BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. ( Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia kebudayaan diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya. Kebudayaan tidak akan ada tanpa manusia, sebaliknya manusia tanpa kebudayaan tidak akan bisa bertahan dalam mengarungi kehidupan. Dari beberapa referensi dapat di ketahui bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Konsep kebudayaan dalam arti yang luas adalah hasil keseluruan pemikiran manusia yang tidak berakar pada naluri dan hanya dapat dihasilkan oleh prosedur pemikiran. Pemikiran kebudayaan dibagi dalam unsur-unsur yang bersifat universal, dimana unsur tersebut bisa ditemukan dari sebuah kebudayaan didunia. Hasil manifesto dari sebagian kebudayaan adalah kesenian, tulisan dan pemikiran. Satu aspek kebudayaan yang sangat relevan dengan perkembangan bahasa menurut perspektif Islam ialah seni. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian merupakan salah satu hasil proses kebudayaan dan suatu penjelmaan bentuk keindahan yang terkandung dalam jiwa merupakan hasil perantara dari komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra, salah satu jenis kebudayaan ialah tulisan. Tulisan ialah cara tertua yang dipergunakan manusia untuk menyatakan perasaan atau berkomunikasi. Pikiran dan keinginan dalam bentuk coretan atau goresan tertentu merupakan

2 media yang telah lama dikenal dalam sejarah dan peradapan manusia, Salah satu jenis tulisan ialah teks klasik. Teks klasik adalah tulisan-tulisan yang telah dikenal dan dipergunakan oleh bangsabangsa yang memiliki kebudayaan tertua didunia ini, Israr (1958:3). Tulisan bahagian dari hasil kebudayaan yang kegunaan serta peranannya dapat dijadikan tingkat sebuah kebudayaan. Nilai sebuah tulisan sebagai penentu tingkat kebudayaan dijadikan parameter daerah tersebut telah mengenal kebudayaan. Tulisan sebagai petunjuk keindahan sebuah kesenian ataupun bagian dalam peradapan dan kebudayaan telah lama dikenal, bahkan dari setiap penjuru dunia memiliki tulisan-tulisan yang indah dalam berkomunikasi dan juga kesenian. Sebagai suatu bangsa, bangsa Arab juga mengenal tulisan. Sebagai sarana untuk melakukan komunikasi antara sesama bangsa Arab sendiri, maupun kepada bangsa yang lain, tulisan ini dikenal dengan istilah kaligrafi. Kesenian mengandung perbedaan aspek secara universal, namun dalam konteks ini, penulis memberi penekanan ke arah seni khat atau seni tulis tangan, yang mempunyai daya tarik khusus bagi penulis dan bagi banyak orang, karena kesenian yang digalakkan dalam Islam adalah seni kaligrafi Arab. Istilah kaligrafi di dalam kehidupan bangsa Arab sudah sering terdengar, seakan telah menyatu dalam bagian intergral dari bahasa sehari-hari. Secara bahasa kaligrafi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata, kalios: indah dan Graf: tulisan/aksara sehingga kaligrafi adalah tulisan indah atau kepandaian menulis elok. Sirojuddin (1992:1). Secara etimologis, Syeikh Syam Al-Din Al-Afkani (Khoiri, 1999:50) mengatakan bahwa kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan tata cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana cara untuk menggubahnya. Muhammad Thahir ibn Abd Al-Qadir Al-Kurdi dalam karyanya Tarikh Al-Khath Al- Arabi wa Adabihi meyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung-ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Yang dimaksud dengan pena disini adalah pusat gerakan ujung-ujung jari sementara tata cara tertentu merujuk pada semua jenis kaidah-kaidah penulisan (Khoiri, 1999:51). Kaligrafi atau biasa dikenal dengan khat tumbuh dan berkembang dalam budaya Islam menjadi alternatif ekspresi menarik yang mengandung unsur penyatu yang kuat. Kaligrafi

