BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FT UNDIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FT UNDIP"

Transkripsi

1 BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FT UNDIP 5.1 PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL Desain untuk Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip harus dapat memenuhi kebutuhan fungsionalnya sebagai penyedia sarana pendidikan teknik lingkungan. Pendekatan fungsional merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan fungsi bangunan. Tujuan dari pendekatan fungsional ini adalah untuk mendapatkan jenis-jenis, jumlah serta kapasitas ruang yang diperlukan PENDEKATAN PELAKU DAN AKTIVITAS 1. Mahasiswa Mahasiswa pada Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro terdiri atas Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Mahasiswa Program Magister (S2) 2. Dosen / Staff Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip yang memiliki beberapa program studi dan memiliki 23 dosen yang mengajar untuk S1 dan S2. Untuk program pascasarjana memiliki beberapa dosen dari lintas ilmu untuk mendukung proses penelitian mahasiswa yang mengambil tema lintas ilmu. 3. Pengelola dan Karyawan Sistem pengelolaan pada Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro terdiri dari : a. Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro b. Ketua dan Sekretaris Program Studi Sarjana (S1) Teknik Lingkungan c. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister (S2) Teknik Lingkungan d. Pelaksana akademik yang terdiri dari dosen dan dosen yang merangakap sebagai kepala laboratorium (Laboratorium air, udara, mikrobiologi, dan pemrograman) e. Karyawan administrasi adalah staff non edukatif yang terdiri dari : Administrasi Jurusan Teknik Lingkungan, Administrasi Program Studi Sarjana (S1) Teknik lingkungan, Administrasi Program Studi Magister (S2) Teknik lingkungan, Bagian Perpustakaan : Bagian Peminjaman, bagian registrasi, bagian koleksi buku f. Bagian Laboratorium : Staff laboratorium g. Pembantu Umum : Petugas kebersihan, petugas parkir, petugas keamanan 4. Pengunjung Pengunjung pada Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip terdiri dari pengunjung individu dan pengunjung dalam kelompok. Aktivitas yang ada dikelompokkan menjadi kegiatan kegiatan yang lebih umum, sehingga akan mempermudah menentukan kebutuhan ruang. Kelompok kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 88

2 Kelompok Kegiatan Kelompok Kegiatan Utama Kelompok Kegiatan Pengelola (Akademik, keuangan, administrasi kampus dan perawatan kampus).kelompok kegiatan ini dilakukan oleh : Kegiatan Belajar Rincian Aktivitas Kegiatan belajar mengajar di ruang kuliah indoor maupun outdoor oleh dosen dan mahasiswa Kegiatan Praktikum Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di laboratorium yang didampingi oleh dosen ataupun staff laboratorium. Selain praktikum juga dapat melakukan kegiatan diskusi, penelitian. Kegiatan Pengelola Jurusan (Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Lingkungan Undip). Mengatur penyelenggaraan keperluan akademik, non akademik (keuangan dan administrasi) jurusan dan seluruh program studi yang ada. Kegiatan Administrasi Jurusan. Mengelola keperluan akademik, keuangan dan administrasi jurusan. Kegiatan ini dilakukan oleh staff administrasi jurusan. Kegiatan Program Studi S1, S2 (Ketua dan Sekretaris Program Studi) Mengatur penyelenggaraan kegiatan akademik di program studinya. Kegaitan Administrasi Program Studi Mengelola keperluan akademik program studinya. Kegiatan ini dilakukan oleh staff administrasi program studi. Kegiatan Dosen Mengelola dan menyiapkan materi perkuliahan, mengerjakan pekerjaan perkerjaan administrasi sebagai dosen, penelitian, pengabdian masyarakat dll. Kegiatan Pengelola Laboratorium Mengelola segala keperluan saat kegiatan praktikum di laboratorium, menyiapkan dan membereskan peralatan praktikum. Kegiatan Kepustakaan Kelompok Kegiatan Penunjang Akademik Kelompok kegiatan Kemahasiswaan Meliputi kegiatan administrasi perpustakaan, melayani peminjaman dan pengembalian buku, serta mengatur mekanisme perpustakaan. Perpustakaan dapat dilengkapi dengan tempat diskusi dan mengerjakan tugas serta kegiatan asistensi atau bimbingan. Kegiatan Seminar dan Sidang Kegiatan ini dilakukan pada semua program studi S1, S2. Kegiatan Asistensi atau Bimbingan Kegiatan ini dilakukan hampir disetiap mata kuliah yang ada, dengan pelaku individu maupun kelompok. Asistensi biasanya juga dilanjutkan dengan kegiatan diskusi. Kegiatan Organisasi mahasiswa Organisasi mahasiswa sebagai wadah mahasiswa untuk menyalurkan pikiran dan kreativitasnya. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 89

3 Kelompok Kegiatan Service Kelompok Kegiatan Ruang Luar Kegiatan Komunitas Komunitas mahasiswa sebagai wadah untuk menyalurkan hobi, ketertarikan terhadap suatu jenis kegiatan. Kegiatan Ibadah Kegiatan Aktivitas Jual Beli Di kampus juga terdapat beberapa koperasi, seperti koperasi mahasiswa dan dosen. Disini dapat menjual alat tulis, makanan minuman ringan, fotocopy dll. Kegiatan pelayanan makanan dan minuman Kegitan ini meliputi kegiatan makan minum, berkumpul, melayani pembeli, menyiapkan makanan dan minuman, dll. Kegiatan Keamanan Kegiatan pelayanan dan perawatan bangunan seperti kebersihan dan utilitas kampus Kegiatan yang berkaitan dengan kebutuhan area parkir Kegiiatan Penelitian di luar ruangan di sekitar kampus Kegiatan berkumpul maupun berdiskusi di area luar Tabel 5.1 Rician Aktivitas Berdasarkan Kelompok Kegiatan (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) PENDEKATAN KEBUTUHAN RUANG BERDASARKAN AKTIVITAS Kebutuhan ruang yang didapatkan berasal dari rincian aktivitas yang dijabarkan dari kelompok-kelompok kegiatan. Kelompok kegiatan yang ada terdiri dari kelompok kegiatan utama, kelompok kegiatan pengelola, kelompok kegiatan penunjang akademik, kelompok penunjang non akademik, kelompok kegiatan service, kelompok kegiatan ruang luar. Berikut adalah Rincian aktivitas dan kebutuhan ruang setiap pelaku kegiatan : Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Mahasiswa - Mengikuti perkuliahan - Mengikuti kuliah umum - Praktikum - Penelitian - Membantu penelitian - Bimbingan / asistensi - Seminar, sidang - Ke Perpustakaan - Rapat kemahasiswaan - Berkumpul komunitas - Fotocopy - Ke KM/WC - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - Perpustakaan - Ruang Kemahasiswaan - Ruang Komunitas - Mushola - Koperasi Dosen - Mengisi perkuliahan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 90

