DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Area Proyek Perubahan Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Area Proyek Perubahan Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat..."

Transkripsi

1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Area Proyek Perubahan Ruang Lingkup Tujuan dan Manfaat Kriteria Keberhasian... 5 BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN Tahapan Proyek Perubahan Pemangku Kepentingan Proyek Perubahan Strategi Komunikasi Tim Efektif Proyek Perubahan BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN Capaian Proyek Perubahan Penggunaan Anggaran Kendala Internal dan Eksternal Strategi Mengatasi Kendala Uraian Singkat Surat Edaran BAB IV PENUTUP Kesimpulan Rekomendasi LAMPIRAN. 34

2 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 1 Tahun 2016, Pasal 66, Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan, penelaahan dan evaluasi peraturan perundang-undangan, serta pemberian advokasi dan bantuan hukum di lingkungan kementerian. Lebih spesifik lagi, berdasarkan Pasal 69 PM 1/2016 Bagian Peraturan Perundangundangan mempunyai tugas penyiapan koordinasi dan penyusunan, pembahasan, pengharmonisasian, dan penyuluhan peraturan perundangundangan bidang komunikasi dan informatika di lingkungan kementerian. Memperhatikan Pasal 72 PM 1/2016, Subbagian Peraturan Perundangundangan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan, pembahasan, pengharmonisasian, dan penyuluhan peraturan perundang-undangan di bidang sumber daya perangkat pos dan informatika serta penelitian dan pengembangan di lingkungan kementerian. Upaya meningkatkan kualitas regulasi, kepastian hukum dan perlindungan bagi warga negara telah dilakukan melalui berbagai tindakan, diperlukan tahap perencanaan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, khususnya untuk Peraturan Menteri di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tahap perencanaan tersebut, Unit Kerja Eselon II Pengusul terlebih dahulu melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kebutuhan adanya Peraturan Menteri dari aspek substansi meliputi filosofis, sosiologis, ekonomis, dan politis. Tahap perencanaan sebagaimana dijelaskan di atas akan dimuat dalam JDIH Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui penambahan fitur program legislasi (proleg) tahunan, sehingga rencana tahunan peraturan perundang-undangan (proleg jangka panjang dan proleg tahunan) dan

3 3 rencana tahunan peraturan menteri komunikasi dan informatika terdaftar dalam Fitur tersebut. Fitur Proleg tersebut dalam rangka memberikan informasi kepada seluruh satuan kerja eselon II di Kementerian Kominfo perihal rancangan peraturan perundang-undangan utamanya rancangan peraturan menteri yang akan disusun dan guna mempercepat proses penyusunan terhadap regulasi yang dianggap prioritas. Dalam menyusun peraturan perundang-undangan telah ditetapkan Undang-Undang 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Undang-Undang tersebut merupakan pedoman dan standar baku untuk Kementerian dan Pemerintah Daerah dalam menyusun regulasi. Pedoman Penyusunan peraturan perundangundangan dibutuhkan sebagai acuan bagi setiap satuan kerja di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika guna penyeragaman mekanisme penyusunan peraturan perundang-undangan bidang Komunikasi dan Informatika dengan pedoman penyusunan peraturan perundang-undangan yang pasti, baku, dan standar serta mengikat semua satuan kerja di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di Kementerian Komunikasi dan Informatika telah terbit Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mekanisme Penyusunan Peraturan Perundang- Undangan pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun Surat Edaran Sekretaris Jenderal tersebut belum optimal karena masih ada beberapa tata cara penyusunan atau langkah-langkah penyusunan regulasi yang belum diakomodir dalam Surat Edaran tersebut, seperti tahapan untuk menyusun Prolegnas, tahapan untuk menyusunan RUU, RPP, RPepres dan RPM secara menyeluruh dan rinci. Memperhatikan permasalahan di atas, Surat Edaran Sekjen Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mekanisme Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Kementerian Komunikasi dan Informatika perlu disempurnakan dan diganti.

4 Area Proyek Perubahan Proyek Perubahan ini berjudul Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dibuat dalam bentuk payung hukum Surat Edaran. Area perubahan dilakukan terhadap mekanisme penyusunan peraturan perundangundangan di kementerian komunikasi dan informatika, yang semula belum mengakomodir tahapan perencanaan dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Peraturan Presiden dan Rancangan Peraturan Menteri secara menyeluruh dan rinci. Dalam Surat Edaran yang baru, mekanisme penyusunan peraturan perundang-undangan disempurnakan dan diganti dengan pedoman yang baru yang memuat tahapan penyusunan secara menyeluruh dan rinci sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Jo. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksananya Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi: a. Perencanaan; b. Tata Cara Penyusunan; dan c. Pengundangan, Pendokumentasian dan Penyebarluasan Tujuan dan Manfaat a. Maksud Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan ini adalah sebagai acuan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

5 5 b. Tujuan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan ini adalah: 1) mewujudkan keseragaman bentuk Peraturan Perundangundangan; 2) mewujudkan keterpaduan materi dan koordinasi dalam penyusunan Peraturan Perundang-undangan; 3) menjamin kesesuaian Peraturan Perundang-undangan bidang komunikasi dan informatika dengan tujuan nasional; 4) menjamin kepastian hukum; dan 5) meningkatkan sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi (JDI) Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika Kriteria Keberhasian 1) Jangka Pendek {dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan kedepan} adalah tercapainya: a. Pembentukan Tim Menetapkan tugas dan kewenangan Membentuk anggota TIM Menetapkan SK TIM b. Pengumpulan bahan dan data untuk penyusunan pedoman c. Rapat koordinasi dengan satuan kerja terkait Pembahasan pedoman penyusunan peraturan perundangundangan. Harmonisasi peraturan perundang-undangan dengan sekretaris Ditjn Cq. Bagian Hukum Uji Publik draft Pedoman Penyusunan Peraturan Perundangundangan d. Penetapan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan oleh Sekretaris Jenderal. e. Tersedianya fitur program legislasi Tahunan Peraturan Perundang- Undangan dan Peraturan Menteri di Portal Kominfo JDIH.

6 6 2) Jangka Menengah {yang dilakukan dalam 6 (enam) bulan ke depan} Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal dan menjadi acuan seluruh satuan kerja di Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menyusun regulasi. 3) Jangka Panjang (yang dilakukan dalam 2 tahun ke depan) Evaluasi dan monitoring terhadap fitur program legislasi tahunan di JDIH Kominfo Evaluasi dan monitoring terhadap pedoman penyusunan peraturan perundang-undangan di kementerian komunikasi dan informatika. Jika tujuan sebagaimana diuraikan di atas tercapai, maka Proyek Perubahan ini dapat dinyatakan berhasil sehingga memberikan kontribusi bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Untuk kunci keberhasilan yang harus ada dan terbangun dalam proyek perubahan ini adalah: Semangat Perubahan dan Inovasi pada diri Project Leader selaku pengusul dan penangung jawab proyek perubahan menjadi kunci utama keberhasilan proyek ini. Kelancaran proses pembahasan penyusunan pedoman peraturan perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kelancaran koordinasi dengan bagian hukum dan Sekretaris Direktorat terkait; Kerjasama dengan tim efektif yang solid; Dukungan dari Mentor dan Sekretaris Jenderal, Kepala Biro Hukum, Sekretaris Ditjen terkait.

7 7 BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN 2.1. Tahapan Proyek Perubahan Proyek Perubahan berjudul Pedoman Penyusunan Peraturan Perundangundangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dibungkus dalam payung hukum Surat Edaran ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan penting seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut: No TAHAPAN Juni 2016 Juli 2016 Agust II III IV I II III IV sd Des Pendahuluan (internal Biro Hukum menyampaikan maksud proyek perubahan) Menetapkan kebutuhan Tim Menetapkan tugas dan kewenangan serta anggota Tim Menetapkan SK 2. Rapat Koordinasi Biro Hukum dengan Bagian Hukum seluruh Direktorat Jenderal 3. Penyusunan konsep Pedoman Penyusunan peraturan perundang-undangan 4. Harmonisasi draft Pedoman

8 8 Penyusunan peraturan perundang-undangan 5. Rapat Pimpinan Eselon I (Nota Dinas) 6. Uji Publik draft Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan 7. Rapat Sinkronisasi hasil Uji Publik 8. Penetapan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan oleh Sekretaris Jenderal 9. Penyediaan fitur Program Legislasi Tahunan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Menteri 2.2. Pemangku Kepentingan Proyek Perubahan Para pemangku kepentingan (stake holder) yang terkait dengan penyusunan Proyek Perubahan ini adalah sebagai berikut: 1. Sesditjen SDPPI 2. Sesditjen PPI 3. Sesditjen Aptika 4. Sesditjen IKP 5. Ses Balitbang SDM 6. Ses Itjen

9 9 Stakeholder memberikan respon positif terhadap penyusunan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan yang dituangkan dalam Surat Edaran ini. Dalam beberapa rapat, Sesditjen melalui bagian hukum memberikan masukan terhadap penormaaan dan masukan untuk substansi Surat Edaran ini. Bentuk dukungan lain yang diberikan oleh Sesditjen dalah pembubuhan paraf dalam Pedoman ini, dan dilkukan dalam tempo waktu yang segera. Diharapkan Surat Edaran ini dapat membantu mempercepat dan mempermudah birokrasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang digunakan dalam penyusunan Proyek Perubahan ini adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) dan tim pelaksana melalui rapat-rapat pembahasan substansi proyek perubahan; 2. Konsultansi dengan pengarah, mentor dan coach secara berkala; 3. Menginformasikan progress pelaksanaan proyek perubahan ke pengarah, mentor dan coach baik secara langsung maupun melalui sarana teknologi informasi; 4. Mendokumentasikan setiap aktivitas pelaksanaan proyek perubahan untuk dapat dikomunikasikan dengan pengarah, mentor dan coach; 5. Menyampaikan naskah Rancangan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada Sekretaris Jenderal untuk menjadi Surat Edaran.

