaitu: 1) Tugas dikerjakan oleh seorang siswa. ) Bagi siswa yang kurang mampu semakin tidak mengerti. 6. Kemampuan Kognitif Dalam belajar terdapat tiga ranah atau kemampuan yang menjadi sasaran. Kemampuan tersebut adalah kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan kognitif memiliki orientasi pada kemampuan siswa dalam berpikir. Kemampuan ini meliputi kemampuan intelektual dari yang lebih sederhana, yaitu mengingat hingga kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk xxvii

28 memecahkan masalah tersebut. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kemampuan kognitif merupakan subtaksonomi yang mengungkapkan kegiatan mental yang berawal dari tingkat pengetahuan hingga tingkat evaluasi yang merupakan tingkat tertinggi dalam ranah kognitif. Kemampuan kognitif menurut Martinis Yamin (005: 8) terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut: 1) Tingkat Pengetahuan Tujuan instruksional pada tingkat ini menuntut siswa untuk mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya : fakta, terminologi, rumus, strategi pemecahan masalah dan sebagainya. ) Tingkat Pemahaman Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan menterjemahkannya atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri. 3) Tingkat Penerapan Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 4) Tingkat Analisis Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen-elemen suatu fakta, konsep pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap kemampuan tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari. 5) Tingkat Sintesis Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengkaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 6) Tingkat Evaluasi Evaluasi merupakan tingkat tertinggi, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau xxviii

29 benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi disini lebih condong ke bentuk penilaian biasa daripada sistem evaluasi. Dalam penelitian ini kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan kognitif siswa pada pelajaran fisika kelas X semester II, yaitu pada materi Usaha dan Energi. 7. Usaha dan Energi a. Usaha Usaha dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu sistem ke sistem lainnya. Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya yang segaris dengan perpindahan. Secara matematis usaha dirumuskan dengan: W F s.. (1) dengan: W : usaha (Nm) F : komponen gaya yang segaris dengan perpindahan (N) s : perpindahan (m) Dari persamaan 1 tampak bahwa suatu gaya tidak melakukan usaha jika gaya tersebut tidak menyebabkan benda berpindah. Hal ini disebabkan s = 0. Untuk gaya yang membentuk sudut α terhadap perpindahan seperti gambar berikut: awal F akhir α Fx s Gambar.1 Gaya F membentuk sudut α terhadap perpindahan s Jika gaya F membentuk sudut α terhadap perpindahan s maka usaha: W F s cos.() 1) Satuan usaha Satuan usaha dalam SI diberi nama joule (J) untuk menghormati James Prescott Joule dengan demikian diperoleh hubungan satuan: 1 joule= 1 newton meter selain itu juga digunakan satuan lain misalnya kalori dan erg dimana: 1 erg = 10-7 joule xxix

30 1 kalori = 4, joule ) Menghitung usaha dari grafik F-s Dari grafik F-s usaha dapat ditentukan dengan menghitung luas grafik F-s F O W s Gambar. Grafik gaya-perpindahan dalam satu dimensi 3) Usaha oleh berbagai gaya Usaha total oleh berbagai gaya yang bekerja pada suatu benda diperoleh dengan cara menjumlahkan secara aljabar biasa. W W1 W W....(3) total 3 W n b. Energi Energi merupakan kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. 1) Energi Potensial Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena keadaan atau kedudukannya. Energi ini merupakan energi yang masih tersimpan pada benda, tetapi energi ini dapat dimanfaatkan menjadi usaha, misalnya: energi potensial gravitasi, energi potensial pegas dan sebagainya. Energi potensial gravitasi Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukan dari benda lain. Energi potensial gravitasi di permukaan bumi (medan gravitasi homogen) dinyatakan: E P mgh...(4) E P m : energi potensial gravitasi (J) : massa benda (kg) xxx

31 g : percepatan gravitasi (m/s ) h : ketinggian terhadap acuan (m) Energi potensial gravitasi dalam medan tak homogen dinyatakan : E P E P m M r GmM. (5) r ) Energi kinetik : energi potensial gravitasi (J) : massa benda 1(kg) : massa benda (kg) : jarak benda 1 dan (m) Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda karena gerakannya atau kecepatannya. Energi kinetik dinyatakan dengan: E 1 K mv..(6) E K m v 3) Energi Mekanik : energi kinetik (J) : massa benda (kg) : kecepatan benda (m/s) Energi mekanik merupakan jumlah energi potensial dan energi kinetik E M E M E P E K mgh 1 mv..(7) c. Usaha oleh Perubahan Energi Kinetik dan Energi Potensial 1) Usaha oleh perubahan energi kinetik Jika suatu benda menempuh lintasan mendatar maka energi potansial benda tersebut tetap. Jika kemudian pada benda tersebut diberi gaya konstan F segaris dengan perpindahannya, maka usaha yang dilakukan oleh gaya F sama dengan perubahan energi kinetik ( EK ) yang dialami benda itu. Perubahan energi kinetik adalah selisih antara energi kinetik akhir E ) dan energi kinetik awal ( E ) K 1 ( K Kedudukan awal Kedudukan akhir F m v 1 m v 1 s xxxi