4 - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Ketua Jurusan - Mengelola Jurusan - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Sekretaris Jurusan Ketua Program Studi - Membantu mengelola Jurusan - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC - Mengelola Program Studi - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Laboratorium - R.dosen - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Ketua Jurusan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Sekretaris Jurusan - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R. Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Ruang Ketua Prodi - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R.tamu, lobby - R.Rapat - Perpustakaan - Mushola - Koperasi KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 91

5 Sekretaris Program Studi - Fotocopy - Ke KM/WC - Membantu mengelola Prodi - Mengisi perkuliahan - Mengikuti, mengisi kuliah umum - Membimbing praktikum - Penelitian - Menilai seminar, sidang - Menemui tamu - Rapat - Ke perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC - Ruang Sekretaris Prodi - R. Kelas - R.Kuliah umum / Lecture theater - Laboratorium - R. Seminar / sidang - R.Rapat - R.tamu, lobby - Perpustakaan - Mushola - Koperasi - Stationary Staff Administrasi, keuangan dan umum Staff Laboratorium - Mengurusi masalah administrasi, keuangan dan umum - Rapat - Menemui tamu - Fotocopy - Ke KM/WC - Mengurus keperluan laboratorium - Menemui tamu - Fotocopy - Ke KM/WC Pustakawan - Mengelola Perpustakaan - Fotocopy - Ke KM/WC Staff Kantin - Mengelola Kantin - Ke KM/WC Staff Koperasi - Mengelola Koperasi - Ke KM/WC - Ruang staff administrasi, keuangan dan umum - Ruang rapat - Lobby - Mushola - Koperasi - Ruang staff Laboratorium - R.Penyimpanan Alat - lobby - Mushola - Koperasi - Stationary - Perpustakaann - Musholla - Koperasi - Mushola - Pakir - Koperasi - Mushola KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 92

6 Staff Cleaning Service Staff Keamanan - Menjaga kebersihan - Menyimpan alat-alat kebersihan - Ke Km/WC - Menjaga keamanan - Ke Km/WC Pengunjung - Bertamu - Seminar, kuliah umum - Ke KM/WC Ruang kelas Laboratorium : - Ruang Janitor - Gudang - Mushola Tabel 5.2 Uraian Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Kebutuhan Ruang -Ruang Kepala Laboratorium -Ruang Penyimpanan Alat -Ruang Staff Laboratorium (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Kelompok Kegiatan Utama - Pos Keamanan - Mushola - Ruang Tamu - Ruang Kuliah umum / lecture theater - Mushola Jenis Ruang - Ruang Kelas - Ruang Kelas Besar - Ruang Kuliah Umum - Laboratorium air - Lingkungan udara - Laboratorium mikrobiologi - Laboratorium komputasi Kelompok Kegiatan Pengelola, Dosen dan Karyawan Ruang Pengelola Jurusan : - Ruang Ketua Jurusan - Ruang Sekretaris Jurusan - Lobby Ruang Pengelola Prodi S1 : - Ruang Ketua Program Studi S1 - Ruang Sekretaris Program Studi S1 Ruang Pengelola Prodi S2 : - Ruang Ketua Program Studi S2 - Ruang Sekretaris Program Studi S2 Ruang Dosen Ruang Rapat Lobby KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 93

7 Ruang staff administrasi akademik dan umum untuk Jurusan maupun Program studi Ruang Seminar dan Sidang Perpustakaan Green House Ruang Kemahasiswaan Ruang Komunitas Mushola Kantin Koperasi Lavatory Pos Keamanan Ruang Janitor Ruang Pompa Ruang Genset Ruang Panel Gudang Parkir (Basement) Kelompok Penunjang Akademik -Ruang Seminar -Ruang Sidang Kelompok Kegiatan Mahasiswa Kelompok Kegiatan Penunjang Non Akademik Kelompok Kegiatan Service Parkir -Parkir Mobil -Parkir Motor Tabel 5.3 Kebutuhan Ruang (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) PENDEKATAN KAPASITAS PENGGUNA DAN PENGELOLA Pendekatan kapasitas pengguna didasarkan pada jumlah pelaku dari data yang sudah didapatkan, kemudian di analisa berdasarkan rencana keputusan yang akan datang, maupun studi banding. Selain itu didasarkan juga menurut Kepmen No. 234/U/2000 dan SK Rektor Universitas Diponegoro NO 347/UN7/2012 bahwa rasio dosen dan mahasiswa dengan prodi eksakta adalah 1:20. Pelaku Kegiatan Jumlah Pelaku Rencana Jumlah Pelaku Mahasiswa S mahasiswa (batasan kuota) x 4 angakatan = KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 94