10 Tim Efektif Proyek Perubahan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika ini dilaksanakan berkat dukungan Tim Efektif Proyek Perubahan, sebagai berikut: 10. TIM EFEKTIF DAN STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA STRUKTUR Deskripsi STRUKTUR ORGANISASI KABAG PUU KASUBAG PUU I KASUBAG PUU II KASUBAG PUU III

11 11 TIM EFEKTIF MENTOR IBRAHIM JAMAL COACH YULIAR M. ZEGA PROJECT LEADER SARIATY DINAR POKJA PENYUSUN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Project Leader Pemimpin Proyek Perubahan Mentor Memberi arahan kepada project leader terhadap proyek perubahan. Coach Memberi masukan dan arahan terkait proyek perubahan dan bekerjasama dengan mentor

12 12 Pokja Penyusun Peraturan Perundang-undangan Memberikan masukkan terkait dengan proses pengumpulan bahan Memberikan informasi terkait dengan permasalahan penyusunan peraturan perundang-undangan Berdiskusi terkait permasalahan penyusunan peraturan perundangundangan Koordinasi untuk pembahasan pedoman penyusunan peraturan perundang-undangan Memberikan masukan untuk penormaan pedoman penyusunan peraturan perundang-undangan

13 13 BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN 3.1. Capaian Proyek Perubahan No Kegiatan 1. Revisi Proposal Proyek Perubahan Berdasarkan hasil Ujian Proposal 2 Rapat Koordinasi Biro Hukum dengan Bagian Hukum seluruh Direktorat Jenderal 3. Penyusunan konsep Pedoman Penyusunan peraturan perundangundangan 4. Harmonisasi dan finalisasi draft Pedoman Penyusunan peraturan perundangundangan 5. Uji Publik draft Pedoman Penyusunan Hari/Tgl/Tempat Output 10 Juni 2016 Proposal Proyek Di Biro Hukum Perubahan yang telah disempurnakan 14 Juni 2016 Hasil informal Rapat: Di Biro Hukum ruang lingkup pedoman penyusunan PUU 15 Juni 2016 Hasil Rapat: Di Biro Hukum penyusunan draf kasar pedoman penyusunan PUU 21 Juni 2016 di Hasil Rapat: Pedoman lantai 6 Gedung penyusunan PUU akan Depan Kominfo dibuat dalam bentuk Surat Edaran mengingat Mekanisme menyusunan yang lama adalah surat edaran, sehingga surat edaran harus dicabut dengan surat edaran 22 Juli 2016 Hasil Rapat: uji publik dilakukan melalui

14 14 Peraturan Perundangundangan 6. Permohonan Penetapan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang- Undangan oleh Sekretaris Jenderal 29 Juli 2016 permohonan paraf Berdasarkan tabel milestone di atas, pada awal minggu ke II juni diadakan rapat untuk membahas Tim Penyusun Pedoman Penyusun Peraturan perundang-undangan ini, dan disepekati yang digunakan adalah Surat Keputusan Menteri Nomor 50 tahun 2016 tentang Tim Kordinasi Penyusun, Harmonisasi, dan Pengundangan Rancangan Peraturan Perundang-undangan bidang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pada milestone kedua dan ketiga rapat koordinasi dimulai untuk menyusun peraturan perundang-undangan ini, dan pada saat pembahasan ini bagian hukum atau satuan kerja yang menangani hukum memberikan masukan terhadap ruang lingkung materi muatan Pedoman tersebut. Pada milestone keempat yang diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2016 dilakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsep serta finalisasi terhadap pedoman tersebut, pada rapat tersebut banyak masukan dari ini bagian hukum atau satuan kerja yang menangani hukum, adapun masukan tersebut termasuk payung hukum untuk pedoman ini menjadi Surat Edaran mengingat bahwa mekanisme penyusunan Nomor 1 tahun 2014 adalah Surat Edaran. Selain itu dibahas juga tata cara pengajuan perencanaan untuk RUU, RPP dan RPepres serta RPM secara rinci dan detail.

15 15 Pada milestone kelima dilakukan uji pubik sekaligus permohonan paraf oleh Sesditjen SDPPI, Sesditjen PPI, Sesditjen Aptika, Sesditjen IKP, Ses Itjen, Ses Balitbang dan SDM. Proses paraf ini dilakukan pada minggu keempat Juli 2015 dan mendapat respon positif dari semua eselon 2 terkait. Pada milestone keenam dilakukan permohonan penetapan oleh Sekretaris Jenderal kementerian Komunikasi dan Informatika, milestone ini dilakukan pada minggu ke empat Juli dan ditandatangani pada tanggal 1 Agustus Memperhatikan pelaksanaan milestone dengan seksama dan pada akhirnya Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan ini disetujui dan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal kementerian Komunikasi dan Informatika pada tanggal 1 Agustus, sehingga Pedoman ini efektif berlaku sejak tanggal ditetapkan di seluruh Kementerian Komunikasi dan Informatika Penggunaan Anggaran Untuk kelancaran penyelesaian Proyek Perubahan ini, telah dikucurkan anggaran kurang lebih Rp yang digunakan untuk penggadaan bahan, ATK, perjalanan dinas ke Pustiknas pada 4-5 Juli 2016 serta biaya snack dan makan siang bagi peserta rapat untuk rapat-rapat yang diselenggarakan di kantor Kendala Internal dan Eksternal 1. Kendala internal yang dihadapi dalam pengerjaan Proyek Perubahan ini adalah pembagian waktu antara Tugas dan Fungsi Utama sebagai Kasubag PUU II dengan Pemimpin Proyek Perubahan serta tugastugas tambahan lainnya.

16 16 2. SDM yang sangat terbatas di Biro Hukum. Beban kerja dan jumlah SDM yang ada di Biro Hukum tidak berbanding lurus, sehingga ketika pengerjaan tugas utama sebagai KAsubag PUU II yang membidangi PPI dan IKP sangat menyita waktu dan pikiran, sehingga pengerjaan proyek perubahan menjadi sulit untuk diprioritaskan. 3. Waktu yang terlalu sempit untuk menyelesaikan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dibuat dalam bentuk payung hukum Surat Edaran tersebut Strategi Mengatasi Kendala Pertama, untuk kendala internal terkait pembagian waktu yang cukup padat untuk merampungkan Proyek Perubahan ini dengan Tugas Fungsi selaku kasubag PUU II dapat diatasi dengan strategi menyelesaikan beberapa urusan di luar jam kerja, misalnya pada jam sd di beberapa hari kerja, dan untuk mengerjakan Notulensi atau Laporan Tugas di setiap akhir rapat pembahasan Surat Edaran mengenai Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu juga menyempatkan diri untuk mengerjakan beberapa hal terkait Proyek Perubahan di luar hari kerja seperti pada Hari Sabtu dan Minggu, agar tetap bisa dirampungkan pada waktunya. Kedua, untuk kendala eksternal dapat kami atasi dengan Strategi komunikasi yang efektif dengan seluruh pemangku kepentingan. Strategi komunikasi yang digunakan dalam penyusunan Proyek Perubahan ini adalah sebagai berikut: Koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) dan tim pelaksana melalui rapat-rapat pembahasan substansi proyek perubahan;

17 17 Konsultansi dengan pengarah, mentor dan coach secara berkala; Menginformasikan progress pelaksanaan proyek perubahan ke pengarah, mentor dan coach baik secara langsung maupun melalui sarana teknologi informasi; Mendokumentasikan setiap aktivitas pelaksanaan proyek perubahan untuk dapat dikomunikasikan dengan pengarah, mentor dan coach; Menyampaikan naskah Rancangan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika kepada Sekretaris Jenderal untuk menjadi Surat Edaran Uraian Singkat Surat Edaran mengenai Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kemneterian Komunikasi dan Informatika BAB I PENDAHULUAN A. Ketentuan Umum Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. 2. Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu

18 18 Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum masyarakat. 3. Pengundangan adalah penempatan Peraturan Perundangundangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran Daerah, Tambahan Lembaran Daerah, atau Berita Daerah. 4. Program Legislasi yang selanjutnya disebut Proleg adalah instrumen perencanaan program pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis. 5. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. 6. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang- Undang sebagaimana mestinya. 7. Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. BAB II PERENCANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Perencanaan Peraturan perundang-undangan 1. Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di bidang komunikasi dan informatika disusun berdasarkan Perencanaan Peraturan Perundang-undangan. 2. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada angka (1) dilakukan terhadap Rancangan: a. Undang-Undang;

19 19 b. Peraturan Pemerintah; c. Peraturan Presiden; dan d. Peraturan Menteri. 3. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada angka (1) harus memuat: a. daftar judul; b. dasar hukum penyusunan; c. pokok-pokok materi muatan yang akan diatur; d. tahapan penyusunan;dan e. target penyelesaian. B. Alur Perencanaan 1. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa wajib mendaftarkan usulan peraturan perundang-undangan setiap tahunnya sebagai bagian dari Perencanaan Peraturan Perundang-undangan. 2. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada angka (2) disampaikan oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan Biro Hukum. C. Program Legislasi 1. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan yang disampaikan kepada Sekretaris Jenderal selanjutnya disusun menjadi Program Legislasi. 2. Program Legislasi sebagaimana dimaksud pada angka (1) berasal dari Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3. Program Legislasi sebagaimana dimaksud pada angka (2) dikoordinasikan oleh Biro Hukum dengan melibatkan Biro Perencanaan. 4. Program Legislasi sebagaimana dimaksud dalam angka (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri. 5. Dalam keadaan tertentu Menteri dapat memerintahkan Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa untuk mengajukan Rancangan

20 20 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika di luar Program legislasi. BAB III TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Pembentukan Rancangan Undang-Undang (RUU) 1. Naskah Akademik a. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa terlebih dahulu melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kebutuhan adanya undangundang dari aspek substansi meliputi filosofis, sosiologis, yuridis, ekonomis, dan politis. b. Penelitian dan pengkajian sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagai dasar penyusunan Naskah Akademik yang merupakan keterangan konsepsi RUU meliputi: a. latar belakang dan tujuan penyusunan; b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan c. jangkauan dan arah pengaturan. c. Proses penyusunan Naskah Akademik RUU oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dilaksanakan satuan kerja yang tugas dan fungsinya di bidang hukum dengan melibatkan Biro Hukum. d. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa melaporkan perkembangan penyusunan Naskah Akademik RUU kepada Menteri Kominfo dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal dan Biro Hukum. e. Setelah mendapatkan persetujuan Menteri, Naskah Akademik RUU disampaikan oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa pemrakarsa atas nama Menteri Kominfo kepada Menteri Hukum dan HAM c.q Kepala BPHN untuk dilakukan penyelarasan terhadap sistematika dan materi muatan Naskah Akademik. f. Tata cara mengenai penyusunan Naskah Akademik mengacu pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Presiden

21 21 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 2. Program legislasi nasional (Prolegnas) a. Prolegnas Jangka Menengah 1) Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyampaikan usulan RUU yang akan dimasukkan dalam Prolegnas Jangka Menengah kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan kepada Biro Hukum dan Biro Perencanaan. 2) Sekretaris Jenderal c.q. Biro Hukum menyampaikan usulan RUU yang akan dimasukkan dalam Prolegnas Jangka Menengah kepada Menteri Kominfo. 3) Menteri Kominfo menyampaikan rancangan Prolegnas jangka menengah kepada: (a) Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; (b) Menteri Sekretaris Negara; (c) Menteri Keuangan; dan (d) Menteri Dalam Negeri, untuk disepakati dan dituangkan ke dalam Prolegnas jangka menengah sebagai prioritas kerangka regulasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. b. Prolegnas Tahunan 1) Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyampaikan usulan RUU yang akan dimasukkan dalam Prolegnas Tahunan kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan kepada Biro Hukum dan Biro Perencanaan. 2) Usulan sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus melampirkan dokumen kesiapan teknis yang meliputi: a) Naskah Akademik; b) surat keterangan penyelarasan Naskah Akademik dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Hukum dan HAM; c) Rancangan Undang-Undang;

22 22 d) surat keterangan telah selesainya pelaksanaan rapat panitia antarkementerian dan/atau antarnonkementerian dari Pemrakarsa; dan e) surat keterangan telah selesainya pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Undang-Undang dari Menteri Hukum dan HAM. 3) Usulan sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan (2) disampaikan oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa sebelum bulan Agustus setiap tahunnya sesuai jadwal prolegnas tahunan diselenggarakan oleh BPHN. 4) Menteri Kominfo c.q. Biro Hukum menyampaikan rancangan Prolegnas Tahunan kepada Menteri Hukum dan HAM c.q Kepala BPHN. 5) Tata cara mengenai Prolegnas mengacu pada Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. 3. Rancangan Undang-Undang (RUU) a. Proses penyusunan RUU oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dilaksanakan satuan kerja yang tugas dan fungsinya di bidang hukum dan bersama-sama dengan Biro Hukum. b. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa membentuk panitia antarkementerian dan/atau antar non kementerian. c. RUU yang telah final disampaikan oleh Menteri Kominfo cq. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa RUU kepada Menteri Hukum dan HAM c.q Direktur Jenderal Peraturan Perundangundangan untuk dilakukan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi. d. Tata cara mengenai penyusunan RUU mengacu pada Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden RI

23 23 Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. B. Pembentukan Rancangan Peraturan Pemerintah 1. Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. 2. Rancangan Peraturan Pemerintah disiapkan oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dengan melibatkan Biro Hukum. 3. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyampaikan usulan Rancangan Peraturan Pemerintah yang akan dimasukkan dalam perencanaan program penyusunan Peraturan Pemerintah kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan Biro Hukum dan Biro Perencanaan. 4. Dalam keadaan tertentu, Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dapat menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah di luar perencanaan program penyusunan Peraturan Pemerintah. 5. Dalam menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada angka 4, Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa harus terlebih dahulu mengajukan permohonan izin prakarsa kepada Presiden. 6. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa Pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau antar non kementerian. 7. Tata cara penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. C. Pembentukan Rancangan Peraturan Presiden

24 24 1. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyusun Rancangan Peraturan Presiden yang berisi materi: a. yang diperintahkan oleh Undang-Undang; b. untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah; atau c. untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan Pemerintahan. 2. Rancangan Peraturan Presiden disusun oleh Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dengan melibatkan Biro Hukum. 3. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyampaikan usulan Rancangan Peraturan Presiden yang akan dimasukkan dalam perencanaan program penyusunan Peraturan Presiden kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan Biro Hukum dan Biro Perencanaan. 4. Dalam hal perencanaan program penyusunan Peraturan Presiden dalam rangka melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan Pemerintahan, Menteri Kominfo melalui Unit Kerja Eselon I pemrakarsa terlebih dahulu mengajukan permohonan izin prakarsa kepada Presiden. 5. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dapat menyusun Rancangan Peraturan Presiden di luar perencanaan program penyusunan Peraturan Presiden. 6. Dalam menyusun Rancangan Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada angka 5, Menteri Kominfo melalui Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa harus terlebih dahulu mengajukan permohonan izin prakarsa kepada Presiden. 7. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Menteri melalui Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau antar non kementerian. 8. Tata cara penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan

25 25 Presiden RI Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Presiden tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. D. Pembentukan Rancangan Peraturan Menteri 1. Naskah Kebijakan a. Satuan Kerja Eselon II Pemrakarsa terlebih dahulu melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kebutuhan adanya Peraturan Menteri dari aspek substansi meliputi cost benefit analysis. b. Penelitian dan pengkajian sebagaimana dimaksud pada huruf a dirumuskan dalam Naskah Kebijakan paling sedikit memuat: (1) Pendahuluan yang meliputi latar belakang, sasaran yang akan dicapai, identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan bagi masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah; (2) Jangkauan, arah pengaturan, dan ruang lingkup; dan (3) Materi muatan. c. Satuan Kerja Eselon II Pemrakarsa menyampaikan usul inisiatif dengan disertai Naskah Kebijakan perlunya disusun Peraturan Menteri kepada Sekretaris Jenderal dengan tembusan kepada Biro Hukum. 2. Bentuk Dan Standar Pengetikan a. Standar pengetikan Peraturan Menteri untuk naskah asli menggunakan: 1. kertas ukuran F4 dengan berat 80 gram; 2. jenis huruf Bookman Old Style; dan 3. ukuran huruf 12. b. Format softcopy naskah asli sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah sebagai berikut:

26 26

27 27

28 28 3. Koordinasi dengan Satuan Kerja terkait Dalam hal diperlukan, penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Kominfo dikoordinasikan dengan instansi terkait lainnya di luar lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. 4. Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi a. Sekretaris Unit Kerja Eselon II Pemrakarsa menyampaikan

29 29 Nota Dinas permohonan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap Rancangan Peraturan Menteri kepada Biro Hukum tembusan Sekretaris Jenderal. b. Penyampaian Nota Dinas permohonan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi sebagaimana dimaksud pada huruf (a) melampirkan: 1. Rancangan Peraturan Menteri; 2. Naskah Kebijakan; 3. soft copy Rancangan; c. Biro Hukum melaksanakan harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap Rancangan Peraturan Menteri paling lama 1 (satu) bulan setelah nota dinas disampaikan oleh Sekretaris Unit Kerja Eselon II pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 5. Uji Publik a. Rancangan Peraturan Menteri Kominfo wajib melaksanakan uji publik dengan melibatkan pemangku kepentingan. b. Uji publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui: 1) Rapat dengan pemangku kepentingan; dan 2) Website kominfo c. Satuan Kerja Eselon II Pemrakarsa menyampaikan Nota Dinas perihal permohonan uji publik melalui website sebagaimana dimaksud pada angka (2) huruf b kepada Menteri Cq Pusat Informasi dan Humas, Sekretariat Jenderal dengan tembusan Sekretaris Jenderal dan Biro Hukum. d. PIH menyelenggarakan uji publik melalui website setelah mendapat persetujuan Menteri. e. Satuan Kerja Eselon II Pemrakarsa membahas hasil uji publik dengan melibatkan Biro Hukum dan Bagian Hukum satuan Kerja Eselon II Pemrakarsa.

30 30 6. Rapat Pimpinan Regulasi a. Dalam diperlukan, Sekretaris Jenderal cq Biro Hukum melaksanakan Rapat Pimpinan Regulasi untuk membahas Rancangan Peraturan Peraturan Perundang-undangan yang diusulkan oleh Unit Kerja pemrakarsa. b. Rapat Pimpinan Regulasi sebagaimana dimaksud pada huruf a untuk rancangan peraturan menteri dilaksanakan setelah proses harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi. c. Rapat Pimpinan Regulasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat dilakukan melalui Rapat pembahasan yang dihadiri para eselon I yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. d. Dalam hal Rapat Pimpinan Regulasi tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dimaksud mendesak, maka Rapat Pimpinan Regulasi dapat diganti dengan sirkulasi nota dinas. e. Pimpinan Unit Kerja Eselon I wajib memberikan paraf pada setiap halaman Rancangan Peraturan Menteri apabila Rapat Pimpinan Regulasi diganti Sirkulasi nota dinas sebagaimana dimaksud pada huruf d. f. Biro Hukum menyampaikan Nota Dinas pengembalian kepada Sekretaris Unit Kerja Eselon II Pemrakarsa Pemrakarsa setelah menyelesaikan proses harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi dan Rapat Pimpinan. 7. Penetapan a. Dalam hal diperlukan, setelah selesai proses harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi dan Rapat Pimpinan, Pimpinan Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa dapat menyampaikan Peraturan Menteri yang telah ditetapkan oleh Menteri kepada Menkopolhukam. b. Unit Kerja Eselon I Pemrakarsa menyampaikan Nota Dinas Permohonan Penetapan Rancangan Peraturan Menteri kepada Menteri setelah diparaf oleh Pimpinan Unit Kerja

31 31 Eselon I Pemrakarsa terkait. c. Permohonan Nota Dinas penetapan sebagaimana disertai 3 (tiga) rangkap Rancangan Menteri dan soft copy. 8. Penomoran Biro Hukum Cq. Bagian yang tugas dan fungsinya bidang dokumentasi memberikan penomoran terhadap Peraturan Menteri yang telah ditandatangi oleh Menteri. BAB IV PENGUNDANGAN, PENDOKUMENTASIAN DAN PENYEBARLUASAN Pengundangan a. Biro Hukum cq. Bagian yang tugas dan fungsinya penyusunan peraturan perundang-undnagan menyampaikan Peraturan Menteri yang telah ditetapkan kepada Direktur Jenderal Peraturan Perundangundangan, Kementerian Hukum dan HAM untuk diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. b. Pengundangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan naskah dan Softcopy Peraturan Menteri. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

32 32 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dengan ditetapkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai pengganti Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2014 diharapkan penyusunan peraturan perundang-undangan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat. Proses Perencaan yang dimuat sebagai materi muatan dalam Surat Edaran tersebut diharapkan dapat membantu Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menentukan prioritas rancangan peraturan. Selain itu diharapkan tahapan perencanaan dalam pembuatan regulasi ini dapat memuat CBA (Cost Benefit Analize) yang lebih memihak terhadap masyarakat dan sesuai dengan Restra dan RPJMN jangka waktu menengah (lima tahunan), sehingga tujuan Pemerintahan yang dituangkan didalamnya dapat tercapai untuk kesejahteraan masyarakat yang sebesar-besarnya. Melalui tahap perencanaan, penyusunan, pembahasan, harmonisasi, pembulatan dan pemantapan konsepsi, uji publik, Rapat Pimpinan, Penetapan sampai tahap pengundangan dimuat dengan jelas dalam Pedoman ini dan disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 12 tahun Dalam pedoman ini juga dimuat tahapan pembuatan Naskah Akademis/Naskah kebijakan, Prolegnas, Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan Presiden serta Rancangan Peraturan Menteri secara

33 33 rinci, sehingga unit kerja eselon I atau satuan kerja eselon II dapat terbantu dengan adanya mekanisme dan tahapan yang lebih jelas. Selain manfaat diatas, dengan ditetapkannya Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan ini diharapkan dapat mewujudkan keseragaman bentuk Peraturan Perundang-undangan, mewujudkan keterpaduan materi dan koordinasi dalam penyusunan Peraturan Perundang-undangan, menjamin kesesuaian Peraturan Perundang-undangan bidang komunikasi dan informatika dengan tujuan nasional, menjamin kepastian hukum Rekomendasi Proyek Perubahan berjudul Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang- Undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika ini telah ditetapkan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Nomor 2 tahun 2016 dapat dilaksanakan dan Pedoman ini dijadikan acuan, standard baku untuk Kementerian Komunikasi dan informatika dalam menyusun peraturan perundangundangan, dan dalam waktu dekat diharapkan Pedoman ini dapat ditingkatkan levelnya menjadi Peraturan Menteri sebagai salah satu paying peraturan perundang-undangan yang diakui oleh Pasal 7 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011.

34 34 LAMPIRAN 1. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2. Proposal Proyek Perubahan. 3. Surat Keputusan Menteri Nomor 50 tahun 2016 tentang Tim Kordinasi Penyusun, Harmonisasi, dan Pengundangan Rancangan Peraturan Perundang-undangan bidang Kementerian Komunikasi dan Informatika. 4. Surat Tugas Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. 5. Surat Undangan dan Notulensi Rapat Penyusunan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kemneterian Komunikasi dan Informatika. 6. Foto-Foto Kegiatan Rapat Penyusunan Proyek Perubahan. 7. Bukti-Bukti Pendukung Proyek Perubahan Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kemneterian Komunikasi dan Informatika. 8. Nota Dinas dari Kepala Biro Hukum kepada Para Sesditjen di Kemneterian Komunikasi dan Informatika Nomor 467/SJ.4/HK.01.02/07/2016 tentang Rancangan Surat Edaran Sekretaris Jenderal tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kemneterian Komunikasi dan Informatika. 9. Nota Dinas dari Kepala Biro Hukum kepada Sekretaris Jenderal Nomor 471/SJ.4/HK.01.02/07/2016 tentang Rancangan Surat Edaran Sekretaris Jenderal tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Kemneterian Komunikasi dan Informatika. 10. Lembaran Koreksi Penguji, Mentor dan Coach pada Ujian Proyek Perubahan.

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama.

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama. Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama. SURAT EDARAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN

PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA OLEH : SARIATY DINAR S NIP. 198401022009012008 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1210, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Penyusunan. Produk Hukum. Tata Cara. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1017, 2014 Pertanian. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014

Lebih terperinci

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2017, No sehingga perlu diganti dengan Peraturan Menteri yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2017 KEMENPP-PA. Penyusunan Produk Hukum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1946, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMSANEG. Penyusun. PUU. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/7/2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA

Lebih terperinci

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.656, 2017 LIPI. Pembentukan Peraturan Perundangundangan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa pembentukan produk hukum daerah yang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.405, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Prosedur. Penyusunan. Naskah Hukum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 12

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2013 Menimbang: a. Mengingat: TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.729, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Peraturan. Keputusan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.01/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2017 LAPAN. PEMBENTUKAN PERKA LAPAN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL No.733, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Produk Hukum. Pembentukan dan Evaluasi. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepala Badan di Lingkunga

2017, No Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepala Badan di Lingkunga No.203, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. Pembentukan PERKA. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor No.1407, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. pembentukan Permen. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, DRAFT 9 APRIL 2015 PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 17 /SE/M/2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PRODUK HUKUM DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

SURAT EDARAN Nomor: 17 /SE/M/2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PRODUK HUKUM DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KERJ Kepada Yth.: 1. Para Pejabat Eselon I; 2. Para Pejabat Eselon II; di Kementerian Pekerjaan Umum SURAT EDARAN Nomor: 17 /SE/M/2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PRODUK HUKUM

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI PADA KEMENTERIAN AGAMA.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI PADA KEMENTERIAN AGAMA. - 2 - Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1474, 2015 KEMENKUMHAM. Peraturan Menteri. Pembentukan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia No.999, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMENTAN/OT.010/7/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PRT/M/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN EVALUASI PRODUK HUKUM DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1257, 2015 KEMENKUHAM. Pengharmonisasian. Pembulatan. Pemantapan Konsepsi. Rancangan Peraturan Perundang-undangan. Prosedur. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne

2 Rancangan Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.411, 2015 KEMENAKER. Pembentukan RUU, RPP, RPerpres. Rpermen. Mempersiapkan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.87, 2018 KEMLU. Pembentukan Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, dan Keputusan Pimpinan Eselon I. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N No.696, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Penyusunan PUU dan Keputusan. Pedoman. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P No. 253, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Produk Hukum. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratu

2017, No Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1277, 2017 KEMENKO-KEMARITIMAN. Pembentukan Peraturan Menteri Koordinator. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.612, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Rancangan. Peraturan Perundangundangan. Mempersiapkan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014

Lebih terperinci

2 Perumahan Rakyat tentang Pembentukan Dan Evaluasi Produk Hukum Di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2 Perumahan Rakyat tentang Pembentukan Dan Evaluasi Produk Hukum Di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1421, 2015 KEMEN-PUPR. Produk Hukum. Evaluasi. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PRT/M/2015

Lebih terperinci

RANCANGAN BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RANCANGAN BUPATI BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH, RANCANGAN PERATURAN BUPATI, RANCANGAN PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

PERATURAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN, KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreat No. 1977, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Peraturan Kepala Badan. Pembentukan. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.880, 2017 BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Pembentukan Peraturan Kepala. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 9 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika; 4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Undang-Undang, Rancangan Peraturan

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2014 No.60,2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, penyusunan, rancangan, peraturan daerah, peraturan bupati, peraturan bersama, kepala daerah,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan. Tata Cara. No.110, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penyusunan Rancangan. Peraturan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: PER/06/M/ IV/2008 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1243, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pembentukan Permen. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang: Mengingat: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah sebagai bagian dari proses legislasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.611, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Program Legislasi. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman No.1430, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUM. Peraturan Perundang-undangan. Penyusunan. Pedoman PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/IX/2014

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 3 TAHUN : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.937, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Peraturan Perundangundangan. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2016 TENTANG PEMBENTUKAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN PERJANJIAN KERJA SAMA DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM.

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1011,2014 BAPPENAS. Peraturan Perundang-undangan. Keputusan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN BANTAENG

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN BANTAENG BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH KABUPATEN BANTAENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTAENG Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 159 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 159 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 159 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH 1 GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PERSIAPAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

PERENCANAAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PERSIAPAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG SATKER TERKAIT Sestama K/L LAIN BIRO HUKUM DAN HUMAS TEAM KERJA PRESIDEN DPR RI KEPALA BPOM MENKUMHAM SESNEG POM-01.01.CFM.01 Pembentukan Undang-ndang Bidang Pengawasan Obat dan Makanan PERENCANAAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 68 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH, DAN RANCANGAN PERATURAN

Lebih terperinci

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent No.2010, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKORKAMLA. Pembentukan. Perka. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR 1 /JUKLAK/SESMEN/10/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2005 (68/2005) TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG, RANCANGAN PERATURAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci