Dua belas Karakter Pemimpin Seribu pulau (649/U) Oleh : Johari,M.Pd. Selasa, 17 Juli :22
|
|
- Ivan Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOPI - Berbicara masalah pemimpin dan kepemimpinan di negeri ini tidak akan pernah ada habis-habisnya. Pemilihan presiden, pemilihan gubernur, pemilihan bupati bahkan pemilihan kepala desa selalu silih berganti, selalu dikumandangkan bahkan selalu diperdebatkan. Itu membuktikan bahwa pemimpin menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat negeri saat ini. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa siapapun pemimpinya, pastilah akan mengalami kendala yang sangat berat jika memimpin negeri ini. Hal tersebut bisa dikarenakan masyarakat yang sudah terlanjur kebablasan memahami kebebasan,demokrasi dan revormasi sehingga melupakan budaya kita yang sangat menghormati pemimpinnya. Kita pasti sering melihat foto-foto pemimpin negeri ini diinjak-injak atau bahkan dibakar, namanya dicela, dihina atau reflika pemimpin dibakar. Kondisi tersebut sungguh sangat memprihatinkan. Sepertinya kita harus memiliki Manusia Setengah Dewa untuk menjadi memimpin negeri Indonesia tercinta ini. Walaupun secara teoritis akan banyak opini mengenai kriteria seorang pemimpin yang ideal. Kita pastinya memiliki banyak pendapat tentang pemimpin. Walaupun pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Saat ini banyak bermunculan opini yang memunculkan sosok seorang pemimpin ideal, tentu itu bukanlah hal yang salah. Beberapa pendapat mengenai sosok pemimpin, menurut Ahmad Rusli pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan (Rusli dalam Pemimpin dalam Kepemimpinan Pendidikan,1999). Menurut John Gage Allee, Leader is a guide,a conductor,a commander (pemimpin adalah pemandu, penunjuk, penuntun dan komandan). Sedangkan menurut Kenry Pratt Fairchild, pemimpin diartikan sebagai seseorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau menguasai usaha-usaha orang lain, baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan. Pemimpin juga diartikan sebagai seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang meyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, sehingga dibuatlah sebuah pengertian umum bahwa pemimpin adalah seseorang yang diberi amanah untuk memimpin, mengatur, mengorganisir sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tentu harus memiliki banyak kriteria yang harus dipenuhinya. Hal itu diperlukan karena dalam mencapai sebuah tujuan bersama tentunya tidaklah ringan. Secara khusus di negeri ini, negara yang memiliki wilayah yang sangat luas, memiliki pulau-pulau yang dipisahkan lautan. Pekerjaan memimpin tidaklah mudah dalam konteks tersebut. Menjadi orang nomor satu di negeri ini harus memiliki berbagai kriteria sebagai penopang dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga tujuan nasional dari Sabang sampai Marauke dapat diwujudkan. Jika kita menoleh ke belakang, kita memiliki Ir. Soekarno, beliau menjadi seorang inspirator handal, memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, menjadi orator hebat dengan sistem dakwah Sunan Kalijaga, kebijakan selalu berorientasi kepada rakyat, tegas dalam memperjuangkan kemerdekaan, memiliki idealisme yang tinggi, memiliki 1 / 9
2 sifat otoriter, rendah hati dan berdikari. Beliau juga sebagai seorang sosok yang pemberani dalam memperjuangkan kepentingan negara, misalnya dengan mengumandangkan Ganyang Malaysia Tahun , sikap pemberaninya juga tertuang dalam bukunya Menggali Api Pancasila (Kandito,Soekarno;The Leadership Secrets Of). Selanjutnya kepemimpinan yang dipakai oleh Soeharto selama 32 tahun, Soeharto menerapkan kepemimpinan Jawa yang sesuai dengan falsafah raja berkuasa tidak boleh dibantah, hal itu menyebabkan Soeharto memimpin dengan otoriter penuh (Endaswara, Falsafah Hidup Jawa.Yogyakarta). Kepemimpinan BJ. Habibi, K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Dr. Susilo Bambang Yudhoyono juga mesti harus dijadikan pelajaran berharga bagi para calon Presiden Republik Indonesia ke depan, sehingga julukan negara berkembang berubah menjadi negara maju. Berdasarkan kepemimpinan yang pernah dipraktikkan oleh keenam tokoh besar pemimpin negeri ini, penulis akan memaparkan dua belas kriteria pemimpin yang harus dipenuhi, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, revolusioner atau pembaharu, memahami manajen kenegaraan (manajerial), mampu memberikan motivasi (motivatoris) dan memiliki kemampuan berorator (oratoris), memiliki visi dan misi (visioner), komitmen dalam menjalankan tanggung jawab (amanah), bijaksana, berwawasan luas, memilki kewibawaan dan ketegasan, disiplin, demokratis dan familiar. Berikut penulis memaparkan kedua belas kriteria calon pemimpin masa depan republik ini. 1. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Negara menjamin kebebasan setiap warga untuk menganut satu diantara enam agama dan penganut kepercayaan yang ada di Negara Indonesia. Amandemen Pembukaan UUD 1945 menyatakan, Negara Republik Indonesia berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 29 Amandemen UUD 1945 menegaskan bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Setiap ajaran agama selalu mengajak umatnya untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata taqwa itu berasal dari bahasa arab, yang berarti : hati-hati, takut, atau rasa malu untuk melakukan perbuatan yang dilarang Tuhan. Menurut istilah ketakwaan itu merujuk kepada arti : Melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-nya. Banyak agamawan berpendapat bahwa sesungguhnya jika kita beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dengan benar, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan kepemimpinan atau karunia kepemimpinan akan diberikan oleh Tuhan. Beriman dan bertaqwa dengan benar menjadi modal utama jika ingin menjadi pemimpin di Negeri Bahari ini, Tuhan selalu diletakkan terdepan dalam setiap langkah dan tindakkan kita. Keenam agama dan beberapa aliran kepercayaan yang diakui di Indonesia sudah menunjukkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama jika ingin memimpin negeri ini, walaupun pada dasarnya 2 / 9
3 beriman dan bertaqwa jauh melebihi agama. Hal ini menjadi sebuah sorotan dikarenakan banyak masyarakat kita memeluk suatu agama, namun prilaku dan tindakan tidak mencerminkan seorang yang beragama. Agama bukan sebagai sebuah identitas belaka, agama harus terimplementasi dalam tindakan nyata. Perintah Tuhan itu menyangkut semua hal atau perbuatan yang baik, yang bermanfaat dan membahagiakan orang lain, seperti : mengajak sembahyang, puasa, berzakat, menjalin silaturahmi (tali persaudaraan), bekerja untuk mencari rezeki yang halal dan rajin belajar. Sedangkan larangan Tuhan menyangkut berbagai hal atau perbuatan yang haram, yang tidak baik, yang mencelakakan atau merugikan orang lain, seperti : mencuri, membunuh, mabuk-mabukan, berzinah, berkelahi ( tawuran ), berbohong, menyakiti orang lain dan korupsi. Secara nyata beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang benar akan tercermin pada sikap ibadah, sikap prilaku sehari-hari yang bisa diteladani, memiliki akhlak mulia yang terpuji. 2. Revolusioner Revolusi dapat diartikan perubahan yang sangat cepat, perubahan-perubahan yang dimaksud adalah dalam ketatanegaran republik ini. Pemimpin yang dibutuhkan Bangsa Indonesia adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah perubahan besar. Perubahan-perubahan tersebut terkadang bersifat radikal, hal itu lah yang dibutuhkan oleh negeri kita ini. Banyak tokoh-tokoh dunia yang melegenda dikenal karena sifat revolusionernya yang sangat radikal, misalnya Ir. Soekarno, Revolusi Jerman yang dipelopori A. Hitler dan Che Guevara tokoh revolusi Kuba. Dalam konteks sekarang, kasus-kasus korupsi yang merajalela di semua lini kehidupan, departemen-departemen dan lembaga-lembaga negara yang telah mengakar, sudah tentu dibutuhkan sebuah revolusi untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut, sehingga peringkat negara terkorup ketiga di dunia dapat ditekan. 3. Manajerial Manajerial berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan untuk merencanakan, pengorganisasian, melaksanakan dan pengawasan terhadap keseluruhan perangkat dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat diperoleh. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam menata perangkat organisasi yang dipimpinnya. Seorang kepala negara harus mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan pengawasan terhadap perangkat negara, lembaga negara, departemen-departemen dan non departemen. Sebagai sebuah negara yang memiliki kawasan yang sangat luas, keadaan geografis yang terpisah-pisah sudah tentu pekerjaan menata perangkat negara bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan manejerial yang handal, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pengalaman berorganisasi yang pernah digelutinya, atau yang paling sederhana 3 / 9
4 kemampuannya dalam menjalankan sebuah keluarga. 4. Oratoris dan motivatoris Orator adalah seseorang yang memiliki kemampuan menyampaikan pidato secara lisan di depan umum atau khalayak ramai. Seorang pemimpin dituntut untuk mampu menyampaikan ide dan pemikirannya di depan orang lain secara baik. Kita mengenal Ir. Soekarno sebagai seorang orator yang hebat, menurut beberapa sumber bahwa ketika masyarakat mendengar pidato Presiden Soekarno mereka tetap memperhatikan dengan saksama dan penuh semangat. Selain memiliki kemampuan dalam menyampaikan ide dan pemikiran seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi atau menjadi seorang motivator. Motivator adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam memberikan sebuah motivasi dan semangat dalam menjalankan tanggung jawabnya. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dalam memberikan sugesti berupa motivasi kepada semua orang yang dipimpinnya, karena tanpa bantuan orang lain atau masyarakat maka kepemimpinannya akan gagal. Beberapa motivator hebat di Indonesia misalnya Mario Teguh,Gede Prama atau Krisnamurti, tentu kemampuan mereka harus menjadi sebuah pembelajaran bagi calon pemimpin negeri kita. 5. Memiliki Visi dan Misi yang jelas Visi dan misi adalah dua hal yang saling berkaitan. Visi adalah tujuan yang ingin dicapai, sedangkan misi adalah usaha atau tindakan untuk mencapai atau memperoleh visi tersebut. Seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi menunjukkan kesiapan seseorang dalam memimpin. 6. Amanah Amanah berkaitan dengan komitmen dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Seorang pemimpin harus memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas luhurnya. Pemimpin adalah seseorang yang menjalankan tugas suci, luhur dan mulia. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki tekad dan niat yang tulus dalam menjalankan tugasnya, sehingga keinginan masyarakat banyak dapat terpenuhi. Satu hal yang belum dimiliki oleh para pemimpin negeri ini yaitu keberanian dalam bertanggung jawab 4 / 9
5 terhadap amanah rakyat. Bercermin pada para pemimpin Negeri Cina, mereka rela turun tahta ketika ada amanah rakyat yang belum terpenuhi. Semoga pemimpin Negeri Bahari ke depan juga belajar dari pemimpin Negeri Tirai Bambu tersebut. 7. Bijaksana Bijaksana adalah memahami tetang keseimbangan, memahami kejahatan dan kebaikan, memahami kemarahan dan kesabaran, memahami ketakutan dan keberanian, memahami orang lain dan diri sendiri. Seorang pemimpin negeri ini harus bijaksana dalam kepemimpinannya. Masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, wilayah yang sangat luas tentulah akan membutuhkan sebuah kebijaksanaan dalam memimpinnya. Pemimpin harus bisa membuat keputusan yang selalu mempertimbangkan berbagai aspek dan berbagai sudut, sehingga keputusan tersebut tidak menimbulkan gejolak yang besar. 8. Berwawasan Luas Seorang pemimpin negara harus memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Kemampuan intelektual tersebut diperoleh melalui pendidikan, kursus, atau melalui pengalaman hidup sehari-hari. Semakin baik kemampuan intelektual seseorang akan semakin membantu proses kepemimpinannya. Apalagi di zaman sekarang, masyarakat yang akan dipimpin sudah memiliki kemampuan intelektual atau pendidikan yang sudah memadai. Oleh karena itu wawasan, kecerdasan intelektual sangat menunjang kepemimpinan seorang pemimpin di negeri kita ini. 9. Memiliki Kewibawaan dan Ketegasan Ketegasan berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil berbagai keputusan. Ketegasan seorang pemimpin akan muncul jika sedang menghadapi masalah yang sulit. Indonesia saat ini sangat merindukan sosok pemimpin yang memiliki ketegasan dan kewibawaan, sehingga ketika berhadapan dengan berbagai masalah pemimpin tidak plin plan dalam bersikap. Seperti yang dirilis oleh Lembaga Riset Soegeng Sarjadi Syndicate, Rakyat saat ini merindukan pemimpin yang tegas dan berwibawa. Wibawa diartikan sebagai pembawaan untuk dapat menguasai dan memengaruhi, dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik (KBBI). Kewibawaan seorang pemimpin akan sangat memengaruhi roda pemerintahan, sehingga pemimpin tersebut akan sangat dihormati, disenangi, diagung-agungkan dan disegani oleh rakyatnya. 5 / 9
6 10. Disiplin Disiplin adalah suatu kebiasaan untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Disiplin adalah latihan yang menghasilkan pola perilaku yang diinginkan, kebiasaan yang diharapkan, dan sikap yang membawa pada keberhasilan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, disiplin adalah sesuatu yang kita perlukan untuk membawa kita sampai kepada tujuan yang diinginkan. Menurut Paul J. Meyer, disiplin adalah suatu keharusan yang pantas kita miliki dalam kehidupan kita, sebab : Jika tidak memiliki disiplin, Anda tidak akan memiliki apa-apa! Bila kita berdisiplin dalam menjalankan rencana-rencana, maka rencana itu pasti dapat terwujud. Seorang pemimpin harus memiliki kedisiplinan yang tinggi, dengan demikian kinerja akan selalu fokus apada arah pengembangan dan pencapaian visi dan misi negara. 11. Demokratis Suasana politik yang prodemokratis sangat didambakan dalam setiap elemen kehidupan rakyat di Indonesia saat ini. Rakyat adalah komunitas manusia yang ingin menikmati kearifan kemanusiaan yang dipandu oleh hati nuraninya. Pengayoman nilai-nilai kemanusiaan merupakan program utama dengan melibatkan seluruh sektor kehidupan, dalam kaitan inilah dikatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi vox dei). Dalam memperkuat komitmen kepedulian terhadap rakyat, Abraham Lincoln menyatakan bahwa peran pemerintahannya sebagai yang bersumber dari, digerakkan oleh dan diabdikan demi rakyat (from the people, by the people, for the people). Pemimpin negeri ini harus mengutamakan demokratis yang benar, demokrasi yang tidak kebablasan. Jika kita perhatikan sekarang ini demokrasi yang diterapkan sangat terbuka, perlu adanya pembaharuan yang berarti oleh pemimpin negeri ini. Sehingga semua kehendak rakyat yang sangat beragam dapat diwujudkan, walaupun tidak semua kehendak dapat terwujud. Pemimpin harus memiliki kemampuan dalam menentukan skala prioritas atas kehendak rakyat. 12. Familiar Familiar berkaitan dengan tingkat ketenaran atau terkenal tidaknya seseorang dalam masyarakat. Pemimpin harus dikenal oleh seluruh rakyatnya. Hal ini menjadi kriteria terakhir yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, kebanyakan kepala daerah tingkap provinsi atau kabupaten kota di Indonesia bisa terpilih karena tingkat ketenarannya atau familiarnya yang baik. Menjadi Presiden pun harus memiliki tingkat familiar atau ketenaran. Menjadi publik figure akan sangat membantu jika hendak menjadi sosok pemimpin Negera Indonesia tercinta ini. 6 / 9
7 Kedua belas kriteria tersebut sudah sangat mewakili kriteria, sifat, ciri-ciri pemimpin Negeri Bahari yang ideal, dengan demikian harapan seluruh negeri akan tercapai. Sebagaimana pesan Soekarno "rakyat harus cukup makan, pakaian, hidup sejahtera, dan merasa dipangku ibu pertiwi" (Kandito,The Leadership Secrets Of). Referensi Aning,Floriberta tokoh yang mengubah Indonesia.Yogyakarta:Narasi. Walgito,Bimo Psikologi Sosial.Yogyakarta:Andi Offset. Sjamsuddin,Nazaruddin.1988.Soekarno Pemikiran Politik dan Kenyataan Praktek Jakarta:PT Raja Grafindo Persada / 9
8 Biodata Penulis: Nama : Johari,M.Pd. Alamat : Desa Seponti Kecamatan Seponti Jaya Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat Sekolah : SMA Negeri 1 Seponti Alamat Sekolah : Jl. Rahadi Oesman No 70 Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara Kalimantan Barat nobikris@gmail.com Blog : nobiborneoibanis@gmail.com Akun FB : johariangkel@gmail.com nobiliusjohari@gmail.com Hp : / 9
9 9 / 9
1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)
KOPI - Sebagai seorang yang memiliki kewarganegaraan Indonesia, tentu saja kita sangat mendambakan sosok seorang pemimpin yang ideal untuk bangsa yang tercinta ini. Mungkin sejak bangsa ini terlepas dari
Lebih terperinci1) Nasionalis. 2) Pemberani
KOPI - Seorang presiden adalah sosok yang terpenting di Indonesia karena presiden di negara ini tak hanya berperan sebagai kepala negara, tetapi juga sebagai kepala pemerintahan. Negara ini dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciMemilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)
KOPI - Sejak era reformasi hingga sekarang, Indonesia masih dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, masalah desentralisasi dan otonomi daerah, serta masih
Lebih terperinci3. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Ia yang lebih mendahulukan tujuan. Who Is The Next Soekarno? (121/M)
KOPI - Pemimpin sejati adalah ia yang mampu melihat pengikutnya dari berbagai sudut pandang, ia yang mampu menukarkan haknya kepada yang ia pimpin, ia yang meralakan waktunya untuk mengabdikan seluruhnya
Lebih terperinciPERGESERAN POLA PIKIR REMAJA TENTANG KONSEP PANDANGAN HIDUP DAN UPAYA MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI SEMANGAT HIDUP REMAJA.
BAB II PERGESERAN POLA PIKIR REMAJA TENTANG KONSEP PANDANGAN HIDUP DAN UPAYA MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI SEMANGAT HIDUP REMAJA. 2.1 Pancasila Sebagai Pedoman Bangsa Pancasila adalah ideologi bangsa dan
Lebih terperinciKriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37
KOPI - Sebagai anak bangsa kita semua tentu menginginkan seorang pemimpin yang sesuai dengan angan-angan, kemauan, dan harapan bangsa. Demi masa depan bangsa kedepannya. Untuk itu kita harus memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinci1. Konsisten akan visi dan misi yang telah dia buat semenjak kampanye.
KOPI - Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kekuasaan yang sangat besar terhadap suatu kaum atau kelompoknya. Namun kekuasaan seorang pemimpin haruslah di imbangi dengan rasa tanggung jawab yang besar.
Lebih terperinciTitle? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT
Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Novel biografi Menapak Jejak Amien Rais Persembahan Seorang Putri Untuk Ayah Tercinta mengisahkan perjalanan hidup seorang Amien Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi,
Lebih terperinciJl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:
WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinci1. Memiliki keyakinan, tidak ragu
KOPI - Presiden kini dipilih langsung oleh rakyat, sehingga suara rakyat sangat menentukan masa depan bangsa ini. Dengan demikian, maka rakyat harus cerdas untuk memilih presiden. Lalu siapakah calon presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012
Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PERINGATAN KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL, 17 AGUSTUS 2015
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PERINGATAN KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL, 17 AGUSTUS 2015 ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaran bukanlah barang baru dalam sejarah pendidikan nasional. Di era Soekarno, misalnya, pendidikan kewarganegaraan di kenal dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan
Lebih terperinci29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinci12 kriteria calon anggota DPR yang ideal : 1. Jujur.
KOPI - Menjadi anggota DPR RI merupakan impian semua orang. Anggota dewan merupakan jembatan penghubung bagi rakyat dengan pemimpinnya. Beliau mengemban tugas yang sangat berat, sebab di pundaknya terselip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling
Lebih terperinciPemimpin Berjiwa Kepemimpinan (Bukan Pemimpi) Adalah Impian Rakyat Indonesia (601/M)
KOPI - Presiden Indonesia saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono, kian waktu kian mengalami penurunan kepercayaan dari masyarakat. Beliau dinilai kurang tegas dalam mengambil tindakan atas kasus-kasus yang
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Siswa adalah sebutan untuk anak didik pada jenjang pendidikan dasar dan juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alasan mendasar terjadinya reformasi tahun 1998 karena pemerintahan waktu itu yaitu pada masa orde baru telah terjadi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan
Lebih terperinciLATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai
Lebih terperinciPANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU
Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas 03TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciPendidikan Kewarganegaraan
Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Pancasila, Ideologi Negara, Implementasi Pancasila di Negara Indonesia. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
Lebih terperinci2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Melalui bahasa kita bisa melakukan kegiatan komunikasi dan mendapatkan informasi-informasi yang bermanfaat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Terdapat banyak definisi mengenai pemimpin. Dalam Kamus Besar
BAB II LANDASAN TEORI A. PEMIMPIN 1. Definisi Pemimpin Terdapat banyak definisi mengenai pemimpin. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pemimpin memiliki kata dasar pimpin yang sering disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan
Lebih terperinciSetitik Asa untuk Indonesia (656/M) Oleh : Herlia Istiqomah Icha Putri Selasa, 17 Juli :24
KOPI - Negara, satu kata ini dapat memunculkan berbagai interpretasi dan definisi. Miriam Budiardjo Guru besar politik indonesia mengemukakan, bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA
- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciSoal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dalam membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu Negara dalam hal ini Negara Indonesia akan dipengaruhi oleh penilaian Negara lain yang diinterprestasikan dengan citra positif yang dimiliki Indonesia dalam
Lebih terperinciSalam kejayaan untuk Indonesia
Salam kejayaan untuk Indonesia KOPI - Sebagai Putera bangsa tergeraklah segenap jiwa saya untuk ikut dalam merumuskan kretiria calon presiden Indonesia. Saya berkomitmen untuk mengabdikan jiwa raga ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat. disebutkan :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah disebutkan : Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negera Indonesia yang melindungi
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd
KEPEMIMPINAN OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd Apa itu Kepemimpinan? Suatu kemampuan untuk berproses dari seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya. Profil Pemimpin Tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
Lebih terperinciUrgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS
Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS www.lembagakeris.net Sebagai Bangsa yang dihuni oleh berbagai suku bangsa, etnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa simbol dan tanda-tanda dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Gerakan Pembasisan Pancasila Pancasila
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melindungi segenap bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012
Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERAYAAN NATAL NASIONAL DI PLENARY HALL JAKARTA CONVENTION
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat
Lebih terperinciPresiden Masa Depan Dalam Teori Kepemimpinan (363/M) Oleh : Rohmah Kusma Wihantari Kamis, 12 Juli :46
KOPI - Menjadi presiden merupakan tugas yang amat berat. Bayangkan, seseorang mewakili sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 Laki-laki dan 118.048.783 perempuan (BPS bulan Agustus 2010).
Lebih terperinciSAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 Assalamu alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,
Lebih terperinciSAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
1 SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE-69 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 TANGGAL 17 AGUSTUS 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Yang saya hormati: - Para peserta upacara
Lebih terperinci2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,
2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014
Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, hak organisasi diatur oleh undang-undang. Hak berorganisasi secara tidak langsung tersirat dalam pancasila, sebagai sumber hukum Indonesia, dan
Lebih terperinciPancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara
Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara FILSAFAT PANCASILA Filsafat Harafiah; mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Filsafat Pancasila; refleksi kritis dan rasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciPEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008
PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN
Lebih terperinciMETAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA
METAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA Grafiky Desriyanto Abstrak Pembuatan Artikel yang bertema Metamorfosa Tunas Muda Demi Mewujudkan Cita Luhur Bangsa bertujuan untuk mengetahui tunas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinci