BAB IV HASIL DAN ANALISIS
|
|
- Susanto Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Bangunan Bangunan yang terletak di Kampung Blimbing Bengkong ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai rumah toko pada atap bangunan terpasang mini tower 3 kaki dengan tinggi 25m. Untuk mengetahui kekuatan struktur bangunan eksisting maka dibutuhkan analisis ulang bangunan tersebut, serta akan dianalisis juga dengan tower dengan ketinggian yang sama dan beban yang terpasang sama tetapi direncanakan tower ini mempunya kaki Data Eksisting Tower 3 kaki Pada tower 3 kaki digunakan profil siku dan pipa dengan design dan ukuran sebagai berikut : Gambar 4.1 Outline Drawing Tower 3 kaki Sumber : Dokumen penulis IV-1
2 4.1.2 Data Perencanaan Tower 4 kaki Gambar 4.2 Base Frame Tower 3 kaki Sumber : PT Teleconsult Nusantara Pada tower 4 kaki direncanakan menggunakan profil siku dan pipa dengan design dan ukuran sebagai berikut : Gambar 4.3 Outline Drawing Tower 4 kaki Sumber : Dokumen penulis IV-2
3 4.1.3 Data Eksisting Bangunan Ruko Gambar 4.4 Base Frame Tower 4 kaki Sumber : Dokumen penulis Berikut adalah data-data eksisting dari bangunan rumah toko yang akan dianalisis: Tabel 4.1 Data Struktur Bangunan Jumlah Lantai (n) : 2 lantai Fungsi Bangunan : Rumah Toko Lantai Atas (Roof Top) : Mini Tower 25 M Kelas Beton : Base Frame : (f c ' = 250 kg/cm 2 ) (Hasil Hammer Test) Kolom 400x200 : (f c ' = 217 kg/cm 2 ) Kolom 300x300 : (f c ' = 217 kg/cm 2 ) Balok 540x250 : (f c ' = 160 kg/cm 2 ) Balok 420x250 : (f c ' = 160 kg/cm 2 ) Balok 330x290 : (f c ' = 160 kg/cm 2 ) Balok 300x200 : (f c ' = 160 kg/cm 2 ) Lantai : (f c ' = 233 kg/cm 2 ) : BJTD-32 (f y = 320 MPa) Baja Tulangan : BJTP-24 (f y = 240 MPa) Dinding : 3.6 M Tinggi Tingkat : 7.2 M Jenis Pondasi : Telapak Data Tanah Sumber : PT.Teleconsult Nusantara IV-3
4 4.2 Pemodelan Struktur Bangunan rumah toko ini berjumlah 2 lantai, yang dibebani oleh mini tower 3 kaki dan direncanakan dianalisis juga dengan mini tower 4 kaki dengan ketinggian kedua mini tower yang sama yaitu 25m Eksisting Tower 3 kaki Berikut adalah permodelan tampak 3 dimensi tower 3 kaki menggunakan software MS Tower : Gambar 4.5 View 3D Tower 3 Kaki Sumber : PT Teleconsult Nusantara IV-4
5 4.2.2 Perencanaan Tower 4 kaki MS Tower : Berikut adalah permodelan tampak 3 dimensi tower 4 kaki menggunakan software Gambar 4.6 View 3D Tower 4 Kaki Sumber : Dokumen penulis IV-5
6 4.2.3 Eksisting Bangunan Ruko Bangunan rumah toko adalah gedung yang berfungsi sebagai rumah sekaligus toko yang berjumlah 2 lantai. Berikut pemodelan dari bangunan rumah toko: Gambar 4.7 Pemodelan bangunan menggunakan software ETAB Sver Sumber : Dokumen penulis Banagunan rumah toko ini merupakan gedung dengan struktur beton bertulang dengan kolom dan balok sebagai portal utamanya. Tinggi total gedung adalah 7.2 m yang dihitung darielevasi lantai ±0.00 sampai tinggi teratas struktur yaitu struktur atap. Pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak dan pondasi batu kali. Pondasi batu kali digunakan untuk menahan struktur dinding, sedangkan pondasi telapak digunakan untuk menahan stuktur kolom. 4.3 Dimensi Struktur dan Spesifikasi Material Struktur yang terdapat pada gedung ini terdiri dari kolom, balok, dan pelat lantai sebagai portal utamanya. Dimensi struktur serta spesifikasi material yaitu mutu betonfc dan mutu baja tulanganfy yang digunakan adalah dimensi dan spesifikasi material ekisting. Dimensi struktur yang digunakan dapat dilihat pada Tabel Kelas Situs Berdasarkan SNI gempa SNI 1726:2012, dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah terlebih dahulu harus diklasifikasikan kelas situsnya. Berdasarkan hasil investigasi geoteknik didapatkan nilai qc rata-rata yang mendefinisikan kelas situs bangunan rumah toko ini sebagai kelas situs SC (Keras). IV-6
7 4.5 Spektrum Respons Desain Pembuatan spektrum respons desain dilakukan dengan bantuan software Spektra Indo. Data yang diinput untuk pembuatan spektrum respons desain banguna rumah toko adalah koordinat lokasi bangunan dan jenis tanah/kelas situs. Berikut koordinat lokasi bangunan yang didapat dapat dari google map dan jenis tanah yang digunakan untuk pembuatan respons spektra: Koordinat Latitude : Longitude : Jenis tanah : Tanah keras Gambar 4.8 Pembuatan spektrum respons desain dengan input koordinat dan jenis tanah Sumber : Gambar 4.9 Spektrum respons desaindengan Spektra Indo Sumber : IV-7
