IbM PELATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS LANCANG KUNING Oleh: Emy Sadjati, Muhammad Ikhwan dan Enny Insusanty 1

Transkripsi

1 IbM PELATIHAN PEMADAMAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS LANCANG KUNING Oleh: Emy Sadjati, Muhammad Ikhwan dan Enny Insusanty 1 Abstrak Kebakaran hutan dan lahan selama musim kering sudah menjadi rutinitas setiap tahun di Provpinsi Riau. Kemarau panjang yang terjadi menimbulkan ancaman kebakaran hutan dan lahan termasuk di kawasan kampus Universitas Lancang Kuning. Kebakaran ini dipicu dengan kondisi tegakan dan kekeringan. Kondisi kampus yang terdapat semak belukar, kebun sawit dan hutan merupakan bahan bakar yang mudah terbakar Pelatihan Penanggulangan terjadinya kebakaran disekitar kampus perlu dilakukan karena adanya kerentanan kebakaran lahan disekitar kampus akibat musim kemarau yang menyebabkan kekeringan. Kegiatan pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan dilaksanakan di dalam kawasan Universitas Lancang Kuning dengan melibatkan 10 peserta dari kelompok mahasiswa dan 4 orang dari Satuan Pengamanan (Satpam) Universitas Lancang Kuning. Pada kegiatan pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan ini, peserta pelatihan diberi penyuluhan dan teori tentang kebakaran hutan dan lahan, teori teknik pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Setelah mendapat teori, selanjutnya peserta diberikan pelatihan dan teknik pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata pengetahuan peserta terhadap kebakaran hutan relative rendah terutama pengetahuan peserta terhadap teknik pembukaan lahan yang sering dilakukan oleh masyarakat, pencegahan kebakaran dan pemicu terjadinya kebakaran. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa peserta mengalami peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan terutama terhadap materi pengendalian kebakaran. Peningkatan pengetahuan peserta terbesar pada pertanyaan tentang pengetahuan istilah segitiga api (92,86%), komponen segitiga api (71,43%) teknik pemadaman kebakaran serta syarat pemadaman kebakaran secara langsung (50%). Berdasarkan observasi lapangan pada saat pengabdian masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan dalam peralatan yang digunakan untuk pemadaman kebakaran dari yang belum mengetahui menjadi mengetahui. Namun untuk keterampilan dalam penggunaan alat belum sepenuhnya. Alat yang sudah mampu digunakan oleh peserta adalah alat manual sedangkan alat semi manual masih belum dapat di gunakan seperti pompa air, menggulung slang dan menggunakan slang dan nozzle. Penggunaan alat semi manual memerlukan keterampilan yang khusus serta waktu yang lebih lama dan pelatihan yang intensif. 1 Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning

2 Abstracts Land and forest fires during the dry season has become routine every year in Province Riau. Drought occurs pose a threat of forest fires and land included in the LancangKuning University campus. The fire was triggered by the stand and drought conditions. Conditions contained campus scrub, oil palm plantations and forests is a combustible fuel Training Countermeasures fires around the campus needs to be done because of the vulnerability of fires around the campus due to drought caused by drought. The training activities extinguishing forest fires and land held in the area of LancangKuning University involving 10 participants from student groups and 4 of the Security Unit (Security) LancangKuning University. In training activities extinguishing forest fire, the trainees were given counseling and theories about forest and land fires, forest fire fighting techniques, theory and land. After obtaining a theory, then participants were given training and technical forest and land fire fighting using equipment and materials that have been provided. The study states that the average participant knowledge about forest fires is relatively low, especially the participants' knowledge on land clearing technique that is often done by people, fire prevention and fire trigger. The results also stated that the participants experienced an increase in knowledge after counseling, especially for fire control material. The increase in participants' knowledge on the question of knowledge of the terms of the fire triangle (92.86%), the components of the fire triangle (71.43%) of fire fighting techniques and fire fighting requirements directly (50%). Based on field observations during community service, there is an increased knowledge of the equipment used for extinguishing fires of who do not know be aware. But for skill in the use of the tool is not yet fully. Tools that have been able to be used by participants are manual tools while the semi-manual instrument can still be used as a water pump, hose roll and using a hose and nozzle. The use of semimanual instrument requires special skills as well as a longer time and intensive training. Keywords: Forest fires and land, Training, Skills PENDAHULUAN Kebakaran hutan dan lahan selama musim kering sudah menjadi rutinitas setiap tahun di propinsi Riau. Kondisi ini menyebabkan permasalahan kesehatan, tranportasi dan pendidikan. Kebakaran dapat disebabkan atau dipicu oleh kejadian alamiah dan kegiatan atau kecerobohan manusia. Meskipun demikian, pemicu utama terjadinya kebakaran adalah adanya kegiatan dan atau kecerobohan manusia, yang 90 95% kejadian kebakaran dipicu oleh faktor ini. Faktor kecerobohan manusia juga menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan lahan di Kampus Universitas Lancang Kuning. Kondisi kampus yang

3 terdiri dari semak belukar, kebun sawit, UPT pertanian serta arboretum sangat rawan untuk terjadinya kebakaran lahan. Lahan yang ada di dalam kampus juga diolah untuk kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian. Kemarau panjang yang terjadi menimbulkan ancaman kebakaran hutan dan lahan termasuk di kawasan kampus Universitas Lancang Kuning. Kebakaran ini dipicu dengan kondisi tegakan dan kekeringan. Kondisi kampus yang terdapat semak belukar, kebun sawit dan hutan merupakan bahan bakar yang mudah terbakar. PelatihanPenanggulangan terjadinya kebakaran disekitar kampus perlu dilakukan karena adanya kerentanan kebakaran lahan disekitar kampus akibat musim kemarau yang menyebabkan kekeringan. Faktor kelalaian menjadi hal utama yang dapat menyebabkan kebakaran. Hal ini perlu diantisipasi oleh tenaga keamanan kampus yang bertugas untuk menjaga kampus dan juga kelompok mahasiswa yang tinggal di dalam kampus. Target dari kegiatan ini antara lain adalah (1) Meningkatnya pemahaman mitra tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan, (2) dan (3) Meningkatkan keterampilan mitra dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan. METODE Kegiatan pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan akan dilaksanakan di dalam kawasan Universitas Lancang Kuning. Pelatihan akan dilakukan pada bulan November 2015 sampai Februari Alat-alat yang digunakan pada pelatihan ini adalah cangkul, parang, kapak, sekop, pemukul api (flapper,) gergaji dan pemadam api Bahan yang digunakan pada pelatihan ini adalah peta tutupan lahan kawasan Universitas Lancang Kuning, GPS, serasah yang terdapat di hutan Arboretum dan hutan Ekaliptus.. Pada kegiatan pelatihan pemadaman kebakaran hutan dan lahan ini, peserta pelatihan diberikan penyuluhan dan teori tentang kebakaran hutan dan lahan, teori teknik pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Setelah mendapat teori, selanjutnya peserta diberikan pelatihan dan teknik pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang teknik pemadaman, formasi regu dan pola pemadaman serta peralatan pemadaman karhutla. Kegiatan penyuluhan diikuti oleh 10 mahasiswa Fakultas Kehutanan Unilak dan 4 orang anggota pengamanan Unilak. Pemberian kuisoner sebelum diberikan penyuluhan dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta.tingkat pengetahuan peserta sebelum diberi penyuluhan dapat di

4 lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat pengetahuanpesertasebelumdilakukanpenyuluhan No Materi Tingkat pengetahuan (%) 1 Pengetahuantentangistilah Segitiga api Komponensegitiga api Cara pemadaman api Perambatan panas secara konveksi Teknik- teknik pemadaman kebakaran Syarat-syarat pemadaman secara langsung Teknik pemadaman kebakaran di lahan gambut Fungsi dari kepyok api Pengenalanalat pemadam kebakaran Prinsip pemadaman api secara tidak langsung Sumber : Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 1 diketahui tingkat pengetahuan peserta terhadap teknik pemadaman kebakaran paling tinggi yaitu 78,57%. Kondisi ini disebabkan peserta mengalami secara langsung dampak yang terjadi akibat kebakaran hutan seperti timbulnya asap yang berakibat negative terhadap kesehatan dan mengganggu aktivitas masyarakat. Selanjutnya pengetahuan peserta terhadap komponen segitiga api dan persyaratan pemadaman api secara langsung relative rendah yaitu 21,43%. Berdasarkan Tabel 1 diketahui rata-rata pengetahuan peserta terhadap kebakaran hutan relatif rendah terutama pengetahuan peserta terhadap teknik pembukaan lahan yang sering dilakukan oleh masyarakat, pencegahan kebakaran dan pemicu terjadinya kebakaran. Setelah peserta mengisi kuesioner maka dilakukan penyuluhan dengan materi kebakaran hutan dan lahan. Materi difokuskan kepada bagian kuisoner yang memiliki nilai yang rendah. Selama menyampaikan materi penyuluhan peserta terlihat antusias untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebakaran hutan dan lahan. Setelah dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah dan demonstrasi, peserta diberi kuesioner dengan pertanyaan yang sama dengan sebelum diberi penyuluhan. Tingkat pengetahuan peserta setelah diberi penyuluhan adalah pada Tabel 2.

5 Tabel 2. Tingkat pengetahuanpesertasetelahdilakukanpenyuluhan No Materi Tingkat pengetahuan (%) 1 Pengetahuantentangistilah Segitiga api 2 Komponensegitiga api 3 Cara pemadaman api 4 Perambatan panas secara konveksi 5 Teknik- teknik pemadaman kebakaran 6 Syarat-syarat pemadaman secara langsung 7 Teknik pemadaman kebakaran di lahan gambut 8 Fungsi dari kepyok api 9 Pengenalanalat pemadam kebakaran 10 Prinsip pemadaman api secara tidak langsung Sumber : Data Primer Diolah, Berdasarkan Tabel 2 diketahui peserta mengalami peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan terutama terhadap materi pengendalian kebakaran. Tingginya tingkat pengetahuan peserta dimungkinkan adanya demonstrasi kegiatan pengendalian kebakaran yang dilakukan sendiri oleh peserta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan dengan teknik demostrasi lebih ektif meningkatkan pengetahuan peserta jika dibandingkan dengan teknik ceramah.. Peningkatan pengetahuan peserta terbesar pada pertanyaan tentang pengetahuan istilah segitiga api (92,86%), komponen segitiga api (71,43%) teknik pemadaman kebakaran serta syarat pemadaman kebakaran secara langsung (50%). Berdasarkan hasil nilai rata-rata, diketahui nilai rata-rata peserta sebelum diberikan penyuluhan sebesar 31,12% dan setelah penyuluhan adalah rata-rata 57,65%, terjadi peningkatan pengetahuan peserta sebesar 26,53%. Sehingga dikatakan kegiatan penyuluhan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 26,53%. Sehingga dikatakan kegiatan penyuluhan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 26,53%.

6 Tabel 3.Persentasepeningkatanpengetahuanpeserta No AlatPemadam 1 GaruTajam (Fire Rake) 2 SekopApi (Fire shovel) 3 GaruSekop(Fire shovel Hoe) 4 Kepyokapi (Flaper) 5 PompaPunggung(Backpack Sprayer) 6 Pompa Air Portable 7 SLANG 8 NOZZLE 9 APAR Tingkat Keterampilan Terampil Belum terampil Berdasarkan observasi lapangan pada saat pengabdian masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan dalam peralatan yang digunakan untuk pemadaman kebakaran dari yang belum mengetahui menjadi mengetahui. Namun untuk ketrampilan dalam penggunaan alat belum sepenuhnya. Alat yang sudah mampu digunakan oleh peserta adalah alat manual sedangkan alat semi manual masih belum dapat di gunakan seperti pompa air, menggulung slang dan menggunakan slang dan nozzle. Penggunaan alat semi manual memerlukan keterampilan yang khusus sehingga perlu waktu yang lebih lama dan pelatihan yang intensif. KESIMPULAN Kegiatan penyuluhan tentang kebakaran hutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah meningkatkan pengetahuan peserta pelatihan yang terdiri dari mahasiswa dan tenaga pengamanan Unilak sebesar 26,53 %. Terdapat peningkatan keterampilan dalam penggunaan alat pemadam kebakaran terutama alat manual sedangkan peralatan semi manual membutuhkan pelatihan yang lebih lama. Saran Penulis menyarankan agar dilakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang lebih intensif, terutama penggunaan alat-alat semi manual yang digunakan untuk memadamkan kebakaran yang besar.

7 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M.J., M.R. Ibrahim, & A.R. Abdul Rahim The influence of forest fire in Peninsular Malaysia: History, root causes, prevention, and control. Departemen Kehutanan RI Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan. Jakarta. Pusat Penyuluhan Kehutanan Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan. edisi Kedua. Jakarta. Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan..