INDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE ANALISIS ROOT CAUSE TRACING MODEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE ANALISIS ROOT CAUSE TRACING MODEL"

Transkripsi

1 INDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE ANALISIS ROOT CAUSE TRACING MODEL (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Hotel Santika Medan) Kelis Ardi Putra 1, Ir. Syahrizal, MT 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU Medan 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU Medan ABSTRAK Dalam dunia konstruksi, mengendalikan biaya, waktu dan mutu sangat penting artinya untuk pencapaian tujuan akhir proyek. Masalah terhadap batasan tersebut bisa menimbulkan tuntutan. Tuntutan tersebut bisa mengakibatkan tidak tercapainya tujuan akhir suatu proyek yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu kerugian-kerugian yang ditimbulkan dapat mempengaruhi hasil pekerjaan ataupun produk yang dihasilkan. Pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan tuntutan dengan menyertakan kerugian apa saja yang dialami dan penjelasan mengenai hak-hak yang dilanggar. Oleh karena itu diperlukan tindakantindakan pendukung dengan mempersiapakan dokumentasi, pengetahuan tentang dokumen kontrak, penjadwalan dalam pelaksanaan proyek, gambaran yang jelas tentang perubahan order dan komunikasi kerja yang baik. Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini adalah untuk mengindentifikasi hal-hal yang berpotensi menimbulkan tuntutan dari penyedia jasa dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya tuntutan pada proyek pembangunan Gedung Hotel Santika. Selanjutnya penulis melakukan kajian dengan membandingkan penelitian yang dilakukan dengan studi pustaka sehingga menghasilkan karya tulis yang bermanfaat. Hasil dari pelaksanaan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tuntutan pada pelaksanaan proyek konstruksi. Oleh karena itu informasi ini dapat membantu penyedia jasa meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen untuk menemukan solusi terhadap masalah tuntutan pada proyek konstruksi. Kata Kunci : Proyek konstruksi, tuntutan, penyedia jasa. ABSTRACT In the world of construction, cost control, time and quality is very important for achieving the final goal the project. Problems against these limits could lead to demands. These demands can result in not achieving the ultimate goal of a project that has been planned in advance. In addition to the losses incurred can affect the work or the resulting product. Aggrieved party can file a claim to include any losses suffered and an explanation of the rights that have been violated. It is therefore necessary actions with preparing supporting documentation, knowledge of contract documents, scheduling the execution of the project, a clear picture of the changes in working order and good communication. The aim of this thesis is to identify the things that could potentially give rise to claims from providers and what are the factors that influence the demands on development projects Santika Hotel Building. Furthermore, the authors conducted a study to compare the research done by the literature so as to produce a useful paper. Results of the implementation of the final project is expected to provide information about the demands on the implementation of construction projects. Therefore this information can help service providers improve the technical skills and management to find a solution to the problem of demands on construction projects. Keywords: construction projects, demands, service providers. 1

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karekteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbedabeda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih. Namun pada kenyataannya masalah keselamatan dan kesehatan kerja masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Berdasarkan data yang tercatat di PT. JAMSOSTEK, menunjukkan bahwa tahun 2010 terdapat kasus kecelakaan kerja di Indonesia, angka ini mencakup meninggal dunia, juga tercatat pekerja yang mengalami cacat fungsi, cacat sebagian, 31 cacat total dan sisanya berhasil sembuh. Data yang tercatat tersebut dianggap tidak menggambarkan kenyataan di lapangan yaitu tingkat kecelakaan kerja yang sebenarnya lebih tinggi lagi. Pada umumnya setiap proyek kontruksi (misalnya kontruksi bangunan, pembangunan infrastruktur, pembongkaran bangunan) melibatkan pekerjaan dan tugas tugas dengan resiko bahaya cukup besar. Contohnya adalah kecelakaan fatal terjadi ketika buruh bangunan jatuh dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang bergerak. Untuk dapat menganalisis penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada pekerjaan kontruksi maka digunakanlah metode ARCTM (Analysis Root-Cause Tracing Model). ARCTM merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisa terjadinya kecelakaan kerja didalam industry jasa kontruksi berdasarkan faktor faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja. ARCTM adalah sebuah metode yang terstruktur yang berfungsi dalam penyelidikan kecelakaan kerja untuk menjawab pertanyaan mengenai apa, bagaimana dan mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi. Metode ini merupakan pelengkap dari metode metode investigasi kecelakaan sebelumnya. 1.2 Perumusan Masalah Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karekteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi. Untuk dapat mengurangi intensitas kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, maka diperlukan kajian lebih lanjut mengenai kecelakaan kerja pada proyek konstruksi dan mengeahui faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut. 1.3 Tujuan Tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah Sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi faktor kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam suatu pekerjaan konstruksi; 2. Untuk mengetahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja serta faktorfaktor yang berpengaruh tehadap kejadian tersebut; 3. Berapa besar dampak akibat kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi dalam pekerjaanpekerjaan konstruksi. 1.4 Ruang Lingkup. Adapun ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di kota Medan pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Santika Medan. 2. Identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kisaran pengaruh dari faktor-faktor tersebut dengan menggunakan metode ARCTM (Analysis Root-Cause Tracing Model). 2. TINJAUAN PUSTAKA Dengan menggunakan metode : a) Influence Diagram Influence diagram adalah sebuah representasi visual yang digunakan dalam analisis terhadap suatu kejadian kecelakaan. Influence diagram menawarkan sebuah cara yang intuitif untuk mengidentifikasi 2

3 dan menampilkan variable variable factor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan bagaimana variable variable tersebut saling memperngaruhi satu dengan yang lainnya. Pembuatan konsep influence diagram didasarkan atas 2 faktor utama yaitu (event) dan (casual factor). Event meliputi dua keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja seperti kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act) yang dilakukan pekerja pada saat bekerja. Event dan casual factor digunakan untuk membantu investigator untuk memahami urutan suatu kejadian yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kejadian utama ataupun kecelakaan yang terjadi biasanya bukan hanya disebabkan oleh banyak factor yang kompleks dan telah berkembang setelah jangka waktu tertentu. Tujuan dari pemodelan diagram pengaruh adalah memudahkan didalam penelusuran root cause untuk menentukan factor factor utama penyebab terjadinya keelakaan kerja. Penentuan garis pengaruh pada hipotesa model dilakukan berdasarkan studi 31 literature yang telah dilakukan dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini contoh sederhana penggunaan influence diagram mengenai pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja. Gambar 2.1 Pemodelan diagram pengaruh mengenai pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja ( sumber : Rahman, Arifin dan Wijaya, Erdi Tama.(2009)). b) Metode Root Cause (ARCTM) Kecelakaan kerja yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, secara umum disebabkan oleh beberapa faktor yang terlibat didalamnya. Untuk mengetahui faktor faktor utama penyebab kecelakaan tersebut, maka diperlukan langkah langkah untuk mengidentifikasi kejadian kecelakaan secara detil dengan menggunakan suaut metode yang tepat. Salah satunya adalah dengan penggunaan metode root cause analisis. Analisis root cause adalah suatu tools sederhana yang di desain untuk menolong investigator kecelakaan untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam suatu kecelakaan tertentu, untuk menentukan bagaimana kecelakaan terjadi dan untuk memahami sebab mengapa kecelakaan tersebut timbul. Analisis root cause memiliki tipe pemodelan yang beragam. Khusus untuk penelitian dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan pemodelan ARCTM (analisis root cause tracing model). Metode ARCTM (analisis root cause tracing model) merupakan salah satu metoda yang tepat untuk membantu untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Pengembangan konsep dari metode ARCTM bertujuan untuk membentuk suatu model yang memudahkan investigator dalam mengidentifikasi sebab utama dari kecelakaan. Didalam mengembangkan suatu model prinsip utamanya didasari oleh ide ide abstrak, kompleksitas aspek keselamatan dan akibat akibat yang terlihat jelas seperti kelakaan dan luka luka. ARCTM mencoba untuk mengarahkan atensi investigator pada hal hal yang berhubungan dengan pekerjaan kontruksi pada saat terjadinya peristiwa kecelakaan kerja dan perilaku manusia (pelaksana pekerjaan kontruksi) Konsep utama dari ARCTM yaitu bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umum disebabkan oleh tiga sebab utama : 3

4 1. Kegagalan untuk mengindentifikasi kondisi yang tidak aman yang tercipta sebelum aktivitas pekerjaan dimulai atau berkembang setelah aktivitas pekerjaan dimulai. 2. Memutuskan untuk meneruskan satu aktivitas pekerjaan setelah pekerja mengidentifikasi satu kondisi tidak aman sudah tercipta. 3. Memutuskan untuk bertindak tidak aman yaitu dengan tanpa menghiraukan syarat standar lingkungan pekerja. ARCTM dirancang untuk memandu investigator melalui satu rangkaian pertanyaan yang dapat dijawab untuk dapat mengidentifikasi satu sebab utama mengapa kecelakaan terjadi. Kemudian konsep ini bias dikembangkan didalam menyelediki bagaimana penyebab utama berkembang. Solusi yang diharapkan dari penyelidikan tersebut, bertujuan agar penyebab utama dari terjadinya kecelakaan kerja tersebut bias dieliminisir pada pelaksanaan pekerjaan kontruksi yang lain. Adapun langkah langkah penggunaan model ARCTM dalam mengidentifikasi kecelakaan yaitu : 1. Menentukan keberadaan satu atau lebih kondisi tidak aman yang mengakibatkan pekerja mengalami kecelakaan kerja (sebelum dan sesudah dimulainya pekerjaan). Jika kecelakaan kerja yang dialami pekerja diakibatkan oleh kondisi yang tidak aman, maka diperlukan penelusuran sebab dari muncul dan berkembangnya kondisi yang tidak aman didalam area pekerjaan. Sejalan dengan kasus terciptanya kondisi yang tidak aman di dalam pekerjaan kontruksi, ARCTM mempunyai konsep yang tidak aman tersebut diakibatkan oleh tindakan dari manajemen, tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja, kejadian yang tidak melibatkan tenaga manusia (non-human-related) ataupun kondisi tidak aman tersebut terwujud secara alami pada saat pekerjaan kontruksi belum dilaksanakan (misalnya syarat syarat pre-existing taka man terhadap lokasi kontruksi). a. Kebijakan Manajemen menghasilkan kondisi tidak aman: - Investigator harus menentukan mengapa kondisi tak aman tidak dapat diindentifikasi dan dihilangkan oleh manajemen, dan siapa yang bertanggungjawab untuk beberapa tugas pekerjaan tersebut. b. Tindakan pekerja atau teman sekerja tidak aman menghasilkan kondisi tidak aman : - Investigator harus mampu untuk menentukan apakah pekerja mengenal/mengetahui prosedur yang benar dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerja tidak mengetahui, maka hal ini bias menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja yang dialami pekerja. - Investigator mampu dalam menentukan jika tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja, disebabkan oleh factor social, factor pimpinan atau tekanan dari manajemen. Jika factor social atau tekanan pimpinan mendorong kearah tindakan tidak aman, maka hal ini bisa menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Namun jika tekanan manajemen yang mendorong kea rah tindakan tidak aman, makan yang menjadi masalah adalah mengenai prosedur prosedur dari manajemen. - Investigator harus mampu untuk menentukan jika pekerja selalu atau kadangkala melakukan tindakan tidak aman didalam melakukan pekerjaan. Jika pekerja melakukan hal tersebut, maka diperlukan penelusuran lebih lanjut mengenai alas an pekerja tersebut melakukan tindakan yang tidak aman. c. Peristiwa non-human-related atau kondisi tidak aman tersebut sudah terbentuk sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kontruksi dilokasi area proyek : - Investigator mampu untuk mengetahui kemampuan dari manajemen atau pekerja untuk mengidentifikasikan suatu peristiwa atau kondisi. 2. Jika pekerja mengalami kecelakaan akibat dari kondisi tidak aman (sebelum dan sesudah memulai dimulainya pekerjaan), maka harus ditentukan apakah pekerja tersebut, telah mengidentifikasi kondisi yang tidak aman tersebut: a. Jika pekerja tidak mengidentifikasikan kondisi tidak aman, investigator harus dapat menentukan alas an dibalik kegagalan ini dengan cara menghadapi kondisi berikut ini : - Investigator harus dapat menentukan jika pekerja membuat asumsi salah tentang kondisi, maka alasan yang bisa dijadikan parameter adalah ketidakmampuan pekerja untuk mengkaji kindisi akibat dari adanya tugas yang dianggap baru menurut pekerja, ataupun pengetahuan yang tidak cukup dalam mengidentifikasi kondisi tidak aman terhadap tugas yang dilaksanakan - Investigator harus mempertimbangkan jika pekerja telah diberitahukan bahwa kondis pekerjaan adalah aman. Dalam beberapa kasus, investigator harus menentukan yang memberitahukan bahwa kondisi pekerjaan aman (teman kerja atau manajemen), dan mengapa pemberi informasi yakin bahwa kondisi pekerjaan tersebut aman. Jika teman kerja memberi tahu pekerja dan bergantung pada alas an teman sekerja meyakini bahwa kondisi 4

5 pekerjaan yang dilakukan adalam aman. Hal tersebut, bisa menjadi satu masalah, baik dari pelatihan kerja maupun sikap dari pekerja tersebut. - Investigator pun harus mengetahui jika pekerja tidak mengikuti prosedur prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan (misalnya jika terdapat tahap pekerjaan yang akan dikerjakan maka pekerja harus memeriksa keselamatan kondisi pekerja tersebut pada saat sedang bekerja dalam tahapan pekerjaan yang dikerjakan), jika pekerja gagal untuk mengikuti prosedur prosedur, investigator harus mengetahui apakah pekerja mengetahui prosedur prosedur tersebut. Jika pekerja tidak mengetahui, maka hal ini lah yang menjadi permasalahan. - Investigator pun harus juga mengetahui jika pekerja selalu ataupun kadangkala menggunakan prosedur yang salah dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerja melakukan hal tersebut, maka hal ini menunjukkan adanya masalah dengan prosedur prosedur manajemen karena manajemen harus mempunyai standar yang tepat untuk mengoreksi prosedur prosedur salah. b. Jika pekerja mengidentifikasikan kondisi tidak aman dan memutuskan untuk meneruskan aktivitas, maka investigator harus menentukan alasan di balik keputusan salah tersebut dengan cara berikut ini : - Investigator harus mengetahui alasan pekerja mengambil resiko terhadap pekerjaan yang dikerjakan. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh tekanan dari factor social, factor pimpinan maupun tekanan dari manajemen. - Investigator harus dapat mengetahui sebab pekerja gagal untuk mengidentifikasi faktor faktor pendukung terhadap kondisi area pekerjaan. - Investigator harus menentukan jika pekerja berpikir dia bisa melakukan pekerjaan dengan aman. - Investigator juga harus menentukan apakah pekerja mengenal atau mengetahui prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan. - Investigator harus menentukan asumsi jika pekerja selalu atau adakalanya meneruskan pekerjaan meskipun telah mengidentifikasi bahwa kondisi tidak aman. 3. Jika tak ada kondisi tidak aman yang mengakibatkan pekerja mengalami kecelakaan (sebelum atau setelah memulai aktivitas), investigator harus menentukan apakah pekerja bertindak aman atau tidak. a. Jika tidak ada tindakan tidak aman, maka investigator harus mempertimbangkan kembali kondisi taka man di sekitar terjadinya kecelakaan. b. Jika seseorang pekerja bertindak tidak aman, maka investigator harus menentukan alasan di balik tindkan tersebut seperti : - Investigator harus dapat menentukan jika tindakan tak aman disebabkan oleh tekanan dari faktor sosial, pimpinan atau tekanan manajemen. - Investigator harus menentukan apakah pekerja mengetahui prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan. - Investigator harus menentukan apakah pekerja selalu atau adakalanya bertindak tidak aman dalam melakukan pekerjaan. Adapun nilai tabel Mean Impact dan Weight didapat dari beberapa sub faktor, yaitu: Tabel 2.1 Sub Faktor untuk Skill dan pengalaman No Deskripsi Sub Faktor Mean Weight Skill Dan Pengalaman Tingkat keahlian/kemampuan dari pekerja Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh pekerja Sertifikasi keahlian yang dimiliki oleh pekerja Human Error Pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar/prosedur pekerjaan yang diterapkan Pekerja yang tidak menggunakan/melengkapi alat alat keselamatan kerja dengan sempurna (Helm Safety dll) Komunikasi Pekerja belum mampu menerima perintah kerja dengan baik. Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan berbagai pihak. Impact

6 Aspek Usia Pekerja yang mengalami kecelakaan berusia kurang dari 30 tahun Pekerja yang lebih muda kurang teliti dalam bekerja Perilaku Buruk Pekerja menyalakan api pada tempat berbahaya (merokok) Pekerja melakukan pekerjaan secara tidak serius (bermain, bercanda, mengobrol dll) Tabel 2.2 Sub Faktor Untuk Sistem Manajemen No Deskripsi Sub Faktor Mean Impact Komitmen Perusahaan Kebijakan keselamatan kerja Perusahaan Pembatasan financial terhadap program Keselamatan Kerja Pembuatan aturan aturan tentang Keselamatan Kerja Weight Pelaksanaan Pekerjaan Program program kegiatan kerja tidak terstruktur dengan baik Karakteristik pekerjaan konstruksi Jadwal pelaksanaan yang ketat Pelatihan Keselamatan Kerja Perusahaan tidak melakukan pelatihan keselamatan kerja terhadap pekerja Pelatihan keselamatan kerja tidak memenuhi standar. Kurangnya intensitas pelaksanaan pelatihan keselamatan kerja Penjaminan Mutu Kurangnya pengawasan pekerjaan yang dilakukan pekerja Evaluasi dari penerapan kinerja keselamatan kerja Tabel 2.3 Sub Factor Untuk Peralatan Dan Material No Deskripsi Sub Faktor Mean Impact Identifikasi peralatan dan material Spesifikasi peralatan, jasa dan material kurang sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku. Indentifikasi dan penilaian peralatan dan material dilaksanakan petugas yang kurang berkompeten. Tidak terdapat prosedur yang baik dalam penyimpanan dan pemindahan material dan peralatan. Pelaksanaan Pekerjaan Penggunaan peralatan tidak dioperasikan oleh operator yang ditetapkan Proses penggunaan peralatan yang melebihi kemampuan maksimal yang ditetapkan. Proses perawatan dan perbaikan alat alat berat / alat alat tertentu tidak dilakukan secara berkala Weight

7 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara studi kasus yaitu dengan cara menginvestigasi terhadap kasus terjadinya kecelakaan kerja, bisa dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek kontruksi. Untuk memudahkan di dalam pekerjaan kontruksi, digunakanlah metode root cause dan influence diagram (untuk mengetahui sejauh mau pengaruh kecelakaan kecelakaan yang terjadi dengan kerugian kerugian yang akan ditanggung oleh kontraktor). Adapun data yang digunakan pada metode ini : Data primer meliputi : Data Kecelakaan Kerja dari Sekretarias K3LM, yang berisi tentang data jenis kecelakaan kerja yang terjadi di proyek. Kuesioner, Data ini diperlukan untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja konstruksi gedung dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja konstruksi. Data Sekunder meliputi : Jurnal Kecelakaan Kerja. Internet Setelah melakukan pengamatan langsung dan wawancara ke lokasi proyek konstruksi, data dan informasi yang diperoleh ditetapkan untuk diolah dan ditampilkan dalam bentuk pemodelan yang didasarkan pada analisis ARCTM yang dikombinasikan dengan influence diagram (ID) yaitu data yang bisa memberikan kemudahan bagi investigator kecelakaan untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam suatu kecelakaan tertentu. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan metode likert scale. Metode ini merupakan menemukan opini yang didapatkan dari responden yang terkait untuk mengetahui karakteristik faktor faktor penyebab kecelakaan kerja, jawaban akan diklasifikasikan menjadi lima buah pilihan yaitu : Sangat tidak setuju mempunyai nilai 1 Tidak setuju mempunyai nilai 2 Ragu ragu mempunyai nilai 3 Setuju mempunyai nilai 4 Sangat setuju mempunyai nilai 5 Persamaan (1) digunakan untuk mengetahui mean impact yang didapatkan pada masing masing faktor : Mean impact ( MI = Fx )dimana F adalah jumlah frekuensi dari responden F dan x adalah level dari pilihan jawaban yang dipilih oleh responden. Persamaan (2) digunakan untuk mengetahui weights yang didapatkan dari masing masing faktor : Weight ( Wi = Mi ) dimana MI adalah mean faktor dari masing masing faktor Mi pengaruh dan adalah jumlah dari total seluruh faktor tiap tiap faktor yang berpengaruh. Hasil studi pustaka dan hasil pengolahan data lapangan diharapkan memberikan gambaran secara lengkap suatu fenomena dan karakteristik kecelakaan kerja pada proyek konstruksi khususnya proyek gedung. Contoh Kasus Kecelakaan Kerja dengan Metode ARCTM ( Analisis Root Cause Tracing Model ) Kasus : Kasus Kecelakaan pekerja akibat terjepit Karakteristik perusahan dan proyek Jenis Perusahaan : BUMN Jenis Proyek : Bangunan gedung bertingkat Nilai Proyek : miliar rupiah Karakteristik Pekerja Korban Tugas Kerja Waktu Tempat Kejadian Peralatan Atau Benda : Seorang Pekerja : Mengerjakan pekerjaan dengan Fabrikasi Besi Beton Menggunakan Mesin Bar Bender : Malam Hari : Di area Fabrikasi Besi Beton, korban sedang mengerjakan pekerjaan Fabrikasi Besi : Mesin Bar Bender, Besi Beton 7

8 Urutan Kejadian : Mulai bekerja seperti biasa pukul wib, pada jam lembur mengoperasikan Bar Bender Pekerjaan Fabrikasi besi beton diameter 25 mm dan 10 mm, pada pukul wib besi beton di setting ke ram bar bender, disaat mesin dihidupkan di besi beton, besi beton keluar dari ram dan menjepit jari tangan dalam posisi tidak memakai sarung tangan mengakibatkan luka sobek 9 jahitan pada jari tengah tangan sebelah kanan langsung dievakuasi ke rumah sakit Malahayati Medan. Analisa Tahapan penyebab Penyebab umum 1. Gagal untuk mengamankan, menggunakan alat bar bender tidak benar, menempatkan besi tidak benar, dan bercanda saat membengkokkan besi beton 2. Pelindung alat bar bender kurang memadai, gerakan pekerja terbatas, sistem peringatan dari mandor tidak memadai, serta kerapian dan house keeping area fabrikasi kurang terpelihara 3. Kurang keterampilan, motivasi pekerja kurang, pengawasan pelaksanaan dan mandor pada area fabrikasi kurang memadai, dan pemakaian pembengkokan alat bar bender berlebihan. 4. Program tidak memadai untuk pemakaian peralatan bar bender di area fabrikasi besi beton ground floor. Penyebab terperinci menggunakan ARCTM 1. Bagaimana kondisi tidak aman tersebut dapat terjadi? Permasalahan ini disebabkan oleh tindakan yang tidak aman dilakukan oleh pekerja hal ini dapat diketahui bahwa prosedur standar untuk pekerjaan Fabrikasi besi beton dengan menggunakan mesin bar bender tidak benar, penempatan posisi besi tidak benar, dan pelindung alat bar bender kurang memadai. 2. Mengapa pekerja tidak dapat mengetahui kondisi yang tidak aman tersebut? Dalam kasus ini pekerja tidak memiliki pengetahuan yang cukup, bahwa penggunaan mesin bar bender untuk menempatkan posisi besi harus tepat. Permasalahan ini dapat diatasi dengan adanya pelatihan dan penyuluhan penggunaan peralatan bantu pekerjaan. 3. Apakah pekerja mengetahui prosedur pelaksanaan pekerjaan yang benar? Tidak dijelaskan lebih lanjut 4. Apakah pekerja selalu menggunakan tindakan tidak aman tersebut selama bekerja? Ya, hal ini dikarenakan pengawasan pelaksanaan dan mandor pada area fabrikasi kurang memadai. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari kajian dan analisis pada Bab-bab sebelumnya, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi berdasarkan proyek-proyek kita tinjau adalah kecelakaan jatuh dari ketinggian. 2. Menurut analisa statistik dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dominan penyebab terjadinya kecelakaan kerja meliputi: a. faktor human error. b. faktor Perilaku buruk. c. faktor Skill dan pengalaman. d. faktor Komitmen Perusahaan. e. faktor Lingkungan kerja. Menurut hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa faktor Perilaku buruk pekerja, merupakan faktor utama yang berperan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Hal tersebut muncul diakibatkan oleh sikap pekerja yang tidak mematuhi mematuhi peraturan kerja misalnya dilarang merokok di lokasi proyek ataupun bekerja secara tidak serius misalnya mengobrol ataupun bercanda dengan pekerja lain saat jam kerja. 3. Dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja Berdasarkan hasil survey terhadap proyek-proyek konstruksi yang kami tinjau, dapat kita ketahui bahwa terjadinya kecelakaan kerja secara umum berdampak dominan pada 2 hal yaitu: Keterlambatan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Produktifitas pekerja yang menurun. 8

9 4.2. Saran Beberapa saran yang kami rekomendasikan berhubungan dengan tugas akhir ini adalah : 1. Pada Tugas akhir ini telah dilakukan survei terhadap jenis-jenis kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan konstruksi dengan jumlah yang terbatas. Untuk pencapaian data yang akurat, dapat dilakukan survei dengan jumlah sampel yang banyak sehingga didapatkan data yang lebih akurat. 2. Perlu penelusuran lebih lanjut mengenai penggunaan metode ARCTM didalam menyelidiki kejadian-kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi. DAFTAR PUSTAKA Akhmad Suraji.(1995). Identifikasi Dan Analisis Biaya Kecelakaan Kerja Konstruksi Di Indonesia, Thesis,Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Andi. (2005). Model Persamaan Struktural Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada Perilaku Pekerja di Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Volume 12 No.3, Juli Asiyanto.(2005) Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Bambang Endroyono dan Tugino.(2009). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Konstruksi, UNNES,Semarang. Ervianto, Wulfram, (2005), Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta. P.K. Suma mur.(1981) Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan. PT. Toko Gunung Agung, Jakarta. P.K. Suma mur.(1996) Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung,Jakarta. Rahman, Arifin dan Wijaya, Erdi Tama.(2009). Indentifikasi factor-faktor penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi di Indonesia, Tugas Akhir, Fakultas Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung,Bandung. Suardi, Rudi.(2007) Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Penerbit PPM, Jakarta. 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Mengenai Keselamatan Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Mengenai Keselamatan Kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Mengenai Keselamatan Kerja Defenisi keselamatan menurut kamus besar bahasa Indonesia dapat diartikan : kondisi bebas dari bahaya, terhindar dari bencana, aman sentosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia ditandai dengan adanya bermunculan proyek yang dibangun baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA LAPORAN Ditulis Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecelakaan kerja merupakan kejadian tak terduga dan tidak diinginkan, karena menimbulkan dampak luka-luka, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGUBAH METODE PELAKSANAAN KERJA PADA PROYEK-PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN LAPORAN Disusun sebagai Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir pada Program

Lebih terperinci

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan Volume 4 No. 1, Juli 2003 (11 18) Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan Retna Hapsari 1 Abstrak - Peranan jasa konstruksi dimasa sekarang dan nanti akan semakin terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan

Lebih terperinci

PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI

PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI PENILAIAN KUALIFIKASI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MANDOR PADA BANGUNAN GEDUNG DI MEDAN BERDASARKAN SKKNI Nadya Yessi Utami 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN APARTEMEN X BANDUNG ARIE RAHAYU P. NPM: 2012410017 PEMBIMBING: Theresita Herni Setiawan, Ir., MT. UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1999, Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan

Lebih terperinci

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional FAJRI FAUZAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, 30-39 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksinya maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal. Banyak pekerja konstruksi yang mengalami kecelakaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan penerapan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan penerapan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan pada penlitian ini mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan penerapan safety

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian mengenai pengaruh dan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja pada proyek konstruksi yang

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya dan memiliki keunikan tersendiri. Definisi pekerjaan (proyek)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaaan manusia telah dibantu oleh alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, contohnya mesin. Bantuan mesin

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PAKAR & PROYEK. Faktor-faktor yang mempengaruhi.., Fitroh Hayati, FT UI, 2008

LAMPIRAN KUESIONER PAKAR & PROYEK. Faktor-faktor yang mempengaruhi.., Fitroh Hayati, FT UI, 2008 LAMPIRAN KUESIONER PAKAR & PROYEK 78 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGAJUAN KLAIM DARI KONTRAKTOR KE OWNER STUDI KASUS PROYEK GRAND INDONESIA SKRIPSI Oleh FITROH HAYATI 04 05 21 023 9 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

TESIS FERDINAND FASSA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008.

TESIS FERDINAND FASSA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GANJIL 2007/2008. 079/FT.01/TESIS/01/2008 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERHADAP KINERJA BIAYA KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG KONTRAKTOR DI WILAYAH JABODETABEK TESIS Oleh FERDINAND

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) Gea Geby Aurora Syafridon 1 dan Syahrizal 2 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumnya memiliki jangka waktu yang pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA Cahya Dewi Wulandani 1, Mila Kusuma Wardani 2, Feri Harianto 3 Jurusan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia, banyak terjadi pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta. Pembangunan-pembangunan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standard-standard baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - 18 dan awal abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM Mario Silda; Gunawarman Hartono; Robertus Tang Herman Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di industri menuntut penerapan teknologi maju dan penggunaan mesin mesin pengganti tenaga manusia yang memberikan kemudahan dalam proses produksi

Lebih terperinci

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG OLEH: Hendra Wahyu NIM. 131158003 PASCA SARJANA MAGISTER TERAPAN REKAYASA INFRASTRUKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Pemanfaatan teknologi pada pembangunan suatu proyek juga sangat bervariasi, dari teknologi

Lebih terperinci

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG Mega Tristanto Nrp : 0621037 Pembimbing : Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini secara garis besar mencoba menjelaskan langkah-langkah dalam mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang bersumber dari bahaya unsafe condition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya.perusahaan

Lebih terperinci

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding. Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/scaffolding TINGKAT PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI, STUDI KASUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS SUMATERA SELATAN SIMPANG EMPAT ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS SUMATERA SELATAN SIMPANG EMPAT ABSTRAK EVALUASI PENERAPAN PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS SUMATERA SELATAN SIMPANG EMPAT Dewa Ayu Putu Putri Parwita NRP : 1021028 Pembimbing : Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan cidera, sakit, atau kerusakan material. Kecelakaan tidak terjadi begitu

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GUNAWANGSA MERR APARTMENT (RISK ANALYSIS OF SAFETY AND EALT OCCUPATION AT GUNAWANGSA MERR APARTMENT) Enny A Muslim, Anik Ratnaningsih, Sri

Lebih terperinci

Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia PENGARUH PERILAKU TENAGA KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA YANG DIMODERASI FAKTOR PENGALAMAN KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI SURABAYA Iqbal Al Faris 1, Feri Harianto2 1 Alumni

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION

ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION ANALISIS PELAKSANAAN TUNTUTAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG DAN JEMBATAN PASTEUR - CIKAPAYANG - SURAPATI AKIBAT LOAN SUSPENSION ABSTRAK Analisis Pelaksanaan Tuntutan pada Proyek Pembangunan Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh

Lebih terperinci

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Penyebab Kecelakaan Berdasarkan daftar pertanyaan yang telah diajukan maka penyebab kecelakaan dari 18 kali kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek Pembangunan Sport Center

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi. (http://karodalnet.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi. (http://karodalnet. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih terabaikan, hal ini ditunjukan dengan angka kecelakaan yang masih tinggi (http://www.bps.go.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi, juga para pemasok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan karena kualitas sumber daya manusia mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk salah satu program pemeliharaan yang ada di perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkian yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek konstruksi juga memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang undang RI No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.konstruksi

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Prisca Andarini 1, Widodo Hariyono 1,2 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pada berbagai perusahaan dewasa ini sangat pesat pertumbuhannya, hal ini didukung dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang industri. Dengan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI

PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI Oleh Taufik Dwi Laksono Abstract Lact in the Indonesia eployment awareness concerning the importance of productivity, is one of the causal factors of the job lack produced,

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR Eko Prihartanto Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan, Tarakan E-mail: eko_prihartanto@borneo.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat dan membawa perubahan-perubahan dalam skala besar terhadap tata kehidupan negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi suatu perusahaan untuk tetap bertahan dan menjalankan perusahaan mereka. Semakin tinggi tingkat

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu pekerjaan proyek konstruksi tentunya ingin diselesaikan dengan tepat

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PRIYANTO D

PRIYANTO D EVALUASI BIAYA PEKERJAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH 5 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA 3 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

Lebih terperinci

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI TESIS MODEL MANAJEMEN RISIKO TERHADAP KINERJA BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JAKA DWI LUCKITO No. Mhs.: 145102201/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEPTIAJI PRATAMA

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEPTIAJI PRATAMA ANALISIS PERBANDINGAN KOEFISIEN HARGA SATUAN PEKERJAAN BERDASARKAN KONDISI AKTUAL, SNI, AHSP, DAN ANALISA K (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN DRAINASE SALURAN LIMBAH TPA TERJUN MARELAN MEDAN) TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standar-standar baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan pemilik bangunan

Lebih terperinci

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang cukup banyak menggunakan berbagai peralatan, baik canggih maupun manual. Peralatan ini dilaksanakan di lahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri kontruksi mulai wajib menerapkan suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi saat proses pelaksanaan konstruksi. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kegagalan Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang dapat disebabkan karena kegagalan pada proses pengadaan barang atau jasa, atau kegagalan dapat juga terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai construction waste yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan responden yang berasal dari kontraktor yang sedang

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK TESIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PARAMANANDA SOFYAN SOFANDI No. Mhs.: 155102492/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil Muhamad Abduh 1, Andri Yanuar Rosyad 2, dan Susman Hadi 2 Abstrak: Kontraktor kecil di Indonesia menjadi bagian penting dari usaha pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE THESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI TIMOR LESTE SONIA ELISABETH VIEIRA ANICETO. No. Mhs : 135101972/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci