BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Perusahaan / Instansi Sejarah Instansi CV. Indoexcellent Consulting (IEC) adalah sebuah lembaga usaha swasta yang bergerak dalam bidang jasa konsultansi. Secara umum jasa yang ditawarkan yaitu; jasa perencanaan, pengawasan dan penelitian lainnya. Sebagai salah satu lembaga swasta yang akan memberikan jasa secara professional dan multidesipliner, IEC memiliki sejumlah staf yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu yang dapat mengerjakan suatu kegiatan secara cepat, tepat dan akurat. IEC berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa secara maksimal dan disiplin waktu agar nantinya karya yang dihasilkan oleh perusahaan dapat membantu pengguna jasa dalam mengembangkan pembangunan ke depan. Bidang kajian IEC meliputi wilayah berbagai bidang pengetahuan. Riset yang dilakukan meliputi penelitian macro dan micro. Riset macro yang dilakukan indo excellent consulting meliputi penelitian kemasyarakatan. Dari penelitian tersebut akan dihasilkan berbagai rekomendasi yang umumnya berkenaan dengan pembangunan di sektor sosial dan ekonomi. Pengembangan dan pembangunan tersebut akan sangat berguna bagi instansi pemerintah maupun perusahaan swasta 8

2 9 dalam mendongkrak sumber daya manusia yang berkualitas serta birokrasi yang efektif dan efisien. Dalam menunjang terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas serta birokrasi yang efektif dan efisien IEC melakukan Riset Sosiologi, Antropologi dan Budaya. Riset di dalam masyarakat bertujuan untuk melakukan maksimalisasi sasaran pembangunan guna mewajudkan pembangunan yang tepat sasaran. Dengan melakukan perpaduan antara riset sosiologis dan riset ekonomi dalam masyarakat, maka akan dihasilkan sebuah rekomendasi yang akurat dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam Riset Micro, IEC menekankan dalam pembangunan dalam wilayah personal dalam sebuah birokrasi maupun kelompok masyarakat (social group). Riset Psikologi terkait dengan pemberdayaan sumberdaya manusia yang dilakukan dalam wilayah internal instansi, baik government maupun non government Visi dan Misi IEC VISI: Menjadi Perusahaan Konsultan Nasional yang Creative, Innovative, Accountable. MISI: 1. Memberikan pelayanan jasa konsultasi, penelitian dan pengembangan yang terbaik, bermutu tinggi,berkualitas dan tepat waktu

3 10 2. Membantu klien mengembangkan ide-ide kreatif, gagasan inovatif, pemikiran inspiratif dan bertanggung jawab 3. Meningkatkan mutu dan kualitas SDM untuk menjadi konsultan dan peneliti yang mampu memberikan pelayanan jasa terbaik 4. Bekerjasama dan bersinergi dengan berbagai institusi dan perusahaan lain untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan terbaik Struktural Organisasi Instansi Berikut adalah struktur organisasi Indoexcellent Consulting : Gambar 2.1 Struktur Organisasi IEC

4 11 Nama-nama Pejabat Struktural IEC Direktur General Manager : Arissaryadin, SST,S.Pt.M.Si : Al Thuba Septa Ps., S.Psi, M.Psi, Psikolog Manager Administrasi: Imam Yuliadi, S.Pd, M.Si Manager Marketing : Muamilah Sholeha S.Psi, M.Psi, Psikolog Manager Litbang Tenaga Ahli : drh. Anjar Adi Setiawan : - drh. Reza - Ikirahmansyah, SST, M.M - Sahrul Mubarak, S.Si - Rahma Shinta Merina, S.Pi, M.Psi, Psikolog - Rahmatullaila,SST, M.Si 2.2 Tes Kepribadian Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) Personality adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain diantaranya yaitu, integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Menurut Kaplan dan Saccuzo (2005) Tes kepribadian adalah seperangkat alat tes yang disusun untuk mendeskripsikan bagaimana kecenderungan seseorang bertingkah laku.

5 12 Sehingga dari beberapa teori yang dipelajari dapat disimpulkan bahwa Tes kepribadian sebenarnya adalah deskripsi kualitatif dari kepribadian, bukannya deskripsi kuantitatif (angka-angka), karena sebenarnya kepribadian tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat dideskripsikan. Untuk membantu menjelaskan kepribadian, alat tes kepribadian menggunakan bantuan angka-angka dan kemudian hasilnya dideskripsikan dalam bentuk kualitatif. 2.3 PAPI Kostick Pengertian PAPI Kostick Dalam mendefinisikan arti dari Papi Kostick beberapa sumber memiliki pendapat, diantaranya yaitu: Menurut Dr. Max Martin Kostick (1960) Penemu PAPI Kostik sekaligus Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memperhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan / situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotest. Seiring dengan berjalannya waktu dan kajian yang dilakukan beberapa ahli psikologi, melahirkan banyak versi dan beragam namun tetap pada tujuan yang sama. Beberapa versi yang dilahirkan oleh para ahli antara lain, Versi Swedia diperkenalkan di awal 1980-an dan versi ini diperkenalkan pada tahun 1997 dengan versi ipsative (PAPI-I) dan normative (PAPI-N).

6 13 Versi ipsative, PAPI-I, dirancang untuk digunakan untuk pengembangan pribadi. Versi normative, PAPI-N, yang dimaksudkan untuk digunakan untuk perbandingan dan seleksi. Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI didasarkan pada penelitian dan teori kepribadian needs-press oleh Murray (1938). PAPI Kostick merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. Papi mengukur role (standar gaya perilaku) dan need (perilaku dan nilai perusahaan) individu dalam kaitannya dengan situasi kerja Landasan Teori PAPI Kostick Not a Full Personality bahwa mengukur role dan need hanya sematamata dalam kaitannya dengan situasi kerja yang sempadan dengan kepribadian dalam situasi kerja dan mengacu pada dimensi temperamen dari Thurstone (1953). Henry Murray (1938) dalam penelitian kepribadian manusia. Needs didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); Traits didefinisikan kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior). Traits menjawab pertanyaan bagaimana manusia bertingkah laku; needs menjawab pertanyaan mengapa. Karena itu, traits dan needs menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif (Sanz et.al, 2006).

7 Aspek PAPI Kostick PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing masing mewakili need dan role tertentu. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: A. Work Direction (Arah Kerja) 1. Need to finish task (N) Kebutuhan menyelesaikan tugas secara mandiri. 2. Hard intense worked (G) Peran pekerja keras. 3. Need to achieve (A) Kebutuhan berprestasi. B. Leadership (Kepemimpinan) 1. Leadership role (L) Peran kepemimpinan. 2. Need to control others (P) Kebutuhan mengatur orang lain. 3. Ease in decision making (I) Peran membuat keputusan. C. Activity (Aktivitas kerja) 1. Pace (T) Peran sibuk. 2. Vigorous type (V) Peran penuh semangat. D. Social Nature (Relasi sosial) 1. Need for closeness and affection (O) Kebutuhan kedekatan dan kasih saying. 2. Need to belong to groups (B) Kebutuhan diterima dalam kelompok.

8 15 3. Social extension (S) Peran hubungan social. 4. Need to be noticed (X) Kebutuhan untuk diperhatikan. E. Work Style (Gaya Kerja) 1. Organized type (C) Peran mengatur. 2. Interest in working with details (D) Peran bekerja dengan hal hal rinci. 3. Theoretical type (R) Peran orang yang teoritis. F. Temperament (Sifat temperamen) 1. Need for change (Z) Kebutuhan untuk berubah. 2. Emotional resistant (E) Peran pengendalian emosi. 3. Need to be forceful (K) Kebutuhan untuk agresif. G. Followership (Posisi atasan-bawahan) 1. Need to support authority (F) Kebutuhan membantu atasan. 2. Need for rules and supervision (W) Kebutuhan mengikuti aturan dan pengawasan. Tabel 2.1 Basis pengetahuan aturan nomor soal No Soal Aspek_H Aspek_D 1 G E 2 A N 3 P A 4 X P 5 B X 6 O B 7 Z O 8 K Z 9 F K 10 W F

9 16 Penjelasan untuk masing-masing bagian adalah sebagai berikut: F : need to support authority (kebutuhan membantu atasan) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kekuatan dorongan dalam diri seseorang untuk dihubungkan dengan otoritas atau kekuatan pimpinan, kesesuaian dengan petunjuk atau saran, dan kemapanan dalam struktur hirarki, sebagai pembeda terhadap mereka yang mandiri dan percaya diri. W : need for rules and supervision (kebutuhan untuk mengikuti aturan dan pengawasan) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang memerlukan dukungan, arahan atau tuntunan dari lingkungan kerja yang teratur/terstruktur, sebagai lawan dari situasi dimana seseorang dapat menampilkan sikapnya yang otonom, berinisiatif dan dapat mengarahkan dirinya sendiri. Ekstrimnya adalah orang terlalu tergantung pada organisasi pada satu sisi dan orang lain bersifat self starter pada sisi yang lain. N : need to finish a task (kebutuhan menyelesaikan suatu tugas sendiri) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh dorongan dari dalam diri seseorang untuk menangani sendiri suatu tugas sampai benar-benar selesai. Faktor ini mencerminkan ketekunan, pada titik single mindedness pada ekstrim tinggi, dan kurangnya tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas, bahkan mengabaikannya pada ekstrim yang lain.

10 17 G : role of hard intense worker (peran pekerja keras) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan kerja keras. Faktor ini menunjukkan penerimaan seseorang terhadap bekerja secara intensif dengan upaya yang sesuai, dalam pandangan seseorang yang melihat kerja sebagai sesuatu yang menarik, bahkan menyenangkan atau dalam pandangan seseorang yang lebih suka menghindari beban kerja bila hal tersebut dimungkinkan. A : need to achieve (kebutuhan berprestasi) Faktor ini menunjukkan seberapa besar daya dorong pribadi dan dalam diri seseorang, seberapa jauh keinginannya untuk mencapai sukses, dan seberapa besar ambisinya. Faktor ini mencerminkan derajat keyakinan dan komitmen dalam dirinya untuk mendapatkan hasil dan untuk mencapai tujuan kerja yang ditentukannya bagi dirinya sendiri. L : leadership role (peran pemimpin) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keyakinan diri seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam posisi pemimpin, seberapa jauh kenyamanan yang dirasakannya dalam sikap kepemimpinan, dan seberapa jauh ia menerima dirinya dalam peran tersebut. P : need to control others (kebutuhan mengatur orang lain) Faktor ini menunjukkan seberapa besar keinginan seseorang untuk memegang kendali/kontrol, untuk menggerakkan kekuatan dan dominasi terhadap orang lain. Faktor ini menunjukkan derajat kemauan seseorang untuk

11 18 melaksanakan tanggung jawab yang timbul dari peran kepemimpinan untuk bekerja melalui orang lain dalam menyelesaikan tugas. I : ease in decision making (peran pembuat keputusan) Faktor ini menunjukkan seberapa besar kemampuan seseorang dalam kaitan dengan tugas untuk mengambil keputusan, menerima tanggung jawab dari keputusan yang diambilnya dan menerima konsekuensi dari keputusannya tersebut. Faktor ini juga menunjukkan derajat rasa tidak senang atau rasa tertekan bila menghadapi situasi dimana harus mengambil keputusan. T : pace (peran menentukan urgensi) Faktor ini menunjukkan kecepatan dimana seseorang suka (secara mental bekerja). Faktor ini menunjukkan kecepatan atau kesigapan mentalnya untuk bekerja, bukan dalam arti kepandaian atau inteligensinya, tetapi dalam arti kesigapannya untuk langsung bekerja (on-thego), dan kepekaanya terhadap urgensi. V : vigorous type (peran sibuk) Faktor ini menunjukkan derajat seberapa jauh seseorang dapat dihubungkan dengan penampilan, aktivitas dan gerakan fisik. Faktor ini menunjukkan energi fisik yang dimiliki seseorang dan kemauannya untuk menunjukkan hal tersebut dalam kegiatannya. X : need to be notice (kebutuhan untuk diperhatikan) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang untuk dikenali, untuk mencari perhatian yang dilakukan secara nyata dan terbuka.

12 19 Faktor ini mencerminka n dorongan untuk tampil, menjadi sorotan dan dikenal. S : social extension (peran bermasyarakat) Faktor ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam melakukan hubungan/interaksi dengan orang lain secara hangat atau menyenangkan. Faktor ini mencerminkan derajat keyakinan diri seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, memahami arti jalinan sosial dan benar-benar menyukai hubungan dengan orang. B : need to belong to groups (kebutuhan diterima oleh kelompok) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kebutuhan seseorang untuk berada dalam kaitan dengan kelompok, untuk dapat diterima dan menjadi bagian dari kelompok. O : need for closeness (kebutuhan akan kedekatan dan kasih sayang) Faktor ini menunjukkan kebutuhan seseorang akan keakraban, kehangatan dan hubungan perseorangan yang sesuai/cocok. Faktor ini juga menunjukkan derajat seberapa jauh arti penerimaan dan persetujuan orang lain bagi dirinya. Dilain pihak, faktor ini juga menunjukkan derajat seberapa besar seseorang merasa kurang senang atau merasa terluka akibat penolakan, isolasi atau ketidaksetujuan dari orang lain. R : theoritical type (peran orang teoritis) Faktor ini menunjukkan kesukaan seseorang terhadap pemikiranpemikiran analitis dan konseptual, kemampuannya untuk menangani

13 20 pandangan/pemikiran abstrak. Faktor ini menunjukkan cara yang lebih disukainya dalam bekerja secara mental, dan bukan petunjuk terhadap keceptannya bereaksi secara mental atau terhadap inteligensinya. D : interest in working with details (peran berminat bekerja dengan hal-hal rinci) Faktor ini menyatakan kesigapan seseorang untuk menggunakan waktunya dalam mempertimbangkan/pemikiran detail dari setiap aspek dalam suatu tugas atau pekerjaan. Faktor ini menunjukkan kesukaan seseorang terhadap hal-hal detail. C : organized type (peran mengatur) Faktor ini menunjukkan tingkat seberapa jauh seseorang menempatkan keteraturan, sistem dan prosedur pada diri sendiri dan pada lingkungan kerjanya. Faktor ini menunjukkan derajat atau tingkat pentingnya berada dalam situasi kerja yang terstruktur, terorganisasi, dan rapi serta mempunyai metode sebagai pembeda terhadap pendekatan apa adanya dari orang-orang yang cenderung seadanya saja. Z : need for change (kebutuhan akan perubahan) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh keinginan seseorang terhadap adanya variasi, stimulasi dan inovasi dalam pekerjaannya. Kondisi ekstrimnya adalah keinginan seseorang untuk berada pada lingkungannya yang rutin, aman dan dapat diperkirakan perubahannya: dan dilain pihak kebutuhan terhadap adanya perubahan yang terus menerus tanpa henti di lingkungan kerjanya.

14 21 E : emotional restraint (Kebutuhan pengendalian emosi) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh kemampuan seseorang untuk menahan atau melakukan kontrol terhadap keluarnya atau terekspresikannya perasaannya atau emosinya. Faktor ini menunjukkan tingkat sikap seseorag terhadap disiplin, terhadap kemampuan seseorang untuk tidak menunjukkan emosinya atau sebaliknya terhadap mereka yang bersikap sangat terbuka dalam menampilkan/memperlihatkan perasaan/emosinya. K : need to be forceful (Kebutuhan untuk menjadi kuat) Faktor ini menunjukkan seberapa jauh seseorang memiliki kekuatan emosi dan sikap asertif, yaitu dorongan emosi yang kuat, bahkan yang agresi, dari dalam dirinya. Di lain pihak, faktor ini juga menunjukkan tingkat ketidaksukaan seseorang terhadap sikap/perasaan yang keras dan keinginannya untuk berada dalam keadaan yang harmonis dan tidak asertif Norma PAPI Kostick Berikut adalah norma-norma dalam PAPI Kostick diantaranya yaitu: L = PERAN PEMIMPIN (Leadership Role) 1. Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya. 2. Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja.

15 22 P = KEBUTUHAN MENGATUR ORANG LAIN (Need to Control Others) 1. Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab. 2. Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain. I = PERAN MEMBUAT KEPUTUSAN (Ease in Decision Making) 1. Skor 0-2 : ragu menolak mengambil keputusan. 2. Skor 3-4 : berhati hati membuat keputusan. 3. Skor 5-7 : berhati hati lancar dan mudah mengambil keputusan. 4. Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan. F = KEBUTUHAN MEMBANTU ATASAN (Need to Support Authority) 1. Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu, kemungkinan bantuannya bersifat politis. 2. Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan. 3. Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri. 4. Skor < 2 : cenderung egois, kemungkinan bisa memberontak. W = KEBUTUHAN MENGIKUTI ATURAN DAN PENGAWASAN (Need for Rules and Supervision) 1. Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri.

16 23 2. Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya. 3. Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas. T = PERAN SIBUK (Pace) 1. Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri. 2. Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental. V = PERAN PENUH SEMANGAT (Vigorous Type) 1. Skor < 5 : cenderung pasif. 2. Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif. R = PERAN ORANG YANG TEORITIS (Theoretical Type) 1. Skor 0-4 : kurang perhatian, bersifat praktis. 2. Skor 5-9 : nilai nilai penalaran tergolong tinggi. D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL HAL RINCI (Interest in Working With Details) 1. Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan, tetapi tidak berminat bekerja detail. 2. Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail. C = PERAN MENGATUR (Organized Type) 1. Skor 0-2 : fleksibel tidak teratur. 2. Skor 3-5 : teratur tetapi tidak tergolong fleksibel. 3. Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku.

17 24 X = KEBUTUHAN UNTUK DIPERHATIKAN (Need to be Noticed) 1. Skor < 2 : cenderung pemalu. 2. Skor 2-3 : rendah hati, tulus. 3. Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik. 4. Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata. B = KEBUTUHAN DITERIMA DALAM KELOMPOK (Need to Belong to Groups) 1. Skor 0-3 : selektif. 2. Skor 4-5 : butuh diterima, tapi tidak mudah dipengaruhi kelompok. 3. Skor 6-9 : butuh disukai dan diakui, mudah dipengaruhi. O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection) 1. Skor < 3 : tidak suka hubungan perorangan. 2. Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan, tapi tidak terlalu tergantung. 3. Skor 5-9 : sangat tergantung, butuh penerimaan diri. S = PERAN HUBUNGAN SOSIAL (Social Extension) 1. Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan social, kurang percaya pada orang lain. 2. Skor 6-9 : kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social.

18 25 N = KEBUTUHAN MENYELESAIKAN TUGAS SECARA MANDIRI (Need to Finish Task) 1. Skor < 3 : menunda atau menghindari pekerjaan. 2. Skor 3-4 : berhati hati atau ragu dalam bekerja. 3. Skor 4-6 : cukup bertanggung jawab pada pekerjaan. 4. Skor 6-9 : tekun, tanggung jawab tinggi. A = KEBUTUHAN BERPRESTASI (Need to Achieve) 1. Skor 0-5 : ketidakpastian tujuan, kepuasan dalam suatu pekerjaan, tidak ada usaha lebih. 2. Skor 6-9 : tujuan jelas, kubutuhan sukses dan ambisi tinggi. G = PERAN PEKERJA KERAS (Hard Intense Worked) 1. Skor 3-4 : bekerja untuk kesenangan saja, bukan hasil optimal. 2. Skor 4-7 : kemauan bekerja keras tinggi. Z = KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH (Need for Change) 1. Skor 0-2 : tidak suka berubah. 2. Skor 3-4 : tidak suka perubahan jika dipaksakan. 3. Skor 5-6 : mudah menyesuaikan diri. 4. Skor 6-7 : membuat perubahan yang selektif, berfikir jauh kedepan. 5. Skor 8-9 : mudah gelisah, frustasi, karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis.

19 26 K = KEBUTUHAN UNTUK AGRESIF (Need to be Forceful) 1. Skor 0-2 : menhindari masalah, menulak, untuk mengenali situasi sebagai masalah. 2. Skor 3-4 : suka lingkungan tanang, menghindari konflik. 3. Skor 5 : keras kepala. 4. Skor 6-7 : agresi berhubungan dengan kerja, dorongan semangat bersaing. 5. Skor 8-9 : agresif, cendering defensive. E = PERAN PENGENDALIAN EMOSI (Emotional Resistant) 1. Skor < 2 : terbuka, cepat bereaksi, tidak normative. 2. Skor 2-3 : terbuka. 3. Skor 4-6 : punya pendekatan emosional seimbang,mampu mengendalikan. 4. Skor > 6 : sangat normative, kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan Scoring Menghitung skor peran, yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari, baik yang horizontal maupun vertical sesuai dengan arah tanda panah. Lembar jawaban Papikostik terbagi atas 2 bagian secara diagonal (dari bagian kiri bawah hingga kanan atas di lembar jawaban), sehingga membentuk seperti segitiga. Skoring di salah satu segitiga tidak ada kaitannya dengan skoring di segitiga yang lain. Pernyataan yang diukur pada sebelah kiri segitiga

20 27 menggambarkan Roles, sedangkan yang di sebelah kanan segitiga menggambarkan Needs. Dimulai dengan skoring G yang diawali dari garis paling atas hingga ke sebelah kiri (nomor 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, dan 81). Hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari. Letakkan jumlah perhitungan tersebut di kotak G. Skoring L dimulai dengan baris kedua pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 12, 22, 32, 42, 52, 62, 72, dan 82). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari pada nomor 81). Hasilnya tuliskan di kotak L. Skoring I dimulai dengan baris ketiga pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 23, 33, 43, 53, 63, 73, dan 83). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 82 dan 71). Hasilnya tuliskan di kotak I. Skoring T dimulai dengan baris keempat pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 34, 44, 54, 64, 74, dan 84). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 83, 72 dan 61). Hasilnya tuliskan di kotak T.

21 28 Skoring V dilakukan dengan cara yang sama. Terdapat 5 panah horizontal dan 4 panah diagonal untuk dihitung. Lakukan hal yang sama pula untuk S, R, D dan C. Untuk skoring E, hanya ada garis diagonal yang sejajar dengan garis diagonal segitiga tersebut (nomor 89, 78, 67, 56, 45, 34, 23, 12, dan 1). Hitung jumlah garis diagonal yang dilingkari, kemudian tulis hasilnya di kotak E. Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan hasilnya di kotak TOTAL. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah ada nomor yang belum terisi atau terisi double. Untuk segitiga kedua (bawah), hal yang sama juga berlaku, namun garis diagonal yang dihitung mengarah ke bawah dan perhitungan dimulai dari baris paling bawah dari lembar jawaban. Dimulai dengan W, menghitung jumlah panah horizontal yang dilingkari (nomor 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, dan 10). Letakkan hasilnya di kotak W. Skoring F dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 10). Jika panahpanah tersebut dilingkari, maka harus dihitung. Skoring K dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 9 dan 20). Tulis hasilnya di kotak K. Skoring Z, O, B, X, P, A, dan N dilakukan dengan cara yang sama.

22 29 Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan hasilnya di kotak TOTAL. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah ada nomor yang belum terisi atau terisi double. Gambar 2.2 Scoring PAPI Kostick (Sumber : Analisa Data 1. Middle Range Berarti bahwa individu berada pada tingkat cukup atau rata-rata, skor vektor 4-5. Extreme

23 30 1. High Analysis : berarti bahwa individu berada pada tingkat tinggi atau sangat tinggi. Skor vektor Low Analysis : berarti bahwa individu berada pada tingkat rendah atau sangat rendah. Skor vektor 0 3. Bagi vektor Z dan K, High Analysis dan Low Analysis-nya berlaku sebaliknya. 2. Adjecent Analysis Analisis dalam bentuk membandingkan antara vektor yang berada disebelah kiri dengan vektor yang berada di sebelah kanan (menyilangkan). 3. Opposite Analysis Analisis dalam bentuk membandingkan antara vektor yang berada di depan/yang saling berhadapan atau berseberangan. 4. Linkage Analysis Analisis dalam bentuk memperhatikan hasil dari vektor secara keseluruhan (semua vektor dianalisis) kemudian dibuat suatu kesimpulan dari hasil analisis semua vektor tersebut. 5. Vektor Analysis Analisis dengan cara membandingkan antara salah satu karakteristik vektor yang ekstrim dengan karakteristik vektor ekstrim lainnya, seperti vektor yang sangat tinggi pula, dan sebaliknya, ataupun vektor yang sangat tinggi dengan vektor yang rendah.

24 31 Gambar 2.3 Diagram Cakram (Sumber : Kelebihan dan Kekurangan PAPI Kostick Kelebihan 1. PAPI menggunakan forced choice format pada pasanganpasangan pernyataan yang setara. Sangat sulit untuk melakukan faking/ manipulasi. Item-item pendek, ringkas, Interpretasi logik dan spesifik sehingga dapat difahami dengan jelas oleh tester. 2. Sangat berguna untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan administration styles dan dapat digunakan 2 orang/ lebih untuk mengetahui hubungan atasan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal.

25 32 3. Laporan hasil tes disampaikan dalam bentuk visual (berupa cakram). Laporan ini akan memudahkan pengguna (user) mengenali potensi dirinya secara komprehesif, namun tetap mudah dipahami. 4. Hasil analisa menghasilkan dinamika kepribadian seseorang yang telah dipengaruhi situasi kerja sekitarnya, yang merupakan gambaran kepribadian keseluruhan dan tidak terpisah -pisah, serta menjadi satu dinamika kepribadian yang utuh. 5. Mengukur personality traits, tes ini juga mengukur psychological needs. Kekurangan 1. Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan, karena adanya pernyataan yang di ulang ulang. 2. Lembar jawaban sedikit membingungkan. 2.4 DISC (Dominance, Influence, Standines, Compliance) Pengertian DISC Instrument ini dikembangkan oleh William Moulton Marston (1928), tes ini mengukur bagaimana gaya perilaku seseorang, bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi stress atau pressure, bagaimana seseorang bekerjasama dalam tim, kelebihan serta kekurangan seseorang.

26 33 D : Mengukur bagaimana seseorang memecahkan masalah dan merespon tantangan I : Mengukur bagaimana seseorang mencoba untuk mempersuasi atau mempengaruhi orang lain S : Mengukur kecepatan dan ritme seseorang di dalam melaksanakan aktivitas dan tanggung jawabnya C : Mengukur bagaimana seseorang merespon terhadap aturan dan regulasi yang dibuat oleh orang lain DOMINANCE Berorientasi PENGENDALIAN : Takut kehilangan kekuasaan pribadi atau status Mengambil PIMPINAN : Secara alami mencari pengendalian langsung dan ingin menjalankan segala hal dengan caranya sendiri Suka BERSAING dan termotivasi jadi NOMOR SATU : Selalu ingin menang dan berada di puncak apakah orang lain setuju atau tidak Fokus pada TUGAS dan PRESTASI : Berjuang menyelesaikan pekerjaan, sering mengabaikan perasaan orang lain dan memandang kehidupan dalam pengertian mengatasi rintanga n untuk sukses Berkemauan KERAS : Membulatkan pikiran, memegang teguh gagasannya, bahkan cenderung ngotot dan keras kepala, terutama di bawah tekanan. Tidak SABARAN : Mengharapkan orang lain membantu mereka mendapatkan hasil, sekarang juga

27 34 SIBUK : Melibatkan diri dengan banyak proyek secara simultan, kadang kecanduan kerja INFLUENCE OPTIMISTIS : Memandang positif kehidupan Punya langkah CEPAT, SPONTAN, dan EKSPRESIF : Bicara, bergerak, serta melakukan sebagian besar kegiatan dengan cepat dan spontan bahkan terkadang impulsif sehingga bisa-bisa membocorkan informasi rahasia atau mengatakan terlalu banyak kepada orang yang tidak semestinya. Tidak menyukai perencanaan atau berurusan dengan detil yang harus dikerjakan sampai tuntas EMOSIONAL dan mudah dibangkitkan GAIRAHNYA : Memperlihatkan secara terbuka perasaan mereka dan menanggapi perasaan orang lain, memperlihatkan emosi dan antusias (dalam keadaan yang terbaik) atau mengoceh (dalam keadaan yang terburuk) Mencari PERSETUJUAN dan PENERIMAAN : Melihat kepada orang lain untuk mendapatkan penerimaan dan pemberiaan energi kembali; menginginkan orang lain menyetujui dan saling menyukai Menyukai KESENANGAN : Mencari suasana yang bergairah, positif dan santai serta menyukai pesta yang baik, terutama dengan teman-teman STEADINESS Mudah BERGAUL, RENDAH HATI dan DIPLOMATIS : Memperlihatkan perilaku dan pandangan yang tenang, terkendali, menghargai orang lain yang

28 35 secara tulus mengakui sumbangan mereka. Tidak mau mempromosikan diri sendiri, memandang masalah atau kekhawatiran sebagai hal yang bisa dipecahkan Mempunyai langkah lebih LAMBAT : Menunggu sampai mereka mengetahui langkah-langkah atau petunjuk sebelum bertindak, kemudian mereka maju ke depan dengan sikap yang sesuai dengan metode Bisa DIRAMALKAN : Menyukai rutinitas serta keadaan dan praktek yang stabil GIGIH : Menekuni sebuah proyek dalam jangka waktu lama atau paling tidak sampai hasil yang kongkrit bisa dicapai Bisa MENAMPUNG : Suka berjalan bergandengan tangan dengan orang lain melalui hubungan peranan yang bisa diramalkan Suka BERTETANGGA : Menyukai hubungan dalam pekerjaan yang ramah, menyenangkan, dan bermanfaat COMPLIANCE LOGIS dan KONTEMPLATIF : Pencari pertimbangan akal-rasio yang berorientasi pada data dan proses, bersifat tertutup dan suka berpikir, merenungkan unsur mengapa bagaimana dalam semua situasi INVENTIF : Suka melihat segala hal dengan cara baru dan sering mempunyai perspektif unik yang mencakup atau mengenai diri sendiri atau orang lain HATI-HATI dan MENAHAN DIRI : Berpegang teguh pada metode, hati-hati, dan tidak menubruk banyak hal dengan cepat, menahan pemikiran mereka dalam hati dan tidak bersedia mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka sendiri atau orang lain

29 36 SEMESTINYA : Lebih formal, idealis, sesuai yang seharusnya INDIVIDUAL : Menahan pemikiran mereka dalam hati dan tidak bersedia mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka sendiri atau orang lain AKURAT : Memeriksa dan memeriksa kembali, berusaha menemukan jawaban yang benar atau terbaik yang bisa diperoleh Scoring Pindahkan jawaban testee pada lembar skoring MMI FORM A Kemudian hitunglah jumlah total D yang diberi tanda pada ketiga kolom Most (M). Tuliskan jumlah total tersebut pada kotak Most pada kolom D di lembar grafik. Lakukan hal yang sama untuk I, S dan "Bintang" Selanjutnya hitunglah jumlah total D yang diberi tanda Lest (L). Tuliskan jumlah total tersebut pada kotak Most pada kolom D di lembar grafik. Lakukan hal yang sama untuk I, S dan "Bintang" Setelah selesai menghitung dan dijumlahkan maka tabulasikan semua skor pada form seperti di bawah ini Skor total harus 24 Row 3 adalah pengurangan dari Row 1 dan 2

30 37 Gambar 2.3 Tabulasi Scoring (Sumber : Indo Excellent Consulting) Setelah di masukkan dalam tabel maka tahap selanjutnya adalah memasukkan menjadi grafik Grafik Gambar 2.4 Grafik DISC (Sumber : Indo Excellent Consulting)

31 38 Graph 1 Mask, Public Self : Response to Environment Graph 2 Core Private Self : Response to Pressure Graph 3 Mirror, Perceived Self : Response to Self Talk 2.5 IST (Intelligenz Struktur Test) Pengertian IST IST (Intelligenz - Struktur Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Jerman pada tahun IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. secara konseptual adalah tes bakat minat maupun keberbakatan pada suatu bidang kerja, pendidikan, profesi tertentu dengan standar intelektual tes, yang berhubungan dengan digit angka, numerik, alfabet, verbal, kode dan memory dan lainnya sesuai dengan relevansi dan perkembangan core bisnis dunia kerja maupun berbagai pendidikan formal Sub Tes IST Tabel 2.2 Sub Tes IST SUB TEST IST SE (Satzerganzng) ME (Merk Aufgaben) WU (Wurfal Aufgaben) Bentuk dan Konsep Biasanya melengkapi kalimat Mengingat kata / bisa memory test Biasanya dalam bentuk bangun ruang. Misalnya kubus, dsb. Identik dengan AA (Army Alpha)

32 39 WA (Worthausuahl) Menemukan dan mencari kata yang berbeda. Identik dengan tes ketelitian GE (Gmeinsamkeithen) Mencari dan menemukan kata yang memuat dan mencakup dua pengertian sekaligus AN (Analogien) Perpadanan, hubungan kata. Identik dengan tes dasar silogisme RA (rechrn Aufgaben) Hitungan angka dengan operasi sederhana matematika (Jumlah, Bagi, Kali, Tambah, Kurangi, Dsb) ZR (Zahlen Reihen) Seri dan deret angka geometri aritmatika dan seri bilangan FA (Form Ausuahl) Menyusun bentuk dengan pola tertentu Aspek-aspek sub tes IST SE Berpikir konkrit praktis, Berpikir logis, Akal sehat (common sense), Pembentukan keputusan, Pemaknaan realita, Berpikir mandiri WA Rasa bahasa, Berpikir verbal, Pengertian bahasa, Kemampuan empati (menghayati), Komponen reseptif AN Daya mengkombinasikan, Fleksibilitas/kelincahanberfikir, Menstransfer hubungan, Kejelasan dan konsekuen dalam berpikir., Analisa yang bersifat

33 40 dugaan, Suatu perkiraan yang paling berarti bagi pengembangan studi ilmiah GE Daya abstraksi verbal, Pembentukan konsep (Pengertian), Berfikir logis dalam bentuk bahasa RA Berpikir praktis dalam masalah hitungan, Berpikir logis objektif, Berfikir matematis, Mengambil keputusan ZR Berpikir teoritis dalam berhitung, Berfikir induktif angka, Kelincahan berpikir, Mengenali komponen ritmis FA Kemampuan membayangkan, Kemampuan mengamati, Berpikir secara utuh menyeluruh, Mengenali komponen konstruktif WU Daya bayang ruang, Menganli konstruktif teknis, Berpikir analitis. ME Atensi, Memori Mengingat kata yang telah dipelajari

34 Scoring Sub Tes Deskripsi Skor Kasar Skor Skala (SS) Kategori SE (1) Melengkapi Kalimat Rata-rata Atas WA (2) Ketidaksamaan Kata Tinggi AN (3) Analogi Verbal 4 86 Rendah GE (4) Persamaan Kata Rata-rata Atas ME (9) Mengingat Rata-rata Atas RA (5) Hitungan 2 79 Rendah Sekali ZR (6) Deret Angka 6 91 Rendah FA (7) Memilih Bentuk 7 90 Rendah WU (8) Persoalan Kubus Tinggi TOTAL IQ Total 90 Rendah IQ Verbal = SS SE + SS WA + SS AN + SS GE = = 98,75 = 99 Kategori = Rata-rata Bawah IQ Numerik = SS RA + SS ZR = = Kategori = Rendah

35 42 IQ Spatial = SS FA + SS WU = = 99,5 = 100 Kategori = Rata-rata Atas Cocokkan jawaban testee dengan kunci jawaban IST Hitung jawaban yang benar (RW) Jumlahkan ke bawah. Lihat norma untuk mendapatkan skor SW Lihat norma jumlah Lihat norma IQ 2.6 Sistem Informasi Alat Tes Pengertian Sistem Sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Andri Kristanto, 2008). Menurut Jogiyanto (2009:34) "sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan procedure, sistem dapat disefinisikan sebagai sekumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat di

36 43 definisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan dengan yang lainnya untuk membentuk suatu kesatuan dan mencapai tujuan tertentu". Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan pengertian sistem adalah kumpulan-kumpulan dari prosedur ataupun komponen yang saling terikat dalam suatu lingkungan sistem dan beroperasi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu Karakteristik Sistem Menurut Tata Sutabri (2003) Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses suatu proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar, yang disebut Supra Sistem.

37 44 2. Batasan Sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. 3. Lingkungan luar sistem (Environtment) Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat berifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut. 4. Penghubung Sistem (Interface) Media menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan. 5. Masukan Sistem (Input) Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di dalam suatu unit sistem computer. Program adalah maintenance input yang digunakan untuk

38 45 mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem (Output) Hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain. 7. Pengolahan Sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajemen. 8. Sasaran Sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan Pengertian Data Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang secara relative tidak berarti bagi pemakai (Raymond McLeod, Jr., 1998).

39 46 Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata (Tata Sutabri, 2005). Dari uraian diatas dapat disimpulkan data adalah rekaman mengenai suatu kejadian kesatuan nyata yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat berguna bagi pemakai. Data Diolah Informasi Input Proses Output Basis Data Storage Gambar 2.5 Siklus Pengolahan Data yang dikembangkan Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang ataupun yang akan dating. (Jogiyanto, 1990). Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti (McLeod, 1998). Berdasarkan pengertian-pengertian informasi diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai pengertian informasi adalah hasil pengolahan

40 47 data dalam bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerima yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan baik untuk saat ini maupun pada masa mendatang Pengertian Sistem Informasi Menurut Sutabri (2005) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan menurut John F. Nash (1995) Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa sistem informasi adalah sistem yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mengolah data sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

41 Pengertian Tes Psikologi Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing, 1982) menyebutkan bahwa tes psikologi merupakan alat ukur yang terstandar dan obyektif tentang sampel perilaku individu Pengertian Sistem Informasi Tes Pegawai Sistem informasi Tes Pegawai adalah salah satu sistem pengolahan datadata perilaku atau kepribadian individu dalam perusahaan. Hal ini termasuk diantaranya bagaimana membuat suatu sistem yang mampu memberikan intepretasi terhadap kepribadian setiap individu agar sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan setiap perusahaan. Keuntungan-keuntungan yang didapat dengan adanya Sistem Informasi Penilaian Tes Pegawa Untuk Promosi Jabatan Pada Perusahaan diantaranya, yaitu: 1. Memudahkan dan mengefisienkan kerjaan psikolog/hrd untuk melakukan tes kepribadian kepada klien dengan menggunakan system informasi penilaian tes pegawai dalam promosi jabatan pada perusahaan dan kebutuhan lainnya. 2. Informasi yang dihasilkan dari PAPI Kostick, Dominance Influence Steadiness Compliance (DISC) dan Intelligenz Struktur Test (IST) dapat dijadikan sebagai salah satu alat pertimbangan psikolog atau HRD dalam pengambilan keputusan.

42 49 3. Dapat memenuhi informasi seakurat mungkin untuk dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan kaitannya dengan promosi jabatan pegawai perusahaan. 4. Efisiensi layanan tes kepada klien. 2.7 Perancangan Sistem Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam merancang atau mendesain suatu sistem antara lain : DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem automat/komputerisasi, manual atau gabungan dari keduanya dalam susunan berbentuk komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan terterntu. Model analisis harus dapat mencapai tiga sasaran utama, yaitu menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh pengguna, membangun dasar bagi pembuatan disain perangkat lunak, membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi begitu perangkat lunak dibangun. DFD Merupakan salah satu tools penting yang harus dikuasai oleh seorang analis sistem. DFD dipopulerkan oleh Tom DeMarco (1978) dan Gane & Sarson (1979), dengan menggunakan metoda analisis sistem terstruktur (Strustured System Analysis Method). DFD dapat dipakai untuk mempresentasikan sistem secara otomatis maupun manual. Diagram aliran data didefinisikan sebagai berikut: Model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu

43 50 keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. 1. Penggambaran DFD Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD, tapi dari berbagai referensi yang ada secara garis besar penggambaran DFD adalah sebagai berikut : 1. Buat diagram konteks Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Cara penggambarannya adalah : a. Tentukan nama sistemnya. b. Tentukan batasan sistemnya. c. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem. d. Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/pada sistem. e. Gambarkan diagram konteks. 2. Buat diagram level zero atau level nol Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Cara penggambarannya adalah : a. Tentukan proses utama yang ada pada sistem.

44 51 b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masingmasing proses pada/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya). c. Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data. d. Gambarkan diagram level zero atau level nol. e. Hindari perpotongan arus data. f. Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses). 3. Buat diagram level satu Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Cara penggambarannya adalah : a. Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero. b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masingmasing sub-proses pada/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan. c. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.

45 52 d. Hindari perpotongan arus data dan beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya. Contoh : 1.1, 1.2, DFD level dua, tiga,.. Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan level satu. 2. Elemen Dasar DFD 1. Entitas Luar (External Entity) Sesuatu yang berada diluar sistem, tetapi memberikan data kedalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External Entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang untuk satu bagian maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity. 2. Arus Data (Data Flow) Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. 3. Proses (Process) Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar.

46 53 Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data keluar. 4. Simpanan Data (Data Store) Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari atau memberikan data ke simpanan data (database).

47 54 Tabel 2.4 Simbol Data Flow Diagram Nama Simbol Keterangan Orang atau organisasi diluar Entity system tetapi berinteraksi dengan system Aktivitas atau fungsi yang Proses membentuk tugas khusus, dapat manual atau terkomputerisasi Data Store (Penyimpanan Data) Sekumpulan data yang tersimpan secara permanen Arus data yang mengalir diantara Arus proses, data store, dan entity Entity Relationship Diagram (ERD) ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :

48 55 a. Entity Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain (Fathansyah, 1999: 30). Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang. b. Atribut Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips. c. Hubungan / Relasi Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Satu ke satu (One to One) Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B. 2. Satu ke banyak (One to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

49 56 3. Banyak ke banyak (Many to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Tabel 2.5 Tabel Simbol Entity Relationship Diagram Table Simbol Keterangan Entity, yaitu kelompok orang, tempat, objek, kejadian atau konsep tentang apa yang kita perlukan untuk menyimpan data. Table Table Simbol hubungan One to One Table Table Simbol hubungan One to Many Table Table Simbol hubungan Many to Many Flowchart Adalah Bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. Tujuan Membuat Flowchat : 1. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah 2. Secara sederhana, terurai, rapi dan jelas 3. Menggunakan simbol-simbol standar

Tes Inventori: PAPI Kostick

Tes Inventori: PAPI Kostick Modul ke: Tes Inventori: PAPI Kostick Modul ini akan menjelaskan tentang Norma, Administrasi dan skoring tes PAPI Kostick Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY LABORATORIUM LANJUT PSIKOLOGI PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY (PAPI) KOSTICK 2015/2016 PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY (PAPI) KOSTICK I. Sejarah PAPI ( Personality and Preference Inventory) adalah

Lebih terperinci

PAPIKOSTIC. Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105

PAPIKOSTIC. Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105 PAPIKOSTIC Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105 1 SEJARAH TES PAPIKOSTIC Papikostic di buat oleh Guru Besar Psikologi Industri asal Massachusetts, Amerika, Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM CERDAS PENILAIAN KEPEMIMPINAN BERDASARKAN TEST PAPI KOSTICK Fathia Hesty 1, Dhami Johar Damiri 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga

Lebih terperinci

Kerjakan secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang.

Kerjakan secepat mungkin dan pilihlah hanya satu pernyataan dari tiap pasang. KOSTICK PAPI TEST Nama Tanggal Test : : Petunjuk : Ada sembilan puluh ( 90 ) pasang,pilihlah satu dari setiap pasangan tersebut yang Saudara anggap paling d Bila tidak satupun dari sebuah pasangan pernyataan

Lebih terperinci

SISTEM CERDAS TES KEPRIBADIAN PAPIKOSTICK

SISTEM CERDAS TES KEPRIBADIAN PAPIKOSTICK SISTEM CERDAS TES KEPRIBADIAN PAPIKOSTICK Rossa Andre Asmara 1, Banni satria Andoko 2, Usman Nurhasan 3 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang Intisari

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE PSIKOGRAM

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE PSIKOGRAM PROPOSAL PENAWARAN SKORINGPSIKOTES.COM Email: softwarepsikotes@yahoo.co.id Telp : 08563220005 ; 085707700086 Psikogram adalah laporan hasil tes psikologi secara keseluruhan dalam proses assessment psikologi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Gondodiyoto (2007) menyatakan sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut: Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh birobiro psikologi saat ini. Untuk mengetahuil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan. PSIKOGRAM Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan Sidoarjo Aspek SR R S T ST Inteligensi Umum (Taraf Kecerdasan) Taraf kemampuan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari FUTSAL99 Bandung. 42 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan proposal ini yang menjadi objek penelitian adalah FUTSAL99 Bandung. Untuk melihat lebih jelas gambaran mengenai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Jogiyanto (2005), sistem merupakan kumpulan dari elemenelemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut (Kristanto, 2008:1) sistem

BAB III LANDASAN TEORI. bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut (Kristanto, 2008:1) sistem BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem adalah suatu unit kesatuan yang saling berinteraksi dan bergantung satu dengan lainnya yang diarahkan pada suatu tujuan dan dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto :

BAB II LANDASAN TEORI. saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai. Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pegertian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya. Pendekatan sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Wilkinson, 2007:3-4) Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya (Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Gordon B. Davis ( 1984 : 12) : Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

Tes Inventori. Scoring dan Intrepretasi DISC MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 03

Tes Inventori. Scoring dan Intrepretasi DISC MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 03 MODUL PERKULIAHAN Tes Inventori Scoring dan Intrepretasi DISC Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Psikologi Psikologi 03 A61616BB Riblita Damayanti S.Psi., M.Psi Abstract Pembahasan pengantar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) pertama kali diperkenalkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Suatu sistem harus mempunyai sasaran, tujuan dan komponen-komponen yang saling berinteraksi atau berhubungan satu dengan yang lainnya dalam mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori mengenai sistem berbasis komputer dari teori-teori yang berhubungan dengan landasan teori yang akan dipakai pada tahap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan Teori merupakan dasar tentang pendapat dalam melakukan penelitian atau penemuan yang didukung oleh data data dan argumentasi penulis. Fungsi dari landasan teori adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis lakukan yaitu di CV. Widagdo Production Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

PENGERTIAN FUNGSI, DAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD)

PENGERTIAN FUNGSI, DAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) PENGERTIAN FUNGSI, DAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) DATA FLOW DIAGRAM ( DFD ) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemesanan

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X DESAIN SISTEM INFORMASI ORDER PHOTO PADA CREATIVE STUDIO PHOTO DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC.NET 2010 Oleh : Rusli Saputra* *)Dosen STMIK Indonesia Padang Gut_ansehen_02@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti: BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis. Teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem dan Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Tes DISC. Administrasi dan Interpretasi. Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Tes DISC. Administrasi dan Interpretasi. Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Tes DISC Administrasi dan Interpretasi Fakultas Psikologi Ajeng Rahmatillah Z., M. Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Instruksi Tes Bayangkan anda berada dalam salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

Tes Inventory. Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes DISC. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Tes Inventory. Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes DISC. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: Tes Inventory Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes DISC Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tes DISC Form DISC dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Menurut Ibisa, Aplikasi adalah alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan dan bukan merupakan beban bagi penggunanya. Beberapa aplikasi yang digabung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Produksi Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE. Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE 3.1 Objek Penelitian Toko Primatech merupakan sebuah toko yang menjual berbagai macam peralatan komputer dan peralatan lainya yang berhubungan dengan komputer. Selain

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan sesuatu bangsa ditandai oleh tingkat sumber daya manusianya yang berkualitas. Berbicara tentang kualitas manusia, maka pendidikan merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini, antara lain: 3.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 323~327 PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Marlina 1, Oky Irnawati 2, Ida Darwati 3 1 AMIK BSI Tangerang e-mail: marlina.mln@bsi.ac.id

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT WARD DESIGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan dan bangun. Perusahaan ini didirikan pada 2007 dengan visi menjadi perusahaan jasa konsultan

Lebih terperinci

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Akademik Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Sistem Terminologi sistem digunakan dalam berbagai cara yang luas sekali, sehingga sulit untuk mendefinisikannya dalam suatu pertanyaan yang merangkum semua penggunaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SERVIS KOMPUTER PADA SAFRI AL AMIN COMPUTER JEPARA

SISTEM INFORMASI SERVIS KOMPUTER PADA SAFRI AL AMIN COMPUTER JEPARA SISTEM INFORMASI SERVIS KOMPUTER PADA SAFRI AL AMIN COMPUTER JEPARA Lia Lis Setyawati Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang 50131

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu landasan yang menjelaskan tentang teoriteori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut antara lain: 3.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto system dapat di definisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen / subsistem yang berinteraksi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal dari permasalahan yang ada dan teori yang membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut. 3.1 Pemesanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA

BAB II TUJUAN PUSTAKA BAB II TUJUAN PUSTAKA 2.1 Profil PT LEN Industri (Persero) 2.1.1 Sejarah PT LEN Industri (Persero) PT. LEN Industri (Persero) yang lebih dikenal dengan LEN, adalah perusahaan elektronik industri dan prasarana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. atau untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu (FitzGerald:1981:5). lebih berarti bagi penerimanya (Mustakini, 2001:8).

BAB III LANDASAN TEORI. atau untuk menyelesaikan sasaran yang tertentu (FitzGerald:1981:5). lebih berarti bagi penerimanya (Mustakini, 2001:8). 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar 3.1.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Landasan teori ini akan menjadi dasar pemahaman dan pengetahuan dalam sebuah analisa pekerjaan

Lebih terperinci

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek? Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bidan Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta (BPS), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

BAB II LANDASAN TEORI. jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Raymond McLeod (2004 : 9) Sistem adalah sekelompok elemen- elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang paling. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

BAB II DASAR TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang paling. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Untuk mendefinisikan sistem, para ahli menggunakan dua macam pendekatan yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Jerry

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem terbagi menjadi dua yaitu : pendekatan yang menekankan pada elemen / komponen. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang dalam sebuah jaringan yang bekerja secara teratur dalam satu kesatuan yang bulat dan terpadu untuk mencapai sebuah tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengiriman Barang Pengertian pengiriman barang adalah mempersiapkan pengiriman fisik barang dari gudang ke tempat tujuan yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Distro Ouval Research yang beralamatkan Jl.Buah Batu No 64 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Distro Ouval Research yang beralamatkan Jl.Buah Batu No 64 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukan penelitian pada Distro Ouval Research yang beralamatkan Jl.Buah Batu No 64 Bandung. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. komponennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya:

BAB III LANDASAN TEORI. komponennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada elemennya atau komponennya.

Lebih terperinci