BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Warga Surakarta 1. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan Surakarta Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK) dibentuk pada tanggal 17 Maret 1900 di Batavia dengan tujuan untuk menjadi pusat seluruh pergerakan (Tionghoa) untuk reformasi adat istiadat dan tradisi Tionghoa. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan pertama kali dibuka di Jakarta pada tahun Perkumpulan Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta berdiri pada tanggal 30 November 1904 bersamaan dengan didirikannya sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta. Sekolah THHK didirikan oleh Majoor Be Kwat Koen seorang opsir yang sekaligus masyarakat Tionghoa di Surakarta bersama sahabat-sahabat serta pedagang-pedagang dan pelajar-pelajar Tionghoa. 2 Pendirian sekolah ini sesuai dengan petunjuk dan saran dari Kang Yoe Wei yang merupakan salah satu pengurus THHK di Jakarta yang sebelumnya sudah melakukan kunjungan diberbagai kota di Jawa dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendirikan sekolah didaerah seperti di Jakarta. Sekolah 1 Setelah Air Mata Kering, Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei 1998, (Jakarta: Kompas, 2010), halaman Yayasan Pendidikan Warga (b), 50 Tahun Yayasan Pendidikan Warga, (Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 1954), halaman 75 37

2 38 THHK awalnya bertempat di Klenteng Tin Kok Sie. Pendirian sekolah THHK sulit mendapatkan izin dari pemerintah, baru pada tanggal 14 Pebruari 1905 disahkan oleh Sri Paduka yang dipertuan Besar Gubernur Jendral Hindia Belanda. 3 Susunan langkap pengurus THHK tersebut dibawah ini: 1. Ketua : Jo Jong Tjoan 2. Wakil Ketua : Tjiook Le Tjiauw dan Kwik Ing Giok 3. Sekertaria : Soei In Tjoan 4. Bendahara : Sie Koei Toan 5. Penasehat : Letnan Siem Tjiang Sien dan Letnan Be Siauw Tjong 6. Komisaris : Kho Tjian Hwa Lie Biauw Lian Tjoa Tjoe Kwan Sie Twa Bak Go Ke Lian Lie Djiet Sien Oei Djoen Boet Ong Tjian Thong Njoo Tjing Kuan Tjan Thwan Sing Tan Ming Siet Ko Tjien Bo Tan Hoo Hiap Tan Tjing He Tan Kiem Goan Tan Kiong Wie Tjan Tiauw San Go Tjiam Ing Tan A Loei Hoo Tjing Siang Jap Bing Ho Tan Khiang Ling 3 Yayasan Pendidikan Warga (a), Buku Peringatan 30 Tahun Tiong Hoa Hwee Kwan, (Surakarta: Tiong Hoa Hwee Kwan, 1935), Halaman 21.

3 39 Kwik Hong Hie Kwik Kiem Oen Kwik Tjen Gwan Sie Tjien Siong Ong Koei Thong Gan Kam Kwan A Wie. 4 Perkumpulan THHK ini langsung mulai membangun gedung sekolah di jalan Purwodiningratan yang sekarang gedung SD Warga, yang ditandai dengan peletakan batu pertama THHK membuka dua rumah sekolah yaitu bertempat di Kelenteng Tien Kok Sie di Pecinan (jalan Ketandan), dan di rumah Tn. Sie Twa Bak di Coyudan. Pendirian sekolah ini disambut baik oleh masyarakat Tionghoa di Surakarta. Saat itu jumlah murid yang bersekolah di THHK sekitar 40 sampai 50 orang, kepala sekolah saat itu ialah Tan Beng Kie dibantu oleh The Kok Le, dan dua tahun kemudian jumlah murid di sekolah THHK menjadi 100 orang. Dengan bertambahnya jumlah siswa kemudia tempat sekolah di Coyudan dipindah ke rumah Sie Tjien Lok di jalan Darpoyuda 129. Pada tahun 1908 pembangunan gedung sekolah THHK di jalan Purwodiningratan sudah selesai, semua kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke gedung baru. Para siswa menyambut dengan gembira pembukaan gedung baru, para siswa memakai topi rumput dengan tulisan warna emas Tiong Hoa Hak Tong. Jumlah siswa mencapai 200 orang dan kepala sekolah yang baru ialah Kwan Joe Hie yang berasal dari Tiongkok. 4 Yayasan Pendidikan Warga (c), 100 Tahun Yayasan Pendidikan Warga, (Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2006), halaman 14.