8 Adanya rencana pembatasan mahasiswa S1 Arsitektur Undip untuk beberapa tahun kedepan, yaitu 120 mahasiswa untuk tiap angkatan. 480 mahasiswa Mahasiswa S2 Dalam satu tahun direncanakan terdapat dua kali pembukaan pendaftaran S2, dengan jumlah total per tahun 60 mahasiswa. Dosen S1-30 mahasiswa (kuota maksimal) x 2 (penerimaan mahasiswa 2x setahun) x 2 th = 120 mahasiswa Jumlah Mahasiswa : Terdapat total 23 dosen yang mengajar pada prodi S1, Dosen S2 - (Terdiri dari Dosen S-1 dengan 6 dosen tetap S-2) Pengelola Jurusan Terdiri dari Ketua jurusan dan Sekretaris jurusan Pengelola Prodi S1 Terdiri dari Ketua prodi S1 Sekretaris prodi S1 Pengelola Prodi S2 Terdiri dari Ketua prodi S2 Sekretaris prodi S2 dan dan 2 (masuk daftar dosen) 2 2 (masuk daftar dosen) 2-2 Jumlah Pengelola dan Dosen : Staff Administrasi Jurusan - 4 Staff Administrasi Prodi S1 7 4 Staff Administrasi Prodi S2-4 Staff Keperpustakaan 2 3 Staff Laboratorium (direncanakan terdapat 4 lab) Staff Usaha 1 8 Jumlah Staff Akademik : Terdiri dari staff kantin & koperasi Pelaksana Umum Pelaksana umum terdiri dari office boy ataupun office girl Petugas Keamanan - 2 Jumlah Staff Non Akademik : 5 10 TOTAL : Tabel 5.4 Jumlah Keseluruhan Pengguna Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 95

9 (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Dalam sistem pembelajaran yang baru pada Program Studi S1 Teknik Teknik Lingkungan, setiap angkatan terdiri dari 120 mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelas dengan masing-masing kelas 40 kursi. Sedangkan untuk S2 menggunakan maksimal kuota yaitu 30. Untuk menentukan jumlah kelas, maka : Kelas untuk S1 : 1 sks = 50 menit Jam perkuliahan mulai dari = 7 jam 10 menit = 430 menit (istirahat ) Jumlah Kurikulum 144 (non ekstrak 10 sks), maka mata kuliah menggunakan kelas = 134 sks. Sks terbanyak berada pada tahun ajaran ganjil yaitu 78 sks dan setiap 1 angkatan terdapat 3 kelas Berarti kelas yang dibutuhkan = (78 sks x 50 menit x 3) : (430 menit x 5) = 6 kelas Kelas untuk S2 : 1 sks = 50 menit Jam perkuliahan mulai dari = 7 jam 10 menit = 430 menit (istirahat ) Jumlah Kurikulum 36 sks Sks terbanyak berada pada tahun ajaran ganjil yaitu 38 sks dan setiap 1 angkatan terdapat 2 kelas dengan 2 pilihan bidang keahlian Berarti kelas yang dibutuhkan = (38 sks x 50 menit x 4) : (430 menit x 4) = 4 kelas PENDEKATAN HUBUNGAN KELOMPOK RUANG Hubungan ruang yang ada dibentuk berdasarkan kelompok-kelompok ruang. Kelompok ruang disini membantu untuk mengumpulkan ruang yang memiliki fungsi dan kebutuhan yang hampir sama sehingga akan menciptakan efektifitas dan efisiensi. Kelompok Ruang Keg. Utama Kelompok Ruang Kemahasiswaan Kelompok Ruang Pengelola, dosen dan staff Kelompok Ruang Penunjang Non Akademik Kelompok Ruang Penunjang Akademik Kelompok Ruang Servis Bagan 5.1 Hubungan Antar Ruang KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 96

10 (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) PENDEKATAN PROGRAM RUANG Pendekatan untuk program ruang berdasarkan kapasitas dan kebutuhan ruang yang telah dianalisa dan direncanakan berdasarkan standard yang ditentukan. Standard yang digunakan adalah : DA : Data Arsitek TS : Time Saver Standars For Building Types SR : Studi Ruang As : Asumsi SNPT : Standar Nasional Perguruan Tinggi BSNP : Badan Standar Nasional Pendidikan UD : Universal Design Sedangkan untuk penentuan sirkulasi/ flow dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan menurut Time Saver Standards for Building Types : % : Standard Minimum 2. 20% : Kebutuhan Keluasan Sirkulasi 3. 30% : Kebutuhan Kenyamanan Fisik 4. 40% : Tuntutan Kenyamanan Psikologis 5. 50% : Tuntutan Spesifikasi Kegiatan % : Keterkaitan dengan banyak kegiatan Ruang Kapasitas Unit Standard Luas Ruang Kelas Ruang Kelas S orang 6 Ruang Kelas S orang 4 Kapasitas 40 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 40 x 1,5 m² = 60 m² Kapasitas 20 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 20 x 1,5 m² = 30 m² 360 m² 120 m² Ruang Kelas Besar 80 orang 1 Kapasitas 80 orang dengan luas 1,5 m²/ orang (SNPT) Jadi luas = 80 x 1,5 m² = 120 m² 80 mhs = 1,5 x 120 = 180 m² Ruang Kuliah umum/ Lecture Hall 120 orang 1 Stage = 3 x 5 = 15 m² (AS) Sirkulasi 40 % = 78 m² 273 m² Total = 273 m² Jumlah 833 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 97

11 Ruang dan kursi = 2,26 (DA) x 2 = 4,52 = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² Laboratorium Air 22 orang 1 R. Penyimpanan penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² 119,3 m² Sirkulasi 40%= 3,4 m² Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang dan kursi = 2,26 (DA) x 2 = 4,52 = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² Laboratorium Udara Laboratorium 22 orang 1 Mikrobiologi 22 orang 1 R. Penyimpanan penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² Sirkulasi 40%= 3,4 m² Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang dan kursi = 2,26 (DA) x = 1,2 m² (DA) = 4,52 m² Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² 119,3 m² 119,3 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 98

12 Laboratorium Komputasi 22 orang 1 R. Penyimpanan penyimpanan= 2,7x1,05= 2,835 x 2 = 8,505 m² Sirkulasi 40%= 3,4 Total = 11,9 m² R. Praktikum (BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 5 m²/ orang Jadi luas = 20 x 5 m² = 100 m² Ruang dan kursi = 2,26 (DA) x = 1,2 m² (DA) = 4,52 m² Sirkulasi 30 % = 1,71 m² Total = 7,4 m² R. Praktikum (menurut BSNP) Kapasitas 20 orang dengan luas 3 m²/ orang Jadi luas = 20 x 3 m² = 60 m² 67,43 m² Lavatory 2 40 m² (DA) 40 m² Lavatory Difabel 1 orang 1 2,1 x 1,4 = 2,94 m² (UD) 2,94 m² Jumlah 1301,27 m² Flow Area 30% 390,38 m² Total 1691,65 m² Pengelola Ketua Jurusan 1 orang 1 12 m² (SNPT) 12 m² Sekretaris Jurusan 1 orang 1 12 m² (SNPT) 12 m² Lobby 4 orang 1 Staff Jurusan 4 1 Sofa panjang = 2 x 1,2 = 2,4 m² (SR) x 2 = 4,8 m² Meja = 0,9 m² Sirkulasi 40% = 2,28 m² Total = 7,98 m² Ruang kursi = 2,03 (DA) x 4 = 8,12 m² 7,98 m² 16,79 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 99

13 Ketua Prodi 1 orang 2 Sekretaris Prodi 1 orang 2 Staff administrasi, akademik dan umum Prodi 4 orang 2 dosen 1 orang 30 Ruang Rapat Dosen Lavatory 30 orang = 1,2 m2 (DA) x 4 = 4,8 m² Sirkulasi 30 % = 3,87 m² Total = 16,79 m² -Ruang Ketua kursi Kaprodi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40 % = 2,26 m² Total = 7,92 m² -Ruang Sekretaris kursi Sekprodi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40 % = 2,26 m² Total = 7,92 m² Ruang kursi = 2,03 (DA) x 4 = 8,12 = 1,2 m² (DA) x 4 = 4,8 m² Sirkulasi 30 % = 3,87 m² Total = 16,79 m² Ruang kursi =2,26 (DA) m² 2 Kursi Tamu = 2 x 0,5 = 1 = 1,2 m² (DA) Sirkulasi 30 % = 1,34 m² Total = 5,79 m² Ruang kursi=1,9 (DA) x 30 = 57 m² Sirkulasi 50% = 28,5 m² Total = 85,5 m² 15,84 m² 15,84 m² 33,58 m² 173,7 m² 85,5 m² 2 15 m² (DA) 15 m² Jumlah 373,23 m² Flow area 30% 111,96 m² Total 485,19 m² Penunjang Akademik Perpustakaan 40 orang 1 Ruang baca 158,16 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 100

14 Ruang Seminar 8 orang 2 Ruang sidang 4 orang kursi = 2x1,7= 3,4 m² x 20 = 68 = 0,26 x (90:6) = 3,9 m² Sirkulasi 40% = 28,76 m² Total = 100,66 m² Ruang staff kursi =2,16 (DA) x 2 = 4,32x (3 staff) = 12, 96 = 1,2 m2 (DA) x 2 = 2,4 m² Sirkulasi 40% = 6,14 m² Total = 21,50 m² Rak buku isi 200 buku. Koleksi buku 2000 buku = 2000 : 200 = 10 rak Ukuran rak = 1,2 m2 (DA) x 10 = 12 m² Sirkulasi 200% = 24 m² Total = 36 duduk utk seminar = 0,95 (DA) x 7 = 6,65 = 12 (DA) x 1 = 12 m² Sirkulasi 40% = 7,46 m² Total = 26,11 kursi =2,16 (DA) x 4 = 8,64 m² Sirkulasi 40% = 3,44 m² Total = 12,10 m² 52,22 m² 24,20 m² Green House 4 orang 1 Asumsi 32 m² Jumlah 266,58 m² Flow area 30% 79,97 m² Total 346,55 m² Kelompok Kegiatan = 1,2 m² = 0,26 x 5= 1,3 m² Ruang Himpunan Mahasiswa 5 orang dan kursi = 1,80 x 1,20 = 2,16 (DA) x 4 =8,64 m² 22,28 m² Sirkulasi 100% = 11,14 m² Total = 22,28 m² KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 101

15 Ruang Komunitas 5 orang 1 Kantin, cafetaria Koperasi dan Snack = 1,2 m² = 0,26 x 5= 1,3 dan kursi = 1,80x 1,20 = 2,16 (DA) x 4 =8,64 m² Sirkulasi 100%= 11,14 Total = 22,28 m² Kelompok Kegitan Penunjang Non Akademik 30 orang 1 Mushola Area makan = 1,25x1,57=1,96 = 2 m² (DA) 2 m² x 30 = 60 m² -Dapur= 15% x 60 = 9 m² Sirkulasi 30% = 20,7 m² Total = 89,6 m² 12 m² (SR) - Area sholat = 1,2 x 0,9 = 1,08 m² (DA) - wudhu = 30% x 32,4 = 9,72 m² = 1,08 x 30 = 32,4 m² Sirkulasi 20 % = 8,42 m² Total = 50,54 m² 22,28 m² Jumlah 44,56 m² Flow Area 30% 13,36 m² Total 57,92 m² 89,6 m² 12 m² 50,54 m² Pos Kemanan 2 orang 1 Asumsi 2 m 2 /orang 4 m² Kelompok Kegiatan Service Jumlah 156,14 m² Flow Area 30% 46,84 m² Total 202,98 m² Ruang Janitor 1 Asumsi 4 Ruang Genset Ruang Pompa 1 1 SR SR Ruang Panel 1 SR 6 Ruang BMS 1 Asumsi 16 Gudang 1 Asumsi 16 KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP Jumlah 63 m² Flow Area 30 % 18,9 m²

16 Total 81,9 m² Parkir Mobil 40 (asumsi 2 kali peraturan minimal BSNP) 1 25 m² persatuan luas parkir sudah termasuk sirkulasi (BSNP) 25 m² x 40 = m² Motor 90 (asumsi 2 kali peraturan minimal BSNP) 1 3 m² persatuan luas parkir sudah termasuk sirkulasi (BSNP) 3 m² x 90 = m² Jumlah 1180 m 2 TOTAL 4046,19 m 2 Tabel 5.5 Program Ruang (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) PENDEKATAN SIRKULASI Pendekatan sirkulasi dibedakan menurut kelompok pelaku, yaitu mahasiswa, kelompok pengelola dan dosen, kelompok karyawan (staff umum, administrasi dan keuangan), staff laboratorium dan staff service. Sirkulasi Mahasiswa Kegiatan Akademik Kegiatan kemahasiswaan Kelompok utama (kelas, lab) Parkir Kegiatan Non ademik Bagan 5.2 Sirkulasi Mahasiswa (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Pengelola dan Dosen Kegiatan Akademik Kegiatan Klmpk. Pengelola Kelompok utama (kelas, lab) Parkir Kegiatan Non akademik KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 103

17 Bagan 5.3 Sirkulasi Pengelola dan Dosen (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Karyawan Kegiatan Klmpk. Pengelola Parkir Kegiatan Non akademik Bagan 5.4 Sirkulasi Karyawan (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Staff Laboratorium Kelompok utama Parkir Kegiatan Non akademik Bagan 5.5 Sirkulasi Staff Laboratorium (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) Sirkulasi Staff Service Kegiatan Non akademik Kegiatan Akademik Kelompok utama (kelas, lab) Service Parkir Kegiatan Klmpk. Pengelola Kemahasiswaan Bagan 5.6 Sirkulasi Staff Service (Sumber : Analisa Penyusun, 2016) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 104

18 5.2 PENDEKATAN ASPEK KONTEKSTUAL Menurut RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) Universitas Diponegoro, Jurusan Teknik Lingkungan mendapatkan lahan untuk membangun gedung kuliah di sebelah timur gedung Dekanat lama Fakultas Teknik. Peruntukan lahan sudah sesuai karena telah ditetapkan masterplan Universitas Diponegoro dan Fakultas Teknik. Gambar 5.1 Rencana Letak Kampus Jurusan Teknik Lingkungan UNDIP (Sumber : Karya, 2013) Pada gambar diatas, area yang berwarna ungu merupakan area yang direncanakan pembangunannya, sedangkan area yang berwarna kuning dan hitam merupakan area yang sudah terbangun. Tapak berada di wilayah Kota Semarang, Kecamatan Tembalang yang masuk kedalam BWK VI yang peruntukannya untuk kawasan pendidikan dengan Koefisien Dasar Bangunan maksimal adalah 60%. Dalam merencanakan Gedung Program Studi Fakultas Teknik UNDIP selain harus memperhatikan peraturan bangunan pada BWK VI juga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan bangunan yang sudah direncanakan dalam RTBL FT Berikut peraturan bangunan berdasarkan RTBL FT 2011 : a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 23.4 m b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 40% c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 1.31 ( 6 lantai, 30 m) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 105

19 d. Jarak antar bangunan : 8 m Gambar 5.2 Batas Tapak Kampus Jurusan Teknik Lingkungan UNDIP (Sumber : Karya, 2013) Dengan luas lahan 3141,71 m², dengan KDB yang akan digunakan adalah 40 % maka memiliki KDB seluas 1256,68 m². Luas bangunan yang diperoleh dari analisa program ruang adalah 4046,19 m 2 maka Kampus Jurusan Teknik Lingkungan FT Undip memiliki 4 lantai dan 1 basement untuk area parkir 5.3. PENDEKATAN ASPEK KINERJA Aspek kinerja yang diterapkan pada kampus ini menggunakan passive design dan active solution. Dengan kedua kolaborasi tersebut, diharapkan dapat menghemat penggunaan energi dalam perancangan kampus ini. Active solution membantu mengoptimalkan efisiensi energi yang teah didapat dari passive design dan membantu mengkondisikan kenyamanan untuk penggunanya, seperti kenyamanan dalam pencahayaan dan penghawaan SISTEM PENCAHAYAAN Sistem pencahayaan pada kampus ini akan menggunakan dua sistem pencahayaan, yaitu alami dan buatan untuk mendapatkan efisiensi energi.dalam upaya menghemat energi dan biaya maka ruang-ruang yang ada dimungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan alami. Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan tetap menjaga agar kenyamanan ruang tetap terjaga. Cahaya alami dapat masuk ke ruangan dengan suhu ruang yang nyaman bagi penggunanya memerlukan passive design yang dikombinasikan dengan active solution pada beberapa ruang khusus. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 106

20 Active solution disini menggunakan lampu sensor cahaya yang memi liki parameter untuk mengukur kenyamanan cahaya ruang. Saat cuaca mendung ataupun sore, cahaya alami dari ruang luar berkurang, pada saat itu lampu akan secara otomatis menyala melalui sensor. Saat ruangan kosong (tidak ada gerakan) maka lampu akan mati, namun saat ruangan digunakan (terdapat gerakan) maka lampu akan otomatis menyala. Pencahayaan buatan menggunakan lampu flourescent dengan menggunakan ballast elektronik, yang disebut dengn Lampu hemt energi atau Compact Flourescent Lamp (CFL). Untuk passive design, penggunaan sun shading di luar jendela yang dilengkapi dengan shading devices yang dapat mengurangi kelebihan cahaya (yang menyebabkan silau) pada interior bangunan. Sun shading disini untuk mencegah cahaya matahari langsung masuk ke bangunan. Pada beberapa ruang yang mendapatkan sedikit cahaya matahari, dapat menggunakan light shelves yang mampu merefleksikan cahaya matahari kedalam ruangan karena terdapat kaca reflektif di dalamnya. Gambar 5.3 Kombinasi antara passive design dan active solution yang diterapkan pada sun shading yang diengkapi dengan shading devices maupun light shelves. (Sumber : Zero Energy Building, BCA Academy Brochure, 2012) SISTEM PENGHAWAAN/PENGKONDISIAN RUANG Active solution disini menggunakan AC VRV, yang memiliki keunggulan sebagai berikut : Dapat dihubungkan dengan pipa yang lebih panjang, individual/centralized control, linear capacity control seingga cocok untuk bangunan bertingkat rendah hingga tinggi. Lebih ringkas, lebih ringan dengan berat 285 kg untuk unit outdoor, yang dapat dihubungkan dengan beberapa unit indoor maupun digunakan dengan system ac cental Lebih hemat listrik dan kapasitasnya bisa diperbesar hingga 60 PK dalam satu system. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 107

21 Gambar 5.4 Sistem AC VRV (Sumber : Daikin product brochure, 2013) SISTEM JARINGAN AIR BERSIH DAN KOTOR Mempertimbangkan kondisi kemampuan PDAM Kota Semarang yang belum mampu melayani kebutuhan air bersih kawasn kampus Universitas Diponegoro, maka satu-satunya sumber yang dapat digunakan adalah sumber air baku air tanah dalam atau eksploitasi dengan konstruksi sumur dalam.untuk menyalurkan air disediakan pompa air untuk memompa air dari sumur ke tandon air diatas gedung. Kemudian disalurkan ke seluruh saluran-saluran air didalam gedung dengan dibantu gaya gravitasi. Untuk cara kerja penyaluran air dari sumur adalah sebagai berikut : Gambar 5.5 Sistem Air Bersih dari Sumur (Sumber : Kusumasari, 2015) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 108

22 Untuk air kotor, dibedakan menjadi black water dan grey water. Black water yang berasal dari toilet dan urinoar di salurkan menuju septictank kemudian diresapkan ke sumur resapan. Sementara grey water dan limbah cair laboratorium aakan disalurkan menuju IPAL SISTEM JARINGAN LISTRIK Sumber listrik yang digunakan adalah listrik dari PLN. Gambar 5.6 Penyaluran Listrik dari PLN ke gedung Kuliah (Sumber : Adam, 2014) SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH Sistem pembuangan sampah yang digunakan menggunakan cara collection (pengumpulan). Tiap ruang disediakan tempat sampah dengan wadah terpisah. Wadah dibedakan berdasarkan jenis sampah dan kapasitas. Tiap ruangan akan diberi 2 wadah berbeda yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Selanjutnya setelah tiap ruangan dikumpulkan, disalurkan ke shaf sampah yang ada dalam gedung untuk dikumpulkan setelah itu sampah yang telah dikumpulkan akan di jemput oleh petugas sampah fakultas untuk di buang ke TPST UNDIP. Gambar 5.7 Dua jenis wadah tempat sampah (Sumber : Karya, 2013) KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 109

23 Gambar 5.8 Kendaraan Pengangkut Sampah (Sumber : Karya, 2013) SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN a. Sistem Proteksi Aktif Kebakaran (Active Fire Protction System) Sistem proteksi aktif kebakaran adalah suatu sistem pencegahan dan pemadaman kebakaran yang bertumpu kepada peralatan mekanis dan elektronis.aspek-aspek dalam sistem proteksi aktif kebakaran adalah : Fire detection, berguna untuk mengetahui timbulnya api sedini mungkin. Yang termasuk dalam Fire detector adalah : Detektor Asap (Smoke Detector) Detektor asap merespon terhadap keberadaan asap di dalam udara, dan bergantung kepada pergerakan asap. Detektor Panas (Heat Detector) Detektor panas bereaksi terhadap kenaikan temperature udara di dalam bangunan secara signifikan. Detektor Nyala (Flame Detector) Detektor nyala bereaksi terhadap emisi radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh nyala api. Detector tersebut berhubungan dengan sistem yang secara otomatis bekerja bila detector bereaksi. Sistem secara otomatis menyalakan : Sistem alarm Sistem pemadaman otomatis melalui sprinkler. Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60 C-70 C. Penutup kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head dapat melayani luas area 10-20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter.jarak antara dua sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor.sprinkler biasanya diletakkan di dalam maupun unit hunian apartemen, dan koridor. Fire suppression, adalah Sistem fire supression di dalam bangunan bertujuan untuk memadamkan api ketika api masih kecil. Aspek dalam fire supression adalah - First-aid Appliance adalah alat pemadam api awal yang dapat dipergunakan oleh penghuni dalam pemadaman titik-titik api sebelum kedatangan pasukan pemadam kebakaran. - Portable Fire Extinguisher KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 110