32 W Fs E W Gambar.3 Usaha sama dengan perubahan energi kinetik. K 1 m v v 1 E E K K 1 ) Usaha oleh perubahan energi potensial (8) Jika suatu benda pada ketinggian h 1 dipindahkan secara vertikal dengan kelajuan v 1 hingga mencapai ketinggian h dengan kelajuan v. Usaha yang dilakukan oleh gaya angkat konstan sama dengan perubahan energi potensial ( ) yang dialami benda itu. Perubahan energi potensial adalah selisih antara energi potensial akhir ( E P ) dan energi potensial awal ( E P ). 1 EP Kedudukan akhir v Kedudukan awal v h h 1 W Fs E Gambar.4 Usaha sama dengan perubahan energi potensial P E E P P1 W mg h h 1..(9) d Hukum kekekalan energi mekanik E M E P Pada sistem terisolasi energi mekanik sistem adalah konstan E K C.. (10) untuk dua kedudukan berbeda dalam sistem terisolasi, misalnya kedudukan 1 dan kedudukan, hukum kekekalan energi dinyatakan oleh: mgh E E E E P1 K 1 P K mv 1 mgh mv (11) B. Kerangka Berpikir xxxii

33 Berdasarkan atas kerangka teoritis diatas, maka dapat disusun suatu kerangka berpikir sebagai berikut : 1. Pengaruh pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa. Pendekatan yaitu arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dilihat bagaimana materi disusun dan disajikan. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan dalam memproseskan suatu perolehan dengan menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam proses belajar mengajar agar tercipta kondisi belajar siswa aktif. Dalam pendekatan keterampilan proses terdapat beberapa metode mengajar antara lain metode eksperimen dan metode demonstrasi. Metode eksperimen memungkinkan siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Sedangkan metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar dengan mengkombinasikan penjelasan lisan dengan suatu perbuatan dan sering dilengkapi dengan menggunakan alat. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kemampuan kognitif siswa.. Pengaruh bentuk tugas individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa Tugas sering diberikan oleh guru setelah usai menyelesaikan suatu topik bahasan. Fungsi pemberian tugas ini adalah untuk merangsang siswa agar lebih aktif dalam belajar, sehingga membantu mencapai tujuan belajar. Pemberian tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk, diantaranya bentuk tugas secara individu dan kelompok. Pemberian tugas individu memungkinkan siswa untuk belajar mandiri, berdsiplin dan tidak cepat putus asa serta melatih kemampuan siswa. Sedangkan pemberian tugas secara kelompok dapat melatih siswa dalam bekerja sama, berdiskusi, memupuk rasa sosial dan memberi kesempatan pada siswa yang kurang paham untuk belajar pada siswa yang lebih paham. 3. Pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses dan bentuk tugas terhadap kemampuan kognitif siswa. Pemilihan pendekatan pengajaran yang tepat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa. Pendekatan pengajaran yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi materi akan membantu siswa dalam menyerap hal-hal yang disampaikan oleh guru, sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif siswa. Selain itu pemberian tugas juga akan mempengaruhi kemampuan kognitif siswa. Penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode mengajar dan bentuk tugas yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Sesuai dengan IPA yang selalu berkembang melalui pengamatan, percobaan, dan pemecahan masalah maka pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi dengan pemberian tugas secara individu dan kelompok dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika khususnya pada konsep Usaha dan Energi..8 : Untuk memperjelas, kerangka berfikir tersebut dapat dibuat seperti pada gambar Tugas individu xxxiii

34 Kelas Eksperimen PKP Metode Eksperimen Tugas kelompok Kemampuan kognitif Kelas Demonstrasi PKP Metode Demonstrasi Tugas individu Tugas kelompok Gambar.8 Kerangka Berpikir C. Perumusan Hipotesis Dari uraian di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dan metode eksperimen terhadap kemampuan kognitif siswa.. Ada pengaruh penggunaan bentuk tugas individu dan kelompok terhadap kemampuan kognitif siswa. 3. Tidak ada interaksi penggunaan pendekatan keterampilan proses melalui metode pembelajaraan dengan penggunaan bentuk tugas terhadap kemampuan kognitif siswa. BAB III METODOLOGI PENELITIAN a A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan pada siswa kelas X semester II Program Keahlian Teknik Pemesinan tahun ajaran 008/009 yang bertempat di SMK Negeri 5 Surakarta.. Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian ini dalam tiga tahap. Adapun tahapantahapan penelitian tersebut adalah sebagai beriikut: Tahap persiapan yang meliputi : pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian, permohonan perizinan kepada instansi terkait. xxxiv

35 b Tahap pelaksanan yang meliputi : pengarahan penelitian pada sekolah yang bersangkutan, pemakaian instrumen penelitian, pelaksanaan mengajar dan pengambilan data c Tahap penyelesaian yang meliputi :menganalisis data, menyusun laporan penelitian, dan konsultasi kepada dosen pembimbing. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 1998: 151). Penelitian ini melibatkan empat kelas yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas demonstrasi, yang memiliki kemampuan awal sama dalam segi yang relevan, dan hanya berbeda dalam pemberian perlakuan mengajar. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dengan bentuk tugas individu dan kelompok. Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan eksperimen yaitu : 1. Guru memotivasi siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya.. Guru menyampaikan perumusan masalah tentang materi Energi dan Usaha sedangkan siswa memperhatikan dan mencatatnya. 3. Guru menerangkan pengertian 7 energi dan menyebutkan macam-macamnya sedangkan siswa memperhatikan dan mencatatnya. 4. Guru menyediakan alat untuk percobaan dan siswa melakukan percobaan tanpa diberi contoh terlebih dahulu oleh guru tetapi sudah diberi petunjuk langkah melakukan percobaan secara tertulis. 5. Guru memberikan langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa secara berurutan dan siswa harus melengkapi pernyataan yang ada sebagai hasil dari percobaan yang dilakukan. 6. Guru mendiskusikan jawaban siswa dalam melakukan eksperimen. 7. Guru bersama-sama siswa menurunkan perumusan matematis Energi dan Usaha. 8. Guru menjabarkan hubungan Usaha dengan Energi. 9. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya berkaitan dengan konsep Usaha dan Energi. xxxv

36 10. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai konsep Usaha dan Energi. 11. Guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi Usaha dan Energi. Untuk kelas demonstrasi diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode demonstrasi dengan bentuk tugas individu dan kelompok. Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan demonstrasi yaitu : 1. Guru memotivasi siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya.. Guru menyampaikan perumusan masalah tentang materi Energi dan Usaha sedangkan siswa memperhatikan dan mencatatnya. 3. Guru menjelaskan pengertian energi dan menyebutkan macam-macamnya sedangkan siswa memperhatikan dan mencatatnya. 4. Guru menyediakan alat untuk percobaan dan memberi contoh kepada siswa cara melakukan percobaan, disini siswa dibimbing langsung oleh guru. 5. Guru bersama-sama siswa melengkapi pernyataan yang ada sebagai hasil dari percobaan yang dilakukan. 6. Guru bersama-sama siswa menurunkan perumusan matematis Energi dan Usaha. 7. Guru bersama-sama siswa menurunkan perumusan matematis Energi dan Usaha. 8. Guru menjabarkan hubungan Usaha dengan Energi. 9. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya berkaitan dengan konsep Usaha dan Energi. 10. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai konsep Usaha dan Energi. 11. Guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi Usaha dan Energi. Pada kedua kelas tersebut diberikan tes kemampuan kognitif. Untuk mengetahui keadaan awal dipergunakan teknik dokumentasi, yaitu dari nilai ulangan siswa pada materi sebelumnya Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial X dengan model sebagai berikut: Tabel rancangan Penelitian xxxvi

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S PENGARUH PENERAPAN METODE PEER TEACHING DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN INSTALASI SOUND SYSTEM DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengajar berlangsung. Hamzah B (2004: 265) menyatakan bahwa Hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengajar berlangsung. Hamzah B (2004: 265) menyatakan bahwa Hasil belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hamzah B (2004: 265)

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan

Lebih terperinci

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K PENAMBAHAN MEDIA BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 7 SURAKARTA Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K4303038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 NGALIAN KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUDIRO NIM:

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasi Belajar IPA Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Biologi Disusun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rochmah Kusuma Dewi NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

SKRIPSI. Oleh: Rochmah Kusuma Dewi NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TALKING STICK PADA POKOK BAHASAN SUMBERDAYA ALAM KELAS XI DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Rochmah Kusuma Dewi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam diri seseorang, dengan pendidikan seseorang dapat mengeluarkan kemampuan yang tersimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TEMPERING DAN WAKTU TAHAN TEMPERING PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP NILAI IMPAK BAJA EMS-45

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TEMPERING DAN WAKTU TAHAN TEMPERING PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP NILAI IMPAK BAJA EMS-45 PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TEMPERING DAN WAKTU TAHAN TEMPERING PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP NILAI IMPAK BAJA EMS-45 Oleh SIDIQ PRAMONO K2500040 SKRIPSI Oleh: ANDRIANTO K 2501023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SOMOGEDE KECAMATAN WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO PADA SEMESTER 2 TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Skripsi Oleh: TRIMANTO NIM. K4303066 PROGRAM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI V BERO KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Puji Harmisih NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh ; Supat Sulistyo NIM K

Skripsi. Oleh ; Supat Sulistyo NIM K PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA MATERI POKOK ELASTISITAS DI SMA TAHUN AJARAN 2005/2006 Skripsi Oleh ; Supat Sulistyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

ERIK SUPRIANTO K

ERIK SUPRIANTO K MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X JURUSAN KEPERAWATAN 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PENGAJARAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA JURUSAN OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN MOTOR BENSIN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

PENGARUH METODE PENGAJARAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA JURUSAN OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN MOTOR BENSIN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA PENGARUH METODE PENGAJARAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA JURUSAN OTOMOTIF PADA MATA PELAJARAN MOTOR BENSIN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : 1201437 Prodi : Pendidikan Fisika (R) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

(Studi Pembelajaran Mikrobiologi pada Materi Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan Kelas XI SMK Negeri 3 Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS

(Studi Pembelajaran Mikrobiologi pada Materi Pemeriksaan Kualitas Air dan Makanan Kelas XI SMK Negeri 3 Madiun Tahun Pelajaran 2013/2014) TESIS KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL), GENERATIF LEARNING (GL) DAN INTEGRASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA (Studi Pembelajaran Mikrobiologi

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI I GARUNG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X4712562 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI

KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI Oleh: ROSYID KHOIRUDIN NIM K2504048 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (Siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Jember tahun ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGPULE PADAMARA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUYITO X 4710157

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI MIND MAP SKRIPSI Oleh : MARINDA MEGA

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. W = = F. s

USAHA DAN ENERGI. W = = F. s I. USAHA USAHA DAN ENERGI Usaha alias Kerja yang dilambangkan dengan huruf W (Work-bahasa inggris), digambarkan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Gaya (F) ketika Gaya bekerja pada benda hingga benda

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DIPADU DIAGRAM ROUNDHOUSE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SISKA RAHMAWATI K4310078 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PELEM BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya berkembang sangat pesat. Perubahan yang sangat cepat dalam bidang ini merupakan fakta

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOERHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SD NEGERI 1 KEMBANG JATIPURNO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : RIRIK NIANGKASAWATI NIM K. 4303053 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA ANTARA PENERAPAN METODE DISKUSI DENGAN METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BANYUAGUNG 1 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI GERAK BENDA KELAS III SDN KEDUNGSARI BOJONEGORO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI GERAK BENDA KELAS III SDN KEDUNGSARI BOJONEGORO PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI GERAK BENDA KELAS III SDN KEDUNGSARI BOJONEGORO SKRIPSI OLEH: RATIH PUSPITA INDAH NIM: 201010430311052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), lembaga pendidikan harus dapat menciptakan sumber daya manusia yang tanggguh dan berkualitas yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya salah satunya melalui pendidikan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena merupakan salah satu aspek utama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA MENYUSUR TANAH SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika IMPLEMENTASI STRATEGI COLLABORATIVE LEARNING BERBANTUKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Penelitian Eksperimen pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Cepu Tahun Ajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh SIWI A54E090134

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh SIWI A54E090134 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI GROWONG KIDUL 02 KECAMATAN JUWANA PATI TAHUN 2012 / 2013 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUIZ TEAM BAGI SISWA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MATH MAGIC DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs. MASALIKIL HUDA JEPARA KELAS VIII SEMESTER I Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN MENGGUNAKAN BOLA STANDAR DAN KOMBINASI BOLA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA KELOMPOK UMUR 10-12 TAHUN PUSAT PELATIHAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA Lutfatul Latifah 1 Guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Imogiri Kab. Bantul ABSTRAK Fisika sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia. Pembangunan yang dimaksud disini adalah pembangunan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. PendidikanMatematika DEVID AGUS HARTATO A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. PendidikanMatematika DEVID AGUS HARTATO A EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk

Lebih terperinci