Identifikasi Aktivitas Rantai Pasok Industri Hijab Pemula Berdasarkan Value Chain Analysis
|
|
- Verawati Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Sitasi: Prasetyawati, M., & Sudarwati, W. (2017). Identifikasi Rantai Pasok Industri Hijab Pemula Berdasarkan Value Chain Analysis. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H87-95). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Identifikasi Rantai Pasok Industri Hijab Pemula Berdasarkan Value Chain Analysis Meri Prasetyawati (1), Wiwik Sudarwati ( (2) (1), (2), (3) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 (1) Wiwik.sudarwati@ftumj.ac.id ABSTRAK Saat ini pemerintah sedang menggalakkan industri kreatif Indonesia melalui berbagai macam program pengembangan Ekonomi Kreatif hingga Salah satu industri kreatif yang saat ini sedang trend adalah industri kreatif bidang fesyen terutama fesyen hijab. Hijab saat ini telah diakui menjadi suatu trend mode yang membawa pengaruh positif terhadap meluasnya pasar hijab di Indonesia. Dampak dari meluasnya pasar hijab di Indonesia adalah pertumbuhan industri hijab sangat pesat. Banyak bermunculan industri hijab dalam skala menengah hingga kecil, yang pada akhirnya menimbulkan persaingan antar industri tersebut untuk bisa survive terutama bagi industri hijab pemula. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri hijab pemula ini untuk bisa bertahan dengan menciptakan nilai tambah ekonomi. Untuk dapat menciptakan nilai tambah ekonomi ini perlu dilakukan berbagai cara salah satunya adalah melihat apakah aktivitas yang dilakukan telah memiliki nilai tambah atau bahkan tidak memiliki nilai tambah. Setiap aktivitas akan menimbulkan biaya, maka perlu dikaji masalah aktivitas tersebut. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi aktivitas dalam rantai pasok industri hijab pemula menggunakan value chain analisis. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu metode penelitian. Metode yang digunakan adalah value chain analysis. Langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh aktivitas pada rantai pasok usaha hijab berdasarkan teori dalam value chain. Dimana dalam analisis value chain menurut (Porter, 1980) dapat digunakan sebagai alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah (value added) maupun penurunan biaya sehingga dapat membuat usaha lebih kompetitif Hasil dari identifikasi yang telah dilakukan terhadap aktivitas pada rantai pasok industri hijab pemula ini adalah industri hijab pemula ini perlu mempertimbangkan peran dari beberapa aktifitas dari proses usaha hijab, adapun yang harus dipertimbangkan adalah aktifitas inbound logistics, operation, outbound logistic, marketing and sales dan service. Dengan mempertimbangkan peran aktifitas rantai nilai pada proses hijab diharapkan dapat meningkatkan efisiensi cost dan meningkatkan daya saing industri hijab pemula Kata kunci rantai pasok, industri hijab pemula, value chain analysis I. PENDAHULUAN Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.(marie Elka P.2008) Industri kreatif ini sedang digalakkan oleh pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat indonesia. Ada 14 bidang industri kreatif yang akan dikembangkan oleh pemerintah antara lain bidang periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fasyen, film, video dan fotografy, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak,riset dan pengembangan. Berbagai program untuk peningkatan dan pengembangan industri kreatif telah dilaksanakan pemerintah. Kementrian ekonomi kreatif dalam bukunya yang berjudul pengembangan ekonomi kreatif menuju visi ekonomi kreatif indonesia 2025, menguraikan tentang potensi, tantangan serta program kerja pengembangan industri kreatif yang ada di indonesia salah satunya adalah industri kreatif bidang fesyen. Saat ini Persentase H-87
2 Sudarwati, Prasetyawati kontribusi PDB kelompok industri kreatif fesyen mendominasi sektor industry kreatif pada tahun 2006 sebesar 44,18%.(Marie Elka P. 2007) Hijab merupakan salah satu fesyen yang ada di Indonesia. Dalam Islam, hijab merupakan salah satu hukum yang harus ditaati oleh pemeluknya. Hijab berfungsi untuk menutup aurat, bagian-bagian tubuh yang wajib ditutupi dari pandangan orang lain dengan pakaian. Selama Ini hijab identik dengan busana yang menutupi tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki layaknya perempuan-perempuan di Arab dan Afganistan. Hijab menjadi identik dengan kaum fanatik dan puritan karena bentuk yang tidak modis dan berwarna suram. Namun di era yang sudah terbuka dengan informasi, terutama di negara seperti Indonesia, hijab lambat laun berubah. Hijab kini tampil dengan beragam varian bentuk dan warna. Tentu saja mengingat pasar hijab yang sedemikian besar, hijab kini mulai dilirik oleh industri fashion. Menurut data Kementerian Perindustrian, industri fashion muslim di Indonesia meningkat 7% setiap tahunnya. Selain terbukanya era informasi, industri hijab juga tak lepas dari berkembangnya golongan kelas menengah di Indonesia. Karena golongan kelas menengahlah yang mempunyai pilihan untuk mengikuti mode pakaian. Saat ini, industri hijab mulai dilakoni industri kecil dan menengah (IMK), bahkan dikreasi oleh berbagai desainer pakaian. Banyak bermunculan industri hijab dalam skala menengah hingga kecil, yang pada akhirnya menimbulkan persaingan antar industri tersebut untuk bisa survive terutama bagi industri hijab pemula. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi industri hijab pemula ini untuk bisa bertahan dengan menciptakan nilai tambah ekonomi. Ada beberapa penelitian yang membahas tentang industri kreatif bidang fesyen ini diantaranya adalah Strategi Pengembangan industri kreatif sektor fesyen studi kasus distro clothing antara lain (diaas satria, 2011). Penelitian yang lain dengan judul Model pengembangan industri kecil bidang fesyen. Hasil dari penelitian ini adalah berupa model pengembangan industri kreatif bidang fesyen meliputi 4 (empat) komponen utama yaitu pelatihan, pembiayaan, pendampingan, dan jejaring usaha, lebih memfokuskan pada pembahasan komponen pendidikan dan pendampingan usaha (Muhammad Adam, 2011). Penelitian tersebut dilakukan lebih mengarah pada pengembangan industri kreatif fesyen secara menyeluruh. Penelitian ini membahas tentang efisiensi yang dapat dilakukan oleh industri kreatif pemula hijab dengan pendekatan value chain analisis. Dimana dalam analisis value chain menurut (Porter, 1980) dapat digunakan sebagai alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai tambah (value added) maupun penurunan biaya sehingga dapat membuat usaha lebih kompetitif. Analisis value chain ini dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas aktivitas yang memiliki nilai tambah dan yang tidak memiliki nilai tambah. Eliminasi aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah akan meningkatkan margin perusahaan. Permasalahan yang dihadapi adalah industri kreatif pemula hijab biasanya melakukan seluruh aktivitas proses produksinya tanpa memikirkan aktivitas yang dilakukannya memberikan nilai tambah atau tidak. Padahal setiap aktivitas yang dilakukan mengandung biaya. Semakin banyak aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar, hal ini mengakibatkan pemborosan. Aktor dari industri kreatif pemula hijab biasanya tidak memikirkan pemborosan yang diakibatkan oleh aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut, karena focus utamanya adalah bagaimana produknya terjual. Untuk itu perlu dirumuskan untuk Bagaimana mengidentifikasi aktivitas pada industri hijab pemula sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan oleh industri hijab pemula.(2) Mengoptimalkan aktivitas yang dilakukan oleh industri hijab pemula sehingga memiliki nilai tambah. II. METODOLOGI Dalam Metodologi Penelitian ini akan dijelaskan mengenai langkah langkah dalam penyelesaian penelitian sesuai dengan diagram alirnya, termasuk juga tentang data yang dibutuhkan, bagaimana memperoleh data tersebut dan hasil dari setiap langkah penyelesaiannya. H-88
3 Identifikasi Rantai Nilai Dalam Upaya Meningkatkan Value Added Pada Industri Hijab Pemula A. Pengumpulan Data Berdasarkan jenis datanya maka data yang dikumpulkan antara lain : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung. Dari jenis data ini diperoleh data antara lain : a) seluruh aktivitas yang dilakukan oleh industri hijab pemula mulai dari supplier hingga ke buyer. b) Aliran proses mulai dari supplier hingga ke buyer c) Proses produksi hijab 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan mencari studi literatur dari lembaga atau instansi. Dari jenis data ini diperoleh data tentang industri fashion muslim dll. B. Pengolahan data Pengolahan data dilakukan melalui beberapa langkah yaitu : 1. Pemetaan Value Chain Produk Hijab Langkah awal dalam menyelesaikan penelitian adalah dengan melakukan pemetaan rantai nilai produk hijab, dimana tujuan dalam pemetaan ini untuk mengetahui aliran input produk dan jasa dalam rantai nilai produk hijab. Didalam pemetaan ini akan dilakukan mulai dari segmen upstream, segmen midstream, dan dilanjutkan pada segmen downstream. 2. Analisis value chain Langkah dalam menganalisis dengan menggunakan analisis value chain : a. Mengidentifikasi aktifitas value chain Memisahkan kegiatan atau operasi pada industri hijab pemula menjadi beberapa aktivitas bisnis, dengan cara mengelompokkan aktifitas atas proses tersebut kedalam kategori primer atau pendukung. b. Menghitung Maturity Level. Bertujuan untuk mengidentifikasi aktifitas mana yang dilaksanakan sesuai standar, dilaksanakan tetapi tidak sesuai standard dan aktivitas mana yang tidak dilaksanakan.. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Usaha TWIN Hijab berdiri tahun 2014 memproduksi berbagai macam hijab. Produk yang telah dihasilkan antara lain : hijab pashmina, hijab segi empat, hijab 2 lobang, hijab 1 lobang dll. Usaha ini dilakukan sebagai home industri karena dilakukan di rumah sendiri. Sampai dengan saat ini TWIN Hijab belum memiliki visi dan misi yang jelas dan tertulis bahkan struktur organisasi pun beli ada. Tetapi TWIN Hijab memiliki motto bahwa memberikan yang terbaik serta pelayanan yang terbaik untuk pelanggan. Strategi pemasaran yang digunakan dalam usaha industri kreatif pemula TWIN Hijab antara lain : a. Promosi produk Twins Hijab dilakukan dengan dua cara yaitu :1).Langsung menggunakan alat - alat pemasaran seperti brosur atau katalog sehingga memudahkan calon pembeli memilih produk. Menawarkan produk kepada konsumen misalnya kepada keluarga,teman, atau tetangga. Memanfaatkan komunitas tempat berkumpul. Mendistribusikan ke toko - toko pakaian muslim. Menjalin kerja sama dengan kenalan atau relasi yang berada di daerah atau kota lain. b. Online menggunakan media promosi melalui facebook, twitter, bbm, Shopee atau sosial media lainnya Adapun aktivitas proses produksi Twins Hijab antara lain : a. pembelian dan pemilihan bahan b. pembuatan pola c. pemotongan d. penjahitan e. pengepakan f. distribusi H-89
4 Sudarwati, Prasetyawati B. Rantai Pasok Industri Kreatif Pemula Hijab Rantai pasok industri Hijap Pemula TWINSHIJAB sangat sederhana dimana tidak banyak anggota/orang yang terlibat dalam proses pendistribusian produk hijab mulai dari bahan baku kain diproses menjadi produk hijab hingga didistribusikan sampai ke tangan konsumen. Anggota anggota yang terlibat ini memiliki peranannya masing masing dalam rantai pasok produk hijab. Anggota rantai pasok produk hijab tersebut adalah : pedagang kain, proses produksi, penjahitan, dan Perusahaan jasa pengiriman paket kilat (TIKI, JNE). Pola Aliran ranti pasok industri Hijab pemula TWINSHIJAB secara sistematis dapat dilihat pada gambar 1 Pedagang Kain Proses Pembuatan Hijab Distribusi Konsumen Gambar 1. Rantai pasok industri hijab pemula C. Analisis Rantai Nilai Rantai nilai adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitas aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Analisis rantai nilai memperhatikan organisasi sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. dalam rantai nilai terbagi menjadi dua kategori yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pada aktivitas utama akan dikaji dari sisi pengadaan bahan baku, operasi dan pemasaran. Adapun aktivitas pendukung terdiri dari penyiapan infrastruktur penunjang industri, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan pengadaan. Tahapan rantai nilai pembuatan hijab di TWINS Hijab secara umum terlihan pada gambar berikut Penyedia Bahan Utama Proses pembuatan Hijab Penjualan Konsumen Pedagang Bahan utama D. E. F. Persiapan hingga pemotongan VC STAGES Penjahitan Online Konsumen Gambar 2. Rantai nilai umum proses produksi hijab TWINS Hijab Operator Berdasarkan data yang diperoleh dari TWINS Hijab, maka bahasan penelitian ini akan dijelaskan bahwa penerapan activity based management system berfokus pada pengelolaan aktivitas secara terpadu dan pada aktivitas system yang bertujuan mengingatkan customer value dan laba. Manajemen berbasis aktivitas berfokus ke aktivitas yaitu serangkaian kegiatan yang membentuk suatu proses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Saat ini TWINS Hijab belum menerapkan activity based management system sebagai alat efisiensi biaya produksi. Untuk itu perlu diterapkan system ini untuk lebih bisa meningkatkan laba. D. Identifikasi Aktifitas Proses identifikasi, dan evaluasi setiap aktivitas yang dilakukan oleh TWINSHIJAB dalam proses pembelian bahan baku, pembuatan hijab hingga packing dan delivery dilakukan dengan tujuan untuk melakukan peninjauan dan perbaikan secara berkelanjutan terhadap aktivitas yang sudah terjadi dalam proses produksi. H-90
5 Identifikasi Rantai Nilai Dalam Upaya Meningkatkan Value Added Pada Industri Hijab Pemula Adapun aktivitas yang terjadi pada TWINSHIJAB dimulai dari pembelian bahan baku, masuk ke proses produksi hingga delivery. Dalam identifikasi aktifitas, setiap aktivitas yang dilakukan dikelompokkan ke dalam 4 Kegiatan yaitu 1. Kegiatan pembelian bahan baku, 2. Kegiatan proses pembuatan hijab 3. Kegiatan inspeksi dan packing dan 4. Kegiatan delivery. Hasil identifikasi aktivitas secara detail disajikan dalam table 1 Tabel 1. dalam proses pembuatan hijab Kegiatan Ativitas Pembelian bahan baku Pemilihan bahan Bertransaksi (pembayaran ) bahan Pembuatan hijab Persiapan alat dan bahan Membuat desain hijab Membuat pola Memngukur bahan sesuai pola Memotong bahan sesuai dengan pola atau ukuran Membawa kain yang telah terpotong ke tukang jahit Mengambil hasil jahitan Inspeksi dan packing Inspeksi ( pengecekan ) Seluruh jahitan Memperbaiki hasil jahitan atau memotong kelebihan benang Melipat hijab Memasukkan ke dalam plastik Delivery dan Promosi Pengemasan sesuai pesanan Pemberian nama dan alamat Membawa produk jadi ke TIKI atau JNE Pengiriman oleh TIKI atau JNE Promosi melalui instagram, facebook, tweeter, dan shopee Sumber : TWINS Hijab A. Pemetaan Value Chain Pemetaan dilakukan dengan melihat seluruh aktivitas yang dilakukan industri hijab pemula. Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer Linkages).Ditinjau rantai nilai pengrajin produk hijab di Bintaro tangerang selatan dapat dilihat pada gambar 3 Rantai Nilai pemasok Rantai nilai Perusahaan Rantai nilai pembeli UPSTREAM MIDSTREAM DOWNSTREAM pembelian bahan : Proses Produksi : penjualan : - Kain - Persiapan - Promosi instagram - Benang - Membuat desain - Menerima pesanan - Acessoris hijab misalnya - Membuat Pola - Menyiapkan pesanan mote - Pengukuran - Mengirimkan pesanan - Pemotongan kain - Menjahit - Penambahan accesoris - Pengecekan - Packing Gambar 3. Rantai Nilai Industri Hijab Pemula di Bintaro Tangerang Selatan H-91
6 Sudarwati, Prasetyawati Dalam Pemetaan value chain terdiri dari tiga segmen utama : 1. Segmen Upstream Segmen upstream terdiri dari supplier-supplier yang terdiri dari supplier bahan baku utama dan supplier bahan bahu penunjang. Bahan utama Hijab adalah kain dengan berbagai jenis kain yang cocok untuk hijab diantaranya kain dengan jenis royal fine, maxmara, katun silky, katun crepe, katun wolfis dll. 2. Segmen Midstream Segmen midstream terdiri merupakan produsen dalam aktifitas value chain. Dalam segmen ini terdapat proses-proses penambahan nilai yaitu proses yang persiapan, membuat pola, pemotongan, menjahit, dan finishing. 3. Segmen Downstream Segmen downstream merupakan keseluruhan kegiatan yang melibatkan pengiriman produk kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam distribusi produk hijab. Sedangkan untuk melihat aktivitas tersebut secara detail yang terbagi ke dalam aktivitas utama dan aktivitas pendukung, keseluruhan aktivitas tersebut dapat didistribusikan sebagai berikut : Jenis Primer Pendukung Tabel 2. Identifikasi aktivitas berdasarkan value chain Kelompok yang ada di IHP Bintaro Inbound Logistic - Perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli - Transportasi Pengiriman bahan baku kain ke TWINS Hijab Operation - Persiapan - Membuat desain - Membuat Pola - Pengukuran - Pemotongan kain - Transportasi pengiriman kain yang telah dipotong dan terpola ke penjahit - Transportasi pengambilan hasil jahitan hijab - Pengecekan hasil jahitan - Pengemasan Outbound Logistic - Menerima pesanan - Menyiapkan pesanan - Mengirimkan pesanan Pemasaran dan - Promosi instagram, shopee (update konten) penjualan - Penetapan harga - Pemilihan agen distribusi Pelayanan (Services) - Komitmen kualitas produk - Penyesuaian produk Procurement - Perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli - Pembelian bahan baku - Pemilihan bahan utama dan pendukung Technology Development Human Resource - Kompensasi Untuk semua jenis Management personel Firm Infrastruceture - Manajemen Umum B. Model Value Chain TWINS Hijab Keseluruhan aktivitas yang telah teridentifikasi tersebut digambarkan dalam suatu model value chain analisis. H-92
7 Identifikasi Rantai Nilai Dalam Upaya Meningkatkan Value Added Pada Industri Hijab Pemula Logistik dalam : Ke - Perencanaan kebutuhan bahan - Transportasi pembelian bahan - C. Analisis Value Chain tersebut diatas dapat dijabarkan lagi secara detail dalam 2 kategori yaitu Primer dan Pendukung. Berdasarkan hasil identifikasi maka diperoleh aktivitas yang mendukung aktivitas primer dan aktivitas yang mendukung aktivitas pendukung. Berdasarkan kebutuhan yang teridentifikasi dalam tinjauan literature, maka dapat dibuat suatu matriks penilaian dengan menggunakan pendekatan maturity model untuk melaksanakan value chain analysis. Dalam penelitian ini, kelima level maturity level adalah sebagai berikut: (1) skor 0 jika tidak ada aktivitas, (2) skor 1 undefined telah ada proses, namun masih apa adanya, tidak terdokumentasi dan tidak standar, (3) skor 2 defined proses telah dilakukan secara berulang, (4) skor 3 manageable proses telah terstandar dan konsisten serta terukur, (5) skor 4 collaborative proses telah terkolaborasi dengan supplier dan customer, (5) skor 5 leading - proses telah terkolaborasi dengan supplier dan customer telah dievaluasi secara periodik untuk pengembangan. Hasil identifikasi adalah sebagai berikut : Infrastruktur perusahaan : Manajemen Umum Manajemen Sumber daya manusia : Perekrutan, pemberian kompensasi pada pegawai Pengembangan teknologi : Pengadaan : Pembelian bahan baku, pemilihan bahan baku Operasi : -persiapan -membuat desain - membuat pola - pengukuran - pemotongan - transportasi Logistik keluar : -menerima pesanan - menyiapkan pesanan -mengirimkan pesanan pengiriman dan pengmbilan jahitan - peemeriksaan - pengemasan Gambar 4. Model rantai nilai actual TWINS Hijab Pemasaran & penjualan : - Promosi - Penetapan harga - Penentuan agen distribusi Pelayanan : - Komitmen kualitas - Penyesuaian produk M A R G I N M A R G I N Jenis Tabel 4. Identifikasi dan Maturity level dalam Analisis Value Chain Kelompok yang ada di IHP Bintaro MODUS Inbound Logistic - Perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli 1 - Transportasi Pengiriman bahan baku kain ke 2 TWINS Hijab Operation - Persiapan 3 - Membuat desain 2 - Membuat Pola 2 - Pengukuran 3 - Pemotongan kain 3 - Transportasi pengiriman kain yang telah 2 dipotong dan terpola ke penjahit H-93
8 Sudarwati, Prasetyawati Primer Pendukung - Transportasi pengambilan hasil jahitan hijab 2 - Pengecekan hasil jahitan 3 - Pengemasan 3 Outbound Logistic - Menerima pesanan 3 - Menyiapkan pesanan 3 - Mengirimkan pesanan 3 Pemasaran dan - Promosi instagram, shopee (update konten) 3 penjualan - Penetapan harga 2 - Pemilihan agen distribusi 1 Pelayanan - Komitmen kualitas produk 1 (Services) - Penyesuaian produk 2 Procurement Technology Development Human Resource Management - Perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli - Pembelian bahan baku - Pemilihan bahan utama dan pendukung - Kompensasi Untuk semua jenis personel Firm Infrastruceture - Manajemen Umum 1 Berdasarkan hasil identifikasi aktivitas yang dilakukan oleh industri hijab pemula tersebut dapat dilihat, bahwa dalam aktivitas value chain, terdapat aktivitas yang belum dilaksanakan oleh industri hijab pemula, yaitu: aktivitas technologi Development. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang paling rendah tingkat maturitynya memiliki nilai rendah (skor 1) diantaranya: 1. Perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli, ini dinilai rendah karena dalam hal perencanaan kebutuhan bahan yang akan dibeli pemilik TWINS Hijab hanya merencanakan kebutuhan tersebut pada saat akan pergi ke pasar mayestik untuk membeli bahan baku yang habis dan dilihat juga atas dasar perkiraan jumlah permintaan. Perencanaan tersebut tidak terdokumentasi dan kebutuhan tidak dihitung detail. 2. Pemilihan agen distribusi, pemilihan agen distribusi ini termasuk kategori nilai maturity rendah. Pada dasarnya dalam pemilihan agen distribusi, TWINS Hijab tidak memiliki kriteria khusus. sehingga tidak ada pemilihan agen distribusi secara spesifik. Tidak ada dokumentasi dalam pemilihan agen. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil identifikasi diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil identifikasi menyebutkan bahwa industri hijab pemula telah melakukan aktivitas primer diantaranya inbound logistic, operation, Outbound Logistic, Pemasaran dan penjualan, services dan aktivitas pendukung meliputi procurement, technology development, Human resources management, firm infrastructure. Dimana dari kelompok aktivitas tersebut ada kelompok yang secara rata rata menjalankan aktivitas secara berulang dan sesuai standar yaitu inbound logistic, outbound logistic, pemasaran dan penjualan. Dan ada pula yang secara rata rata tidak menjalankan aktivitas yaitu human resources management. 2. yang masih memiliki nilai level maturity rendah bisa dioptimalkan dengan cara melakukan perencanaan pengembangan industri hijab pemula sehingga atas dasar perencanaan tersebut bisa dioptimalkan seluruh aktivitasnya. H-94
9 Identifikasi Rantai Nilai Dalam Upaya Meningkatkan Value Added Pada Industri Hijab Pemula DAFTAR PUSTAKA Harsono Budi (2014), Tiap orang Bisa Menjadi Pengusaha Sukses melalui UMKM, PT. Gramedia Jakarta Jerusalem Muhammad Adam ( 2011), Model pengembangan industri kecil bidang fesyen, Prosiding Seminar Nasional TIK, UNESA Porter Michael E. (1993), Competitive Advantage, The Value Chain and competitive advantage, hlm , New York: The Free Press. Pangestu Marie Elka (2007), studi industri kreatif Indonesia 2007, Jakarta, Departemen Perdagangan RI Pangestu Marie Elka (2008), Pengembangan Industri kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Jakarta, Departemen Perdagangan RI Pujawan I Nyoman (2010), Supply Chain Management, ITS Surabaya, Gunawidya Suhartini; Evi Yuliawati 2014, Analisis Value Chain Untuk Peningkatan Daya Saing Produk Batik, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXI A-18-1, Indonesia: Program Studi MMT-ITS Satria Dias (2011), strategi pengembangan industri kreatif untuk meningkatkan daya saing pelaku ekonomi local, jurnal aplikasi manajemen volume 9 nomor 1 H-95
Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom
Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke
Lebih terperinciANALISIS VALUE CHAIN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK BATIK
ANALISIS VALUE CHAIN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK BATIK Suhartini (1), Evi Yuliawati (2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jalan Arief Rachman Hakim 100 Surabaya Telp.
Lebih terperinciPemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom
Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk
Lebih terperinciBAB III Landasan Teori
BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
Lebih terperinciLampiran 1 DAFTAR WAWANCARA
L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami
Lebih terperinciE-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com
E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com Mata Kuliah : E-Business Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Sylvia Monica (01-2014-096) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS
Lebih terperinciInternal Value Chain Starbucks
Internal Value Chain Starbucks 1. Primary Activities Starbucks Coffee Indonesia Logistik Masuk (Inbound logistics) Pada tahapan ini meliputi kegiatan untuk memperoleh bahan baku dari pemasok. Bahan baku
Lebih terperinciBAB II TELAAH KEPUSTAKAAN
BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Suhartini (2014), profit margin dari produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.
Lebih terperinciLAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN
LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri
Lebih terperinciMekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis
Mekanisme E-Commerce E dalam dunia bisnis Memahami E-Commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan.. Yang membedakannya adalah dilibatkannya
Lebih terperinciSistem Informasi Pendidikan
Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics
Lebih terperinci[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3
[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 3 Porter s generic value chain : Segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus meciptakan nilai bagi para pelanggannya dengan cara menyediakan
Lebih terperinciKreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah
Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan
Lebih terperinciAnalisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing
Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Hanif Mauludin www.kafebisnis2010.wordpress.com Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan
Lebih terperinciAnalisis Rantai Nilai Industri Kreatif Produk Batik Tulis (Studi Kasus : Desa Wisata Batik Jarum, Bayat)
Petunjuk Sitasi: Saraswati, R., Liquiddanu, E., & Fahma, F. (2017). Analisis Rantai Nilai Industri Kreatif Produk Batik Tulis (Studi Kasus : Desa Wisata Batik Jarum, Bayat). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 374 ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM Juwita Ratna Sari 1, Wisynu Ari Gutama 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi bersaing Strategi Bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri. Strategi bersaing bertujuan menegakkan
Lebih terperinciJulian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.
Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan
Lebih terperinciMekanisme EC. By Agus Irawan Universitas Serang Raya
Mekanisme EC By Agus Irawan Universitas Serang Raya Intro Memahami E-commerce sebenarnya tidak terlalu sulit karena tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana konsep perdagangan secara umum. Yang membedakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri kreatif di bidang fashion, dengan desain yang unik dan mengikuti trend masa kini. Bandung sebagai kota mode
Lebih terperinciAnalisis Rantai Nilai dan Nilai Tambah Industri Shuttlecock (Studi Kasus: Industri Kecil Shuttecock Jempol)
Petunjuk Sitasi: Hapsari, D., Liquiddanu, E., & Pujiyanto, E. (2017). Analisis Rantai Nilai dan Nilai Tambah Industri Shuttlecock (Studi Kasus: Industri Kecil Shuttecock Jempol). Prosiding SNTI dan SATELIT
Lebih terperinciMeka k n a is i me Ke K rj r a E-Commerc r e
MekanismeKerja E-Commerce E-Commerce Mekanisme E-commerce Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau
Lebih terperinciBAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI
BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 diakses pada 08 November 2016 pukul WIB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepara selain terkenal sebagai kota ukir, kota mebel, juga memiliki sejumlah sentra usaha lainnya. Salah satunya adalah sentra kerajinan rotan. Sentra kerajinan
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )
BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus
Lebih terperinciPemodelan Proses Bisnis
Pemodelan Proses Bisnis [Melengkapi Proses Bisnis yg di presentasikan] Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. Pokok Bahasan Value Chain Diagram Aliran Data Flowchart 2 1 Value Chain (Porter) Value Chain:
Lebih terperinci3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
BAB 2 TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Tinjauan Teoristis 2.1.1 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran
Lebih terperinciTinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria
Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan
Lebih terperinciPeluang Bisnis Sampingan Distro Online
Peluang Bisnis Sampingan Distro Online Bagi sebagian besar anak muda, terlihat modis, rapi, dan trendy, sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa dipisahkan. Tidaklah heran bila perubahan gaya hidup
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. penjualan busana muslim, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian
BAB II HASIL SURVEY. Gambaran Umum Butik Muslim Fatimah Butik Muslim Fatimah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan busana muslim, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian bermotif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan
Lebih terperinciTINJAUAN MENYELURUH SIA. Oleh : Diana Rahmawati
TINJAUAN MENYELURUH SIA Oleh : Diana Rahmawati Konsep Dasar Sistem SUATU SISTEM DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI DUA ATAU LEBIH KOMPONEN ATAU SUBSISTEM YANG BERINTERAKSI UNTUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB III DATA PERUSAHAAN
BAB III DATA PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Wadah Kreasi Wadah kreasi adalah sebuah tempat produksi dalam dunia Konveksi yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memberikan layanan konveksi dan percetakan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Latar belakang pemilihan usaha Pada dasarnya pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan zaman pakaian berubah menjadi bagian dari
Lebih terperinciMemanfaatkan Digital Marketing Untuk Meningkatkan Branding dan Penjualan Usaha Sosial Anda
Untuk Meningkatkan Branding dan Penjualan Usaha Sosial Anda Menjual Ide HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Alfian Renata & Hangga Nuarta TERINSPIRASI DARI: Berbagai Sumber Saat ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini
Lebih terperinciBISNIS PLAN JILBAB SHOP
BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. berkembang dan berjalan hingga saat ini. Pada awal berdirinya, toko Fiondy
22 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Toko Fiondy adalah sebuah toko yang menjual berbagai pakaian wanita dewasa secara grosir. Toko ini telah berdiri sejak tahun 1997 dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda
BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Lebih terperinciBAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. produknya. Namun di lain sisi juga terdapat perusahaan yang menyatakan
BAB I 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Sudah tidak asing mendengar berita tentang suatu perusahaan yang berhasil menguasai pasar dan mampu mengeruk keuntungan besar dari hasil penjualan produknya. Namun di
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI MASALAH. A. Data Produk
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH A. Data Produk 1. Bakpia Balong Sumber Rejeki. a. Profil Bakpia Balong Sumber Rejeki Bakpia Balong berdiri sejak tahun 1960an, pendiri Bakpia Balong adalah seorang pria yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman saat ini yang ada di Indonesia telah banyak sekali pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi pengembangan industri
Lebih terperinciDwi Hartanto, S,.Kom 03/04/2012. E Commerce Pertemuan 4 1
1.Pengertian E Market Place 2.Pertimbangan Bergabung g ke dalam E Market Place Suatu lokasi diinternet, di mana suatu perusahaan dapat memperoleh atau memberikan informasi, mulai transaksi pekerjaan, atau
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI. DlAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
ANALISIS VALUE CHAIN UNTUK MENDUKUNG STRATEGI COST LEADERSHIP PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH UNIT PABRIK GENTENG -wilma KARYA DlAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum CV. Queena Batik Nusantara. dengan ciri khas batik yang tersebar di seluruh nusantara ini.
BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum CV. Queena Batik Nusantara Queena Batik Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan batik, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian bermotif
Lebih terperinciPengembangan Aplikasi Analisis Rantai Nilai Produk Kain Gray di Perusahaan Tekstil (Studi Kasus: PT XYZ)
Pengembangan Aplikasi Analisis Rantai Nilai Produk Kain Gray di Perusahaan Tekstil (Studi Kasus: PT XYZ) Sonna Kristina #1, Julia Gunawan #2 # Teknik Industri, Institut Teknologi Harapan Bangsa Jl. DipatiukurNo.80-84
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di
BAB II HASIL SURVE. Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang penjualan, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS
BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Hypermart bergerak dalam industri ritel khususnya hypermarket yang tergabung dalam grup MPP. Bisnis Hypermart sebagai bisnis retil sangat berhubungan dengan
Lebih terperinciPenggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik
Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Program Studi Sarjana Program ram studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi tertentu entu didedikasikan k untuk menguasai, memanfaatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, industri memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Khususnya di Indonesia yang sering di bahas oleh
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Gala Saranatex yang berlokasi di Jl Raya Grogol, Gang Seruni, RT 02, RW 03, Solo - 57552, Jawa Tengah, Indonesia merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat memberikan berbagai pengaruh bagi para penggunanya. Dalam pengembangannya teknologi memberikan kelebihan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan Hasil dari penelitian dan analisis pengolahan data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, 1. Berdasarkan kondisi lingkungan internal yang dianalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan
Lebih terperinciDiskusi mengenai topik minggu lalu.
Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi
Lebih terperinciStrategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1
Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciDompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah
Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan proses identifikasi variabel internal
Lebih terperinciBAB II HASIL SURVEY. bermotif busana muslim. Butik Muslim Az-Zahro ini terletak di jalan Ki Mangun
BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum Butik Muslim Az-Zahro Butik Muslim Az-Zahro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan busana muslim, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian bermotif
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.
Lebih terperinciDompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah
Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya kebutuhan manusia dari waktu ke waktu semakin lama semakin bertambah dan berkembang dengan cepatnya selain kebutuhan pokok juga muncul kebutuhan kebutuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan
Lebih terperinciPerencanaan Sumber Daya
MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Customer Relationship Management Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 10 Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang pertumbuhan perekonomian mengalir dalam era ilmu pengetahuan dan ide yang menjadi motor dalam perkembangan ekonomi. Era tersebut pada saat ini dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. Fesyen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fesyen atau mode menurut Departemen Perdagangan Dalam Negeri merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar dan mendapat pangsa pasar yang potensial. sangat pesat. Jumlah penduduk indonesia yang mencapai 241 juta jiwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi setiap perusahaan mengharapkan setiap produk yang dijualnya dapat dikategorikan sebagai produk yang unggul di mata konsumen. berbagai persahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini didukung dari berbagai sisi baik desainer local
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perekonomian saat ini berkembang pesat dari waktu ke waktu. Banyak perusahaan yang muncul dengan menawarkan produk dengan bentuk dan jumlah yang
Lebih terperinciMata Kuliah - Advertising Project Management-
Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: Konsep Manajemen Jasa Dan Isu Strategik Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB III EVALUASI BISNIS
BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan menjadikan segala sektor di Indonesia mengalami persaingan yang lebih ketat terutama sektor industri.
Lebih terperinci