ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Transkripsi

1 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS AIR DI INDONESIA (POLICY ON WATERFOWL DEVELOPMENT IN INDONESIA) Drh.H. Sofyan Sudrajat, D. MS. Direktur Jendral Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian ABSTRACT Livestock development in Indonesia is visualized as to achieve healthy, productive and creative people through development of modern livestock husbandry based on local resources. Waterfowl plays a role as an alternative business to produce eggs and meat. Government policy in livestock development includes waterfowl as one of priorities in livestock development. Efforts in development of waterfowl will cover three aspects : micro aspect, macro aspect, global aspect. The application of the program will be conducted through development of farmers group, production area, revolving system, and partnership. ABSTRAK Pembangunan peternakan di Indonesia mempunyai visi untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui pembangunan peternakan tangguh berbasis sumberdaya lokal. Unggas air memiliki peran sebagai salah satu pilihan usaha penyedia telur dan daging, sehingga dapat dijadikan ternak andalan. Posisi unggas air dalam kebijakan pengembangan peternakan termasuk dalam komoditi ternak unggulan utama. Upaya pembinaan peternakan unggas air ditempuh dengan 3 dimensi, yaitu aspek mikro, aspek makro, aspek global. Sedangkan pola pembinaannya ditempuh pola pembinaan kelompok, pola kawasan, pola bergulir, clan pola kemitraan. PENDAHULUAN 1. Visi penting dari pembangunan pertanian adalah "terwujudnya masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan desentralistis." Dengan demikian penjabaran lebih lanjut dari visi pembangunan sektor pertanian tersebut untuk subsektor peternakan adalah "mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif serta kreatif melalui peternakan tangguh berbasis sumber daya lokal." 2. Pembangunan peternakan merupakan bagian dari suatu totalitas kinerja agribisnis, yang menjadi suatu kesatuan kinerja yang tidak terlepas dari subsistem agribisnis hulu berupa kegiatan ekonomi input produksi peternakan, informasi dan teknologi. Selain itu produksi peternakan merupakan rangkaian yang juga tidak akan lepas dari subsistem agribisnis hilir, yaitu perdagangan, pengolahan dan jasa agribisnis. Dan akhirnya Makalah Utama -15

2 produksi peternakan merupakan bagian dari subsistem penunjang, yaitu dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan yang kondusif bagi pengembangan agribisnis. 3. Dalam rangka menjabarkan visi tersebut, maka pembangunan peternakan adalah pembangunan peternakan modern, mandiri dan berkesinambungan. 4. Misi dari pembangunan peternakan akan mencakup penyediaan pangan asal ternak, pemberdayaan SDM, penciptaan peluang ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam pendukung peternakan. Unggas air merupakan salah satu komoditas penting yang memiliki peluang dan prospek yang cukup baik. Sehingga dapat dikembangkan di wilayah-wilayah yang sesuai dengan agroekosistemnya. Namun pengembangan ini hendaknya sesuai dengan tuntutan pasar, ketersediaan teknologi, SDM dan kelembagaan serta modal. PERANAN UNGGAS AIR DALAM EKONOMI PETERNAKAN 1. Menurut data BPR (1993) rumah tangga yang terlibat dalam usaha unggas air (itik) berjumlah 285 ribu rumah tangga. Ini berarti rumah tangga pemehhara unggas air 6,34% dari rumah tangga peternak secara keseluruhan. 2. Peran unggas air dalam pemenuhan daging unggas (2000) proporsinya adalah 1,70% dari daging unggas, sedang untuk telur sebesar 18,0%. 3. Dari tahun ke tahun peranan unggas air tetap penting yang ditunjukkan adanya peningkatan populasi selama 4 tahun terakhir. Selama 4 tahun tersebut telah terjadi kenaikan sebesar 4,73% per tahun. 4. Adanya krisis moneter yang belum pulih sampai saat ini, unggas berperan sangat penting, yaitu ternyata mampu menjadi penyelamat perekonomian masyarakat pedesaan yang ditunjukkan dari pertumbuhannya yang positif. Adapun sentra-sentra unggas air di lima propinsi terbesar berturut-turut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Aceh, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Sedangkan pada propinsi lain, unggas juga berperan penting dalam usahatani keluarga di pedesaan. 5. Unggas air dengan demikian memiliki peranan salah satu pilihan usaha, terkait dengan aspek perdagangan, keamanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup. Di dalam usahatani unggas air dapat bersifat sebagai komplementer, suplementer dan bahkan kompetitif di dalam suatu wilayah tertentu. 16- Lokakarya Nasional Unggas Air 2001

3 6. Peranan unggas air terhadap pembangunan peternakan nasional yaitu dalam penyediaan daging dan telur, dan terhadap petani secara langsung, yaitu peranannya terhadap peningkatan pendapatan. Dari hasil perhitungan berdasarkan struktur ongkos usaha peternak (BPS, 1996) setiap ekor itik dapat memberikan keuntungan sebesar Rp ,-/tahan. KEUNGGULAN TERNAK UNGGAS AIR Unggas air dapat dijadikan ternak andalan, karena ternak ini sebenarnya memiliki ketangguhan dan kemampuan yang tinggi untuk dapat dijadikan tumpuan harapan dengan pertimbangan-pertimbangan: 1. Unggas air ternyata tahan dan tangguh dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi, keuangan, teknis maupun sosial. Dari karakterisik yang demikian, maka unggas air memiliki stabilitas yang tinggi, sehingga berfungsi sebagai penopang atau landasan yang kuat bagi pertumbuhan pembangunan peternakan. Disamping itu unggas air telah teruji memiliki keunggulan kompetitif, berbasis pada kemampuan sendiri (domestik) atau kemandirian dan toleran terhadap perubahan lingkungan strategis (sosial, ekonomis, dll.). 2. Sifat unggas air adalah progresif, yang berarti dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbulkan efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. Unggas air ternyata dapat ditingkatkan produksinya melalui ekstensifikasi dan intensifikasi penggunaan faktor produksi dan teknologi serta kelembagaan. Selain itu berfungsi dalam proses daur ulang karena unggas air menghasilkan pupuk kandang yang berfungsi memperbaiki hara tanah yang ditanaman. Tanaman yang menggunakan pupuk kandang menghasilkan biomasa dalam bentuk produk primer maupun sekunder, yang semuanya dapat digunakan sebagai pakan ternak, mulsa dan kompos. Produk tanaman yang diberikan perlakuan mikroorganisme dapat memperbaiki kandungan nilai gizi maupun dalam peningkatan kualitas lingkungan. 3. Volume produksi yang dihasilkan oleh unggas air (1998), baik daging maupun telur, ukurannya relatif cukup besar. Dengan volume yang relatif cukup besar ini maka unggas air dapat merupakan determinan utama potensi pembangunan peternakan di daerah, yang berarti pula merupakan determinasi kelayakan suatu komoditi yang dapat diandalkan dalam perekonomian peternakan. 4. Memiliki sifat artikulatif yang artinya unggas air sangat memiliki keterkaitan antar subsektoral dan sektoral, bahkan antar wilayah. Sehingga unggas air memiliki "multiplier impact" yang relatif tinggi. Makalah Utama - 17

4 5. 6. Dalam usahatani tedapat saling keterkaitan antar jenis unggas air dengan usahatani tanaman pangan, dengan basis tanaman pangan pada jenis lahan basah dapat dikembangkan unggas air ini. Tersebar luas (disperse). Sudah sejak lama unggas air merupakan bagian dari kehidupan penduduk, sehingga unggas air sangat tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Selain tersebar luas, unggas air merupakan sumber pendapatan rumah tangga di pedesaan. POSISI UNGGAS AIR DALAM SOKO GURU PEMBANGUNAN PETERNAKAN Dalam rangka mengembangkan potensi unggas air, maka pengembangan komoditas peternakan tersebut dapat dianggap sebagai komoditi asalkan sesuai dengan agroklimat dan mendapat dukungan optimal dalam pemasarannya di wilayah tertentu. 2. Untuk melihat posisi unggas air dalam kebijaksanaan pembangunan peternakan, maka dapat dilihat dalam gambar berikut ini. KOMODITI TERNAK UNGGULAN UTAMA Sapi potong rakyat, kerbau, kambing, domba, ayam buras clan Mk PENDUKUNG Sapi perah, Ayam ras petelur clan peclaging, babi PELENGKAP Aneka ternak, kelinci, merpati, rusa, burung unta clan lain-lain Komoditi Utama Komoditi ternak utama adalah jenis ternak sapi potong, kambing, domba, ayam buras dan unggas air (itik). Jenis ternak ini merupakan komoditi ternak asli Indonesia (ternak lokal) yang sangat potensial sebagai sumber 18 - Lokakarya Nasional Unggas Air 2001

5 tumpuan kehidupan masyarakat pedesaan, dan dapat dianggap sebagai komoditi utama dalam memberdayakan peternak di pedesaan untuk dapat mensejahterakan dirinya yang pada gilirannya akan mensejahterakan seluruh masyarakat dengan produk ternaknya. Komoditi Pendukung Komoditi ayam ras baik petelur dan pedaging, babi dan ternak sapi perah merupakan komoditi pendukung, karena komoditi ini tingkat ketergantungannya masih tinggi terhadap agro input dan teknologi dari luar. Komoditi ini cukup berperan dalam perekonomian pedesaan serta pada waktu yang lalu juga menunjukan peran yang kuat dalam mensuplai kebutuhan hasil ternak. Komoditi Pelengkap Komoditi aneka ternak seperti kelinci, merpati, rusa, burung unta dan jenis aneka ternak lainnya merupakan komoditi pelengkap, kerena ternak ini dapat dikembangkan sebagai komoditi penunjang konsumsi pangan hewani rakyat dan sumber pendapatan alternatif. Dengan demikian, maka unggas air (itik) merupakan komoditas unggulan dan strategic, karena merupakan komoditas utama. Upaya Pembinaan UPAYA DAN POLA PEMBINAAN Pada dasarnya upaya pembinaan peternakan unggas air memiliki 3 dimensi penting, yaitu : 1. Aspek Mikro a. b. Aspek mikro pembinaan unggas air bertujuan untuk menigkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani melalui peningkatan produksi peternakan. Sehigga sasaran yang ingin dicapai adalah pendapatan rata-rata persatuan tenaga kerja pria di atas Upah Minimum Regional (UMR). Upaya yang dilakukan adalah upayaupaya meningkatkan efisiensi, produktivitas dan daya saing di tingkat usahatani. Sehingga peningkatan efisiensi dilakukan melalui upaya penigkatan populasi atau peningkatan jumlah ternak per usahatani (farm size). Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan skala ekonomi, yaitu pendekatan kelompok usaha bersama dalam suatu kawasan sentra pengembangan agribisnis unggas air. Seiring dengan upaya peningkatan efisiensi dilakukan juga peningkatan produktivitasnya melalui penerapan teknologi tepat guna. Sedangkan peningkatan daya saing dilakukan melalui manajemen Makalah Utama - 19

6 mutu terpadu dengan menerapkan good farming practices, good breeding practices, good processing practices dan good marketing practices. c. Aspek mikro pembinaan pada prinsipnya adalah pemberdayaan usaha peternakan kecil dan menengah melalui pengembangan sumber daya melalui pendekatan kelompok tani (dalam bentuk kelompok usaha bersama atau koperasi peternak). 2. Aspek Makro a. Aspek makro pembinaan itik lokal terkait dengan ketahanan pangan nasional, khususnya pangan protein hewani. Sasaran yang ingin dicapai dalam kerangka ketahanan pangan nasional ini adalah unggas air diharapkan mampu untuk meningkatkan ketersediaan pangan protein hewani asal ternak, yaitu sasaran 6 gram/kapita/hari protein hewani asal ternak tercapai. b. Dalam aspek makro ini, upaya yang dapat ditempuh dalam pembinaan unggas air menuju usaha yang berwawasan agribisnis adalah pengembangan sumber daya manusia melalui pembentukan dan pembinaan kelompok sebagai wadah belajar mengajar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berusaha. c. Selain itu kerangka makro pembinaan unggas air tidak boleh lepas dari kelembagaan pelayanan. Dalam hal ini kelembagaan pelayanan diarahkan menjadi pelayanan dari, untuk dan oleh petani. Melalui kelembagaan ini masalah kebutuhan bibit, pakan, pelayanan kesehatan hewan, kredit dan sebagainya dapat dipecahkan sendiri oleh kelompok tani ternak dengan bimbingan petugas. d. Agar aspek makro ini mencapai sasarannya, maka strateginya adalah mendesentralisasikan tanggung jawab dengan menerapkan perencanaan yang partisipatif. Dalam hal ini pemerintah berprinsip bahwa pengembangan usaha peternakan adalah urusan masyarakat itu sendiri, pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Selain desentralisasi, maka strategi lainnya yang perlu dikembangkan dalam aspek makro adalah privatisasi, kemitraan dan deregulasi/ debirokratisasi. 3. Aspek Global Dari aspek global, peternakan yang berbasis sumber daya lokal harus dikaitkan dengan tujuan substitusi impor atau dalam jangka panjang untuk meningkatkan ekspor, sehingga menghemat devisa negara. Dalam kerangka global ini upaya yang dilakukan adalah peningkatan mutu dan keamanan pangan. Strategi yang ditempuh adalah pengembangan manajemen mutu dari aspek budidaya sampai ke konsumen (food safety program). 20- Lokakarya Nasional Unggas Air 2001

7 Pola Pelaksanaan Pembinaan Pembinaan ditempuh melalui beberapa pola, yaitu: 1. Pola pembinaan kelompok (tingkat usahatani) Operasional pola pembinaan ditekankan kepada pembentukan dan pengembangan kelompok tani, sehingga kelompok tani tersebut berfungsi sebagai sarana belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja sama dan sebagai kelompok usaha. Pola pembinaan dilaksanakan secara bertahap sejak dari pembentukan kelompok baru, pengembangan kelompok binaan clan akhirnya menjadi kelompok tani ternak yang mampu melakukan kerja sama dengan kelompok tani lainnya, membentuk kelompok usaha bersama atau bagian dari unit usaha mandiri dalam wadah koperasi peternak. 2. Pola kawasan Pola pembinaan ditempuh juga dengan pola kawasan. Pola kawasan dimaksudkan adalah suatu kawasan yang ditetapkan untuk pengembangan unggas air sesuai agroklimat dan agroekosistem setempat yang cocok. Selain kesesuaian agroklimat clan agroekosistem, pola kawasan tersebut akan mempermudah pemasaran, pelayanan serta akses lembaga keuangan. Melalui pola kawasan, pemerintah akan sangat mudah apabila berniat membantu untuk memperkuat kelembagaannya. 3. Pola bergulir Dalam rangka pembinaan peternakan berbasis sumber daya lokal menuju usaha yang berwawasan agribisnis, maka bantuan pemerintah merupakan bantuan langsung yang harus dikelola dengan pola bergulir. Pola bantuan bergulir untuk unggas air ditentukan dalam bentuk uang yang digunakan sesuai dengan proposal yang disusun bersama oleh kelompok itu sendiri. 4. Pola kemitraan Dalam rangka mendukung keberhasilan pembinaan ternak lokal, seyogyanya sejak awal sudah dihadirkan pengusaha yang dapat berperan sebagai perusahaan penghola, penghela atau sebagai inti. Melalui pola kemitraan ini dapat dirancang sejak awal mutu produk, harga dan pasokan dari kawasan yang telah ditentukan sesuai dengan permintaan pasar. PENUTUP Demikian pokok-pokok kebijakan pengembangan Agribisnis Unggas Air di Indonesia, semoga bermanfaat. Terima kasih. Makalah Utama - 21