4 40 Dalam perkembanganya THHK mengalami pasang surut dalam menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat Tionghoa di Surakarta. Pada tahun 1910 THHK dipimpin secara bergantian oleh Be Siauw Tjong dan Kwik Teng Bie yang membuka Sekolah Rakyat Bagian Atas (Kao Ting Pan) yang memiliki sarana belajar yang baik, sehingga jumlah siswa semakin bertambah dan membuka cabang di Pasar Pon untuk membantu siswa yang rumahnya jauh, namun dua tahun kemudian cabang itu ditutup. Pada tahun 1919 THHK mengalami kemajuan pesat dengan jumlah siswa meningkat sampai 500 orang yang merupakan suatu rekor baru dalam 20 tahun. Pada tahun 1922 terjadi bentrokan hebat antara pengurus, guru, dan siswa yang tidak menemui jalan keluar sehingga THHK mengalami perpecahan. Setelah peristiwa perpecahan itu diadakan pemilihan pengurus baru. Untuk mengganti guru-guru yang meninggalkan sekolah, para alumni THHK menawarkan diri untuk menjadi guru sementara. Pada tahun 1930 pimpinan THHK digantikan oleh Yap Kioe Ong. Setelah mengalami masa-masa sulit dibidang keuangan, pajak tanah selama 11 tahun belum terbayarkan dan sekolah terancam ditutup oleh pemerintah, Yap Kioe Ong dapat mengatasi semua permasalahan yang di THHK. Inilah puncak keemasan yang dicapai oleh THHK selama 36 tahun berdiri.

5 41 Pengurus THHK pada waktu itu ialah: Ketua : Yap Kioe Ong, Kwee Tiong Tjhing, Liem Thaij Tjwan, Dr. Oen Boen Ing, dan Tan Wie Gan. Bagian Pendidikan : Jap Tiang Liem, Kho Khik Lian, Yap Kioe Ong, Sie Ngo Siang, Tjhie Hwaij Tjhiang, dan Jap Tiang Seng. 5 Setelah mengalami pembaharuan dalam tubuh kepengurusan di tahun 1940, sekolah THHK mulai mendapatkan kepercayaan dari masayarakat Tionghoa kembali. Jumlah siswa mulai mengalai peningkatan yang lumayan besar. Pada tahun 1942 ketika Jepang menduduki kota Surakarta memerintahkan untuk menutup tujuh sekolah yang ada di Surakarta. Setelah empat bulan Jepang Menduduki Kota Surakarta, sekolah-sekolah yang ditutup diperintahkan untuk dibuka kembali dengan satu macam sekolah dengan nama Hoa Kiauw Soe Lip Djee Ting Hak Hauw dibawah kepemimpinan Kakyo Sokai. Jumlah murid di THHK justru mengalami peningkatan hingga 700 siswa. Kenaikan jumlah siswa tersebut akibat dari penutupan Holandsch Chineesh School (HCS) di Surakarta oleh Pemerintah Jepang sehingga para siswa yang sebelumnya bersekolah di HCS pindah ke sekolah THHK. Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus Ketua THHK dipegang oleh Dr. Kwik Tjie Tiok dan kepala sekolah dijabat oleh Tjia Kong Wan. THHK tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang berkembang pesat. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesadaran orang-orang Tionghoa untuk 5 Ibid., halaman 17

6 42 menyekolahkan anak-anak mereka. Orang Tionghoa miskin merasa tertolong dengan adanya sekolah THHK ini karena mereka tidak memerlukan biaya yang besar untuk menyekolahkan anak mereka. Pendirian sekolah THHK ini telah banyak membantu pendidikan bagi anak-anak Tionghoa di Surakarta. 2. Lahirnya Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, terjadi kenaikan jumlah sekolah-sekolah Cina secara drastis. Pada bulan Oktober 1947 dikeluarkannya peraturan pemberian bantuan kepada sekolah-sekolah berbahasa Cina, tetapi secara khusus disebutkan bahwa sekolah yang menerima bantuan harus memberi pelajaran bahasa Indonesia 6 jam seminggu mulai dari kelas 3 sekolah dasar. Pada tahun 1950 pemerintah Indonesia menghentikan subsidi kepada sekolah-sekolah berbahasa pengantar Cina, tetapi warga negara Indonesia keturunan Tionghoa masih diperbolehkan bersekolah. Pada tahun 1952 pemerintah mulai menjalankan pengawasan terhadap sekolah-sekolah berbahasa Cina. Semua sekolah berbahasa Cina harus didaftar pada Kementrian Pendidikan, dan bahasa Indonesia harus diajarkan mulai dari kelas tiga sekolah dasar. 6 SMP CHCH didirikan pada tahun 1951 menempati gedung sekolah yang terletak di Mertolulutan. Pada tanggal 25 Agustus 1954 pengurus 6 Leo Suryadinata, Dilema Minoritas Tionghoa, (Jakarta: PT. Grafiti Pers. 1984), halaman 157

7 43 Chung Hua Chung Hsioh (CHCH) yang menyelenggarakan pendidikan Sekolah Menengah Pertama Chung Hua Chung Hsioh dan pengurus THHK mengalami kesepakatan dan bergabung dengan nama Tiong Hoa Hwee Kwan. 7 Saat itu jumlah siswanya hanya 70 orang yang berasal dari Sekolah Rakyat yang ingin pindah ke pendidikan nasional, sementara itu jumlah SMP Negeri maupun Swasta belum cukup memadai untuk menampung siswa lulusan Sekolah Rakyat, hingga untuk melanjutkan pendidikan ditingkat SMP tidak mudah dan mahal. Dengan penggabungan ini, maka THHK menyelenggarakan Sekolah Rakyat THHK dan SMP CHCH dengan susunan pengurus baru ialah Penasehat Direktorium Penulis Bendahara : Dr. Kwik Tjie Tiok, Nyoo Hong Yauw, Tjeng Hay Swie dan Liem Djing Hay. : Tan Hwat Sing (ketua), Liem Thiam Bie, Dr. Tjan Khee Swan, Kho Khik Lian, Tjia Ling Sien dan Oei Hong Boe. : Ong Soen Bing dan Tjiong Joe Bok. : Go Dhiam Ik dan Souw Thiam Pie. Dewan Penasehat pendidikan dan Pengajaran : Jap Hway Liem, Liem Kian Hien, Tan Kiem Tjwan dan Khoe Thiam Ing. Bagian pendidikan : Tjan Thiam Hien, Kho Kian Tjhing, Oei Hong Boe, Kho Khik Lian dan Oen Boen Dhwan. Bagian Usaha : Liem Hing Tjiok, Souw Thian Pie, Oei Wang Mien, Oei Kiem Ting, Ong Biauw Lan, Kang Ing San, Tio Biauw 7 Penggabungan Sekolah Tiong Hoa Hwe Kwan dan Sekolah Chung Hua Chung Hsioh. (Arsip Yayasan Pendidikan Warga)

8 44 Tjwan, Tan See Hwa, Tjan Hwan Tjwan dan Siek Djing Swan. Komisaris bagian gedung : Oei Wang Mien dan Kho Kian Len. Komisaris bagian penilik tata usaha : Tjan Bian Lie. 8 Penggabungan kedua sekolah tersebut dimaksudkan untuk memperluas dan memperbaiki sistem pendidikan, baik sekolah rakyat maupun sekolah menengah untuk keperluan masyarakat umum di Surakarta. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diharapkan orang tua murid dapan memberikan bantuan maupun doa untuk kepentingan pendidikan. 3. Pergantian Nama Tiong Hoa Hwee Kwan Menjadi Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Semangat Nasionalisme dari para pengurus THHK dan keputusan untuk menyelenggarakan pendidikan sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah waktu itu, dimana Kementerian P. P. dan K menunjuk beberapa sekolah menjadi Sekolah Rakyat Percobaan, dan Sekolah Rakyat THHK ditunjuk oleh Kementerian P. P. dan K. Pada tahun 1955 Indonesia mengadakan pemilihan umum yang pertama, dan pada saat itu banyak masyarakat Tionghoa yang memutuskan menjadi warga negara Indonesia, hal itu juga yang melandasi gagasan untuk mengganti nama Sekolah Rakyat THHK menjadi Sekolah Rakyat Warga. Dan pada tanggal 14 September 1958 nama Tiong Hoa Hwee Kwan berubah menjadi Yayasan Pendidikan Warga, dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan Yayasan 8 Ibid

9 45 Pendidikan Warga bernama Sekolah Rakyat Tiong Hoa Hwee Kwan menjadi Sekolah Rakyat Warga dan SMP Chung Hua Chung Hsioh menjadi SMP Warga. Pada tahun 1958 Pemerintah menutup sekolah-sekolah asing yang berorientasi ke Taiwan, maka banyak sekolah-sekolah Tionghoa yang dibentuk oleh Panitia Penampungan bagi siswa-siswa yang sekolahnya ditutup oleh pemerintah. Melalui Surat Keputusan Mentri P.P. dan K. No.58568/B.II pada tanggal 1 Januari 1957 menetapkan SR Warga menjadi sekolah partikelir yang mendapatkan sokongan berupa bantuan yang terhitung mulai tanggal 1 April 1959 ditetapkan menjadi suatu sekolah partikelir yang mendapatkan bantuan berupa subsidi. 9 Pada tahun 1960 Yayasan Pendidikan Warga mendapatkan bantuan tanah seluas m2 dan bangunan dari Kwa Sam Hen, seorang pengusaha dari Solo yang memiliki pabrik rokok Menara yang melihar sekolah Warga saat itu sedang berkembang dan membutuhkan lahan untuk mengembangkan pendidikan bagi masyarakat luas. Maka sejak tahun 1960, SMP Warga yang sebelumnya terletak di Jl. Purwodiningratan 89 Surakarta setelah pindah dari Mertolulutan, dipindahkan ke Jl. Monginsidi No. 15 Surakarta. Tahun 1960 merupakan tahun perencanaan program pemerintah Republik Indonesia dalam hal pembaruan. Di kota Surakarta saat itu, SMA Warga ditunjuk menjadi Pilot Proyek Pembaruan walaupun 9 Kutipan daftar Surat Putusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan kebudayaan Republik Indonesia, No /B.II.-, Tanggal 23 Juni 1959

10 46 SMA Warga baru berumur beberapa bulan. Pengurus yayasan mengintruksikan semua unit untuk menerima murid yang berasal dari warga pribumi. Setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, maka pengurus Sekolah Warga mengukuhkan Sekolah Warga menjadi badan hukum yang berbentuk Yayasan dengan menggunakan nama Yayasan Pendidikan Warga yang didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya dan dimulai pada tanggal penandatanganan akta pendirian ini. Maksud dan tujuan pendirian Yayasan ini ialah membimbing dan mempengaruhi kepada calon anak didik supaya dapat memperkembangkan jiwa serta raganya agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Yayasan Pendidikan Warga berusaha: a. Mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat umum seperti Sekolah Taman Kanak-Kanak (S.T.K), Sekolah Rakyat (S.R.), Sekolah Menengah Pertama (S.M.P), Sekolah Menengah Atas (S.M.A), dan lain sebagainya b. Mendirikan sekolah-sekolah kejuruan tingkat menengah dan Akademi seperti Sekolah Teknik Menengah, dan lain sebagainya c. Mangadakan pilot-project untuk pelaksanaan macam-macam bidang pendidikan seperti Kinder Garden, Balai Istirahat Pelajar,

11 47 Perkampungan Pelajar, Perpustakaan Pelajar, Penerbitan Pelajar, dan lain sebagainya. Pengurus pertama Yayasan Pendidikan Warga ialah sebagai berikut: Ketua : Liem Thiam Bie Wakil Ketua : Tjia Ling Sien Bendahara I : Souw Tian Pie Bendahara II : Kwa Sing Ging Komisaris Pendidikan : Tjan Thiam Hien, Dr Tjan Khee Swan, Oei Hong Boe Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Ong Soen Bing, Liem Hing Tjiok, Kwee Ging San Komisaris Bagian Perumahan : Kho Kian In, Oei Wang Mien. 10 Pada tahun 1973 Yayasan Pendidikan Warga memperoleh bantuan tanah di Jl. Kol. Sutarto 92 dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), tanah tersebut merupakan bagian dari tanah Tiong Ting yang keseluruhan luasnya kurang lebih M2 yang merupakan tanah pemberian dari Paduka Kanjeng Susuhunan Pakubuwana VII kepada masyarakat Tionghoa Surakarta dan sekitarnya. Pada tanggal 4 September 1973 Yayasan Pendidikan Warga saat itu kemudian mendirikan Sekolah 10 Akta Notaris R. Soegondo Notodisoerjo, No. 11, Tanggal 5 Juli 1961.

12 48 Teknologi Menengah (STM) Warga jurusan mesin, dan mendirikan Akademi Teknik Mesin (ATM) Warga di atas tanah tersebut dengan mengeluarkan SK No 091/Kep/YPW/IX1973 tentang pendirian STM Warga dan ATM Warga. 11 B. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Setiap organisasi pasti mempunyai struktur organisasi, begitu juga dengan Yayasan Pendidikan Warga juga memiliki struktur organisasi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban setiap pengurus dari organisasi tersebut. Selain itu dengan adanya struktur organisasi juga mempermudah kinerja para pengurus. Sistem kepengurusan dibawah penerapan satu sistem yang mirip dengan sistem manajemen profesional yang senantiasa berorientasi pada peningkatan sumber daya manusia yang ada didalam meningkatkan kualitas produksinya. Dengan demikian Yayasan Pendidikan Warga Surakarta dengan pengurusnya yang berkualitas akan meningkatkan produksinya yaitu pendidikan dan pengajaran melalui sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan Warga yang didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Yayasan Pendidikan Warga menunjukan kualitasnya dengan adanya kepengurusan yang terarah dan mampu melaksanakan kewajibannya dalam kepengurusan yang telah ditentukan dalam rapat kerja pengurus. 11 Yayasan Pendidikan Warga (d), 110 Tahun Yayasan Pendidikan Warga, (Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2014), Halaman 125.

13 49 Susunan pengurus Yayasan Pendidikan Warga banyak mengalami perubahan, hal tersebut terjadi karena belum adanya peraturan dari Pemerintah tentang Yayasan. Pengangkatan pengurus Yayasan Pendidikan Warga melalui rapat dewan pembina yang masa jabatannya tidak dibatasi waktu, sehingga pengurus bisa menjabat dalam waktu yang lama. Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga 1. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Tahun Setelah pergantian nama Tiong Hoa Hwee Kwan menjadi Yayasan Pendidikan Warga, sejak tahun 1961 sampai 1998 Yayasan Pendidikan Warga mengalami perubahan-perubahan di dalam struktur kepengurusan. Hal tersebut membuktikan bahwa Yayasan Pendidikan Warga ingin menjadi sebuah Yayasan yang maju dibidang pendidikan dan memberikan pengabdian kepada masyarakat luas. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga tahun 1961 sampai 1991 ialah sebagai berikut: a. Mulai 5 Juli 1961 Ketua Wakil Ketua Bendahara I Bendahara II Komisaris Pendidikan : Liem Thiam Bie : Tjia Ling Sien : Souw Thian Pie : Kwa Sing Ging : Than Thiam Hien, Dr. Tjan Khee Swan, Oei Hong Boe

14 50 Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Liem hing Tjiok, Ong Soen Bing, Kwee Ging San Komisaris Bagian Perumahan: Kho Kian In, Oei Wang Mien. b. Mulai 19 Juli 1974 Ketua Penulis Bendahara Bagian Pendidikan Komisaris : Sindu Setijawan : Satyahardaya : Somadi Kasigit : dr. Handojo Tjandrakusuma : drg. Tjan Khee Swan, Tjan Thiam Hien, Liem Hing Tjiok, Kwee Ging San c. Mulai 20 Agustus 1981 Ketua Wakil Ketua Penulis Wakil Penulis Bendahara Wakil Bendahara : Sindu Setijawan : Kwik Ging San : dr. Handojo Tjandrakusuma : Ir. Djoko Basiran : Somadi Kasigit : Subianto Sutopo, MSc Bagian Pendidikan : dr. Handojo Tjandrakusuma, Ir. Djoko Basiran, Ir. Rusmono Besari, Ir. Dharmawan Tjondronegoro Bagian Bangunan : Ir. Untung Soewono, Ir. Rusmono Besari Administrasi Yayasan : Satyahardaya

15 51 d. Mulai 27 September 1984 Ketua Wakil Ketua I Wakul Ketua II Penulis Wakil Penulis Bendahara Wakil Bendahara Komisaris : Sindu Setijawan : Kwik Ging San : Ir. Untung Suwono : dr. Handojo Tjandrakusuma : Djoko Basiran : Ir. Subianto Sutopo Msc : Ir. Rusmono Besari : dr. Prasetya Hudaya Koordinator Akademi : dr. Handojo Tjandrakusuma Pembina Akademi : Ir. Djoko Basiran Pembina SMTP/SMTA: Ir. Rusmono Besari Pembina TK/SD Bagian Bangunan : Ir. Dharmawan Tjondronegoro : Ir. Untung Suwono, Ir. Djoko Basiran Administrasi Yayasan : Satyahardaja e. Mulai 9 Januari 1986 Ketua Wakil Ketua Penulis Wakil Penulis Bendahara : dr. Handojo Tjandrakusuma : Kwik Ging San : Ir. Rusmono Besari : Ir. Untung Suwono : Subianto Sutopo MSc

16 52 Wakil Bendahara Komisaris Akademi : dr. Andri Iryawan : Ir. Untung Suwono Komisaris SLTA/SLTA: Ir. Rusmono Besari Komisaris TK/SD Bagian Bangunan : Subianto Sutopo MSc : Ir. Tedjowijono Komisaris Kesehatan : dr. Andri Iryawan Pembantu Umum Direktur Pelaksana : dr. Prasetya Hudaya, Hary Santoso : Satyahardaja. f. Mulai 21 Nopember 1990 Ketua Wakil Ketua Penulis Wakil Penulis Bendahara Wakil Bendahara Komisaris TK/SD : dr. Handojo Tjandrakusuma : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San : Ir. Rusmono Besari : Thomas Sulistyono : Ir. Untung Suwono : Ir. Tedjowijono : Hary Santoso Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari Komisaris Akademi Bagian Bangunan Bagian Bengkel Pembantu Umum : Thomas Sulistyono : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono : Ir. Tedjowijono : Subianto Sutopo MSc

17 53 Direktur Pelaksana : Setyahardaja. g. Mulai 1 April 1991 Ketua Wakil Ketua Sekertaris Wakil Sekertaris Bendahara Wakil Bendahara Komisaris TK/SD : dr. Handojo Tjandrakusuma : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San : Ir. Rusmono Besari : Sulistyono : Ir. Untung Suwono : Ir. Tedjowijono : Hary Santoso Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari Komisaris Akademi Bagian Bangunan Bagian Bengkel Pembantu Umum : Sulistyono : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono : Ir. Tedjowijono : Subianto Sutopo MSc, DR. RM Taroeno Djojodeningrat, Drs. Gunawan Prawirosuharto Direktur Pelaksana : Satyahardaja. 12 Dari kepengurusan diatas dapat diketahui tidak adanya batasan periode jabatan yang pasti. Hal tersebut sudah merupakan kesepakatan 12 Yayasan Pendidikan Warga (c), Op. Cit, Halaman 73-74

18 54 antara pengurus Yayasan Pendidikan Warga. Pengurus-pengurus Yayasan Pendidikan Warga tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk dimanfaatkan, hal itu dikarenakan pengurus Yayasan Pendidikan Warga merupakan para pengusaha dan hanya ingin menyediakan fasilitas pendidikan yang terbaik untuk masyarakat luas. Setelah terbitnya Undang-Undang Yayasan oleh Pemerintah yang isinya mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan Yayasan, maka Yayasan Pendidikan Warga merespon dengan merubah dan menyusun kembali Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Yayasan Pendidikan Warga. Perubahan dan penyusunan kembali ini juga merubah susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga. 13 Sesuai dengan hasil rapat pada tanggal 4 Mei 2005, susunan pengurus yang baru ialah sebagai berikut: a) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma Drs. Gunawan Prawirosuharto, Apt dr. Prasetya Hudaya Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari Ir. Untung Suwono Djoefri Hartanto 13 Wawancara dengan Bapak Stef. Unyanto, ST., tanggal 28 Juni 2016.

19 55 Dewan Pengurus Ketua Wakil Ketua Sekertaris I Sekertaris II Bendahara I Bendahara II Anggota : Sulistyono : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi : Ir. Agus Nugroho. MBA : Mega Handoyo Yusuf : Dipl. Ing. Gunawan Tjokrosetio : Ir. Onggo Tjandra Librawan : Ir. Tedjowijono. b) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma Drs. Gunawan Prawirosuharto Dr. Prasetya Hudaya Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari Ir. Untung Suwono Ir. Tedjowijono Dewan Pengurus Ketua Wakil Ketua Sekertaris I Sekertaris II Bendahara I : Sulistyono : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi : Ir. Agus Nugroho. MBA : Mega Handoyo Yusuf : Gunawan Tjokrosetio

20 56 Bendahara II Anggota : Ir. Onggo Tjandra Librawan : Wiryawan Arya Direktur Pelaksana: Stef. Unyanto, ST Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan Pendidikan Warga Surakarta a. Pembina Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas. Yayasan dibina oleh Pembina yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota yang salah satunya menjabat sebagai ketua. Anggota Pembina tidak diberi gaji atau tunjangan oleh Yayasan. Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya dan tidak boleh merangkap sebagai anggota pengurus atau anggota pengawas. Tugas dan wewenangan pembina: 1. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar 2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas 3. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan 4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan 14 Yayasan Pendidikan Warga (d), Op. Cit, Halaman xxvii

21 57 5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau perubahan yayasan 6. Pengesahan laporan tahunan 7. Penunjukan likuidator dalam hal yayasan dibubarkan. 15 b. Pengurus Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara. Pengurus diangkat oleh pembina melalui rapat pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila pengurus yayasan bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas, serta melaksanakan pengurusan yayasan secara langsung dan penuh. Tugas dan wewenangan Pengurus: 1. Bertanggung jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk kepentingan yayasan 2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan untuk disahkan pembina 3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh pengawas Halaman 6, 8 15 Akta Notaris Lia Fanty Santosa, SH, No. 43, Tanggal 24 Februari 2006,

22 58 4. Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pengurus berhak mewakili yayasan didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian. 16 c. Pengawas Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas terdari dari sekurangkurangnya 2 (dua) orang yang salah satunya menjadi ketua pengawas. Pengawas diangkat oleh pembina melalui rapat pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali. Tugas dan wewenang pengawas: 1. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan yayasan. 2. Ketua pengawas dan satu anggota pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama pengawas 3. Pengawas berwenang untuk: a) memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan yayasan, b) memeriksa dokumen, c) memeriksa pembukuan dan 16 Ibid, Halaman 13, 15.

23 59 mencocokkannya dengan uang kas, d) mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus, e) memberi peringatan kepada pengurus Ibid, Halaman 22, 24.

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 Bondan Kanumoyoso http://www.nabilfoundation.org/media.php?module=publikasi&id=152 Kamis, 25 November 2010-12:05:57 WIB Tulisan ini menyorot

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Dalam pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai kedatangan Etnis Tionghoa ke Indonesia baik sebagai pedagang maupun imigran serta terjalinnya hubungan yang

Lebih terperinci

NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, Oleh: Ririn Darini 1

NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, Oleh: Ririn Darini 1 NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, 1900-1945 Oleh: Ririn Darini 1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk melihat munculnya nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia. Nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia

Lebih terperinci

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Samapai Proklamasi , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6.

Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Samapai Proklamasi , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6. NASIONALISME ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA, 1900-1945 Oleh: Ririn Darini 1 Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk melihat munculnya nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia. Nasionalisme etnis Tionghoa di Indonesia

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

SEKOLAH TIONG HWA HWEE KWAN (THHK) DI MOJOKERTO PADA TAHUN

SEKOLAH TIONG HWA HWEE KWAN (THHK) DI MOJOKERTO PADA TAHUN SEKOLAH TIONG HWA HWEE KWAN (THHK) DI MOJOKERTO PADA TAHUN 1907-1942 CINDY ENDRIANA Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya e-mail: cindyendriana.ce@gmail.com Agus Trilaksana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan Yayasan Saddhapala merupakan sebuah Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan. Nama Yayasan Saddhapala ditetapkan berdasarkan pemungutan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), berkedudukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16 CONTOH AKTA YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS.

I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS. I. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA KELENTENG HOK TEK BIO CIAMIS. Kelenteng HOK TEK BIO Ciamis adalah satu-satunya Kelenteng yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis Jawa Barat berlokasi di Jalan Ampera II No. 17.

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/TIDAK DIURUS. YAYASAN

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Kumpulan Arsip Digital Yayasan Khong Kauw Hwee. Kumpulan Arsip Digital Yayasan Kong Tik Soe

DAFTAR PUSTAKA. Kumpulan Arsip Digital Yayasan Khong Kauw Hwee. Kumpulan Arsip Digital Yayasan Kong Tik Soe DAFTAR PUSTAKA Sumber Arsip Kumpulan Arsip Digital Yayasan Khong Kauw Hwee Kumpulan Arsip Digital Yayasan Kong Tik Soe Kumpulan Arsip Digital Yayasan Tjie Lam Tjay Kumpulan Arsip Yayasan Khong Kauw Hwee

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memberikan ilmu pengetahuan serta menanamkan ajaran moral dan juga nasionalisme.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Apa yang dapat kami uraikan seperti yang tercatat dibawah ini adalah:

Apa yang dapat kami uraikan seperti yang tercatat dibawah ini adalah: Gedung Kong Tik Soe yang dibangun tahun 1837 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bangunan tengah, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Pada bangunan tengah terdapat 3 altar: altar tengah untuk Sin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam etnis suku dan bangsa. Keanekaragaman ini membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang kaya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA PENDAHULUAN Sebagai penjabaran dan pelaksanaan Anggaran Dasar, maka disusunlah Anggaran Rumah Tangga Ikatan Alumni SMA Negeri 8 Jakarta ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

tinggal di Jakarta, Apartemen French Walk Unit LDG 06 A, Rukun

tinggal di Jakarta, Apartemen French Walk Unit LDG 06 A, Rukun PENDIRIAN YAYASAN KONGRES ADVOKAT INDONESIA Nomor : 02.- - Pada hari ini, Senin, tanggal delapan Juni duaribu limabelas (08-06-2015). - Pukul 08.00 WIB (delapan Waktu Indonesia Barat). ------------------------------

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota (1) Anggota IKANI SKANEMA adalah lulusan SMK Negeri 5 Denpasar yang terdaftar dalam Daftar Anggota IKANI SKANEMA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja

Bab 1. Pendahuluan Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perubahan jaman dan masuknya era globalisasi, semua perkembangan di berbagai bidang pun mulai beradaptasi dan berkembang. Perkembangan itu mulai mengacu

Lebih terperinci

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina Pada tahun pertama kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah belum memperhatikan persoalan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Kedudukan Opsir Cina dalam Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia antara Tahun 1910-1942. Bab ini berisi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan menanamkan nilai- nilai moral kepada anak- anak Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia telah menimbulkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Politik Identitas Identitas memiliki banyak pengertian tergantung bagaimana identitas itu digunakan. Identitas dapat dipandang sebagai suatu cap terhadap suatu bangsa. Namun di

Lebih terperinci

BAB II DINAMIKA PENDIDIKAN ETNIS TIONGHOA DI MOJOKERTO PADA MASA KOLONIAL. Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan

BAB II DINAMIKA PENDIDIKAN ETNIS TIONGHOA DI MOJOKERTO PADA MASA KOLONIAL. Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan BAB II DINAMIKA PENDIDIKAN ETNIS TIONGHOA DI MOJOKERTO PADA MASA KOLONIAL Sekolah THHK yang pertama kali terbentuk pada awal abad ke-20 dan kemudian banyak berdiri di berbagai wilayah di Jawa serta beberapa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PT.SELAPARANG FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini,

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, -Pukul WIB -Hadir dihadapan saya, DEWI KUSUMAWATI, Sarjana ---- Hukum, Notaris di Jakarta, dengan dihadiri oleh ---- saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 SALINAN BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN UJIAN NEGARA UNTUK MEMPEROLEH GELAR UNIVERSITER BAGI MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998

UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998 UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998 THE NATIONALISM REINFORCING OF INDONESIAN CHINESE PEOPLE AFTER BLACK MAY INCIDENT 1998 SKRIPSI Oleh Prilla Marsingga NIM 060910101100

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA

BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA Menurut Slamet Muljana, Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran atau semangat dalam berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

-Pada hari, tanggal pukul

-Pada hari, tanggal pukul AKTA PENDIRIAN YAYASAN -Pada hari, tanggal pukul WIB ( Berhadapan Waktu Indonesia bagian Barat).-------------------- dengan saya, IRMA DEVITA PURNAMASARI, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH JAWA BARAT LOKAL GARUT PANITIA MUSYAWARAH LOKAL Jalan Pembangunan No. 6 Phone (0262) 241682, Garut 44151 Rek Giro No. 4410038818 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 17 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 17 TAHUN 1998 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 16 NOMOR : 16 TAHUN : 1998 SERI : D PERATURAN DAERAH WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 17 TAHUN 1998 TENTANG PENETAPAN SISA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 1960 TENTANG PENGAWASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 1960 TENTANG PENGAWASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 1960 TENTANG PENGAWASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu mengadakan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT Nomor : Pada hari ini, - - Pukul -Hadir dihadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :- 1. Nama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1999 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan

Lebih terperinci

FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: PUJI ASRIANINGSIH A 310 090 016 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia telah menimbulkan

Lebih terperinci

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada

Lebih terperinci

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. merdeka. Oleh karena itu tak heran jika masyarakat Kapasan sangat

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. merdeka. Oleh karena itu tak heran jika masyarakat Kapasan sangat BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis Kelenteng Boen Bio terletak di kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto, Surabaya Pusat. Kelenteng Boen Bio merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DINAMIKA PENDIDIKAN DALAM SEKOLAH- SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA TAHUN

DINAMIKA PENDIDIKAN DALAM SEKOLAH- SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA TAHUN DINAMIKA PENDIDIKAN DALAM SEKOLAH- SEKOLAH DI YAYASAN PENDIDIKAN WARGA SURAKARTA TAHUN 1998-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN AWAL BERDIRINYA PERUSAHAAN OEI TIONG HAM DI SEMARANG. A. Kondisi Sosial Ekonomi Semarang Awal Abad XX

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN AWAL BERDIRINYA PERUSAHAAN OEI TIONG HAM DI SEMARANG. A. Kondisi Sosial Ekonomi Semarang Awal Abad XX BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN AWAL BERDIRINYA PERUSAHAAN OEI TIONG HAM DI SEMARANG A. Kondisi Sosial Ekonomi Semarang Awal Abad XX Semarang merupakan salah satu kota yang ramai dengan perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN HARAPAN KITA JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN HARAPAN KITA JAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2000 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN HARAPAN KITA JAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 91 TAHUN 2000 (91/2000) TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia atau disingkat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. maupun kegiatan yang selama ini dilakukan di TITD Kwan Sing Bio Tuban.

BAB III OBJEK PENELITIAN. maupun kegiatan yang selama ini dilakukan di TITD Kwan Sing Bio Tuban. BAB III OBJEK PENELITIAN Dalam bab III ini peneliti akan membahas lebih mendalam tentang objek penelitian yakni TITD Kwan Sing Bio Tuban, meliputi sejarah, kepengurusan maupun kegiatan yang selama ini

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 115, 2004 KESRA. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah.Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UU 28-2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) Bismillahirrahmanirrahim PEMBUKAAN Manusia dianugerahi potensi diri dan hikmah tertinggi yang membuatnya lebih mulia dari mahkluk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014

RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014 RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014 Pasal 1 Kegiatan dan Usaha Kegiatan organisasi terdiri atas: a. kegiatan yang berhubungan dengan akademis berupa pendidikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN A. Pengertian Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah yayasan adalah badan atau

Lebih terperinci

Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi

Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi Siapa bilang orang Tionghua numpang di Indonesia, Sejarah Cina Peranakan membela Ibu Pertiwi http://www.karnadilim.com/siapa-bilang-orang-tionghua-numpang-di-indonesia-sejarah-cina-peranakan-membela-ibu-pertiwi/

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TGL. 17 MARET 1992 SERI D NO. 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TGL. 17 MARET 1992 SERI D NO. 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TGL. 17 MARET 1992 SERI D NO. 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 1998 T E N T A N G PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Universitas Tarumanagara Pemikiran pertama untuk mendirikan suatu perguruan tinggi dicetuskan pada tahun 1957 oleh sekelompok sosiawan di lingkungan Perhimpunan

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang GUBERNUR JAWA BARAT, : a.

Lebih terperinci