3 berkembang pesat dalam kebudayaan Islam adalah : Pertama, karena perkembangan ajaran Islam melalui kitab suci Al-qur an. Al-qur an merupakan kitab suci Agama Islam di dunia yang wajib dibaca dan dipahami oleh umat Islam. Bahasa yang digunakan pada Al-qur an adalah bahasa Arab yang dapat dijadikan bahan kaligrafi. Kedua, karena keunikan dan kelenturan huruf- huruf Arab. Bahasa Arab memiliki keunikan dari bahasa-bahasa yang lain karena huruf Arab dibuat ke kaligrafi dapat dibentuk sesuai keinginan secara imajinatif. Kelenturan Bahasa Arab yang disesuaikan dengan kaidah yang sudah ada dan berlaku dalam penulisan kaligrafi Arab. Dengan demikian, kaligrafi Arab adalah tulisan indah yang berasal dan berkembang di wilayah Arab. Dalam Bahasa Inggris disebut sebagai Arabic Calligraphy dan dalam Bahasa Arab dinamakan dengan Al-Khat Al-Arabi. Bila dilihat dari sejarah kaligrafi dipergunakan untuk menulis Al-Qur an yang dihapal oleh para sahabat Rasulullah SAW. Sebagai pertinggal diharapkannya Al-Qur an dapat dibaca oleh orang lain serta tidak dirubah-rubah, lalu pada zaman Daulah Ummayyah tulisan Arab semakin berkembang dan semakin luas pemakainnya, serta semakin berfariasi. Menurut Israr (1985:80) Tulisan Arab dapat berkembang dengan cepat disebabkan oleh beberapa hal, Antara lain : 1. Perkembangan Agama Islam yang amat cepat dan pesat 2. Tulisan Arab ialah sejenis tulisan yang elatis, fleksibel, dan berirama sehingga muda dan dapat dikembangkan dengan berbagai variasi. Kesederhanaan pelajaran khat di pesantren-pesantren tua umumnya dapat dicirikan dengan: 1. Anatomi huruf hanya mengikuti rasa keindahan, tidak didasarkan pada standar kaedah khattiyah. 2. Peralatan yang masih bersahaja, seperti tinta dari arang kuali. 3. Penggunaan media tulis terbatas pada kertas. Para santri dan pelajar sekarang telah mengunakan lebih dari sekedar peralatan tulis atau lukis. Karenanya, pelajaran khat bukan hanya harus dipertahankan bahkan harus dikembangkan di sekolah-sekolah, pesantren-pesantren dan di kalangan mahasiswa. Di Indonesia, hasrat berkaligrafi semakin bergemuruh, setelah munas LPTQ (1987) memasukan Khat Indah Al-

4 Qur an menjadi bagian yang dilombakan dalam MTQ di tingkat Nasional sampai tingkat daerah. Gambaran tentang kesemarakan baru ini dapat dilihat lebih jauh pada acara-acara di sekolah, kampus perguruan tinggi, pesantren, kelompok-kelompok remaja, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dan perkumpulan-perkumpulan lain yang merekrut lomba kaligrafi sebagai bagian dari kesemarakan acara-acara peringatan. Program pengembangan ini akan terlaksana lebih cepat melalui ketetapan kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi, madrasa diniyah awaliyah, tsanawiyah dan aliyah. Di Indonesia Departemen Bahasa Arab tentunya akan mempelajari tulisan Arab yang terdapat dibeberapa perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Adapun perguruan tinggi Negri tersebut adalah : 1. Universitas Indonesia 2. Universitas Negri Malang 3. Universitas Al-Azhar Indonesia 4. Universitas Hasannudin 5. Universitas Padjadjaran 6. Universitas Sebelas Maret 7. Universitas Negri Jakarta 8. Universitas Sumatra Utara 9. IAIN Ambon 10. IAIN Antasari 11. IAIN Ar-Raniry 12. IAIN Bengkulu 13. IAIN Imam Bonjol 14. IAIN Mataram 15. IAIN Raden Fatah 16. IAIN Medan 17. UIN Alauddin Makasar 18. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 19. UIN Sunan Gunung Djati 20. UIN Sunan Kalijaga