8 Tabel 4.2 Output hasil perhitungan spektrum respons desain Bab IV Hasil dan Analisis Tanah Keras PGA (g) S S (g) 0.06 S 1 (g) C RS C R F PGA 1.2 F A 1.2 F V 1.7 PSA (g) S MS (g) S M1 (g) S DS (g) S D1 (g) T 0 (detik) T S (detik) Sumber : Sistem Struktur Gedung Penentuan sistem struktur gedung dilakukan untuk mengetahui sistem gedung yang akan dirancang sesuai dengan yang disyaratkan sehingga mampu memberikan kekuatan, kekakuan dan kapasitas dalam menahan gaya lateral dan vertikal. Dalam penentuan sistem struktur gedung terdapat beberapa tahapan, berikut tahapan penentuan sistem struktur banguna rumah toko ini: Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan Gedung (I e ) Kategori resiko didasarkan pada pemanfaatan gedung/fungsi gedung yang dapat dilihat pada tabel 2.1 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk beban Gempa, sementara untuk faktor keutamaan gedung didasarkan pada kategori resiko IV-8
9 yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa. Adapun kategori resiko dan fakor keutamaan bangunan untuk Rumah toko adalah sebagai berikut: Kategori resiko : Kategori II Faktor keutamaan : Kategori Desain Seismik Kategori desain seismik didasarkan pada nilai S D1 dan S DS serta kategori resiko gedung yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 2.7. Kategori desain seismik untuk bangunan rumah toko adalah kategori A. 4.7 Pembebanan Beban-beban yang bekerja pada elemen-elemen struktur utama berupa beban mati, beban hidup dan beban gempa.beban mati terdiri dari berat sendiri struktur dan beban mati tambahan, sedangkan beban hidup disesuaikan dengan fungsi bangunan.adapun untuk beban gempa dihitung berdasarkan peraturan gempa SNI 1726:2012. Acuan pembebanan untuk perhitungan beban mati dan beban hidup mengacu pada SNI 1727:2013 tentang Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain Perhitungan Beban Mati a. Berat Sendiri (Selft Weight) Berat sendiri elemen struktur telah dihitung oleh software ETABS versi9.6.2 dengan cara memasukan nilai 1 pada kolom selft weight multiplier static load case. b. Beban Dinding Beban dinding bata, dalam hal ini dinding pasangan ½ bata. Beban dinding dipikul oleh balok induk yang terdistribusi sebagai beban merata. Beban dinding yang dipikul struktur terlampir pada tabel 4.3 IV-9
10 Tabel 4.3 Beban dinding yang dipikul struktur Bab IV Hasil dan Analisis Berat Satuan Tinggi Beban Dinding (kg/m 2 ) (m) (kg/m) kn/m Keterangan Dinding Parapet Sumber : Data penulis c. Beban Mati Tambahan Beban Mati Tambahan : Slab Lantai: - Screed = 63 kg/m 2 - Finishing (Tile) = 48 kg/m 2 - Ceiling & ME = 19 kg/m 2 - Hanger = 20 kg/m 2 Total = 150 kg/m 2 Slab Atap: - Screed = 63 kg/m 2 - Ceiling & ME = 19 kg/m 2 - Hanger = 20 kg/m 2 Total = 102 kg/m 2 Dinding per m' = 250 kg/m m x 250 kg/m = 765 kg/ m 1 m x 250 kg/m = 250 kg/ m d. Beban Eksisting Tower 3 kaki Beban tower disini terdiri dari berat sendiri tower, beban equipment dan berat dari seluruh perangkat yang terpasang pada tower yang terdiri dari antenna sector, antenna microwave hinggal kabel ladder. 1) Dimensi Profil Tower 3 kaki Pada tower 3 kaki menggunakan pipa SCH 40 dan baja siku dengan keterangan profil sebagai berikut: IV-10
11 Tabel 4.4 Profil baja yang digunakan NO Jenis Baja Panjang Berat (m) (kg) 1 Pipa 89.1X Pipa 114.3X Pipa 139.8X Pipa 165.2X Siku 50X50X Siku 60X60X Total Berat Sumber : PT. Teleconsult Nusantara 2) Beban Perangkat Beban perangkatnya sendiri terdiri dari : Tabel 4.5 Perangkat antenna dan RBS System Type Jumlah Berat (kg) Existing Antenna Sectoral Antenna Microwave Propose Antenna Sectoral 3 84 RRU 6 90 Antenna Microwave Total Berat Antenna 666 Dimension Berat Cable Ladder Type (inch) (kg) Existing Ladder Feeder 6 x 7/6" Feeder 1 x 1/2" Propose Feeder 6 x 7/6" Total Berat feeder Equipment Berat (kg/m2) RBS( Radio Base Station) Sumber : PT. Teleconsult Nusantara IV-11
12 Gambar 4.10 View 3D Tower 3 Kaki beserta perangkat antenna Sumber : PT Teleconsult Nusantara IV-12
13 3) Perhitungan Berat Struktur Tower 3 kaki a) Input reaksi tower akibat beban mati Masukan data reaksi yang didapat dari MS Tower pada tiap titik sesuai dengan kaki towernya. Tabel 4.6 TWRDL Tower 3 kaki Moment- X Moment- Y Moment- Z Node Force-X Force-Y Force-Z kn kn kn knm knm knm A B C Penulis Catatan : TWRDL = Berat sendiri tower dan perangkat b) Input reaksi tower akibat beban angin Beban Angin mengacu pada TIA /EIA-222-G, Perencanaan beban angin pada tower mengacu pada kecepatan angin sebesar 120 Kph (maksimal) dan 84 Kph (operasional). Kecepatan angin yang dijadikan pembebanan utama diberikan pada saat kondisi angin dengan kecepatan konstan rata-rata 3 detik. Peraturan TIA/EIA-222-G yang mengacu pada Load and Resistance Factor Design, kombinasi pembebanannya adalah sebagai berikut : D Dg+ 1.6 Wo D Dg+ 1.6 Wo D Dg+ 1.0 Di+ 1.0 Wi+ 1.0 Ti D Dg+ 1.0 E D Dg+ 1.0 E IV-13
14 dengan : D Dg Wo D l W l T i E = Beban mati = Beban mati pada sling (guys) = Beban angin = Beban es tanpa faktor ketebalan es = Beban es dengan faktor ketebalan es = Beban efek akibat temperature = Beban gempa Node Tabel 4.7 TWR1 Tower 3 kaki Force-X Force-Y Force-Z Moment- X Moment- Y Moment- Z kn kn kn knm knm knm A B C Penulis Catatan : TWR1 = Tekan terbesar dari reaction tower Node Tabel 4.8 TWR2 Tower 3 kaki Force-X Force-Y Force-Z Moment- X Moment- Y Moment- Z kn kn kn knm knm knm A B C Penulis Catatan : TWR2 = Tarik terbesar dari reaction tower IV-14
15 Tower terletak diatas base frame dengan bentuk sebagai berikut: Bab IV Hasil dan Analisis A B C Gambar 4.11 Tampak 3D Perletakan Support Reaksi Tower Akibat TWRDL, TWR1 dan TWR2 Pada Base Frame. A C B Gambar 4.12 Tampak Atas Perletakan Support Reaksi Tower Akibat TWRDL, TWR1 dan TWR2 Pada Base Frame. c) Run Analisis Beban mati dari tower (tabel 4.6) ditambah dengan beban base frime adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Input Data Pada Etabs (Max Dead Load) Point FX (kn) FY (kn) FZ (kn) MX MY MZ (knm) (knm) (knm) Penulis IV-15
16 Tabel 4.10 Input Data Pada Etabs (Max Wind Load) Point FX (kn) FY (kn) FZ (kn) MX (knm) MY (knm) MZ (knm) Penulis e. Perencanaan Tower 4 kaki Beban tower terdiri dari berat sendiri tower, beban equipment dan berat dari seluruh perangkat yang terpasang pada tower yang terdiri dari antenna sector, antenna microwave hinggal kabel ladder. 1) Dimensi Profil Tower 4 kaki Pada tower 4 kaki direncanakan menggunakan baja siku dengan keterangan profil sebagai berikut: Tabel 4.11 Profil baja yang digunakan NO Jenis Baja L (m) M (kg) 1 Siku 50X50X Siku 60X60X Siku 65X65X Siku 70X70X Total Berat Sumber : Data Penulis IV-16
17 2) Beban Perangkat Beban perangkatnya sendiri terdiri dari : Tabel 4.12 Perangkat antenna dan RBS System Type Jumlah Berat (kg) Existing Antenna Sectoral Antenna Microwave Propose Antenna Sectoral 3 84 RRU 6 90 Antenna Microwave Total Berat Antenna 666 Dimension Berat Cable Ladder Type (inch) (kg) Existing Ladder Feeder 6 x 7/6" Feeder 1 x 1/2" Propose Feeder 6 x 7/6" Total Berat feeder Equipment Berat (kg/m2) RBS( Radio Base Station) Sumber : PT. Teleconsult Nusantara IV-17
18 Gambar 4.13 View 3D Tower 4 Kaki beserta perangkat antenna Sumber : Dokumen penulis 3) Perhitungan Berat Struktur Tower 4 kaki a) Input reaksi tower Masukan data reaksi yang didapat dari MS Tower pada tiap titik sesuai dengan kaki towernya. IV-18
19 Node Tabel 4.13 TWRDL Tower 4 kaki (Berat sendiri tower) Bab IV Hasil dan Analisis Force-X Force-Y Force-Z Moment-X Moment-Y Moment-Z kn kn kn knm knm knm A B C D Penulis Node Tabel 4.14 TWR1 Tower 4 kaki (Compresstion positif terbesar dari reaction tower) Force-X Force-Y Force-Z Moment-X Moment-Y Moment-Z kn kn kn knm knm knm A B C D Penulis Tabel 4.15 TWR2 Tower 4 kaki (Uplift negative terbesar dari reaction tower) Node Force-X Force-Y Force-Z Moment-X Moment-Y Moment-Z kn kn kn knm knm knm A B C D Penulis Tower terletak diatas base frame dengan bentuk sebagai berikut: A B C D Gambar 4.14 Tampak 3D Perletakan Support Reaksi Tower Akibat TWRDL, TWR1 dan TWR2 Pada Base Frame. IV-19
20 A B D C Gambar 4.15 Tampak Atas Perletakan Support Reaksi Tower Akibat TWRDL, TWR1 dan TWR2 Pada Base Frame. b) Run Analisis Beban mati dari tower (tabel 4.13) ditambah dengan beban base frime adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 Input Data Pada Etabs (Max Dead Load) Point FX (kn) FY (kn) FZ (kn) MX MY MZ (knm) (knm) (knm) Penulis Tabel 4.17 Input Data Pada Etabs (Max Wind Load) Point FX (kn) FY (kn) FZ (kn) MX MY MZ (knm) (knm) (knm) Penulis IV-20
21 4.7.2 Beban Hidup Berdasarkan SNI 1727:2013 tentang Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung, beban hidup (Live Load) yang diperlukan dalam perancangan bangunan gedung dan struktur lain harus beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan bangunan gedung, akan tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum yang ditetapkan. Beban hidup diambil lantai pertama 250 kg/m 2 dan lantau atap 100 kg/m 2, beban ini diambil karena bangunan berupa rumah tinggal sekaligus toko yang memiliki beban hidup tidak terlalu tinggi. 4.8 Kombinasi Pembebanan Faktor beban pada beban hidup (Live Load) pada kombinasi pembebanan diambil sebesar 0,5 karena berdasarkan peraturan gempa SNI 1726:2012 faktor beban boleh diambil sama dengan 0,5.Dengan demikian kombinasi pembebanannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Kombinasi Pembebanan Dimana : No Koefisien DL LL Qex Qey Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Kombinasi Sumber : Data Penulis DL = Beban mati, termasuk SDL Ex = Beban gempa arah-x LL = Beban Hidup Ey = Beban gempa arah-y IV-21
22 4.9 Analisis Struktur Bangunan Dalam studi ini, pemodelan struktur menggunakan ETABS V Model struktur dibuat sesuai dengan data eksisting bangunan dan dibuat sebanyak dua buah yang identik, tetapi tiap model struktur tersebut dikenakan beban tower yang berbeda. Gambar 4.16 Pemodelan eksisting bangunan software ETAB Sver Sumber : Dokumen penulis 4.10 Gempa Berdasarkan SNI 1726:2013 tentang Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarnya selama umur struktur bangunan 50tahun adalah sebesar 2 persen Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen Sistem struktur gedung ruko ini memiliki kekakuan lateral yang beraturan dan memiliki ketentuan sebagai berikut : a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 meter b. Sistem struktur gedung memiliki berat lantai beraturan. IV-22
23 c. Daerah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan kalaupun mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tidak lebih dari 25% dari ukuran terbesar daerah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut. Maka dari pernyataan tersebut, untuk menganalisis bangunan ruko ini dapat menggunakan statik ekuivalen. Setiap struktur harus dianalisis untuk pengaruh gaya lateral statik yang diaplikasikan secara independen di kedua arah orthogonal. Pada setiap arah yang ditinjau, gaya lateral static harus diaplikasikan secara simultan di tiap lantai. Untuk tujuan analisis, gaya lateral ditiap lantai dihitung sebagai berikut: F x = 0,01 W x Ket : F x = gaya lateral rencana yang diaplikasikan pada lantai x W x = bagian beban mati total struktur, D, yang bekerja pada lantai Menghitung Berat Struktur Bangunan Tabel 4.19 Berat bangunan perlantai Story Diaphragm MassX MassY CumMassX CumMassY STORY2 D STORY1 D Sumber : Data Penulis Dari data diatas didapatkan berat per lantai yaitu pada lantai 1 dengan berat Ton dan lantai 2 dengan Ton, sehingga gaya lateral dapat dihitung. a. Lantai 1 F x = 0,01 W x F x = 0,01 x F x = Ton IV-23
24 b. Lantai 2 F x = 0,01 W x F x = 0,01 x F x = Ton Penentuan Pusat Masa tabel 4.21 Pusat masa pada gedung ini didapat dari output ETABS yang dapat dilihat pada Tabel 4.20 Pusat masa akibat beban bangunan dan tower 3 kaki Story Diaphragm XCM YCM CumMassX CumMassY STORY2 D STORY1 D Sumber : Data Penulis Tabel 4.21 Pusat masa akibat beban bangunan dan tower 4 kaki Story Diaphragm XCM YCM CumMassX CumMassY STORY2 D STORY1 D Sumber : Data Penulis 4.11 Cek Penulangan Dengan adanya penambahan beban tower ini diperlukan pengecekan kembali penulangan beton pada balok dan kolom untuk mengetahui kekuatannya IV-24
25 Cek Penulangan Beton Pada Balok Balok yang perlu diperiksa adalah balok di bawah tower dan peralatan yang ada tulangan minimum balok 1.4 (ketegangan) : Asmin Ag f a. Beam size : 540 x 250 mm y Fy : 240 MPa Asmin : 787,5 mm 2 b. Beam size : 420 x 250 mm Fy : 240 MPa Asmin : 612,5 mm 2 c. Beam size : 330 x 290 mm Fy : 240 MPa Asmin : 558,25 mm 2 d. Beam size : 300 x 200 mm Fy : 240 MPa Asmin : 350 mm 2 IV-25
26 a. Akibat Pembebanan Tower Tiga Kaki Gambar 4.17 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 3 kaki Tabel 4.22 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 3 kaki berdasarkan output ETABS Balok As Tulangan Asmin Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) B2 B530x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B24 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B28 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B29 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! IV-26
27 Tabel 4.23 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 3 kaki berdasarkan output ETABS (dibangunan eksisting) Balok As Tulangan Asmin Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) B2 B530x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B24 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B28 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B29 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! Gambar 4.18 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 3 kaki Tabel 4.24 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 3 IV-27
28 Balok kaki berdasarkan output ETABS As Asmin Tulangan Tulangan (mm 2 ) (mm 2 ) Bab IV Hasil dan Analisis Cek B1 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B2 B300x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B300x A smin > A s tul... OK! B29 B300x A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B34 B300x A smin > A s tul... OK! B38 B300x A smin > A s tul... OK! B39 B300x A smin > A s tul... OK! Tabel 4.25 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 3 IV-28
29 Balok kaki berdasarkan output ETABS (dibangunan eksisting) As Asmin Tulangan Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) Bab IV Hasil dan Analisis B1 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B2 B300x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B300x A smin > A s tul... OK! B29 B300x A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B34 B300x A smin > A s tul... OK! B38 B300x A smin > A s tul... OK! B39 B300x A smin > A s tul... OK! b. Akibat Pembebanan Tower Empat Kaki IV-29
30 Gambar 4.19 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 4 kaki Tabel 4.26 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 4 kaki berdasarkan output ETABS Balok As Tulangan Asmin Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) B2 B530x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B24 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B28 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B29 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! Tabel 4.27 Kebutuhan tulangan balok lantai 1 tower 4 kaki IV-30
31 Balok berdasarkan output ETABS (dibangunan eksisting) As Asmin Tulangan Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) Bab IV Hasil dan Analisis B2 B530x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B24 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B28 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B29 B330x ,25 A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! IV-31
32 Gambar 4.20 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 4 kaki IV-32 Bab IV Hasil dan Analisis Tabel 4.28 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 4 kaki berdasarkan output ETABS Balok As Tulangan Asmin Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) B1 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B2 B300x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B300x A smin > A s tul... OK! B29 B300x A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B34 B300x A smin > A s tul... OK! B38 B300x A smin > A s tul... OK! B39 B300x A smin > A s tul... OK! Tabel 4.29 Kebutuhan tulangan balok lantai 2 tower 4 kaki berdasarkan output ETABS (dibangunan eksisting) Balok As Tulangan Asmin Tulangan Cek (mm 2 ) (mm 2 ) B1 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B2 B300x A smin > A s tul... OK! B4 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B5 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B6 B540x ,5 A smin > A s tul... OK!
33 B7 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B8 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B9 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B10 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B11 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B12 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B14 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B15 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B17 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B18 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B21 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B22 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B25 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B26 B420x ,5 A smin > A s tul... OK! B27 B300x A smin > A s tul... OK! B29 B300x A smin > A s tul... OK! B31 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B32 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B33 B540x ,5 A smin > A s tul... OK! B34 B300x A smin > A s tul... OK! B38 B300x A smin > A s tul... OK! B39 B300x A smin > A s tul... OK! Cek Penulangan Beton Pada Kolom a. Akibat Pembebanan Tower Tiga Kaki IV-33
34 Gambar 4.21 Rasio P-M-M kolom bangunan eksisting tower 3 kaki Tabel 4.30 Check rasio tulangan kolom lantai 1 tower 3 kaki Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Tabel 4.31Check rasio tulangan kolom lantai 1 tower 3 kaki (dibangunan eksisting) IV-34
35 Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Tabel 4.32 Check rasio tulangan kolom lantai 2 tower 3 kaki Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Sumber : Hasil Analis Tabel 4.33 Check rasio tulangan kolom lantai 2 tower 3 kaki (dibangunan eksisting) IV-35
36 Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Sumber : Hasil Analis b. Akibat Pembebanan Tower 4 Kaki Gambar 4.22 Rasio P-M-M kolom bangunan eksisting tower 4 kaki Tabel 4.34 Check rasio tulangan kolom lantai 1 tower 4 kaki IV-36
37 Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Tabel 4.35 Check rasio tulangan kolom lantai 1 tower 4 kaki (dibangunan eksisting) Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Tabel 4.36 Check rasio tulangan kolom lantai 2 tower 4 kaki IV-37
38 Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Sumber : Hasil Analis Tabel 4.37 Check rasio tulangan kolom lantai 2 tower 4 kaki (dibangunan eksisting) Kolom Check C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! C < 1... OK! Sumber : Hasil Analis IV-38
TUGAS AKHIR ANALISIS ULANG STRUKTUR RUKO BETON BERTULANG AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN MINI TOWER DAN BTS (STUDI KASUS SITE KAMPUNG BELIMBING BENGKONG).
TUGAS AKHIR ANALISIS ULANG STRUKTUR RUKO BETON BERTULANG AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN MINI TOWER DAN BTS (STUDI KASUS SITE KAMPUNG BELIMBING BENGKONG). Disusun untuk melengkapi persyaratan kurikulum Program
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis sistem struktur penahan gempa yang menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR RUKO 2 ½ LANTAI JL. H. SANUSI PALEMBANG DAFTAR ISI I. KRITERIA DESIGN II. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS II.1. MODEL STRUKTUR 3D II.2. BEBAN GRAVITASI II.3. BEBAN GEMPA II.4. INPUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas Indonesia semakin berkembang dari hari kehari. Mulai dari sumber daya manusianya yaitu dosen pengajar,
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Pada bagian ini akan dilakukan proses pemodelan struktur bangunan balok kolom dan flat slab dengan menggunakan acuan Peraturan SNI 03-2847-2002 dan dengan menggunakan bantuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh tingkat redundansi pada sendi plastis perlu dipersiapkan tahapan-tahapan untuk memulai proses perancangan,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan
BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG 5.1 Asumsi-asumsi Analisis Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan dan deformasi untuk kepentigan perancangan tulangan elemen-elemen
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini, Analisis kinerja struktur bangunan bertingkat ketidakberaturan diafragma diawali dengan desain model struktur bangunan sederhanan atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Alur berpikir MULAI PENGUMPULAN DATA PRELIMINARY DESIGN : - Menentukan layout struktur - Menentukan property material - Pembebanan layout MODELISASI STRUKTUR DENGAN BEBAN TIDAK
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0 Muhammad Haykal, S.T. Akan Ahli Struktur Halaman 1 Table Of Contents 1.1 DATA STRUKTUR. 3 1.2 METODE ANALISIS.. 3 1.3 PERATURAN
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 3.1. Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, struktur dimodelkan tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan penahan gaya lateral (gempa) menggunakan 2 tipe sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemilihan Struktur Desain struktur harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya : Aspek Struktural ( kekuatan dan kekakuan struktur) Aspek ini merupakan aspek yang
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI
6 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian Secara Umum Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian analisis komparasi antara SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR
31 BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 5.1 DATA STRUKTUR Apartemen Vivo terletak di seturan, Yogyakarta. Gedung ini direncanakan terdiri dari 9 lantai. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statik Ekivalen Analisis statik ekivalen adalah salah satu metode menganalisis struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal statik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Objek Penelitian Struktur bangunan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Gedung GKB-4 Universitas Muhammadiyah Malang. Gedung berlokasi
Lebih terperinciAnalisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS
BAB III STUDI KASUS Pada bagian ini dilakukan 2 pemodelan yakni : pemodelan struktur dan juga pemodelan beban lateral sebagai beban gempa yang bekerja. Pada dasarnya struktur yang ditinjau adalah struktur
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG. Pada perencanaan gedung ini penulis hanya merencanakan gedung bagian atas
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG Pada perencanaan gedung ini penulis hanya merencanakan gedung bagian atas bangunan yang direncanakan sebanyak 10 lantai dengan ketinggian gedung 40m.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Revie dan Jorry, 2016) Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. program ETABS V Perencanaan struktur dengan sistem penahan-gaya
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Struktur 4.1.1. Geometri dan Permodelan Struktur Permodelan struktur Perluasan pabrik baru PT Interbat dilakukan dengan program ETABS V 9.7.4. Perencanaan struktur dengan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN
BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN 3.1 PERHITUNGAN RESERVOIR (ALT.I) Reservoir alternatif ke-i adalah reservoir yang terbuat dari struktur beton bertulang. Pada program SAP2000 reservoir yang dimodelkan sebagai
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG TINGKAT TINGGI Raden Ezra Theodores NRP : 0121029 Pembimbing : Ir. DAUD R. WIYONO, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI
TUGAS AKHIR ( IG09 1307 ) STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI 03-1726-2002 Yuwanita Tri Sulistyaningsih 3106100037
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa statik non-linier bagi dua sistem struktur yang menggunakan sistem penahan gaya lateral yang berbeda, yaitu shearwall dan tube, dengan
Lebih terperinciPEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH
PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH Yunizar NRP : 0621056 Pemnimbing : Yosafat Aji Pranata, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM
BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding
Lebih terperincifc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa
Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Pembebanan 4.1.1 Beban Vertikal Beban vertikal yang ditinjau adalah beban mati dan beban hidup pada tiap lantai. Berikut ini perhitungan beban-beban tersebut.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
PEN BAB 3 METODE PENELITIAN SKRIPSI EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN KOLOM BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 7 LANTAI DI WILAYAH PEKALONGAN) BAB 3 METODE
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung kampus
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur gedung kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang disesuaikan dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR ( MENGGUNAKAN LANTAI BETON BONDECK ) Sebuah gedung perhotelan 9 lantai direncanakan dengan struktur baja.
BAB IV ANALISIS STRUKTUR ( MENGGUNAKAN LANTAI BETON BONDECK ) 4.1. Pemodelan Struktur 4.1.1. Sistem Struktur Sebuah gedung perhotelan 9 lantai direncanakan dengan struktur baja. Gedung tersebut terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai kota besar di dunia, diantaranya adalah akibat bertambahnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciANALISA BEBAN GEMPA STATIS UNTUK PEMBEBANAN STRUKTUR
ANALISA BEBAN GEMPA STATIS UNTUK PEMBEBANAN STRUKTUR Arie Febry F, MT afebry@teknikunlam.ac.id Berdasarkan SNI 03-1726 - 2002 Beban Gempa Tujuan Pembebanan Gempa Acuan dan Rujukan Base design mengacu pada
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Helmi Kusuma NRP : 0321021 Pembimbing : Daud Rachmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari kebutuhan akan sarana tempat tinggal, gedung perkantoran ataupun pusat hiburan yang dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN (1) Maria Elizabeth, (2) Bambang Wuritno, (3) Agus Bambang Siswanto (1) Mahasiswa Teknik Sipil, (2)
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI
PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal mahasiswa, boleh dikatakan suatu hal yang sulit dicari di kampus-kampus atau Perguruan Tinggi (PT).
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71
DAFTAR LAMPIRAN L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71 62 LAMPIRAN I PENGUMPULAN DATA STRUKTUR BANGUNAN L1.1 Deskripsi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus berupa pembuatan ulang dengan menggunaan model yang dibuat sesuai kondisi bangunan yang
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 PERMODELAN STRUKTUR 4.1.1. Bentuk Bangunan Struktur bangunan Apartemen Salemba Residence terdiri dari 2 buah Tower dan bangunan tersebut dihubungkan dengan Podium. Pada permodelan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Pengolahan Data. Penyajian Data. Perbandingan Data.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data 1. Data eksisting gedung Asrama Pusdiklat Pajak 2. Peraturan gempa pembebanan SNI 1726-2012 SNI 1726-2012 3. Peraturan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN. Plafond + Penggantung = 18 kg/m 2. Mekanikal & Elektrikal = 20 kg/m 2. - Beban Hidup (LL) = 200 kg/m 2
LAMPIRAN 1 PRELIMINARY DESAIN L1.1 Preliminary Pelat Lantai - Beban Mati Tambahan (SDL): Spesi = 2 x 21 kg/m 2 = 42 kg/m 2 Keramik = 1 x 24 kg/m 2 = 24 kg/m 2 Plafond + Penggantung = 18 kg/m 2 Mekanikal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian ini menggunakan metode analisis perancangan yang difokuskan untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22 lantai.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Umum Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi adalah masalah kekakuan dari struktur. Pada prinsipnya desain bangunan gedung bertingkat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
75 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Gedung digunakan untuk hunian dengan lokasi di Menado dibangun diatas tanah sedang (lihat Tabel 2.6). Data-data yang diperoleh selanjutnya akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 Deskripsi Umum Model Struktur Dalam tugas akhir ini, struktur hotel dimodelkan tiga dimensi (3D) sebagai struktur portal terbuka dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK)
Lebih terperinciDESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :
DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH Refly. Gusman NRP : 0321052 Pembimbing : Ir. Daud R. Wiyono, M.Sc. Pembimbing Pendamping : Cindrawaty Lesmana, ST., M.Sc.(Eng) FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju dan berkembangnya suatu negara tentunya akan sangat membutuhkan peningkatan dalam segala aspek, mulai dari kesehatan, pendidikan, sampai dengan fasilitas
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.2.0 A. MODEL STRUKTUR Analisis struktur bangunan Gedung BRI Kanwil dan Kanca, Banda Aceh dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element)
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR NOTASI... xviii
Lebih terperinciPerhitungan Struktur Bab IV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN STRUKTUR
BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Mulai Studi Literatur Konstruksi Baja Untuk Struktur Atas bangunan Spesifikasi Bangunan - Pembebanan - Data-data fisik - Data-data struktur Konfigurasi
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL PESONA TUGU YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : YESIA TAHAPARI NPM. : 12 02 14135
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI
MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI-03-1726-20XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI Disusun : Hendro Asmoro Dosen Pembimbing : Ir. Mudji Irmawan, MS. Bambang Piscesa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Lebih terperinciPerencanaan Gempa untuk
Perencanaan Gempa untuk Gedung Hipotetis 10 Lantai By Iswandi Imran & Fajar Hendrik Gaya gempa bekerja pada gedung hipotetis seperti terlihat pada gambar. Informasi mengenai gedung: Tinggi lantai dasar
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA Oleh: Agus 1), Syafril 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciLAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP Data Diri Nama : Yan Malegi Diardi Jenis Kelamin : Laki - laki Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 03 Maret 1990 Telepon : 08562042300 Alamat Lengkap : Jl. Margajaya II No.12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa akibat yang sering terlihat di daerah yang tengah berkembang seperti kota Padang adalah peningkatan bisnis dan perdagangan. Dan ini adalah dua dari banyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Analisis Metodologi penilitian ini yaitu studi kasus terhadap struktur beraturan & gedung beraturan dengan pushover analysis, guna mencapai tujuan yang diharapkan
Lebih terperinciNaskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN SPESIFIKASI BANGUNAN GEDUNG BAJA STRUKTURAL (SNI 1729:2015) Studi Kasus Proyek Pembangunan New Noodle Factory PT. Indofood CBP Inees Kusuma W 1, Bagus Soebandono
Lebih terperinciPeraturan Gempa Indonesia SNI
Mata Kuliah : Dinamika Struktur & Pengantar Rekayasa Kegempaan Kode : CIV - 308 SKS : 3 SKS Peraturan Gempa Indonesia SNI 1726-2012 Pertemuan 13 TIU : Mahasiswa dapat menjelaskan fenomena-fenomena dinamik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Perhitungan Balok Existing WI = WF-400x200x8x13 (tabel baja) mm mm
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Preliminary Desain 4.1.1 Perencanaan Dimensi Balok 1. Perhitungan Balok Existing WI = WF-400x200x8x13 (tabel baja) ht bf tw tf r A 400.00 mm 200.00 mm 8.00 mm 13.00
Lebih terperinci3. BAB III LANDASAN TEORI
3. BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan 1. Super Imposed Dead Load (SIDL) Beban mati adalah beban dengan besar yang konstan dan berada pada posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri dari berat sendiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik Penelitian mengenai sistem rangka bracing tipe v terbalik sudah pernah dilakukan oleh Fauzi (2015) mengenai perencanaan ulang menggunakan
Lebih terperinciGambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arfiadi (2013), menyebutkan bahwa untuk Kota Yogyakarta tampak bahwa gaya geser untuk tanah lunak berdasarkan RSNI 03-1726-201X mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai Rumusan Masalah Topik Pengumpulan data sekunder :
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL GRAND SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Boni Sitanggang NPM.
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANGANGAN
BAB III METODOLOGI PERANGANGAN 3.1 Diagram Alir MULAI Data dan informasi struktur Studi Literatur Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku Preliminari Desain Pembebanan 1. Beban mati 2. Beban hidup 3.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh pengekangan untuk menambah kekuatan dan kekakuan dari sebuah kolom. Perubahan yang akan di lakukan dari
Lebih terperinciMODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : AULIA MAHARANI PRATIWI 3107100133 Dosen Konsultasi : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS TAVIO, ST, MS, Ph D I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI
BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciPERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS
PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA STRUKTUR ATAS URAIAN DIMENSI NOTASI DIMENSI SATUAN Lebar jembatan b 10.50 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) b 1 7.00 m Lebar
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS
BAB IV ANALISIS STRUKTUR ATAS 4.1 Data Perancangan Bangunan Alternatif Bentuk bangunan : Jumlah lantai : 8 lantai Tinggi total gedung : 35 m Fungsi gedung : - Lantai dasar s.d lantai 4 untuk areal parkir
Lebih terperinciGambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di Yogyakarta pada bulan September Desember 2016. B. Model Struktur Dalam penelitian ini digunakan model struktur portal beton bertulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini perkembangan dunia konstruksi semakin maju khususnya di Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah, sehingga para ahli
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode analisis yang dibantu dengan software ETABS V 9.7.1. Analisis dilakukan dengan cara pemodelan struktur
Lebih terperinciDesain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Pertemuan - 10 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK
Lebih terperinciGambar III.1 Pemodelan pier dan pierhead jembatan
BAB III PEMODELAN JEMBATAN III.1 Pemodelan Jembatan Pemodelan jembatan Cawang-Priok ini menggunakan program SAP-2000 untuk mendapatkan gaya-gaya dalamnya, performance point untuk analisa push over, dan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Cinthya Monalisa
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen
LAMPIRAN A Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3 03-1726-201x. A. Berat keseluruhan bangunan. 1. Berat atap a. Beban
Lebih terperinci