BAB III SURVEY LAPANGAN DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SURVEY LAPANGAN DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB III SURVEY LAPANGAN DAN ANALISA 3.1 Limbah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, limbah berarti sisa proses produksi. Limbah merupakan suatu material yang tidak memiliki nilai pada saat hasil akhir produksi. Limbah memiliki berbagai macam jenis, dari mulai limbah air pabrik yang biasanya terkontaminasi zat kimia yang digunakan pabrik tersebut, dan limbah tekstil. Limbah biasanya terkesan merugikan. Limbah tekstil berasal dari berbagai macam sumber, bisa dari industri garmen maupun industri kecil seperti penjahit. Limbah tekstil yang tersedia memiliki beragam jenis, ada yang berupa serabut benang ada pula yang berupa potongan kain. Dalam karya tugas akhir ini, penulis menggunakan limbah kain berupa potongan-potongan kain yang berasal dari industri tekstil rumahan dan industri garmen. Limbah yang didapat berasal dari penjahit-penjahit yang tersebar di daerah Bandung Utara, toko kain di jalan tamim, pusat jahit mayestik Jakarta. 3.2 Recycle / Daur Ulang, Reuse dan Post Production Sekarang ini banyak kita jumpai limbah - limbah yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan ataupun diolah kembali sehingga menjadi barang baru yang bernilai estetis. Salah satu cara pengolahannya adalah dengan didaur ulang / recycle, reuse ataupun post production. 33

2 3.2.1 Beragam Definisi Recycle / Daur Ulang, Reuse dan Post Production 1. Recycle menurut Encylopedia of Brittanica adalah use again, reprocess. 2.. Recycle adalah benda-benda atau material-material yang telah menjadi bagian dari suatu kesatuan dan habis daur hidupnya, atau material yang tidak terpakai dan cenderung dibuang dan menjadi sampah dan digunakan kembali untuk memproduksi benda yang baru atau memasuki siklus hidupnya yang baru. 3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, daur berarti peredaran masa atau tahun, siklus. Sedangkan daur ulang berarti peredaran ulang suatu masa yang telah dianggap selesai. 4. Reuse menurut Encylopedia of Brittanica adalah use again, recycle, reclaim. 5. Adalah material-material buangan yang dapat dipakai kembali dengan melalui beberapa proses khusus untuk kepentingan pembersihan, dan lain sebagainya. Tujuan penting dalam reuse termasuk environmental sustainability atau ramah lingkungan dan kepentingan finansial. Ramah lingkungan karena material reused mengurangi sampah dan juga mengurangi produksi material-material baru yang mempunyai resiko tinggi untuk menambah sampah nantinya. Kepentingan finansial karena akan selalu lebih murah memproduksi sesuatu dari material yang tadinya sudah ada ketimbang memproduksi material yang sama sekali baru. 6. Post Production menurut Encylopedia of Brittanica adalah state after production, to produce after production. 7. Post Production atau secara etimologis diartikan setelah produksi. 8. Post Production adalah suatu sistem memproduksi sesuatu atau berkarya dari material-material yang sudah ada 34

3 sebelumnya untuk menggunakannya dan menjadikannya suatu karya baru dengan definisi yang baru pula. 3.3 Perolehan Material Sisa di Jakarta dan Bandung Biasanya para penjahit mulai dari penjahit pinggiran sampai penjahit kelas atas selalu menghasilkan bahan-bahan sisa yang tidak dipergunakan lagi dan biasa dibuang begitu saja sehingga acap kali menjadi limbah tekstil dalam jumlah besar. Dalam studi kasus kali ini, penulis sama sekali tidak menemukan kesulitan dalam mendapatkan kain-kain sisa dan perca di tempat-tempat jahit manapun, golongan menengah ke atas maupun menengah ke bawah semuanya dengan senang hati memberikan secara cuma-cuma kain sisanya yang tidak terpakai karena dengan begitu mereka juga mendapatkan jasa gratis dalam pembersihan tempat kerjanya. Dalam kasus ini, penulis mencari material di lokasi-lokasi besar pusat jahit seperti di pusat jahit Mayestik, Jakarta; daerah penjahit Jalan Tubagus Ismail, Bandung; juga toko-toko kain dan bahan yang banyak memiliki kain tanggung dalam jumlah besar seperti toko bahan dan kain Cipadu, Jakarta; juga toko bahan dan kain di gang Tamim Jalan Otista, Bandung. Dalam hal ini penulis merasa lebih efisien mencari material-material sisa di toko bahan dan kain dengan beberapa pertimbangan seperti bahan sisa yang terdapat di toko bahan dan kain lebih besar permukaannya sedangkan ketika sampai di tangan tukang jahit akan mengalami pemotongan luas yang lebih besar sehingga kain sisa menjadi lebih sedkit dan susah dieksplorasi dengan permukaan yang tidak terlalu luas tersebut. Faktor kedua adalah kain sisa yang terdapat di toko bahan dan kain biasanya lebih layak dikarenakan belum melewati proses produksi apapun selain pengguntingan dan penimbangan juga pengukuran. Tidak terdapat lubang-lubang jahit dan koyakan produksi di permukaannya. Bahan-bahan sisa yang diperoleh sangatlah beragam sehingga kepentingan mendesain pun juga sangat tergantung dari beragamnya bahan sisa yang didapatkan juga teknik eksplorasinya. Mulai dari velvet, tulle, kain jarring sintetis, velt, katun, sifon, dan banyak ragam bahan lainnya. 35

4 Survei dan studi eksplorasi material dan macam-macam teknik selain dipelajari penulis lewat buku-buku dan mengandalkan intuisi artistic juga dipelajari penulis dari wawancara dan pembelajaran langsung ke toko tas Bagteria yang terdapat di Plasa Senayan, Jakarta. Toko tas Bagteria adalah toko tas yang berorientasi pada pengeksplorasian reka bahan dan sistem menempel atau kolase yang diaplikasikan pada tas-tasnya dengan beragam model dan bentuk. Hasil mengamati, pembelajaran dan wawancara menghasilkan beberapa teknik yang saya pakai dalam eksperimen dan eksplorasi saya. Begitu juga dengan teknik penempelan dan penggabungan beragam material-material tersebut dalam satu media sehingga tetap terjaga kerapihan dan kelayakannya sehingga dapat dipakai dan dipergunakan sebagai busana ataupun aksesoris. 3.4 Klasifikasi Serat Tekstil Serat tekstil sebagai bahan baku untuk industri tekstil memegang peranan yang sangat penting. Serat tekstil yang digunakan pada industri tekstil ada bermacam-macam jenisnya. Ada yang langsung diperoleh dari alam dan ada juga yang merupakan serat buatan manusia. Sifat serat tekstil yang digunakan akan mempengaruhi proses pengolahannya dan juga akan sangat menentukan sifat dari bahan tekstil setelah jadi. Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan serat tekstil, tetapi pada umumnya serat tekstil digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu : 1. Serat Alam : serat yang tergolong dalam serat ini yaitu serat yang langsung diperoleh dari alam, serat ini digolongkan lagi menjadi : a. Serat Selulosa : serat yang berasal dari tumbuhtumbuhan (contoh : flax, kapas, dan lainnya). b. Serat Protein : serat yang berasal dari hewan (contoh : sutera, wol, dan lainnya). c. Serat Mineral : serat yang berasal dari zat mineral alam (contoh : asbes) 36

5 2. Serat Buatan : serat buatan adalah serat yang berasal dari buatan manusia, digolongkan lagi ke dalam dua golongan menjadi : a. Serat setengah buatan : yaitu serat yang dibuat dari polimer-polimer yang sudah terdapat di alam. Contoh : rayon viskosa, kaseina, dan lainnya. b. Serat sintetis : serat yang dibuat dari polimer-polimer buatan. Serat sintetis digolongkan ke dalam : 1. Polimer kondensasi : serat yang termasuk ke dalam polimer kondensasi yaitu serat-serat : 1. Poliamida, contohnya serat nylon; 2. Poliester, contohnya serat tetoron, Dacron; 3. Poliuretan, contohnya spandex. 2. Polimer adisi : serat yang termasuk ke dalam polimer adisi yaitu serat-serat : 1. Polihidrokarbon, contohnya serat olefin, polietilena, dan lainnya; 2. Polihidrokarbon yang disubstitusi halogen, contohnya polivynil khlorida; 3. Polihidrokarbon yang disubtitusi hidroksil, contohnya: polivynil alcohol; polihidrokarbon yang disubstitusi nitril, contohnya serat akrilat. 37

6 BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN 4.1 Proses Eksplorasi Pada proses eksperimen-eksperimen yang dilakukan, materialmaterial kain yang digunakan adalah : 1. Potongan-potongan kain perca sisa. 2. Tile 3. Kulit imitasi 4. Bahan bulu sintetis, dan lain sebagainya Sedangkan beberapa mix media yang digunakan adalah : 1. Kawat tembaga 2. Manik - manik 3. Jarum jahit 4. Benang jahit katun 5. Benang jahit nylon 6. Selang bening 7. Mutiara imitasi 8. Manik - manik berlian 9. Payet 10. Plastik mika 11. Rantai-rantai perunggu imitasi dan perak imitasi 12. Dan lain sebagainya 38

7 Sedangkan beberapa bahan-bahan yang digunakan sebagai teknik aplikatif adalah: 1. Cairan Pleads untuk membuat kain menjadi kaku 2. Cat tekstil 3. Cat timbul tekstil atau puffy paint 4. Flocking ungu dan hijau 5. Glitter tekstil 6. Lem tekstil 7. Cat sutra untuk keperluan air brush Dan lain sebagainya Gambar 4.1 Gambar 4.2 Perlengkapan eksperimen Perlengkapan eksperimen 39

8 Gambar 4.3 Perlengkapan eksperimen Eksplorasi Reka Latar Reka latar adalah bentuk perupaan desain permukaan dari sehelai kain. Reka latar hadir karena kaitannya dengan salah satu sifat dasar dan cirri khas dari kain yang menarik yaitu tekstur Teknik Pengrusakan Teknik pengrusakan bertujuan memberikan perlakuan lebih sebelum ataupun sesudah barang jadi. beberapa teknik pengrusakan yang saya gunakan adalah teknik gunting dan juga teknik pembolongan ( hole-punched ) Teknik Gunting (Cutting) Teknik ini dilakukan dengan merusak permukaan material dengan cara digunting atau dirusak dengan menggunakan cutter atau gunting. Pengguntingan atau perusakan yang dilakukan diharapkan menimbulkan efek tiga dimensi pada permukaan material, tanpa harus dijahit atau ditambah payet dan manik-manik.setelah perusakan dilakukan maka kita dapat menambahkan beberapa material tambahan untuk memberikan aksen semata-mata. 40

9 Teknik Pembolongan (Hole-Punched) Teknik pembolongan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Material dapat kita gunting lebih dahulu sesuai dengan yang diinginkan, atau material dapat kita bolongi dengan teknik pembakaran, atau salah satu cara yang lebih mudah dan lebih rapi untuk dilakukan adalah dengan menggunakan alat bantu solder. Sehingga bolongan yang dihasilkan menjadi lebih rapih dan dapat kita atur sesuai keinginan. Apabila kita menggunakan solder, keuntungannya adalah kita dapat membentuk suatu motif tertentu sesuai dengan yang kita inginkan diatas material. Atau kita dapat membuat bolongan dengan mengikuti motif material yang sudah ada, jadi motif yang dihasilkan bisa lebih teratur dan terlihat lebih terencana Teknik Aplikatif Teknik aplikatif biasanya digunakan sebagai finishing, digunakan untuk menambah nilai estetis sebuah produk Teknik Beading Teknik beading adalah teknik penambahan material manikmanik dan payet di atas material dengan maksud untuk menambah kemewahan pada material itu sendiri. Teknik ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Teknik pemasangan atau penjahitan payet pada material dengan sekedar mengikuti alur motif yang telah terdapat di material itu sendiri. Dimana kita tidak merubah komposisi motif yang sudah ada pada material itu sendiri tetapi hanya memperkaya motif yang sudah terdapat di material itu dengan menggunakan payet dan manik-manik. b. Teknik pemasangan payet dan manik-manik tanpa mengikuti alur motif pada material, tetapi kita merencana motif sendiri diatas material sehingga terjadi efek overlapping antara motif yang telah ada pada material dengan motif payet yang kita 41