24 Jumlah dan lokasi dari peralatan pemadam api portable bergantung pada ukuran dan fungsi bangunan. penempatan setiap meter dengan jarak jangkauan seluas cm. Terdapat beberapa jenis, yaitu air, foam, powder. Gambar 5.9 Portable Fire Extinguisher (Sumber : www. goldenstatefireprotection.com, 2016) b. Sistem Proteksi Pasif Kebakaran Sistem proteksi kebakaran pasif merupakan sistem perlindungan terhadap kebakaran yang bekerjanya melalui sarana pasif yang terdapat pada bangunan. Biasanya juga disebut sebagai sistem perlindungan bangunan dengan menangani api dan kebakaran secara tidak langsung. Caranya dengan meningkatkan kinerja bahan bangunan, struktur bangunan, pengontrolan dan penyediaan fasilitas pendukung penyelamatan terhadap bahaya api dan kebakaran. Yang termasuk di dalam sistem protrksi pasif ini antara lain : Perencanaan dan disain site, akses dan lingkungan bangunan Perencanaan struktur bangunan Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan Perencanaan jumlah pintu, lebar pintu dan jarak pintu yang memenuhi syarat dalam keadaan darurat. Pintu darurat ini sebaiknya langsun mengarah ke luar bangunan agar orang dapat keluar secepat mungkin. Untuk ruang umum, lebar pintu darurat dapat ditentukan 1,5 m / 100 orang.perencanaan tangga darurat untuk bangunan yang berlantai lebih dari satu SISTEM KOMUNIKASI Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem internal dan eksternal. Penggunaan telepon otomatis dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk kemudahan pelayanan telekomunikasi dengan back up sistem manual dengan bantan operator. Wifi (jaringan komunikasi tanpa kabel) dan LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data antar komputer dalam satu bangunan atau kompleks bangunan untuk kepentingan mahasiswa, dosen, maupun pengelola. a. Sistem Komunikasi Internal Sistem komunikasi ini diterapkan untuk komunikasi yang terjadi antar ruang atau dalam satu ruang yag dilakukan antar pengguna. b. Sistem Komunikasi Eksternal Sistem komunikasi ini digunakan untuk komunikasi yang terjadi dari dan ke luar bangunan KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 111

25 SISTEM PENANGKAL PETIR Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday, karena dengan sistem ini apabila terjadi sambaran petir maka medan listrik di dalam ruangan akan tetap netral sehingga kerusakan alat-alat listrik di dalam rumah atau gedung dapat diminimalisir. Cara kerja sistem ini adalah menyalurkan arus listrik yang diterima diujung tombak melalui kabelkabel konduktor menuju ke tanah / ground SISTEM KEAMANAN Sistem keamanan yang dipakai menggunakan cctv yang diletakkan di titik-titik tertentu di lingkungan kampus. Nantinya cctv akan terhubung dengan sistem BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automation System). Gambar 5.11 Sistem Keamanan dengan CCTV (Sumber : Smart and Green Buildings Schneider Electric, 2010) SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL Sistem transportasi verikal yang digunakan di Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP adalah 1. Tangga penggunaan tangga diperuntukan untuk jalur evakuasi apabila terjadi bencana alam. 2. Lift Lift dipilih untuk memudahkan perpindahan pengguna yang membutuhkan keefektifan dan kecepatan berpindah ruang dan membantu pengguna yang sudah berumur, disable. Lift menggunakan Sistem Geared Motor, yaitu motor / mesin berada di atas, memerlukan ruang mesin di atas. (menggunakan roda gigi untuk transfer dari daya dari motor) 3. Ramp Perancangan ramp, perlu memperhatikan kenyamanan orang yang akan melewatinya. Ramp yang ideal, memiliki kemiringan sudut ± 6% (1:15). Ramp digunakan pada sirkulasi horizontal di dalam maupun diluar bangunan. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 112

26 PENERAPAN SISTEM AUTOMASI GEDUNG Untuk mengoptimalkan sistem pengoperasian dan distribusi pemakaian energi seluruh peralatan mekanis (M&E) yang terdapat di dalam gedung seperti: sistem HVAC, sistem penerangan, sistem transportasi vertikal/ horisontal (lift dan escalator), sistem plumbing (air bersih/ kotor dan kotoran), distribusi beban listrik, dan lain lain, secara tepat dan efisien agar penghematan energi dan sinergi tercapai, maka pemilihan sistem operasi yang terintergrasi secara utuh (total) menjadi suatu pilihan yang tepat. Suatu sistem operasi gedung yang terintegrasi dalam satu sistem manajemen pengendalian terpadu dikenal dengan sistem BMS gedung (building management system). Tujuan dari sistem manajemen adalah meningkatkan efisiensi pemakaian beban dan menghilangkan pemakaian energi yang sia-sia (idle). Agar pengoperasian seluruh sistem M&E dapat berjalan secara automatic (mandiri) maka pada sistem bangunan dikembangkan suatu sistem BAS (building automation system), karena dengan sistem manual tidak akan mencapai suatu kondisi optimum, misalnya pengaturan temperatur dan penerangan interior dengan sensor sesuai dengan perubahan dinamis beban panas dan kuat penerangan yang disyaratkan sehingga dapat menghidup-matikan penerangan secara automatis, dan Iain-lain. Sistem BAS juga dilengkapi dengan suatu sistem monitoring (kontrol) terintegrasi dengan schedulle maintenance, sehingga waktu servis dapat ditentukan sesuai dengan kondisi performance peralatan mekanis yang dioperasikan. Penerapan sistem BMS dan BAS selanjutnya banyak dibahas sebagai bagian dari sistem bangunan pintar atau intelligent building systems. 5.4 PENDEKATAN ASPEK TEKNIS SISTEM STRUKTUR Pendekatan sistem struktur Gedung Kuliah Jurusan Teknik Lingkungan FT UNDIP berdasarkan pada jenis tanah dan topografi. Alternatif sistem struktur yang digunakan adalah struktur rangka (rigid frame) dengan kontruksi beton bertulang. Pondasi yang digunakan adalah pondasi sumuran. Sistem struktur berdasarkan persyaratan teknis (bentang yang dibutuhkan) yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut: Kekokohan/ strenght, yaitu kekuatan struktur berkaitan dengan sifat bahan, dimana struktur harus dapat memiliki kekuatan untuk memikul beban Kestabilan/stability, yaitu bangunan harus dapat berdiri dengan kokoh dan stabil Keamanan/safety, yaitu struktur bangunan harus aman, dari bencana maupun bahaya. Keawetan/durability, struktur harus dapat bertahan lama. Sistem struktur bangunan bentang lebar terdiri dari : a. Sub Structure Sub Structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi. Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 113

27 b. Upper Structure Upper Structure adalah pondasi atas bangunan. Upper structure yang digunakan pada bangunan ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini baik untuk bangunan bentang lebar 5.5. PENEKANAN ASPEK VISUAL ARSITEKTURAL Merencanakan dan merancang bangunan berdasar aspek visual arsitektural berpedoman pada 7 unsur pokok dalam arsitektur adalah : 1. Sumbu (Axis) berkaitan dengan orientasi 2. Place (Posisi) berkaitan dengan hirarki 3. Skala berkaitan dengan proporsi 4. Shape (Wujud) berkaitan dengan geometry 5. Texture berkaitan dengan focal point 6. Warna berkaitan dengan focal point 7. Keseimbangan berkaitan dengan harmoni dan sinergi Dalam penekanan desain green architecture, unsur matahari dijadikan faktor pertimbangan utama dalam perletakan massa bangunan. Jumlah massa, konfigurasi massa, orientasi massa pada matahari akan membentuk selubung bangunan. Massa yang memiliki zoning ruang-ruang yang memerlukan kenyamanan dalam pencahayaan memerlukan treatment yang berbeda, seperti menggunakan double skin ataupun sun shading. Selain itu dengan adanya vertikal garden akan menurunkan suhu sekitar bangunan. Sehingga kerja pendingin ruangan menjadi berkurang. Active solution disini akan terlihat pada pemakaian teknologi-teknologi pada bangunan, seperti penggunaan Motorized Roller Blinds. Desain secara passive yang diwujudkan pada bentuk bangunan dipadukan dengan teknologi-teknologi yang ada, akan membentuk visual tersendiri. KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNDIP 114

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 7.1 Program Ruang Pembagian ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Program dasar perencanaan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro terdiri dari program ruang dan daya

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan Relokasi Pasar Ikan Higienis Rejomulyo ini didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

TA-134 Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 94

TA-134 Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 94 BAB V PROGRAM PERENCANAAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang No Ruang Kelompok Kegiatan Akademik Jumlah Unit Luas (m 2 /unit) Total

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1 PROGRAM RUANG a. Kelompok Penerima Tabel 5.1 Kelompok Penerima JENIS RUANG KAPASITAS LUAS Parkir Pengelola

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual 2.4 HASIL STUDI BANDING Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Kontekstual Arsitektural Terletak di Gedung Kuliah Bersama Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG 5.. Program Dasar Perencanaan Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih BAB IV: KONSEP 4.1. Pendekatan Aspek Kinerja 4.1.1. Sistem Pencahayaan System pencahayaan yang digunakan yaitu system pencahayaan alami dan buatan dengan presentase penggunaan sebagai berikut : a. Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT.. Program Perencanaan dan Perancangan Hotel Resort... Program Ruang Pembagian ruang dibedakan sesuai kelompok kegiatan (kelompok kegiatan utama, penunjang,

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga. BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga bertujuan untuk meningkatkan minat siswa di keahlian kuliner di kecamatan Banyumanik,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK BAB V SEMARANG BATIK CENTER DAN PELATIHAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 5.1 Program Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Semarang Batik Center dan Pelatihan merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP 5.1 Program Dasar Perencanan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Stasiun KA Merak ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabe5.1 Rekapitulasi Program Ruang SMA Negeri 54 Jakarta Kelompok Kegiatan Utama 1. Hall 75,00

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Besaran Ruang BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Dari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, didapatkan program ruang yang dibutuhkan Pusat Kesenian Kabupaten Wonosobo,

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016) BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VI PENDEKATAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PENDEKATAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PENDEKATAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1. Pendekatan Aspek Kinerja Aspek kinerja yang diterapkan pada kampus ini menggunakan passive design dan active solution.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang a. Kegiatan Pelayanan Umum Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum Jenis Ruang

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 6.1 Konsep Dasar Dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan dan perancangan Stasiun MRT Blok M Jakarta ini adalah sebuah bangunan publik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Galeri Lukisan di Semarang ini bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan galeri lukisan dengan kelengkapan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG 6.. Program Dasar Perencanaan 6... Program ruang Kelompok Ruang Kegiatan Utama No. Jenis Ruang Jumlah Kapasitas Standar Sumber

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang perencanaan

Lebih terperinci

46 Andhy Setiawan

46 Andhy Setiawan BAB V KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Condotel dan Town House ini adalah untuk memberikan hunian baru dengan system

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Bina Nusantara sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dengan Penekanan Green Architecture Diajukan Oleh : Yolanda Citra Resmi 21020112130093

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang a. Kegiatan Pelayanan Umum Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum Jenis Ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERIODE 128/

TUGAS AKHIR PERIODE 128/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 5.1 Program DasarPerencanaan 5.1.1 Program Ruang a. KelompokAktivitasUtama Tabel 27.Program Ruang Aktivitas Utama NO JENIS RUANG KAPASITAS STANDAR (m 2)

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16. BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Kelompok Kegiatan Jenis Ruang Luas Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan Tujuan dari perencanaan dan perancangan Terminal Bus tipe A di Cilacap ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perancangan 6.1.1 Program 1. Kelompok Kendaraan Tabel 6.1 Kelompok Kendaraan Emplasement kedatangan Bus AKAP Bus AKDP Angkuta Angkudes Emplasement

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM 5.1 Program Dasar Perencanaan Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH 5.1. Konsep Umum Konsep desain perencanaan dan perancangan Pusat Pengomposan Sampah (PPS) Kota Yogyakarta ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang BAB V HASIL 1.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 1.1.1 Program Ruang Pendekatan kebutuhan dan standar besaran ruang didapat dari hasil perhitungan dan standar standar yang ada pada literature, antara lain : STANDAR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Exhibition Center bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas pusat pertemuan dan mampu mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. PRODUCED BY AN AUTODESK EDUCATIONALPRODUCT PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis. Berangkat Dari Ide Ban Kendaraan yang Bersifat

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL 5.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep utama yang mendasari perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Yogyakarta adalah: 1. Konsep budget hotel yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci