ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE"

Transkripsi

1 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun ) Venantia Anitya Hapsari, M. Kholiq Mahfud 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone : ABSTRACT Initial Public Offering (IPO) is an activity company in order to public offer of primary share sale through primary market. This offering share in primary market could give some initial return for investor that indicated the happening of underpricing when coming to secondary market. Underpricing is a condition which shows that stocks price at primary market was lower than the stocks price at secondary market. This study aims to determine the factors that influence underpricing. Variables examined include underwriter reputation, auditor reputation, current ratio (CR), earning per share (EPS), return on equity (ROE), and firm size (Size). This research used purposive sampling method, and there were 36 selected samples from 55 firms available in population. The result of underwriter reputation, auditor reputation, return on equity (ROE), and firm size (Size) have a significant effect to underpricing. While current ratio (CR) and earning per share (EPS) doesn t have a significant effect to underpricing. Keywords : Initial Public Offering (IPO), underpricing, initial return (IR), asimetry information theory. PENDAHULUAN Adanya perkembangan dalam lingkungan bisnis pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu kodisi persaingan yang ketat. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan akan melakukan berbagai cara agar bisa bertahan bahkan tumbuh berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang diharapkan, perusahaan akan membutuhkan dana yang besar. Salah satu alternatif pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public. Penawaran saham secara perdana ke publik atau masyarakat melalui pasar perdana ini dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO) (Trianingsih, 2005). Apabila harga saham pada pasar perdana (IPO) lebih rendah dibandingkan dengan harga saham pada pasar sekunder pada hari pertama, maka akan terjadi fenomena harga rendah di penawaran perdana, yang disebut underpricing. Penelitian yang dilakukan oleh Aggrawal, et al. (1994) menyimpulkan bahwa fenomena underpricing sering terjadi pada saat IPO. Permasalahan menarik dapat ditemui dalam industri keuangan yang digunakan dalam penelitian. Karena perusahan-perusahaan keuangan merupakan perusahaan yang banyak menghadapi berbagai regulasi yang diterbitkan oleh berbagai lembaga yang mengatur sektor keuangan, tentu hal ini akan mengakibatkan minimnya tingkat resiko atas underpricing. Di indonesia lembaga yang mengatur adalah Departemen Keuangan dan Bank indonesia. Monitoring tersebut diharapkan memperkecil ketidakpastian perusahaan keuangan dibandingkan dengan perusahaan non-keuangan (Ernyan dan Husnan, 2002) sehingga diharapkan tingkat underpricing pada industri keuangan akan lebih kecil dibandingkan sektor yang lain. Namun selama periode amatan, hasil di lapangan menemukan masih tingginya tingkat underpricing dalam sektor perusahaan keuangan. Hasil penelitian tentang underpricing masih menghasilkan temuan yang 1 Penulis penanggung jawab

2 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2 tidak konsisten (lihat misalnya Nurhidayati dan Indriantoro, 1998; Daljono, 2000; Ghozali dan Mansyur, 2002; Rosyati dan Sabeni, 2002; Nasirwan, 2002; Ardiansyah, 2004; Yolana dan Martani, 2005; Kusumawati dan Sudento, 2005; Suyatmin dan Sujadi, 2006; Handayani, 2008), sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui konsistensi temuan jika diterapkan pada kondisi lingkungan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi Underwriter, Reputasi Auditor, Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Underpricing pada perusahaan. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab terjadinya fenomena underpricing pada saham IPO adalah teori asimetri informasi dan signaling. Baron (1982) menawarkan hipotesis asimetri informasi yang menjelaskan perbedaan informasi yang dimiliki oleh pihak pihak yang terlibat dalam penawaran perdana, yaitu emiten, penjamin emisi, dan masyarakat pemodal. Penjamin emisi (underwriter) memiliki informasi tentang pasar yang lebih lengkap daripada emiten, sedangkan terhadap calon investor, penjamin emisi memiliki informasi yang lebih lengkap tentang kondisi emiten. Kim (1999), menyatakan bahwa dalam kondisi asimetri informasi sangat sulit bagi investor untuk membedakan antara perusahaan berkualitas dan yang tidak sehingga investor akan memberikan penilaian yang rendah bagi saham kedua perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perusahaan yang berkualitas dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bashwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Signal yang baik menurut Kim (1999) harus dapat memenuhi dua syarat, yakni : 1) signal tersebut harus dapat ditangkap oleh investor sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sia sia. 2) signal tersebut sulit atau terlalu mahal untuk dapat ditiru oleh perusahaan yang berkualitas rendah. Penggunaan signal positif secara efektif oleh emiten dan underwriter dapat mengurangi tingkat ketidak pastian yang dihadapi oleh investor, sehingga investor dapat membedakan kualitas dari perusahaan yang baik dan buruk. Pengaruh reputasi underwriter terhadap underpricing Underwriter merupakan perusahaan swasta atau BUMN (pihak luar) yang menjembatani kepentingan emiten dan investor yakni menjadi penanggung jawab atas terjualnya efek emiten kepada investor. Masalah penetapan harga saham yang ditawarkan kepada calon pembeli merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena rentannya kesalahan kecil yang terjadi saat IPO dapat menyebabkan kegagalan IPO. Harga jual yang terlalu mahal akan menyebabkan sekuritas tidak laku. Sebaliknya, harga yang terlalu murah akan menyebabkan perusahaan mengalami opportunity loss. Teori yang berkaitan dengan variabel ini adalah teori asimetri informasi (Baron, 1982) dimana adanya perbedaan informasi yang dimiliki antara emiten, underwriter, dan investor. Perbedaan informasi yang terjadi ialah bahwa underwriter memiliki informasi lebih banyak tentang keadaan pasar daripada emiten. Sedangkan terhadap investor, underwriter juga memiliki informasi mengenai emiten lebih banyak daripada investor. Sehingga penentuan harga pun menjadi sangat penting di posisi underwriter. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ghozali dan Mansyur (2002) variabel reputasi underwriter berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap underpricing. Berdasarkan paparan diatas serta mengacu pada teori asimetri informasi (Baron, 1982) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Reputasi Underwriter berpengaruh negatif terhadap Underpricing. Pengaruh reputasi auditor terhadap underpricing Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan oleh investor atau calon investor dan underwriter untuk menilai perusahaan yang akan go public. Teori yang berkaitan dengan variabel ini adalah teori asimetri informasi (Rock, 1986) dimana adanya perbedaan informasi yang dimiliki antara informed investor dengan uninformed investor. Perbedaan informasi yang terjadi ialah bahwa informed investor akan lebih mengetahui kondisi perusahaan baik dari laporan keuangan kondisi perusahaan dan lainnya. Sedangkan uninformed investor tidak mengetahui secara detail mengenai laporan keuangan serta kondisi perusahaan. Disinilah auditor sangat penting posisinya ketika informed investor lebih mempercayai

3 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3 auditor yang bereputasi tinggi. Sehingga penilaian dari informed investor pun menjadi sangat penting di posisi auditor. Dengan memakai auditor yang profesional akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Semakin banyak kemampuan auditor untuk melakukan pengauditan terhadap klien, maka tingkat underpricing semakin rendah (Suyatmin dan Sujadi, 2006 serta Ghozali dan Mansyur, 2002). Berdasakan paparan diatas serta mengacu pada teori asimetri informasi (Rock, 1986) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H2: Reputasi Auditor berpengaruh negatif terhadap Underpricing. Pengaruh current ratio terhadap underpricing Current ratio merupakan rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar, yang menunjukkan likuiditas suatu perusahaan. Current ratio mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya dari aktiva lancar yang dimiliki. Berdasar pada teori signaling (Kim, 1999) yakni untuk mengatasi masalah penilaian yang rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Semakin tinggi Current Ratio suatu perusahaaan berarti semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menjadikan risiko yang ditanggung pemegang saham juga semakin kecil. Jadi, semakin besar Current Ratio semakin kecil Initial Return (Suyatmin dan Sujadi, 2006). Berdasakan paparan diatas serta mengacu pada teori signaling (Kim, 1999) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H3: Current Ratio berpengaruh negatif terhadap Underpricing. Pengaruh earning per share terhadap underpricing Menurut Ang (1997) Earning Per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Outstanding Shares). Berdasar pada teori signaling (Kim, 1999) yakni untuk mengatasi masalah penilaian yang rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Semakin tinggi EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang saham. Apabila EPS perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang ingin membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham tinggi. Hasil penelitian Ardiansyah (2004) dan Handayani (2008) EPS berpengaruh signifikan negatif terhadap initial return. Berdasakan paparan diatas serta mengacu pada teori signaling (Kim, 1999) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H4: Earning Per Share berpengaruh negatif terhadap Underpricing. Pengaruh return on equity terhadap underpricing Return On Equity merupakan rasio perbandingan antara net income after tax dengan total equity. Pertimbangan menggunakan variabel ROE karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang merupakan indikator dan pemberian informasi kepada pihak luar mengenai keberhasilan efektifitas operasi perusahaan (Yolana dan Martani, 2005). Berdasar pada teori signaling (Kim, 1999) yakni untuk mengatasi masalah penilaian yang rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Semakin tinggi ROE artinya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang juga lebih tinggi. Tingginya minat investor akan meningkatkan harga saham sehingga perubahan harga diantara transaksi yang terjadi semakin kecil. Dengan demikian ada hubungan negatif antara tingkat profitabilitas (ROE) dengan tingkat underpricing (Kusumawati dan Sudento, 2005). Berdasakan paparan diatas serta mengacu pada teori signaling (Kim, 1999) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H5: Return On Equity berpengaruh negatif terhadap Underpricing.

4 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4 Pengaruh ukuran perusahaan (Size) terhadap underpricing Tingkat ketidakpastian perusahaan berskala besar pada umumnya rendah karena dengan skala yang tinggi perusahaan cenderung tidak dipengaruhi pasar, sebaliknya dapat mewarnai dan mempengaruhi keadaan pasar secara keseluruhan. Keadaan ini dapat dinyatakan sebagai kecilnya tingkat resiko investai perusahaan berskala besar dalam jangka panjang. Sedangkan pada perusahaan berskala kecil tingkat ketidakpastian di masa yang akan datang besar, sehingga tingkat resiko investasinya lebih besar dalam jangka panjang (Nurhidayati dan Indriantoro, 1998). Berdasar pada teori signaling (Kim, 1999) yakni untuk mengatasi masalah penilaian yang rendah terhadap harga saham, maka perusahaan yang berkualitas dapat memberikan signal bagi investor untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik. Yolana dan Martani (2005) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif pada tingkat underpricing. Berdasakan paparan diatas serta mengacu pada teori signaling (Kim, 1999) yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : H6: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap Underpricing. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel dependen adalah tingkat underpricing. Tingkat underpricing ini diproxy dengan penghitungan initial return dari perusahaan perusahaan yang melakukan Initial Public Offering, yaitu selisih antara penutupan harga saham pada hari pertama di pasar sekunder dengan harga saham penawaran perdana dibagi dengan harga saham penawaran perdana (Ardiansyah, 2004). Variabel reputasi underwriter ini diukur dengan memeringkat reputasi underwriter berdasarkan nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO. Nilai penawaran saham dapat dihitung dengan harga penawaran (offering price) dikalikan dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan. Kemudian dilakukan peringkat sesuai dengan ukuran underwriter Carter Manaster (1990) Sesuai dengan prosedur ukuran CM membagi data peringkatan tersebut menjadi 10 kategori (9-0). Untuk underwriter yang mempunyai reputasi paling tinggi diberi skala 9 dan untuk underwriter yang mempunyai reputasi rendah diberi skala 0 (Nasirwan, 2002). Auditor ini diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik. Dalam penelitian ini dibuat ranking auditor dengan cara membuat record dari perusahaan yang melakukan IPO dan membuat urutan sesuai dengan frekuensi auditor yang melakukan audit. Untuk mengkategorikan pemeringkatan auditor ini menggunakan metode Carter Manaster dengan membagi peringkat menjadi 7 kategori (7-1). Auditor yang mengaudit klien paling banyak diberi nilai 7, sedangkan auditor yang mengaudit paling sedikit diberi nilai 1 (Nasirwan, 2002). Current Ratio atau CR merupakan rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar. Current Ratio merupakan proxy yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu perusahaan (Ardiansyah, 2004 serta Suyatmin dan Sujadi, 2006). Current Ratio dapat diperoleh dengan rumus: aktiva lancar / kewajiban lancar dikali 100%. Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa datang (Ghozali dan Mansyur, 2002). Earning Per Share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa juga merupakan rasio yang menunujukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS dihitung dengan rumus: Earning After Tax/ Outstanding Stock. ROE mengukur besarnya tingkat pengembalian modal dar perusahaan (Yolana dan Martani, 2005 serta Kusumawati dan Sudento, 2005). ROE dapat dihitung dengan rumus: Net Income After Tax/ Total Equity dikali 100%. Ukuran perusahaan diukur dengan menghitung logaritma natural total aktiva tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut listing (Ardiansyah, 2004) atau total aktiva emiten setahun sebelum IPO (Yolana dan Martani, 2005).

5 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5 Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun berjumlah 55 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Metode Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antar variabel dependen yaitu underpricing dan variabel independennya. Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + Keterangan : Y = Tingkat Underpricing α = konstanta X 1 = Underwriter X 2 = Auditor X 3 = Current Ratio X 4 = Earning Per Share X 5 = Return On Equity X 6 = Ukuran perusahaan β 1 = Koefisien regresi Underwriter β 2 = Koefisien regresi Auditor β 3 = Koefisien regresi Current Ratio β 4 = Koefisien regresi Earning Per Share β 5 = Koefisien regresi Return On Equity β 6 = Koefisien regresi Ukuran perusahaan = Standar error dimana β 1 sampai β 6 adalah koefisien prediktor yang diketahui dari nilai unstandardized coefficients β. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Table 1 Descriptive statictics N minimum maximum mean std deviation und ,61 2,51 aud ,08 2,089 current ratio ,83 147,026 eps ,2 80,394 roe 36 1,73 35,85 12,7236 7,4984 size 36 10,01 18,05 13,9271 1,9328 IR ,62 22,1 valid N (listwise) 36 Sumber: hasil olah SPSS, data sekunder yang diolah Selama periode amatan yakni tahun 2008 hingga 2010, tingkat underpricing yang diperoleh melalui proxy initial return yang terjadi di perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia memiliki rata rata sebesar 26,62%. Standar deviasi 22,100% mengindikasikan bahwa variabel underpricing (IR) memiliki penyimpangan data yang relatif kecil dari nilai rata rata.

6 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6 Variabel reputasi underwriter dari 36 perusahaan sampel yang diketahui melalui pemeringkatan underwriter berdasar tingkat offering size yakni jumlah penawaran jumlah saham dikalikan dengan harga saat IPO, memiliki nilai rata rata 6,61. Standar deviasi 2,510 mengindikasikan bahwa data reputasi underwriter memiliki penyimpangan data yang relatif kecil dari nilai rata rata. Variabel reputasi auditor dari 36 perusahaan sampel yang diketahui dari pemeringkatan banyaknya emiten yang ditangani oleh auditor, memiliki nilai rata rata 4,08. Standar deviasi 2,089 mengindikasikan bahwa data reputasi auditor memiliki penyimpangan yang relatif kecil dari nilai rata rata. Variabel current ratio (CR) dari 36 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia selama periode amatan tahun 2008 hingga 2010 memiliki rata rata 210,83%. Standar deviasi 147,026% mengindikasikan bahwa data current ratio memiliki penyimpangan data yang relatif kecil dari nilai rata rata. Variabel earning per share (EPS) dari 36 perusahaan sampel selama periode amatan tahun 2008 hingga 2010 menunjukkan nilai rata rata sebesar Rp 59,20. Nilai rata rata ini menunjukkan secara rata rata perusahaan yang melakukan IPO selama periode amatan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 59,20 tiap lembar sahamnya. Standar deviasi Rp 80,394 mengindikasikan bahwa data earning per share memiliki penyimpangan data yang relatif besar dari nilai rata rata. Variabel return on equity (ROE) merupakan proxy profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba di masa mendatang. Informasi ROE ini oleh emiten diharapkan menjadi pertimbangan keputusan investasi oleh investor. Dari 36 perusahaan sampel, diperoleh rata rata ROE sebesar 12,7236%. Standar deviasi 7,49840% mengindikasikan bahwa data return on equity memiliki penyimpangan data yang relatif kecil dari rata rata. Variabel ukuran perusahaan (size) yang diperoleh dari log natural total aktiva setahun sebelum IPO dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Dari 36 perusahaan sampel, dapat diperoleh nilai rata rata sebesar 13,9271. Standar deviasi 1,93280 mengindikasikan bahwa data ukuran perusahaan memiliki penyimpangan data yang relatif kecil dari nilai rata rata. Pembahasan Hasil Penelitian Model regresi ini memiliki angka adjusted R Square sebesar 0,600 yang menunjukkan bahwa 60 persen variasi tingkat underpricing dapat dijelaskan oleh keenam variabel independen (reputasi underwriter, reputasi auditor, current ratio, earning per share, return on equity, dan ukuran perusahaan). Sedangkan sisanya sebesar 40 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Berdasarkan uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 9,740 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih kecil dari signifikansi penelitian 0,05 maka model regresi layak digunakan untuk menjelaskan tingkat underpricing. Tabel 2 Hasil uji t Unstandardized Standardized coefficients coefficients model B std.error beta t sig (constant) 118,171 23,185 5,097 0 und -2,488 1,03-0,304-2,416 0,022 aud -3,175 1,284-0,298-2,471 0,02 current ratio 0,005 0,017 0,033 0,287 0,776 eps 0,078 0,05 0,257 1,554 0,131 roe -1,739 0,507-0,59-3,431 0,002 size -3,36 1,52-0,289-2,21 0,035 Sumber: hasil olah SPSS, data sekunder yang diolah

7 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7 Y = 118,171 2,488UND 3,175AUD + 0,005CR + 0,078EPS 1,739ROE 3,360LnSIZE Keterangan : Y = Tingkat Underpricing α = konstanta UND = Reputasi Underwriter AUD = Reputasi Auditor CR = Current Ratio EPS = Earning Per Share ROE = Return On Equity LnSIZE = Ukuran perusahaan β 1 = Koefisien regresi Underwriter β 2 = Koefisien regresi Auditor β 3 = Koefisien regresi Current Ratio β 4 = Koefisien regresi Earning Per Share β 5 = Koefisien regresi Return On Equity = Koefisien regresi Ukuran perusahaan β 6 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel reputasi underwriter mempunyai tingkat signifikansi 0,022 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 2,416 > t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan underwriter berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel reputasi auditor mempunyai tingkat signifikansi 0,020 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 2,471> t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel current ratio (CR) mempunyai tingkat signifikansi 0,776 lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 0,287< t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan current ratio tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat underpricing. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel earning per share (EPS) mempunyai tingkat signifikansi 0,131 lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 1,554< t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan earning per share tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat underpricing. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel return on equity (ROE) mempunyai tingkat signifikansi 0,002 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 3,431> t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan return on equity berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa variabel ukuran perusahaan (size) mempunyai tingkat signifikansi 0,035 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05 dan t hitung sebesar 2,210> t tabel sebesar 2,021. Maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat underpricing. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Bagi perusahaan yang akan melakukan IPO di masa mendatang, diharapkan untuk memperhatikan informasi mengenai reputasi underwriter, reputasi auditor, return on equity, dan ukuran perusahaan karena dalam penelitian ini reputasi underwriter, reputasi auditor, return on equity, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dan arah negatif terhadap underpricing. Hal ini perlu dilakukan agar tingkat underpricing tidak terlalu tinggi. Keterbatasan penelitian ini adalah periode yang digunakan dalam penelitian ini relatif pendek yaitu dari tahun 2008 hingga 2010 dalam hal ini tentu juga akan mempengaruhi estimasi pengukuran. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini pun relatif terbatas yakni reputasi underwriter, reputasi auditor, current ratio, earning per share, return on equity, dan ukuran perusahaan. Penelitian ini belum memilah jenis industri dan lokasi dimana perusahaan tersebut beroperasi. Periode penelitian kedepan hendaknya ditambah untuk menambah jumlah sampel dan penelitian mendatang dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang belum

8 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8 digunakan dalam penelitian ini misal prosentase penawaran perusahaan, debt to equity, financial leverage, dan lain lain. REFERENSI Aggarwal, Rena Ricardo Leal, dan Leonardo Hernandez The Aftermarket of IPO in Latin Amerika. Financial Management Spring, pp Anonim, , JSX Fact Book. Anonim, , Indonesian Capital Market Directory. Ang, R Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia: Jakarta. Anwar, J Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. Bandung: PT Alumni. Ardiansyah, M Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Return Awal dan Return 15 hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 hari setelah IPO di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2, pp Baron. D. P A Model of The Demand for Investment Bank Advising and Distribution Services for New Issues. Journal of Finance 45, pp Beatty. R. P Auditor Reputation and The Pricing of Initial Public Offering. Accounting Review, Vol. LXIV, No. 4, pp Daljono Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang Listing di BEJ Tahun Simposium Nasional Akuntansi 3, pp Darmadji, T. Dan H. M. Fakhruddin Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Ed 1. Jakarta: Salemba Empat. Ernyan dan Suad Husnan (2002), Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan di pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi dan bisnis Indonesia, vol.17, no 4 Ferdinand, A Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, Ed. 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. Dan M. Mansyur Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di BEJ. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 4. No. 1. pp Gumanti, Tatang Ary Underpricing dan Biaya Biaya di Sekitar Initial Public Offering. Wahana, Vol. 5, No.2, pp Handayani, S. R Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada penawaran Umum Perdana (Studi Kasus pada Perusahaan Keuangan yang Go Public di BEJ Tahun ). Tesis dipublikasikan, Universitas Diponegoro. Husnan, S Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE.

9 DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9 Kim. M. And Ritter Valuing IPOs. Journal of Financial Economics, pp Kusumawati, R dan A. Sudento Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Keuangan Terhadap Tingkat Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di BEJ. Utilitas, Vol. 13. No. 1. pp Nasirwan Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 hari setelah IPO, dan Kinerja Perusahaan Satu Tahun setelah IPO di BEJ. Jurnal riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5. No.1. pp Nurhidayati dan Indriantoro Analisis Faktor Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Underpriced Pada Penawaran Perdana di BEJ. Jurnal ekonomi dan Bisnis Indonesia. Rock. K Why New Issues are Underpriced. Journal of Financial economics 15, pp Rosyati dan A. Sabeni Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan Go Public di BEJ Tahun Simposium Nasional Akuntansi 5, pp Sunariyah Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Supranto, J Statistik. Jakarta: Erlangga. Suyatmin dan Sujadi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di BEJ. BENEFIT, Vol. 10, No. 1, pp Trianingsih, S Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, pp Yolana, C dan D.Martani Variabel Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun Simposium Nasional Akuntansi 8, pp

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana merupakan usaha perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan menerbitkan saham baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan terjadi secara dinamis di segala bidang. Perkembangan tersebut terasa sangat berdampak pada bidang perekonomian dunia, hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Jogiyanto (1998)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Perusahaan yang membutuhkan dana atau ingin menambah dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (Bursa Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar perdana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, banyak perusahaan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka mengembangkan usahanya. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk mengembangkan dan memperluas usahanya. Salah satu keterbatasan perusahaan dalam mengembangkan dan

Lebih terperinci

fundamental management journal online eissn: Volume:2 online No

fundamental management journal online eissn: Volume:2 online No fundamental management journal online eissn: 2540-9220 2016 ANALISIS PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP UNDERPRICING (STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR JASA, PERDAGANGAN DAN INVESTASI YANG

Lebih terperinci

Nama : Setiyanti Rianta P. NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto

Nama : Setiyanti Rianta P. NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR JASA YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 2015 Nama : Setiyanti Rianta P.

Lebih terperinci

Rahadian Hadi Wijaya Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Abstract

Rahadian Hadi Wijaya Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Abstract ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) (Studi empiris pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2005 2006) Rahadian Hadi Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Hal ini mendorong manajemen untuk memilih salah satu alternatif-alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang berbasis bisnis adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan mencari keuntungan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif sumber permodalan yang dipilih oleh perusahaan yaitu melakukan go public atau menawarkan sahamnya ke publik. Dua alasan utama mengapa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA Jurnal Akuntansi Bisnis Lismawati, Vol. 02 No. Munawaroh 02 Mei 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh Lismawati Munawaroh ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Underpricing Yolana dan Martani (2005) mendefinisikan underpricing adalah adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Financial Leverage, Return On Equity (ROE) dan Firm Size terhadap Tingkat Underpricing (Studi Kasus pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Initial Public

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal (capital market) merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usahanya adalah dengan cara melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI 2000-2004 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dana untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan modal suatu perusahaan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Perusahaan diharuskan mampu berkembang dan membuat inovasi-inovasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan dan kinerja keuangan dengan indikator ROA, Financial Leverage dan Likuiditas terhadap underpricing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan inilah yang mendasari suatu perusahaan untuk menarik investor dari luar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel yang Digunakan Sebagaimana pengambilan sampel dalam penelitian ini, bahwa sampel merupakan perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

Lebih terperinci

Eliezer Kurnia Aryapranata Adityawarman 1

Eliezer Kurnia Aryapranata Adityawarman 1 DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 PENGARUH REPUTASI AUDITOR, REPUTASI UNDERWRITER,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BEI PERIODE 2008 2010 (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010) SKRIPSI Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara 2 variabel

Lebih terperinci

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) PENGARUH ROA, EPS, PER DAN DER TERHADAP PENETAPAN HARGA SAHAM SETELAH IPO (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) Dewi Anjarwani Mugiasih anjar_zoe@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2012 (The Analysis of Factors Which Effect to Underpricing on Go Public Companies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar perusahaan

Lebih terperinci

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti

: Suriana Juniarti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sugiharti Binastuti ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015 Nama : Suriana Juniarti NPM : 27212205

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang didukung pula dengan beberapa supporting theory. Teori-teori tersebut akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang didukung pula dengan beberapa supporting theory. Teori-teori tersebut akan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan grand theory teori agensi dan teori sinyal yang didukung pula dengan beberapa supporting theory. Teori-teori tersebut akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisinis pada masa masa sekarang sangat berkembang sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat. Persaingan perusahaan tidak hanya terjadi pada

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage Judul : Reputasi Auditor Sebagai Pemoderasi Pengaruh Size, Return On Assets dan Financial Leverage pada Tingkat Underpricing Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia Nama : Pande Kadek Ary Raditya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai cara dan keinginan untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan mengadakan ekspansi. Untuk ekspansi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan teknologi dan komunikasi telah menciptakan iklim persaingan yang ketat. Hal ini menuntut perusahaan agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era milenium seperti sekarang ini, dunia perekonomian berkembang secara pesat baik perekonomian di dalam negeri maupun secara global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran sebagai sarana investasi bagi investor dan alternatif sumber dana bagi perusahaan tentunya sangat memberikan manfaat dan keuntungan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usaha pada persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan pada umumnya membutuhkan dana yang besar, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Underpricing adalah selisih positif antara harga saham dibursa efek dengan harga saham di pasar perdana pada saat IPO. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi saat ini semakin berkembang. Banyak perusahaan mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modal. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana. Pasar modal merupakan mediator antara pihak yang kelebihan dana

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2010). Indonesian Capital Market Directory. The Compilation. 20 Tahun

DAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2010). Indonesian Capital Market Directory. The Compilation. 20 Tahun DAFTAR PUSTAKA Ali, S., dan Hartono, J. (2003). Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6 (1), hal 41-53. Anonim. (2010). Indonesian

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (2) (2013) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENYEBAB UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI INDONESIA Eka Retnowati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan melakukan go-public. Banyak perusahaan yang pada awalnya merupakan bisnis keluarga dengan seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Fenomena underpricing dikemukakan Alteza (2010), yaitu signaling

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Fenomena underpricing dikemukakan Alteza (2010), yaitu signaling BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Signalling Fenomena underpricing dikemukakan Alteza (2010), yaitu signaling hypothesis. Dalam konteks ini underpricing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Isfenti Sadalia dan Khalijah Staf Pengajar FE USU Abstract: The purpose of this research is to

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan hasil perolehan sampel dan data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Salah satu alternatif pendanaan dari luar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sekarang ini dijadikan alternatif pendanaan yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sekarang ini dijadikan alternatif pendanaan yang berasal dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan tambahan modal semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perusahaan. Hal ini menuntut manajemen untuk memilih komposisi struktur modal yang optimal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA Suyatmin & Sujadi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract The study aimed to examine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock exchange). Bursa efek sebenarnya sama dengan pasar-pasar lainnya yaitu tempat bertemunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk

BAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan menginginkan kemajuan operasional usaha untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik pada khususnya. Untuk dapat bertahan dan meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidak akan terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor ketersediaan dana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Sifat penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder.

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE 2008-2010 Renna Magdalena Program Studi Akuntansi Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya-Indonesia renna.magdalena@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata I pada Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Harga Saham Initial Public Offering Indonesia

Analisis Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Harga Saham Initial Public Offering Indonesia 1 Analisis Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Harga Saham Initial Public Offering Indonesia An Analysis On Accounting and Non Accounting Information To Stock Price Initial Public Offering Indonesian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Analisis Perhitungan pada Variabel Independen 4.1.1. Analisis Price to Book Value (PBV) Price to Book Value berfokus pada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh kemajuan teknologi dan komunikasi membuat banyak perusahaan berlombalomba untuk melakukan ekspansi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana sering terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Risqi dan Harto (2013), Razafindrambinina dan Kwan (2013), Suyatmin dan Sujadi (2010), Handayani dan Shaferi (2010), dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berjalannya waktu kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan dalam mengembangkan dan menjalankan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA (Studi Kasus Pada Perusahaan Non Keuangan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010) Ardhini Yuma Sari Erman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA 0 PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

Pada saat perusahaan melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh informasi

Pada saat perusahaan melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh informasi ANALISIS PENGARUH FAKTOR INFORMASI AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI TERHADAP INITIAL RETURN PADA PENAWARAN PERDANA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi empiris perusahaan yang melakukan Intial Public Offering

Lebih terperinci

DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9

DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9 DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Globalisasi dan Teknologi terus terjadi terutama pada tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang termasuk bidang

Lebih terperinci

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B PENGARUH ROE, ROA, EPS, DER, DAN PROYEKSI PER TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH PENAWARAN PERDANA (INITIAL PUBLIC OFFERING/IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, simpulan yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Financial leverage terbukti berpengaruh positif signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai berbagai cara alternatif untuk memperoleh sumber pendanaan dalam mengembangkan suatu usaha. Salah satu alternatif pendanaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris di Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar pada BEI Tahun )

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris di Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar pada BEI Tahun ) PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris di Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar pada BEI Tahun 2011-2013) Diah Puspitasari Dosen Pembimbing : Ririh Dian Pratiwi SE, M.Si,

Lebih terperinci

Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun

Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010 Aldio Rendy Himawan Drs. R. Djoko Sampurno, MM ABSTRACT Many researcher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengembangkan usahanya, perusahaan membutuhkan dana yang besar. Dalam mewujudkan usaha ini, perusahaan dapat menempuh usaha tersebut dengan cara

Lebih terperinci

pengujian tersebut diperoleh nilai minimal, maksimun, nilai rata-rata, skewness,

pengujian tersebut diperoleh nilai minimal, maksimun, nilai rata-rata, skewness, BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai hasil pengujian hipotesis dengan satu variable dependen yaitu initial return dan enam variable independen yang terdiri dari umur perusahaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan A. Latar Belakang. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 2, Desember 2015, hlm 79-88

1. Pendahuluan A. Latar Belakang. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 2, Desember 2015, hlm 79-88 PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) Maryati 130462201071 Inge Lengga Sari Munthe, SE.Ak., M.Si, CA Tumpal Manik, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mempertahankan eksistensi maupun mengembangkan usahanya, perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO Oleh : Raharjo 1, Mafudi 2 dan Sunarmo 3 1 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal

Lebih terperinci

Repositori STIE Ekuitas

Repositori STIE Ekuitas Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-02-13 Pengaruh Persentase Saham Yang Ditawarkan Dan Solvability Ratio Terhadap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi underwriter,

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi underwriter, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, Return On Equity (ROE), dan financial leverage pada underpricing pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan melalui penjualan saham mau pun

Lebih terperinci