Universitas Mercu Buana BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Mercu Buana BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia yang tertulis dalam pembukaan UUD 45 adalah, mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang pertama kali yang harus didapat oleh manusia adalah pendidikan yang ditanamkan dari keluarga itu sendiri. Dari pendidikan budi pekerti, sopan santun, pendidikan akhlak, moral, sampai dengan pendidikan bagaimana cara hidup bersosialisasi dengan masyarakat sekitar kita. Disamping pendidikan yang telah didapatkan dalam lingkungan keluarga, kita juga perlu mendapatkan pendidikan dan bimbingan dari luar (secara formal), agar kita dapat bersosialisasi dengan lingkungan luar, dan juga membantu menumbuh kembangkan kepribadian secara mental dan spiritual. Lain halnya dengan orang-orang yang memiliki sifat upnormal seperti autisme. Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang autisme menunjukkan gangguan komunikasi yang menyimpang. Gangguan komunikasi tersebut dapat terlihat dalam bentuk keterlambatan bicara, tidak bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti (bahasa planet), atau bicara hanya dengan meniru saja (ekolalia). Selain gangguan komunikasi, anak juga menunjukkan gangguan interaksi dengan orang disekitarnya, baik orang dewasa maupun orang sebayanya (Maulana, 2007). Autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat. Hampir pada seluruh kasus, autisme muncul saat anak lahir atau pada usia tiga tahun pertama. Pada prinsipnya gangguan-gangguan yang terjadi di otak tidak dapat disembuhkan. Jika anak autistik terlambat atau bahkan tidak mendapat intervensi hingga dewasa, maka gejala autis bisa semakin parah. Hal ini yang kemudian akan menyebabkan terjadinya banyak kasus anak autis yang gagal dalam mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasi. Untuk itu, perlu dilakukan terapi secara dini, Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 1

2 terpadu, dan intensif sehingga anak mampu bergaul layaknya anak-anak yang lain yang tumbuh secara normal. Oleh karena itu diperlukan Sekolah Khusus di kota Jakarta yang diperuntukan bagi anak-anak berkepribadian khusus yaitu autisme. Di sekolahan ini dilengkapi dengan ruang terapis, sehingga tak hanya sebagai tempat mengenyam pendidikan saja tetapi dilengkapi dengan penyembuhannya. Ruangan yang akan diaplikasikan akan disesuaikan dengan peruntukan masing-masing ruang, baik dari tema setiap ruang, material, warna dan motif yang akan ditampilkan, serta efek psikologi bagi setiap anak-anak. Autis merupakan kumpulan gejala gangguan perilaku yang bervariasi pada setiap anak. Gangguan perilaku dapat berupa kurangnya interaksi sosial, penghindaran kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan pengulangan tingkah laku. Handojo (2003), menjelaskan bahwa anak autis termasuk anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan perilakunya, antara lain perilaku wicara dan okupasi mereka tidak berkembang seperti anak normal. Padahal kedua jenis perilaku ini penting untuk komunikasi dan sosialisasi. Sehingga apabila hambatan ini tidak diatasi dengan cepat dan tepat, maka proses belajar anak-anak tersebut juga akan terhambat. Intelegensi, emosi dan perilaku sosialnya tidak dapat berkembang dengan baik. Dalam sebuah Simposium tentang Autisme Masa Kanak-Kanak di Semarang tahun 1998, dijelaskan bahwa setiap penyandang autisme memiliki pola khusus yang disebut Autism Spectrum Disorders, menyebabkan adanya perbedaan perilaku antara yang satu dengan yang lainnya sehingga membutuhkan bantuan dan penanganan khusus yang berbeda-beda untuk tiap anaknya. Penanganan untuk anak autis dijelaskan oleh Peeters (2004) bahwa untuk mempersiapkan anak autis menghadapi kehidupan dewasanya sehingga dapat berintegrasi dalam masyarakat dengan sebaik mungkin (dengan tetap mendapat perlindungan) dapat dilakukan di pusat terapi maupun sekolah tertentu. Perancangan interior untuk sekolah berkepribadian khusus yaitu autisme ini, lebih rumit dari pada perancangan sekolah Dasar, sekolah Menengah, Perguruan Tinggi dan seterusnya, karena untuk mendesain sebuah interior ruang, harus sangat disesuaikan dengan bagaimana sifat dan karakter anak autis, ketika ia mengalami tekanan dan tingkat kesetresan anak itu mulai meninggi dapat diminimaliskan melalui Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 2

3 sebuah desain interiornya sehingga menghindari resiko yang akan membuat tubuhnuya terluka. Penulis mengambil judul perancangan interior Sekolah Khusus Autisme. Perancangan adalah proses pemecahan masalah yang disertai dengan pemikiran yang kreatif guna mencapai hasil yang optimal. Kata perancangan atau dalam bahasa inggris, design mempunyai arti to plan and manage everything to be better merencanakan atau mengatur segala sesuatu agar menjadi lebih baik. (kamus bahasa inggris indonesia, John M Echols dan Hasan Shadily, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta). Interior adalah ruang dalam sebuah bangunan atau gedung yang dibatasi oleh lantai, dinding dan plafon. Kata ini berasal dari bahasa Inggris, yang dalam bahasa Indonesia berarti bagian dalam (Echos, Shadily, 648). Sedangkan Autisme memiliki arti sendiri. Jadi definisi dari judul tugas akhir yang saya ambil adalah merencanakan atau mengatur segala sesuatu yang khusunya menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, untuk anak-anak yang memiliki dunia sendiri Identifikasi Masalah Pada saat ini sekolah khusus autis di kota Jakarta sudah cukup banyak, tetapi belum tentu semua sekolah khusus autis yang ada sudah memikirkan, memperhatikan penempatan dan pengaturan ruangnya juga fasilitas yang disediakan apakah sudah memadai. Desain Interior sekolah khusus autis harus sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas si pemakai, menciptakan suasana yang nyaman, ceria, dan friendly, desain ruang dan furniture harus sesuai dengan ergonomi dan anthopometri anak-anak maupun dewasa, dengan gaya modern dan bersifat green design. Diantaranya : a. Bagaimana merencanakan dan merancang organisasi ruang, pola hubungan antar ruang, dan sirkulasi yang tidak membingungkan bagi anak autis, sesuai dengan kegiatan yang akan di jalani di sekolah tersebut? b. Bagaimana merancang sebuah sekolahan khusus autis yang dapat membuat si anak bersosialisai, baik dengan teman disekitarnya, guru dan keluarga serta dapat meningkatkan kreatifitas si anak. Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 3

4 c. Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman, ceria, dan friendly, dengan gaya modern dan bersifat green design. d. Bagaimana mewujudkan ruangan yang dapat membantu dalam mendukung proses pembelajaran secara akademik dan terapi bagi anak penyandang autis dengan pemakaian warna sebagai suatu bentuk pembelajaran dan terapi pada penerapan interior? e. Bagaimana menciptakan interior sekolah khusus autis yang menyenangkan dan mendidik anak-anak agar bisa lebih mengendalikan emosi, kreatif, terampil, dinamis, dan mengatur sistem kerja otak akan keseimbangan. f. Bagaimana merencanakan dan merancang karakter ruang yang sesuai dengan psikologi anak autis sehingga mampu mendukung proses terapi dengan memperhatikan unsur pembentuk ruang, interior sistem dan furniture yang sesuai berdasarkan tema? 1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan Maksud dari perancanga interior sekolah khusus autis ini adalah menciptakan desain interior yang baik sehingga dapat mempengaruhi sifat, mental dan psikologis seorang anak. Untuk mendesain sebuah interior ruang kelas/terapis, harus sangat disesuaikan dengan bagaimana sifat dan pembawaan anak-anak penyandang autism yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda, sehingga kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik pada anak dan ketidak stabilan emosi dapat diminimaliskan melalui sebuah desain interiornya. Menciptakan sebuah interior yang natural, dengan tema green design namun tetap kreatif. Tema ini dipilih agar anak-anak lebih mencintai lingkungannya sejak dini. Dan juga menciptakan interior yang dapat menarik perhatian bagi konsumen terutama orang tua. Tujuan mendesain interior ruang kelas autisme dan ruang terapis adalah agar anak-anak yang mengikuti sistem belajar-mengajar di kelas merasa senang, betah dan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan, karena pengaruh psikologis dari kenyamanan ruang pengajaran itu sendiri yang dapat memebantu menumbuhkan minat anak-anak untuk belajar dan di terapis. Mengetahui standard psikologis warna dan bentuk yang tepat untuk diterapkan di ruang terapi dan kelas, mengingat hal ini pun dapat membantu dan berpengaruh pada kesembuhan anak autis. Mengingat sifat anak-anak autis sangatlah labil, yang cenderung senang bermain dengan imajinasinya, Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 4

5 mudah bosan, risih, berontak dan juga rewel, pada penerapan perancangan kali ini berusaha seoptimal mungkin membantu untuk menyesuaikan masalah-masalah tersebut. Dengan interior yang modern, green namun tetap memunjulkan suasana yang ceria Sasaran Perencanaan Sekolah Khusus Autis ini untuk kalangan atau status ekonomi menengahmenengah yang memiliki klasifikasi berbeda, antara lain : Autiame bersifat aktif ataupun pasif Siswa/siswi berkisar umur 4 bulan - 12 tahun 1.5. Manfaat Perancangan Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : Bagi Bidang Ilmu Desain Interior Memberikan sumbangan kajian bagi bidang Ilmu Desain Interior, khususnya dalam hal efek psikologis warna dan bentuk yang dapat membantu proses penyembuhan anak penderita autis. Bagi Masyarakat Umum Member sumbangan pengetahuan, yait factor yang membantu mempermudah dan mempercepat proses kesembuhan anak autis, sehingga dalam membangun ruang terapi, dapat mulai mempertimbangkan efek psikologi bagi anka atis. Hal tersebut dapat membantu proses kesembuhan ntuk dapat menjadi anak normal dan bergabung dalam masyarakat umum. Bagi Pengelola Sekolah dan Pusat Terapi Autis Memberikan pengetahuan penting tentang pengarh pesikologis warna dan bentuk yang jika diterapkan dengan baik dapat mempengaruhi psikologis anak autis yang mana hal tersebut membantu meningkatkan sesembuhan anak autis dan member maskan bila masih ada aspek yang kurang dalam memaksimalkan penerapan pesikologis warna dan bentuk. Bagi Perancang Member wawasan baru tentang dunia anak autis dan menambah pengetahuan tentang efek psikologis dan warna serta bentuk yang merupakan elemen interior, Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 5

6 yang mampu merangsang perkembangan anak, berkaitan dengan bidang kesehatan terutama terhadap perkembangan kesehatan anak autis, menambah wawasan tentang aplikasi warna dan bentuk yang lebih baik secara estetika dan ilmu kejiwaan Ruang Lingkup Perancangan Dalam sebuah perancangan, pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat menentkan dalam perancangan secara kualitatif walaupun sifatnya tentative, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian. Ruang lingkup dari perancangan ini adalah Ruang Sekolah Yayasan Darma Karya Wanita. Sekolah ini merupakan sekolah Khusus bagi anak autis, dimana di dalamnya terdapat ruang-ruang yang mennjang proses terapi anak autis seperti rang terapi one-on-one dan ruang terapi sensory integrasi. Adapun hal-hal yang akan dikaji di Sekolah ini, yaitu penerapan pengaruh warna dan bentuk pada elemen pembentuk rang (Lantai, Dinding, Plafond, Furniture serta Layout). Perancangan ini juga akan meliputi pengamatan langsung terhadap pengaruh warna dan bentuk dari elemen pembentuk ruang dan furniture anaka autis. Pengamatan langsung pada anak autis ini membutuhkan waktu yang lama, oleh karena itu peneliti menggunakan hasil pembelajaran yang dimiliki oleh anak autis sebagai alat ukur pengaruh warna dan bentuk Metode Perancangan Dalam menyusun penulisan laporan diperlukan data-data dan informasi yang lengkap, relevan serta jelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Dan komparatif adalah metode dengan cara membandingkan suatu fenomena (variable) dengan variable lain. 1 1 Smber : kuliahpsikologi.dekrizky.com/sejarah-singkat-perkembangan-psikologi-sosial. Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 6

7 Adapun hal ini meliputi pengumpulan bahan-bahan dan data yang diperlukan untuk mendukung penulisan yang meliputi : Pengumpulan data, antara lain : Riset lapangan : pengumpulan data dengan melakukan peninjauan lapangan yang berhubungan langsung dengan proyek, yaitu: 1. Studi Kepustakaan. Data-data dan informasi diperoleh melalui studi literature, buku-buku panduan desain interior, dan sebagainya yang berhubungan dengan penulisan sehingga diperoleh data-data sekunder untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. 2. Studi Survey Lapangan: Observasi ( pengamatan langsung ). Data-data dan informasi diperoleh dengan melihat dan mengamati secara langsung dilapangan. Sekolah yang disurvey yaitu Bina Bangsa School yang berada di Jl. Budi Kav. 87 Kemanggisan, Jakarta Barat, Komimo playschool yang berada di Jl. Arya Putra Raya Serua Indah, Ciputat-Tangerang dan Shining Stars yang berada di Jl. Elang Raya HF I/15, Bintaro Sektor 9, Tangerang. Interview. Data-data dan informasi diperoleh dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang tidak ditemukan dalam buku panduan. Dokumentasi Pengumpulan data dengan meminta data-data yang dimiliki pengelola dan data visual 1.8. Metode Pengolahan Data Metode pelaksanaan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah dengan menggunakan metode deskriftif. Perancangan dengan metode ini adalah perancangan yang menggambarkan secara jelas dan tepat sifat-sifat suat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau penyebaran suatu gejala dan ada hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain tanpa membandingkan. Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 7

8 Adapun variable yang dideskriptifkan, yaitu : a. Ciri dan kebutuhan anak autis yang akan disesuaikan dengan hadirnya suasana dalam ruang terapi. b. Warna dan bentuk pada elemen interior dan furniture ruang terapi sekolah yang menimbulkan suasana tertentu. c. Teori warna dan bentuk yang berkaitan dengan pencitraan atmosfer ruang dan efek psikologis terhadap anak autis. d. Raport siswa yang berisi hasil perkembangan anak setelah mendapat pendidikan atau terapis akibat pengaruhnya terhadap warna dan bentuk ruang. Dari pendeskripsian variable di atas, maka akan terlibat suatu hubungan antara warna dan bentuk sebagai elemen interior dan furniture dengan pengaruh psikologis terhadap perkembangan kesembuhan anak autis Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini terdiri dari pembahasan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang gambaran secara garis besar mengenai isi dari keseluruhan penulisan yang terbagi menjadi: latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan perencanaan, sasaran perencanaan, ruang lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. Bab II : Tinjauan Data Bab ini berisi tentang tinjauan data-data yang didapat, meliputi : tinjauan data umum yang berisi tentang asal mula autisme hingga sekolah khusus yang menangani anak-anak autisme, tinjauan khusus yang berisikan tentang profil dari perancangan yang dikerjakan. Bab III : Analisa Data Proyek Bab ini berisi tentang data konsep perancangan secara keseluruhan. Bab IV : Kesimpulan Bab ini berisi tentang kesimpulan. Perancangan Interior Sekolah Khusus Autis YDKW (Yayasan Darma Karya Wanita) 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan. Bahkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara di sebutkan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib mendapat pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autisme merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang autisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian Pusat Pendidikan dan Terapi Anak Autis di Sukoharjo dengan Pendekatan Behaviour Architecture, perlu diketahui tentang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangnya mobilitas kegiatan masyarakat kelas menengah atas mempengaruhi perkembangan bisnis.bisnis Spa And Fitness Centre merupakan bisnis yang menjanjikan. Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH KHUSUS AUTIS YDKW (Yayasan Dharma Karya Wanita)

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH KHUSUS AUTIS YDKW (Yayasan Dharma Karya Wanita) LAPORAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH KHUSUS AUTIS YDKW (Yayasan Dharma Karya Wanita) Jl. Teuku Umar no.76 Nusa Jaya Karawaci-Tangerang. 3a Disusun Oleh : Nama : Anggi Dwi Astuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua orang tua pasti mengharapkan memiliki anak yang sehat baik fisik maupun mental dan menjadi anak yang baik dan menjadi kebanggaan keluarga. Namun pada kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keharusan negara untuk mampu menciptakan rakyat yang cerdas ditiap-tiap bidangnya dan mengenai pendidikan sebagai suatu alat terciptanya negara yang baik dalam perspektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara psikologi perkembangan anak di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah lingkungan, dimana lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini, terlebih lagi dengan adanya program pemerintah yang mewajibkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju dan berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi membuat pola hidup masyarakat di negara maju lambat laun mulai memasuki kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya. Setiap orang yang telah terikat dalam sebuah institusi perkawinan pasti ingin dianugerahi seorang anak.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABLE i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang proyek Dalam dekade terakhir pelayanan SPA telah berkembang pesat baik di luar maupun dalam negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cemburu tidak hanya monopoli milik orang dewasa, ternyata anak-anakpun mengalaminya. Cemburu yang dimaksud bukanlah sikap emosi yang ditimbulkan oleh perasaan cinta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Saat ini Autistic Spectrum Disorder (ASD) yang lebih dikenal dengan nama autisme, telah merebak menjadi permasalahan yang menakutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanpa disadari kehidupan anak terlantar di Indonesia semakin meningkat, yang termasuk di dalam nya yaitu anak yatim piatu, anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman mulai banyak keluarga yang melahirkan anak-anak dengan berkebutuhan khusus karena mereka terlahir dengan gangguan fisik atau psikis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat bersekutu umat Kristiani untuk beribadah kepada Tuhan. Konsep gereja yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral memiliki keunikantersendiri

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. COVER...i. LEMBAR PENGESHAN.ii. PERNYATAAN ORISINALITAS.iii. PERNYATAAN PUBLIKASI.iv. BIODATA PENULIS v. KATA PENGANTAR..vi. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. COVER...i. LEMBAR PENGESHAN.ii. PERNYATAAN ORISINALITAS.iii. PERNYATAAN PUBLIKASI.iv. BIODATA PENULIS v. KATA PENGANTAR..vi. ABSTRAK... ABSTRAK Anak penyandang autis yang berusia dibawah umur lima tahun merupakan awal dimana anak menentukan masa depannya. Oleh karena itu diperlukan suatu sarana yang dapat membantu dalam perkembangan dan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER I.1. Latar Belakang Anak-anak adalah anugerah dan titipan Tuhan Yang Maha Esa yang paling berharga. Anak yang sehat jasmani rohani merupakan idaman setiap keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek Pembangunan perekonomian Jakarta sebagai ibu kota semakin meningkat.seiring dengan pembangunan ini telah menjadikan jakarta dan menuntut ibu kota ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok Bermain atau yang biasa disingkat dengan KB termasuk dalam pendidikan yang tidak formal dan berada dibawah TK. Waktu belajar mereka hanya beberapa jam sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rehabilitasi merupakan usaha yang perlu dikaji untuk dapat diambil dengan nempertimbangkan perbagai aspek, terutama pemulihan kesehatan fisik jasmaniah, pengembangan

Lebih terperinci

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar dari segala

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dewasa ini kesadaran

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi munculnya fenomena anak autis yang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan umum selayaknya anak normal atau bahkan banyak dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat mempunyai kelompok-kelompok sosial maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya mengadakan hubungan kerjasama yaitu melalui

Lebih terperinci

-r- BAB I P~NOAHULUAN

-r- BAB I P~NOAHULUAN BAB I P~NOAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Anak Autis : Adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan otak yang berlangsung selama seluruh kehidupannya. Seperti gangguan pengertian apa yang mereka Iihat,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini para penderita anak berkebutuhan khusus semakin meningkat di dunia dan juga di Indonesia, UNESCO (2010) melaporkan, tercatat 35 juta orang penyandang autisma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan globalisasi, kreativitas bangsa sangat berpengaruh didalam perkembangan bangsa terutama bangsa Indonesia yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan di bidang teknologi, ekonomi ataupun sosial. Pendidikan sangat diperlukan untuk pengembangan satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumedang merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Jawa Barat yang terletak 6 o 44-70 o 83 LS dan 107 o 21-108 o 21 BT dengan luas wilayah 152.220 Ha yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupanya, kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang paling utama. Kebutuhan primer itu sendiri meliputi sandang, pangan, papan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di mana-mana. Hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan autisme semakin lama semakin meningkat. Namun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai alasan yang membuat para lansia ditempatkan pada panti lansia, diantaranya mereka merasa lebih senang ketika berkumpul dengan teman-teman segenerasinya (seusia),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BlueBird adalah sebuah perusahaan yang awalnya bergerak dalam bidang penyedia layanan transportasi umum berupa taxi reguler berdiri pada tahun 1972, lalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini, salon kecantikan merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh,

Lebih terperinci

[SEKOLAH KHUSUS AUTIS DI YOGYAKARTA]

[SEKOLAH KHUSUS AUTIS DI YOGYAKARTA] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Autisme Dalam Masyarakat Autis bukanlah penyakit menular tetapi merupakan kumpulan gejala klinis atau sindrom kelainan pertumbuhan anak ( pervasive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan nasional tidak terlepas dari peran serta orang tua atau keluarga. Keluarga sebagai bagian dari struktur sosial setiap masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa dan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapat pembinaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia menuju kepribadian mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekitarnya. Berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI Tan Amelia 1, M.J. Dewiyani Sunarto 2, Tony Soebijono 3 1 Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Jl. Raya Kedung Baruk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sementara berbahasa adalah proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Musik sangat memberikan pengaruh pada perkembangan jasmani manusia. Berdasarkan beberapa penelitian, mendengarkan musik dengan harmoni yang indah dan kata kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gangguan perkembangan pada anak-anak seperti autisme bukanlah hal yang baru. Diana, M.Psi, seorang psikolog, menjelaskan bahwa anak-anak yang menderita autisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan wisata Indonesia berkembang dengan sangat cepat, begitu banyaknya penginapan dan tempat wisata baru dapat dijumpai tersebar hampir di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1  diakses tanggal 25 Juni 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan

Lebih terperinci

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu pun dari semua ini ada karena hak manusia memutuskan untuk. kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-nya.

BAB I PENDAHULUAN. satu pun dari semua ini ada karena hak manusia memutuskan untuk. kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-nya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Pemilik seluruh jagat raya adalah Allah yang Maha Perkasa, penguasa seluruh alam. Jasad fisik berada dalam genggaman Allah yang menciptakan, dan Dia tidak bergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan mulai menjadi sebuah tren gaya hidup di beberapa kalangan yang tidak bisa ditinggalkan baik oleh kaum wanita maupun pria. Wanita maupun pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya peningkatan ekonomi dan desakan pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat, banyak orang tua yang bekerja baik itu pria maupun wanita. Akibatnya kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta motor atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki beberapa makna teoritis dan makna praktis, yaitu Pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR Oleh: Arianoo Ivan Setiawan 1501175911 School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara Jakarta 2015 BAB 1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini rumah sakit menjadi salah satu kebutuhan utama dalam pembangunan di kota-kota besar. Demikian pula halnya dengan kota Bandung dan sekitarnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan rambut, estetika wajah, perawatan kuku, waxing, dan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini, salon kecantikan merupakan tempat wajib terutama bagi kaum wanita untuk datang dan melakukan perawatan-perawatan untuk memperindah dan mempercantik tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung merupakan rumah sakit khusus yang diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe B menurut ketetapan mentri kesehatan no 340

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan yang mana manusia tidak bisa terhindar dari proses komunikasi. Pentingnya proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas merupakan tempat pendidikan tinggi pada perguruan tinggi setelah masa sekolah menengah atas telah diselesaikan. Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam perkembangan, mulai dari perkembangan kognisi, emosi, maupun sosial. Secara umum, seorang individu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak sedikit pasangan suami istri menghabiskan waktu untuk berkarir di luar rumah. Hal ini disebabkan karena perubahan arus globalisasi yang di ikuti dengan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, Pusat Kebudayaan dirasa sangat monoton dan kurang menarik perhatian, khususnya bagi kaum muda. Hal tersebut dikarenakankan pusat budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN PARTISIPASI DALAM DESAIN INTERIOR RUANG TERAPI PERILAKU ANAK AUTIS

KONSEP DESAIN PARTISIPASI DALAM DESAIN INTERIOR RUANG TERAPI PERILAKU ANAK AUTIS KONSEP DESAIN PARTISIPASI DALAM DESAIN INTERIOR RUANG TERAPI PERILAKU ANAK AUTIS Sriti Mayang Sari Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya Email: sriti@petra.ac.id

Lebih terperinci

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki

Lebih terperinci