PENETAPAN. Nomor : 0339/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PENETAPAN Nomor : 0339/Pdt.G/2014/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan dalam perkara Cerai Talak antara : PEMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S.1, pekerjaan POLRI, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Pemohon; MELAWAN TERMOHON, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMU, pekerjaan Ibu Rumah tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, selanjutnya disebut Termohon; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 25 Februari 2014, dan didaftar pada Buku Register Perkara Pengadilan Agama Palembang dengan Nomor 0339/Pdt.G/2014/PA.Plg. tanggal 25 Februari 2014 mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon adalah suami sah Termohon yang akad nikahnya berlangsung di Kota Palembang pada tanggal 02 Nopember 2012, berdasarkan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Bukit Kecil kec. IB-I kota Palembang Kota Palembang, Nomor 427 / 17 / XI / 2012 tertanggal 02 Nopember 2012; Hal 1 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

2 2. Bahwa Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal di Palembang; 3. Bahwa dari pernikahan Pemohon dengan Termohon telah dikaruniai satu orang anak Perempuan, 5 bulan, sekarang anak tersebut tinggal bersama Pemohon; 4. Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan rukun dan harmonis selama dua bulan, setelah itu rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak ada lagi keharmonisan. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah : 4.1 Bahwa pada sekitar tanggal 2 Desember 2012, Termohon hendak ke Medan untuk melihat keluarga Termohon dalam keadaan sakit, selanjutnya Pemohon serta Pemohon himbau termohon untuk di tunda dulu karena keuangan, disebabkan himbauan Pemohon, termohon tidak terima dan berakibat cek cok, Termohon membungkus semua barang dan pakaian dan pergi dari rumah tanpa izin Pemohon, setelah pergi Termohon pulang kerumah, kemudian pemohon : Dimana pakaian dan barang-barang mu dek ( dengan lemah lembut )?, Termohon jawab : itu urusan saya, kenapa tanya!, lalu Pemohon jawab : nanti hilang!, termohon jawab : itu kan baju ku! apa urusan mu! selang beberapa hari barulah saya tahu bahwa baju dan hape istri saya tsb telah dicuri ( proses hukum di Polsek Sako ), 4.2 Bahwa pada sekitar tanggal 7 Desember 2012, termohon memberitahukan kepada Pemohon bahwa Ampere Listrik rumah termohon di Lampung di sita PLN karena menunggak serta rumah tsb di masuki oleh pencuri / Kebobolan, termohon pun meminta izin pada Pemohon untuk ke lampung, Pemohon pun mengecek kebenaran laporan tsb,dengan menelpon tante nduk ( tetangga termohon di lampung ) ternyata informasi tsb tidak benar, selaku kepala keluarga pemohon menasehati dengan mengingatkan termohon agar jangan lupa membayar Listrik tiap bulan agar Ampere meter tidak di sita PLN serta tidak menyuruh termohon pergi ke Lampung mengingat Kondisi keuangan, disebabkan nasehat dari tsb, termohon tidak terima dan berakibat cek cok, dan termohon pun membungkus seluruh pakaiannya dan barang-barangnya dan tanpa izin Hal 2 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

3 pemohon dan termohon pergi ke lampung, setelah sekitar hampir 2 bulan termohon di Lampung dan tidak ada kabar selanjutnya telpon tidak diangkat, pemohon pun khawatir dan menjemput termohon dilampung, disana pemohon bertemu termohon dirumahnya, dan Pemohon dan termohon ke rumah, pemohon jelaskan kepada mereka perihal cek cok antara Pemohon dan termohon, Pemohon dan Termohon pun dinasehati, kemudian Pemohon dan termohon pun pulang ke Palembang. 4.3 Pada sekitar tanggal 5 Februari 2013, Pipa air rumah Pemohon dan termohon di rusak oleh orang yang tak dikenal, selaku kepala keluarga Pemohon hendak bertanya kepada pak RT, disebabkan pemohon hendak bertanya kepada pak RT perihal Pipa air, Pemohon da termohon pun cek cok, termohon marah, selanjutnya tanpa seizin pemohon, termohon pergi dengan membawa pakaian dan uang untuk membuat baju Bhayangkari dan foto gandeng, saat itu pemohon tanya : mau kemana?, termohon diam dan pergi namun sebelum pergi pemohon kepada termohon: maaf dek, kamu sudah sering berprilaku begini, pikirlah baik-baik, saya sendiri disini jika kamu pergi, uang yang saya beri kemarin untuk Foto dan baju Bhayangkari, jangan kamu habiskan!, saya sudah capek untuk bersabar, setelah saya bujuk Termohon pun tetap pergi tanpa izin Pemohon ( Pemohon tidak bisa melakukan suatu hal yang tidak mungkin bisa Pemohon lakukan untuk melarang kehendak Termohon untuk pergi). esok harinya pemohon telpon keluarga termohon, keluarga Termohon tidak tahu dimana keberadaan termohon, sekitar 2 bulan kemudian termohon mengabari Pemohon bahwa termohon ada di Lampung, karena Pemohon sudah capek dengan prilaku termohon yang tanpa izin dari Pemohon telah sering meninggalkan Pemohon, pemohon pun mengatakan via telpon : Maaf dik, Jika kamu tidak pulang, jangan ada penyesalan, saya dalam keadaan susah, adik sering meninggalkan saya, saya tidak ada uang untuk jemput kamu, saya tidak akan sanggup untuk menjalani rumah tangga ini,selanjutnya Pemohon tanya : apakah kondisi hamilmu sudah kamu cek Ke Bhayangkara?, Termohon tidak menjawab. Selanjutnya pada sekitar tanggal 2 Juli 2013 Pemohon berada dirumah sedang memperbaiki Hal 3 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

4 pintu rumah dengan dibantu tetangga Pemohon, saat itu juga Termohon tiba-tiba Pulang sendiri tanpa di jemput. Pemohon pun menasehati Termohon dengan berkata : berapa kali lagi kamu akan meninggalkan saya dan berprilaku begini, pergi dan datang sesuka hati mu? Termohon jawab : Saya minta maaf atas Prilaku saya selama ini!, lalu pemohon jawab : jika kamu tidak lagi suka dengan aku, ingat lah Dik, kita ketemu baik-baik, pisah pun baik-baik, jangan ada penyesalan antara kita. sumpah saya sudah capek dengan prilakumu, kita fikir kedepan, anak kita sebentar lagi lahir, jika kita punya anak, tanggung jawab kita semakin besar, aku minta kamu berubah! Termohon jawab : maafkan aku!, Pemohon pun jawab : ya sudah, jangan diulangi lagi kamu pergi-pergi begitu ya!, Termohon jawab : Iya!. 4.4 Bahwa pada sekitar tanggal 15 Juli 2013, Kondisi keuangan pemohon dan termohon buruk, dikarenakan banyak kebutuhan antara lain : - Membayar kredit motor istri saya - Membayar kredit rumah - Biaya makan - Biaya nutrisi susu ibu hamil Selaku kepala keluarga, pemohon pun koordinasi dan menyuruh termohon untuk menjual 1 suku emas untuk kelangsungan hidup, disebabkan himbauan pemohon tsb termohon menyetujui dan Termohon menjual 1 suku emas tsb, termohon melaporkan hasil penjualan emas tsb, didapat uang Rp ,-, dikarenakan termohon sering meninggalkan Pemohon dengan tanpa izin, Pemohon pun ada sedikit rasa tidak percaya, Pemohon bertanya dengan kalimat yang baik dan penuh kasih sayang ke termohon: Mana kuitansi penjualan 1 suku emas tersebut dik?, Termohon jawab : tidak ada!, lalu Pemohon jawab : lho kok tidak ada!, Termohon jawab : emang tidak diberi kuitansi oleh toko emas!, lalu saya pun mengecek ke toko emas di sumber terang : ternyata keterangan dari pemilik toko semua barang yang dibeli oleh pemilik toko selalu ada kuitansi dan harga beli emas adalah Rp. 2,4 juta,-. ( tidak sesuai laporan Istri saya ), atas itulah saya mengajak istri saya dengan lemah lembut ke toko emas sumber terang, namun Istri saya tidak Hal 4 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

5 mau, lalu saya pun mengajak Istri saya kerumah kakak perempuan saya di Komplek maskarebet, untuk meminta nasehat, disana kami berdua dinasehati perihal tentang kejujuran dan keterbukaan dalam keuangan rumah tangga, selanjutnya kakak perempuan saya tsb mengajak Istri saya untuk mengecek kebenaran hasil penjualan emas tsb pada esok harinya, ketika kakak perempuan saya bekerja, Istri saya mengirim sms ke kakak perempuan saya bahwa ia ingin pulang kerumah kami, kakak perempuan saya pun memberitahukan hal tsb kepada saya, setelah saya pulang kerja, saya mendapat sms dari Istri saya bahwa Ia pulang ke Lampung. Saya dan Orang tua saya telah beberapa kali menelpon dan menyuruh Istri saya pulang namun tetap tidak mau, istri saya mengatakan jika dijemput pun saya tidak akan pulang ke Palembang dan istri saya mengatakan bahwa ia sudah bertekad mau pisah dengan saya. Pada tanggal 20 sept 2013 saya menjemput Istri saya, saat itu istri saya berada di Lampung, Istri saya tetap tidak mau pulang karena alasan mau melahirkan di Lampung, saat itu saya berpesan kepada Istri saya : kalau melahirkan nanti, melahirkan saja di bhayangkara Lampung, karena melahirkan di bhayangkara itu gratis ( mengingat kondisi keuangan )! Lalu pada tanggal 23 September 2013 istri saya masuk tanda-tanda bersalin, dan mengirim sms kepada saya. Saya pun memberi support kepada Istri saya, agar sama-sama tawakal dan sama-sama berdoa kepada ALLAH agar diberikan kemudahan, saya katakan bahwa saya pasti akan datang. Pada tanggal 24 Sept 2013 pada pukul wib istri saya mengirim sms kepada saya jika anak kami telah lahir Perempuan di RS bandar lampung. Saya pun berangkat pada pukul wib naik kereta api, sampai di Lampung pada pukul wib, setelah melihat anak saya dan memberinya, dan menggendongnya saya sedih, dan berkata ke Istri saya : Akan kita adakan dimana acara syukurannya?, istri saya jawab di lampung : ya sudah kapan acaranya!, Istri saya diam, lalu saya katakan : kita adakan acara syukuran nya di Linggau saja, karena Orang tua saya menyarankan demikian, Istri saya jawab : di Lampung saja, lalu saya berkata : ya sudah saya nurut, saya menunggu Info darimu, dan tunggu keuangan kita normal, kita sekalian Hal 5 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

6 aqiqah anak kita!. dan saya minta tolong, Sket / akta lahir nanti tolong dikirim untuk dimasukkan ke daftar gaji, namun Istri saya diam dan tak mau bicara. Kemudian pada tanggal 25 Sept 2013 naik kereta api karena izin saya terbatas saya pun segera berangkat ke Palembang. Setelah sudah 2 kali saya jemput, hingga saat ini istri saya tetap tidak mau ikut saya, saya juga telah mengajak Istri saya untuk syukuran di rumah kami di Palembang, Istri saya menolak, karena Istri saya mau mengadakan acara syukuran di Lampung, saya pun sering menelpon istri saya untuk koordinasi masalah anak namun telpon dari saya tidak pernah diangkat, mengingat kondisi keuangan saya tidak bisa selalu ke Lampung untuk lihat kondisi Istri dan anak saya, saya hanya bisa lewat telpon.; 4.5 Pada tanggal 5 Desember 2013, termohon mengirim sms bahwa Termohon hendak mengontrak di lampung, termohon menyuruh saya agar segera menggugatnya cerai jika tidak mau pindah tugas ke Lampung, saya pun masih tetap menyuruhnya pulang ke Palembang, namun istri saya tetap tidak mau, setelah saya sadari istri saya sudah tidak mau lagi berumah tangga dengan saya. Setelah berbagai usaha telah saya tempuh untuk menjalin kembali rumah tangga ini, Hingga saat ini saya masih tinggal sendiri dirumah saya terlunta lunta tanpa didampingi istri saya. Dari sekian banyak masalah dalam rumah tangga kami serta saya pun tidak bisa menjelaskannya secara rinci dalam kronologi ini tanpa kehadiran istri saya di hadapan KETUA, saya pun dari hati kecil saya merasa saya telah dizholimi oleh Istri saya yang sering meninggalkan saya tanpa izin saya, saya pun tidak tahu apa kegiatan istri saya selama di lampung karena saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki rumah tangga namun harapan itu hanya bertepuk sebelah tangan,kalaupun saya salah atau khilaf dalam mempimpin rumah tangga baik dalam kalimat atau prilaku serta keadaan yang mungkin membuat Istri saya tidak nyaman hidup berumah tangga dengan saya, saya telah minta maaf dengan berulang kali menjemput Termohon ( Istri saya ). 5. Bahwa dengan adanya hal-hal tersebut diatas, maka Pemohon merasa sulit untuk mempertahankan ikatan perkawinan seperti ini sehingga pula tujuan perkawinan dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang sakinah, Hal 6 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

7 mawaddah, warahmah tidak akan terwujud, oleh karenanya Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon ke Pengadilan Agama Palembang; Berdasarkan dalil-dalil diatas, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Palembang dalam hal ini Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya berkenan memberikan putusan yang amarnya berbunyi, sebagai berikut : 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Menetapkan, memberi izin kepada Pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak terhadap Termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Kelas I A Palembang; 3. Menetapkan biaya perkara sesuai ketentuan yang berlaku; Atau bila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Pemohon telah hadir menghadap sendiri, sedangkan Termohon tidak hadir; Bahwa Majelis Hakim telah memberikan pengertian seperlunya kepada Pemohon sehubungan dengan alamat Termohon karena ternyata Termohon tidak ada lagi di alamat yang ditunjuk oleh Pemohon dalam surat permohonannya, oleh karenanya Pemohon menyatakan mencabut perkaranya; Bahwa karena perkara telah dicabut maka pemeriksaan perkara tidak dilanjutkan lagi; Bahwa segala sesuatu yang terjadi di persidangan telah dicatat dalam berita acara pemeriksaan perkara ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penetapan; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon sebagaimana terurai di atas; Hal 7 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

8 Menimbang, bahwa sebelum memasuki pemeriksaan pokok perkara karena ternyata panggilan untuk Termohon tidak patut, karena senyatanya Termohon sudah tidak berada pada alamat yang ditunjuk oleh Pemohon dalam identitas surat permohonannya, di persidangan Pemohon menyatakan secara lisan mencabut perkaranya; Menimbang, bahwa karena pencabutan tersebut belum memasuki kepada materi jawaban dari Tergugat, maka pencabutan tersebut tidak perlu meminta persetujuan dari Tergugat, yang hal itu sesuai dengan maksud pasal 271 ayat (1) Rv.; Menimbang, bahwa karena pencabutan tersebut telah sesuai dengan peraturan hukum acara yang berlaku pada Peradilan Agama, maka sudah sepatutnya untuk dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, biaya perkara dibebankan kepada Pemohon; Mengingat segala peraturan perundang-undangan dan hukum syara yang berlaku serta berkaitan dengan perkara ini; MENETAPKAN 1. Menyatakan permohonan Pemohon perkara Nomor 0339/Pdt.G/2014/PA.Plg yang terdaftar pada Pengadilan Agama Palembang tanggal 25 Februari 2014, dicabut; 2. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp ,- (Dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah); Demikian penetapan ini dijatuhkan berdasarkan musyawarah Majelis Hakim pada hari Senin tanggal 17 Maret 2014 M. bertepatan dengan tanggal 15 Jumadil Awwal 1435 H, oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Palembang yang terdiri dari Dra. Sri Wahyuningsih, S.H., M.H.I sebagai Ketua Majelis Hal 8 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

9 serta Drs. H. Ahyauddin Karim, S.H. dan Dra. Hj. Ristinah H. M. Nun sebagai Hakim-Hakim Anggota serta diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh para Hakim Anggota serta Hj. Ustri Marni, S. Ag. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Pemohon tanpa hadirnya Termohon. Ketua Majelis Ttd. Dra. SRI WAHYUNINGSIH, S.H., M.H.I Hakim Anggota Ttd. Drs. H. AHYAUDDIN KARIM, S.H. Hakim Anggota Ttd. Dra. Hj. RISTINAH H. M. NUN Panitera Pengganti Ttd. Hj. USTRI MARNI, S.Ag. Hal 9 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.

10 Perincian Biaya Perkara : 1. Pendaftaran : Rp ,- 2. Biaya Proses : Rp ,- 3. Panggilan Pemohon : Rp ,- 4. Panggilan Termohon : Rp ,- 5. Redaksi : Rp ,- 6. Materai : Rp ,- Jumlah : Rp ,- Hal 10 dari 10 halaman Perkara Nomor 339/Pdt.G/2014/PA.Plg.