Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang- Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh Raden Walangsungsang 1 diubah namanya menjadi Caruban. 2 Nama Caruban sendiri terbentuk karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat dan sebutan lain Cirebon adalah Caruban Larang. Pada perkembangannya Caruban berubah menjadi Cirebon karena kebiasaan masyarakatnya sebagai nelayan yang membuat terasi udang dan petis, masakan berbahan dasar air rebusan udang/cai-rebon 3. Tahun 1389 M, Cirebon disebut Caruban Larang, terdiri atas Caruban pantai/ pesisir dan Caruban Girang. 4 Letak Cirebon yang berada dipesisir Pantai Utara Jawa yang merupakan jalur strategis perdagangan lokal maupun internasional membuat Cirebon cepat berkembang menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar negeri. Para pedagang yang singgah di pelabuhan Cirebon 1 Walangsungsang adalah putra sulung dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi dan Permaisuri Subang Larang. Dalam perannya membangun kekuatan Islam di Cirebon, beliau membangun Dalem Agung Pakungwati dan menjabat sebagai kuwu Cirebon kedua dengan gelar Pangeran Cakrabuana/Cakrabumi. (lihat Aria, 1972: 12) 2 Susanto Zuhdi, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah). (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997), hlm Cai berasal dari bahasa Sunda yang berarti air, dan rebon berarti udang kecil. Dalam penggunaannya, kata cai disingkat menjadi ci sehingga menjadi ci-rebon. 4 P. S. Sulendraningrat, Sejarah Cirebon. (Cirebon: Lembaga Kebudayaan Wilayah Tingkat III Cirebon, 1978), hlm

2 2 umunya adalah pedagang Islam yang berasal dari China, Arab, dan Gujarat yang kemudian banyak diantara mereka yang menetap di Cirebon. Sejak abad ke 15 M Cirebon sudah banyak didatangi pedagang Islam yang kemudian menetap. Oleh karena itu menurut Tome Pires, seorang pedagang Portugis yang pernah mengadakan pelayaran disepanjang pantai Utara Jawa pada tahun 1531, kerajaanpajajaran melarang orang-orang muslim terlalu banyak masuk ke dalam. Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Budha yang menguasai wilayah Sunda termasuk hingga kewilayah Cirebon. Kerajaan Sunda Pajajaran sendiri pada saat itu di pimpin oleh raja yang bergelar Sri Paduka (Baduga) Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi. 5 Karena Prabu Siliwangi penganut ajaran Sang Hyang/Hindu- Budha, maka masuknya agama Islam dibatasi agar tidak mengancam kekuasaannya. Akan tetapi, penyebaran Islam di Cirebon menjadi berkembang pesat setelah Pangeran Cakrabuana menjadi Kuwu di Cirebon. Pangeran Cakrabuana adalah Raden Walangsungsang, anak Sulung Prabu Siliwangi dan Permaisuri Nyai Subang Larang yang beragama Islam. Dari pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang lahir tiga keturunan bernama Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja Sengara/Kian Santang. 6 Setelah dewasa Raden Walangsungsang diperkenankan meninggalkan Pajajaran untuk memperdalam ilmu Islamnya disusul kemudian oleh adiknya Lara 5 M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, Sejarah Kerajaan TradisionalCirebon.(Jakarta: Suko Rejo Bersinar, 2001),hlm P. S. Sulendraningrat, op. cit.,hlm. 15.

3 3 Santang. Diperjalanan menuju Cirebon Raden Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis. Tempat pertama Islam diperkenalkan di wilayah Cirebon adalah pelabuhan Muara Jati dan Dukuh Pasambangan. Orang pertama yang mengenalkan Islam adalah Syekh Idlofi/Syekh Datuk Kahfi/Syekh Nurul Jati yang kemudian menetap dan mendirikan pesantren. Raden Walangsungsang, Lara Santang, dan Endang Geulis yang kemudian berguru pada Syekh Nurul Jati membuka pedukuhan di daerah Tegal Alang-Alang. Lambat-laun para pribumi yang tertarik dengan ajaran Islam mulai memeluk Islam dengan suka rela. Setelah mendirikan pedukuhan Raden Walangsungsang dan Lara Santang pergi menunaikan Ibadah Haji. Diperjalanannya Lara Santang menikah dengan Syarif Abdillah Bin Nurul Alim, Sultan Mesir yang bergelar Sulthon Makhmud Syarif Abdullah dari keluarga Bani Hasyim. Agar mudah diterima kemudian nama Lara Santang diubah menjadi Syarifah Muda im. Dari pernikahan ini Syarifah Muda im melahirkan dua orang putra yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. 7 Syarif Hidayatullah kelak menjadi Sultan pertama di Kesultanan Cirebon dan menjadi salah satu diantara Wali Songo, para penyebar agama Islam di Jawa. Sunan Gunung Jati atau yang dikenal Syarif Hidayatullah dilahirkan di Mekah tahun 1448 M dari pernikahan Syarif Abdullah dengan Syarifah Mudaim atau Lara Santang. Pada usia 120 tahun, Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1568 M. Jenazahnya dikebumikandipuncak Gunung Sembung/Astana 7 M. Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiah, loc.cit.,

