b-tl 1t I! Dr-r;Yl PERATURAN DAE,RAH KOTAPAYAKUMBUH NOMOR : 05 TAHUN 2OO4 TENTANG RE,TRIBUSI TERMINAL PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2OO4

Transkripsi

1 b-tl 1t I! Dr-r;Yl PERATURAN DAE,RAH KOTAPAYAKUMBUH NOMOR : 05 TAHUN 2OO4 TENTANG RE,TRIBUSI TERMINAL PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2OO4

2 PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKU IVIBU H NOMOR: TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL qje7\gn^r RAHhlA.l ALLAJ{ (At\tg lvlaj{a KUASA WALIKOTA PAYAKUMBUH Menimbang a. bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana yang telah diubah dengan Undangundang Nomor 34 Tahun 2000, maka Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun'1998 No. 1 'l tentang Retribusi terminal perlu dilakukan penyesuaian ; b. bahwa untuk penyesuaian sebagaimana dimaksud point a diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah ;. Mengingat '1. Undang-undang Nomor 8 Tahun '1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970, tentang Pelaksanan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor'19 ). 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209 ) ; 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun'1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3406 ) ; 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048 ) ; 5. Undang-undang Nomor 22Iahun'1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ). 1

3 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun '1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ). 7. Undang-undang Nomor 28 Tahun '1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara tahun 1999 nomor 75, Tambahan lembaran negara nomor 3851 ) ; B. Peraturan Pemerinlah nomor 41 tahun '1993 tentang Angkutan Jalan ( Lembaran Negara tahun 1993 nomor59, tambahan Lembaran Negara nomor 3527 ) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan ( Lembaran Negara tahun 1993 nomor 63, tambahan Lembaran Negara nomor 3529 ) ; 10, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi ( Lembaran Negara tahun 1993 nomor 63, tambahan Lembaran Negara nomor 3529 ) ; 1'1, Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2001 tentang Rehibusi Daerah ( Lembaran Negara tahun 200'l nomor 119, tambahan Lembaran Negara nomor 4139 ) ; 12, Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintahan dan Rancangan Keputusan Presiden ; '13. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 31 tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan dibidang Retribusi Daerah ; '16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Tahun 1998 tentang ruang lingkup dan jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat ldan Daerah Tingkat ll ; 17, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 1998 tentang komponen penetapan Tarif Retribusi 18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 84 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan ; 19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah ; 2

4 20. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2003 tenlang Struklur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Payakumbuh ( Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2003 Nomor 03 ) ; 2l.Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2003 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Lembaga Teknis Pemerintah Kota Payakumbuh tahun 2003 nomor 03 ) ; 22. Peraluran Daerah Kota Payakumbuh Nomor 04 tahun 2003 tentang Struktur organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota Payakumbuh Tahun 2003 ( Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2003 Nomor 04 ) ; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAYAKUMBUH MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI TERMINAL BAB I KETENTUAN UIVUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kota Payakumbuh b, Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Payakumbuh c. Walikota adalah Walikota Payakumbuh d. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Payakumbuh e, Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. f, Badan usaha adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah, dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, 3

5 perkumpulan, firma. Kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya ; g. Retribusi jasa usaha adalah rekibusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersil karena pada dasarnya ada pula disediakan oleh sektor swasta ; h. Retribusi Terminal yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas terminal yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah i, Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat atau menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi, j, Terminal penumpang Tipe A adalah terminal yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dan antar propinsi, antar kota dalam propinsl, angkutan kota dan angkutan pedesaan ; k. Terminal penumpang tipe B adalah terminal yang berfungsi melayani kendaraan umum angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan ; l. Terminal penumpang Tipe C adalah terminal yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan m. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran ; n. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengakapi sebanyak-banyaknya 8 ( delapan ) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan atau tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi ; o, Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 ( delapan ) tempat duduk tidak temasuk tempal duduk pengemudi, baik dengan tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi ; p. Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus ; q, Taxi adalah kendaraan umum dengan jenis mobil penumpang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer ; r. Tempat Kegiatan Usaha adalah tempaubangunan yang berada dalam wilayah terminal yang digunakan tempat usaha oleh orang pribadi atau badan yang meliputi kios/warung makan dan loket penyalur karcis; s, Fasilitas lainnya adalah meliputi wc umum dan kamar mandi umum yang berada dalam wilayah terminal ; t. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi ; 4

6 u. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan fasilitas terminal ; v. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPDORD atau dokumen lain yang dipersamakan adalah surat yang dipergunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah ; w. Surat Ketetapan Rehibusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ; x. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan unluk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban relribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi Daerah. y. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusl adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. z, Jalur pemberangkatan kendaraan umum adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menaikan penumpang. aa Jalur kedatangan kendaraan umum adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menurunkan penumpang bb Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur pemberangkalan cc Tempat istirahat adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan bagi mobil bus untuk beristirahat sementara sebelum melakukan pe1jalanan dd Tempat tunggu penumpang adalah bangunan berupa ruang tunggu didalam terminal penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan ee Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang 5

7 BAB II TIPE DAN FASILITAS TERMINAL Pasal 2 (1) Tipe terminal terdiri dari tipe A,B dan tipe C (2) Fasilitas terminal terdiri dari : a)fasilitas Utama berupa : 1) Jalur pemberangkatan kendaraan umum 2) Jalur kedatangan kendaraan umum 3) Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum 4) Bangunan kantor terminal 5) Tempat tunggu penumpang dan pengantar 6) Menara pengawas (tower ) 7) Loket penjualan karcis B) Rambu-rambu dan papan informasi yang sekurang-kurangnya memuat petun.juk jurusan, tarif dan jadwai perjalanan 9) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi b)fasilitas Penunjang berupa : 1) Kamar kecil / toilet 2) Mushalla 3) Kios/kantin 4) Ruang pengobatan 5) Ruang informasi dan pengaduan 6) Telepone umum 7) Tempat penitipan barang 8) Taman (3) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud ayat 2 huruf a pasal ini tidak berlaku untuk terminal Tipe C 6

8 BAB III NAIVA OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 3 Dengan nama Retribusi Terminal dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan jasa fasilitas yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pasal 4 Objek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas terminal yang meliputi : (a,) Penyediaan tempat kendaraan penumpang umum dan angkutan barang (b,) Penyediaan tempat kegiatan usaha (c.) Fasilitas lainnya dilingkungan terminal Pasal 5 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas terminal BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6 Retribusi Terminal digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha. BAB V CARA MENGATUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 7 Tingkat penggunaan jasa dihltung berdasarkan jenis, frekwensi dan jangka waktu pemakaian fasilitas terminal 1

9 BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal B (1) Prinsip dan sasaran dalam Penetapan Strukturdan besarnya Tarif Retribusi didasarkan atau tujuan untuk menutupi sebagian biaya serta untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) meliputi : a. Biaya operasional langsung meliputi biaya belajar pegawai, termasuk pegawai tidak tetap, belanja barang, belanja pemeliharaan, sewa tanah dan bangunan, biaya listrik dan semua biaya rutin / periodik lainnya yang berkaitan langsung dengan mendukung penyediaan jasa b. Biaya tidak langsung meliputi biaya administrasi umum dan biaya lainnya yang mendukung penyediaan jasa c. Biaya modal yang berkaitan dengan tersedianya aktiva tetap dan aktiva lainnya yang berjangka menengah dan panjang yang meliputi angsuran dan bungan pinjaman, nilai sewa tanah dan bangunan dan penyusutan aset d. Biaya lainnya yang berhubungan dengan penyediaan jasa seperti bunga atas pinjaman jangka pendek BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 9 (1) Setiap pengguna fasilitas terminal dikenakan retribusi (2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana yang dimaksud ayat 1 ditetapkan sebagai berikut BENTUK PELAYANAN JNS KENDARAAN & FASILITAS PENDUKUNG TARIF a.terminal angkutan penumpang umum Angkutan dalam kota 1. Angkutan kota - Kapasitas tempat duduk dibawah 16 - Kapasitas antara 16 s/d 26 - Kapasitas diatas / kali masuk 1000,- / kali masuk / kali masuk 8

10 2. Taksi / kali masuk Angkutan trayek antar kota dalam propinsi (AKDP) b. Angkutan Barang c,pemakaian tempat usaha d. ToileUwc umum 1. Kapasitas T,duduk dibawah Kapasitas antara 17 sld 26 3, Kapasitas diatas 27 Angkutan trayek antar kota antar propinsi (AKAP ) 1. Kapasitas T.duduk 17 sld 26 2, Kapasitas diatas2t 1. Pik Up sejenisnya 2. Colt Diesel 3. Fuso 1. Loket 2. Kedai 1. Buang air kecil 2. Buang air besar 3. Mandi Rp, / kali masuk Rp / kali masuk Rp, / kali masuk Rp / kali masuk Rp / kali masuk Rp / kali masuk Rp, 1500,- / kali masuk Rp. 2000,- / kali masuk Rp / bulan Rp, / hari Rp / kali masuk Rp / kali masuk Rp, 1,000.- /kali masuk (3) Bagi angkutan barang yang tidak masuk terminaljuga dikenakan Retribusi Terminal sesuai huruf b pasal ini BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSITERHUTANG Pasal 10 Masa retribusi terminal adalah : a,pasalg ayat 2 huruf a,b dan d jangka waktunya adalah perkali masuk b.pasalg ayat2 huruf c jangkawaktunya adalah untuk loket perbulan dan untuk kedai/kios perhari Pasal 11 Saat retribusi terhutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan 9

11 BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN] Pasal 12 Retribusi terhutang dipungut diwilayah daerah tempat pelayanan fasilitas diberikan BAB X TATA CARA PENDAFTARAN Pasal 13 (1) Wajib rekibusi mengisi SPDORD atau dokumen lain yang dipersamakan (2) SPDORD alau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat ( 1 ) harus diisi dengan.jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi (3) Bentuk, isi serta tata cara peneribilan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dltetapkan oleh Walikota BAB XI PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 14 (1) Berdasarkan SPDORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat ( 'l ) ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD alau dokumen lain yang dipersamakan (2) Bentuk, isi serta tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) ditetapkan oleh Walikota BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 15 (1) Pemungutan rehibusi tidak dapat diborongkan 10

12 (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan BAB XIII TATA CARA PEI\iIBAYARAN Pasal 16 (1) Pemungutan retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dan dibayar dimuka (2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) pasal ini diberikan tanda bukti pembayaran (3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan (4) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi dlatur oleh Walikota BAB XIV PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEIVBEBASAN RETRIBUSI Pasal 17 (1) Walikota dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian keringanan atau pengurangan rekibusi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi (3) Tata Cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Walikota. BAB XVI KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Walib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda paling banyak Rp ,000.- ( lima juta rupiah (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah tindak pidana pelanggaran, 1l

13 BAB XVII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat ( 'l ) pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut lebih lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. c, Meminta keterangan dan bahan bukti dad orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. d, Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah, e, Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi daerah. g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e. h, Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah. i, Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi, j. Menghentikan penyidik setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarga. k. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor B Tahun

14 (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Polri sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 107 ayat 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Terhadap retribusi terhutang, toko, kios. Loket yang ada diterminal sebelum ditetapkan Peraturan Daerah ini, ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku sebelumnya BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 1998 tentang retribusi terminal serta peraturan pelaksanaannya dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi Pasal 21 Hal-hal yang belum cukup dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota Pasal22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 13

15 Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Payakumbuh. Disahkandi :Payakumbuh pada tanggal /9'/'2oo4 WALIKOTA ffi PAYAKUMBUH JOSRIZAL ZAIN Diundangkan di Payakumbuh padatanggal 26't- bff. SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBU [/AHMUDA RIVA'I LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 20OdNOMOR D3 5orl 15- I 14