INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436

Transkripsi

1 POLA PEMBELAJARAN NABI MUHAMMAD SAW DALAMPEMBINAAN FIKIH ANAK (ANALISIS PERSPEKTIF HISTORIS) Skripsi Diajukan Oleh : SURATMIN Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI NIM: INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR بسم هللا الرحمن الرحيم Segala puji syukur kehadhirat Allah SWT, berkat qudrah dan iradah- Nya penulis telah dapat menyelesaikan sebuah skripsi yang berjudul Pola Pembelajaran Nabi Muhammad SAW Dalam Pembinaan Fikih Anak Selanjutnya shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membina umat manusia dari kebodohan kepada generasi yang berilmu pengetahuan. Skripsi ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan masukan berbagai pihak, terutama sekali berkat adanya bimbingan, arahan dan saran-saran dari Bapak Iqbal Ibrahim, M.Pd (selaku pembimbing pertama) dan selanjutnya kepada Bapak H. Marhaban, MA (selaku pembimbing kedua) yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan serta masukan yang berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam beserta para dosen dan Pimpinan IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, yang telah banyak memberikan motivasi dan sumbangsih morilnya bagi selesainya studi penulis pada lembaga yang kita cintai ini. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi dalam mendukung segala kegiatan perkuliahan dan juga ikut memberikan dorongan dan semangat dalam iv

5 menyelesaikan skripsi ini. Di samping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperkuliahan yang ikut memberikan sumbangsihnya baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat berbagai kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritikan yang bersifat kontruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini serta untuk pengetahuan penulis di masa mendatang. Akhirul kalam, kepada Allah jua kita berserah diri dan semoga skripsi ini ada manfaatnya. Amin ya rabbal alamin. Langsa, 2 Februari 2015 Penulis v

6 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR LAMPIRAN... viii ABSTRAK... ix BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Penjelasan Istilah... 5 D. Tujuan Penelitian... 8 E. Manfaat Penelitian F. Metode Penelitian... 8 BAB II : KAJIAN TEORI A. Pengertian Fikih dalam Islam B. Sumber-Sumber Fikih Islam C. Tujuan dan Keistimewaan Mempelajari Fikih Islam D. Kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Pembinaan Fikih 22 E. Sejarah Perkembangan Ilmu Fikih BAB III : PEMBAHASAN A. Pola Pembelajaran Nabi Muhammad SAW dalam Pembinaan Fikih Anak B. Kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Pengaruhnya Terhadap Pembinaan Fikih Kepada Anak C. Tanggung Jawab Orang Tua Yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW dalam Mendidik Anak vi

7 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing... viii

9 ABSTRAK Pendidikan fikih harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Sebab anak yang tidak memiliki nilai-nilai agama akan berdampak pada sikap dan perbuatan yang tidak memiliki tujuan yang sesuai dengan pendidikan agama Islam, yaitu berbuat hal tanpa terkontrol dengan baik dan tanpa rasa takut terhadap pertanggung jawaban Allah SWT. Pemahaman agama yang dimiliki oleh Rasulullah SAW dibuktikan dalam bentuk tingkah laku agar bisa di taati oleh seluruh umatnya. Rasulullah SAW memiliki keteladanan yang baik dalam segala kegiatan yang dijalankannya, terutama sekali dalam beribadah kepada Allah SWT dan berprilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini mereka lakukan agar umatnya selalu mengikutinya. Sekarang ini banyak ditemukan anak-anak yang tidak mentaati lagi ajaran-ajaran Islam, seperti mengerjakan ibadah shalat, berpuasa berprilaku yang kurang baik dan hal ini merupakan penyimpangan dari nilai-nilai agama. Anak-anak yang memiliki pemahaman yang benar tentu tidak akan meninggalkan segala ajaran pendidikan Islam di manapun mereka berada. Berdasarkan permasalahan di atas penulis melakukan penelitian yang berjudul, Pola Pembelajan Nabi Muhammad SAW dalam Pembinaan Fikih Anak. Rumusan masalah dari penelitian diatas adalah bagaimana pola pembelajaran Nabi Muhammad SAW dalam pembinaan fikih anak dan bagaiman tanggung jawab orang tua yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak. Tujuan dari penelitian di atas adalah untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran nabi Muhammad SAW dalam pembinaan fikih anak dan untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab orang tua dalam mendidikan anak. Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan pada pemecahan masalah yang sedang berkembang yang meliputi penguraian, penafsiran dan analisa data terhadap data yang ada dan untuk memperoleh data yang objektif terhadap pembahasan skripsi ini penulis menggunakan teknik penelitian pustaka (Library Research), yaitu suatu penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui penelaahan buku-buku atau kitab-kitab dan bahan bacaan lainnya yang berstandar ilmiah terutama yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fikih adalah segala bentuk ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang berhubungan dengan amaliyah (pekerjaan) mukalaf baik yang di wajibkan, di sunnahkan, di makruhkan dan yang di bolehkan dan harus diambil dari al-kitab (Al- Qur an) dan as-sunnah dan dari dalili-dalil yang di tegaskan. Pola pembelajaran Nabi Muhammad SAW dalam pembinaan fikih anak yaitu sejak anak dalam kandungan hingga anak dewasa. Pembinaan Fikih yang ix

10 diterapkan oleh Rasulullah SAW harus berbekas ke dalam jiwa anak, seperti Rasulullah SAW tetap tenang jiwa dan pikirannya, maka anak juga harus diarahkan oleh orang tua melalui penanaman nilai-nilai agama dengan mengajak mereka melakukan kegiatan ibadah dengan orang tuanya. Rasulullah SAW sering menghindari ajakan para sahabat untuk menyembah berhala, maka anak juga dididik agar jangan sampai berbuat keburukan. Rasulullah SAW sangat kuat menjalankan ibadah, maka anak juga harus diajarkan agar kuat menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Langsa, 2 Februari 2015 x

11 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap : Suratmin 2. Tempat/Tgl. Lahir : 28 Februari Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. No. Pokok : Status : Kawin 7. Pekerjaan : PNS 8. Alamat : Dusun Tegal Rejo Desa Jamur Labu Kec. Rantau Kab. Aceh Tamiang 9. Nama Orang tua : a. Ayah : Sugeng b. Ibu : Ratna c. Pekerjaan : - Pekerjaan Ayah : Tani - Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga 10. Riwayat Pendidikan : a. SDN Jamur Labu : Tamat pada tahun: 1994 b. SMPN 4 Kejuruan Muda : Tamat pada tahun: 1997 c. SMU Al Washliyah : Tamat pada tahun: 2002 Demikian daftar riwayat hidup ini saya perbuat untuk dapat dipergunakan seperlunya. Langsa, 2 Februari 2015 Suratmin xi

12 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan hidup orang banyak, karena pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk mempengaruhi peserta didik untuk melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih baik untuk membangun kemandirian bagi kehidupannya. Perubahan tersebut adalah pembentukan jati diri dalam kehidupan anak, melalui bimbingan dan pengarahan yang sifatnya kontinyu agar terbentuk pemehaman dan pengetahuan yang baik dalam kehidupannya, baik pendidikan agama dari orang tua dalam lingkungan keluarga maupun didikan guru dalam lingkungan sekolah serta masyarakat di mana ia hidup. 1 Fikih dalam Islam adalah pembinaan pemahaman terhadap ilmuilmu syar i atau hukum-hukum Islam yang harus disesuaikan dengan petunjuk Al-Qur an dan Al-Hadis. Fikih adalah suatu ilmu yang mengkaji hukum-hukum islam yang didasarkan atas Al-Qur an dan sunah Nabi SAW. Di sini Al-Qur an dan Al-Hadis harus dijadikan landasan dan sumber hukum dan petunjuk dari ajaran Islam secara keseluruhan dalam beribadah kepada Allah SWT. 1 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 12.

13 2 Pembelajaran fikih harus diajarkan sejak dini, terutama sekali kepada anak-anak. Sebab anak yang tidak memiliki pengetahuan tentang hukumhukum Islam akan berdampak pada sikap dan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berbuat sesuatu hal tanpa terkendalikan dengan baik dan tanpa rasa takut terhadap pertanggung jawaban Allah SWT. Namun terhadap anak yang memiliki pengetahuan tentang hukum-hukum Islam yang baik maka segala bentuk kehidupan yang akan dijalankannya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Orang tua dalam memberikan pembinaan fikih kepada anak haruslah disesuaikan dengan pembinaan fikih yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, karena nabi Muhammad SAW merupakan orang yang memiliki keteladanan paling tinggi dalam membina nilai-nilai agama, hal ini mereka wujudkan dalam pengabdian secara menyeluruh dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari. Pemahaman yang dimiliki oleh nabi Muhammad SAW dibuktikan dalam bentuk tingkah laku yang sesuai dengan petunjuk kitab agar bisa di taati oleh seluruh umatnya. Pengabdian nabi Muhammad SAW, Allah buktikan dalam Firmannya surat al-ahzab : 33 (21), yaitu:

14 3 Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab:21). 2 Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa nabi Muhammad SAW memiliki keteladanan yang baik dalam segala kegiatan yang dijalankannya, terutama sekali dalam beribadah kepada Allah SWT dan berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini mereka lakukan agar umatnya selalu mengikutinya. Nilai-nilai agama mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mengenal Allah SWT dan beribadah kepada-nya dengan baik dalam kehidupannya sehari-hari sesuai dengan printah Allah SWT dan mengikut contoh nabi Muhammad SAW. Dewasa ini banyak kita temukan berbagai penyimpangan terhadap agama anak, baik didalam perilaku, akhlak dan mu amalah. Karena perilaku merupakan aplikasi dari nilai-nilai agama. Penyimpangan tersebut terjadi akibat banyak pendidik, khususnya orang tua yang melalaikan masalah pendidikan, padahal ini merupakan tanggung jawab yang paling utama bagi orang tua. Ketika berdakwah di Mekkah dahulu, yang pertama sekali ditanamkan oleh nabi Muhammad SAW adalah masalah aqidah, kemudian Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahan, (Jakarta: Diponegoro, 2000), hal.

15 4 yang kedua nabi Muhammad SAW menanamkam tentang ilmu-ilmu syar I yaitu tentang hukum-hukum Islam seperti shalat dan sebagainya. Lain halnya dengan era saat ini, dimana pendidikan agama telah dilalaikan bahkan dilupakan oleh sebagian pendidik. Dalam mendidik tidak lagi mengacu kepada pola-pola nabi Muhammad SAW, namun mendidik anak-anak mereka ala barat. Hal-hal tersebut ditandai dengan banyaknya kerusakan-kerusakan agama ditengah masyarakat saat ini. Dapat kita saksikan di televisi, majalah-majalah bahkan di internet yang setiap saat mempertontonkan berbagai kejahatan-kejahatan tersebut; adanya seorang anak yang menyetubuhi ibunya sendiri bahkan membunuhnya, seorang ayah yang menyetubuhi anak kandungnya sendiri sampai sang anak melahirkan beberapa orang anak, narkoba, pergaulan bebas hingga aborsi dan masih banyak lagi kejahatan yang tentunya telah akrab ditelinga kita. Bahkan yang lebih parah lagi adalah kejahatan yang nampaknya sepele namun berakibat fatal, yang dapat merusak aqidah pelakunya seperti : beribadah dengan hanya mengingai sang penciptanya, shalat denga hanya tiga atau satu waktu,puasa mutih dan lain sebagainya. Itu semua sedikit dari berbagai penyimpangan yang telah melanda masyarakat. Peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan pemahaman ilmu-ilmu agama kepada anak-anaknya, yaitu dengan selalu mengajarkan ilmu fikih dan kepatuhan dalam beribadah, bersikap dan bertoleransi antar sesama manusia sesuai dengan petunjuk Tuhan-Nya. Kegiatan seperti ini

16 5 harus diawali oleh orang tuanya terlebih dahulu. Sebab anak bisa patuh dan tunduk apabila melihat kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh orang tuanya, seperti orang tua yang selalu taat dalam melakukan shalat, tentunya anak akan merasa malu dalam meninggalkan shalat dan apalagi dihadapan orang tuanya. Maka bagi orang tua diajarkan anak-anak agar memiliki agama yang sesuai dengan petunjuk nabi Muhammad SAW. Bertitik tolak pada permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul, Pola Pembelajan Nabi Muhammad SAW dalam Pembinaan Fikih Anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola pembelajaran Nabi Muhammad SAW dalam pembinaan fikih anak? 2. Bagaiman tanggung jawab orang tua yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak? C. Penjelasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dan kekeliruan para pembaca, ada baiknya terlebih dahulu penulis akan menjelaskan maksud dan pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini. Adapun yang perlu penulis jelaskan antara lain sebagai berikut:

17 6 a. Pola Kata pola dalam kamus bahasa Indonesia berarti cara, jalan, sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. 3 Menurut penulis kata pola adalah cara-cara, model dari kehidupan Rasulullah SAW mengenai pembinaan aqidah kepada umatnya. b. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan. 4 Menurut penulis Pembelajan dalam penelitian ini maknanya sama dengan pendidikan yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha pendewasaan manusia melalui pengajaran. c. Nabi Kata nabi dalam kamus bahasa indonesia adalah manusia yang dipilih untuk menerima dan menyampaikan wahyu dari Tuhan. 5 Menurut penulis pengertian Nabi adalah manusia yang menjadi pilihan Allah untuk menerina wahyu-nya dan menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya. d. Pembinaan 3 Ahmad AK. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher, 2006), hal Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima.2009), hal.6 5 Imam Taufik, Kamus Praktis Bahsa Indonesia, (Jakarta: Ganeca Exact.2010), hal. 762

18 7 Kata pembinaan menurut bahsa berasal dari kata bina atau membina yang artinya mengusahakan supaya lebih baik. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secaran berdaya guna dan berhasil, guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 6 Menurut penulis pengertian pembinaan adalah suatu proses yang di lakukan seseorang untuk mengusahakan sesuatu agar menjadi lebih baik lagi. e. Fikih Fikih menurut istilah adalah suatu ilmu yang mengkaji hukumhukum Islam. 7 Menurut penulis kata fikih adalah suatau ilmu yang membahas tentang hukum-hukum islam yang sesuai denga Al-Qur;an, sunah Nabi SAW, ijma ulama dan qiyas. Dalam penelitian ini sasaran yang akan dibina fikihnya adalah anak-anak. f. Anak Anak adalah keturunan yang ke dua setelah orang tua atau manusia yang masih kecil. 8 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahsa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka.1991) hal Ibid. hal M. Sastra Pradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Natiaonal, 1978), hal. 5.

19 8 Menurut penulis anak adalah manusia yang perlu mendapatkan bimbingan dan pengajaran. Dalam penelitian ini anak adalah orang yang perlu mendapat pembinaan agama yaitu dari anak umur tujuh tahun sampai dewasa. D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam pembahasan skripsi ini dapat dirincikan sebagai berikut: - Untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran nabi Muhammad SAW dalam pembinaan fikih anak. - Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab orang tua dalam mendidikan anak. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut : - Kita mengetahui pola pembelajaran Nabi Muhammad dalam pembinaan fikih anak - Peneliti mengharapkan agar kita dapat menerapkan pola pembelajaran ini dalam kehidupan kita sehari-hari. F. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan pada pemecahan masalah yang sedang

20 9 berkembang yang meliputi penguraian, penafsiran dan analisa data terhadap data yang ada. 9 Untuk memperoleh data yang objektif terhadap pembahasan skripsi ini penulis menggunakan teknik penelitian pustaka (Library Research), yaitu suatu penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui penelaahan buku-buku atau kitab-kitab dan bahan bacaan lainnya yang berstandar ilmiah terutama yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Buku utama yang penulis gunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah: 1. Syaikh Musthafa Al-Adhawi, Fiqih Pendidikan Anak: Membentuk Keshalehan Anak Sejak Dini, Jakarta: Qishti Press, Prof. Dr.Huzaemah Tahido Yanggo,MA, Fiqih Anak, Jakarta: Al- Mawardi Prima, Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Semarang: Asy-Syifa, Syaikh Jamal Abdurrahman, Islamic Parenting: Pendidikan Anak Metode Nabi, Solo: Aqwam, Syaikh Al-Mubarakfuri, Sejarah Hidup Muhammad, Bandung: Magfirah, ), hal Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, Jilid I (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,

21 10 Sedangkan buku penunjang yang penulis gunakan dalam pemebahasan sekripsi ini adalah : 1. Zaki Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringaksan Shahih Muslim, Selangor: Cresent News, Muhammad Husein Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Rabbani Press, Jamal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah SAW, Bandung: Irsyad Baitus Salam, Dll. --ooo--