Pengobatan psikologis untuk depresi dan kecemasan pada demensia dan gangguan kognitif ringan: review sistematis dan meta-analisis
|
|
- Glenna Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengobatan psikologis untuk depresi dan kecemasan pada demensia dan gangguan kognitif ringan: review sistematis dan meta-analisis Latar belakang Kecemasan dan depresi adalah suatu yang umum pada orang dengan demensia dan penurunan kognitif ringan, tapi terdapat ketidakpastian tentang keefektivitasan antara terapi farmakologis dan psikologisnya. tujuan Untuk mengevaluasi bukti keefektivitasan perawatan psikologis dalam mengobati depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia dan gangguan kognitif ringan (MCI) Metode Kami melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisispercobaan terkontrol acak (RCT) dari perawatan psikologis dibandingkan dengan perawatan biasa pada orang dengan demensia dan MCI. Hasil utamanya adalah gejala kecemasan dandepresi. Hasil sekundernya adalah kualitas hidup, kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, gejala neuropsikiatri,kognisi dan gejala depresi yang dinilai oleh pengasuh. hasil Kami menggunakan enam RCT, yang melibatkan 439 peserta dengan demensia, yang menggunakan terapi kognitif-perilaku, interpersonal terapi, konseling ataupun intervensi multimodal termasuk terapi psikologis tertentu. Kami menemukan efek yang menguntungkan untuk pasien depresi dan kecemasan. Secara keseluruhan, kualitas untuk buktinya termasuk sedang untuk depresi dan rendah untuk kecemasan,dikarenakan terbatasnya metodologi studi yang kami identifikasi dan terbatasnya jumlah percobaan. kesimpulan Bukti dari enam RCT menunjukkan bahwa perawatan psikologis efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan bagi orang-orang dengan demensia. terdapat kebutuhanuntuk diadakannya percobaan multicenter berkualitas tinggi, termasuk didalamnya anggota yang terstandarisasi dg baik.
2
3 Depresi dan kecemasan termasuk umum pada orang dengan demensia dan gangguan kognitif ringan (MCI). Perkiraan prevalensigejala depresi pada orang dengan demensia berkisar antara 10 dan 62%, dengan tingkat yang jauh lebih rendah ketika menggunakan kriteria yangketat untuk depresi. Orang dengan MCI juga rentan terhadapdepresi, dengan tingkatnya dilaporkan pada 36% dan untuk tinggi pada 63%. gejala Kecemasan sama-sama sering,dengan tingkat antara 8-71% untuk orang dengan demensia dan antara 10-74% untuk orang dengan MCI. Relatif kurang diketahuitentang prevalensi gangguan kecemasan pada demensia dan MCI, dengan tingkat hingga 49% untuk gangguan kecemasan-spesifik saat menggunakan kriteria Konsorsium untuk diadakannya Registry untuk Penyakit Alzheimer - Behavioral rating scale untuk Dementia - Consortium to Establish a Registry for Alzheimer s Disease Behavioral Rating Scale for Dementia(CERAD-BRSD). Kecemasan dan depresi memiliki dampak besar pada hasilkarena mereka mengurangi kemampuan untuk hidup mandiri, meningkatkan risiko kelembagaan dan berdampak pada rasa bersalah pengasuh yang lebih tinggi. Pada orang dengan MCI, gejala awal depresi sering bisa resisten terhadap antidepresan, sedangkan depresi dan kecemasan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat yang lebih tinggi terhadap perkembangan penyakit alzheimer. Rekomendasi baru-baru ini telah menekankan bahwa pengobatan gejala kecemasan dan depresi harus menjadi bagian penting dari pengobatan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Meskipun pendekatan farmakologis biasa digunakan untuk kecemasan dan depresi pada demensia, hal ini dapat memiliki efek samping dan masih secara keseluruhan tidak efektif. Batasan selanjutnya termasuk sejumlah kecil uji coba dilakukan untuk disesuaikan dengan ukuran sampel yang kecil, dengan kebanyakan studi menyelidiki kelas antidepresan dan tidak menggunakan kerutinan dalam mengobati depresi pada orang dengan demensia di praktek klinis. Oleh karena itu, perawatan psikologis diadaptasi untuk digunakan pada orang-orang dengan gangguan kognitif yang mana dapat menawarkan pendekatan alternatif. Ulasan lain telah menyimpulkan bahwa psikoterapi mengurangi depresi pada orang dewasa yang lebih tua dengan gejala depresi dan perawatan psikologis tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis umumpada gangguan depresi masa tua. tidak terdapatnya ulasan dari peneliti, bagaimanapun, mengevaluasi perawatan psikologis pada orang dengandemensia dan MCI. Berbeda dengan tinjauan sebelumnya, tinjauan iniberfokus pada intervensi psikologis untuk orang dengan demensia ataumci, didefinisikan sebagai pendekatan psikoterapetik yang bertujuan untuk mengobatidepresi dan kecemasan,
4 menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia, seperti terapi kognitif-perilaku (CBT),terapi psikodinamik, terapi interpersonal dan konseling suportif. Jadi, dibandingkan dengan ulasan sebelumnya yang mengevaluasi intervensi Kecemasan target dan depresi dengan memasukkan beberapa elemen psikologis (misalnya memori ), atau berfokus pada perubahan lingkungan atau olahraga, tujuan utama ulasan ini adalah untuk menentukan apakah intervensi psikologis mengurangi depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia dan MCI. Tujuan sekundernya adalah untuk menilai apakah: (a) intervensi psikologis meningkatkan kualitas hidup pasien, kognisi, aktivitas sehari-hari (ADL), dan mengurangi gejala perilaku dan psikologis demensia selain kegelisahan dan depresi dibandingkan dengan perawatan yang biasa; dan (b) apakah perawatan psikologis meningkatkan kualitas hidup pengasuh atau mengurangi beban pengasuh. Artikel ini didasarkan pada Cochrane Review oleh penulis yang sama, dengan rincian penuhnya diterbitkan oleh Cochrane Library. METODE Kami mencari database Demensia Cochrane dan Peningkatan Kognitif dari masukan Kelompok khusus dan kesehatan utama seperti contohnya MEDLINE, Embase, CINHAL, PsycINFO, ALIOS dan LILACS. pencarian kami juga termasuk sejumlah sumber pustaka yang belum jelas. Pencarian Database selesai pada Januari Kami mencari untuk semua 'Pengobatan MCI' dan studi 'Pengobatan Demensia' dengan hal tambahan yang relevan. Untuk melihat daftar semua sumber cari database Alois, lihat website Alois ( ox.ac.uk/alois/). Kami mencari kutipan untuk tambahan percobaan dan menghubungi penulis yang bersangkutan dari uji coba yang telah diidentifikasi untuk referensi tambahan dan data yang nanti tidak dipublikasikan. Kami pindaidaftar referensi dari publikasi yang telahteridentifikasi dan semua ulasan makalah yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan di demensiadan MCI. Kami mencantumkan semua uji coba terkontrol secara acak (RCT) yang termasuk kelompok kontrol (perawatan biasa) atau kelompok pembanding yang tidak menerima intervensi psikologis tertentu. kriteria tambahannya adalah bahwa penelitian ini memberikan informasi yang memadai tentang desain studi dan hasil, dan data yang terpisah antara peserta dengan demensia dan MCI. Kriteria yang termasuk adalah peserta dewasa yang lebih tua
5 yang terdiagnosis dengan demensia, penyakit Alzheimer atau sindrom otak organik, menurut DSM-IV, ICD-10 atau sebanding, dan peserta dengan diagnosis MCI, dalam kondisi apapun (misalnya rumah, masyarakat, lembaga). Definisi apapun dari MCI dapat diterima selama kriteria yang digunakan itu telah diterbitkan dan termasuk didalamnya bukti gangguan kognitif objektif, tetapi tidak terdapat demensia. Dalam ulasan ini, kami menganggap terapi psikologis yang manapundirancang untuk mengurangi gejala depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia, yang didefinisikan sebagai intervensi yang: (a) dirancang untuk mengurangi kecemasan dan depresi atau meningkatkan fungsi adaptif; (b) didasarkan pada teori psikologi; dan (c) melibatkan interaksi terstruktur antara fasilitator dan peserta, yang menggabungkan metode psikologis. IntervensiMemenuhi syarat meliputi: (a) CBTs (termasuk CBT, kognitif Terapi analitik, terapi perilaku atau perilaku manajemen, wawasan rasional singkat dan terapi pemecahan masalah); (b) terapi pelatihan relaksasi (misalnya relaksasi otot progresif); (c) terapi psikodinamik (termasuk psikoterapi singkat dan wawasan yang berorientasi psikoterapi); (d) terapi interpersonal; dan (e) terapi suportif / konseling. Kami singkirkan perawatan Yang diidentifikasi sebagai perawatan obat, olahraga, terapi memori, musikterapi, seni dan terapi drama, berteman atau bibliotherapy Dua pengulas bekerja sendiri2 untuk mengidentifikasi RCT yang memenuhi kriteria yang termasuk, dan data diekstrak secara mandiri. Mereka membahas setiap perbedaan pendapat dengan penulis keempat dan ketiga. Kami menghubungi penulis dari uji coba utama, dan bertanya jika ada keraguan mengenai data yang hilang atau Rincian metodologis percobaan. Kami melakukan pendekatan yang direkomendasikan Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions, untuk menilai risiko bias, membahas domain dari urutan generasi, alokasipenyembunyian, masking, data hasil tidak lengkap, pelaporan selektif dan isu-isu lainnya. Kami menggunakan model efek yang terfiksasi untuk mewakili efek estimasi secara keseluruhan. Kami menggunakan standar rata-rata perbedaan di beberapa analisis karena tidak semua studi menggunakan skala hasil yang sama. Kami melakukan semua perhitungan dengan RevMan 5.0 untuk windows. Kami menilai heterogenitas antara penelitian penelitian yang menggunakan tes chi-squared.kami anggap P-value <0.10 agar menjadi signifikan secara statistik. Kamiukur heterogenitas dengan menggunakan statisitk I 2.
6 Hasil Kami mengidentifikasi total 349 referensi melalui pencarian database(januari 2013), dengan tiga referensi tambahan teridentifikasi (yaitu daftar referensi dari studi yang telah dikenali dan ulasan literatur). Setelah penghapusan data data yang terduplikat dan artikel yang jelas tidak relevan, kami ambil 62 catatan teks lengkap. dari 62 referensi ini, kita menyingkirkan 22 referensi karenatidak relevan, menyisakan 40 referensi teks lengkap untuk sepenuhnya dinilai untuk uji kelayakan. Dari jumlah tersebut, kami singkirkan total 32 studi karena mereka tidak memenuhi kriteriareview, sementara satu studi sedang direview dan satu penelitian sedang menunggu pengklasifikasian, dengan informasi lebih lanjut yang diperlukan untuk mengklarifikasi apakah studi itu akan memenuhi kriteria inklusi dari ulasan ini/tidak. Dengan demikian, kami menemukan enam studi yangmemenuhi syarat untuk diikutkan (Gambar. 1) untuk rincian proses pencarian. Hasil primer Depresi Hasil secara signifikan mengatakan pengobatan psikologis lebih disukai (6 studi, standar ratarata Perbedaan (SMD) 70,22; 95% CI 70,41-70,03) dalam mengurangi gejala depresi bagi penderita demensia (Gambar. 2), dengan sedikit heterogenitas antara kedua studi (I 2 = 21%) Kecemasan Penatalaksanaan psikologi mengurangi kecemasan diukur dengan Rating Anxiety in Dementia Scale. Tidak terdapat perbedaan hasil antara kecemasan pada pengasuh. Hasil sekunder -Kualitas hidup Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada pasien / pada pengasuh
7 -Aktivitas kebiasaan hidup sehari hari Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada pasien dengan demensia -Gejala neuropsikiatri Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada Gejala neuropsikiatri -Kognisi Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada kognisi pasien -Depresi pengasuh Penatalaksanaan psikologis untuk orang dengan demensia tidak menunjukan efek pada pengasuh Diskusi Hasil enam RCTs dengan total peserta 439 ( 216 menerima pengobatan psikologis, 223 di kelompok kontrol ) menunjukkan bahwa pengobatan psikologis mengurangi gejala depresi pada orang dengan demensia. Data dari dua penelitian menunjukkan bahwa pengobatan psikologis bermanfaat pada orang dengan demensia dengan mengurangi gejala kecemasan diukur dengan alat clinician-rated. Hasil perbandingan yang baik dengan studi terbaru, yang ditemukan minimal atau tidak manfaat intervensi farmakologi dalam mengobati depresi pada demensia. Meskipun kecemasan dan depresi adalah dasar untuk hasil primer ini, hanya dua data yang ccok untuk mempelajari kecemasan, dan tidak ada efek perawatan psikologis pada hasil sekunder, seperti aktivitas keseharian, kualitas hidup, gejala neuropskiatrik dan kognisi, atau pada depresi caregiver. Terapi psikologis yang dipertimbangkan dalam penelitian ini berasal dari berbagai perspektif yang bersifat teoritis, dan di semua protokol penelitian masing masing menjelaskan tentang terapi secara rinci. Selain itu, semua mempelajari sasaran gejala kecemasan dan depresi melalui pendekatan psikologis, yang mengajarkan orang dengan demensia keterampilan langsung untuk mengurangi kecemasan dan depresi. Namun demikian, kami telah melakukan percobaan termasuk dalam penelitian ini dievaluasi beragam intervensi psikologis dan beberapa menggunakan kombinasi dari pengobatan. Panjang dan durasi intervensi juga
8 bervariasi dalam penelitian, yang mengarah ke perbedaan intensitas dan frekuensi dari perawatan psikologis. pembatasan dari penelitian ini adalah variasi yang sangat besar antara berbagai penelitian, intensitas dan lama terapi psikologis yang dievaluasi, yang dapat memberikan kontribusi pada kesulitan dalam menginterpretasikan data. Tidak ada uji coba pengobatan psikologis ditujukan untuk orang dengan MCI yang dimasukkan kriteria kami. Tiga penelitian diidentifikasi baik tidak menggunakan sebuah desain RCT, peserta gangguan kognitif tidak ditentukan sesuai untuk kriteria MCI atau intervensi itu didasarkan adalah pada psikologis namun secara khusus pada kognitif menurun. Tidak ada satupun dari penelitian yang melaporkan kejadian buruk. Kualitas Penelitian Risiko bias masih banyak untuk sebagian besar penelitian, dengan informasi dan laporan yang diberikan membuktikan tidak cukup untuk menentukan resiko bias terkait dengan indicator methodological. Yang termasuk lima penelitian yang berada dalam di risiko bias terdapat beberapa domain seperti keterbatasan tentang urutan generasi acak, alokasi pasti, peserta dan tenaga, penilaian dan hasil akhir yang tidak tercantum. Secara keseluruhan kelengkapan dan penerapan bukti Penelitian menggunakan tinjauan hanya pada sebagian yang dapat menjawab pertanyaan.beberapa penelitian yang diberikan data sekunder dari gejala kecemasan dan kami tidak dapat melakukan satu pun analisis subgroup. Kebanyakan penelitian selama ini yang telah dilakukan di amerika serikat dan eropa, membatasi generalisability ke seluruh dunia.di kebanyakan penelitian, informasi mengenai pengobatan psikotropika terbatas. Sebagian besar peserta telah mengalami demensia ringan, tetapi terdapat satu uji coba yang dilakukan dengan penghuni rumah pengobatan yang mengalami demensia lebih parah. Hasil penelitian yang ditetapkan oleh cochrane collaboration. kami menggunakan keseluruhan dan sensitif untuk mengidentifikasi i; pertama ( v.o. ) dan kedua penulis ( a.q. ) dilakukan secara independen pemilihan untuk penelitian, data ekstraksi dan penilaian resiko bias.saat ini menyajikan tinjauan dan membahas semua hasil yang dijelaskan di dalam protokol yang dianalisa, tidak peduli apakah atau tidak ada makna statistik.akhirnya, itu harus menyadari ada perbedaan hal penerimaan ke dalam pengobatan ( protokol misalnya, dua kriteria kecemasan ).
9 Hasil menunjukkan bahwa pengobatan psikologis lebih baik untuk layanan yang biasa dalam mengurangi perasaan depresi yang dialaminya dan cemas, walaupun kami adalah orang tidak dapat untuk menyelidiki apakah mereka lebih baik dibanding kontrol. Tinjauan yang ada saat ini adalah di secara sistematis yang berbeda melalui analisis intervensi psikologis untuk mengurangi kecemasan atau depresi yang dapat dilakukan terutama dengan orang-orang dengan demensia, daripada berfokus pada perubahan keterampilan lingkungan. Sebelumnya selama ini terkonsentrasi terhadap efektivitas dan efisiensi l kegiatan kegiatan lain (rangsangan kognitif, rehabilitasi kognitif) yang tidak bertujuan secara khusus pada kecemasan atau depresi. Tinjauan ini menunjukkan bahwa apakah npenagobatan non farmakologi dapat berguna, dan berpotensi efektf, dalam hal untuk meningkatkan hasil psikologi. namun, sejumlah penelitian masih terdapat kurang jelasnya diagnosis depresi atau kecemasan kejiwaan. Implikasi untuk praktek dan penelitian Ada cukup bukti bahwa kualitas psikologis pengbatan dapat mengurangi gejala depresi pada orang dengan demensia, dan bukti bahwa mereka dapat mengurangi kecemasan.meskipun berefek bagi depresi sangat kecil,tetapi berguna untuk efek kecemasan yang menunjukkan bahwa pendekatan psikologis mungkin terkait dengan potensi perbaikan di kedua gejala depresi dan kecemasan.hasil penelitian ini membandingkan dengan sedikit bukti pengobatan farmakologi untuk kecemasan dan saat ini mash sedikit lemah untuk penggunaan antidepressants ketika mengobati depresi pada demensia.mengingat bahwa tidak ada kejadian buruk yang melaporkan terkait dengan penggunaan pengobatan psikologis, dapat disimpulkan bahwa bermanfaat bagi orang dengan demensia. Sedikitnya pada penelitian ini dan yang lainnya pada jenis dan durasi pengobatan membuat sulit untuk menarik kesimpulan tentang cara terbaik untuk memberikan pengobatan psikologis. Pencobaan itu harus fokus pada theory-based psikologis terapi standart, daripada pendekatan multimodal p yang menggabungkan berbagai pendekatan. Kurangnya data follow-up membuat sulit untuk menggunakan penelitian ini untuk menginformasikan evidence-based tentang cara terbaik untuk memberikan layanan terapi psikologis, dan hal ini masih ditambah oleh kurangnya data tentang cost-effectiveness. Penelitian yang akan datang juga harus memeriksa longerterm efek terapi psikologis untuk orang dengan demensia.
Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome.
Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome. [Subjek dan Metode] Empat elektronik database digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat mengalami penurunan fungsi, yang disebut dengan gagal ginjal. Prevalensi gagal ginjal di dunia cukup tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi mengakibatkan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke (Nufus, 2012). Stroke menjadi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.
BAB IV METODE PENILITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Klinik VCT RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Juni2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Usia Harapan Hidup Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Rata-rata usia harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2010-2015 ialah 70,1 tahun, hal tersebut telah menunjukkan tingkat
Lebih terperinciIPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.
IPAP PTSD Tambahan Prinsip Umum I. Evaluasi Awal dan berkala A. PTSD merupakan gejala umum dan sering kali tidak terdiagnosis. Bukti adanya prevalensi paparan trauma yang tinggi, (termasuk kekerasan dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian faktor faktor yang berkontribusi terhadap
77 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian faktor faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam konteks asuhan keperawatan di Poliklinik Endokrin RSHS Bandung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah sumber mengatakan sekitar 85% wanita mengalami gejala fisik dan emosi menjelang masa ini. Gejala paling mudah dilihat dari sindrom pra menstruasi ini adalah mudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami peningkat yang substansial. Hampir seluruh negara di dunia mengalami pertumbuhan populasi usia lanjut.
Lebih terperinciJOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001
JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Jiwa Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun pagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menyebabkan gangguan neurologis berdasar berat ringannya gangguan pembuluh darah. Pada stroke, gejala utama yang timbul adalah defisit neurologis mendadak, didahului
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengontrol kadar gula darah. Menurut Cunha., et al, (2008) bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Istirahat tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang mendasari pemenuhan kebutuhan selanjutnya. Istirahat tidur sangat dibutuhkan manusia dalam keadaan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia) diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit ganas pada serviks uterus yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan 18.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit
Lebih terperinciBIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami
BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI Oleh: Hartini Sri Utami Definisi Bias adalah kesalahan sistematis dalam memilih subjek penelitian atau mengumpulkan data yang menyebabkan taksiran yang salah (incorrect estimates)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bell s palsy adalah paralisis saraf fasial unilateral akut yang
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Bell s palsy adalah paralisis saraf fasial unilateral akut yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1821 oleh seorang anatomis dan dokter bedah bernama Sir Charles
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta seperti menjadi magnet yang menarik orang untuk datang dan tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala kemudahan dan serba
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung kongestif (GJK) dalam bahasa Inggris disebut dengan Congestive Heart Failure (CHF) merupakan sindrom klinis kompleks yang di dapat dari hasil gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator kesejahteraan rakyat pada suatu negara. Angka harapan hidup penduduk Indonesia naik dari 70,45
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001) menyatakan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas), edema dan tanda objektif adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, Indonesia memiliki masalah gizi yang disebut dengan beban gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciPedoman AHS / AAN adalah hasil dari pencarian sistematis, review ahli, dan sintesis rel- Evant bukti untuk perawatan pencegahan episodik migrain.
Pedoman AHS / AAN adalah hasil dari pencarian sistematis, review ahli, dan sintesis rel- Evant bukti untuk perawatan pencegahan episodik migrain. Bukti diidentifikasi dalam merumuskan pedoman sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang telah mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciData Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa. prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga
1 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) dan Provinsi DI Yogyakarta berada sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di seluruh dunia. Individu dengan insomnia merasa sulit untuk tidur atau tetap tidur. Insomnia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tahun 2025 sebagaian besar orang-orang dengan usia lanjut kemungkinan akan menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini prevalensi usia lanjut didunia diperkirakan mencapai 524 juta jiwa dan akan terus meningkat hingga mencapai 1,5 milyar pada tahun 2050 (WHO, 2015).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperincimanusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu
Demensia Oleh : Anglia Febrina Manusia pada dasarnya selalu berkembang. Perkembangan setiap manusia memiliki proses dan tahap-tahap yang harus dihadapinya. Setiap manusia akan melalui tahap bayi, anakanak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa infertilitas merupakan masalah utama dalam kesehatan kesuburan yang memiliki dimensi fisik, psikologis dan sosial
Lebih terperinciBIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ
BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengalami perubahan orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar & Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), termasuk salah satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang berpenduduk dengan struktur tua (lansia). Data Departemen Sosial (Depsos)
Lebih terperinciNYERI DAN EFEK PLASEBO
NYERI DAN EFEK PLASEBO NYERI APA YANG DIMAKSUD DENGAN NYERI? Teori Nyeri terdahulu: Nyeri merupakan Sensasi Dideskripsikan sebagai berikut: 1. Kerusakan jaringan menyebabkan sensasi nyeri 2. Keterlibatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa lansia merupakan suatu masa dimana banyak terjadi penurunan fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel yang sudah tua dan usang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang, khususnya bidang perekonomian, kesehatan, dan teknologi menyebabkan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejala negatif skizofrenia merupakan dimensi psikopatologi penting yang mencerminkan tidak adanya atau berkurangnya perilaku dan fungsi normal, termasuk kekurangan
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009
NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009 Oleh: dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang mempengaruhi dimensi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan kebanyakan terjadi pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang- bidang lain membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang disebabkan oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen yang menyebabkan ketidakseimbangan regulasi proliferasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciGangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU
Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 PPDGJ I (1973) : disamakan dgn SOO PPDGJ II (1983) : dibedakan dgn SOO PPDGJ III (1993) : hanya dipakai nama GMO
Lebih terperinciHasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal
LATAR BELAKANG Stevens - Johnson sindrom (SJS) dan Nekrolisis epidermal (TEN) adalah reaksi obat kulit parah yang langka. Tidak ada data epidemiologi skala besar tersedia untuk penyakit ini di India. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering kedua setelah demensia Alzheimer.
Lebih terperinciDAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik
Lebih terperinciResume Review Journal
Resume Review Journal 1. Jurnal Review (SM Review 1) Psychological treatments for chronic posttraumatic stress disorder Jurnal ini memiliki Latar Belakang kemanjuran relatif dari pengobatan untuk kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan keadaan dimana kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan (WHO, 2005). Kesehatan terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi Amerika, Eropa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, Dadang yang awalnya ingin melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara serentak batal menikah, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan psikologis dan fisik, pencarian identitas juga membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita
Lebih terperinci