5 21. UIN Sultan Syarif Kasim Riau 22. UIN Syarif Hidayatullah Jakart Dari sekian banyak universitas di Indonesia khususnya di Sumatra Utara, Departemen Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu departemen yang berada di Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Budaya. Departemen Bahasa Arab ini berdiri sejak pada tahun Departemen Bahasa Arab adalah disiplin ilmu linguistic. Departemen Bahasa Arab bertujuan menciptakan tenaga sarjana yang terampil, memiliki keterampilan dalam berbahasa Arab, baik lisan maupun tulisan,dan berwawasan dalam bidang sejarah, sastra dan budaya Arab. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk meneliti kesalahan dalam menulis kaligrafi Arab pada mahasiswa/i Departemen Bahasa Arab FIB USU tersebut untuk dijadikan objek penelitian skripsi untuk memenuhi syarat sebagai sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara. 1.2Alasan Pemilihan Judul 1. Ingin Mengetahui sejauh mana pemahaman atau potensi penulisan Kaligrafi Arab pada mahasiswa Bahasa Arab FIB USU. 2. Judul penelitian lapangan terhadap kaligrafi Arab masih sedikit di telitih oleh mahasiswa Bahasa Arab FIB USU. 1.3 Perumusan Masalah Agar penelitian tidak menyimpang dari pokok pembahasan, maka dipandang perlu adanya batasan masalah yang meliputi: 1. Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU tentang penulisan Kaligrafi Arab? 2. Apa saja kesalahan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU dalam penulisan Khat Naskhi, ṡuluṡ, Riq ah. 1.4 Tujuan Penelitian

6 1. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU tentang Khat penulisan Kaligrafi Arab? 2. Untuk mengetahui kesalahan mahasiswa Bahasa Arab FIB USU dalam penulisan Khat Naskhi, ṡuluṡ, Riq ah 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk menyumbang ilmu pengetahuan tentang pengembangan penulisan kaligrafi Arab bagi Departemen Bahasa Arab FIB USU. 2. Untuk menambah khazanah ilmu seni kaligrafi yang berguna bagi pembangunan ilmu dan teknologi dalam pembangunan bangsa. 3. Memberi masukan kepada Mahasiswa Bahasa Arab FIB USU bagaimana cara menulis Kaligrafi Arab sesuai kaidah yang benar dan tepat.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185/P/2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185/P/2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI DOSEN UNTUK DOSEN DI BAWAH BINAAN KEMENTERIAN YANG MENANGANI URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG AGAMA

Lebih terperinci

HASIL KEPUTUSAN PENILAIAN USUL PEMBUKAAN PRODI BARU PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM TAHUN 2011 A. PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN)

HASIL KEPUTUSAN PENILAIAN USUL PEMBUKAAN PRODI BARU PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM TAHUN 2011 A. PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) HASIL KEPUTUSAN PENILAIAN USUL PEMBUKAAN PRODI BARU PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM TAHUN 2011 A. PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) NO PTAIN PROGRAM STUDI YANG DIUSULKAN JJG HASIL PENILAIAN DITERIMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama islam sangat menganjurkan dan mendorong kita agar mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Agama islam sangat menganjurkan dan mendorong kita agar mempelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alqur an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw, melalui perantaraan malaikat Jibril. Secara historis Alqur an diturunkan

Lebih terperinci

Sehubungan akan dilaksanakannya seleksi beasiswa dan non beasiswa ke Mesir tahun 2008, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut :

Sehubungan akan dilaksanakannya seleksi beasiswa dan non beasiswa ke Mesir tahun 2008, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut : DEPARTEMEN AGAMA R I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jln. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Telpon : 3812344, 3812642, 3811654, 3812216, 3812679, 3811810 JAKARTA Website: www.ditpertais.net Nomor : Dj.I/Dt.I.IV/4/PP.00.9/

Lebih terperinci

Lampiran 1: DAFTAR PROGRAM STUDI AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) JENJANG SARJANA (S1) NO NAMA PTAIN FAKULTAS JURUSAN/PRODI

Lampiran 1: DAFTAR PROGRAM STUDI AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) JENJANG SARJANA (S1) NO NAMA PTAIN FAKULTAS JURUSAN/PRODI Lampiran 1: DAFTAR PROGRAM STUDI AGAMA PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) JENJANG SARJANA (S1) NO NAMA PTAIN FAKULTAS JURUSAN/PRODI 1, UIN Syarif Hidayatullah Dirasat Islamiyah 1 Dirasat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi. warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi. warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang Undang N0. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1987 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1987 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1987 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Khat Imla Kode Mata Kuliah : AR102 SKS : 2 Dosen : Dr. Nurzaman Drs. Tatang Program Studi : Bahasa Arab Prasyarat : - Waktu Perkuliahan : Semester I PROGRAM

Lebih terperinci

REVISI PEDOMAN BIDIK MISI PROGRAM BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN TAHUN 2011 DAFTAR

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN SELEKSI CPNS KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 No Kegiatan Tanggal 1 Pengumuman Penerimaan CPNS 5 s.d. 19 September 2017 2 Pendaftaran Online http://sscn.bkn.go.id 11 s.d. 25 September 2017

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/Dt.I.IV/PP.00.9/ 1828 /2014 Jakarta, 26 Sept 2014 Sifat : Biasa Lamp : - Hal : Undangan Sosialisasi dan Pengembangan PD Dikti pada PTKI-Negeri Kepada Yth. Daftar nama terlampir Di- Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewe

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewe No.239. 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Nilai. Kelas. Jabatan Struktural. Jabatan Fungsional. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih Program 5000 Doktor Dalam Negeri Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih BEASISWA PROGRAM DOKTOR dan BANTUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN 2018/2019 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Telp: 021-34833027, 3811654,Fax: 3811436 Website: www.ditjen.pendis.go.id Email: ketenagaandiktis@yahoo.com

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG NILAI DAN KELAS JABATAN STRUKTURAL DAN JABATAN FUNGSIONAL PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : 1098/Dj.I/Dt.I.IV/4/KP.02.3/4/2016 Jakarta, 05 April 2016 Sifat : Penting Lamp : 4 lembar Hal : Undangan Pengembangan PD-Dikti dan Pelaporan Gasal Tahun Akademik 2015/2016 pada PTKI-Negeri Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah (Situmorang, 1993:67). Secara harfiah, kata kaligrafi berasal dari kata kalligraphia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu identitas dari ummat Islam, karena belajar membaca dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu identitas dari ummat Islam, karena belajar membaca dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Hasil belajar

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/404/2007 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN PTAI TAHUN ANGGARAN 2007

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/404/2007 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN PTAI TAHUN ANGGARAN 2007 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/404/2007 TENTANG PENETAPAN PENERIMA KEGIATAN KEMAHASISWAAN PTAI DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL. Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd.

Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL. Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd. Makalah dengan judul PROGRAM PEMBELAJARAN DI TK PERSPEKTIF BUDAYA LOKAL Oleh : Joko Pamungkas.M.Pd. Betul betul telah disampaikan pada seminar guru guru TK se Kabupaten Bantul Dengan Yogyakarta, 27 desember

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/Dt.I.IV/4/KP.02.3/4285/2015 Jakarta, 30 November 2015 Sifat : Biasa Lampiran : 2 Hal : Undangan Lokakarya Nasional dan Uji Publik PPG Kepada Yth. (daftar undangan terlampir) di- Tempat Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerankan Yip Man ini adalah Donnie Yen. Tepatnya pada tanggal 18

BAB I PENDAHULUAN. memerankan Yip Man ini adalah Donnie Yen. Tepatnya pada tanggal 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 2008 cerita mengenai Kungfu Wing Chun dibuat menjadi sebuah film yang berjudul Ip Man. Film ini menceritakan kisah seorang praktisi beladiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenal al-qur an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-qur an

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN SENI KALIGRAFI BERBASIS MULTIMEDIA DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH BOJONGSANA

APLIKASI PEMBELAJARAN SENI KALIGRAFI BERBASIS MULTIMEDIA DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH BOJONGSANA Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016 APLIKASI PEMBELAJARAN SENI KALIGRAFI BERBASIS MULTIMEDIA DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH BOJONGSANA M. Al Amin 1), Achmad Rizal 2) 1), 2) Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos

BAB III. Metode Penelitian. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos 26 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos (mail survey) dan contact person dengan kuesioner yang diperuntukan bagi

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR LOKASI DAN JADWAL UJIAN SELEKSI TES KOMPETENSI DASAR (TKD) CPNS KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

DAFTAR LOKASI DAN JADWAL UJIAN SELEKSI TES KOMPETENSI DASAR (TKD) CPNS KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 DAFTAR LOKASI DAN JADWAL UJIAN SELEKSI TES KOMPETENSI DASAR (TKD) CPNS KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 01 LOKASI TUK 1 Aceh 1 UIN AR-RANNIRY BANDA ACEH 1 LPMP Prov. Aceh 1-17 vember 01 STAIN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus bahasa Mongondow Boli yang berarti utang sedangkan Monomboli adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus bahasa Mongondow Boli yang berarti utang sedangkan Monomboli adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Monomboli (Hutang) Dalam kamus bahasa Mongondow Boli yang berarti utang sedangkan Monomboli adalah menghutang. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Term of Reference (ToR)

Term of Reference (ToR) Term of Reference (ToR) Lomba Kaligrafi NEARO A. Deskripsi Lomba Lomba Kaligrafi terdiri dari 2 jenis lomba, yaitu Kaligrafi Murni, Kaligrafi Lukis. Adapun perincian masing-masing adalah sebagai berikut:.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kuran Jawi merupakan produk terjemah tafsir Al-Qur'a>n yang merujuk kepada

Lebih terperinci

SILABUS KHAT WA IMLA AR102

SILABUS KHAT WA IMLA AR102 SILABUS KHAT WA IMLA AR102 Dr. H. Nurzaman, MA Drs. Tatang Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2008 36 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Mata

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap dan sifat manusia.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009 SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009 1 11 Universitas Borneo Tarakan C 023/BAN-PT/Ak-II/Inst/I/2009 23 Januari 2009 2 11 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin C 024/BAN-PT/Ak-II/Inst/I/2009 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasulullah SAW. menerima wahyu Al-Qur an secara hafalan, mengajarkannya secara hafalan, dan mendorong para sahabat untuk menghafalkannya. Sungguh merupakan hal

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih

BAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra membicarakan manusia dengan segala kompleksitas persoalan hidupnya, maka antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid Qur an, 1 yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai makna yang sangat besar. Melalui pendidikan inilah anak-anak dapat memahami, menghayati dan

Lebih terperinci

Panduan Peserta SBMPTN 2014 KATA PENGANTAR

Panduan Peserta SBMPTN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi kepala sekolah merupakan peran yang penting dan memiliki tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah dituntut untuk

Lebih terperinci

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material dari budaya (benda/fisik) حضر مدن (ثقف- ثقافة ( Arab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad saw, melalui perantaraan malaikat Jibril. Nabi Muhammad berasal dari daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibaca dan dipelajari hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. dibaca dan dipelajari hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Al-Qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah sebuah kitab suci agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhamad SAW. 1 Sejak diturunkan, kitab ini selalu dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Sosial Budaya

Dampak Perubahan Sosial Budaya Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kesehatan dr.taufik Suryadi,SpF (abiforensa@yahoo.com) Ahli Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Lulusan FK USU Lulusan Program Bioetika, Hukum Kedokteran dan HAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan ini menyebabkan manusia berpeluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupun mental. Secara

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika Pertemuan 1 Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1 1.1. Norma Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Allah menguraikan segala sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018

PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018 1-05-2018 1/7 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018 DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 15 MARET 2018 00:00:00,

Lebih terperinci

KURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL

KURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL KURIKULUM DESKOMVIS BERCIRIKAN BUDAYA LOKAL ESTY WULANDARI, S.Sos., M.Si Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Sejak ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah Budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal

Lebih terperinci

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang museum Tjong A Fie serta kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI TAHUN 2009

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI TAHUN 2009 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI TAHUN 2009 A. MENGAPA PROGRAM INI PENTING? Sejak beberapa tahun terakhir muncul kecenderungan jumlah mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635-1600 dari Arab,

Lebih terperinci

A. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program Beasiswa 1. Maksud 2. Tujuan 3. Sasaran B. Persyaratan a. Umum

A. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program Beasiswa 1. Maksud 2. Tujuan 3. Sasaran B. Persyaratan a. Umum PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM S2 BAGI GURU MADRASAH, PENGAWAS, PEGAWAI DI LINGKUNGAN MAPENDA DAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DITJEN PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009 A. Maksud,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU BACA TULIS AL-QUR AN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bapqah Sika merupakan lembaga perpanjangan tangan LPTQ Sumatera Utara untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta memasyarakatkan Al-Qur'an.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki

Lebih terperinci

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN MENGAJARKAN SASTRA Tiurnalis Siregar Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Karya Sastra merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman hidup mereka yang ingin mencapai

Lebih terperinci

Peserta SNMPTN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Peserta SNMPTN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. TUJUAN : Penyelenggaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi bertujuan untuk memperoleh mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Pedidikan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

DAFTAR AKREDITASI PRODI S1 PSIKOLOGI INDONESIA

DAFTAR AKREDITASI PRODI S1 PSIKOLOGI INDONESIA DAFTAR AKREDITASI PRODI S1 PSIKOLOGI INDONESIA No. WIL. Perguran Tinggi No.SK Thn.SK Peringkat Tgl. Daluwarsa 1 07 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya 023 2012 B 03-08-2017 2 02 Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut

I. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra menampilkan potret kehidupan manusia. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah

Lebih terperinci