10 buat sendiri. Sehingga efek yang dihasilkan akan lebih kaya dibandingkan eksperimen yang pertama tadi. c. Teknik pemasangan payet dengan cara disebar di seluruh penjuru material, dengan maksud untuk mengubah struktur permukaan material sehingga tidak terlalu halus lagi, dan tetap terasa unsur mewahnya, karena walaupun payet dan manikmanik tidak dipasang secara berdekatan dan beruntun tetapi bila digunakan maka material akan terlihat lebih mengkilap dan memancarkan kelap-kelip yang menyebar. d. Teknik pemasangan renda, pita ataupun sejenisnya, setelah kain perca disatukan dengan teknik jahit (patchwork). Dimana manik-manik dan payet dipasang diantara gabungangabungan kain tersebut sehingga perbedaan antara kain atau renda yang satu dengan yang lainnya akan lebih terlihat. Juga dengan maksud untuk memperhalus efek sambungan kain yang kadang terlihat tidak rapih. e. Teknik kerut setelah material dieksplorasi dengan teknik jahit terlebih dahulu. Dimana material sudah dikerut hingga menimbulkan efek baru, setelah itu maka payet dan manikmanik dipasang untuk membuat material menjadi lebih hidup dan menarik. f. Teknik pemasangan payet dengan sistem tumpuk, dengan maksud untuk membuat permukaan renda menjadi lebih beragam sehingga menimbulkan efek lain kearah glamour. Hasil yang didapat dari pemasangan payet dengan cara seperti ini diatas material memberikan efek meriah yang sangat sesuai digunakan untuk kostum panggung Pengaplikasian Mix media Dalam kasus kali ini saya menggunakan macam-macam mix media yang dapat dipakai dan dibatasi pada sanggup atau tidaknya bahan tersebut melewati proses dry clean. Seperti penggunaan kawat. Kawat yang digunakan untuk eksplorasi ini adalah kawat tembaga 42

11 yang sangat tipis sehingga memungkinkan untuk dipuntir dan disisipkan ataupun ditempelkan pada permukaan material. Teknik pangaplikasian kawat ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Teknik pengaplikasian kawat dengan cara dililit, dimana kawat tersebut dijadikan motif lilit di atas permukaan material sehingga mempengaruhi tekstur material tersebut dan membentuk apliaksi baru. Kawat yang digunakan pada teknik ini adalah kawat tembaga yang sangat tipis. 2. Teknik pengaplikasian kawat pada material, dengan mengikuti pola yang ada sehingga kawat menjadi unsur penunjang material dan kawat dapat menonjolkan pola-pola tertentu pada material tersebut. Dan juga pemakaian beragam mix media lainnya yang teknik dan cara aplikasinya sangat beragam seperti yang dapat dijelaskan pada analisa eksperimen satu-persatu Teknik Bordir Pengertian bordir dibatasi pada teknik produksi tekstil berupa penambahan serat atau benang tambahan pada sehelai kain dengan mempergunakan alat bantu berupa mesin. Adapun mesin yang dipergunakan pada bordir antara lain adalah mesin jahit kaku (kejek) atau mesin juki (Abdullah, Farid. Teknik Produksi Rajut dan Bordir, Penerbit ITB) Teknik Foil dan flocking Teknik Foil dan flocking dilakukan dengan menggunakan foil dan flocking atau kertas lekat yang diaplikasikan pada permukaan material yang telah dibubuhi lem tekstil sebelumnya dan diberi perlakuan panas oleh setrika untuk memungkinkannya menempel secara permanent pada material. Dalam eksplorasi kali ini saya banyak menggunakan foil berwarna merah dan juga flocking berwarna ungu dan hijau untuk mengejar kesan warna-warni yang diharapkan. 43

12 Teknik Cat Timbul atau Puff Paint Teknik cat timbul atau Puff Paint menggunakan cairan Puff Paint. Pada dasarnya cairan tersebut berwarna putih sehingga apabila kita ingin memberikan efek warna tertentu maka kita dapat mencampurkannya dengan cairan sablon. setelah motif kita bentuk maka kita beri panas melalui media hair dryer kurang lebih sampai dia mengembang dengan sempurna Teknik Jahit Teknik jahit didefinisikan sebagai teknik yang menggunakan jarum dan benang sebagai salah satu pengerjaannya. Teknik jahit yang dilakukan adalah teknik jahit dengan jarum dan benang sehingga merubah struktur permukaan material yang tadinya flat. Dengan tujuan untuk memperkaya struktur renda itu sendiri sehingga menampilkan efek lain. Adapun beberapa teknik yang dilakukan, yaitu : a. Teknik Jahit Kerut Yang dilakukan dengan cara mengerutkan permukaan material sehingga tercipta struktur baru dari material tersebut. Teknik ini saya lakukan tidak hanya menggunakan kain saja tapi beberapa material lain seperti jaring. b. Teknik Jahit Lilit Dimana material dijahit di atas material lain lagi tetapi dengan dililitkan telebih dahulu. Jadi terlihat lebih ekspresif dan memberikan kesan 3 dimensi. c. Teknik Jahit Liku-liku Material dijahit secara berbelok-belok sehingga berkesan sangat ramai dan tidak teratur. Dan secara tidak langsung struktur material pun menjadi lebih kasar dan berubah Teknik Tempel Teknik tempel adalah teknik yang menempelkan dan menyusunnyusun potongan motif material yang telah digunting satu persatu atau 44

13 potongan material kain lain ataupun bukan kain, ditempelkan kembali di material lainnya lagi sehingga menghasilkan kesan tiga dimensi yang bertumpuk-tumpuk Teknik Kolase Teknik kolase ini adalah teknik penggabungan beberapa macam teknik di dalam suatu eksplorasi. Teknik kolase yang dilakukan ada beberapa macam, yaitu : a. Teknik Patchwork dan Fabric Collage Adalah teknik yang menggabungkan beberapa kain, renda dan material lainnya dengan material yang bebeda pula dengan cara dijahit sehingga membentuk suatu kain baru yang tidak serupa dengan kain-kain sebelumnya tetapi tetap indah dilihat dan mengutamakan unsure estetis. Dalam hal ini yang memegang peranan penting adalah teknik penggabungan beberapa jenis kain dan material yang berbeda tanpa terlihat asal-asalan dan tanpa merencana. Dimana ketika digabungkan, hasil akhirnya dapat terlihat serasi dari bebragai macam aspek, seperti komposisi warna, bentuk dan lain sebagainya. Ide ini datang dari konsep daur ulang dan reused dengan memanfaatkan sisa kain ataupun material lainnya agar tidak terbuang sia-sia begitu saja. Tetapi masih dapat dimanfaatkan untuk daur hidupnya yang baru. b. Penggabungan Beberapa Macam Teknik Penggabungan ini dilakukan untuk melihat efek keserasian teknik antara satu dengan yang lainnya. Bagaiaman imej dan kesan yang ditimbulkan apabila teknik eksplorasi yang sudah dilakukan digabungkan menjadi satu dalam satu media, yaitu tas wanita. Teknik-teknik yang digabungkan tersebut antara lain : c. Gabungan antara teknik tempel dengan teknik beading, dan teknik layering dengan menggunakan material lain. d. Gabungan antara teknik layering dengan teknik jahit kerut. e. Gabungan antara teknik bakar dengan teknik layering. f. Gabungan antara teknik layering, teknik beading, pengaplikasian mix media dan teknik jahit kerut. 45

14 g. Gabungan antara teknik layering, teknik jahit sulam, teknik beading dan teknik tempel. h. Gabungan antara teknik cutting dan teknik gunting. i. Gabungan antara teknik jahit kerut, teknik layering, dan teknik beading Teknik Tumpuk (Layering) Teknik tumpuk ini adalah teknik menumpuk material dengan material lainnya lagi sehingga didapatkan efek overlap dan bentukbentuk semu yang transparan karena lapisan-lapisan yang ditimbulkan. Teknik ini dilakukan mengingat material banyak yang digunakan banyak yang memiliki sifat transparan, dan dapat memberikan efek overlap yang bagus apabila digabungkan menjadi satu. Sehingga material dapat terlihat lebih beragam, apalagi bila digunakan material yang saling berbeda warna dan terkadang dapat menimbulkan warna baru dari teknik ini Pleats Pleats artinya lipatan ; melipat ( John M. Echolas, Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia ) Pleats are sharp folds of fabric which are pressed flat and stitched into place on the top edge ( Pamela Stecker, The Fashion Design Manual ). Pleats adalah lipatan tajam dari kain yang ditekan/dipress dan dijahit pada ujung atas kain. Pleats add decorative detail styling. They are formed by folding the fabric back and thus a considerable amount of extra fabric is needed ( Wendy Gardiner, The Enclopedia of Sewing Techniques ). Pleats menambah detail yang dekoratif. pleats dibentuk dengan melipat kain kedalam sehingga membutuhkan jumlah kain yang lebih banyak. Teknik pleats merupakan bagian kecil dari sejarah kostum pakaian, teknik ini digunakan untuk menggabungkan rok dan bagian lengan dengan pinggang, namun hal ini membuat orang bingung akan 46

15 pengertiannya. Karena prosesnya susah untuk dijelaskan dengan kalimat. Perbedaan dan macam teknik pleating terdiri dari Knife pleats, Box pleats, Rolled pleats, Stacked pleats, dan Cartridge pleats sangat membutuhkan ilustrasi dan gambar Smocking Istilah kata smock sebenarnya berasal dari bahasa Inggris, yaitu smock yang berarti mengerut. Sesuai dengan namanya, kain bersmock adalah kain yang berkerut-kerut akibat teknik menjahit dengan tarikantarikan tertentu. Smocking secures and adjusts the folds of finelly pleated field of fabric with handstitching. Smocking menahan dan mengatur lipatan dari kain yang telah dilipit dalam lipatan-lipatan rapat dengan jahitan tangan. Pada dasarnya inti pembuatannya terletak pada cara menjahit, menarik, serta mengikat bahan atau kain menurut aturan dan pola tertentu. Kegiatan jahit-tarik-ikat mati ini dilakukan berulang-ulang sesuai dengan smock yang dikehendaki. Cara ini menggabungkan bahan ke dalam bentuk kecil-kecil dan digabungkan dengan teknik sulam. Biasanya dikerjakan dengan tangan menggunakan benang, jahitannya membentuk barisan horizontal yang panjang dan dijahit parallel. Cara menjahitnya dimulai pada bagian belakang kain kemudian dijelujur hingga mendapatkan lipatan-lipatan kecil. Smocking mempunyai rasio 3:1 pada material bahan yang digunakan. Jadi kain yang disiapkan untuk kain yang terdapat teknik smocking di dalamnya haruslah memiliki 3 kali lebih panjang dari ukuran jadinya Heat- Setting This process, in it s presents connotation, includes establishing permanent plead. The characteristic surface effects of fabric. Proses ini, saat ini dapat diartikan menghasilkan lipatan atau pleats yang permanen, dan menimbulkan efek tiga dimensi sebagai 47

16 karakteristik pada permukaan kain. Sehingga teknik ini dapat dikatakan sebagai teknik pendukung dari terciptanya tekstur permukaan kain Setrika Dari keseluruhan teknik heat-setting, teknik setrika adalah yang termudah karena selain lebih praktis juga digunakan pada jenis kain yang apabila direbus atau dikukus akan luntur. Juga teknik ini dapat membantu pembuatan tekstur dengan menekan pada kain yang telah dibentuk agar terciptanya tekstur kain. 4.2 Aplikasi Hasil Eksplorasi Pada Karya Akhir Dibawah ini saya jabarkan hasil keterangan hasil eksplorasi dan juga gambar hasil eksperimen yang telah saya lakukan Analisis Hasil Eksperimen Perkiraan teknik yang banyak digunakan pada rancangan karya akhir adalah teknik-teknik di bawah ini: a. Jahit b. Teknik Teknik Tempel c. Teknik gunting d. Teknik Kolase e. Teknik Tumpuk (Layering) Analisa hasil eksperimen terdapat di bawah ini : 48

17 1. Eksperimen ini merupakan ekplorasi dari kain-kain perca yang dibentuk dengan cara dipilin-pilin memanjang sehingga menyerupai bentuk akar. Kain brokat yang digunakan sebagai latar belakangnya kemudian dirusak dengan teknik heat-setting menggunakan solder sehingga membentuk robekan-robekan berpola. 2. Eksperimen ini merupakan gabungan dari modul-modul yang dibentuk dari kain-kain perca yang dibungkus dengan satin berwarna putih yang dibolongi. Efek modul-modul yang tidak seragam ini menghasilakn varian efek yang berbeda-beda sehingga meminimalisasi kemonotonan. 49

18 3. Eksperimen ini juga merupakan gabungan dari modul-modul yang dibentuk dari potongan-potongan kain yang dipotong bulat-bulat dan ditumpuk menjadi satu. Modul-modul ini kemudian dipangkas lagi sehingga menimbulkan efek ulir-ulir. 4. Eksperimen ini merupakan eksperimen yang tadinya ingin mengejar efek nirmana. Merupakan eksperimen pertama penulis pada eksplorasi teknik kolase 5. Eksperimen ini merupakan eksplorasi teknik cabut serat yang mempergunakan aplikasi bordir lagi di atasnya. Efek tipis yang dihasilkan karena cabut serat menimbulkan kesan berbeda-beda volume sehingga kain yang dihasilkan tidak terlihat flat. 50

19 6. Eksperimen ini mempergunakan eksplorasi jahit mesin kerut di atas sifon bermotif polkadot. Di atasnya ditambahkan aplikasi pita berwarna emas. 7. Kain perca yang ditumpuk lapisan kain tile yang berbeda-beda warna sehingga menimbulkan kesan transparan. Di atasnya ditambahkan aplikasi dari eksplorasi teknik jahit mesin dengan berbagai macam bentuk jahitan. 51

20 8. Eksperimen ini merupakan haisl dari kain perca yang dibentuk seperti bola-bola kemudian dibungkus kain brokat dan digabungkan menjadi satu komposisi. 9. Eksperimen ini merupakan hasil dari kain perca bahan kaos yang digunting memanjang dan dikepang dengan campuran berbagai warna. Kepangan ini kemudian diuntir-untir sehingga membentuk bulatan-bulatan yang dapat disesuaikan ukurannya. 52

21 10. Merupakan eksperimen yang terbentuk dari pilinan-pilinan kain perca yang dipilin dengan menggunakan kawat berwarna-warni. Kain-kain pilinan ini pun lalu diaplikasikan dengan komposisi yang tidak teratur di atas kain brokat. 11. Merupakan eksperimen dari kain-kain perca yang digunting membentuk pola-pola motif tertentu. Guntingan motif-motif ini pun l alu diaplikasikan diatas sebuah kain polos. 53

22 12. Kain perca polyester yang dibentuk dengan rank kawat. Kain disusupi ke dalam rank kawat tersebut lalu di panaskan dengan hair dryer. Ketika dilepaskan lalu kain polyester ini pun membentuk cetakan kotak-kotak mengikuti rank kawat tadi. 13. Merupakan eksperimen dari kain perca yang dipotong bulatbulat. Kain-kain ini pun lalu dijahit kerut dengan jahit tangan. 54

23 Hasilnya menyerupai hasil smok namun dihasilkan dari jahitan tangan. 14. Kain-kain perca yang dipotong - potong persegi panjang. Potongan ini kemudian dikomposisikan kembali dengan warna yang berbeda-beda namun tidak dijahit neci agar dapat menghasilkan efek berantakan. 55

24 15. Eksperimen ini merupakan gabungan dari modul-modul kain perca yang dibungkus dengan kain batik. Di bagian tengah kain ini dijahitkan tali-tali yang membagi lingkaran ini menjadi beberapa bagian. 16.Merupakan gabungan dari eksperimen modul sumbu kompor yang diuntir-untir digabung dengan modul kain bulat yang dijahit menumpuk. Eksperimen ini kemudian diaplikasikan di atas kain satin berwarna kuning mengkilat. 56

25 17. Kain ini merupakan eksperimen yang hampir menyerupai quilting. Kain diisi dengan lapisan dacron lalu dijahit dengan kain lagi diatasnya secara horisontal, vertikal maupun diagonal dengan jarak yang tidak sama. Di pinggirnya diaplikasikan kain tile yang dijahit kerut kemudian digunting sisa kainnya sehingga menimbulkan rumbaian kecil-kecil di sisi-sisinya. 18. Mempergunakan teknik smok dan aplikasi cat puff. Aplikasi flocking juga dipergunakan di kain ini.setelah itu di atasnya diberikan aplikasi tile yang dilipat-lipat sedemikian rupa lalu dijahit lagi di atasnya beserta benang-benangyang tidak beraturan. 57

26 19. Merupakan pengembangan dari bola-bola dengan kain batik tadi. Namun modul-modul ini merupakan pengembangannya. Dapat terlihat dari jumlah bagiannya yang sudah teratur dan seragam yaitu per lima bagian. Terinspirasi dari stilasi buah manggis. 20. Eksplorasi whit on white. Bagian bawah mempergunakan teknik quilting dengan motif paisley dan ditindih dengan modul bola-bola dari kain perca putih yang dibungkus lagi sehingga membentuk bola-bola. 58

27 21. Merupakan eksperimen teknik quilting dari perca kain thai silk dan tile berglitter. Motif-motif paisley digunting-gunting di atas kain yang berbeda-beda sehingga memberikan efek komposisi YANG unik ketika digabungkan di atas kain-kain perca tadi. 22. Mempergunakan modul-modul kain bulat-bulat yang ditumpuk seperti beberapa eksperimen di atas. Modul-modul ini lalu diaplikasikan di atas kain organdi yang dibolongi dengan solder dengan bentuk polkadot-polkadot. Di atasnya lalu diberikan aplikasi jahitan mesin dengan komposisi yang tidak beraturan. 59

28 23. Merupakan eksplorasi teknik steam di atas kain perca. Beberapa contoh penggabungan teknik pada aplikasi tas : 60

29 Penggabungan stilasi bentuk akar yang dibentuk melingkar yang dikomposisikan dengan stilasi bentuk manggis. Komposisi ini menghasilkan gabungan-gabungan modul yang tidak seragam mulai dari ukuran modul dan jenis modulnya sendiri. 61

30 Kain ini merupakan perpaduan dari beragam teknik yang digabungkan kembali menjadi satu kesatuan yang unik. Perbedaan teknik, corak dan warna yang terjadi disini menimbulkan efek ramai dan padat dikarenakan minimalisasi keseragaman. Beberapa foto proses kerja : Eksperimen ini merupakan gabungan dari modul-modul kain yang dipotong bundar-bundar dan dijahit tumpuk sehingga menimbulkan kesan berlapis-lapis yang padat. Satuan modul ini pun digabungkan dalam satu 62

31 komposisi yang kemudian disamarkan oleh kain tile warna biru yang diberi aplikasi jahitan besar-besar. Eksperimen berikut adalah eksplorasi teknik pleats untuk memberikan kesan kotak-kotak yang diaplikasikan sebagai reka latar pada kain organdi berwarna pink. Eksperimen berikut merupakan stilasi dari buah manggis yang dibentuk dari kain perca yang kemudian dibungkus kain tile. Modul-modul ini kemudian dibentuk menjadi 5 sisi yang diikat dengan benang sehingga menyerupai buah manggis dan daun yang terdapat di kepalanya. 63

32 Eksperimen ini merupakan eksplorasi teknik pilin yang dibentuk dari stilasi bentuk akar yang kemudian ditenun ulang dan diberi aplikasi puff paint atau cat timbul di atasnya sehingga menimbulkan efek tiga dimensi. 64

33 Eksperimen berikut merupakan campuran dari kain satin warna pink dan kain tile berwarna dengan glitter berwarna biru muda dan kuning yang diberi aplikasi potongan perca yang dipotong membentuk motif paisley. Aplikasi kain perca juga digunakan kembali dengan cara didiuntir sehingga menyerupai bentuk kelopak bunga. 65

34 Proses kerja dengan teknik heat setting setrika panas untuk memanaskan aplikasi puff agar cairan ini menjadi mengembang dan menimbulkan efek tiga dimensi. 66

35 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengeksplorasian terhadap materialmaterial dengan eksperimen-eksperimen reka latar dan teknik kolase, dengan media tas wanita, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Dalam proses eksplorasi ini telah diterapkan beberapa teknik pengolahan material dengan mengenali karakteristik material tersebut sebelumnya, untuk memanfaatkan potensi material yang belum terolah. 2. Dari proses eksplorasi material, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter material kain yang berbeda-beda dan cendrung memiliki teksturnya masing-masing akan menjadi lebih kaya apabila diolah kembali dengan beberapa teknik reka latar seperti yang saya kemukakan di atas. Setiap teknik yang dilakukan akan memberikan efek yang berbeda pada material, sehingga selalu membuat suatu tekstur yang baru pada material yang berbeda dengan teknik yang berbeda. 3. Beberapa eksperimen dengan menggunakan teknik aplikasi akan menciptakan imej yang berbeda-beda pada setiap karakter material yang berbeda. Baik pengaplikasian dengan tambahan material kawat, payet ataupun menik-manik pada karya. 4. Penerapan teknik kolase pada karya cenderung berhasil membantu perwujudan teknik 3 dimensi kedalamnya atau keluar dari batas dan menjauhi istilah konvensional. Ketika penyatuan material-material tersebut pada suatu media tas wanita ( teknik 67

36 kolase ) dilakukan, maka akan didapat efek tekstur 3 dimensi yang sangat menarik pada material tersebut. 5. Penerapan material mix media nontekstil seperti kawat dan plastik sebagai material alternatif, membuat suatu sensasi tersendiri dimana kain-kain ataupun material lain selain kain ketika disatukan menjadi lebih melebur dan menjadi lebih menarik. 6. Keserasian penerapan dan peletakan hasil eksplorasi berbagai teknik dan berbagai material tersebut sebagai bagian dari teknik dan bahan kolase pada karya akhir akan meningkatkan nilai ekonomis material-material yang sebelumnya adalah material sisa dan buangan dan akan meluaskan ruang lingkup fungsi material-material bekas dan sisa. 7. Perancangan sketsa awal karya akhir merupakan hasil dari sebuah proses desain yang mencakup pengumpulan data dan analisis. Analisis karakteristik, analisis material, proses eksplorasi dan proses perancangan. Proses-proses ini menghasilkan perupaan material dengan fungsi yang menjadi jauh lebih luas dengan nilai estetis yang lebih baik dan jauh lebih unik apabila dibandingkan dengan material-material baru yang sudah tersedia di pasaran dan juga tingkat ekslusifitas yang tinggi, hal tersebut terlihat jelas pada pengerjaan tangan langsung untuk menghasilkan material ini sehingga produksinya hanya sedikit dan dikerjakan secara detail dan jauh dari industrialisasi. 5.2 Saran 1. Proses eksplorasi yang dilakukan akan lebih optimal apabila didukung oleh keterampilan dan ketersediaan waktu dan fasilitas yang memadai, mengingat dalam percobaan akan selalu mengikutsertakan kegagalan. 2. Dari hasil eksplorasi terbukti bahwa sebenarnya materialmaterial yang kita anggap remeh dan kurang potensial dan seperti sampah dan bahan sisa sehingga tidak pernah menarik 68

37 orang untuk mengolahnya secara lebih lanjut ternyata dapat memberikan hasil baru yang unik dan jauh berbeda dan lebih menarik dibandingkan material-material yang baru. Maka sebaiknya pengeksplorasian material tekstil jangan hanya terbatas pada material yang sudah umum digunakan tetapi bila material-material yang terlihat buangan diolah kembali akan dapat menjadi lebih menarik dengan keunikan karakternya masing-masing. 3. Dengan bertambahnya ragam teknik reka bahan materialmaterial yang beragam tersebut maka alternative bentuk karyakarya akan jauh lebih beragam dan lebih luas jangkauannya karena menimbulkan pemikiran baru kalau kita dapat membuat sesuatu yang baru dari hampir material apapun yang tidak terpakai dengan tetap memperhatikan beberapa faktor seperti kenyamanan pemakai, perawatan karya dan lain sebagainya sehingga nilai estetis dan ekonomis dari material-material sisa dapat lebih ditingkatkan. 69

38 DAFTAR PUSTAKA Colhester, Chloe The New Textiles (trends and tradition). Thames and Hudson Ltd. London. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta, Edisi II E. Stout, Evelyn. Introduction to Textile. New York State College of Home Economics at Cornell University. New York Encarta Reference Library Frings, Gini Stephen. Fashion From Concept to Consumer Haldani D, Achmad, MSn. Diktat kuliah Sejarah dan Gaya dalam Fashion Institut Teknologi Tekstil Pengetahuan Barang Tekstil. Institut Teknologi Tekstil. Bandung Jumaeri, dkk Pengetahuan Barang Tekstil, Institut Teknologi Tekstil. M. Echols, John; Shadily, Hassan, Kamus Indonesia-Inggris. PT. Gramedia. Jakarta. Magazine, 2003, Martingale and Company, Australia. Majalah Dewi Koleksiana, 2005, Edisi Tahunan Mode. Majalah Dewi Koleksiana, 2006, Edisi Tahunan Mode. Murray, Peter and Linda A Dictionary Of Art and Artist. Penguin Books Ltd, Australia Wiley, John and Sons Encylopedia Of Textile. USA Wulandari, RD. Ramia Eksplorasi Tekstur Permukaan Kain

39

40 LAMPIRAN Berikut ini saya lampirkan hasil sketsa, foto, dan juga bukti asistensi selama pengerjaan tugas akhir berlangsung. 72

41 Sketsa Produk :

42

43

44

45

46

47

48

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON

BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON 3. 1 Eksplorasi Eksplorasi dilakukan melalui percobaan-percobaan pada kain chiffon sintetik, seperti kain chiffon high count, chiffon double high count, chiffon

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter

Lebih terperinci

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB IV PERANCANGAN KARYA BAB IV PERANCANGAN KARYA 4.1 Perancangan Perancangan dibuat untuk memberikan gagasan dan konsep untuk karya. 4.1.1 Tema Tema mengedepankan mengenai romantisme yang menjadi aksentuasi tepat untuk gaya feminin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu

Lebih terperinci

Eksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh

Eksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 219 Eksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh Dini Haryani Soliha Berkembangnya dunia

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS). SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) Pengertian serat. SERAT adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali. asal serat bahan tekstil

Lebih terperinci

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat untuk memahami dan menguasai keterampilan dan teknik menangani material (tertentu) merupakan bagian yang harus hadir dalam pembekalan pendidikan tinggi seni

Lebih terperinci

WADAH HANTARAN. Abstrak

WADAH HANTARAN. Abstrak WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah tekstil. Manusia melalui tekstil dapat membuat pakaian untuk melindungi tubuh atau sebagai pemuas hasrat manusia untuk menunjukan

Lebih terperinci

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 1. Tas Laptop Dari Kain Perca Anda punya baju/rok batik yang kekecilan/robek? Mau makai bikin nggak pede, padahal kain batiknya masih bagus. Apa boleh buat, daur ulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul

Lebih terperinci

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK

EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK PENGANTAR KARYA STRATA I EKSPLORASI TEKSTUR PADA KAIN CHIFFON SINTETIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata KuliahTugas Akhir Kriya Tekstil (KR40ZJ) Disusun Oleh, Asri Syarifah Nuraini 17203029

Lebih terperinci

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120  1. Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1. warna kusam Air Mendidih 2. mudah luntur 3 bungkus 3. bisa diurai 4. bisa dipilin

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION

EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION PENGANTAR KARYA STRATA 1 EKSPLORASI ORGANDI UNTUK PRODUK FASHION SALLY SHEANTI NATANEGARA 17203002 Dosen Pembimbing Kahfiati Kahdar, S. Sn., MA. KRIYA TEKSTIL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 SPESIFIKASI TEKNIS BEKAL UMUM : BARET POLRI

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Wig yaitu rambut palsu yang terbuat dari serat alami (rambut manusia, rambut kuda, wol, bulu binatang) maupun sintetis (polyester, nylon) yang digunakan di

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumen akan busana ready to wear saat ini menjadi kebutuhan primer. Tidak hanya ready-to-wear, kebutuhan cocktail dress juga saat ini meningkat, sehingga

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN

EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain EKSPLORASI MOTIF PUCUK REBUNG DENGAN TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA BUSANA PENGANTIN MODERN Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Lebih terperinci

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

INFORMASI DAN SPESIFIKASI INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMIN

Lebih terperinci

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN

PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN CHIFFON, ORGANDI DAN SATIN Jurnal Penelitian Busana dan Desain (JPBD) Vol 1, No 1, September 2017 e-issn:. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jbd PEMBUATAN HIASAN TAS DENGAN TEKNIK BORDIR APLIKASI SERUNI TIGA DIMENSI DARI KAIN

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. 1. Denim/Jeans mempunyai ketebalan bahan yang kuat. 2. Bahan Denim/Jeans mampu menahan beban barang yang cukup kuat. BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan bahan denim/jeans, sebagai bahan utama pembuatan produk tas frajeas ini didasari atas ketersediaan barang yang telah beredar banyak dimasyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang La Belle Epoque merupakan jaman keemasan dan jaman kemakmuran di Perancis. Periode La Belle Epoque dalam sejarah Perancis yang konvensional di mulai pada tahun 1871

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis meluncurkan desain yang mengangkat tema dari Virtualuxe 2013 dengan tema Astrochemistry dan sub tema Frozen Fluid dan Carbon Compound. Tema futuristic yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah Swt dengan segala kelebihan maupun kekurangannya. Kelebihan itu akan muncul apabila dirinya mampu memahami dan memanfaatkannya secara

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Perancangan tas wanita batok kelapa yang dibuat ini orisinalitas sendiri berdasarkan penggunaan bahan yang berasal dari limbah dan sistem yang digunakan pada tas

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK Karakteristik busana etnik setiap daerah berbeda-beda. Karakterstik tersebut ditinjau dari model busananya, jenis dan corak kain yang dipergunakan, warna busana dan perlengkapan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Limbah spanduk MMT (Metromedia Technologi\ Riset kebutuhan dan peluang pemanfaatan limbah spanduk MMT Gagasan pemanfaatan limbah spanduk MMT untuk

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan yang tidak mungkin dipisahkan dari manusia. Pada awalnya pakaian berfungsi sebagai alat perlindungan diri, baik itu dari cuaca ekstrim

Lebih terperinci

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL

EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL EKSPLORASI SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU TEKSTIL LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Tugas Akhir Kria Tekstil (KR 40ZJ) Program Studi Kria Tekstil Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN 45 BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN A. Konsep Penciptaan Dalam menciptakan sebuah karya desain, seorang desainer bisa mendapatkan ide atau gagasan berkarya dari mana saja. Bisa dari pengalaman desainer

Lebih terperinci

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keterampilan ini, diharapkan memberi peluang tumbuhnya potensi untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur

Media Workshop. Kain dan Serat Pembentuknya. Oleh: Yuliab Koersen. May 22, Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur Media Workshop Rahasia Kain untuk Kenyamanan Tidur May 22, 2013 Kain dan Serat Pembentuknya Oleh: Yuliab Koersen 1. Flow Proses Pembuatan Kain (Fabric) Kain Satu jenis serat Katun, Rayon, Polyester, Nylon,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

WARIDAH MUTHI AH NIM KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn, M.A.

WARIDAH MUTHI AH NIM KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn, M.A. PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STRATA I EKSPLORASI KAIN SESER UNTUK PRODUK FASHION KR-40ZJ WARIDAH MUTHI AH NIM. 17203020 KRIA TEKSTIL DOSEN PEMBIMBING: KAHFIATI KAHDAR, S.Sn., M.A. ALBERTA HARYUDANT, S.Sn,

Lebih terperinci

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Pengertian Tusuk Hias Sebelum membuat hiasan busana dengan teknik sulaman terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah

Lebih terperinci

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PROSES PRODUKSI IV. 1 Ide Dasar Karya tugas akhir ini akan diwujudkan dalam beberapa produk fashion. Rancangan produk tentunya tidak akan lepas dari inspirasi yang muncul

Lebih terperinci

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Rajut sering diidentikkan dengan kegiatan nenek-nenek yang duduk di kursi goyang, karena merajut merupakan kegiatan yang bisa menjadi hobi atau kegemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA

APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain APLIKASI MOTIF BATIK GARUT MOJANG PRIANGAN PADA ORGANZA UNTUK BUSANA READY TO WEAR Cikita Wildainy Yan Yan Sunarya, S.Sn., M.Sn Program Studi Sarjana Kriya,

Lebih terperinci

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin OLGA JUSUF RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin Penerbit PT Gramedia pustaka Utama Jakarta oleh: OLGA JUSUF GM 210 01100049 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Berikut adalah hasil karya Tugas Akhir Jessy Jasmine Fitria Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dengan judul EKSPLORASI TEKNIK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA Di susun oleh : Erlina Mega Candra S1_TI A/ 10.11.3581 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Dibuang Sayang Produksi apa pun selalu menghasilkan limbah sebagai

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Pada perancangan buku cerita anak ini memiliki konsep yang Beragam yaitu adanya bermacam jenis bentuk, pola, warna, teks mencakup cara penggambaran karakter

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Koleksi busana ready-to-wear deluxe berjudul Mudanin. Mudanin merupakan nama Cina dari bunga Peony. Peony adalah bunga nasional Cina yang melambangkan kecantikan dan feminin. Sebagian besar Peony

Lebih terperinci

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa analisis terkait dari percobaan-percobaan tersebut. 4.1 Analisis Struktur dan Karakteristik Material

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENJALIN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menjalin desain dan prinsip teknik menjalin, jenis bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci