SMART ANTENA. Tony Winata Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti
|
|
- Hadi Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JETri, Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN SMART ANTENA Tony Winata Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A combination of an antenna array and an adaptive processor can perform a radiation pattern in the direction of arriving signal and at the same time reject any interfering signal or noise from other directions. With the variable weights on every element, signal processor can easily adjust the weight by a simple adaptive technique based on the least-mean-squares (LMS) algorithm. During the adaptive process an incoming signal simulates a received signal from a desired look direction, this allow the array system to learn so its directivity pattern has a main lobe in the previously specified look direction. At the same time, the array processing system reject any interfering noise and signals, whose directions of propagation are different from the desired look direction, by forming nulls in the antenna pattern. The technique described are simulated by Matlab. Substantial reductions in noise and any other signals are demonstrated. The results are the arrays can be used over a wide range of frequencies and the more elements of the array the used more acurate the pattern. Keywords: simulation, random real number, forecasting, mean squares, scenario 1. Pendahuluan Antena dipergunakan untuk menerima gelombang elektromagnetik atau untuk memancarkan gelombang tersebut ke ruang bebas. Sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, masa sekarang ini pemakaian spektrum gelombang radio selain padat juga untuk sistem komunikasi bergerak sehingga gelombang elektromagnetik yang di pancarkan satu sama lain dapat saling menganggu. Pada sistem komunikasi personal dan bergerak, gangguan dapat datang dari rekan berkomunikasi atau pemakai lain, seperti gangguan sinyal banyak jalur atau sering disebut multipath interference, atau gangguan pada kanal yang sama atau sering disebut co-channel interference (Godara, 1997: ). Antena base station hingga saat ini umumnya mempergunakan pola radiasi ke segala arah (omnidirectional) atau ke berbagai arah dengan beberapa sudut tertentu (sectorize), dengan pola radiasi demikian dapat dikatakan bahwa antena tersebut tidak hemat daya, dan tidak kebal gangguan, karena sebagian besar daya yang di radiasikan bukan kearah pemakai, demikian juga penerimaan dapat dari berbagai arah. Sebaliknya radiasi yang tidak terarah tersebut dapat merupakan gangguan bagi pemakai yang lain. Untuk mengatasi hal
2 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN tersebut di buatlah suatu system yang cerdik (smart) yang dapat memilih gelombang yang di inginkan dan gelombang yang tidak diinginkan. Ide utamanya ialah memaximumkan gain antena ke arah yang di kehendaki dan pada saat yang sama membuat pola radiasi minimum kearah sinyal yang menganggu, sehingga dengan demikian kualitas komunikasi meningkat. Pemikiran dasar suatu smart antena ialah membuat pola radiasi antena base station tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive). Dengan smart antena maka pemakaian daya dan spektrum akan makin hemat, serta terhindar dari gangguan sinyal-sinyal lain (Joseph, 1999:153) 2. Prinsip Dasar Smart Antena Suatu susunan antena (array) yang identik dapat di atur arah radiasinya dengan mengubah parameter antara lain fasa dan/atau amplitudo gelombang yang menuju ke tiap elemennya. Dengan mempergunakan pemroses sinyal dapat dihasilkan pola radiasi maximum kearah yang di ingini dan sekaligus membuat pola nol pada arah yang tidak di ingini. Smart Antena mempergunakan suatu susunan antena yang elemen-elemennya di hubungkan dengan suatu rangkaian terintegrasi. Gambar 1. halaman berikut ini memperlihatkan suatu susunan sembarang elemen antena dimana merupakan sudut azimuth dan θ adalah sudut elevasi dari suatu gelombang datar yang mengenai antena. Dengan demikian berarti posisi horizontal pada θ = π/2. Untuk menyederhanakan analisis suatu susunan antena, di buat beberapa asumsi, antara lain; - Jarak antar elemen cukup kecil sehingga tidak terjadi perbedaan ampitudo dari sinyal yang di terima pada masing masing element. - Tidak timbul kopling bersama antar element. - Semua gelombang datang di anggap terdiri dari gelombang datar. Suatu gelombang datar yang mengenai susunan antena dari arah (θ,), mempunyai beda fasa antara elemen ke m dan elemen yang berada pada titik asal adalah: Δψ m = βδd m = β (x m cos sinθ + y m sin sinθ + cos θ) (1) 38
3 Tony Winata, Smart Antena dimana: β = /2 Sistem antena smart terdiri dari beberapa bentuk sistem yaitu susunan antena, pengatur fasa dan suatu processor adaptive untuk penentuan bobot (Godara, 1997: ). z d m Arah gelombang datar y (x m, y m, z m ) elemen m x Gambar 1. Gambar geometri untuk penentuan arah datangnya sinyal. Secara umum susunan antena terdiri dari sejumlah elemen yang dapat didistribusikan dalam bentuk berbagai pola, biasanya susunan tersebut terdiri dari antena linear yang mempunyai jarak sama (linear equally spaced), uniform, co-polarized, penguatan elemen rendah dan diorientasikan pada satu arah yang sama. Suatu susunan antena yang mempunyai jumlah elemen M yang seragam, di orientasikan sepanjang sumbu x dengan jarak antar elemen x di gambarkan seperti gambar 2. pada halaman berikut. 39
4 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN Z muka gelombang datar y muka gelombang yang mengenai elemen 0 x y-axis muka gelombang mengenai elemen m d=x cos sin 0(t) u 1 (t) u m (t) u M-1 (t) x-axis elemen 0 Ax elemen 1 elemen m elemen M-1 w 0 w 1 Variable w m w M-1 phase shifter Gambar 2. Konfigurasi model antena linear serta mempunyai jarak sama yang di letakkan pada sumbu x, menerima gelombang datar dari arah (θ,). z(t) 40
5 Tony Winata, Smart Antena Tiap cabang dari susunan antena mempunyai elemen bobot, w m yang masing-masing mempunyai besaran dan fasa. Misalkan suatu gelombang datar s(t) mengenai susunan antena dari sudut (,) relatif terhadap sumbu dari susunan antena. Di asumsikan semua elemen susunan antena adalah isotropic yang mempunyai penguatan kesegala arah (Joseph, 1999:87). Dengan mempergunakan persamaan (1), dengan x m = m x, signal yang di terima pada elemen antena yang ke m adalah: u m (t) = A s(t) e -jm d = A s(t) e -jm x cos sin (2) dimana : A adalah konstanta Gain. Sinyal z(t) pada output susunan antena adalah: z(t) = M 1 wmu m0 m ( t) As( t) M 1 w m0 m -jm x cos sin e = As(t) f (,) (3) f(,) disebut faktor susunan antena (array factor). Array factor menentukan perbandingan dari sinyal yang diterima yang tiba pada output susunan antena, z(t) terhadap sinyal As(t), yang di ukur pada elemen referensi, sebagai fungsi arah datangnya sinyal (direction of arrival), (,). Dengan mengatur sejumlah faktor bobot (weights), w m, maka berkas maximum faktor susunan antena dapat diarahkan sesuai dengan keinginan, ( o, o ). Untuk memperlihatkan bagaimana faktor bobot, w m, dapat di pergunakan untuk mengubah pola radiasi susunan antena, maka di ambil faktor bobot yang ke m, yaitu: w m = e jm x coso (4) sehingga faktor susunan antena menjadi: M 1 f(,) = m 0 e -jm x ( cos sin - coso) (5) 41
6 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN Mx sin( (cos sin cos0)) x = 2. e -j (cos sin cos x 2 0) sin( (cos sin cos0)) 2 Dalam hal ini gelombang mengenai susunan antena seperti pada gambar adalah pada bidang x-y (horizontal) sehingga = /2. Ini adalah pendekatan yang umum dilakukan untuk antena sistem selular dan PCS (Zhigang, 1997: 1 5). Gambar 3. dibawah ini merupakan plot faktor susunan antena dengan susunan seperti pada gambar 2. dengan mempergunakan bobot seperti yang di uraikan pada persamaan (4). Gambar 3. Plot faktor susunan antena Faktor susunan antena yang diperlihatkan pada gambar ialah untuk o = 45 0 dan 80 0, dengan mengubah-ubah parameter, o, berkas gelombang elektromagnetik dapat di arahkan sesuai dengan ke inginan. Yang terpenting adalah membuat substitusi untuk: Cos = cos sin (6) 42
7 Tony Winata, Smart Antena Dimana adalah sudut datang dari gelombang yang diukur dari sumbu x, dengan cara yang sama diukur dari sumbu z. Umum nya pola radiasi dari faktor susunan antena merupakan fungsi dan. Bila pola medan radiasi dari dari tiap elemen susunan antena adalah g a (,) dan tiap elemen adalah identik serta di orientasikan kearah yang sama, maka pola medan total dari susunan antena adalah: F (,) = f (,) g a (,) (7) Di asumsikan gelombang yang mengenai tiap elemen antena mempunyai polarisasi yang sama sehingga tidak terjadi polarization loss (Balanis,...). Untuk memudahkan pekerjaan di gunakan notasi vektor bobot: w = w 0...w M-1 H (8) Sinyal-sinyal dari tiap elemen antena di kumpulkan dalam vektor data sbb: u = u 0 (t)...u M-1 (t) T (9) Dengan demikian output dari susunan antena z(t) dapat dinyatakan sebagai inner product dari vektor bobot, w dan vektor data, u(t), z(t) = w H u(t) (10) Faktor susunan antena pada arah (,) menjadi : f (,) = w H a(,) (11) Vektor a(,) di sebut steering vektor pada arah (,) Bila gelombang datang dari arah seperti pada gambar 2., maka steering vektor, menyatakan fasa dari sinyal yang berada pada masing-masing elemen relatif terhadap fasa dari sinyal pada elemen referensi (elemen 0). Dengan persamaan 3., steering vektor menjadi: a(,) = 1 a 1 (,)...a M-1 (,) T (12) dimana: -j (xm cos( )sin () + ym sin ( ) sin () + zm cos ()) a m (,) = e 43
8 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN Satu set steering vektor, untuk semua harga dan disebut array manifold. Pasangan sudut (,) disebut Direction of Arrival (DOA) dari sinyal. Untuk memudahkan biasanya komponen-komponen sinyal banyak jalur (multipath) yang menuju Base Station di asumsikan pada bidang horisontal, = /2, sehingga dengan demikian, hanya yang menyatakan arah dari datangnya sinyal (DOA) (Ryuji, 1998: 89). 3. Penentuan harga w (faktor bobot). Suatu cara yang sederhana berikut ini menunjukkan bagaimana menghitung faktor bobot, dimana sinyal dari suatu arah tertentu dapat di di terima dan pada saat yang bersamaan sinyal multipath dari arah yang lain di hindari. Gambar 4. halaman berikut memperlihatkan konfigurasi susunan antena untuk mendapatkan sinyal yang diingini dan menghindari sinyal yang tidak diingini (sinyal multipath). Misalkan sinyal yang di ingini datang dari arah sudut = 0 0 dan dinyatakan dengan persamaan p(t) = P sin 0 t, dan sinyal yang lain berupa sinyal multipath datang dari sudut = /6 radians dan dinyatakan dengan n(t) = N sin 0 t. Pada suatu titik di tengah antara kedua antena sinyal diingini dan sinyal multipath dianggap mempunyai fasa yang sama. Antena pada contoh berikut, mempergunakan dua buah antena omnidirectional yang disusun dengan jarak /2. Kedua sinyal yang diterima oleh tiap elemen di kalikan dengan suatu faktor bobot variable, w, dimana tiap satu faktor bobot di delay sebesar T/4, keempat sinyal yang telah di kalikan dengan faktor bobot kemudian di jumlahkan sehingga didapat output dari susunan antena tersebut. Sehingga output dari susunan antena yang disebabkan oleh sinyal yang diingini adalah; P[(w 1 + w 3 ) sin 0 t + (w 2 + w 4 ) sin( 0 t - /2)]. (14) Untuk membuat output menjadi sama dengan output yang diinginkan p(t) = Psin 0 t, maka perlu dibuat: w 1 + w 3 = 1 (15) w 2 + w 4 = 0 (16) Dengan titik referensi di tengah antara kedua antena, maka time delay relatif dari sinyal yang tidak di ingini (multipath) pada kedua antena adalah T/4 sin /6 = T/8, yang merupakan pergeseran fasa sejauh /4 pada frekuensi f 0. 44
9 Tony Winata, Smart Antena p(t) = P sin 0 t T/8 T/8 /6 n(t) = N sin 0 t Muka gelombang multipath d= /2 T/4 T/4 w 1 w 2 w 3 w 4 Algorithma Adaptive (pengaturan bobot ) Error sinyal e(t) Output sinyal s(t) Respon yang diinginkan d(t) Gambar 4. Konfigurasi susunan antena 45
10 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN Output susunan antena yang disebabkan oleh sinyal yang tidak di ingini (multipath) pada sudut = /6 adalah: N[w 1 sin ( 0 t - /4) + w 2 sin ( 0 t - 3/4) + w 3 sin ( 0 t + /4) + w 4 sin ( 0 t - /4)] (17) Oleh karena output ini tidak di kehendaki maka output harus memberikan hasil = 0 sehingga didapat; w 1 + w 4= 0 (18) w 2 w 3 = 0 (19) Dari ke empat persamaan ini dapat dicari w, sehingga di dapat: w 1 = ½ ; w 2 = ½ ; w 3 = ½ ; w 4 = - ½ Dengan sejumlah faktor bobot ini, susunan antena akan mempunyai karakterisitik yang diingini, yaitu menerima sinyal dari arah yang di ingini dan menghindari sinyal dari arah yang tidak di ingini (multipath). Perhitungan bobot selanjutnya untuk membuat sistem ini menjadi adaptive dengan fmempergunakan algorithma LMS (least mean square) (Widrow, 1985: 78). Dimana error di perkecil terus menerus dengan membandingkan output terhadap suatu response yang diingini. e(t) = d(t) s(t) (20) 4. Hasil simulasi pembentukan Beam Hasil faktor bobot, w, didapat setelah perhitungan menjadi convergen. Setelah di dapat faktor bobot kemudian dapat dicari sudut fasa sinyal, dan dengan bantuan program Mathlab di buatlah simulasi untuk pembentukan beam (Beamforming), dengan hasil pada gambar 5. dan gambar6. Pada simulasi ini diambil untuk suatu susunan antena dengan jumlah elemen 10 dengan berbagai sudut datang sinyal yang diingini serta beberapa sinyal yang tidak diinginkan. 46
11 Tony Winata, Smart Antena Gambar 5. Pola radiasi untuk 20 elemen antena pada frekuensi 2,4 GHz Gambar 6. Menunjukkan pola radiasi setelah di normalisasi dengan koordinat polar. 47
12 JETri, Tahun Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 37-48, ISSN Kesimpulan Dari hasil simulasi terlihat bahwa teknik sinyal processing adaptive dapat dipergunakan untuk memproses output dari tiap-tiap element pada suatu susunan antena. Kombinasi susunan antena dan pemerosesan adaptive ini memperlihatkan bagaimana suatu susunan antena dengan pengontrolan adaptive dapat mengarahkan berkas radiasinya sesuai dengan arah datangnya sinyal, dan pada saat yang bersamaan membuat pola nol pada arah sinyal yang tidak diingini/sinyal yang menganggu. Daftar Pustaka 1. Joseph C. Liberti, Jr and Theodore S.Rappaport, Smart Antennas for Wireless Communications, Prentice Hall PTR, NJ. 2. Lal C. Godara, No.7, July Applications of Antenna Array to Mobile Communications, IEEE Proceeding. 3. Ryuji Kohno, No.1. Feb Spatial and Temporal Communications Theory using Adaptive Antenna Arary, IEEE Personal Communications. 4. Widrow & Stearns, Adaptive Signal Processing, Prentice Hall, NJ,. 5. Zhigang Rong, Theodore S.Rappaport, Paul Petrus & Jeff H. Reed, May 5 7,1997. Simulation of Multitarget Adaptive Array Algorithms for Wireless CDMA Systems. IEEE Vehicular Technology Conference, Phoenix, Az 48
BEAMFORMING PADA SMART ANTENNA MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS (LEAST MEAN SQUARE) BERBASIS PERANGKAT LUNAK ABSTRAK
BEAMFORMING PADA SMART ANTENNA MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS (LEAST MEAN SQUARE) BERBASIS PERANGKAT LUNAK Febri Diana [1], Budi Aswoyo [2] 1 Electrical Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS),
Lebih terperinciDETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC
ETEKSI ARA KEATANGAN SINYAL PAA ANTENA ARRAY KUUS ENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC Muhammad Syahroni Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln..Aceh Medan Km.280 uketrata 24301 INONESIA
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. penerimaan secara adaptif dan otomatis [1]. Sistem seperti ini memungkinkan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Smart Antenna Smart antenna merupakan susunan dari beberapa elemen antena yang menggunakan pengolahan sinyal digital untuk mengoptimasi radiasi atau pola penerimaan secara
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
MENDETEKSI DAN MELOKALISASI SUATU SUMBER SINYAL DENGAN METODE ESTIMASI DIRECTION-OF-ARRIVAL (DOA) DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION (MUSIC) Estevao da Costa Guimaraes Electrical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya sistem komunikasi bergerak seluler, yang terwujud seiring dengan munculnya berbagai metode akses jamak (FDMA, TDMA, serta CDMA dan turunan-turunannya)
Lebih terperinciAPLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA
APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA Eston Damanus Lingga/0222180 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: smart antenna,phase shifter, phase error, return loss, insertion loss. 2.2 Phase Shifter. a. Switched-Line Phase Shifter
STUDI TENTANG RADIO FREQUENCY PHASE SHIFTER PADA SMART ANTENNA Dwi Purnama Sari (1), Arman Sani (2) KonsentrasiTeknik Telekomunikasi, DepartemenTeknikElektro FakultasTeknikUniversitas Sumatera Utara (USU)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang elektromagnetik yang sebelumnya telah diprediksi oleh James Clerk Maxwell.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X
Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No., Juni 207 p-issn : 230-4652 / e-issn : 2503-068X Antena Cerdas untuk Mitigasi Interferensi dengan Algoritma Least Mean Square Rahmad Hidayat, Hamdani Setiawan 2, Yakob
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya pengembangan teknik-teknik baru untuk memanfaatkan sumber daya spektrum frekuensi yang terbatas terus dilakukan. CDMA dan antena adaptif adalah dua pendekatan
Lebih terperinciContents. Pendahuluan. Konsep Dasar Susunan. Macam-macam Susunan Antena. Sistem Pencatuan Susunan Antena
LOGO Where Are We? Contents 1 3 4 Pendahuluan Konsep Dasar Susunan Macam-macam Susunan Antena Sistem Pencatuan Susunan Antena 5 6 7 3 4 Where are We? 1 3 4 5 6 7 5 Pendahuluan Susunan Antena An array antenna
Lebih terperinciSimulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel
ABSTRAK Simulasi Estimasi Arah Kedatangan Dua Dimensi Sinyal menggunakan Metode Propagator dengan Dua Sensor Array Paralel Disusun oleh : Enrico Lukiman (1122084) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH MULTIPATH SUSUNAN SEMBILAN ANTENA YAGI-UDA TERHADAP HASIL ESTIMASI SUDUT POSISI ROKET
PENGARUH MULTIPATH SUSUNAN SEMBILAN ANTENA YAGI-UDA TERHADAP HASIL ESTIMASI SUDUT POSISI ROKET Satria Gunawan Zain *) Ujurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Negeri Makassar Jl. Daeng Tata Raya
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013
PENGONTROLAN POLARADIASI ANTENA ARRAY DENGAN ANTENA INDIVIDU DIPOLE ½ LAMBDA Firdaus 1 Sri Yusnita 2 ABSTRACT Control Polaradiasi for array antennas is electrically performed by changing a few parameters
Lebih terperinciANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY Maria Natalia Silalahi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN SISTEM SMART ANTENNA DALAM KOMUNIKASI SELLULER
Tugas Mata Kuliah Antenna ( TE 7614 ) PENGGUNAAN SISTEM SMART ANTENNA DALAM KOMUNIKASI SELLULER Oleh : RIQ IE MIQDAD 0319451091 ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Televisi pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu, sisi penghasil sinyal yang disebut sebagai sisi studio, dan sisi penyaluran yang disebut
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. radiasi antena tidak tetap, tetapi terarah dan mengikuti posisi pemakai (adaptive).
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengerian Smart Antenna Istilah smart antenna umumnya mengacu kepada antena array yang dikombinasikan dengan pengolahan sinyal yang canggih, yang mana desain fisiknya dapat dimodifikasi
Lebih terperinciPPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3703 ANTENA MIKROSTRIP MIMO 4 4 BOWTIE 2,4 GHz UNTUK APLIKASI WIFI 802.11n 4 4 MIMO 2,4 GHz BOWTIE MICROSTRIP ANTENNA FOR WIFI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713
IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: aryobaskoro@mail.unnes.ac.id Abstrak. Karakteristik kanal wireless ditentukan
Lebih terperinciAnalisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi
Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi Christian Mahardhika, Kevin Jones Sinaga 2, Muhammad Arsyad 3, Bambang Setia Nugroho 4, Budi Syihabuddin 5 Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Antena Antena adalah suatu piranti yang digunakan untuk merambatkan dan menerima gelombang radio atau elektromagnetik. Pemancaran merupakan satu proses perpindahan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA 3G UNTUK WIRELESS INTERNET ABSTRAK
PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA 3G UNTUK WIRELESS INTERNET Arief Tegar Laksono / 0322143 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Krtisten Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no. 65,
Lebih terperinciJenis-jenis Antena pada Wireless
Jenis-jenis Antena pada Wireless Pengertian Antena Antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud
Lebih terperinciAnalisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading
Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading Nur Andini 1, A. Ali Muayyadi 2, Gelar Budiman 3 1 Politeknik Telkom, 2 Institut Teknologi Telkom, 3 Institut Teknologi Telkom 1 andini_dhine@yahoo.com,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH ELEMEN ARRAY TERHADAP SPEED OF CONVERGENCE ADAPTIVE BEAMFORMING PADA SMART ANTENNA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan
TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH ELEMEN ARRAY TERHADAP SPEED OF CONVERGENCE ADAPTIVE BEAMFORMING PADA SMART ANTENNA Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Perangkat elektronik atau perangkat komunikasi dapat saling berhubungan diperlukan antena yang menggunakan frekuensi baik sebagai pemancar ataupun penerima.
Lebih terperinciDUAL FREQUENCY ANTENA MIKROSTRIP
JETri, Volume 3, Nomor 1, Agustus 2003, Halaman 1-8, ISSN 1412-0372 DUAL FREQUENCY ANTENA MIKROSTRIP Indra Surjati Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract This research showed that
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan kemudahan dan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang telekomunikasi. Ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciALGORITMA DETEKSI SUDUT AZIMUT DAN ELEVASI ROKET MENGGUNAKAN SEMBILAN ANTENA ARRAY YAGI-UDA
Algoritma Deteksi Sudut Azimut dan... (Satria Gunawan Zain et al.) ALGORITMA DETEKSI SUDUT AZIMUT DAN ELEVASI ROKET MENGGUNAKAN SEMBILAN ANTENA ARRAY YAGI-UDA Satria Gunawan Zain *), Adhi Susanto *), Thomas
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciANALISIS BEAMFORMING ADAPTIF PADA SMART ANTENNA MENGGUNAKAN ALGORITMA ROBUST KALMAN FILTER PADA KONDISI RICIAN FADING NONSTASIONER
TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 1, FEBRUARI 2016: 59-66 ANALISIS BEAMFORMING ADAPTIF PADA SMART ANTENNA MENGGUNAKAN ALGORITMA ROBUST KALMAN FILTER PADA KONDISI RICIAN FADING NONSTASIONER Andriana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Antena RLSA Berdasarkan topik penelitian tentang analisa teknik pemotongan 1/4 lingkaran pada antena RLSA (Radial Line Slot Array) untuk frekuensi 5,8 GHz terdapat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G
RANCANG BANGUN ANTENA YAGI 2,1 GHz UNTUK MEMPERKUAT PENERIMAAN SINYAL 3G Abdullah Habibi Lubis, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam ruang
Lebih terperinciAPLIKASI SUPPORT VEKTOR MACHINE (SVM) UNTUK PROSES ESTIMASI SUDUT DATANG SINYAL
APLIKASI SUPPORT VEKTOR MACHINE (SVM) UNTUK PROSES ESTIMASI SUDUT DATANG SINYAL Hosken Ginting / 0322173 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER
PENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER Lutphi Septyan Tarigan, Arman Sani Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Lebih terperinciKAPASITAS KANAL DAN BIT ERROR RATE SISTEM D-MIMO DALAM VARIASI SPASIAL DAERAH CAKUPAN
KAPASITAS KANAL DAN BIT ERROR RATE SISTEM D-MIMO DALAM VARIASI SPASIAL DAERAH CAKUPAN Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro-FT, Universitas Udayana Email : gnr@yahoo.co.id Abstrak Kemajuan teknologi komunikasi,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE-BAND LINEAR ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIMAX TESIS
RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP TRIPLE-BAND LINEAR ARRAY 4 ELEMEN UNTUK APLIKASI WIMAX TESIS Oleh MUHAMMAD FAHRAZAL NPM. 0606003530 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI KONSENTRIS PADA POLARADIASI ANTENNA ARRAY MONOPOLE UWB
e-issn : 24 8416 PENGARUH GEOMETRI KONSENTRIS PADA POLARADIASI ANTENNA ARRAY MONOPOLE UWB Firdaus 1, Ulfa Nurhasanah Hendri 2, Yulindon 3, Meza Silvana 4 1,2,3 Teknik Elektro, Politeknik Negeri Padang,
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. antena. Selanjutnya akan dijelaskan pula mengenai pengenalan wireless LAN.
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang mendasari permasalahan dan penyelesaian tugas akhir ini. Diantaranya adalah pengenalan antena, besaran - besaran pada antena,
Lebih terperinciSTUDI TENTANG RADIO FREQUENCY PHASE SHIFTER PADA SMART ANTENNA
STUDI TENTANG RADIO FREQUENCY PHASE SHIFTER PADA SMART ANTENNA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi
Lebih terperinciQuadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,
Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN
BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 24, yang dibahas pada bab tiga
Lebih terperincikarakteristik dan implementasi antena horn piramida yang digunakan dalam komunikasi antar titik jaringan LAN nirkabel (wifi) yang beroperasi pada
ABSTRAK Tugas Akhir ini menguraikan tentang perancangan, simulasi, pembuatan, karakteristik dan implementasi antena horn piramida yang digunakan dalam komunikasi antar titik jaringan LAN nirkabel (wifi)
Lebih terperinciAntena Array Mikrostrip Slot Dengan Tuning-Stubs Untuk Ku-Band Electronic Support Measure (ESM)
Antena Array Mikrostrip Slot Dengan Tuning-Stubs Untuk Ku-Band Electronic Support Measure (ESM) Retno Tri Cahyanti 1, Bambang Setia Nugroho 2, Yuyu Wahyu 3 1,2 Prodi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik
Lebih terperinciAdaptive Beamforming Method for Cogntive Radio. Metode Adaptive Beamforming untuk Cognitive Radio
Adaptive Beamforming Method for Cogntive Radio Metode Adaptive Beamforming untuk Cognitive Radio Agus Subekti Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jln Cisitu 21/154 D, Bandung
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciMITIGASI INTERFERENSI INTER-CELL MENGGUNAKAN VERTICAL BEAMFORMING UNTUK TEKNIK FRACTIONAL FREQUENCY REUSE PADA JARINGAN LTE
MITIGASI INTERFERENSI INTER-CELL MENGGUNAKAN VERTICAL BEAMFORMING UNTUK TEKNIK FRACTIONAL FREQUENCY REUSE PADA JARINGAN LTE INTER-CELL INTERFERENCE MITIGATION IN LTE NETWORK USING VERTICAL BEAMFORMING
Lebih terperinciREDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX
REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX Arya Panji Pamuncak, Dr. Ir. Muhamad Asvial M.Eng Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Lebih terperinciEny Sukani Rahayu 1, Anugerah Galang Persada 1, Muhammad Farras Archi 2, Rahardian Luthfi Prasetyo 2
Optimisasi Transmisi Sinyal Dengan Variasi Tinggi dan Jarak Antena Terhadap Atenuasi Menggunakan Model Ground Reflection (Two-Ray) Pada Frekuensi SHF (Super High Frequency) Eny Sukani Rahayu 1, Anugerah
Lebih terperinciDESAIN SMART ANTENA MENGGUNAKAN METODE PHASE ARRAY UNTUK APLIKASI WLAN 2,4 GHz
ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : 67 73 DESAIN SMART ANTENA MENGGUNAKAN METODE PHASE ARRAY UNTUK APLIKASI WLAN 2,4 GHz Oleh : Yenniwarti Rafsyam 1, Nuhung Suleman 2, Jonifan 3 (1,2) Jurusan Teknik Elektro.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.
DAFTAR PUSTAKA 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons.2005. Analysis And Design Antena Theory Third Edition. 2. Pozar,DM. Mikrostrip Antenna. Proceeding of the IEEE,Vol 80.No : 1, January 1992 3.
Lebih terperinciBAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS
BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS.1 Karakteristik Kanal Nirkabel Perambatan sinyal pada kanal yang dipakai dalam komunikasi terjadi di atmosfer dan dekat dengan permukaan tanah, sehingga model perambatan
Lebih terperinciEstimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM
Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM Nama : Mulyono NRP : 2210203007 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D 2. Ir. Titiek Suryani,
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Umum Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Sistem Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk
BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa
Lebih terperinciRadio Propagation. 2
Propagation Model ALFIN HIKMATUROKHMAN., ST.,MT S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO http://alfin.dosen.st3telkom.ac.id/profile/ Radio Propagation The radio propagation
Lebih terperinciANTENA PHASED ARRAY UNTUK RADAR 3D S-BAND 4 4 PHASED ARRAY ANTENNA FOR S-BAND 3D RADAR
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1742 ANTENA PHASED ARRAY UNTUK RADAR 3D S-BAND 4 4 PHASED ARRAY ANTENNA FOR S-BAND 3D RADAR M. Elio Vica 1, Heroe Wijanto 2,
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT Denny Osmond Pelawi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,
BAB II TEORI DASAR ANTENA 2.1 Umum Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang
Lebih terperinciAnalisis Beamforming Adaptif pada Smart Antenna Menggunakan Algoritma Robust Kalman Filter : kondisi stasioner dan nonstasioner
39 Analisis Beamforming Adaptif pada Smart Antenna Menggunakan Algoritma Robust Kalman Filter : kondisi stasioner dan nonstasioner Andriana Kusuma Dei, Sholeh adi Pramono, Onny Setyaati Abstrak - Permasalahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA ANTENA ARRAY PADA ANTENA RADAR CUACA PESAWAT EMBRAER 135
BAB IV ANALISA ANTENA ARRAY PADA ANTENA RADAR CUACA PESAWAT EMBRAER 135 4.1 Analisa Single Slot antena Untuk menganalisa sebuah slot, maka slot tersebut dapat diasumsikan sebagai dua dipol dengan radius.
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciSINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANTENA DAN PROPAGASI* / 7 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 3 SKS / MK UTAMA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : ANTENA DAN PROPAGASI* / 7 KODE MK / SKS / SIFAT : AK041306 / 3 SKS / MK UTAMA Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU 1-2 Fungsi Umum
Lebih terperinciANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010
ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010 Muhammad Rumi Ramadhan (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi,
Lebih terperinciModul #04. Susunan Antena. Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2008
Modul #4 T 343 ANTNA DAN PROPAGASI Susunan Antena Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik lektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 8 Organisasi Modul 3 Susunan Antena A. Pendahuluan
Lebih terperinciSistem Antena Array Paralel untuk Menghasilkan Lobe Radiasi Utama dalam Arah Bervariasi
T E S L A VOL. 15 NO.2 OKTOBER 2013 Sistem Antena Array Paralel untuk Menghasilkan Lobe Radiasi Utama dalam Arah Bervariasi Fetricia Yuni Amaelia 1 dan Hugeng 2 Abstract: Array antenna is an antenna which
Lebih terperinciOPTIMASI PENGARAHAN PANCARAN KE SATELIT KOMUNIKASI BERBASIS ANTENA ARRAY 10 X 10 ELEMEN DENGAN PENGATURAN PENCATU FASA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI PENGARAHAN PANCARAN KE SATELIT KOMUNIKASI BERBASIS ANTENA ARRAY 10 X 10 ELEMEN DENGAN PENGATURAN PENCATU FASA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Budi Aswoyo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciESTIMASI LOKASI SUMBER JAMAK DALAM MEDAN DEKAT MENGGUNAKAN 3-D MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION (MUSIC)
ESTIMASI LOKASI SUMBER JAMAK DALAM MEDAN DEKAT MENGGUNAKAN 3-D MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION (MUSIC) Disusun Oleh: Nama : Juke Ratna Puri Nrp : 0422085 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era informasi saat ini, manusia memerlukan komunikasi untuk saling bertukar informasi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satu sistem komunikasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN ANTENA
BAB IV PENGUKURAN ANTENA 4.1 METODOLOGI PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Parameter antena yang diukur pada skripsi ini adalah return loss, VSWR, diagram pola radiasi, dan gain. Ke-empat parameter antena yang
Lebih terperinciHalaman Judul TUGAS AKHIR TE Tania Fatmacory NRP
Halaman Judul TUGAS AKHIR TE 141599 IMPLEMENTASI ALGORITMA ESTIMATION OF SIGNAL PARAMETERS VIA ROTATIONAL INVARIANCE TECHNIQUES (ESPRIT) DAN CAPON MINIMUM VARIANCE UNTUK TEKNOLOGI SMART ANTENNA PADA UNIVERSAL
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Malang Sistem Telekomunikasi Digital Page 1
A. Pengertian RAKE Receiver The Rake Receiver adalah sebuah penerima radio yang dirancang untuk mengatasi pengaruh dari multipath fading. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa "subreceiver" yang
Lebih terperinciVarian Antena Dipole dan Monopole
LOGO Varian Antena Dipole dan Monopole Materi di sadur dari buku ANTENNAS Oleh John D. Kraus Dan ANTENNAS FROM THEORY TO PRACTICE Oleh Yi Huang dan Kevin Boyle Dan ANTENNA THEORY ANALYSIS AND DESIGN oleh
Lebih terperinciAnalisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH
Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH 2210 100 046 Pembimbing: 1. Dr. Ir. Suwadi, MT. 2. Devy Kuswidiastuti, ST., MSc.
Lebih terperinciDikumpulkan pada Hari Sabtu, tanggal 27 Februari 2016 Jam di N107, berupa copy file, bukan file asli.
Nama: NIM : Kuis I Elektromagnetika II TT38G1 Dikumpulkan pada Hari Sabtu, tanggal 27 Februari 2016 Jam 14.30 15.00 di N107, berupa copy file, bukan file asli. Kasus #1. Medium A (4 0, 0, x < 0) berbatasan
Lebih terperinciPemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch
12 Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.1, No.1, April 2013, 12-17 Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch Chyntya Rahma Ningsih 1, Siska Novita Posma 2, Wahyuni Khabzli
Lebih terperinciMateri II TEORI DASAR ANTENNA
Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)
ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 139-146 RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK Indra Kusuma, Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen
Lebih terperinciYussi Perdana Saputera *, Folin Oktafiani, dan Yuyu Wahyu
Antena Bikonikal Tabung untuk Aplikasi Radar Electronic Support Measures Dengan Pola Radiasi Omni-directional pada Frekuensi 2-18 GHz Tube Biconical Antenna for Electronic Support Measures Radar Applications
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA V-VERTICAL GROUNDPLANE UNTUK KOMUNIKASI RADIO TRANSCEIVER PADA PITA VHF DAN UHF
PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA V-VERTICAL GROUNDPLANE UNTUK KOMUNIKASI RADIO TRANSCEIVER PADA PITA VHF DAN UHF Tanzila Azizi Rochim *), Yuli Christyono, and Teguh Prakoso Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciPENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA
PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA Andi Sri Irtawaty 1, Maria Ulfah 2, Hadiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan E-mail: andi.sri@poltekba.ac.id,
Lebih terperinciPENERAPAN OPTIMISASI MULTI-OBJECTIVE RADIO RESOURCE SCHEDULING PADA JARINGAN OFDM
PENERAPAN OPTIMISASI MULTI-OBJECTIVE RADIO RESOURCE SCHEDULING PADA JARINGAN OFDM M. Edwin Pradana 2206 100 133 Email: shi_sien@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciESTIMASI PENGUBAH KEADAAN MELALUI PENGOLAHAN MASUKAN DAN KELUARAN
JETri, Volume 2, Nomor 2, Februari 2003, Halaman 21-28, ISSN 1412-0372 ESTIMASI PENGUBAH KEADAAN MELALUI PENGOLAHAN MASUKAN DAN KELUARAN Rudy S. Wahjudi Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universita Trisakti
Lebih terperinciPERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 1-16, ISSN 1412-0372 PERBANDINGAN MATCHING IMPEDANSI ANTENA DIPOLE SEDERHANA 152 MHz DENGAN ANTENA DIPOLE GAMMA MATCH 152 MHz Henry Candra & Ferdinansyah*
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO
ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER KANAL ADAPTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SATO Direstika Yolanda, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciKata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii
ABSTRAK Direct Sequence - code Division Multiple Acces (DS-CDMA) merupakan teknik CDMA yang berbasis teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). DS-CDMA adalah salah satu teknik akses spread spectrum
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX Eva Smitha Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,
Lebih terperinciPengaruh Beamwidth, Gain dan Pola Radiasi terhadap Performansi Antena Penerima
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU Vol. 6 No. 1 April 18 ISSN 2338-6649 Received: September 17 Accepted: October 17 Published: April 18 Pengaruh Beamwidth, dan Pola Radiasi terhadap Performansi Antena Penerima Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA BICONICAL UHF UNTUK APLIKASI KANAL TV
RANCANG BANGUN ANTENA BICONICAL UHF UNTUK APLIKASI KANAL TV Widya Purwanti Mahardhika 1, Budi Aswoyo 2, Akuwan Saleh 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) atau jaringan generasi ketiga (3G) dari GSM (Global System
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 29 Sirmayanti, Pemodelan End-to End SNR pada Dual-Hop Transmisi dengan MMFC PEMODELAN END-TO-END SNR PADA DUAL-HOP TRANSMISI DENGAN MIXED MULTIPATH FADING CHANNEL
Lebih terperinciBAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT
BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT 3.1. Pendahuluan Antena slot mikrostrip menggunakan slot berbentuk persegi panjang ini merupakan modifikasi dari desain-desain
Lebih terperinci