4 4 Agung Gunung JatiCirebon. 8 Kesultanan Cirebon lahir setelah Sunan Gunung Jati Syarif Hidyatullah menikahi sepupunya Nyai Pakungwati, anak dari Pangeran Cakrabuana/Walangsungsang sebagai Kuwu Cirebon. Pada tahun 1479 M, beberapa misionaris Islam dari Baghdad, Mekah, Mesir, dan Siria berkumpul dipulau Jawa dalam rangka ekspansi agama Islam 9, membentuk sebuah Dewan Walisongo yang semula diketuai Sunan Ampel (setelah wafat) digantikan diketuai Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah. 10 Para penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo telah lama melihat perkembangan Cirebon sebagai basis dari penyebaran Islam, karenanya Sunan Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki riwayat mumpuni sebagai orang yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap bisa mewujudkan misi pengembangan Islam di Jawa. Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah yang pada tahun 1479 M mendapat restu Pangeran Cakrabuana dan dewan Walisongo yang diketuai Sunan Ampel telah menghentikan upeti kepada Pajajaran yang menandakan telah berdirinya Cirebon. 11 Saat itulah Kesultanan Cirebon berdiri terlepas dari Pajajaran dan menjadi Kerajaan yang berdaulat. Setelah Sunan Gunung Jati 8 P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm Misi ekspansi agama Islam ke Indonesia merupakan pengembangan Islam di Pulau Jawa yang dilakukan dengan jalan damai, bukan jalan kekerasan.pengembangan Islam di daerah Malaya dan Indonesia tidak menghapuskan pengaruh India tapi merupakan konversi antara budaya Hindu dengan Islam. (Toynbee, 2006: 620) 10 P. S. Sulendraningrat, op.cit.,hlm Ibid.,hlm. 15.

5 5 mendirikan dan memimpin Kesultanan Cirebon, proses Islamisasi menjadi lebih nyata terjadi. Hal itu terlihat dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon, antara lain Luragung, Kuningan, Banten, Sunda Kelapa, Galuh, Sumedang, Japura Talaga, Losari dan Pasir Luhur. Dakwah Sunan Gunung Jati tidak dilakukan dengan cara yang revolusioner, tetapi dengan cara yang mudah diterima yakni dengan memperbaiki yang sudah ada. Kegiatan-kegiatan keagamaan contohnya, dalam perayaan Panjang Jimat dan Sekatenadalah percampuran budaya yang hingga sekarang masih bisa kita lihat. Selain itu, contoh percampuran budaya juga terlihat sangat unik dalam ornamen keagamaan seperti di Masjid Agung Sang Ciptarasa yang menggunakan bentuk bengunan limasan khas budaya Hindu. Saat Sunan Gunung Jati menjadi Sultan petama di Cirebon sekaligus pengangkatannya sebagai Sunanpada tahun 1479 M hingga tahun 1568 M, budayahindu-budha yang merupakan agama peninggalan Pajajaran tidak dihapuskan, melainkan diselaraskan dengan ajaran Islam. Berbagai peninggalan pasca proses Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati masih terlihat hingga saat ini. Proses maupun hasil dari Islamisasi Sunan Gunung Jati memiliki keunikan tersendiri dan menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengkaji dakwah Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Kesultanan Cirebon tahun M. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :

6 6 1. Bagaimana kondisi geografis dan sosio-kultural Cirebon sebelum masuknya Islam? 2. Bagaimana sekilas tentang Sunan Gunung Jati? 3. Bagaimana dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Cirebon? 4. Bagaimana pengaruh dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon? 5. Bagaimana kondisi masyarakat Cirebon pasca proses Islamisasi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Tujuan Umum a. Melatih kemampuan berfikir kritis, analisis, sistematis dan objektif dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah. b. Mengaplikasikan metodologi penelitian sejarah dan historiografi yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan. c. Mengembangkan disiplin intelektual terutama profesi dalam bidang sejarah. d. Menumbuhkan wawasan sejarah kebangsaan dan nasionalis di Indonesia. 2. Tujuan Khusus a. Memberi gambaran mengenai kondisi geografis dan sosio-kultur Cirebon sebelum masuknya Islam. b. Memberi sekilas gambaran tentang Sunan Gunung Jati di Cirebon. c. Memberi gambaran mengenai dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati.

7 7 d. Memberi gambaran mengenai pengaruh Dakwah Sunan Gunung Jati dalam bidang politik, agama, ekonomi dan sosiologi di Kesultanan Cirebon. e. Memberi gambaran mengenai kehidupan masyarakat Cirebon setelah proses Islamisasi di Cirebon. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca a. Memberi gambaran mengenai perkembangan agama Islam di Cirebon dan peranan Sunan Gunung jati dalam proses Islamisasi di Cirebon Khususnya. b. Pembaca dapat menilai secara kritis, analitis serta dapat mengambil hikmah dari perjuangan Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Cirebon. c. Diharapkan pembaca menjadi lebih mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas, benar, dan obyektif tentang Dakwah Sunan Gunung Jati Dalam Proses Islamisasi di Kesultanan Cirebon Tahun M. 2. Bagi Penulis a. Guna memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. b. Untuk mengkaji lebih dalam tentang sejarah Cirebon. c. Sebagai tolak ukur kemampuan dalam meneliti, menganalisis dan merekontruksi peristiwa masalalu dan menyajikannya dalam karya sejarah.

8 8 d. Untuk lebih mengetahui peranan Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Cirebon. E. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan telaah terhadap suatu literatur yang dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam sebuah penulisan karya skripsi. 12 Penulisan karya sejarah atau pun penulisan sejarah selalu berdampingan dengan penggunaan literatur-literatur guna mendukung fakta-fakta yang akan disampaikan oleh penulis. Mengenai hal ini, sangatlah diperlukan kajian pustaka guna memperoleh data atau pun informasi yang terdapat dari berbagai literatur yang ada. Rumusan pertama tentang kondisi geografis dan sosiokultural Cirebon sebelum Islamisasi.Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang, Cirebon merupakan daerah pesisir di utara Pulau Jawa yang berada di bawah pengaruh kerajaan Pajajaran. Kerajaan Pajajaran sendiri merupakan kerajaan bercorak Hindu sehingga masyarakat Cirebon yang berada di bawah kekuasaannya pun merasakan suasana kehinduan, salah satunya adanya sistem kasta yang merugikan kalangan tertentu. Sebagai daerah pesisir, kehidupan di Cirebon tidak lepas dari perdagangan baik bersifat lokal maupun internasional sehingga Cirebon bisa dikatakan tempat berkumpulnya orang dari berbagai etnis.karena itulah Cirebon juga tidak lepas dari fungsinya sebagai pintu masuk agama Islam di Jawa bagian barat. 12 Daliman, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi. (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah FISE UNY, 2006), hlm. 3.

9 9 Penulis menggunakan pustaka berjudul Sejarah Cirebon yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang ditulis oleh P. S. Sulendraningrat. Buku ini berisi tentang perkembangan Cirebon yang bermula dari sebuah pedukuhan yang berkembang menjadi Kesultanan. Buku Sejarah Cirebon banyak bersumber pada manuskrip yang berjudul Purwaka Caruban Nagari yang menceritakan perkembangan Cirebon menurut naskah tradisi Cirebon. Selain itu, digunakan juga buku Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutrayang merupakan kumpulan makalah ilmiah tentang Cirebon yang disusun oleh Susanto Zuhdi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini berisikumpulan makalah yang membahas Cirebon, terutama peran Cirebon sebagai pintu masuknya Islam di Jawa Barat dengan tokohnya yang terkenal, Sunan Gunung Jati. Pada rumusan kedua sekilas tentang Sunan Gunung Jati, dimana ada beberapa pandangan yang menggambarkan sosok Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah merupakan putra sulung dari Sultan Mesir Syarif Abdullah dan Syarifah Muda im atau Lara Santang. Setelah Syarif Abullah meninggal, Sunan Gunung Jati menyerahkan tahta Mesir kepada adiknya, Syarif Nurullah dan mengikuti ibunya untuk menjadi mubaligh di tanah Jawa. Pada waktu yang telah ditentukan, Sunan Gunung Jati dinikahkan dengan sepupunya Nyai Pakungwati dan menjabat sebagai Sultan pertama di Cirebon. Penulis menggunakan pustaka berjudul Sejarah Cirebon yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pustaka lain yang digunakan penulis yaitu kitab Purwaka Caruban Nagari yang ditulis Pangeran Aria Carbon dan telah

10 10 diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Sulendraningrat. Kitab ini berisi tentang kelahiran daerah yang disebut Cirebon. Dalam buku ini juga membahas tentang latar belakang Sunan Gunung Jati menurut tradisi Cirebon. Sunan Gunung Jati, seperti kebanyakan tokoh sejarah pada masanya memiliki beragam penafsiran terhadap nama, asal, dan silsilah keluarganya. Oleh karena itu, dengan adanya silsilah Sunan Gunung Jati dalam buku ini membantu penulis menemukan informasi tentang sosok Sunan Gunung Jati. Pada rumusan ketiga, tentang bagaimana dakwah Sunan Gunung Jati meliputi wilayah, metode, dan sarana yang digunakannya. Dakwah Sunan Gunung Jati di Pulau Jawa meliputi berbagai wilayah di Jawa umumnya, Jawa Barat khususnya hingga daerah Sunda Kelapa. Metode dakwah yang dipakai Sunan Gunung Jati bisa terbagi kedalam dua yaitu metode struktural yaitu Sunan Gunung Jati sebagai Sultan dan metode kultural yaitu Sunan Gunung Jati sebagai propagator of Islam in West Java tidak menghapuskan pengaruh Hindu, melainkan menyempurnakannya dengan ajaran Islam. Sarana yang digunakan Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi selain berbagai alat seni, digunakan juga keraton sebagai pusat kegiatan dakwahnya, dan masjid agung sebagai pusat pengajaran agamanya. Pustaka yang digunakan penulis berjudul Sunan Gunung Jati yang ditulis oleh Dadan Wildan. Buku ini berisi tentang Kesultanan Cirebon dan sosok Sunan Gunung Jati yang disimpulkan berdasarkan perbandingan naskah-naskah tradisi Cirebon dengan berita-berita asing. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang polapola dakwah yang dilakukan walisongo pada umumnya, Sunan Gunung Jati pada

11 11 khususnya.pola-pola dakwah ini terkandung dalam ajaran yang sangat toleran dengan kebudayaan yang sudah ada sebelumnya. Pola dakwah Sunan Gunung Jati bahkan meninggalkan bekas yang hingga sekarang bisa kita saksikan antara lain Keraton Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Sang Ciptarasa, dan beberapa upacara keagamaan seperti sekaten dan muludan sebagai bentuk kebijaksanaan Sunan Gunung Jati dalam menarik masyarakat memeluk Islam. Selain itu, penulis juga menggunakan buku Sejarah Daerah Jawa Barat.Buku ini berisi lahirnya Cirebon sebagai pusat kekuatan Islam di Jawa Barat.Dalam buku ini juga membahas mengenai peran politik Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Cirebon yang ikut membantu Demak dalam melawan Portugis di Banten dan Sunda Kelapa.Lebih dari itu, lahirnya Kesultanan Banten yang merupakan keturunan Sunan Gunung Jati dibahas juga dalam buku ini.sebagai tambahan, buku Sejarah Cirebon dan Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra juga digunakan dalam menjawab rumusan ini. Pada rumusan keempat tentang pengaruh dakwah Sunan Gunung Jati yang meliputi politik, agama, ekonomi, dan sosial budaya.pengaruh dakwah Sunan Gunung Jati merubah pemerintahan di Cirebon menjadi Kesultanan dan memerdekakan diri dari pengaruh Pajajaran. Sebagai raja dan ulama, peran Sunan Gunung Jati dalam bidang agama sangat terasa, dakwah yang penuh hikmah dan toleransi membuat masyarakat Cirebon tertarik mempelajari Islam. Dalam perkembangannya, kehidupan masyarakat Cirebon juga berubah dengan sendirinya, perpaduan budaya yang disempurnakan untuk tujuan Islam bisa kita lihat hingga saat ini baik dalam seni bangunan maupun acara tradisi.

12 12 Penulis menggunakan pustaka yang sudah disebut sebelumnya antara lain, Sejarah Cirebon, Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, dan Sunan Gunung Jati. Pustaka lain yang digunakan adalah buku berjudul Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon karya Sanggupri Bochari dan Wiwi Kuswiyah. Dalam buku ini dijelaskan tentangpengaruh dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon yang terasa dalam berbagai bidang yaitu dalam bidang politik, agama, ekonomi, dan sosial budaya. Dakwah Islam Sunan Gunung Jati tidak semata-mata soal agama, akan tetapi perannya sebagai seorang Sultan pertama di Cirebon membawa pengaruh besar terutama pada perubahan kepercayaan masyarakat Cirebon. Perannya sebagai Sultan juga tentu memengaruhi kondisi ekonomi dan sosial budaya Cirebon terlihat dari perkembangannya sebagai kerajaan Islam yang berkembang diwilayah bekas wilayah kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran yang menganut ajaran Hindu-Budha. Sebagai tambahan, penulis juga menggunakan buku berjudul Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia yang ditulis oleh Prof. A. Daliman. Buku ini mengkaji tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pengaruh Islam dalam membangun karakteristik kerajaan Islam, tata letak kota dan kondisi sosio-kultur masyarakat Indonesia dari awal Islam masuk hingga masa jaya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pada rumusan kelima tentang kondisi masyarakat Cirebon pasca Islamisasi Sunan Gunung Jati lebih memfokuskan pada peninggalan dakwahnya. Islamisasi yang diusahakan Sunan Gunung Jati meninggalkan dampak yang nyata terhadap akulturasi yang terjadi dimasyarakat. Beragam peninggalan yang berbentuk fisik

13 13 contohnya gapura berbentuk candi bentar dan bentuk limasan pada bangunanbangunan kerajaan, banyak menunjukkan bukti adanya gabungan kebudayaan Hindu-Budha dan Islam. Pustaka yang digunakan penulis berjudul Makam- Makam Walisongo di Jawa yang ditulis oleh Dr. Machi Suhandi. Buku yang memuat beragam peninggalan Islamisasi di Jawa yang dilakukan para Wali dari dokumen-dokumen hingga peninggalan lain yang berkaitan dengan Islamisasi di Jawa. Dalam buku ini juga menjelaskan kondisi geografis makam Sunan Gunung Jati.Selain itu, buku Sunan Gunung Jati digunakan juga oleh penulis dalam melengkapi karya ini. F. Historiografi Yang Relevan Rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau berdasarkan data dengan menempuh proses disebut historiografi. 13 Historigrafi merupakan proses rekonstruksi peristiwa sejarah melalui analisis dan kritis mengenai data dan fakta yang ada, sehingga diperoleh penulisan yang seobjektif mungkin. Ada dua historiografi relevan yang mendahului penelitian ini, yang pertama skripsi berjudul Proses Islamisasi Cirebon Tahun karya Jakiyatul Miskiya pada tahun 2002, mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini mengulas tentang kehidupan masyarakat Cirebon sebelum, selama dan setelah Islam masuk dan proses Islamisasi berlangsung.perbedaan skripsi ini dengan skripsi Jakiyatul Miskiya adalah dimana Sunan Gunung Jati selain sebagai penyebar agama Islam di 13 Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer Of Historical Method.Dalam buku Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah.(Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1975),hlm. 32.

14 14 Cirebon, beliau juga merupakan Sultan pertama di Kesultanan Cirebon yang mampu mendirikan kerajaan Islam didaerah kerajaan Sunda Pajajaran yang bercorak Hindu-Budha. Perannya sebagai Sultan tidak hanya memberi pengaruh di Cirebon saja, melainkan hampir keseluruh Jawa bersama-sama dengan para ulama lainnya yang tergabung dalam Walisongo. Historiografi Relevan yang kedua adalah skripsi berjudul Peranan Sunan Gunung Jati dalam Kasultanan Cirebon Tahun yang ditulis oleh Fajar Gunawan tahun 2010, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan mengenai latar belakang Sunan Gunung Jati dari sebelum Beliau menjabat sebagai Sultan hingga Beliau mendirikan Kesultanan Cirebon dan menjabat sebagai Sultan pertama. Selain itu, poin penting lain dari skripsi ini adalah pengaruh Sunan Gunung Jati Selama memerintah di Kesultanan hingga pasca pemerintahannya.perbedaan skripsi ini dengan skripsi Fajar Gunawan adalah dimana penekanan skripsi ini pada dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati.Fokus skripsi ini bukan dalam peranan secara meluas, tetapi mengerucut pada dakwah dan metode pengislaman yang dilakukan Sunan gunung Jati.Melalui metode-metode yang penuh hikmah, Islamisasi Sunan Gunung Jati bisa diterima secara sukarela oleh masyarakat Cirebon. G. Metode Penelititan dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Untuk dapat menulis karya sejarah yang mendekati objektif, diperlukan metode penulisan sejarah. Sejarah memiliki metode tersendiri

15 15 dalam mengungkapkan peristiwa masalalu supaya dapat menghasilkan karya sejarahyang kritis dan objektif. 14 Menurut Kuntowijoyo, dalam melakukan penelitian sejarah diperlukan lima tahapan, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumberheuristic, verifikasi, interpretasi dan penulisan/historiografi. 15 Dalam penulisan skripsi ini menggunakan langkah-langkah penelitian sejarah dari Kuntowijoyo sebagai berikut: a. Pemilihan Topik Sebelum memulai penelitian sejarah, harus ditentukan dulu topik yang akan diteliti. Perlu diingat, bahwa dalam mencari topik tidak boleh bersifat kompilasi terhadap karya yang sudah ada. Akan tetapi memberi sumbangan baru dari hasil penelitiannya. Langkah pertama dalam melaksanakan penelitian sejarah adalah pemilihan topik. Pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. 16 Peneliti memilih kedekatan emosional karena Cirebon merupakan asal domisili penulis. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk membahas mengenai Sunan Gunung Jati dan pengaruhnya terhadap Islamisasi yang terjadi di Cirebon. Seperti yang kita tahu, Cirebon sebelum Islam masuk merupakan daerah 14 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),hlm Ibid.,hlm Ibid.,hlm. 91.

16 16 kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran yang menganut kepercayaan Hindu- Budha. Maka dengan masuknya Islam penulis berusaha menganalisis bagaimana strategi Islamisasi yang dilakukan Sunan Gunung Jati dan Hasil dari Islamisasi tersebut. Mengenai pembatasan tahun yaitu M, merupakan tahun dimana Sunan Gunung Jati diangkat menggantikan Walangsungsang pada 1479 M dan wafatnya Sunan Gunung Jati pada 1568 M. b. Pengumpulan Sumber (Heuristik) Heusristik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Heuriskein yang berarti memperoleh atau menemukan. 17 Menurut Nugroho Notosusanto, Heuristik merupakan kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau. Pencarian sumber dalam penelitian ini adalah yang berkaitan tentang Sunan Gunung Jati dan Proses Islamisasi yang terjadi di Jawa Barat, Khususnya di Cirebon. Sumber yang dicari bisa merupakan hasil penulisan orang yang terlibat langsung, maupun hasil dari tulisan lain. Hasil tulisan dapat dicari di perpustakaan UNY,perpustakaan FIB UGM, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,Arsip Kota Cirebon, perpustakaan Keraton Kasepuhan Cirebon, Perpustakaan Daerah Cirebon dan Perpustakaan lainnya. Sumber sejarah digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah yang diperoleh dengan berbagai cara, seperti studi pustaka atau 17 Main Umar, Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah.(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997),hlm. 173.

17 17 pengamatan langsung terhadap suatu peristiwa atau jejak peristiwa. Sumber-sumber tersebut dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Sumber Primer Sumber primer dibutuhkan dalam penelitian sejarah sebagai saksi langsung dari sebuah peristiwa sejarah. Menurut Louis Gottschalk, sumber primer merupakan kesaksian seorang dengan mata kepala sendiri atau kesaksian dengan panca indra lain. 18 Sedangkan Menurut Helius Sjamsuddin, sumber primer atau sumber pertama sebagai sumber asli (orisinil), yaitu evidensi atau bukti sejaman dengan peristiwa yang terjadi. 19 Dari beberapa panjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber primer adalah sumber yang benar-benar asli, tanpa perantara baik lisan maupun tulisan. Oleh karena jarak penelitian dengan peristiwa memiliki rentang waktu yang jauh, maka penulis belum menemukan sumber primer dan tidak menggunakan sumber primer. 2) Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah sesuatu yang disampaikan bukan oleh saksi mata. 20 Sedangkan menurut Nugroho Notosusanto, sumber sekunder adalah sumber dari seorang yang tidak hadir pada saat 18 Nugroho Notosusanto, op. cit.,hlm Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah.(Jakarta: Depdikbud, 1996),hlm. 20 Kuntowijoyo, op.cit.,hlm. 98.

18 18 c. Verifikasi peristiwa yang dikisahkan terjadi. Dalam penelitian ini, sumber sekunder yang dipakaiadalah sebagai berikut: Dadan Wildan.2012, Sunan Gunung Jati, Ciputat: Salima. Sanggupri, M., Bochari dan Wiwi Kuswiah Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon. Cirebon: CV. Suko Rejo Bersinar. Sulendraningrat P. S Sejarah Cirebon. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Susanto Zuhdi Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra ( Kumpulan Makalah Diskusi Ilmiah). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Uka Tjandrasasmita Sejarah Nasional Indonesia III: Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tahap selanjutnya setelah pengumpulan sumber adalah verifikasi yang merupakan kegiatan pengujian untuk mengetahui keabsahan suatu sumber. Pengujian karya sejarah yang dijadikan sumber dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1) Kritik Ekstern Kritik ekstern adalah melakukan penelitian dan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang berupa asal-usul dan waktu. 21 Kritik ekstern bertujuan untuk meneliti otentitas dan keaslian 21 Helius Sjamsuddin,Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2012),hlm. 104.

19 19 sumber dengan menggunakan sumber lain berdasarkan pertanyaan kapan, dimana, siapa dan dalam bentuk apa sumber itu dibuat. 22 2) Kritik Intern Kritik intern adalah melakukan pengujian isi terhadap sumber yang terkandung dalam jejak atau peristiwa masa lampau, sehingga diketahui kebenaran sumber tersebut. Kritik intern dilakukan setelah diketahui keaslian dari sumber sejarah yang bertujuan untuk memperoleh kredibilitas atau kelayakan suatu sumber sejarah sehingga dapat diketahui seberapa reliable kah sumber tersebut. d. Interpretasi Interpretasi atau penafsiran merupakan kegiatan penafsiran faktafakta yang ada sehingga ditemukan struktur logisnya kemudian dirangkai agar memiliki bentuk dan struktur. Pada tahap ini, penulis sejarah dituntut untuk memiliki kecermatan dan sikap objektif dalam hal interpretasi terhadap fakta-fakta sejarah yang diperoleh. 23 e. Penulisan (Historiografi) Historiografi merupakan rekonstruksi imajinatif masa lampau manusia berdasarkan data-data dan bukti-bukti yang diperoleh melalui proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan 22 ADB Rahman Hamid dan Mohammad Saleh,Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2011),hlm Ibid.,hlm. 50.

20 20 masa lampau. 24 Historiografi adalah tahapan terakhir dalam penulisan sejarah berupa laporan yang menyajikan fakta-fakta sejarah dalam bentuk tulisan. Hal-hal yang disajikan diharapkan dapat memberi gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian sejarah terhadap cabang ilmu lain sangat diperlukan. Hal ini dilakukan guna memberi gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang diteliti, darimana cara memandangnya, dari dimensi mana yang diperhatikan, unsur-unsur mana yang ingin diungkapkan dan lain sebagainya. 25 Multidimensionalitas dalam penulisan sejarah perlu ditampilkan agar gambaran dari sumber sejarah yang diperoleh menjadi lebih utuh dan menyeluruh sehingga determinisme atau keberpihakkan dapat dihindari. 26 Pendekatan yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan politik, agama, ekonomi dan sosiologis. Pendekatan politik dilakukan guna memperoleh gambaran mengenai transisi dari Cirebon yang merupakan wilayah Kerajaan Sunda Padjajaran yang menganut ajaran Hindu-Budha, sampai lahirnya Kesultanan Cirebon yang menganut ajaran Islam. Pengaruh politik menurut Sartono Kartodirdjo yaitu apabila sejarah politik biografi, hendaknya menginterpretasikan pelaku aktor-aktor mentalitasdari kelompok aktor tersebut. Motivasi, sikap dan 24 Helius Sjamsuddin, op.cit.,hlm Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993),hlm Ibid.,hlm. 87.

21 21 tindakan kesemuanya diarahkan oleh orientasi nilai yang diambil kelompok tersebut. 27 Pendekatan agama dilakukan guna memberi gambaran bagaimana pengaruh Islamisasi di Cirebon terhadap perubahan keyakinan masyarakat yang sebelumnya menganut ajaran Hindu-Budha.Pendekatan agama adalah suatu refleksi kritis dan sistematis yang dilakukan oleh penganut agama terhadap agamanya. 28 Pendekatan ekonomi menurut Sidi Gazalba dipergunakan sebagai ilmu bantu dalam menerangkan dan menafsirkan fakta masa lampau dengan perantaraan hukum-hukum yang disusun oleh teori-teori ekonomi. 29 Pendekatan ekonomi dilakukan guna memberi gambaran tentang keadaan ekonomi di Cirebon sebelum pengaruh Islam, hingga masuknya Islam sebagai wilayah pelabuhan maupun pasar. Pendekatan sosiologis adalah pendekatan yang menerangkan peranan sosiologis dalam menjelaskan perilaku manusia. 30 Pendekatan sosiologi dalam penelitian ini difokuskan kepada peranan dan tindakan yang dilakukan Sunan Gunung Jati dalam proses Islamisasi di Cirebon. Perilaku Sunan Gunung Jati sebagai pemuka agama Islam akan banyak dibahas dalam penulisan ini. 27 Ibid.,hlm K. Barnet, Pengantar Teologi.(Jakarta: Gunung Mulia, 1981),hlm Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu.(Jakarta: Bhratara, 1966),hlm Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar.(Jakarta: Rajawali, 1992),hlm. 469.

22 22 H. Sistematika Pembahasan Guna memperoleh gambaran yang jelas dan mudah dalam skripsi ini, maka akan dijelaskan garis besar skripsi ini dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, historiografi yang relevan, metode penelitian, pendekatan penelitian dan sistematika pembahasan skripsi ini. BAB II. CIREBON SEBELUM ISLAMISASI Dalam bab ini adalah pembahasan tentang kondisi geografis Cirebon. Selain itu, pembahasan mengenai kehidupan masyarakat Cirebon sebelum Islam masuk, baik dari segi agama, ekonomi, sosiologis dan politik. BAB III. SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI Dalam bab ini diberikan pembahasan tentang riwayat Sunan Gunung Jati, latar belakang kehidupannya sebagai seorang Sunan yang juga merupakan Sultan pertama di Cirebon. BAB IV. DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON Bab ini merupakan inti penulisan skripsi dimana dalam bab ini diberikan pembahasan dakwah Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon. Pembahasan meliputi wilayah dakwah Sunan Gunung Jati, metode serta sarana dakwah yang dilakukan Sunan Gunung Jati.

23 23 BAB V. PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON Dalam bab ini dijelaskan tentang pengaruh dakwah Islam yang dilakukan Sunan Gunung Jati di Kesultanan Cirebon terhadap masyarakat di Cirebon umumnya serta dalam bidang politik, agama, ekonomi, dan sosiologi khususnya.setelah itu berlanjut pada kondisi masyarakat Cirebon setelah mengenal agama Islam, serta bukti-bukti peninggalan mengenai adanya proses Islamisasi yang ada hingga saat ini. BAB VI.CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI Dalam bab ini dijelaskan tentang akhir hayat Sunan Gunung Jati. Akhir hayat beliau juga meninggalkan jejak yang dikategorikan dalam bentuk seni bangunan dan upacara.dalam seni bangunan yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon dan makam Sunan Gunung Jati, dalam upacara adalah maulud. BAB VII. KESIMPULAN Dalam bab ini berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang disertai jawaban atas rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya.

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon

Lebih terperinci

BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI. Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah

BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI. Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah BAB II CIREBON SEBELUM ISLAMISASI A. Kondisi Geografis Cirebon Sebelum lahirnya Cirebon sebagai kota seperti saat ini, Cirebon adalah sebuah pedukuhan yang berkembang menjadi negeri kemudian menjadi sebuah

Lebih terperinci

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN

DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DALAM PROSES ISLAMISASI DI KESULTANAN CIREBON TAHUN 1479-1568 JURNAL Oleh : Titan Rohkmutiana Hardhi Pembimbing : M. Nur Rokhman, M. Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah

BAB VII KESIMPULAN. kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah BAB VII KESIMPULAN Cirebon merupakan daerah Pesambangan yaitu sekitar lima kilometer dari kota Cirebon sekarang, sedangkan pelabuhan Muara Jati merupakan Lemah wungkuk. Cirebon sendiri saat itu terbagi

Lebih terperinci

BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON. perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial, politik, dan budaya serta

BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON. perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial, politik, dan budaya serta BAB V PENGARUH DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI DI KESULTANAN CIREBON A. Dalam Bidang Politik Pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati selama 89 tahun, banyak perubahan kebijakan yang menyangkut agama, sosial,

Lebih terperinci

BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI. pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1

BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI. pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun. 1 BAB VI CIREBON SEPENINGGAL SUNAN GUNUNG JATI A. Akhir Hayat Sunan Gunung Jati Purwaka Caruban Nagari menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 M, wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SEJARAH KERAJAAN CIREBON DAN KERAJAAN BANTEN Disusun Oleh Kelompok 3 Rinrin Desti Apriani M. Rendi Arum Sekar Jati Fiqih Fauzi Vebri Ahmad UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KERAJAAN CIREBON Kerajaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Kota Cirebon di Propinsi Jawa Barat, merupakan salah satu kota tua yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN Skripsi

PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN Skripsi PECAHNYA KESULTANAN CIREBON DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT CIREBON TAHUN 1677-1752 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

Remains of the Kraton Pakungwati, the original palace of Sunan Gunung Jati <

Remains of the Kraton Pakungwati, the original palace of Sunan Gunung Jati < Astana Gunung Jati, Mt Sambung, Cirebon ; the third of nine gates leading to the tomb of Syarif Hidayatullah. Beyond this access is forbidden to all but members of the royal family of Cirebon. < Remains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI. agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang dikenal dengan nama

BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI. agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang dikenal dengan nama BAB III SEKILAS KEMUNCULAN SUNAN GUNUNG JATI A. Riwayat Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah salah satu dari penyiar agama Islam di Tanah Jawa bersama kesembilan wali yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan yang masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian kemerdekaan memerlukan perjuangan yang sangat gigih dari para pahlawan yang ditandai dengan Proklamasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya Islam masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan roh nenek moyang yang merupakan sebuah kepercayaan lokal yaitu animisme dan dinamisme.

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Jepara adalah kota pelabuhan yang terletak di kawasan pantai utara Jawa Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI

PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI PERAN SUNAN GUNUNG JATI DALAM ISLAMISASI DI CIREBON SKRIPSI Disusun Oleh: LINDA WIJAYA SAMSUDIN NIM 1410310004 JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Ustadz Umar bin Achmad Baradja adalah seorang ulama yang memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada 10 Jumadil Akhir 1331 H/

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI

PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI PERJANJIAN 7 JANUARI 1681 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL POLITIK EKONOMI DI KERAJAAN CIREBON (1681 M-1755 M) SKRIPSI FIRLIANNA TIYA DEVIANI NIM. 14123151170 JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana

Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana Pendekatan Historiografi Dalam Memahami Buku Teks Pelajaran Sejarah *) Oleh : Agus Mulyana Buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan

BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan BAB V PENUTUP Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan orang-orang Islam di Jawa. Kedudukan dan kelebihan Masjid Agung Demak tidak terlepas dari peran para ulama yang bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenangan, Ponorogo. Sedang kota baru berada di pusat kota pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Jenangan, Ponorogo. Sedang kota baru berada di pusat kota pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Ponorogo terletak 200 Km arah barat daya kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten yang terkenal dengan Reyog (bukan reog) ini mempunyai hari jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan mengenai metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis. Menurut buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, bab

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan,

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berita-berita India yang dikutip awal abad masehi menyebut-nyebut daerah-daerah di Nusantara dengan lafal India.Melalui studi toponomi dapat diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pembahasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok keagamaan atau jama ah Islamiyah, 1 seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU), Persis, Ahmadiyah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci