LAPORAN TAHUNAN 2014 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN 2014 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 2014

2

3 LAPORAN TAHUNAN 2014 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

4

5 Kata Pengantar Dengan memanjatkan segala puji ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, Komisi Yudisial dapat melaksanakan amanat, wewenang, dan tugas tahun 2014 sebagaimana diatur di dalam UUD Negara RI Tahun 1945 pasal 24B dan UU Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 ini memaparkan hasil kinerja Komisi Yudisial selama tahun 2014 dengan disertai kegiatan kegiatan pendukungnya dalam rangka mewujudkan peradilan bersih di Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Komisi Yudisial berusaha semaksimal mungkin dengan dukungan dan kerjasama yang sinergis dari seluruh stakeholders, utamanya Mahkamah Agung, Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah serta seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap pentingnya mewujudkan peradilan bersih. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan Komisi Yudisial. Semoga di masa mendatang Komisi Yudisial dapat terus meningkatkan kinerjanya dalam mewujudkan proses peradilan yang jujur, bersih, dan berwibawa. Jakarta, Januari 2015 Ketua Komisi Yudisial, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 i

6

7 Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i iii v vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Arah Kebijakan Lembaga 2 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Rekrutmen Hakim Seleksi Calon Hakim Agung Seleksi Calon Hakim Ad Hoc di Mahkamah Agung Seleksi Pengangkatan Hakim Bersama-sama dengan Mahkamah Agung Pengawasan Hakim Penanganan Laporan Masyarakat Pelaksanaan Sidang Majelis Kehormatan Hakim Pemantauan Perilaku Hakim Investigasi Hakim Peningkatan Kapasitas dan Kesejaheraan Hakim Advokasi 38 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAN Struktur Organisasi Peningkatan Sumber Daya Manusia Penyusunan dan Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan Hubungan Antar Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Sistem Informasi 60 BAB IV PAGU DAN REALISASI ANGGARAN Alokasi Anggaran Realiasasi Anggaran 71 BAB V PENUTUP 75 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 iii

8

9 Daftar Tabel Tabel 1 Penerimaan Usulan Calon Hakim Agung 6 Tabel 2 Pendaftar yang Lolos Seleksi Administrasi 6 Tabel 3 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kualitas 7 Tabel 4 Pelaksanaan Seleksi Kesehatan tahun Tabel 5 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kesehatan 8 Tabel 6 Metode Seleksi Kepribadian 9 Tabel 7 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kepribadian 9 Tabel 8 Calon Hakim Agung yang Diusulkan ke DPR 11 Tabel 9 Hakim Agung yang disetujui DPR 12 Tabel 10 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat 14 Tabel 11 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat Berdasarkan Lokasi Aduan Periode Januari s.d Desember Tabel 12 Perbandingan Penerimaan Laporan Masyarakat Tahun Tabel 13 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat Berdasarkan Jenis Perkara Tahun Tabel 14 Jenis Laporan Masyarakat berdasarkan Hasil Verifikasi 19 Tabel 15 Hasil Keputusan Sidang Panel Pembahasan 20 Tabel 16 Kehadiran & Ketidakhadiran Terperiksa 20 Tabel 17 Penjatuhan Sanksi Yang Direkomendasikan ke Mahkamah Agung 21 Tabel 18 Rekapitulasi Sidang Majelis Kehormatan Hakim Tahun Tabel 19 Sidang Majelis Kehormatan Hakim Tahun Tabel 20 Pengelolaan Permohonan Pemantauan 26 Tabel 21 Laporan Hasil Investigasi Hakim Tingkat Pertama, Banding, dan Kasasi Tahun Tabel 22 Klasifikasi Penanganan Investigasi Tahun Tabel 23 Laporan Penelusuran Rekam Jejak 31 Tabel 24 Narasumber dan Materi Pelatihan Jarak Jauh Ekonomi Syariah 34 Tabel 25 Silabus Pelatihan Khusus Hukum Acara Perdata 35 Tabel 26 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Jabatan s.d 31 Desember Tabel 27 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember Tabel 28 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember Tabel 29 Alokasi Anggaran Komisi Yudisial Tahun 2014 Berdasarkan Program dan Kegiatan 70 Tabel 30 Alokasi dan Realisasi Penyerapan Anggaran Berdasarkan Program Tahun 2014 (Unaudited) 71 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 v

10

11 Daftar Gambar Gambar 1 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat Berdasarkan Alokasi Aduan Periode Januari s.d Desember Gambar 2 Jumlah Laporan masyarakat Tahun 2010 s.d Gambar 3 Jumlah Laporan SBK Gambar 4 Struktur Organisasi Komisi Yudisial RI 45 Gambar 5 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial 46 Gambar 6 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Jabatan s.d 31 Desember Gambar 7 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember Gambar 8 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 vii

12

13 BAB I Pendahuluan

14 x Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Komisi Yudisial mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung, dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Kewenangan Komisi Yudisial dijabarkan lebih lanjut dalam Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial dan diperluas melalui Paket Undang-Undang Badan Peradilan yang memberikan wewenang Komisi Yudisial untuk melakukan seleksi pengangkatan hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Selanjutnya secara substansial kewenangan Komisi Yudisial diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Undangundang tersebut memperkuat kewenangan Komisi Yudisial sebagaimana diatur dalam pasal 13 yang berbunyi Komisi Yudisial mempunyai wewenang : a) Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim adhoc di Mahkamah Agung kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapat persetujuan; b) Menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim; c) Menetapkan kode etik dan atau pedoman perilaku hakim bersamasama dengan Mahkamah Agung; d) Menjaga danmenegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim. Pelaksanaan wewenang dan tugaskomisi Yudisial selamatahun 2014,dirancang dan disusun berdasarkanamanatundang-undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial dan Paket Undang-undang Badan Peradilan, serta Garis Besar Kebijakan dan Strategi Komisi Yudisial Tahun Untuk memenuhi kewajiban konstitusional, maka sebagai institusi publik Komisi Yudisial wajib menyampaikan Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat selaku pemegang kedaulatan di negeri ini terutama bagi stakeholders yang telah memberikan perhatian kepada Komisi Yudisial. Secara internal, Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014 ini merupakan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan wewenang dan tugas Komisi Yudisial, menjadi bahan refleksi bagi kinerja seluruh komponen Komisi Yudisial dan Sekretariat Jenderal yang terlibat dalam pemberian dukungan administratif dan teknis operasional, dan sebagai bekal untuk memproyeksikan perencanaan pada tahun-tahun berikutnya demi terwujudnya visi dan misi Komisi Yudisial. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

16 BAB I PENDAHULUAN 1.2 ARAH KEBIJAKAN LEMBAGA Negara hukum yang demokratis mengandung prasyarat mutlak yang harus dipenuhi yaitu terselenggaranya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial judiciary) dalam menjalankan tugas yudisialnya. Hakim sebagai pejabat negara yang menjalankan kekuasaan kehakiman tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun, dan untuk menjamin tegaknya keadilan, intervensi kepada hakim dalam proses pengambilan putusan pengadilan, baik intervensi dari lingkungan kekuasaan eksekutif maupun legislatif ataupun dari kalangan masyarakat dan media massa harus dihilangkan. Hakim hanya berpihak kepada kebenaran dan keadilan.hakim menjadi mulut keadilan yang menyuarakan perasaan keadilan yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Arah kebijakan Komisi Yudisial pada tahun 2014tertuang dalam Peraturan Komisi Yudisial Nomor 02 Tahun 2012 tentang Garis Besar Kebijakan dan Strategi Komisi Yudisial Tahun , seluruh komponen dalam Komisi Yudisial bertekad untuk mewujudkan Visi Komisi Yudisial yaitu: Terwujudnya Komisi Yudisial yang bersih, transparan, partisipatif, akuntabel, dan kompeten dalam mewujudkan hakim yang bersih, jujur, dan profesional Arah kebijakan Komisi Yudisial merupakan penjabaran operasional dari tugas dan wewenang Komisi Yudisial yang meliputi: peningkatan kualitas seleksi pengangkatan hakim, hakim agung dan hakim Adhoc di Mahkamah Agung, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim sebagai upaya menjaga kehormatan hakim, peningkatan kualitas penanganan laporan masyarakat sebagai upaya menegakkan kehormatan hakim, pemantapan proses penegakkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH). Arah kebijakan tersebut diatas kemudian didukung dengan arah kebijakan internal yang melingkupi penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas layanan publik. Rumusan visi dan arah kebijakan di atas selanjutnya akan diwujudkan melalui MisiKomisi Yudisial, yaitu: 1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan Komisi Yudisial menjadi lembaga bersih, transparan, partisipatif, akuntabel, dan kompeten; 2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pencari keadilan secara efektif dan efisien; 3) Menyiapkan dan merekrut calon hakim agung, calon hakim adhoc di Mahkamah Agung, dan hakim yang bersih, jujur, dan profesional; 4) Menjaga kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim secara efektif, transparan, partisipatif, dan akuntabel; 5) Menegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim secara adil, obyektif, transparan, partisipatif, dan akuntabel. Visi dan Misi yang sudah ditetapkan Komisi Yudisial menjadi landasan penyusunan rencana strategis dan serangkaian program kegiatan tahunan pada masing-masing satuan kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial. 2 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

17 BAB II Pelaksanaan Wewenang dan Tugas

18

19 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 2.1 REKRUTMEN HAKIM Berdasarkan Pasal 24B Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung. Kewenangan tersebut lebih lanjut diperluas dalam Pasal 13 huruf a Undang- Undang Nomor 18 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang menyatakan bahwa Komisi Yudisial mempunyai wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan. Maka dengan adanya perluasan tersebut semakin memperkuat kewenangan Komisi Yudisial dimana proses seleksi para hakim baik hakim agung maupun hakim ad hoc di Mahkamah Agung dilaksanakan oleh Komisi Yudisial. Di samping itu kewenangan Komisi Yudisial juga diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1989 tentang Peradilan Tata Usaha Negara untuk melaksanakan seleksi pengangkatan hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Kewenangan di bidang rekrutmen hakim tertuang dalam Pasal 6 Peraturan KY No. 7 Tahun 2013, yang meliputi; menyusun kebijakan dan teknis pelaksanaan proses pada pengusulan calon hakim agung, pengangkatan hakim, dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung. Selanjutnya kewenangan tersebutdilaksanakan oleh Biro Rekrutmen Hakim, Advokasi dan Peningkatan Kapasitas Hakim yang telah menjalankan tugas-tugas sehubungan dengan kewenangan rekrutmen hakim selama tahun 2014 sebagai berikut: Seleksi Calon Hakim Agung Menindaklanjuti surat Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 02/WKMA/I/2014 tertanggal 30 Januari 2014, Komisi Yudisial melakukan seleksi calon hakim agung dalam rangka pengisian kekosongan jabatan hakim agung dan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hakim agung dimana terdapat kebutuhan hakim agung sebanyak 10 orang, yang terdiri dari: kamar agama 2 orang, kamar perdata 3 orang, kamar pidana 2 orang, dan kamar Tata Usaha Negara 3 orang. Proses seleksi dilaksanakan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

20 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial dan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Seleksi Calon Hakim melalui tahapan: penerimaan usulan, seleksi administrasi, seleksi uji kelayakan, penetapan kelulusan, dan penyampaian usulan kepada DPR. a. Penerimaan Usulan Calon Hakim Agung Pengusulan calon hakim agung (CHA) dapat dilakukan oleh Pemerintah, Mahkamah Agung dan Masyarakat, yang dimulai padatanggal 17 Februari Maret 2014 dandiperpanjang sampai dengan 21 Maret 2014, dalam jangka waktu tersebut telah diterima sejumlah 72 orang, sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 1 Penerimaan Usulan Calon Hakim Agung No. Asal Peserta 1 Karier 50 2 Nonkarier 22 Jumlah 72 a. Seleksi Administrasi Seleksi administrasi merupakan seleksi tahap I pada proses seleksi calon hakim agung yang dilaksanakan dalam rangka pemenuhan syarat administrasi calon hakim agung. Berdasarkan hasil rapat pleno Komisi Yudisial RI tanggal 24 Maret 2014, diputuskan sebanyak 72 CHA dinyatakan memenuhi persyaratan administratif, sebagaimana tabel berikut: Tabel 2 Pendaftar yang Lolos Seleksi Administrasi No Asal Pidana Perdata TUN Agama Tidak Memilih Jumlah 1 Karier Nonkarier Jumlah Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

21 b. Seleksi Uji Kelayakan Seleksi uji kelayakan calon hakim agung dilakukan untuk menentukan kelayakan terkait kualitas, kesehatan dan kepribadian, yang dilanjutkan dengan wawancara. 1) Seleksi Kualitas Seleksi kualitas dilaksanakan dalam rangka mengukur dan menilai tingkat kapasitas keilmuan dan keahlian calon hakim agung yang dilakukan dengan menggabungkan nilai pembuatan karya tulis, penyelesaian kasus hukum, penyelesaian kasus Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, dan penilaian karya profesi.tema seleksi calon hakim agung tahun 2014 adalah rechtvinding, dengan harapan dapat menghasilkan calon hakim agung yang mempunyai kemampuan dalam hal penemuan hukum. Seleksi Kualitas dilaksanakan di Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung pada tanggal 5 dan 6 April Berdasarkan hasil rapat pleno Komisi Yudisial ditetapkan sebanyak 30 CHAdinyatakan lulus seleksi kualitas dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kualitas No Asal Jumlah Berdasarkan Kamar Pidana Perdata TUN Agama 1. Karier Nonkarer Total Seleksi Tahap II (seleksi kualitas) Calon Hakim Agung Tahun 2014 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

22 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 2) Seleksi Kesehatan dan Kepribadian Seleksi berikutnya adalah seleksi kesehatan dan kepribadian, yang dilakukan untuk mengetahui, mengukur dan menilai kelayakan kesehatan dan kepribadian calon hakim agung. a) Seleksi Kesehatan Pemeriksaan kesehatan untuk menilai jasmani dan rohani para calon hakim agung,dengan jadwal seleksi kesehatan tahun 2014 sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 4 Pelaksanaan Seleksi Kesehatan Tahun 2014 Tujuan Menghasilkan CHA yang mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksankan tugas dan kewajiban sebagai hakim agung. Waktu 28 dan 29 April Tempat Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Jend. Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Hasil 26 orang. Berikut ini tabel rincian 26 orang CHA yang dinyatakan lulus seleksi kesehatan: Tabel 5 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kesehatan No. Asal Lulus Seleksi Kesehatan Agama Perdata Pidana TUN Jumlah 1. Karier Nonkarier Jumlah b) Seleksi Kepribadian Seleksi Kepribadian dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelayakan kepribadian CHA. Adapun rangkaian seleksi kepribadian yang telah dilaksanakan melalui metode sebagai berikut: 8 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

23 Tabel 6 Metode Seleksi Kepribadian No. Metode Waktu/Tempat Ket. 1. Profile Assessment 30 April s.d. 1 Mei 2014 di Balitbang Diklat Mahkamah Agung RI. 2. Rekam Jejak Investigasi 25 Maret s.d. 30 Mei Penerimaan 25 Maret s.d. 10 informasi Juni 2014 masyarakat Self Assessment 6 April 2014 Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) Tim Investigasi Komisi Yudisial Selanjutnya pada tanggal 11 sampai dengan 20 Juni 2014 dilakukan klarifikasi rekam jejak terhadap CHA untuk menindaklanjuti adanya informasi atau pendapat dari masyarakat yang dilakukan berdasarkan hasil investigasi dari para investigator, jejaring, maupun berdasarkan laporan masyarakat yang masuk ke Komisi Yudisial mengenai integritas, perilaku, dan karakter calon hakim agung. Berdasarkan rapat pleno Komisi Yudisial tanggal 3 Juli 2014, ditetapkan sebanyak 11 orang dinyatakan layak dan lulus seleksi tahap III (kepribadian), sebagai berikut: Tabel 7 Calon Hakim Agung yang Lulus Seleksi Kepribadian No Asal Pidana Perdata TUN Agama Jumlah 1. Karier Nonkarier Jumlah c) Seleksi Wawancara Tujuan dari wawancara adalah mengetahui dan menggali secara lebih mendalam mengenai: visi, misi, dan komitmen serta program jika terpilih sebagai hakim agung. Selain itu, wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman calon terhadap Hukum Acara dan Teori Hukum,pemahaman Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim,wawasan Pengetahuan Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

24 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Peradilan dan Perkembangan Hukum, serta Klarifikasi Lanjutan LHKPN dan Laporan Masyarakat. Wawancaradilaksanakan secara terbuka pada tanggal 10 s.d. 12 Juli 2014 oleh Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial dengan dibantu oleh Pewawancara Tamu terhadap 11 orang CHA. d) Penetapan Calon Hakim Agung Tahun 2014 Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi atas perkara No. 27/PUU-XI/2013 yang dibacakan pada sidang Mahkamah Konstitusi pada tanggal 9 Januari 2014, ditetapkan bahwa Komisi Yudisial mengajukan 1 Calon Hakim Agung untuk setiap 1 lowongan Hakim Agung kepada DPR RI. Penentuan kelulusan dilakukan dengan cara menggabungkan antara nilai seleksi kualitas dengan nilai wawancara dari setiap calon hakim agung yang kemudian dari nilai tersebut ditentukan batas kelulusannya. Penetapan kelulusan CHA dilakukan melalui rapat pleno yang dihadiri oleh seluruh Anggota Komisi Yudisial secara musyawarah mufakat pada tanggal 17 Juli Berdasarkan batas kelulusan atau passing grade tersebut Komisi Yudisial hanya mendapatkan 5 (lima) calon hakim agung yang dianggap memenuhi syarat dan layak untuk dimintakan persetujuannya kepada DPR, yang selanjutnya akan ditetapkan oleh Presiden sebagai hakim agung. Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung Tahun Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

25 e) Penyampaian Usulan Kepada DPR Pengajuan nama calon hakim agung kepada DPR disampaikan pada tanggal 17 Juli 2014, dimanausulan dan dokumen pendukungnya disampaikan langsung oleh Wakil Ketua KY, Ketua Bidang Rekrutmen Hakim, serta Ketua Bidang SDM dan Litbang Komisi Yudisial pada tanggal 20 Agustus 2014, dan diterima oleh Pimpinan DPR RI dan Komisi III DPR RI. Dalam rangka transparansi proses seleksi CHA di Komisi Yudisial maka pada tanggal 1 September 2014, Wakil Ketua, Ketua Bidang Rekrutmen Hakim, Ketua Bidang Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Hakim serta Ketua Bidang SDM dan Litbang Komisi Yudisial mempresentasikan hasil seleksi Calon Hakim Agung tahun 2014 kepada Komisi III DPR RI. Adapun calon hakim agung tahun 2014 yang diusulkan Komisi Yudisial adalah sebagai berikut: Tabel 8 Calon Hakim Agung yang Diusulkan ke DPR No. Nama Jabatan Kamar 1. Is Sudaryono, S.H., M.H. Ketua PT TUN Medan Tata Usaha Negara 2. Amran Suadi, Dr., H., S.H., M.H., M.M. WK PTA Surabaya Agama 3. Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. WK PT Pontianak Perdata 4. Purwosusilo, Dr., H., S.H., M.H. Direktur Jenderal Badilag/ Hakim MA-RI Agama 5. Muslich Bambang Luqmono S.H., M.Hum. Hakim Tinggi Jayapura Pidana Setelah dilakukan fit and proper test di DPR, terpilih 4 orang calon hakim agung yang disetujui untuk dilantik sebagai hakim agung sebagai berikut: Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

26 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Tabel 9 Hakim Agung yang disetujui DPR No. Nama Jabatan Kamar 1. Is Sudaryono, S.H., M.H. Ketua PT TUN Medan Tata Usaha Negara 2. Amran Suadi, Dr., H., S.H., M.H., M.M. WK PTA Surabaya Agama 3. Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. WK PT Pontianak Perdata 4. Purwosusilo, Dr., H., S.H., M.H. Direktur Jenderal Badilag/ Hakim MA-RI Agama Seleksi Calon Hakim Ad Hoc Di Mahkamah Agung Komisi Yudisial sesuai dengan amanat Undang-undang No. 18 tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, juga berwenang dalam seleksi hakim adhoc di Mahkamah Agung. Berkenaan dengan hal tersebut pada tahun 2014 Komisi Yudisial telah melakukan korespondensi dengan Mahkamah Agung perihal permintaan pengisian jabatan hakim adhoc di MA, sehubungan dengan adanya masa jabatan hakim adhoc di Mahkamah Agung yang telah berakhir. Namun demikian,mahkamah Agung belum membutuhkan hakim ad hoc di Mahkamah Agung, sehingga pada tahun 2014 Komisi Yudisial tidak menyelenggarakan seleksi calon hakim ad hoc di Mahkamah Agung dan anggaran seleksi calon hakim ad hoc tersebut dipotong dan dikembalikan untuk negara sebagai implikasi Inpres No 4 tahun Seleksi Pengangkatan Hakim Bersama Sama Dengan Mahkamah Agung Sejak tahun 2009 melalui tiga Undang-Undang Peradilan, yaitu Undang- Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 2 tentang Peradilan Umum, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Komisi Yudisial diberi kewenangan baru untuk melaksanakan Seleksi Pengangkatan Hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung. Berdasarkan tiga Undang-Undang tersebut, maka diterbitkanlah Peraturan Bersama tahun 2012 tentang Seleksi Pengangkatan Hakim.Pasal 4 Perba No.01/PB/MA/IX/ /PB/P.KOMISI YUDISIAL/09/2012 Tahun 2012 tentang Seleksi Pengangkatan Hakim, mengamanatkan Komisi Yudisial untuk melakukan pemantauan kepada Cakim Angkatan VII tahun Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

27 sebanyak 204 (dua ratus empat) orang. Selanjutnya pada 8 April 2014, Panitia Seleksi Calon Hakim dan Komisi Yudisial telah melaksanakan rapat kelulusan Calon Hakim, dimana Komisi Yudisial merekomendasikan 5 orang dinyatakan tidak lulus. Rekomendasi Komisi Yudisial tersebut disampaikan kepada Mahkamah Agung sebagai dasar untuk pengangkatan hakim. Pada tahun 2014 tidak dilakukan seleksi pengangkatan hakim dikarenakan belum adanya peraturan bersama antara Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial tentang Seleksi Pengangkatan Hakim sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 48, 49, 50 dan 51 tahun Setelah melalui 3 kali rapat pembahasan antara Tim Penyusun Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial, saat ini peraturan bersama tersebut masih dalam tahap harmonisasi di bagian hukum Mahkamah Agung untuk selanjutnya diserahkan ke Pimpinan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial untuk ditandatangani. Peraturan bersama ini yang akan dijadikan dasar hukum penyelenggaraan Seleksi Pengangkatan hakim. 2.2 PENGAWASAN HAKIM Berdasarkan amanah Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, salah satu tugas dan wewenang Komisi Yudisial adalah menjalankan Pengawasan Perilaku Hakim dan Investigasi. Komisi Yudisial sebagai lembaga pengawas eksternal terhadap perilaku hakim melakukan pengawasan baik secara pasif berdasarkan laporan masyarakat maupun secara aktif melalui berbagai kegiatan yang dilakukan Komisi Yudisial dalam bentuk pemantauan persidangan Penanganan Laporan Masyarakat. Proses penanganan laporan masyarakat terdiri dari kegiatan penerimaan laporan masyarakat, pendalaman laporan masyarakat, Sidang Panel hasil pendalaman laporan masyarakat, pemeriksaan para pihak dan saksi, Sidang Pleno hasil pemeriksaan, dan rekomendasi penjatuhan sanksi. a. Penerimaan Laporan Masyarakat Penerimaanlaporan masyarakat mengenai perilaku hakim yang diduga melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim (KEPPH) periode Januari s.d Desember 2014 adalah sebanyak laporan. Selain menerima laporan masyarakat secara langsung, KY juga menerima 2.003surat tembusan terkait dugaan pelanggaran KEPPH. Rincian seluruh laporan masyarakat yang diterima KY pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

28 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Tabel 10 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat No Jenis Laporan Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml 1 Laporan Masyarakat Yang disampaikan Langsung Kekantor Komisi Yudisial Laporan Masyarakat Yang disampaikan via Pos Laporan yang disampaikan via online Informasi Laporan yang disampaikan via Kantor Penghubung Jumlah Laporan Masyarakat Yang Diterima Surat Tembusan Total Penerimaan Laporan dan Tembusan Gambar1 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat 14 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

29 Tabel 11 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat Berdasarkan Lokasi Aduan Periode Januari s.d Desember 2014 No Propinsi Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml 1 DKI Jakarta Jawa Timur Sumatera Utara Jawa Barat Jawa Tengah Sulawesi Selatan Sumatera Selatan Riau Kalimantan Barat Nusa Tenggara Barat Kalimantan Timur Banten Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Sumatera Barat Bali Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tengah DI Yogyakarta Nanggroe Aceh Darussalam Jambi Bengkulu Sulawesi Utara Lampung Papua Kepulauan Riau Maluku Sulawesi Tenggara Gorontalo Bangka Belitung Papua Barat Sulawesi Barat Maluku Utara Kalimantan Utara Lain-lain (tidak disebutkan lokasi) T O T A L Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

30 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Dari Data Rekap diatas dapat diketahui 10 (sepuluh) Propinsi yang terbanyak menyampaikan laporan terkait Dugaan Pelanggaran KE & PPH pada Periode Bulan Januari s.d. Desember 2014, yaitu: 1. DKI Jakarta : 383 laporan 2. Jawa Timur : 236 laporan 3. Sumatera Utara : 159 laporan 4. Jawa Barat : 144 laporan 5. Jawa Tengah : 106 laporan 6. Sulawesi Selatan : 81 laporan 7. Sumatera Selatan : 56 laporan 8. Riau : 45 laporan 9. Kalimantan Barat : 41 laporan 10. Nusa Tenggara Barat : 40 laporan Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2014 jumlah laporan masyarakat yang masuk ke Komisi Yudisial mengalami kenaikan dan penurunan sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 12 Perbandingan Penerimaan Laporan Masyarakat Tahun No. Jenis Surat/ Laporan Tahun Jml 1 Laporan Masyarakat Surat Tembusan Jumlah Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

31 Gambar 2 Jumlah Laporan Masyarakat Tahun 2010 s.d 2014 Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu 5 tahun, sejak tahun 2010 s.d 2014 rata-rata laporan masyarakat yang masuk sebanyak 1723 laporan setiap tahunnya, dan untuk Penerimaan laporan masyarakat menurut jenis perkara yang dilaporkan sejak tahun 2010 s.d sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 13 Rekapitulasi Penerimaan Laporan Masyarakat Berdasarkan Jenis Perkara Tahun No. Jenis Perkara Tahun Jumlah 1 Pidana Perdata TUN Militer Agama Tipikor Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

32 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS No. Jenis Perkara Tahun Jumlah 7 Niaga PHI Pidana & Perdata Perselisihan Hasil Pemilu / Pemilu HAM Syariah Uji Materil Pembubabaran Parpol Pajak Lingkungan *Lain-lain Jumlah Berdasarkan tabel diatas, tampak laporan masyarakat yang diterima oleh Komisi Yudisial setiap tahunnya mayoritas terkait perdata dan pidana. Ruang Pengaduan Komisi Yudisial 18 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

33 b. Verifikasi Laporan Masyarakat; Berdasarkan hasil verifikasi terhadap laporan masyarakat yang masuk pada periode Januari s.d Desember 2014 terdapatsejumlah laporan, dengan kategori jenis laporan masyarakat sebagai berikut: Tabel 14 Jenis Laporan Masyarakat berdasarkan Hasil Verifikasi No. Hasil Verifikasi Jumlah (%) Laporan Terkait Dugaan Pelanggaran KEPPH Laporan Bukan Kewenangan Komisi Yudisial dan diteruskan ke instansi lain Laporan Permohonan Pemantauan Laporan Tidak dapat diterima, karena putusan yang dilaporkan sebelum berdirinya KY Laporan di Arsip karena alamat pelapor tidak jelas Laporan Dicabut oleh pelapor Jumlah Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil verifikasi, jenis laporan masyarakat yang menempati urutan pertama yaitu laporan terkait dugaan pelanggaran KEPPH sebanyak laporan Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

34 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS (57.72%) dan pada urutan kedua yaitu laporan permohonan pemantauan sebanyak 372 laporan (20.89%). c. Penanganan Laporan Masyarakat (Sidang Panel Pembahasan) Jumlah laporan masyarakat terkait pelanggaran KEPPH yang ditangani oleh Komisi Yudisial pada tahun 2014 adalah sebanyak 672 laporan dengan rincian terdapat pada tabel berikut : Tabel 15 Hasil Keputusan Sidang Panel Pembahasan No. Hasil Keputusan Sidang Panel Pembahasan Jumlah (laporan) 1. Laporan Dapat Ditindaklanjuti 294 a. b. c. d. Laporan yang ditindaklanjuti mulai dengan pemeriksaan pelapor/saksi Laporan yang ditindaklanjuti langsung dengan pemeriksaan hakim Laporan yang ditindaklanjuti dengan surat permintaan klarifikasi Lain-lain (Permintaan alat bukti, Investigasi, meneruskan/ pemberitahuan ke MA dan instansi lain) Laporan Tidak Dapat Dapat Ditindaklanjuti (Tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran KEPPH) 378 d. Pemeriksaan Hakim dan Pelapor/saksi Jumlah hakim dan pelapor/saksi yang dipanggil untuk dilakukan pemeriksaan oleh Komisi Yudisial pada periode Januari s.d 31 Desember 2014 sebanyak 674 orang, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 16 Kehadiran & Ketidakhadiran Terperiksa No. Keterangan Terperiksa Hakim Pelapor Saksi Jumlah (orang) 1. Hadir untuk diperiksa Tidak Hadir Jumlah Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

35 e. Usul Penjatuhan Sanksi Dari jumlah 143 orang hakim yang dilakukan pemeriksaan, pada tahun 2014 sebanyak 131 orang di usulkan penjatuhan sanksi ke Mahkamah Agung, dengan rincian sebagai berikut: 96 orang direkomendasikan untuk dijatuhi sanksi ringan; 22 orang direkomendasikan dijatuhi sanksi sedang; 13 orang direkomendasikan dijatuhi sanksi berat Berikut ini rincian jenis sanksi yang diberikan sebagai berikut: Tabel 17 Penjatuhan Sanksi Yang Direkomendasikan ke Mahkamah Agung No. 1. Sanksi Ringan Jenis Sanksi Jumlah (orang) Teguran Lisan 10 Teguran Tertulis 68 Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis Sanksi Sedang Penundaan Gaji Berkala Paling Lama 1 (satu) tahun 0 Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala paling lama 1 (satu) tahun 0 Penundaan Kenaikan Pangkat Paling Lama 1 (satu) thaun 0 Hakim Non Palu Paling Lama 3 (tiga) bulan 4 Hakim Non Palu Paling Lama 6 (enam) bulan Sanksi Berat Pembebasan dari Jabatan 0 Hakim Non Palu 1 (satu) tahun dan Penundaan Tunjangan Hakim 1 Hakim Non Palu selama 1 (satu) tahun 1 Hakim Non Palu selama 2 (dua) tahun 1 Hakim Non Palu selama 6 (enam) bulan dan tidak mendapatkan tunjangan selama menjalani hukuman 1 tsb. Pemberhentian sementara 0 Pemberhentian Tetap dengan Hak Pensiun 3 Pemberhentian Tetap Tidak Dengan Hormat 6 Jumlah 131 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

36 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Pelaksanaan Sidang Majelis Kehormatan Hakim Sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH) merupakan forum pembelaan diri bagi hakim yang direkomendasikan Komisi Yudisial untuk dijatuhi sanksi berat. Sidang Majelis Kehormatan Hakim dilaksanakan berdasarkan Peraturan Bersama tentang Tata Cara Pembentukan, Tata Kerja, dan Tata Cara Pengambilan Keputusan Majelis Kehormatan Hakim yang dibentuk oleh Komisi Yudisial bersama dengan Mahkamah Agung. Sidang MKH telah dilaksanakan sejak diterbitkannya Keputusan BersamaKetuaMahkamahAgungRIdanKetuaKomisiYudisialRINomor: 129/ KMNIX/2009- Nomor04/SKB/P.KY/IX/2009 tanggal 8 September Sejak periode tahun 2009s.d2014Sidang MKH sudah dilaksanakan terhadap 37 orang hakim dan dijatuhkan sanksi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 18 Rekapitulasi Sidang Majelis Kehormatan Hakim Tahun No Tahun Sidang MKH Kasus Posisi Jumlah Gratifikasi/Penyuapan Perkara hubungan keluarga 1 2. Gratifikasi/Penyuapan 3 3. Mangkir Gratifikasi/Penyuapan 3 2. Perselingkuhan Gratifikasi/Penyuapan 3 2. Perselingkuhan 1 3. Manipulasi Putusan Kasasi Gratifikasi/Penyuapan 2 2. Perselingkuhan 3 3. Perselingkuhan dan perjudian 1 4. Narkoba Perselingkuhan dan Gratifikasi 1 2. Perselingkuhan 5 3. Gratifikasi 3 4. Narkoba 1 5. Indisipliner 3 Jumlah Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

37 Sidang Majelis Kehormatan Hakim Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa trend kasus pelanggaran KEPPH yang ditangani dalam sidang MKH pada tahun 2009 sampai dengan 2012, mayoritas merupakan kasus penyuapan.namun mulai tahun 2013 dan 2014 trend kasus pelanggaran KEPPH bergeser dimana mayoritas merupakan kasus perselingkuhan. Dari data pada tabel tersebut di atas, pada tahun 2014 kasus perselingkuhan menempati posisi pertama sebesar 38.46% (sebanyak 5 kasus) dan kasus gratifikasi menempati urutan kedua sebesar 23.07% (sebanyak 3 kasus) dari total 13 kasus. Pada Periode Januari s.d Desember 2014, sebanyak 13 orang Hakim sudah diproses dalam Sidang), dimana 6 orang diajukan atas usul KY, 6 orang atas usul MA dan 1 orang diajukan bersama MA sebagaimana dalam tabel berikut ini: Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

38 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Tabel 19 Sidang Majelis Kehormatan Hakim Tahun 2014 No. Nomor Register dan Penetapan MKH Nama Hakim Pelanggaran Keputusan MKH /L/KY/II/ /MKH/II/2014 Hakim PJZ Penerimaan uang sebesar Rp. 20 juta dan bertemu pihak yang berperkara 1. Hakim non Palu selama enam bulan 2. Tidak diberikan tunjangan sebagai hakim selama menjalani sanksi Sudah dilaksanakan MKH tanggal 25 Februari /L/KY/VIII/ /MKH/II/ /L/KY/VII/ /MKH/II/ /L/KY/VII/ /MKH/II/2014 Hakim PSL Hakim JMN Hakim PR Mengkonsumsi Narkoba Perselingkuhan Perselingkuhan Pemberhentian tetap dengan Hak Pensiun Sudah dilaksanakan MKH tanggal 27 Februari 2014 Pemberhentian tetap dengan Hak Pensiun Sudah dilaksanakan MKH tanggal 5 Maret 2014 Pemberhentian tetap dengan Hak Pensiun Sudah dilaksanakan MKH tanggal 5 Maret Hakim non Palu selama dua tahun /L/KY/XII/2013 (05/MKH/II/2014) Diajukan oleh MA Hakim MRL Perselingkuhan 2. Tidak diberikan tunjangan sebagai hakim selama menjalani sanksi Sudah dilaksanakan MKH tanggal 27 Februari /L/KY/XII/ /MKH/II/2014 Diajukan oleh MA 0658/L/KY/XII/ /MKH/II/2014 Diajukan oleh MA dan KY Diajukan oleh MA 08/MKH/II/2014 Hakim MS Hakim ELS Hakim RC Perselingkuhan Perselingkuhan Penerimaan gratifikasi terkait bansos Bandung Pemberhentian tetap dengan Hak Pensiun Sudah dilaksanakan MKH tanggal 04 Maret 2014 Pemberhentian tetap dengan Hak Pensiun Sudah dilaksanakan MKH tanggal 04 Maret 2014 Pemberhentian tetap dengan Tidak Hormat Sudah dilaksanakan MKH tanggal 06 Maret Hakim non Palu selama enam bulan /L/KY/X/ /MKH/VIII/2014 Hakim BS Penerimaan uang dan bertemu dengan para pihak 2. Tidak diberikan tunjangan sebagai hakim selama menjalani sanksi Dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

39 No. Nomor Register dan Penetapan MKH Nama Hakim Pelanggaran Keputusan MKH Diajukan oleh MA 12/ MKH/VIII/2014 Diajukan oleh MA 13/MKH/VIII/2014 Diajukan oleh MA 11/MKH/VIII/2014 Nomor: 0643/L/KY/ XI/ /MKH/VIII/2014 Hakim PN Indisipliner / Mangkir Kerja Hakim NS Indisipliner / Mangkir Kerja Hakim IGN Hakim JEI Indisipliner/ Mangkir Kerja Perselingkuhan dan gratifikasi Hakim Non Palu selama 5 (lima) bulan Dilaksanakan pada tanggal 09 September 2014 Pemberhentian tetap dengan hak pensiun Dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014 Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai hakim dan sebagai PNS Dilaksanakan pada tanggal 11 September 2014 Pemberhentian tetap tidak dengan hormat Dilaksanakan pada tanggal 18 September Pemantauan Perilaku hakim Berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan perilaku hakim, KY juga mempunyai tugas melakukan pemantauan terhadap jalannya persidangan. Pelaksanaan pemantauan persidangan dilakukan baik berdasarkan permohonan masyarakat maupun atas inisiatif KY. Pemantauan yang dilakukan berdasarkan inisiatif KY dilakukan dengan mempertimbangkan urgensinya seperti kasus yang mendapat perhatian masyarakat. Peran KY dalam konteks pemantauan perilaku hakim terhadap jalannya sistem persidangan dirasakan semakin tinggi, baik bermuara pada laporan masyarakat maupun inisiatif KY, untuk menemukan dan membuktikan adanya pelanggaran KEPPH yang dilakukan oleh hakim dalam menangani suatu perkara maupun pergaulan di masyarakat. Beberapa fakta yang terjadi dalam dunia peradilan, seperti belum sepenuhnya hakim menerapkan hukum acara dipersidangan sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang, ketidakseimbangan kompetensi hakim dalam menangani perkara khusus, integritas hakim dalam memeriksa dan memutus perkara, serta dukungan pengadilan sebagai institusi yang belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna peradilan adalah beberapa fakta yang masih ditemui dalam kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh KY. Jumlah permohonan pemantauan yang diterima KY selama tahun 2014 adalah 379 permohonan.permohonan tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkanperlu tidaknya dilakukan pemantauan.berikut ini tabel pengelolaan permohonan pemantauan berdasarkan analisis: Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

40 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Tabel 20 Pengelolaan Permohonan Pemantauan Bulan Dapat dilakukan pemantauan Proses analisis Tidak dapat dipantau Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Dari 379 permohonan, KY hanya dapat melakukan 72 pemantauan (19%).Terhadap 272 permohonan yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan pemantauan, disebabkan (1) tidak adanya dugaan pelanggaran kode etik hakim dalam perkara, (2) bukan wewenang Komisi Yudisial, (3) perkara telah diputus, atau (4) ditindaklanjuti dengan pendalaman lainnya di Komisi Yudisial. 2.3 INVESTIGASI HAKIM Salah satu tugas Komisi Yudisial adalah melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran KEPPH.Investigasi mempunyai tantangan yang tidak ringan mengingat modus untuk melakukan pelanggaran KEPPH semakin beragam.. Walaupun Komisi Yudisial sudah mempunyai landasan yuridis untuk melakukan tugas-tugas investigasi, namun tidak mudah melaksanakan amanat undang-undang tersebut, apalagi dituntut untuk dapat membuktikan dan mengungkap penyimpangan-penyimpangan perilaku hakim. Kemampuan SDM yang mumpuni serta ditunjang dengan peralatan terutama teknologi informasi yang memadai, menjadi prasyarat utama yang harus dipenuhi agar investigasi dapat berjalan dengan baik. Kerjasama dengan civil society (jejaring) 26 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

41 perlu tetap dijaga, juga membangun kerjasama dengan instansi penegak hukum lainnya seperti, KPK, Kepolisian dan Kejaksaan. Sinergi semua unsurunsur di atas, diharapkandapat mengurangi dan membongkar modus-modus penyimpangan perilaku hakim.hasil investigasi tersebut dituangkan dalam laporan hasil investigasi baik berupa investigasi penelusuran rekam jejak maupun investigasi dalam rangka pendalaman kasus, yang nantinya laporan tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan putusan pimpinan Komisi Yudisial. Adapun kegiatan investigasi hakim selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: a. Investigasi Hakim Di Tingkat Pertama, Tingkat Banding Dan Kasasi Kegiatan investigasi hakim di tingkat pertama, tingkat banding dan kasasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh jejaring Komisi Yudisial dan investigator KY RI yang pelaksananya berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial.Selama tahun 2014 laporan yang telah dihasilkan dari kegiatan investigasi hakim ini berjumlah 166 laporan. Berdasarkan jejaring Komisi Yudisial, berikut ini rincian terhadap laporan hasil investigasi hakim tingkat pertama, banding, dan kasasi: No Tabel 21 Laporan Hasil Investigasi Hakim Tingkat Pertama, Banding Wilayah dan Kasasi Tahun 2014 Pengadilan Tingkat I Jumlah Laporan Pengadilan Tingkat Banding Pengadilan Tingkat Kasasi CHA Total Laporan 1 Aceh Medan Padang Riau Palembang Lampung Jakarta Bandung Semarang Jogjakarta Surabaya Samarinda Manado Makasar Kendari Palu Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

42 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS No Wilayah Pengadilan Tingkat I Jumlah Laporan Pengadilan Tingkat Banding Pengadilan Tingkat Kasasi CHA Total Laporan 17 Mataram Bali Bangka Belitung Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Informan Medan Ternate Tulungagung Banyuwangi Jember Blitar Kudus Banjarmasin Padang Palembang Informan Jakarta Investigator KY RI Total Laporan 166 Berdasarkan diagram di bawah ini, dapat diketahui bahwa kegiatan investigasi paling banyak dilakukan pada Hakim yang bertugas dipengadilan tingkat pertama yaitu sebanyak 112 laporan (32.53%). 28 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

43 b. Pendalaman dan Penelusuran Perilaku Hakim Pada tahun 2014 kegiatan pendalaman dan penelusuran kasus perilaku hakim, terdiri dari: 1) Penyelidikan dan penelusuran penyimpangan perilaku hakim Kegiatan ini dilakukanuntuk mendapatkan dan mengumpulkan bahan keterangan yang cukup dalam rangka membuktikan ada tidaknya pelanggaran KEPPH yang dilakukan oleh hakim.sepanjang tahun 2014 sejumlah kasus sudah ditindaklanjuti melalui proses pemeriksaan untuk diambil keputusan dalam sidang panel maupun pleno terkait pelanggaran yang dilakukan oleh hakim, dan sebagian kasus ditutup/ dijadikan arsip. Berdasarkan kasus dan 46 laporan yang ditangani, maka laporan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 22 Klasifikasi Penanganan Investigasi Tahun 2014 NO PELANGGARAN JUMLAH 1 Dugaan terima uang dalam penanganan perkara Dugaan melakukan pemerasan, penggelapan, penipuan, perampasan Dugaan gratifikasi berupa barang/fasilitas bepergian ke luar negeri Dugaan menjalin Hubungan asmara dengan pegawai/ orang lain Dugaan melakukan Mark-up pengadaan tanah 1 6 Dugaan bertemu dengan pihak berperkara 4 7 Dugaan Keberpihakan dalam menangani perkara 4 8 Dugaan Komunikasi dengan salah satu kuasa penggugat 2 9 Dugaan pungutan liar 1 10 Dugaan Praktek Mafia peradilan dan makelar kasus 2 11 Dugaan tindakan premanisme 2 12 Dugaan sakit fisik dan tidak mampu menjalankan tugas 2 13 Dugaan penanganan kasus tidak profesional 2 14 Dugaan adanya intervensi antara terdakwa 1 15 Laporan ketidakpuasan terhadap putusan dan tidak profesional 2 JUMLAH 46 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

44 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Berdasarkan uraian tabel di atas dapat diketahui bahwa dugaan pelanggaran yang dominan untuk dilakukan penyelidikan dan penelusuran adalah berupa dugaan penerimaan suap oleh hakim, yaitu sebanyak 9 laporan atau 19.56%, dan dugaan menjalin hubungan asmara dengan pegawai/orang lain menempati urutan kedua sebanyak 7 laporan atau 15.22%. 2) Pengembangan dan pembinaan jejaring Investigasi Dalam melakukan pendalaman dan penelusuran perilaku hakim, Komisi Yudisial melibatkan stakeholder baik dengan Lembaga Negara lain, Instansti Pemerintah, Universitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Kemasyaraktan serta individu yang memiliki kepedulian terhadap sistem peradilan yang bersih. Kegiatan pengembangan dan pembinaan jejaring investigasi salah satunya dilakukan melalui sosialisasi dengan pihak penegak hukum Kepolisian dan Kejaksaan. Pengembangan dan pembinaan jejaring investigasi melalui sosialisasi ini telah dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini langsung dilakukan di dua tempat berbeda pada hari yang berbeda yaitu hari Rabu, 7 Mei 2014 bekerjasama dengan pihak Kejaksaan Tinggi Sultra dan hari Kamis, 8 Mei 2014 bekerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sultra. c. Rekam Jejak Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Adhoc yang Terseleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan seleksi Calon Hakim Agung (CHA), khususnya sebagai bahan untuk klarifikasi bagi anggota Komisi Yudisial. Pada tahun 2014, Komisi Yudisial melaksanakan 1 (satu) kali seleksi Calon Hakim Agung. Dalam kegiatan seleksi tersebut dari total 73 pendaftar, sebanyak 62 orang dinyatakan lulus tes administrasi. Dari 62 calon hakim agung yang lulus seleksi administrasi, seluruhnya telah dilakukan investigasi rekam jejak, dan hanya 30 orang yang lulus tes kualitas. Dari 30 orang tersebut 4 orang dinyatakan tidak lulus tes kesehatan. Selanjutnya 26 laporan hasil penelusuran rekamjejak CHA dijadikan sebagai salah satu dasar bahan pertimbangan pimpinan Komisi Yudisial dalam pelaksanaan seleksi wawancara dan pengambilan keputusan kelulusan peserta. Hasilnya 11 calon hakim agung dinyatakan berhak mengikuti tes wawancara, dan hasilnya 5 orang dinyatakan lolos diusulkan ke DPR untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan. Selanjutnya dari 5 calon hakim agung yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan tersebut, sebanyak 4 orang disetujui untuk menjadi hakim agung.secara keseluruhan pada tahun 2014 Biro Investigasi menghasilkan laporan penelusuran rekam jejak sebanyak 71 laporan dengan rincian sebagai berikut: 30 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

45 Tabel 23 Laporan Penelusuran Rekam Jejak No. Laporan Penelusuran Rekam Jejak Jumlah 1 Calon Hakim Agung (CHA) 62 2 Calon Hakim (Cakim) 2 3 Lain-lain 7 Total PENINGKATANKAPASITAS DAN KESEJAHTERAAN HAKIM Berdasarkan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa Komisi Yudisial mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Hakim. a. Peningkatan Kapasitas Hakim Upaya peningkatan kapasitas hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial dilakukan dalam rangka mewujudkan hakim yang bersih, jujur, dan profesional, yang diarahkan untuk melengkapi dan mendukung peningkatan kapasitas hukum yang telah dilakukan oleh Mahkamah Agung. Upaya peningkatan kapasitas hakim dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagaimana tersebut dibawah ini: a. Pelatihan Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim Hakim sebagai sebuah profesi memiliki Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) yang wajib ditaati oleh setiap orang yang berprofesi hakim.kewajiban bagi setiap hakim untuk berperilaku sesuai dengan KEPPH perlu disertai dengan pembiasaan dan pelatihan bagi hakim agar mereka memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai dalam KEPPH dan lebih jauh lagi dapat memahami dan menghayati KEPPH sebagai kerangka pikir dan tindakan mereka baik dalam menjalankan tugasnya di pengadilan maupun dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Pelatihan KEPPH ini dilakukan secara bertahap, mencakup pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 0-8 tahun, pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 8-15 tahun, dan pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja di atas 15 tahun. Pada tahun 2014, Komisi Yudisial telah menyelenggarakan pelatihan dengan tema Pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim bagi Hakim dengan Masa Kerja 0 s.d. 8 tahun yang diselenggarakan pada Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

46 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS tanggal 21 s.d. 26 April 2014 di Hotel Megamendung Permai, Bogor. Pelatihan tersebut diikuti oleh 33 hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8 Tahun, terdiri dari 10 orang hakim Pengadilan Negeri dan 23 orang Hakim Pengadilan Agama. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini mencakup permainan, simulasi, bermain peran, ceramah interaktif, partisipasi terpandu, demonstrasi dan contoh, diskusi, studi kasus, dan latihan yang hasilnya dipresentasikan.fasilitator memandu peserta mengikuti pembelajaran dengan metode-metode tersebut. b. Pelatihan Tematik Pelatihan tematik Tindak Pidana Korupsi dan Pencucian Uang bagi Hakim dan Jaksa ini diselenggarakan selama lima hari pada tanggal 24 s.d. 28 Februari 2014 di Hotel Mercure, Kuta Bali dengan melibatkan partisipasi Justice Academy of Turkey untuk memberikan materi terkait anti-korupsi dan anti-moneylaundering. Peserta pelatihan sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang terdiri dari 20 Ketua Pengadilan Negeri dan 15 Kepala Kejaksaan Negeri atau yang mewakili yang ditunjuk oleh masingmasing instansinya. Tujuan Pelatihan Tematik Tindak Pidana Korupsi dan Pencucian Uang bagi Hakim dan Jaksa adalah untuk: 1) Meningkatkan kemampuan hakim dan jaksa terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang; 2) Meningkatkan pengetahuan hakim dan jaksa terkait integrasi Pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim bagi para hakim 32 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

47 penegakan hukum dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang; 3) Meningkatkan access to justice dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang. c. Pengelolaan Situs Dan Pelatihan Jarak Jauh 1) Pengelolaan Situs Pengelolaan situs Peningkatan Kapasitas Hakim merupakan media bagi hakim untuk meningkatkan pengetahuan hakim melalui penulisan artikel atau karya ilmiah secara reguler, sharing pengalaman bagi hakim, menyamakan persepsi terhadap permasalahan-permasalahan hukum ataupun memuat materi dan kegiatan pelatihan yang telah dilakukan yang dapat dimanfaatkan bagi hakim yang tidak dapat mengikuti pelatihan tatap muka. Pada tahun 2014, situs peningkatan kapasitas hakim sudah mulai disusun dan disempurnakan dalam bahasa Inggris dan dikembangkan menjadi media pelatihan jarak jauh (e-learning) bagi hakim, dengan tujuan agar dapat menjangkau hakim-hakim di seluruh Indonesia yang tidak mendapat kesempatan mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas hakim secara tatap muka. Situs Peningkatan Kapasitas Hakim antara lain berisikan, kata sambutan, struktur organisasi, tujuan peningkatan kapasitas hakim, agenda, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, proceeding, forum diskusi hakim, dan dokumentasi berupa foto maupun video pelatihan tatap muka dan pelatihan jarak jauh.pengunjung situs Peningkatan Kapasitas Hakim sejak launching awal September 2013 s.d. Desember 2014 sebanyak pengunjung. 2) Pelatihan Hakim Jarak Jauh (e-learning) Untuk lebih mempercepat laju peningkatan kapasitas hakim, maka Komisi Yudisial telah melakukan dan mengembangkan konsep pelatihan jarak jauh bagi hakim.pelatihan jarak jauh yang dibangun oleh Komisi Yudisial dimaksudkan membuka akses hakim untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan dimanapun dan kapanpun di seluruh wilayah Indonesia, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Peserta dapat mengikuti pelatihan online dengan mendaftarkan diri di alamat dengan menggunakan username dan password NIP hakim sebagai peserta pelatihan.dalam pelatihan online tersebut terdapat pre test, post test, kuis, dan materi dalam bentuk video pembelajaran maupun dokumen teks yang dapat diunduh oleh peserta. Di akhir proses pembelajaran, disampaikan pengisian kuesioner sebagai saran dan masukan bagi Komisi Yudisial untuk evaluasi dan pengembangan pelatihan online selanjutnya. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

48 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Kegiatan pelatihan jarak jauh ini diselenggarakan pada tanggal 9 s.d. 19 Juni 2014 dengan tema Ekonomi Syariah yang melibatkan beberapa narasumber untuk pengambilan gambar visualisasi guna pembuatan film pendek sebagai penjelasan materi. Tema pelatihan jarak jauh adalah Ekonomi Syariah dengan materi dan narasumber sebagai berikut: Tabel 24 Narasumber dan Materi Pelatihan Jarak Jauh Ekonomi Syariah No. Materi Narasumber 1. Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Dr.H. Hasbi Hasan, S.H., M.H. 2. Prinsip Ekonomi Syariah Dr. KH. Ma ruf Amin 3. Jasa Layanan Perbankan Syariah 4. Penghimpunan Dana Syariah 5. Penyaluran Dana Syariah Dr. J. M. Muslimin, Ph.D., M.A. Prof.Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A. Prof.Dr.JaihMubarok, S.E., M.H, M.Ag. Pada pelatihan jarak jauh yang telah dilaksanakan terdapat 135 pendaftar, dimana dari 135 pendaftar tersebut hanya 30 peserta yang mengikuti pelatihan sampai akhir rangkaian. Hal ini disebabkan kondisi jaringan di daerah yang sering mengalami gangguan. d. Penyusunan Media Penunjang Peningkatan Kapasitas Hakim Pada tahun 2014, peningkatan kapasitas hakim membutuhkan beragam media pendukung, beberapa media penunjang yang telah disusun adalah: 1) Penyusunan Modul Pemantapan KEPPH Bagi Hakim dengan masa kerja 0 s.d. 8 Tahun Komisi Yudisial telah menyusun dan memiliki Modul Pemantapan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 0 8 Tahun. Modul Pemantapan KEPPH yang juga merupakan acuan pelaksanaan pemantapan KEPPH memuat: Pendahuluan, Landasan Teoritik, Dasar Pemikiran Kegiatan dan Metode Pelatihan Pemantapan KEPPH, Sesi 1 Orientasi Pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 0 8 tahun, Sesi 2 Dasar Filosofis KEPPH, Sesi 3 Peran KEPPH dalam Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung, Mandiri, dan Berkeadilan, Sesi 4 Refleksi Diri Hakim, Sesi 5 KEPPH sebagai Kekuatan Hakim, Sesi 6 KEPPH Sebagai Kerangka Pikir dan Perilaku Hakim, Sesi 7 Pemantapan KEPPH Melalui 34 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

49 Eksplorasi Diri Hakim, Sesi 8 Peningkatan Kekuatan dan Keutamaan Karakter Hakim. Buku pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim ini telah dicetak dan dibagikan kepada hakim peserta pelatihan dan disebarluaskan kepada hakim lainnya pada seluruh wilayah pengadilan di Indonesia. 2) Penyusunan Konsep Modul dan Silabus Pelatihan Khusus Hukum Acara Perdata Penyusunan modul dan silabus pelatihan khusus hukum acara perdata bertujuan untuk merancang kurikulum pendidikan untuk mengoptimalkan kemampuan peserta dalam: memahami hukum acara perdata, menerapkan hukum acara perdata dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara dengan berpedoman pada KEPPH, serta menghasilkan putusan yang mencerminkan nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. Beberapa materi yang akan disusun dalam modul dan silabus pelatihan khusus hukum acara perdata, sebagai berikut: Tabel 25 Silabus Pelatihan Khusus Hukum Acara Perdata NO. MATERI NARASUMBER WAKTU 1. Orientasi Pelatihan Panitia 1 JPL 2. Psikologi Hakim Winarini Wilman 8 JPL 3. Asas Pokok Peradilan Ansyahrul 4 JPL 4. Manajemen Persidangan dalam Perspektif KEPPH Ansyahrul 4 JPL 5. Praktik Hukum Acara Hirman Purwanasuma Perdata dalam Perspektif KEPPH 4 JPL 6. Penyimpangan dalam Penyusunan Putusan Perdata Hirman Purwanasuma 4 JPL TOTAL 25 JPL 3) Penyusunan Konsep Buku Pemikiran Karya Prof. Zaenal Asikin Kusumah Atmadja, S.H. Buku pemikiran Prof. Zaenal Asikin Kusuma Atmadja, S.H. disusun bertujuan sebagai referensi untuk meningkatkan kapasitas bagi para hakim. Sebagaimana diketahui bahwa pendapat para ahli hukum merupakan salah satu sumber hukum formil, Prof. Zaenal Asikin Kusumah Atmadja, S.H. Sebagai salah satu mantan hakim agung, pemikiran Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

50 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS beliau banyak sekali yang belum sempat dikumpulkan, dibukukan, dan dipublikasikan. Padahal pemikiran tersebut dapat dijadikan pegangan oleh para pemberi keadilan lainnya dalam menerima, memeriksa, dan memutus perkara. 4) Penyusunan Konsep Instrumen Pemantauan Keberhasilan Pelatihan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim Pemantauan keberhasilan pelatihan Pemantapan KEPPH dimaksudkan untuk mengukur dampak pelatihan Pemantapan KEPPH yang telah dilaksanakan. Metode pemantauan dilakukan melalui: Observasi, dilakukan dengan pengamatan kepada hakim yang sedang dinilai selama beberapa hari di tempat dia bekerja Wawancara, dilakukan kepada hakim, atasan, bawahan, rekan sejawat, panitera, dan para pihak dengan menggunakan instrumen wawancara kepada hakim, atasan, rekan sejawat, panitera, bawahan dan para pihak. e. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Hakim Lainnya Pada tahun 2014, Komisi Yudisial juga memfasilitasi beberapa kegiatan Peningkatan Kapasitas Hakim yang diselenggarakan oleh: 1) Indonesian Legal Roundtable (ILR) dengan dukungan anggaran dari Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ); dan 2) Jimly School Law and Government dengan dukungan anggaran dari Konrad Adenauer Stiftung Jerman. Komisi Yudisial dalam hal ini diminta untuk berkoordinasi dengan Mahkamah Agung dalam mengundang Peserta dan Narasumber. Kegiatan peningkatan kapasitas hakim tersebut adalah: 1) Pelatihan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim Pelatihan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) yang diadakan oleh Indonesian Legal Roundtable (ILR) dengan dukungan dari Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ). Pelatihan KEPPH ini dengan kurikulum pelatihan yang berasal dari pengembangan data pelaporan warga pencari keadilan. Pelatihan KEPPH ini diadakan pada tanggal April 2014 di Hotel Aston Manado dengan diikuti oleh 25 orang hakim dari lingkungan Peradilan Umum dan Peradilan Agama dalam wilayah Pengadilan Tinggi Manado dan Pengadilan Tinggi Gorontalo. 36 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

51 2) Workshop Implementasi Kode Etik & Pedoman Perilaku Hakim Perspektif Hukum Acara Perdata Workshop diselenggarakan oleh Jimly School Law and Government dengan dukungan dari Konrad Adenauer Stiftung Jerman, sebuah lembaga non profit yang berkomitmen terhadap pengembangan demokrasi dan peningkatan praktik rule of law. Workshop ini diselenggarakan di: Semarang Crowne Plaza Hotel, pada tanggal Oktober Makassar Sahid Jaya Hotel, pada tanggal November Peserta workshop ini adalah hakim muda perdata di lingkungan Pengadilan Negeri Semarang dan sekitarnya serta Pengadilan Negeri Makassar dan sekitarnya. b. Kesejahteraan Hakim Jaminan kesejahteraan hakim sudah tertuang dalam Undang-Undang 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim yang Berada di Bawah Mahkamah Agung, namun peraturan tersebut hingga saat ini belum diimplementasikan secara optimal. Tercatat hingga pertengahan tahun 2013, sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim yang berada di bawah Mahkamah Agung.Pemerintah baru memenuhi kenaikan tunjangan sedangkan gaji pokok, rumah dinas, biaya dinas, pensiun, dan hak-hak lainnya belum dipenuhi. Upaya peningkatan kesejahteraan hakim pada tahun 2014 dilakukan dengan pemetaan kebutuhan kesejahteraan di wilayah perbatasan. Pemetaan dilakukan melalui kunjungan kerja dan penyebaran kuesioner yang dilaksanakan pada hari Kamis s.d. Jum at tanggal 22 s.d. 23 Mei 2014 di Pengadilan Negeri Tanjung Redeb, Pengadilan Agama Tanjung Redeb, Pengadilan Negeri Nunukan, dan Pengadilan Agama Nunukan. Maksud dan tujuan dilakukan pemetaan tersebut adalah memotret secara langsung kondisi riil di pengadilan dan mendapatkan masukan/ feed back dari hakim yang bertugas di wilayah perbatasan sebagai bahanmasukanbagi Komisi Yudisial dalam rangka menyusun langkahlangkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan hakim. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

52 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 2.5 ADVOKASI Pelaksanaan kegiatan advokasi hakim pada dasarnya telah dilaksanakan sebelum Peraturan Komisi Yudisial tentang Advokasi Hakim disusun dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan tugas advokasi hakim tetap memiliki payung hukum sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 20 ayat (1) huruf e Undang- Undang No 11 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial. a. Advokasi Represif Berdasarkan ketentuan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 8 Tahun 2013 tentang Advokasi hakim, yang dimaksud dengan Advokasi hakim adalah rangkaian kegiatanuntuk mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim. Dalam peraturan dimaksud, disebutkan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk melakukan langkah hukum dan/atau langkah lain yaitu: 1) Melakukan pemantauan terhadap perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim, 2) Menyusun telaah terhadap adalanya laporan dan/atau informasi perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim, 3) Melakukan penelusuran laporan dan/atau informasi untuk mendapatkan data dukung terhadap pengolahan laporan dan atau informasi, 4) Melakukan analisis terhadap laporan dan atau informasi serta menentukan bentuk rekomendasi yang akan diajukan kepada ketua bidang untuk diajukan kedalam sidang pleno, 5) Pelaksanaan keputusan sidang pleno dalam bentuk pengambilan langkah hukum dan atau langkah lain. Langkah hukum adalah melaporkan orang-perorang, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim kepada penegak hukum dan memantau proses hukum sesuai prosedur hukum yang berlaku, sedangkan langkah lain adalah tindakan yang dilakukan Komisi Yudisial berupa koordinasi, mediasi, konsiliasi, dan/ atau somasi untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat hakim. Adapun pelaksanaan langkah hukum dan atau langkah lain yaitu bertujuan untuk: 1) Menjaga kehormatan dan keluhuran martabat hakim dalam bentuk yang proporsional; 2) Melindungi kewibawaan peradilan sebagai sebuah institusi penegakan hukum dan keadilan; 3) Memberikan efek jera kepada pelaku yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim; 38 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

53 4) Mendorong terwujudnya peradilan yang adil dan bebas dari kekerasan. Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Biro Rekrutmen, Advokasi dan Peningkatan Kapasitas Hakimmenyampaikan sebanyak 10 (sepuluh) rekomendasi pelaksanaan langkah hukum dan/atau langkah lain, yaitu: 1) Penanganan laporan Sdri. Ir. Aifi Indrastuti, S.H. (Pengacara) tentang Penghinaan terhadap hakim dalam pemberitaan Koran Suara Merdeka tanggal 31 Oktober 2013, yang dilakukan oleh John Richard Latuihamallo, S.H. (Pengacara). 2) Penanganan laporan Prof. Dr. Topane Gayuus Lumbuun, S.H., M.H., (Hakim Agung) tentang Fitnah/ Tuduhan dan Pemalsuan Dokumen yang disebarkan oleh media dan merugikan Pelapor dan Institusi Mahkamah Agung, yang dilakukan oleh Dedi Corbuzier cq. Manajemen Hitam Putih cq. Manajemen Trans7. 3) Penanganan Informasi perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim terhadap Ketua Pengadilan Negeri Depok Prim Haryadi,SH, yang dilaporkan ke aparat kepolisian karena memerintahkan eksekusi dibawah tekanan massa atas sengketa lahan di Depok 4) Rekomendasi survey Judicial Education di Bandung Survei yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014 di Kota Bandung mempunyai beberapa rekomendasi yakni: 1) Pentingnya mendorong langkah-langkah strategis pencegahan terhadap perbuatan yang diduga merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat martabat hakim, misalnya melalui pendidikan atau penyadaran hukum kepada masyarakat pencari keadilan. 2) Mendukung MA untuk melakukan upaya peningkatan sistem manajemen keamanan baik di dalam maupun di luar persidangan (SDM, anggaran, sarana dan prasarana dll) secara sistemik dan berkelanjutan, misalnya melalui penegakan tata tertib persidangan secara tegas oleh hakim dan aparat pengadilan lainnya. a) Perlunya membangun komunikasi dan kerjasama yang intensif tentang SDM dan anggaran keamanan persidangan antara Pengadilan, Kepolisian dan Kejaksaan, misalnya melalui pembentukan wadah komunikasi yang multistakeholders (dengan melibatkan antara Pengadilan, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Yudisial, masyarakat sipil, media massa, dll) untuk mewujudkan Pengadilan bebas kekerasan. b) Perlunya mendorong keterlibatan Komisi Yudisial dalam penguatan sistem advokasi hakim secara berkelanjutan. 5) Rekomendasi hasil diskusi terbatas (diseminasi hasil survey) di Bandung. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

54 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS Berdasarkan hasil survey di Bandung, dilakukan diseminasi dengan mengundang sejumlah stakeholder melalui forum diskusi terbatas yang menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu; a) Pembentukan forum judicial education di Bandung b) Penyusunan disain pembentukan pengamanan khusus pengadilan c) Pengusulan adanya penganggaran khusus polisi khusus pengadilan d) Pengusulan kesejahterahan hakim sebagai pejabat Negara. 6) Penanganan laporan Kasianus Telaumbanua, S.H., (Wakil Ketua PN Lubuk Linggau) tentang adanya perbuatan mengganggu proses persidangan dan menghina hakim yang dilakukan oleh Aktamal Ramadhan (anggota Polres Musi Rawas). 7) Penanganan informasi atas dugaan perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim dalam persidangan Perkara nomor: 55/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT.PST dengan terdakwa Sdr. Annas Urbaningrum, yang dilakukan oleh para pendukung terdakwa dalam bentuk meneriaki majelis hakim setelah menutup persidangan karena tidak memenuhi permintaan terdakwa untuk melakukan sumpah mubahalah (sumpah kutukan). 8) Penanganan informasi perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim dalam Perkara Nomor 372/PID.B/2014/ PN.Smn. dengan terdakwa Sdr. Abd. Kholiq yang didakwa telah menyerang Felicianus Tualaka. Kasus tersebut LBH Jogyakarta menilai tuntutan jaksa 4 (empat) bulan kurang masa tahanan sangat ringan, dan akan menjadi preseden buruk dalam penegakkan hukum. 9) Penanganan informasi atas perbuatan pemukulan Kayat, S.H., (Wakil Ketua PN Barru) yang dilakukan oleh Sdr. Andi Khaeruddin selaku Wakil Ketua DPRD Kab. Barru. 10) Penanganan Laporan Prof. Dr. Gayus Lumbuun, S.H., M.H., dkk, atas adanya komentar terhadap putusan pidana mati yang dinilai tidak tepat oleh Djoko Sarwoko (Mantan Hakim Agung/ Juru Bicara MA), serta meminta pendapat KY terkait tafsiran dalam KEPPH Butir 3.2. (4) perkara tertentu. b. Advokasi Preventif (Judicial Education) Kegiatan advokasi preventif tidak terdapat dalam penetapan kinerja Biro Rekrutmen, Advokasi dan Peningkatan kapasitas Hakim tahun 2014, namun kegiatan ini dilaksanakan sebagai persiapan dalam pelaksanaan Judicial Education tahun 2015 dalam bentuk memberikan pelatihan atau kesadaran kepada seluruh stakeholders (pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat) yang berhubungan dengan pengadilan untuk tidak 40 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

55 melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim. Bentuk perbuatan merendahkan yang dikategorikan sebagai perbuatan contempt of court diantaranya adalah berperilaku tercela dan tidak pantas di pengadilan (misbehaving in court), tidak mentaati perintah-perintah di pengadilan (disobeying court orders), menyerang integritas dan imparsialitas pengadilan ( scandalizing the court), menghalangi jalannya penyelenggaraan pengadilan (obstructing justice), dan penghinaan terhadap pengadilan yang dilakukan secara pemberitaan atau publikasi (subjudice rule), disamping itu, bentuk perbuatan merendahkan kehormatan hakim lainnya dilakukan dalam bentuk mengancam keamanan hakim didalam maupun diluar persidangan. Beberapa kegiatan terkait dengan advokasi preventif yang sudah dilakukan di tahun 2014, yaitu: 1) menyusun disain kegiatan serta melakukan langkah persiapan kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014, 2) melakukan pemetaan terhadap wilayah rawan (tingkat merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim), kemudian menentukan 6 (enam) wilayah tersebut sebagai tempat pelaksanaan kegiatan judicial education tahun ) Penyusunan dan penyebaran kuesioner (survey) serta wawancara mendalam untuk mengetahui kondisi riil dan persepsi hakim, masyarakat serta aparat penegak hukum lainnya terhadap perbuatan merendahkan kehormatan diwilayah tersebut. 4) Diseminasi hasil penyebaran kuesioner untuk mendapatkan tanggapan atau uji publik terhadap hasil temuan survey yang hasilnya digunakan sebagai bahan dalam penyusunan modul pelatihan dalam kegiatan judicial education. Pelaksanaan survey direncanakan dilaksanakan di 5 Kota, dan pada tahun 2014 telah dilaksanakan di kota Bandung, sedangkan untuk 4 kota lainnya akan dilanjutkan pada tahun Hasil survei di Bandung tersebut masih akan diproses lebih lanjut untuk dimanfaatkan dalam penyusunan modul untuk pelatihan kepada masyarakat, aparat penegak hukum, dan media pada kegiatan Judicial Education yang akan dilaksanakan pada tahun Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

56 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 42 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

57 BAB III Penguatan Kelembagaan

58

59 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAN 3.1. STRUKTUR ORGANISASI Dalam organisasi Komisi Yudisial Ketua, Wakil Ketua dan Para Ketua Bidang bersifat kolegial sehingga setiap pengambilan keputusan yang dilakukan melalui rapat pleno atau sidang pleno Komisi Yudisial. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, bahwa dalam melaksanakan tugas-tugasnya Komisi Yudisial dibantu oleh Sekretaris Jenderal dan dalam melaksanakan tugas-tugas Komisi Yudisial, dapat mengangkat penghubung. Berikut adalah gambar dari struktur organisasi Komisi Yudisial. Gambar 4 Struktur Organisasi Komisi Yudisial Republik Indonesia Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, dan Peraturan Presiden RI Nomor 68 Tahun 2012 tentang Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial dan berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Nomor 04 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, maka struktur organisasi Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial adalah sebagai berikut: Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

60 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Gambar 5 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial Komisi Yudisial didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional dari berbagai disiplin ilmu baik dari internal rekrutmen sendiri maupun dari lembaga/kementerian lain yang dipekerjakan. Setiap SDM telah ditempatkan sesuai dengan jabatan dan keahliannya. Komposisi SDM Komisi Yudisial terdiri dari Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial, Sekretariat Jenderal, dan Tenaga Lainnya (Tenaga Ahli, Staf Khusus, Petugas Penghubung, Pegawai Tidak Tetap, serta Tenaga Pengawalan dan Pengamanan). Jumlah personil Komisi Yudisial seluruhnya (per 31 Desember 2014) sebanyak 279 orang dengan rincian klasifikasi berdasarkan golongan, jabatan, dan pendidikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 46 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

61 Tabel 26 Jumlah SDM Komisi Yudisial BerdasarkanJabatan s.d 31 Desember 2014 No. Uraian Jumlah % 1. Pejabat Negara 7 2,51 2. Pejabat Struktural a. Sekretaris Jenderal 1 0,36 b. Kepala Biro/Pusat 6 2,15 c. Kepala Bagian/Bidang 14 5,02 d. Kepala Sub Bagian 27 9,68 3. Non Struktural a. Pelaksana ,29 b. CPNS 40 14,34 c. Tenaga Ahli 15 5,38 d. Staf Khusus 2 0,72 e. Petugas Penghubung 40 14,34 f. Pegawai Tidak Tetap 3 1,08 g. Tenaga Perbantuan Dokter 1 0,36 h. Tenaga Pengawalan dan Pengamanan 5 1,79 JUMLAH Gambar6 Jumlah SDM Komisi Yudisial BerdasarkanJabatan s.d 31 Desember 2014 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

62 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Tabel 27 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember 2014 No. Uraian Jumlah % 1. Pejabat Negara 7 2,51 2. Golongan IV 17 6,09 3. Golongan III ,63 4. Golongan II 28 10,04 5. Golongan I 0 0,00 6. Non Golongan 69 24,73 JUMLAH ,00 Gambar 7 Jumlah SDM Komisi Yudisial BerdasarkanGolongan s.d 31 Desember 2014 Tabel 28 Jumlah SDM Komisi Yudisial BerdasarkanPendidikan s.d 31 Desember 2014 No. Uraian Jumlah % 1. Strata 3 (S-3) 9 3,23 2. Strata 2 (S-2) 45 16,13 3. Pendidikan Profesi 2 0,72 3. Strata 1 (S-1) ,03 4. Diploma III (D-III) 26 9,32 5. SLTA 8 2,87 6. SLTP 2 0,72 JUMLAH Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

63 Gambar 8 Jumlah SDM Komisi Yudisial Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan roda penggerak organisasi. Pengelolaan sumber daya yang menjadi aset organisasi ditentukan oleh bagaimana SDM dalam organisasi tersebut memanfaatkan sumber daya yang ada.sdm menjadi faktor utama bagi kesuksesan pencapaian kinerja sebuah organisasi dengan didukung oleh sumber daya finansial, sarana dan prasarana. Oleh karena itu, untuk mendorong kinerja lembaga yang optimal dibutuhkan pola penanganan SDM yang menyeluruh, bersifat strategis dan terintegrasi, maka dalam rangka penanganan dan peningkatan SDM di Komisi Yudisial pada tahun 2014 telah dilakukan hal-hal sebagai berikut: a. Pengangkatan Pejabat Struktural dan CPNS 1) Pengangkatan Pejabat Struktural Dalam Tahun 2014, Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial telah melaksanakan 2 kali pengangkatan dalam jabatan struktural yaitu pada Bulan Januari 2014 dan Maret Pengangkatan dalam Jabatan Struktural pada Bulan Januari 2014 dilakukan dalam rangka rotasi jabatan serta pengukuhan pejabat pelaksana tugas dari jabatan pelaksana yang telah memenuhi syarat administrasi untuk diangkat dalam jabatan struktural. Sementara Pengangkatan dalam Jabatan Struktural pada Bulan Maret 2014 dilaksanakan dalam rangka mengisi kekosongan 3 jabatan struktural. Pengangkatan dalam Jabatan Struktural pada Bulan Januari 2014 ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal melalui SK Nomor 21/KEP/SET. KY/KP.03.02/01/2014 berdasarkan Hasil Rapat Baperjakat Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial tanggal 9 Desember 2013 yang tertuang dalam Berita Acara Hasil Rapat Tim Baperjakat Sekretariat Jenderal Komisi Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

64 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Yudisial Nomor 04/BA/SET.KY/12/2013, tanggal 19 Desember Sekretaris Jenderal menyetujui dan menetapkan kenaikan dalam jabatan serta perpindahan pejabat antar unit kerja sebanyak 17 pejabat. Pada Bulan Maret 2014 kembali dilakukan pengangkatan dalam jabatan struktural terhadap 3 orang pegawai dipekerjakan dari instansi lain melalui SK Sekretaris Jenderal Nomor 107/SET. KY/KP.03.02/03/2014.Ketiga pejabat tersebut terpilih berdasarkan seleksi yang dilaksanakan Bulan Desember Tahun Seleksi calon pejabat struktural dilaksanakan dengan sistem rekrutmen terbuka dengan mengirimkan surat permohonan kandidat kepada instansi yang keterkaitan kompetensi dengan jabatan yang akan diisi seperti BPK, BPKP, BPPT, serta Kementerian Sekretariat Negara. Berikut jumlah kandidat calon eselon II dan III Jumlah Kandidat Eselon II Berdasarkan Instansi Kementerian Sekretariat Negara : 1 Orang Kementerian PPN / Bappenas : 2 Orang BPPT : 1 Orang Kementerian Keuangan : 5 Orang Internal KY : 2 Orang Total : 11 Orang Jumlah Kandidat Eselon III Berdasarkan Instansi BPPT : 1 Orang Kementerian Keuangan : 11 Orang Internal KY : 2 Orang Total : 14 Orang Pelantikan Pejabat Struktural di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial 50 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

65 Dari sejumlah kandidat tersebut, 2 orang dari pendaftar eselon II, dan 5 orang kandidat eselon III digugurkan karena berkas yang bersangkutan terlambat masuk ke Sekretaris Jenderal. Di samping itu, 1 orang kandidat Eselon II belum memenuhi syarat administrasi, dan 1 orang kandidat eselon II mengundurkan diri, sehingga dari 25 orang kandidat hanya terdapat 16 orang yang mengikuti tahapan seleksi berikutnya. Sebanyak 16 orang tersebut (7 kandidat eselon II dan 9 kandidat eselon III) diseleksi dengan menggunakan metode asesmen kompetensi, investigasi rekam jejak serta wawancara. Pada awalnya seleksi dilakukan untuk mengisi 4 jabatan yang kosong yaitu: Kepala Biro Perencanaan dan Kepatuhan Internal, Kepala Bagian Pemantauan, Kepala Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga serta Kepala Bagian Perencanaan dan Hukum. Namun jabatan Kepala Bagian Pemantauan tidak dapat terisi dikarenakan dari satu-satunya kandidat yang ikut dalam proses seleksi dan memilih jabatan tersebut kurang disarankan berdasarkan hasil asesmen. a) Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun 2014 Rekrutmen CPNS KY dilakukan melalui portal nasional Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN).Sebanyak 83 pelamar CPNS KY mendaftar pada portal tersebut untuk mengisi 13 formasi jabatan yang telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Hal ini jauh di luar perkiraan dikarenakan tahun 2013 yang lalu, dari 49 formasi CPNS jumlah pelamar mencapai 1300 orang. 83 pelamar CPNS KY Tahun 2014 tersebut diseleksi secara administrasi berdasarkan persyaratan yang dicantumkan pada Pengumuman. Setelah CPNS dinyatakan lolos seleksi administrasi, CPNS diseleksi melalui serangkaian tes yang terbagi ke dalam dua tahap yaitu Tes Kompetensi Dasar dengan menggunakan metode Computer Assissted Test (CAT) dimana para kandidat CPNS diminta untuk mengerjakan soal-soal yang terdiri dari 3 subtes yaitu Wawasan Kebangsaan, Inteligensi Umum, dan Karakteristik Pribadi, melalui media komputer. Hasil pengerjaan tes tersebut pun dapat secara langsung dilihat oleh asingmasing kandidat peserta.tes Kompetensi Dasar dilakukan untuk menyeleksi kandidat yang memiliki kompetensi yang sesuai untuk menjadi CPNS.Setiap kementerian/lembaga wajib melaksanakan tahapan ini dalam menyeleksi kandidat CPNS. Sebanyak 41 kandidat CPNS yang lulus seleksi administrasi mengikuti Tes Kompetensi Dasar seleksi CPNS KY menggunakan fasilitas CAT BKN. Setelah Tes Kompetensi Dasar, tahap selanjutnya adalah Tes Kompetensi Bidang. Tes Kompetensi Bidang dilakukan untuk Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

66 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN menyeleksi CPNS yang kompeten dan sesuai dengan jabatan yang dibutuhkan di KY.Tes Kompetensi Bidang yang dilakukan terdiri atas Asesmen Psikologi, Jobtest dan Wawancara.Saat ini kegiatan seleksi CPNS KY sudah melewati tahap terakhir Tes Kompetensi Bidang yaitu wawancara dan masih menunggu hasil integrasi nilai dari Panitia Seleksi Nasional CPNS. b) Pemindahan Pegawai Pada bulan September 2014, Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial menetapkan Keputusan Pemindahan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial melalui SK nomor 187/SET.KY/KP.04.06/09/2014.Pemindahan Pegawai dilakukan dalam rangka pengembangan dan optimalisasi kinerja Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial. Salah satu yang menjadi bahan pertimbangan Baperjakat dalam pemindahan pegawai dalah hasil pemetaan minat dan kompetensi melalui metode pengisian kuesioner.berdasarkan usulan Baperjakat, sebanyak 16 pegawai dirotasi ke unit kerja baru. c) Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Sepanjang tahun 2014, Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial telah melakukan kegiatan peningkatan kapasitas pegawai terutama berupa bimbingan dan pelatihan.sebanyak 12 pelatihan pegawai telah dilaksanakan secara swakelola maupun melalui pengiriman pegawai ke lembaga penyedia jasa pelatihan. Rincian pelatihan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Pelatihan Investigasi; 2) Orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS); 3) Pendidikan Pelatihan Prajabatan Golongan III; 4) Pendidikan Pelatihan Prajabatan Golongan II; 5) Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Perilaku Hakim; 6) Diklat Manajemen Perubahan; 7) Diklat the 7 habbits of highly effective people signature; 8) Diklat Desain Grafis; 9) Diklat Pim III dan IV; 10) Diklat Organization Development; 11) Diklat Career Development Management. 52 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

67 3.3. PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Proses penyusunan serta penyempurnaan peraturan perundang-undangan didasari semangat untuk lebih memperkuat kelembagaan dan dalam rangka melakukan pembaruan serta perbaikan agar tercapai hasil kerja yang optimal. Selama tahun 2014 Komisi Yudisial telah menetapkan 3 (tiga) Peraturan Komisi Yudisial dan 6 (enam) Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial. Peraturan tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1) PeraturanKomisiYudisial a) PeraturanTentangSeleksiCalon Hakim Agung; b) PencabutanPeraturan KY tentang Panel AhliUjiKelayakandanKepatutan- Calon Hakim Konstitusi; c) PencabutanPeraturan KY tentangujikelayakandankepatutancalon Hakim Konstitusi. 2) PeraturanSekretarisJenderalKomisiYudisial a) PeraturantentangPembayaran ULP/ULS; b) PeraturantentangPenegakanDisiplinPegawai; c) PeraturantentangStandarHargaBarang KY; d) Peraturantentang SOP; e) PeraturantentangKodeKlasifikasiArsip; f) PeraturantentangStandarBiayaKeuanganKhusus KY Selainperaturan yang telahditetapkan, KomisiYudisialjugamasihmelakuk anpenyusunanbeberapadrafperaturan-peraturan yangdibutuhkanolehkomisi Yudisial, diantaranyaadalah: 1) DrafPeraturanKomisiYudisial a) PeraturantentangKodeEtikAnggota KY; b) PeraturantentangSeleksi Hakim Ad Hoc; c) PeraturantentangGratifikasi; d) Peraturantentang LHKPN; e) Peraturantentang Whistleblowing; f) PerubahanPeraturan KY tentangpelayananinformasipublik; 2) DrafPeraturanSekretarisJenderalKomisiYudisial a) PeraturantentangPenggalanganInformanInvestigasi; b) PeraturantentangTunjanganKinerja; c) PeraturantentangPenggalanganInformanInvestigasi; d) PeraturantentangPelaksanaanKeprotokolan; e) PeraturantentangPedomanAdministrasiPenghubung. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

68 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN 3.4. HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA Dalam menjalankan wewenang dan tugasnya, Komisi Yudisial membutuhkan dukungan sejumlah elemen masyarakat, diantaranya yaitu Perguruan Tingi, Non Govermental Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP), pers, serta lembaga lainnya baik di dalam maupun luar negeri. a. KERJASAMA DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA Pada tahun 2014, Bidang Hubungan Antar Lembaga telah melakukan dan menyelesaikan kegiatan yang bersifat koordinatif dan telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman KYRI dengan lembaga, kementerian, dan perguruan tinggi yaitu; 1) Penandatanganan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Kementerian Dalam Negeri; 2) Penandatanganan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Kompolnas; 3) Penandatanganan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (Sigab); 4) Penandatanganan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Universitas Atmajaya Yogyakarta; 5) Perpanjangan Kerjasaman/MoU antara Komisi Yudisial dengan Universitas Muhammadiyah Malang; 6) Perpanjangan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Universitas Trisakti; 7) Perpanjangan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Universitas Pasundan Bandung. Penandatanganan Kerjasama/MoU antara Komisi Yudisial dengan Kementerian Dalam Negeri 54 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

69 Selain penandatangan MoU, Ketua dan Anggota Komisi Yudisial melaksanakan rapat terbatas dengan seluruh jajaran pimpinan Mahkamah Agung RI pada Maret 2014 guna membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan dengan masing-masing lembaga, selain itu juga melaksanakan kegiatan Audiensi antara Pimpinan Komisi Yudisial dengan Wakil Presiden RI di Istana Wapres dan kegiatan Audiensi antara Wakil Ketua Komisi Yudisial beserta Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga dengan Kapolri pada April 2014, kegiatan tindaklanjut kerjsama Komisi Yudisial dengan Pusham UII dan NCHR dalam bentuk Training Hakim berdimensi HAM. Dalam rangka memperkuat kelembagaan, Komisi Yudisial juga melakukan penjajakan kerjasama dengan melakukan kegiatan bersama dengan perguruan tinggi, antara lain: 1) Studium Generale di IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan tema Komisi Yudisial dalam Menciptakan Lembaga Peradilan Bersih dan Bermartabat pada tanggal 25 Maret 2014; 2) Seminar Nasional Optimalisasi Peran Komisi Yudisial dalam Pengawasan Eksternal Terhadap Perilaku Kinerja Hakim, dilaksanakan kerjasama Komisi Yudisial dengan Universitas Atmajaya Jogjakarta pada tanggal September 2014; 3) Kegiatan Penjajakan Kerjasama Komisi Yudisial RI dengan F.H. Universitas Kristen Kupang (Katholik Windya Mandiri) pada tanggal Oktober 2014 di Kupang; 4) Kegiatan Tindak lanjut Kerjasama Komisi Yudisial RI dengan Universitas Sriwijaya Palembang, dengan menyelenggarakan Kuliah Umum pada tanggal Oktober 2014 di Palembang. Selain itu, beberapa kegiatan Komisi Yudisial yang dibantu oleh lembaga donor Australia Indonesia Partnership for Justice Program( AIPJ) mengadakan pelatihan hakim dengan tema Pemenuhan Hak Atas Peradilan yang Fair Bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Komisi Yudisial dengan AIPJ dan Pusham UII. Kegiatan lain yang dilaksanakan AIPJ bekerja sama dengan Indonesia Legal Roundtable (ILR) adalah memberikan bantuan kerjasama dalam bentuk pelatihan dengan tema Pelatihan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. The Asia Foundation dengan dukungan Kemitraan dan University of Washington yang dipercaya USAID bekerja sama dengan Komisi Yudisial untuk mengimplementasikan Program Mendidik dan Melengkapi Para Reformis Hukum di Masa Mendatang (Education and Equipping Tomorrows Justice Reformer) atau E2J dalam bentuk Public Service Day di 7 perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini, Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial menjadi narasumber dalam diskusi bertema rekrutmen di sektor peradilan. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

70 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Lebih lanjut, Komisi Yudisial lebih memperluas kerjasama di tahun 2014 ini dengan negara maupun organisasi internasional guna meningkatkan penguatan Komisi Yudisial di mata dunia. Beberapa penjajakan kerjasama sebagai berikut : 1) Melakukan kegiatan pengumpulan data, penyempurnaan rencana kerjasama Selatan-Selatan dan Negara Triangular (KSST) untuk program ) Melakukan tindaklanjut kerjasama antara Komisi Yudisial RI dengan Justice Academy Of Turkey pada 24 Februari ) Menghadiri dan mengikuti audiensi penjajakan kerjasama Komisi Yudisial dengan Kedutaan besar Jerman pada 17 Maret ) Menghadiri dan mengikuti audiensi penjajakan kerjasama Komisi Yudisial dengan Kedutaan Besar Jepang pada 18 Maret ) Menghadiri dan mengikuti audiensi penjajakan kerjasama Komisi Yudisial dengan Kedutaan Besar Australian dan Lembaga Donor AIPJ pada 27 Maret ) Mengikuti kegiatan koordinasi kerjasama Komisi Yudisial dengan Pusham UII dan NCHR. 7) Audiensi delegasi Stiftung ke Komisi Yudisial dengan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial; dan 8) Pada tanggal 06 November 2014 KY menerima kunjungan dari Delegasi MA China. b. PENGHUBUNG KOMISI YUDISIAL Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, dalam pasal 3 ayat (2) menyebutkan bahwa Komisi Yudisial dapat mengangkat penghubung di daerah sesuai dengan kebutuhan. Pasal ini merupakan respon atas tugas dan cakupan wilayah yang luas dari Komisi Yudisial dengan kedudukannya yang berada di ibukota negara, sehingga tentunya membutuhkan usaha yang lebih untuk mengatasi permasalahan pengawasan hakim yang tersebar di daerahdaerah di seluruh wilayah Indonesia. Komisi Yudisial sampai dengan saat ini telah memiliki 10 kantor Penghubung. Enam penghubung dibentuk pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2014 Komisi Yudisialmenambah kantor Penghubung di 4 kota, yaitu Pekanbaru, Palembang, Kupang, dan Manado. Dalam rangka mengenalkan dan mendekatkan petugas penghubung kepada masyarakat, pelantikan petugas penghubung dilakukan di wilayah masing-masing dan pengambilan sumpah dipimpin langsung oleh Komisioner. Bersamaan dengan acara pelantikan, diselenggarakan pula public expose dengan mengundang stake holderskomisi Yudisial yang ada di daerah, mulai dari aparat penegak hukum, LSM, tokoh masyarakat, unsur Peguruan tinggi dll. Acara public expose mengusung konsep rumah rakyat dengan 56 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

71 mengundang budayawan dan musik rakyat. Konsep tersebut diambil sebagai bentuk kepedulian Komisi Yudisial pada masyarakat. Di samping itu dalam rangka menindaklanjuti kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Yudisial bersama KPK menggelar FGD mengenai pengadilan tindak pidana korupsi.fgd dilakukan selama satu hari penuh dengan mengundang semua stake holderskomisi Yudisial yang ada di daerah.fgd bertemakan penguatan jaringan untuk pemantauan pengadilan tindak pidana korupsi. Acara tersebut menghasilkan rekomendasi bagi KY-KPK dalam rangka menjalankan perannya untuk mengawasi pengadilan tindak pidana korupsi, termasuk dalam membangun kemitraan dengan jejaring-jejaring KY-KPK yang ada di daerah. Kehadiran 4 kantor Penghubung tersebut memperluas jangkauan Komisi Yudisial yang telah ada di 6 kota sebelumnya yaitu; Medan, Surabaya, Mataram, Semarang, Samarinda, dan Makassar. Petugas penghubung telah dibekali pelatihan dan orientasi sehingga mereka dapat segera melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan kepadanya yang meliputi: 1) Menerima laporan masyarakat terkait dengan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH); 2) Melaksanakan pemantauan persidangan di wilayah kerjanya; 3) Melakukan sosialisasi KEPPH, sosialisasi peradilan bersih dalam rangka upaya pencegahan. Dalam penanganan laporan masyarakat setempat, Penghubung melakukan layanan yang meliputi : 1) Layanan konsultasi 2) Layanan penerimaan laporan 3) Melakukan identifikasi laporan 4) Melakukan pemberkasan dan kelengkapan berkas 5) Menelaah berkas laporan 6) Mengirim berkas ke Komisi Yudisial pusat 7) Memonitor perkembangan penanganan laporan oleh Komisi Yudisial Pusat. 3.5 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Penelitian dan pengembangan memiliki peran strategis dalam dinamika perkembangan suatu lembaga. Penelitian dan pengembangan berfungsi sebagai thinktank yang berperan untuk menyusunpolicy paper berkaitan dengan isu strategis sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan lembaga. Selain itu, penelitian dan pengembangan dapat memberikan masukan untuk pelaksanaan kegiatan yang dilakukan biro/pusat agar berjalan sesuai dengan kebijakan strategis lembaga. Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 49 Tahun Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

72 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN 2009, Undang-Undang No. 50 Tahun 2009, dan Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 yang berbunyi Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, Komisi Yudisial dapat menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan mutasi hakim, maka Komisi Yudisial merasa perlu untuk melakukan fungsi penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: a) Penelitian Putusan Pada tahun 2014, Komisi Yudisial merumuskan sesuatu yang baru di dalam melaksanakan program penelitian putusan hakim. Penelitian ini tidak hanya berangkat dari asumsi bahwa putusan hakim yang bermasalah akan memiliki celah hukum (legal gap) yang sangat mungkin dapat ditelusuri melalui analisis mendalam terhadap teks putusannya, tetapi juga menunjukkan korelasi antara kualitas putusan dengan indikator-indikator dari dugaan pelanggaran KEPPH. Sehubungan dengan hal tersebut, tim peneliti telah memilih 80 objek putusan hakim dengan rincian sebagai berikut: putusan dengan kategori dapat ditindaklanjuti (DL) dari semula 63 putusan yang telah ditetapkan rekomendasi sanksinya, serta; putusan dengan kategori tidak dapat ditindaklanjuti (TDL) dari total 62 putusan. Dari seluruh kasus yang telah dianalisis, tim peneliti mendapatkan beberapa temuan umum, antara lain : a) Dari segi kualitas putusannya 1) Terdapat putusan yang patut diduga dibuat sebagai bagian dari rekayasa karena hakim sendiri memiliki konflik kepentingan terhadap output keluaran dari putusan tersebut. 2) Terdapat putusan yang kualitasnya dipertanyakan karena terlalu banyak putusan terkait pada suatu perkara yang sama, sehingga kasus yang sebenarnya tidak terlalu kompleks lalu berubah menjadi bermasalah akibat inkonsistensi pengadilan dalam mengambil sikap. 3) Terdapat putusan yang mengabaikan asas sederhana, cepat, dan biaya ringan. Inisiatif para pihak untuk memasukkan perkara sebanyak-banyaknya ke pengadilan membuka peluang pembebanan pada kinerja pengadilan. 4) Ditemukan juga dalam putusan tentang hak pemeliharaan anak dan pemberian nafkah. Pada kasus terakhir ini, bukan kualitas putusan yang dipersoalkan melainkan kualitas 58 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

73 sikap moral hakim sendiri di dalam menghormati putusan pengadilan. Intinya, putusan pengadilan memiliki otoritas untuk dihormati sejalan dengan asas res judicata pro veritate habetur. Pengabaian terhadap putusan, terutama yang dilakukan oleh aparatur hakim itu sendiri, merupakan bentuk pelanggaran serius KEPPH. b) Dari segi korelasi antara putusan dengan dugaan penyimpangan kode etik dan pedoman perilaku hakim ditemukan adanya indikasi keterkaitan antara perilaku hakim yang dilaporkan ke Komisi Yudisial yang diduga melanggar kode etik dengan putusan yang dihasilkannya, meskipun indikasi tersebut bermacam-macam baik menyangkut aspek perilaku hakim yang ada di dalam proses pemeriksaan di pengadilan dan di luar pengadilan maupun perilaku yang terkait secara langsung dengan putusan. Berdasarkan hal tersebut, terdapat dua rekomendasi umum yang disampaikan oleh tim peneliti agar kualitas putusan hakim lebih baik lagi, yaitu: 1) Diperlukan peningkatan kapasitas hakim terkait dengan penyusunan putusan yang baik, karena masih ditemukan banyak kelemahan dalam putusan baik secara formal maupun materiil; sebagaimana ditemukan dalam kegiatan penelitian; 2) Diperlukan pelaksanaan sosialisasi kode etik bagi para hakim secara terstruktur dan sistematis untuk peningkatan kualitas Hakim. b) Karakterisasi Putusan Mahkamah Agung Tahun 2014 Karakterisasi merupakan program yang dibuat untuk mempermudah seseorang baik dalam kapasitasnya sebagai hakim maupun anggota masyarakat dalam membaca sebuah putusan dengan cara mengelompokkan indikator-indikator penting (karakter). Seluruh karakter yang telah dikumpulkan tersebut dianalisa dan dihubungkan antara yang ada di dalam praktik yurisprudensi hukum positif asas utama yang mengaturnya, sehingga bisa diketahui adanya perkembangan sebuah asas/doktrin/norma dalam yurisprudensi tersebut. Pada Tahun 2014, Komisi Yudisial telah melakukan karakterisasi terhadap 20 putusan MA yang terdiri dari 13 Laporan analisis Putusan Landmark dan 7 Laporan Analisis Putusan Yurisprudensi. Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

74 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN c) Penelitian Perilaku Hakim Dan Pengolahan Keputusan Sidang Pleno (KSP) Pengawasan Hakim Tahun Pada tahun 2014, Komisi Yudisial melakukan penelitian internal yang diperuntukan untuk mengolah seluruh hasil pleno pengawasan Komisi Yudisial pada 1 tahun terakhir, tepatnya KSP pada tahun Kegunaan penelitian tersebut ditujukan dalam banyak hal, termasuk diantaranya guna memetakan klasifikasi reasoning hukum KY dalam memutus pelanggaran etik serta konsistensi KY dalam memberikan rekomendasi sanksi pada tiap laporan dugaan pelanggaran kode etik oleh Hakim. Klasifikasi temuan secara garis besar terbagi menjadi dua hal, yaitu temuan yang Pertama, terkait dengan Proses penanganan laporan masyarakat dan Kedua, terkait dengan Substansi Pengawasan. Keseluruhan inventarisasi temuan berjumlah 88 (delapan puluh delapan) temuan, yaitu 71 Temuan Proses dan 17 Temuan Substansi Pengawasan. Hasil penelitian tersebut telah dipaparkan di Rapat Pleno Komisi Yudisial untuk menjadi bahan evaluasi internal Komisi Yudisial dalam menyempurnakan format KSP. 3.6 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Dalam rangka memperkuat sekaligus meningkatkan pelayanan publik yang berbasis teknologi, maka pada tahun 2014 ini Bidang Data dan Layanan Informasi menjalin kerjasama dengan AIPJ (Australia Indonesia Partnership for Justice). Hasil dari kerjasama ini adalah dengan disusunnya Cetak Biru Teknologi Informasi (TI) Komisi Yudisial Tahun Cetak Biru TI Komisi Yudisial ini dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan dan penerapan tata kelola teknologi informasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, baik dalam perencanaan teknologi, infrastruktur dan anggaran maupun dalam implementasinya. Dengan kata lain, Cetak Biru TI KY dimaksudkan sebagai panduan dalam memberikan dukungan operasional, khususnya dalam upaya pemenuhan hak masyarakat atas informasi hukum guna mendorong efektivitas wewenang dan tugas Komisi Yudisial. Pada tahun 2014 ini Bidang Data dan Layanan Informasi juga terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas layanan informasi publik secara masif, khususnya berkaitan dengan pengelolaan PPID. Pengelolaan website Komisi Yudisial terus ditingkatkan khususnya dari segi konten. Isi informasi mengacu pada ketentuan dari KIP yaitu informasi yang wajib diumumkan bagi Badan Publik sekaligus mengeduksi masyarakat utamanya berkaitan dengan wewenang dan tugas Komisi Yudisial. Perspektif penyelenggaraan Layanan Informasi, difokuskan pada pemberian layanan internal dan eksternal. Untuk Layanan internal difokuskan pada 60 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

75 bagaimana mengelola dan melayani informasi kepada pimpinan dan seluruh jajaran Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, seperti memberi kecepatan dan kemudahan informasi melalui SMS gateway ataupun pengelolaan community. Sedangkan pengelolaan layanan informasi eksternal ditujukan kepada masyarakat dan steakholder Komisi Yudisial, yang mecakup mengedukasi, fasilitasi serta meningkatkan kualitas informasi dalam kerangka pengembangan jejaring komunikasi. Program dan kegiatan layanan informasi kepada publik merupakan sarana edukasi kepada publik sekaligus sebagai bentuk sosialisasi kelembagaan. Bentuk kegiatan ini meliputi penyusunan media informasi (bahan publikasi), pelaksanaan pameran/expo, pelayanan audiensi, dan dialog publik seperti, talkshow baik di media televisi maupun radio, penyelenggaraan press conference dan lainnya. 1) Media informasi yang diterbitkan oleh Komisi Yudisial di tahun 2014 terdiri dari : 1) Penyusunan Majalah Komisi Yudisial 2) Majalah dwi bulanan yang diterbitkan oleh Komisi Yudisial, telah dicetak sebanyak delapan ribu eksemplar dan didistribusikan ke berbagai badan peradilan, perguruan tinggi, perpustakaan serta sebagai bahan publikasi pada penyelenggaraan seminar, audiensi maupun sosiasilasi kelembagaan. Selama tahun 2014 telah menerbitkan 6 (enam) Majalah Komisi Yudisial. 3) Penyusunan Jurnal Yudisial 4) Majalah ilmiah yang memuat hasil kajian/riset atas putusan pengadilan yang dilakukan baik orang perorangan maupun para peneliti dan pihak yang berkompeten.jurnal Yudisial yang terbit setiap empat bulanan yang telah memperoleh sertifikat dari LIPI sebagai majalah ilmiah yang TERAKREDITASI. Pada tahun 2015 mendatang penerapan jurnal akan ditetapkan sebagai media e-jurnal. Dicetak sebanyak dua ribu eksemplar dan disebarkan ke berbagai kalangan terbatas, seperti badan peradilan dan perpustakaan perguruan tinggi sebagai media edukasi terhadap analisis putusan hakim.selama tahun 2014, Komisi Yudisial telah menerbitkan 3 (tiga) Jurnal Yudisial. 5) Bunga Rampai 6) Buku yang diterbitkan setahun sekali, berisikan hasil kompilasi tulisan dari para pakar terkait dengan tema buku yang di angkat.pada tahun 2014Bunga Rampai yang diterbitkan dengan judul Problematika Hukum dan Peradilan Indonesia, dan telah dicetak sebanyak 500 eksemplar. 7) Buku Kiprah 9 Tahun Komisi Yudisial Buku ini diterbitkan setahun sekali pada saat bulan Agustus,bertepatan dengan hari jadi Komisi Yudisial. Buku Kiprah 9 tahun Komisi Yudisial yang diterbitkan tahun 2014 berisi Kiprah 9 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

76 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Tahun Komisi Yudisial ( ) Adapun tema yang diangkat adalah Menjaga Kehormatan Meningkatkan Profesionalisme. 8) Buku Profil Kelembagaan, Buku ini berisikan tentang sejarah dan wewenang dan tugas fungsi Komisi Yudisial.Selain itu dalam buku yang di desain secara ringkas dan mudah dipahami ini menampilkan profil selitas anggota Komisi Yudisial. Buku ini sebagai media informasi yang disebarluarkan pada kegiatan audiensi, pameran maupun permintaan secara parsial dari kelompok masyarakat. 9) Desain Agenda dan Kalendar Komisi Yudisial. Bahan publikasi Komisi Yudisial, merupakan salah satu output dari bidang data dan layanan informasi yang dapat berfungsi dalam menunjang proses kerja, diterbitkan satu kali pada tahun ) Pelaksanaan Edukasi dan Informasi Kepada Publik 1) PPID Upaya yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan informasi publik telah memperoleh apresiasi dari Pemerintah melalui Komisi Informasi Pusat (KIP).Pada tahun 2014 ini Komisi Yudisial menempati peringkat 9 dari 135 Lembaga dalam penerapan Keterbukaan Informasi Publik kategori Lembaga. Apresiasi ini sekaligus sebagai pemacu dan pemicu PPID Komisi Yudisial untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik. 62 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

77 2) Analisis Media Berita Hukum dan Keadilan Analisis media ini dalam bentuk kliping berita dari berbagai media cetak maupun online, dapat sebagai bahan pengambilan kebijakan pimpinan dalam pelaksaan wewenang dan tugas Komisi Yudisial. 3) Pelaksanaan press conference. Pelaksanaan konferensi pers, terkait beberapa isu yang mengemuka antara lain : Penetapan Anggota Panel Ahli Uji Kelayakan dan Kepatutan Hakim Konstitusi, Seleksi Pengangkatan Hakim Angkatan VII, Seleksi Calon Hakim Agung Tahun 2014, dan Hasil Pengawasan Hakim Semester I Tahun ) Pembuatan produksi iklan layanan masyarakat. Produksi terbaru iklan layanan masyarakat Komisi Yudisial dibuat tahun 2014 bertema Profil Komisi Yudisial, Pengawasan Hakim dan Seleksi Calon Hakim Agung. 5) Pengelolaan perpustakaan. Berdasarkan data buku pengunjung perpustakaan, tercatat hingga November 2014 berjumlah 512 pemustaka.saat ini perpustakaan memiliki koleksi buku yang terbilang sangat beragam, terutama tentang hukum, perundang-undangan, perjalanan tokoh dan berbagai koleksi lainnya. 6) Pelaksanaan pameran Dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Komisi Yudisial pada tahun 2014 ini telah melaksanakan 6 kali penyelenggaraan pameran dari 4 target ang ditetapkan, diantaranya : (1) Pameran Laporan Tahunan MA 2014, (2) Public Service Career Day di Universitas Indonesia kerjasama dengan The Asia Foundation, Universitas Indonesia, University of Washington dan USAID, (3) Pameran dalam rangka Konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Bina Nusantara, (4) Pameran Komisi Yudisial dalam acara pameran Strengthening Integrity and Accountability Program II (SIAP II), Akuntatabilitas, yang diselenggarakan oleh The Jawa Pos Institute of Program Otonomi (JPIP), (5) Legal Expo Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2014, yang diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM dan (6) Integrity Expo yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 7) Pelaksanaan sosialisasi Kode Etik Pedoman Perilaku Hakim Diselenggarakan pada tanggal 19 s.d. 21 Maret 2014di Pengadilan Tinggi Agama Samarinda dan pada tanggal 16 s.d. 18 April 2014 di Pengadilan Tinggi Banten. 8) Penyelenggaraan dialog publik/talkshow Bentuk media edukasi dan informasi yang dilakukan secara live maupun siaran tunda.adapun untuk narasumber diisi oleh anggota Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

78 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN Komisioner ataupun mendatangkan pakar sesuai dengan tema yang diangkat. Talkshow di MNC TV dilakukan sebanyak 6 kali dengan tema: Rekrutmen Calon Hakim Agung, Pengawasan Hakim, Strategi Sosialisasi dan Media Campaign Komisi Yudisial, Eksistensi Penghubung untuk Penguatan Komisi Yudisial, Peran Komisi Yudisial dalam Proses Rekrutmen Calon Hakim Agung dan Pengembangan SDM Hakim. Sementara dialog interaktif di RRI sebanyak 3 kali dengan tema : Kiprah 9 Tahun Komisi Yudisial, Strategi Sosialisasi dan Media Campaign Komisi Yudisial, dan Eksistensi Penghubung untuk penguatan Komisi Yudisial. 3) Sistem Informasi Dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada publik pada tahun 2014, Palinfo berupaya untuk menerapkan e-government (e-gov).strategi yang ditetapkan ini sebagai upaya mengoptimalkan informasi yang berbasis data. Apapun upaya yang dilakukan pada tahun 2014 Komisi Yudisial adalah sebagai berikut : 1) Pemutakhiran Aplikasi Track Record Hakim Menampailkan fitur data hakim berdasarkan wilayah dan provinsi, data hakim berdasarkan tingkat pengadilan, profil hakim, dan melakukan pencarian detail hakim. Sekalipun aplikasi ini belum optimal dalam menampilkan data, karena masih minimnya supply data dari masingmasing unit terkait, namun pada tahun 2014 ada progres yang signifikan yakni telah dioptimalkan penggunaannya oleh biro teknis terkait seperti Biro Investigasi, Biro Rekrutmen, Advokasi dan PKH maupun Biro Pengawasan Perilaku Hakim. Diharapkan ke depannya ada koordinasi yang lebih intensif dari unit kerja terkait untuk melakukan input data melalui aplikasi yang telah tersedia agar aplikasi dapat optimal dimanfaatkan. 2) Pemuktakhiran Aplikasi Penanganan Laporan Masyarakat (PLM). Aplikasi ini merupakan aplikasi internal Komisi Yudisial berbasis web untuk membantu Biro Pengawasan Perilaku Hakim dalam mengelola penanganan laporan yang masuk dari masyarakat. Di dalam aplikasi ini dapat mengakomodir fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Penyampaian laporan pengaduan atau informasi oleh masyarakat mengenai dugaan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH). b. Melakukan registrasi dan pengelompokan laporan yang diterima. c. Penetapan Tim Pembahas/Pemeriksa laporan pengaduan dan informasi yang diterima. d. Pembahasan dan pemeriksaan laporan pengaduan dan informasi yang telah diterima. e. Persidangan dalam pengambilan keputusan dan penentuan rekomen- 64 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

79 dasi jenis sanksi terhadap hakim yang dinilai telah melakukan pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH). 3) Pemuktakhiran Perpustakaan online, Pelaksanaan kegiatan pemutakhiran ini meliputi penambahan koleksi buku dalam bentuk E-book dan penyempurnaan aplikasi dengan melakukan penyempurnaan penambahan dan penyempurnaan isi konten dalam aplikasi perpustakaan online. 4) Komisi Yudisial terus melakukan pemutakhiran website ( go.id) yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan Teknologi Informasi. Mulai dari penyesuaian konten sesuai kebutuhan masyarakat sampai penyajian informasi yang di update secara berkelanjutan. Selain itu, juga memuat bahan publikasi yang diterbitkan Komisi Yudisial seperti Majalah Komisi Yudisial, Jurnal Yudisial, Bunga Rampai Komisi Yudisial, Buku Tahunan dan hasil-hasil terbitan Komisi Yudisial lainnya. Berdasarkan data statistik pengunjung website KY, setiap bulan rata-rat ada 663 s/d 1540 pengunjung yang mengunjungi website KY. 5) Pengelolaan website Komisi Yudisial. Kerja sama dilakukan Komisi Yudisial dengan salah satu penyedia layanan Data center sebagai Back Up Data untuk memelihara prasarana jaringan dan infrastruktur teknologi informasi. Selain itu antisipasi terhadap Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun

80 BAB III PENGUATAN KELEMBAGAAAN berbagai virus, Komisi Yudisial menggunakan antivirus yang berlisensi. 6) Penyusunan Cetak Biru Teknologi Informasi KY Penyusunan Cetak Biru Teknologi Informasi KY merupakan salah satu fokus utama program kerjasama antara AIPJ (Australia Indonesia Partnership for Justice) dan Komisi Yudisial dalam pengembangan dan peningkatan layanan hukum dan keadilan. Buku Cetak Biru TI KY ini akan dipergunakan sebagai pedoman tata kelola teknologi informasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, baik dalam perencanaan teknologi, infrastruktur dan anggaran maupun dalam implementasinya. Untuk terus mengoptimalkan fungsi masing-masing infrastuktur yang ada di lingkungan Komisi Yudisial maka dilakukan berbagai upaya untuk menjamin keamanan dan ketersediaan data. Salah satu yang dilakukan adalah bekerjasama dengan salah satu penyedia layanan Data center sebagai Back Up dilakukan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Selain itu antisipasi terhadap berbagai virus, Komisi Yudisial menggunakan antivirus yang berlisensi. Dalam rangka melakukan transparansi dan akuntabilitas kepada publik, Komisi Yudisial melakukan berbagai strategi penyebaran informasi kepada masyarakat.salah satunya adalah menggunakan berbagai perangkat media audio visual berupa TV yang dipadukan dengan digital signage, dan pada acara khusus, Komisi Yudisial melakukan live streaming yang dapat diakses masyarakat. Contoh pemanfaatan live streaming dilakukan pada wawancara terbuka Seleksi Calon Hakim Agung. Sasaran Strategis Cetak Biru Komisi Yudisial 66 Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2014

UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 14 September 2016 PRESS RELEASE. KY Ungkap Penanganan Laporan Masyarakat Caturwulan II Tahun 2016

UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 14 September 2016 PRESS RELEASE. KY Ungkap Penanganan Laporan Masyarakat Caturwulan II Tahun 2016 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL JALAN KRAMAT RAYA NO. 57, JAKARTA 10450 TELEPON (021) 3905876, 3905877, 3906178, FAKSIMILE (021) 31903755, www.komisiyudisial.go.id UNTUK DITERBITKAN

Lebih terperinci

UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 03 Mei PRESS RELEASE KY Terima 1060 Laporan Masyarakat pada Caturwulan I Tahun 2016

UNTUK DITERBITKAN SEGERA Jakarta, 03 Mei PRESS RELEASE KY Terima 1060 Laporan Masyarakat pada Caturwulan I Tahun 2016 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL JALAN KRAMAT RAYA NO. 57, JAKARTA 10450 TELEPON (021) 3905876, 3905877, 3906178, FAKSIMILE (021) 31903755, www.komisiyudisial.go.id UNTUK DITERBITKAN

Lebih terperinci

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE. 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE. 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi merangkap

Lebih terperinci

BAB II- PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS

BAB II- PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS BAB II- PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 2.1. REKRUTMEN HAKIM Seleksi calon hakim agung diselenggarakan untuk mengisi kekosongan jabatan hakim agung, tahapan dalam melaksanakan seleksi hakim agung: melakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2015, No Mengingat : 1. Pasal 24B Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1758, 2015 KY. Laporan Masyarakat. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun

2016, No Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1145, 2016 KY. Calon Hakim Ad Hoc Hubungan Industrial. Seleksi. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SELEKSI CALON HAKIM AD HOC HUBUNGAN

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. Wawancara dilakukan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2013 jam WIB

HASIL WAWANCARA. Wawancara dilakukan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2013 jam WIB 1 HASIL WAWANCARA Wawancara dilakukan pada hari kamis tanggal 25 Juli 2013 jam 12.15 WIB di Gedung Komisi Yudisial RI. Narasumber yang diwawancara adalah Dr.Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H., Beliau merupakan

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PENJARINGAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2017

SOSIALISASI DAN PENJARINGAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2017 SOSIALISASI DAN PENJARINGAN CALON HAKIM AGUNG TAHUN 2017 DASAR HUKUM 1. Pasal 24B UUD 1945; 2. Pasal 13 UU Nomor 18 Tahun 2011 Tentang Komisi Yudisial; 3. Peraturan Komisi Yudisial Nomor 2 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1365, 2013 KOMISI YUDISIAL. Pembidangan Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI

Lebih terperinci

TUGAS DAN WEWENANG. Tugas dan Wewenang KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PROFIL KELEMBAGAAN KOMISI YUDISIAL

TUGAS DAN WEWENANG. Tugas dan Wewenang KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PROFIL KELEMBAGAAN KOMISI YUDISIAL TUGAS DAN WEWENANG Tugas dan Wewenang REPUBLIK INDONESIA 23 Pengusulan Pengangkatan Hakim Agung dan Hakim Adhoc di Mahkamah Agung Salah satu kewenangan Komisi Yudisial adalah mengusulkan pengangkatan hakim

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2015 KOMISI YUDISIAL REPUBIK INDONESIA TAHUN Jl. Kramat Raya No. 57 Jakarta Pusat.

LAPORAN TAHUNAN 2015 KOMISI YUDISIAL REPUBIK INDONESIA TAHUN Jl. Kramat Raya No. 57 Jakarta Pusat. KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Jl. Kramat Raya No. 57 Jakarta Pusat Telp. (021) 3905876 Fax. (021) 3906215 www.komisiyudisial.go.id email : kyri@komisiyudisial.go.id LAPORAN TAHUNAN 2015 KOMISI YUDISIAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Laporan Tahunan 2013

DAFTAR ISI Laporan Tahunan 2013 1 2 3 DAFTAR ISI 4ii Daftar isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i vii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Kebijakan Lembaga 2 BAB II PELAKSANAAN WEWENANG DAN TUGAS 4 A. Rekrutmen 5 1. Seleksi Calon Hakim

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi; LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2013 HUKUM. Kehakiman. Mahkamah Konstitusi. Penyelenggaraan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5456) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I.

Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I. Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I. Pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung R.I. Dengan Jajaran Pengadilan Tingkat Banding Dari Empat Lingkungan Peradilan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1513, 2013 KOMISI YUDISIAL. Uji Kelayakan. Kepatutan. Hakim Konstitusi. Calon. Pedoman. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG UJI

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KONSULTASI KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI YUDISIAL RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2016-2017 Masa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG- UNDANG NOMOR 24

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang... UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG- UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Bahan TIMUS 23-06-04 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG GARIS BESAR KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOMISI YUDISIAL TAHUN

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG GARIS BESAR KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOMISI YUDISIAL TAHUN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG GARIS BESAR KEBIJAKAN DAN STRATEGI KOMISI YUDISIAL TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA PENGHUBUNG KOMISI YUDISIAL DI DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP, PENERAPAN DAN KENDALA KOMISI YUDISIAL DALAM. PELAKSANAAN PENGAWASAN HAKIM A. Konsep Komisi Yudisial dalam Melaksanakan Pengawasan

BAB III KONSEP, PENERAPAN DAN KENDALA KOMISI YUDISIAL DALAM. PELAKSANAAN PENGAWASAN HAKIM A. Konsep Komisi Yudisial dalam Melaksanakan Pengawasan BAB III KONSEP, PENERAPAN DAN KENDALA KOMISI YUDISIAL DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN HAKIM A. Konsep Komisi Yudisial dalam Melaksanakan Pengawasan Berawal pada tahun 1968 muncul ide membentuk Majelis Pertimbangan

Lebih terperinci

FORMULIR 1. PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN Kementrian/Lembaga : KOMISI YUDISIAL RI

FORMULIR 1. PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN Kementrian/Lembaga : KOMISI YUDISIAL RI FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 1. Kementrian/Lembaga : KOMISI YUDISIAL RI 2. VISI : 3. MISI : Terwujudnya Komisi Yudisial yang bersih, transparan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT JANUARI APRIL 2017

PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT JANUARI APRIL 2017 PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT JANUARI APRIL 2017 a. PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT Proses penanganan laporan masyarakat berdasarkan Peraturan Komisi Yudisial mor 2 Tahun 2015 tentang Penanganan Laporan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam

HASIL WAWANCARA. Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam 1 HASIL WAWANCARA Wawancara ke-2 dilakukan pada hari senin tanggal 02 September 2013 jam 14.30 WIB di Gedung Komisi Yudisial RI. Narasumber yang diwawancara adalah Dr.Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H.,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009.... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA,

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 04/PB/MA/IX/2012 04/PB/P.KY/09/2012 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, TATA KERJA, DAN TATA CARA PENGAMBILAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-225/A/J.A/05/2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sepanjang 2017, KY Terima Laporan Masyarakat

Sepanjang 2017, KY Terima Laporan Masyarakat KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL JALAN KRAMAT RAYA NO. 57, JAKARTA 10450 TELEPON (021) 3905876, 3905877, 3906178, FAKSIMILE (021) 31903755, www.komisiyudisial.go.id Nomor: 05/Siaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1530,2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI YUDISIAL. Advokasi. Hakim. Perlindungan. Pedoman. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG ADVOKASI HAKIM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. Tugas dan wewenang Mahkamah Agung adalah a. Memeriksa dan memutus 1) permohonan kasasi, 2) sengketa tentang kewarganegaraan, dan 3) permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG Menimbang UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.574, 2013 KOMISI YUDISIAL. Penghubung. Daerah. Pembentukan. Susunan. Tata Kerja. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK/2006 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelanggaran hak asasi manusia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1055, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pengambilan Keputusan. Pembentukan. Tata Kerja. Tata Cara. PERATURAN BERSAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERILAKU BAGI PELAKSANA KHUSUS DAN PETUGAS PENERIMA LAPORAN MASYARAKAT,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, perlu

Lebih terperinci

Per June 2009 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Per June 2009 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Per June 2009 XII RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN NIAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan hukum

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.3, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA NEGARA. MAHKAMAH AGUNG. Badan Peradilan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4958) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2 Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2 Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.604, 2014 KOMISI YUDISIAL. Hakim Agung. Calon. Seleksi. PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SELEKSI CALON HAKIM AGUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KY Usulkan 58 Hakim Dijatuhi Sanksi

KY Usulkan 58 Hakim Dijatuhi Sanksi Nomor: 06/Siaran Pers/AL/LI.04.01/01/2018 UNTUK DITERBITKAN SEGERA KY Usulkan 58 Hakim Dijatuhi Sanksi Jakarta, 16 Januari 2018 Jakarta (Komisi Yudisial) Komisi Yudisial (KY) merekomendasikan penjatuhan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelanggaran hak asasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci