LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG."

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG Disusun Oleh: Nama NIM Program Studi : Erlyana Nurul Huda : A : Sistem Informasi (S1) FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pelayanan yang baik bagi masyarakat, perlu adanya perubahan dalam hal sistem yang digunakan. Hal ini memicu pihak rumah sakit untuk memperbaiki dalam pelayanan informasi. Untuk meningkatkan pelayanan tersebut maka semua jenis sumber daya harus dapat dikerahkan secara maksimal dan profesional dalam meningkatkan pelayanan bagi para pasien agar tersedianya informasi yang tentunya merupakan hasil dari pengolahan basis data yang handal dari rumah sakit tersebut. Berangkat dari visi dan misi, Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas kerja. Agar tercapai semua hal yang diharapkan, maka pihak rumah sakit melakukan beberapa pengembangan, diantaranya adalah peningkatan sumber daya manusia pada staff / karyawan melalui seminar maupun pelatihanpelatihan, guna meningkatkan kwalitas dan kinerja pegawai. Pendataan dan pengarsipan telah menjadi suatu kewajiban dalam kegiatan rutinitas suatu rumah sakit. Karena pentingnya akan data yang disimpan, maka diperlukan suatu sistem basis data yang baik untuk mengelola / mengoorganisasikan data pada rumah sakit tersebut. Dengan adanya pengelolaan basis data, maka data pada suatu rumah sakit akan terstruktur rapi dalam suatu file, sehingga apabila data dibutuhkan akan dapat digunakan dengan cepat dan akurat. Dalam aplikasi basis data perlu didesain suatu sistem yang diharapkan tidak mengandung suatu masalah pada data, seperti masalah redudansi, inkonsistensi, keamanan, dan dapat memanipulasi data yang sangat kompleks. Oleh karena itu, struktur basis data perlu direncanakan dengan baik untuk menjaga keakuratan datanya.

3 Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang merupakan suatu rumah sakit yang bergerak di bidang kesehatan. Permasalahan yang penulis dapatkan setelah menganalisa sistem administrasi rawat inap pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang diantaranya adalah sistem administrasi masih dilakukan menggunakan microsoft office excel, dimana hal tersebut dapat menimbulkan pemasalahan diantaranya redudansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi dan untuk standarisasi, multiple user, masalah keamanan, masalah data independence pembuatan desain basis data administrasi rawat inap pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang diharapkan bisa meminimalisasikan permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil bidang kajian mengenai basis data sebagai bahan laporan tugas akhir dengan judul : Desain Basis Data Administrasi Rawat Inap Pada Rumah Sakit Bhayangkara Akademi Kepolisian Semarang. 1.2 Rumusan Masalah Selama ini Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang telah berjalan sebagaimana mestinya, tetapi kesalahan manusia (human error) sering terjadi sehingga menjadikan Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang tidak dapat terlepas dari permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang masalah diatas. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana mendesain basis data pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang yang dapat membantu dalam administrasi rawat inap untuk mengurangi kesalahan yang terjadi serta dapat meningkatkan kinerja dan pelayanan Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang kepada

4 pasien sehingga mampu memberikan kemudahan bagi para karyawan dalam melakukan pelayanan dan merekap laporan. 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang maka penulis membatasi pada : a. Pendaftaran pasien rawat inap, pendataan dokter, pendataan obat, pendataan kamar, pendataan fasilitas, biaya rawat inap serta pembayaran penggunaan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh pihak rumah sakit. b. Desain sistem basis data menggunakan MYSQL untuk membuat tabel-tabel yang diharapkan dapat mempermudah desain basis data pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis terhadap penelitian ini adalah menghasilkan Desain Basis Data Administrasi Rawat Inap pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang yang dapat memberikan pelayanan informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini, diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang diantaranya : Bagi Penulis a. Membantu menerapkan materi dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan, dan juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan terhadap materi tersebut. b. Melatih dalam memahami permasalahan yang ada tentang bagaimana prosedur pengolahan data yang baik dan benar berdasarkan kaedah dan aturan sistem yang ada.

5 c. Melatih dalam mempelajari suatu persoalan sebagai studi kasus tentang transaksi penjualan dan pembelian barang, bagaimana kasus yang terjadi harus diimplementasikan ke dalam bahasa komputer sehingga terbentuklah basis data Bagi Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang a. Sebagai bahan masukan yang dapat dipertimbangkan dan dimanfaatkan di masa yang akan datang. Dapat mengolah data dengan baik sehingga pendataan pasien, pemesanan kamar, pemesanan obat, biaya perawatan dan dapat diketahui dalam waktu yang cepat. b. Dapat memberikan kemudahan dalam pelayanan Administrasi Bagi Akademik a. Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk bahan pengembangan yang berkaitan dengan masalah administrasi. b. Untuk menambah pembendaharaan kepustakaan dan sekaligus sebagai acuan terhadap laporan yang berhubungan dengan masalah terkait, juga sebagai media untuk menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa dan pembaca lainnya.

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka yang Berhubungan dengan Tugas Akhir Pengertian Rawat Inap Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal / mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan kesehatan [20]. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap Pengertian Biaya Administrasi Inap Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan di masa mendatang. Biaya merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi yang telah terjadi atau mungkin yang akan terjadi yang dapat diukur dengan satuan uang untuk mencapai tujuan. [21] Biaya administrasi yaitu biaya biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan. [8] Administrasi ialah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun

7 sempit di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. [21] 2.2 Konsep Dasar Basis Data Sejarah Singkat Basis Data Sebelum ditemukannya komputer, orang menyimpannya data tertulis dalam bentuk kertas yang dimasukkan dalam suatu tempat dan kemudian diatur sedemikian rupa. Pengaturan tersebut sering disebut sebagai metode penyimpanan file. Penyimpanan tersebut tentu saja rumit dan melelahkan. Setelah ditemukan komputer pengarsipan data tertulis mulai dipindahkan ke dalam media penyimpanan komputer. Sehingga data tertulis yang jumlahnya berlemari lemari dapat disimpan dalam media yang jauh lebih kecil, misalnya compact disk. Sistem penyimpanan dan pengelolaan data dalam komputer tersebut sering disebut sebagai sistem database (basis data) Definisi Basis Data Basis data terdiri atas 2 (dua) kata, yaitu Basis dan Data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang tempat bersarang / berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dsb yang direkam dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya [2]. Data juga dapat didefinisikan sebagai rekaman mengenai fenomena / fakta yang ada atau yang terjadi. Data pada pokoknya adalah refleksi fakta yang ada. Data mengenai fakta fakta penting organisasi harus direkam atau dikelola secara baik sehingga dapat

8 dipakai / diakses secara efisien sehingga efektif mendukung operasi dan pengendalian organisasi. Data merupakan sumber daya penting bagi manajemen modern. Untuk itu, organisasi perlu melakukan penataan dan manajemen data yang baik agar data yang dimiliki organisasi dapat berdaya guna secara maksimal [11]. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti [2] : a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat. b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. c. Kumpulan file / tabel / arsip / yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik Kegunaan Basis Data Penyusunan basis data digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada penyususnan data, yaitu redudansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan, isolasi data untuk standarisasi, multiple user atau banyak pemakai, masalah keamanan, masalah kesatuan dan kebebasan data [11]. 1. Redudansi dan Inkonsistensi Data Jika berkas-berkas dan program aplikasi diciptakan oleh seorang programmer yang berbeda pada waktu yang berselang cukup panjang, maka ada beberapa bagian data yang akan mengalami penggandaan pada berkas-berkas yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah alamat dan nomor telepon

9 pelanggan tercatat baik pada berkas deposito, berkas rekening maupun berkas nasabah. Penyimpanan di beberapa lokasi untuk data yang sama ini disebut sebagai redudansi dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan biaya untuk mengakses juga lebih tinggi. Penyimpanan data yang sama secara berulang-ulang dibeberapa berkas juga dapat mengakibatkan inkonsistensi. Hal ini terjadi jika suatu ketika seorang pelanggan pindah alamat atau nomor telepon, maka seharusnya ketiga berkas yang memuat data tersebut harus diubah juga. Jika salah satu dari ketiga data tersebut terlewat untuk di-update, maka akan terjadi inkonsistensi data. 2. Kesulitan Pengaksesan Data Pada suatu saat akan dibutuhkan pencetakkan data siapa saja pelanggan yang berada pada kode pos Semarang, padahal belum ada program yang telah ditulis untuk menampilkan data tersebut. Dari kesulitan tersebut akan muncul dan penyelesaiannya adalah menuju ke arah DBMS yang mampu mengambil data secara langsung dengan bahasa yang familiar dan mudah digunakan. 3. Isolasi Data untuk Standarisasi Jika data tersebar dalam beberapa berkas, dalam bentuk format yang berbeda, maka akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil dan menyimpan data. Oleh karena itu, data dalam satu basis data harus dibuat satu format sehingga mudah dibuatkan program aplikasinya. Dapat dibayangkan betapa sulitnya membuat program aplikasi jika data dibuat dari format teks berkas Pascal, Visual Basic, C++, ataupun Lotus. Jadi dari sini, semua akses data dilakukan dengan cara yang sama.

10 4. Multiple User atau Banyak Pemakai Dalam rangka mempercepat daya guna sistem dan mendapatkan responsi waktu yang cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak pemakai untuk meng-update data secara simultan. Salah satu alasan mengapa basis data dibangun adalah karena nantinya data tersebut akan digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang berbeda, diakses oleh program yang sama, tetapi berbeda orang dan waktu. Semua ini mungkin akan terjadi karena data yang diolah tidak tergantung dan menyatu dalam program, tetapi terlepas dalam satu kelompok data. 5. Masalah Keamanan Tidak setiap pemakai sistem basis data diperkenankan untuk mengakses semua data. Misalkan data mengenai gaji karyawan hanya boleh diakses oleh bagian keuangan dan personalia serta tidak diperkenankan bagian gudang untuk membaca dan mengubahnya. Keamanan ini dapat diatur melalui program yang dibuat oleh programmer atau fasilitas keamanan sistem operasi. Selain itu, dengan sistem ini, maka proses back up akan data dapat dilakukan. 6. Masalah Kesatuan Basis data berisi file yang saling berkaitan, masalah utamanya adalah bagaimana kaitan antara file-file yang ada. Meskipun diketahui bahwa file A berkaitan dengan file B, tetapi secara teknis ada field kunci yang akan mengaitkan file tersebut.

11 7. Masalah Kebebasan Data Pada suatu aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemrograman Visual Basic, jika program telah dibuat untuk menyeleseikan masalah pembacaan data untuk file pelanggan dengan No_file, nama, alamat, setelah program jadi dan terdapat perubahan struktur file pelanggan, maka program tersebut harus diubah. Hal ini dapat kita katakan bahwa program yang telah dibuat tidak bebas terhadap basis data. 8. Kemandirian Program Data a. Metadata disimpan dalam DBMS, dengan demikian aplikasi yang membutuhkan tidak perlu memikirkan format datanya. b. Pencarian data dikelola oleh DBMS sehingga tidak perlu program untuk mengakses data secara rutin. 9. Meningkatkan Kualitas Data Dilakukan dengan aturan validasi data. 10. Akses Data Lebih Baik atau Responsif Dengan menggunakan Standard Query Language (SQL), maka pengaksesan menjadi jauh lebih baik dan cepat. 2.3 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu. [1]

12 Dari definisi-definisi diatas yang membedakan adalah cara pendekatannya. Jadi secara umum pengertian sistem adalah suatu kelompok dari bagian-bagian tertentu yang saling berhubungan guna mencapai suatu tujuan tertentu Elemen-Elemen Sistem Elemen-elemen yang menyusun suatu sistem terdiri dari [2] : 1. Tujuan Merupakan tujuan dari sistem itu sendiri yang berupa tujuan usaha, kebutuhan, masalah, atau prosedur pencapaian tujuan. 2. Batasan Merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan dari sistem, dimana sistem ini dapat berupa : peraturan, biaya, personil dan peralatan. 3. Kontrol Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa : kontrol pemasukan data (input), kontrol pengeluaran data (output) dan kontrol pengoperasian. 4. Input Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan. 5. Proses Merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi sesuai dengan keinginan penerima. 6. Output Merupakan keluaran (hasil akhir) atau tujuan akhir dari sistem. 7. Umpan Balik Merupakan elemen sistem yang bertugas melihat kembali apakah sistem yang telah berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Elemen sistem ini dapat berupa perbaikan, dan

13 pemeliharaan. Umpan balik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Umpan Balik Negatif Apabila ditemukan penyimpangan atas keluaran terhadap standar keluaran yang telah ditentukan, maka dilakukan pengiriman masukan untuk melakukan penyesuaian terhadap proses agar keluaran berikutnya mendekati standar. b. Umpan Balik Positif / Umpan Maju Yaitu sebuah pengendalian yang dimaksudkan untuk mendorong sebuah proses untuk memberikan hasil yang lebih baik. Pengendalian dilakukan tanpa harus menunggu terjadinya sebuah penyimpangan Karakteristik Sistem Dalam sebuah sistem mempunyai karakteristik yang tidak bisa dipisah-pisahkan antara satu karakteristik dengan karakteristik yang lain. Beberapa karakteristik penting yang menunjukan sifat dari sistem adalah adanya: 1. Tujuan Setiap sistem pasti memiliki tujuan, baik hanya satu atau banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

14 2. Masukan Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan data pegawai). 3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai. 4. Keluaran Keluaran (output) merupakan hasil dari pemprosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. 6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik

15 (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. 7. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem Kriteria Sistem Yang Baik Adapun kriteria sistem yang baik antara lain [3] : 1. Kegunaan Sistem harus dapat menghasilkan informasi yang tepat waktu dan relevan untuk proses pengambilan keputusan. 2. Ekonomis Sistem harus dapat menyumbang sesuai nilai tambah sekurang kurangnya sebesar biayanya. 3. Keandalan Keluaran dari sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan dapat beroperasi secara efektif dan efisien.

16 4. Kapasitas Sistem harus cukup sederhana sehingga struktur dan operasinya dengan mudah dipahami dan prosedur mudah diikuti. 5. Fleksibilitas Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan perubahan. Dalam kegunaannya bahwa sistem harus dapat menghasilkan informasi yang akurat sangat penting bagi suatu organisasi untuk kelangsungan hidupnya. Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. 2.4 Konsep Dasar Informasi Definisi Data Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. 1. Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu [4]. 2. Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan karakteristik dari objek tersebut [5]. Data yang diolah melalui model menjadi informasi, penerima informasi kemudian membuat suatu keputusan dan melakukan suatu tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut diidentifikasi sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus informasi.

17 Proses (Model) Input (Data) Output (Informasi) Data (ditangkap) Penerima Hasil Tindakan Gambar 2.1 Siklus Informasi [Sumber : 1] Setiap informasi memiliki keakuratan yang berbeda. Tingkat Keakuratan informasi ini menunjukan bagaimana kualitas dari informasi tersebut dan sebagai bahan pertimbangan apakah informasi tersebut layak atau tidak untuk digunakan. Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk Definisi Informasi Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Informasi (Information) adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. [6]

18 2. Menurut Leitel dan Davis dalam bukunya Accounting Information System menjelaskan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan serta lebih berarti bagi yang menerimanya. [7] Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi adalah sebagai data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu Kualitas Informasi Kualitas informasi (quality of information) [8] diantaranya ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut. How is the message used for problem solving (decision masking)? 2. Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh biasa atau menyesatkan bagi penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.

19 Komponen keakuratan suatu informasi diantaranya: a. Completeness ; Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagiansebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut. b. Correctness ; Are message items correct? maksudnya bahwa informasi yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan. c. Security ; Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya. d. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.

20 e. Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information through the problemsolving cycle?. Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat didalamnya. f. Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of information output? g. Reliability (Dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen. Dalam sebuah sistem informasi terdapat komponen komponen penyusunnya dan setiap komponen memiliki tugasnya masing masing sehingga bisa tersusun sebuah sistem informasi yang baik Nilai Informasi Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai informasi yang tepat dapat

21 didapatkan dari perbedaan hsil yang didapat dari keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat diantaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut. [9] Nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas. [10] Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut : 1. Kemudahan dalam memperoleh Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. 2. Sifat luas dan kelengkapannya Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup / cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. 3. Ketelitian (accuracy) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.

22 4. Kecocokan dengan pengguna (relevance) Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. 5. Ketepatan waktu Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima / usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. 6. Kejelasan (clarity) Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi. 7. Fleksibilitas/ keluwesannya Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer / pimpinan pada saat pengambilan keputusan. 8. Dapat dibuktikan Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah. 9. Tidak ada prasangka Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.

23 10. Dapat diukur Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. 2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Jogiyanto H.M. 2005) Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Definisi sistem informasi dalam laporan tugas akhir ini adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi atau operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut sebagai blok bangunan. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Komponen-komponen tersebut diantaranya :

24 1. Komponen Input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Komponen Model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan oleh pihak yang membutuhkannya. 3. Komponen Output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 4. Komponen Teknologi Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5. Komponen Hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah

25 dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. 6. Komponen Software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 7. Komponen Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. 8. Komponen Dasar Kontrol Banyak hal yang dapat merusak system informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau diantisipasi dan bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.

26 2.5.3 Kegiatan Dalam Sistem Informasi Mencakup hal-hal yaitu : 1. Input, menggambarkan bagaimana data dientri untuk diproses. 2. Proses, menggambarkan bagaimana data diproses untuk menghasilkan informasi. 3. Output, suatu kegiatan untuk menyimpan. 2.6 Pengembangan Sistem Definisi Pengembangan Sistem Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem, diantaranya : 1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. [12] 2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. [13] 3. Pengembangan sistem adalah metode / prosedur / konsep / aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu. [14] Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal [15], yaitu:

27 a. Produktifitas Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomatis. b. Reliabilitas Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM s superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement pemrograman Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam pengembangan sistem terdapat beberapa hal yang menjadi faktor utama [16] diantaranya : 1. Perencanaan Sistem (System Planning) Beberapa hal yang termasuk kedalam tahap perencanaan sistem diantaranya yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan fisik yang digunakan untuk mendukung pengembangan sistem serta mendukung operasi setelah diterapkan.

28 Adapun proses-proses yang dilakukan dalam tahapan perencanaan sistem, diantaranya : 1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem. Dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Mengkaji tujuan dan perencanaan strategi b. Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem c. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem d. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem e. Menentukan proyek-proyek sistem prioritas f. Membuat laporan perencanaan sistem g. Meminta persetujuan manajemen 2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan. Tahapan yang dilakukan diantaranya : a. Menunjukan tim analis b. Mengumumkan proyek pengembangan sistem 3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem. Tahapannya sebagai berikut: a. Melakukan study kelayakan b. Menilai kelayakan proyek sistem c. Membuat usulan proyek sistem d. Meminta persetujuan manajemen Adapun tahapan utama dalam siklus pengembangan sistem, yaitu : 1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning) 2. Analisis Sistem (System Analysis) 3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum 4. Seleksi Sistem (System Selection)

29 5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum 6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance) Penggambaran dari siklus hidup pengembangan sistem dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Pengertian Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru. Analisis sistem adalah sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi

30 dan kebutuhan - kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. [17] Pekerjaan yang mengawali penyusunan suatu informasi adalah analisis sistem. Dalam tahap ini ditentukan apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan informasi yang baru dan informasi apa saja yang dapat dihasilkan. Analisis yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan di tahap berikutnya dan sebaliknya kesalahan yang terjadi pada tahap analisis ini dapat menimbulkan masalah yang lebih besar Tahap-Tahap Analisis Sistem Dalam analisis sistem terdapat empat tahap, adapun keempat tahap tersebut antara lain : a. Mengidentifikasi Masalah Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan pertama yang dilakukan dalam analisa sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itu pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analisis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah yang terjadi. Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh analisa sistem adalah :

31 1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan dan dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem yang tidak dapat dicapai. Oleh karena itu, tugas mengidentifikasi penyebab masalah dapat dimulai dengan mengkaji ulang terlebih dahulu subyek-subyek permasalahan yang telah diutarakan oleh pihak manajemen. 2. Mengidentifikasi Titik Keputusan Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan suatu kejadian lain. Identifikasi titik keputusan penyebab terjadinya masalah beserta lokasinya, dengan menggunakan bagan alir dokumen (form flowchart). 3. Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci Identifikasi personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada bagan alir dokumen yang ada diperusahaan serta dokumen deskripsi jabatan (job description). b. Memahami Kerja dari Sistem Analisa sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahanpermasalahan, kelemahan-kelemahan, dan kebutuhankebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan

32 rekomendasi pemecahannya, langkah yang dilakukan adalah : 1. Menentukan jenis penelitian Menentukan terlebih dahulu jenis penelitian untuk masing-masing titik keputusan yang akan diteliti. Jenis penelitian tergantung dari jenis data yangb akan diperoleh. Jenis penelitian tersebut meliputi wawancara, observasi, kuesioner, dan sampel. 2. Merencanakan jadwal penelitian Agar penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif, maka jadwal dari peneliti harus direncanakan terlebih dahulu yang meliputi : a) Dimana peneliti akan dilakukan? b) Apa dan siapa yang akan diteliti? c) Siapa yang akan meneliti? d) Kapan peneliti dilakukan? 3. Membuat penugasan peneliti Setelah rencana jadwal peneliti selesei dibuat, maka tugas dari tiap-tiap anggota team analis sistem untuk melakukan peneliti telah dapat ditentukan. 4. Membuat agenda wawancara Agenda wawancara ini ditujukan agar wawancara dapat diseleseikan tepat pada waktunya dan tidak ada materi yang terlewatkan.

33 c. Menganalisis kelemahan Sistem Analisis sistem perlu manganalisis masalah yang terjadi untuk dapat menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari masalah yang yang timbul tersebut. d. Membuat Laporan Hasil Analisis Hasil akhir proses analisis sistem disajikan oleh analis sistem dalam suatu laporan yang disebut laporan hasil analisa sistem untuk diserahkan kepada pemakai sistem. e. Membuat Solusi Sistem Diharapkan dengan adanya solusi sistem adalah dapat menjadi sistem alternatif jika sistem yang dipakai menemui kendala atau permasalahan Alat Bantu dalam Analisis Sistem Salah satu alat bantu dalam menganalisis sitem antara lain bagan alir (flowchart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara jelas. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Simbol-simbol bagan alir sistem ditunjukkan pada tabel 2.1.

34 Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir Sistem Simbol Dokumen Keterangan Mendefinisikan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer Pemasukan Data Digunakan untuk mendefinisikan pemasukan data umumnya melalui keyboard, tetapi juga dapat masukan lain seperti digitizer, mouse dan lainnya Simbol Kegiatan Manual Menunjukan kegiatan manual Arsip / Dokumen Digunakan untuk mendefinisikan penyimpanan arsip Simbol Proses Mendefinisikan proses dari kegiatan komputer Dis Mendefinisikan output tampilan monitor play

35 Konektor Mendefinisikan penghubung kebagian lain tetapi masih di halaman yang sama Konektor Mendefinisikan penghubung kebagian ain di halaman yang berbeda Simbol Garis Alir Menunjukan arus dari proses Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi Pedekatan Terstruktur, Jogiyanto, HM, Desain Sistem Pengertian Desain Sistem Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut [17] : a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem; b. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional; c. Persiapan untuk rancang bangun implementasi; d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk; e. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi;

36 f. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponenkomponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem; Tujuan Desain Sistem Desain sistem dibuat dengan maksud atau tujuan untuk : 1. Memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem. 2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun lengkap kepada programmer dan ahli teknik lainnya yang terlibat didalamnya Tahap-Tahap Desain Sistem Tahap-tahap desain sistem adalah sebagai berikut : a. Desain Output Output adalah produk dari sistem informasi yang dapat dilihat di media keras (kertas), media lunak atau berupa hasil dari suatu proses yang akan digunakan oleh proses lain dan tersimpan pada suatu media seperti magnetic tape atau disket. Desain output bertujuan untuk mendeskripsikan dokumen dan laporan dari sistem. b. Desain Input Desain input merupakan desain untuk input dari dokumen dasar yang digunkan untuk menangkap data, kode-kode input yang digunakan dan bentuk dari tampilan input di alat input.

37 c. Perancangan Database Perancangan database dimaksudkan untuk mendefiniskan isi atau struktur dari tiap-tiap file database untuk memenuhi kebutuhan. d. Implementasi Sistem Tahap ini bertujuan untuk menerjemahkan desain lojik rinci menjadi konstruksi aktual dari sistem informasi. Tahap implementasi sistem antara lain : 1. Programming dan testing Tujuan untuk konversi desain loijik rinci menjadi operasi dalam kode bahasa pemrograman dan menguji semua program untuk memastikan bahwa operasi atau proses program berjalan dengan benar. 2. Pelatihan dan persiapan lainnya Tujuan untuk melakukan pelatihan sistem, persiapan tempat dan beberapa tugas lainnya. Hasil : rencana pelatihan sistem dan persiapan lainnya. 3. Pergantian atau perubahan sistem Merubah dan mengganti dari sistem lama ke sistem informasi yang baru. Penyerahan tanggung jawab sistem informasi yang baru dari tim desainer kepada user. Hasil : kontrak perubahan sistem.

38 2.7.4 Alat Bantu Dalam Desain Sistem Diagram Contex (Context Diagram / CD) Context Diagram menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Context Diagram seringkali dikatakan sebagai gambaran yang mendasar, karena hanya digambarkan oleh dua simbol atau gambar. Adapun simbol-simbol yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Simbol Context Diagram Simbol Terminator Keterangan Menunjukan kesatuan luar Entity Garis Alir Menunjukkan suatu proses untuk mengeluarkan input atau output. Menunjukkan aliran atau arus. Proses Menunjukkan proses sebagai lambang sistem Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi Pedekatan Terstruktur, Jogiyanto, HM, 2005

39 Bagan Alir Data (Data Flow Diagram / DFD) Data flow diagram merupakan grafik yang dipresentasikan ke dalam arus melalui sistem. Dapat berbentuk diagram, dimana ditunjukkan lokasi secara fisik dan detail, secara otomatis dalam suatu diagram hanya menggunakan logika. Diagram arus data dapat digunakan untuk komunikasi antara penganalisa dengan pemakai karena mereka terdiri dari empat simbol yang mudah dimengerti. Simbol-simbol yang digunakan adalah : Tabel 2.3 Simbol Data Flow Diagram (DFD) Simbol Keterangan Eksternal Entity Digunakan untuk mendefinisikan (kesatuan luar) atau kesatuan (entity) di lingkungan luar boundary (batas luar) sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Data Flow (Arus Data) Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.

40 Process Digunakan untuk menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi satu keluaran ataupun sebaliknya. Data Store (Simpanan Data) Digunakan untuk mendefinisikan file basis data atau mendefinisikan bagaimana sebuah penyimpanan diimplementasikan ke dalam sistem komputer. Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi Pedekatan Terstruktur, Jogiyanto, HM, Entity Relationship Diagram(ERD) Entity relationship diagram adalah model yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam Data Flow Diagram. Entity relationship diagram digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. ERD adalah konsep penyajian bentuk sebenarnya dari obyekobyek serta hubungan antar obyek-obyek. ERD menggambarkan hubungan antar entitas/data. Simbol yang digunakan adalah :

41 Tabel 2.4 Simbol Entity Relationship Diagram Simbol Keterangan Entitas Digunakan untuk menggambarkan obyek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai Atribut Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen dari suatu entitas yang menggambarkan karakter entitas Hubungan/relasi Entitas dapat berhubungan satu sama lain Link Digunakan sebagai penghubung antara entity-entity dan entity dengan atributnya Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi Pedekatan Terstruktur, Jogiyanto, HM, Kamus Data Kamus data atau data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data berisikan beberapa tabel yang memuat nama dari data, tipe dari data yang akan kita gunakan di dalam menyusun program. Kamus data digunakan untuk menghindari duplikasi elemen-elemen dan menghindari konflik antara elemen-elemen tersebut. Dengan kamus data, dapat melihat elemen-elemen yang terdapat dalam sebuah sistem. Kamus data menjelaskan

42 lebih detail DFD yang mencakup proses, arus data, dan tempat penyimpanan data. Simbol Tabel 2.5 Simbol Kamus Data Keterangan = Terdiri dari + Dan ( ) Pilihan (boleh ada atau tidak) { } Iterasi/pengulangan [ ] Pilih salah satu pilihan Pemisah pilihan di dalam simbol [ ] * Penunjuk (key field) Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi Pedekatan Terstruktur, Jogiyanto, HM, Kardinalitas (Derajat Relasi) Cardinality atau kardinalitas adalah jumlah minimum dan maksimum kemunculan suatu entitas yang mungkin dihubungkan dengan kemunculan tunggal dari entitas lain. Kardinalitas menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain, atau dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut. Kardinalitas relasi menunjuk pada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas

43 yang lain juga sebaliknya. Kardinalitas yang terjadi antara dua himpunan entitas (misal A dan B) dapat berupa [2]: 1. Satu ke satu (One to One) Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B dan juga sebaliknya setiap himpunan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas Entitas Entitas Entitas Entitas Entitas Entitas Entitas Gambar 2.3 : Kardinalitas Relasi Satu ke Satu [ Sumber : 4 ] 2. Satu ke banyak (One to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B, sebaliknya setiap entitas pada himpunan B hanya dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan A.

44 A B Entitas 1 Entitas 2 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Gambar 2.4 : Kardinalitas Relasi Satu ke Banyak [ Sumber : 4 ] 3. Banyak ke satu (Many to one) Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada satu entitas himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. A B Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 1 Entitas 2 Gambar 2.5 : Kardinalitas Relasi Banyak Ke Satu [ Sumber : 4 ]

45 4. Banyak ke banyak (Many to Many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan B begitu juga sebaliknya, setiap entitas himpunan B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan A. A B Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas Agrerasi Gambar 2.6 : Kardinalitas Relasi Banyak Ke Banyak [ Sumber : 4 ] Sesungguhnya Agregasi dapat dipandang sebagaimana relasi pada umumnya yang menghubungkan 2 himpunan. Karena relasi ini dibentuk dari relasi lain ( relasi prasyarat) yang secara kronologis lebih dahulu terbentuk, maka pengimpelementasinya juga harus dilakukan setelah relasi prasyarat tersebut terimplementasikan. Selanjutnya kita tinggal meninjau derajat relasi dari relasi agrerasinya. [2]

46 Mahasiswa Mempelaja Kuliah *Nim *Kd_ku Mengikuti *Kd_pr Nila Praktikum *Kd_pr Jml_pra Nm_pr Relasi mengikuti merupakan bentuk agrerasi relasi mempelajari dan entitas praktikum. Karena ke semua derajat relasi yang ada pada diagram E-R di atas adalah banyak ke banyak, maka baik relasi mempelajari maupun relasi mengikuti masing-masing akan direpresentasikan dalam table khusus atau terpisah Normalisasi Normalisasi merupakan proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu kedalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah yang biasanya disebut anomali. Anomali adalah proses pada

47 basis data yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan. Normalisasi juga dapat diterapkan ke model basis data lainnya. Secara sederhana, normalisasi melibatkan pemecahan data dalam tabel ke dalam tabel yang lebih kecil sampai tiap atribut dalam tiap tabel hanya bergantung pada (beberapa) kunci dalam tabel tersebut. Adapun tujuan dari normalisasi ini adalah : 1. Meminimumkan duplikasi data. 2. Menyediakan fleksibilitas yang diperlukan untuk kebutuhan fungsional yang berbeda. 3. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam suatu basis data. 4. Berguna untuk mengstrukturkan data dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah munculnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data. Rancangan basis data yang buruk, yang tidak dinormalisasi akan menyebabkan persoalan selama basis data tersebut diinstall. Persoalan yang agak ringan, basis data menjadi tidak efisien untuk dijalankan dan sulit untuk dipelihara. Sedangkan persoalan yang terberat adalah setelah basis data diinstall, pemakai menemukan bahwa basis data tersebut tidak menghasilkan apa yang dibutuhkan atau memberikan hasil yang tidak akurat.

48 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam normalisasi suatu data yaitu [18] : 1. Field atau Atribut Kunci Field kunci merupakan satu field atau set field yang terdapat dalam satu file yang merupakan kunci dan mewakili record. Field yang merupakan kunci akan menjadi penentu dalam pencarian program. 2. Macam macam kunci : a. Candidat Key (Kunci Calon) Adalah satu atribut atau field yang mengidentifikasikan secara unik dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity. b. Primary Key (Kunci Primer) Adalah kunci kandidat yang dipilih untuk mewakili setiap kejadian dari suatu entity. Kunci primer ini sifatnya unik, tidak mungkin sama dan tidak mungkin ganda. c. Alternate Key (Kunci Alternatif) Adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. d. Foreign Key (Kunci Tamu) Adalah kunci primer yang ditempatkan pada file lain dan biasanya menunujukkan dan melengkapi suatu hubungan antara file satu dengan file lainnya.

49 Tahap-tahap di dalam normalisasi data adalah sebagai berikut : a. Bentuk tidak normal (Unnormalized form) Adalah suatu bentuk dimana semua data dikumpulkan apa adanya tanpa mengikuti aturan-aturan tertentu. Bisa jadi data yang dikumpulkan akan tidak lengkap dan terjadi duplikasi data [18]. Contoh : File MAHASISWA (No_mhs,Nm_mhs,Nm_PA,Nm_MK1, Nm_MK2). Bentuk diatas adalah bentuk tidak normal karena dalam file tersebut mahasiswa yang mempunyai nomor mahasiswa, nama mahasiswa dan nama PA mengambil 2 mata kuliah, sehingga terjadi perulangan nama mata kuliah 2 kali. Tabel 2.6 : Tabel Mahasiswa Tidak Normal No_mhs Nm_mhs Nm_PA Nm_MK1 Nm_MK Andri Amir Kalkulus Fisika Santy Edi Matematika Statistik b. Bentuk Normal Pertama (1 st Normal Form) / 1 NF Bentuk normal pertama terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan nilai yang sama [18]. Bentuk normal pertama merupakan suatu bentuk dimana data yang dikumpulkan menjadi satu field yang sifatnya tidak akan berulang dan tiap field hanya mempunyai satu pengertian [18].

50 Contoh : Dari tabel mahasiswa diatas diubah menjadi bentuk normal pertama. Tabel 2.7 : Bentuk Normal Pertama No_mhs Nama_mhs Nama_PA Nama_MK Andri Amir Kalkulus Andri Amir Fisika Santy Edi Matematika Santy Edi Statistik c. Bentuk normal dua (Second normal form) / 2NF Bentuk normal kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional (KF) pada key primer secara utuh. Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi 2NF, jika ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya tergantung pada sebagian dari key primer). [2] Bentuk normal kedua adalah bentuk yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut [2]: a. Sudah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer.

51 Contoh : Dari file mahasiswa, dapat dilihat bahwa kunci primernya adalah field No_mhs. Field Nama_mhs dan field Nama_PA tergantung pada filed No_mhs. Sedangkan field nama_mk1 dan MK2 tidak tergantung pada field No_mhs sehingga bisa dipecah menjadi file yang lain misalnya file AMBILMK. Sehingga bentuk normal keduanya adalah : Tabel 2.8 : Bentuk Normal Kedua MAHASISWA No_mhs Nama_mhs Nama_PA Andri Amir Santy Edi AMBILMK No_mhs Nama_MK Kalkulus Fisika Matematika Statistik d. Bentuk normal tiga (Third normal form) / 3NF Sebuah tabel dikatakan berada dalam Bentuk Normal Tahap Ketiga ( 3 rd Normal Form), jika untuk setiap ketergantungan fungsional dengan notasi X A. Dimana A mewakili semua atribut tunggal didalam tabel yang tidak ada didalam X, maka [2] :

52 a) X haruslah superkey pada tabel tersebut. b) Atau A merupakan bagian dari key primer pada tabel tersebut. Bentuk normal ketiga adalah suatu bentuk yang memenuhi syarat-syarat [18] : a. Relasi antar file sudah merupakan bentuk normal kedua. b. Field yang bukan kunci tergantung secara fungsi pada kunci primer. Contoh : File MAHASISWA dan file AMBILMK sudah merupakan bentuk normal ketiga karena seluruh file yang bukan kunci sudah tergantung pada field kunci yaitu kunci primernya. 2.8 Structure Query Language (SQL) Definisi SQL SQL (Structure Query Language) adalah sebuah bahasa permintaan database yang terstruktur. Bahasa SQL dibuat sebagai bahasa yang dapat merelasikan antar database. Bahasa SQL ditulis langsung dalam sebuah program database sehingga seorang pengguna dapat melihat langsung permintaan yang diinginkan sekaligus melihat hasilnya. SQL (Structure Query Language) dibagi menjadi dua bentuk Query, yaitu [3]:

53 1. DDL (Data Definition Language) DDL adalah sebuah metode query SQL yang berguna untuk mendefinisikan data pada sebuah database, adapun query yang dimiliki adalah : a. CREATE : Digunakan untuk melakukan pembuatan database dan tabel. Contoh : mysql>create tabel mhs(nim char(10),nm char(25),sex char,almt char (25)); b. DROP : Digunakan untuk melakukan penghapusan tabel maupun database. Contoh : mysql> alter tabel mhs drop almt; c. ALTER : Digunakan untuk melakukan pengubahan strukture tabel yng telah dibuat, baik menambah field (add), mengganti nama field (change) atau menamakannya kembali (rename), serta penghapusan (drop). Contoh : mysql> alter table mhs add no_tlp after almt; 2. DML (Data Manipulation Language) DML adalah sebuah metode query yang dapat digunakan apabila DDL telah terjadi, sehingga fungsi dari query ini adalah untuk melakukan pemanipulasian database yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya. Adapun query yang termasuk didalamnya adalah : a. INSERT : Digunakan untuk melakukan penginputan atau pemasukan data pada tabel database.

54 Contoh : mysql> insert into mhs(nim,nm,sex,almt)values( a , erl yana, P, Akpol Blok B-33 Semarang ); b. UPDATE : Digunakan untuk melakukan pengubahan terhadap data yang ada pada tabel. Contoh : mysql> update mhs set almt= Akpol Blok B-33 Semarang where nim= a ; c. DELETE : Digunakan untuk melakukan penghapusan data pada tabel. Contoh : mysql> delete from mhs where nim= a ; d. SELECT : Digunakan untuk menampilkan isi data pada tabel. Contoh : mysql>select*from mhs; Struktur Data Struktur dasar dari ekspresi SQL terdiri dari tiga klausa yaitu select, from dan where. [3] a. Klausa Select digunakan untuk menetapkan daftar atribut (field) yang diinginkan sebagai hasil query. b. Klausa From digunakan untuk menetapkan tabel atau gabungan tabel yang akan ditelusuri selama query data dilakukan. c. Klausa Where yang sifatnya opsional, digunakan sebagai predikat (kriteria) yang harus dipenuhi dalam memperoleh query. Cara penulisan dari ekspresi SQL dasar dengan klausa tersebut adalah : Select A1 [, A2,...An] From t1 [, t2,...tn] [ Where P ];

55 Dimana : a) A1, A2,..., An merupakan daftar atribut. b) t1, t2,..., tn merupakan daftar tabel. c) P merupakan predikat query. d) [ ] merupakan tanda opsional yang boleh digunakan, boleh tidak. 1. Klausa Select Jika ingin menampilkan nama mahasiswa yang ada di tabel mahasiswa, maka dapat menggunakan perintah SQL berikut ini : Select nama_mhs from mahasiswa; Akan menampilkan semua data nama mahasiswa yang ada. Jika katakanlah di dalam tabel terdapat dua mahasiswa dengan nama yang sama tapi NIMnya berbeda, maka nama tersebut juga akan tampil dua kali. Jika kita mengharapkan agar nilai atribut yang tampil bersifat unik perintahnya : Select distinc nama_mhs from mahasiswa; Perlu diperhatikan keunikan diatas hanya untuk nilai atribut yang disebutkan dalam klausa select, bukan pada keseluruhan atribut yang ada di dalam tabel yang disebutkan dalam klausa from. Pada tampilan hasil query yang disusun berbentuk tabular, atribut yang disebutkan pada klausa select akan dijadikan sebagai header (kepala tampilan tabular). Untuk dapat mengganti tampilan header tanpa mengganggu proses dan hasil query-nya dengan menambahkan klausa as sebagai berikut : Select nim, nama_mhs as nama from mahasiswa;

56 2. Klausa From Contoh query : Untuk menampilkan data kuliah beserta dosen-dosen yang mengajarkannya. Dalam SQL ditulis : Select * from kuliah, dosen; Where kuliah.kode_dos = dosen.kode_dos; 3. Klausa where Contoh query : untuk menampilkan semua atribut untuk mahasiswa dengan NIM= Query-nya ditulis sebagai berikut : Select * from mahasiswa where nim = ; Penggunaan tanda kutip digunakan terhadap nilai yang bertipe string (yang harus disesuaikan dengan tipe dari atribut NIM). Misal ingin menampilkan semua mata kuliah yang diselenggarakan di semester 3 tetapi yang jumlah sks-nya lebih besar dari 2, query nya ditulis sebagai berikut : Select * from kuliah where semester = 3 and sks > 2; Misal untuk menampilkan record kuliah yang diselenggarakan antara semester 3 hingga semester 5 : Select * from kuliah where semester between 3 and 5; Khusus untuk atribut yang bertipe string dapat melakukan pencarian dengan pola tertentu, dengan memanfaatkan karakter % yang berarti cocok untuk semua substring atau _ yang berarti cocok untuk semua karakter pada posisi yang sesuai dan tambah klausa like pada klausa where. Berikut ini adalah perintah untuk menampilkan recordrecord mahasiswa yang namanya diawali dengan huruf A. Select * from mahasiswa where nama_mhs like A% ;

57 2.8.3 Pengurutan Hasil Query Contoh query : Untuk menampilkan record-record mahasiswa berdasarkan urutan namanya. Select * From Mahasiswa Order by nama_mhs; Untuk menampilkan record-record mahasiswa berdasarkan urutan namanya tapi secara menurun (dari mahasiswa termuda hingga mahasiswa tertua) maka dalam SQL ditulis : Select * From Mahasiswa Order by nama_mhs desc; Manipulasi Data Meliputi penambahan record baru, pengubahan nilai atribut, dan penghapusan record di dalam suatu tabel [3]. 1. Penambahan Record Sintaks SQL untuk penambahan record baru ke sebuah tabel adalah : insert into t [ ( A1, A2,..., An) values ( v1, v2,..., vn); dimana : a) t adalah nama tabel yang akan mengalami penambahan record. b) A1, A2,..., An adalah nama-nama atribut yang akan diisi nilai. c) v1, v2,..., vn adalah nilai-nilai yang akan mengisi atribut-atribut tersebut.

58 Contoh untuk penambahan record baru ke tabel mahasiswa: insert into mahasiswa (nim,nama_mhs,alamat_mhs) Values ( , agus setiyono, jl. Pandansari II No 655 ); 2. Pengubahan Record Sintaks SQL untuk pengubahan nilai atribut dari sebuah tabel adalah : Update t set assigment [where P]; Dimana : a) t adalah nama tabel yang akan mengalami pengubahan record. b) Assigment adalah ekspresi pemberian nilai baru untuk suatu atribut yang akan kita ubah. c) P merupakan predikat atau kriteria untuk pemilihan record yang akan dikenai perubahan jika klausa where ini tidak digunakan, maka perubahan akan dilakukan pada semua record di dalam tabel t. Contoh untuk mengubah nilai atribut sks untuk mata kuliah tertentu : Update kuliah set sks = 4 where kode_kul = IF-310 ; 3. Penghapusan Record Sintaks SQL untuk penghapusan record dari sebuah tabel adalah delete from t where p;

59 Dimana : a) t adalah nama tabel yang akan mengalami penghapusan record. b) P merupakan predikat atau kriteria untuk menentukan record mana saja yang akan dikenai penghapusan jika klausa where ini tidak digunakan, maka penghapusan akan dilakukan pada semua record di dalam tabel t. Contoh : a. Hapus record kuliah tertentu Delete from kuliah where kode_kul = IF-310 ; b. Hapus beberapa record di tabel kuliah Delete from kuliah where kode_kul like MA% ; c. Hapus semua record dari tabel kuliah Delete from kuliah;

60 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan judul yang penulis angkat dalam pembuatan tugas akhir ini maka penulis mengambil obyek penelitian pada Rumah Sakit Bhayangkara Akademi Kepolisian di Jalan Sultan Agung Candi Baru No. 131 Semarang. 3.2 Jenis Data Jenis atau tipe data yang digunakan penulis adalah data kualitatif dikarenakan penulis tidak menggunakan data-data yang berupa angka-angka. Data Kualitatif merupakan jenis dari data yang dapat dikategorisasikan tetapi tidak dapat dikuantitatifkan. Jenis Data ini tidak dituliskan dalam bentuk angka-angka, yang termasuk kedalam jenis data ini adalah informasi mengenai tinjauan umum rumah sakit, struktur organisasi serta alur administrasi rawat inap. 3.3 Sumber Data a. Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data jenis ini penulis peroleh dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan kepala Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang mengenai kegiatankegiatan yang berlangsung dan alur-alur data yang berhubungan dengan administrasi rawat inap.

61 b. Data Sekunder Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang dipublikasikan data yang tidak dipublikasikan. Data sebagai sumber pelengkap teori data primer yang diperoleh dari perpustakaan dan internet yang berupa pengertian, konsepkonsep dan definisi definisi yang berhubungan dengan penyusunan tugas akhir ini. 3.4 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data dan tujuan penyusunan tugas akhir ini serta untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat dan relevan, maka dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik antara lain : 1. Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan wawancara antara pengumpulan data dengan responden [17]. Wawancara dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen penelitian. 2. Observasi Merupakan proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaaan atau komunikasi dengan individu individu yang diteliti [17]. Penulis mengamati atau melihat secara langsung Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL

62 Semarang yang menjadi obyek penelitian, sehingga penulis mendapatkan gambaran secara lengkap dan jelas yaitu tentang administrasi rawat inap. 3. Metode Dokumentasi Adalah penelitian dengan mempelajari karangan ilmiah yang relevan dalam pembahasan ini dan buku buku yang memiliki hubungan dengan masalah yang akan dibahas [17]. Dalam hal ini penulis menggunakan bukubuku maupun referensi yang terdapat di perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang guna menunjang pembuatan laporan Tugas Akhir. 4. Metode Research and Site Visits (Penelitian dan Mengunjungi Situs) Penelitian adalah teknik yang sering digunakan berdasarkan studi terhadap aplikasi lain yang serupa. Kunjungan situs merupakan bentuk penelitian yang khusus, dengan menjelajahi internet kita dapat memperoleh informasi yang tidak terhingga. Dalam hal ini penulis mencari beberapa teori yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas akhir melalui media internet. 3.5 Metode Pengembagan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle). Adapun tahap tahap pengembangan sistem tersebut adalah :

63 3.5.1 Tahap Perencanaan Pengembangan sistem dimulai dengan mengadakan penelitian terhadap elemen - elemen kebutuhan sistem yang bersangkutan dan mendefinisikan kebutuhan tersebut serta menjabarkannya ke dalam panduan bagi pengembangan sistem di tahap berikutnya. Aspek aspek yang berkaitan dengan sistem baik itu Sumber Daya Manusia (SDM), perundang-undangan, perangkat keras (hardware), prosedur kerja organisasi maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan sistem komputerisasi yang akan dibangun. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengenali dan mendefinisikan masalah pengembangan sistem basis data Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang Tahap Analisis Sistem Tahap analisis sistem adalah studi domain masalah untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasi persyaratan dan prioritas untuk solusi [19]. Tugas paling penting dalam tahap ini adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah. Dan diharapkan untuk memahami sistem yang ada serta menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai dan hambatan-hambatan pada suatu sistem baru. Tahapan dalam analisis sistem adalah : a. Mengidentifikasi Masalah Tujuan : Untuk mencari apakah ada permasalahan di dalam sistem yang berjalan.

64 Hasil : Masalah pengelolaan dan penyimpanan data yang kurang efektif. b. Memahami Kerja Sistem yang ada Tujuan : Untuk mendeskripsikan sistem yang berjalan dengan penekanan pada area dimana masalah tersebut timbul. Hasil : Deskripsi sistem penyimpanan data yang sedang berjalan. c. Analisis Sistem Tujuan : Untuk mendeskripsikan tentang perlunya perubahan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna sehingga dapat mengatasi permasalahan antara sistem yang berjalan dengan sistem yang ideal. Hasil : Deskripsi analisis kebutuhan. d. Membuat Laporan Hasil Analisis Tujuan : Untuk menuliskan laporan masalah yang ditemui. Hasil : Laporan hasil analisis Tahapan Desain Sistem (Perancangan) Merupakan spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan yang diidentifikasikan dalam analisis sistem [19]. Tujuan dari desain sistem ini adalah memenuhi kebutuhan pemakai sistem serta memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya

65 yang terlibat. Pada tahap ini penulis mencoba untuk merancang suatu sistem yang dapat dipahami oleh operator (user) dalam membantu pengelolaan penyimpanan data administrasi rawat inap pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang. Desain sistem ini dibangun dalam bentuk prototipe, tahapan dalam desain sistem meliputi : a. Membuat model perancangan sistem 1) Pembuatan Context Diagram 2) Pembuatan Decomposition Diagram 3) Pembuatan DFD Levelled b. Perancangan database 1) Pembuatan ERD 2) Pembuatan Normalisasi data 3) Pembuatan Relationship table 4) Pembuatan Kamus Data 5) Pembuatan Desain Database Tahap Implementasi Sistem Tahap implementasi sistem adalah tahap mengkonstruksi dan menempatkan sistem ke dalam operasi [19]. Tahap-tahap dalam tahap implementasi ini adalah : 1. Menguji dan mengevaluasi sistem Tujuan : Memastikan apakah sistem dapat berjalan dengan baik dan untuk mengevaluasi sistem menggunakan pengujian black box. 2. Penerapan sistem Tujuan : Melakukan implementasi sistem agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

66 3. Memelihara sistem Tujuan : Memelihara perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan Tahapan Testing (Uji Coba) Setelah tahap implementasi sistem langkah berikutnya berupa proses pengujian atau test sistem. Pengetesan sistem termasuk juga pengetesan program secara menyeluruh. Pengetesan sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen elemen atau komponen komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan untuk mencari kesalahan kesalahan atau kelemahan kelemahan yang mungkin masih terjadi Tahap Perawatan (Maintenance) Fase ini merupakan fase perawatan terhadap sistem yang telah dikembangkan dan diimpelementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap sistem maupun proses terhadap perbaikan dengan perawatan sistem manakala sistem menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah teknis yang tidak terindikasi dalam proses pengembangan sistem yang telah dikembangkan sebelumnya dalam menghadapi atau mengantisipasi perkembangan maupun perubahan sistem yang bersangkutan.

67 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang Hingga saat ini telah berjalan Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL yang beralamat Jl. Sultan Agung Candi Baru No. 131 Semarang yang merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan sebagai bagian sistem kesehatan di Akademi Kepolisian. Lokasi Rumah Sakit yang strategis mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar komplek AKPOL. Saat ini Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL memiliki berbagai produk dan pelayanan kesehatan yang cukup lengkap sebagai sebuah rumah sakit, meskipun demikian hal tersebut akan berusaha terus dikembangkan sesuai standar rumah sakit meskipun dalam kelas yang kecil. Produk dan pelayanan yang direncakan meliputi : 1. Poliklinik yang mencakup Poliklinik Umum, Poliklinik Anak, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik Syaraf, Poliklinik Gigi dan Mulut, dan Poliklinik Bedah. 2. Instalasi Rawat Darurat terdiri dari : Gawat Darurat Umum dan Gawat Darurat Lapangan (Dokpol). 3. Instalasi Rawat Inap, dengan jenis layanan IRNA Anak, IRNA Dewasa, IRNA Bersalin, IRNA Fisioterapi. 4. Pelayanan Penunjang berupa Laboratorium Patologi Klinik, Fasilitas Farmasi / Apotek, Radiologi (Radiodiagnosa), dan gizi. Didukung pula oleh Instalasi Pemulasaraan Jenazah, serta sarana peralatan medis dan peralatan transportasi (Pelayanan Ambulance). 5. Pelayanan Bedah Minor dan Perawatan Intensif.

68 Luas area lahan di lokasi yang saat ini direncanakan adalah sekitar m². Lahan tersebut merupakan pengembangan dari rumah sakit eksisting. Kondisi bangunan tersebut saat ini secara umum memiliki berbagai kelemahan dan keterbatasan secara teknis. Hingga saat ini yang merupakan pesaing secara tidak langsung adalah beberapa Rumah Sakit Swasta (RS Telogorejo dan RS Elisabeth), Rumah Sakit Pemerintah (RSUP Kariadi dan RSUD Ketileng), Puskesmas Rawat Inap dan beberapa Rumah Bersalin. Namun dalam beberapa waktu ke depan persaingan bukan tidak mungkin menjadi lebih tinggi dan akan bersaing secara langsung, meskipun di sisi lain saat ini penetapan posisi pasar saling berbeda diantara mereka, khususnya dibidang fisiotherapi dan rehabilitasi medik Visi dan Misi a. Visi Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan prima dan bermutu tinggi dengan berpegang pada profesionalisme dan berkomitmen. 2. Terwujudnya pelayanan Dokpol dan Kespol yang prima. b. Misi Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang 1. Memberikan pelayanan yang cepat, tanggap, dan tepat kepada seluruh lapisan masyarakat melalui SDM yang professional dan berkomitmen. 2. Memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, ikhlas dan penuh tanggung jawab. 3. Menyelenggarakan pelayanan dokpol guna mendukung tugas operasional kepolisian dalam harkamtibmas, penegak hukum, perlindungan, pengayom dan pelayanan masyarakat demi terpeliharanya keamanan dalam negeri.

69 4. Mendukung pembinaan personel agar dapat tercipta personel yang sehat samapta dan selalu siap dalam melaksanakan tugas. 5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna pada masyarakat polri dan umum untuk mewujudkan hidup sehat sejahtera secara fisik, mental dan sosial serta berperan aktif dalam penanggulangan penyakit yang dapat timbulkan gangguan kamtibmas. 6. Menjadi Rumah Sakit khusus Rehabilitasi Medik yang menjadi pilihan masyarakat AKPOL dan sekitarnya Struktur Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang

70 UNSUR PELAKSANA UTAMA KARUMKIT drg. ROMANUS NUGROHO KOMITE MEDIK UNSUR PIMPINAN WAKA RUMKIT drg. WINE AGUSTIN SUBBAG WASINTERN drg. Risma Gayanti SUBBAG RENMIN dr. ICHDINAVIA HARSANA SUBBAG BINFUNG dr. UTAMI DEWI UR WASBIN WIGYADI, SH UR TU ENDANG UR SIM & RIM PUJI HARTINI US WASOPSYAN SUSANTO, SE UR REN WATIK SUPRAPTI UR DIKLAT SUA LIM UR MIN ISTIKOMAH, SH UR KEU CANDRA NURLELA SUBBID YANMEDDOKPOL SUSY FITRIA, S.Si, Apt, MM SUBBID JANGMED UM dr. JAROT PRIHANDOKO UR YANMED UR JANGUM ANI KRISTUNINGTYAS SUHARTAKA UR YANWAT SRI WALUYO UR JANGMED SRI REJEKI UR YANMEDDOKPOL dr. PUTRI ARUN RASMI Gambar 4.1 Struktur Organisasi

71 4.1.3 Job Description 1. KARUMKIT Karumkit Bhayangkara memiliki tanggung jawab kepada kepala kesatuan wilayah/kepala unit organisasi yang membawahkan Rumkit Bhayangkara melalui Kabiddokkes Polda/Kepala Kesehatan (Kakes/Kepala Lembaga Pendidikan. Karumkit Bhayangkara bertugas menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian, perencanaan administrasi sumber daya Rumkit Bhayangkara, pembinaan fungsi, pelayanan kesehatan prima dan paripurna, pelayanan kedokteran kepolisian yang didukung penunjang medik dan penunjang umum untuk mewujudkan pelayanan Rumkit Bhayangkara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2. WAKARUMKIT Wakarumkit memiliki tanggung jawab kepada Karumkit Bhayangkara dan memiliki tugas : a. Membantu Karumkit Bhayangkara dalam melaksanakan tugasnya dengan mengendalikan pelaksanaan tugastugas staf seluruh satuan organisasi dalam jajaran Rumkit Bhayangkara. b. Memimpin Rumkit Bhayangkara dalam hal Karumkit Bhayangkara berhalangan sesuai dengan batas kewenangannya.

72 3. SUBBAG WASINTERN a. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan kegiatan Rumkit Bhayangkara secara internal pada bidang pengelolaan sumber daya dan operasional pelayanan sesuai dengan standar pelayanan Rumkit Bhayangkara. b. Pengawasan dan pembinaan sumber daya. c. Pengawasan operasional pelayanan Rumkit Bhayangkara. Dalam melaksanakan tugasnya Subbag Wasintern dibantu oleh : 1. Urusan Pengawasan dan Pembinaan (Urwasbin), bertugas melaksanakan pengawasan dan pembinaan sumber daya. 2. Urusan Pengawasan Operasional Pelayanan (Urwasopsyan), bertugas melaksanakan pengawasan operasional pelayanan Rumkit Bhayangkara. 4. SUBBAG RENMIN a. Melaksanakan pembinaan perencanaan dan administrasi Rumkit Bhayangkara meliputi bidang personel, materiil, logistik dan keuangan. b. Perencanaan kerja dan anggaran. c. Penyelenggaraan manajemen materiil dan logistik. d. Penyelenggaraan manajemen keuangan Rumkit Bhayangkara. e. Penyelengaraan ketatausahaan dan urusan dalam. Dalam melaksanakan tugasnya Subbag Wasintern dibantu oleh : 1. Urusan Tata Usaha (Urtu), yang bertugas penatausahaan administrasi rumah sakit.

73 2. Urusan Perencanaan (Urren), yang bertugas melaksanakan perencanaan program kerja dan anggaran. 3. Urusan Administrasi (Urmin), yang bertugas melaksanakan dan menyelenggarakan manajemen SDM yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penerimaan personil serta pembinaan karier dan penyelenggaraan materiil dan logistik. 4. Urusan Keuangan (Urkeu), bertugas menyelenggarakan pengelolaan keuangan Rumkit Bhayangkara. 5. SUBBAG BINFUNG a. Melaksanakan pembinaan fungsi pelayanan kesehatan yang meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM), pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. b. Perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Rekam Medik (RM). c. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Dalam melaksnakan tugas Subbag Binfung dibantu oleh : 1. Urusan Sistem Informasi Manajemen dan Rekam Medik (Ur SIM dan RM), yang bertugas melaksanakan perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan SIM dan RM. 2. Urusan Pendidikan dan Penelitian (UrDikLit), yang bertugas melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.

74 6. SUBBID YANMEDDOKPOL a. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan pelayanan kedokteran kepolisian di lingkungan Rumkit Bhayangkara untuk mewujudkan pelayanan prima dan paripurna. b. Pelayanan medik. c. Pelayanan keperawatan. d. Pelayanan kedokteran kepolisian. e. Pelayanan instalasi. Dalam melaksanakan tugasnya subbid yanmeddokpol dibantu oleh : 1. Urusan Pelayanan Medik (Uryanmed), yang bertugas menyelenggarakan pelayanan medik. 2. Urusan Pelayanan Keperawatan (Uryanwat), yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan. 3. Urusan Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Uryandokpol), yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kedokteran kepolisian. 4. Instalasi-instalasi di Rumkit Rehab Medik Bhayangkara yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan fungsinya, meliputi : 1) Instalasi Gawat Darurat (IGD) 2) Instalasi Bedah Sentral (IBS) 3) Instalasi Rawat Inap (IRNa) 4) Instalasi Rawat Jalan (IRJa) 5) Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut) 6) Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) korban kekerasan terhadap perempuan dan anak 7) Forensik 8) Narkoba

75 7. SUBBID JANGMED UM a. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang umum untuk mewujudkan pelayanan prima dan paripurna. b. Pelayanan penunjang medik. c. Pelayanan penunjang umum. d. Pelayanan instalasi. Dalam melaksanakan tugasnya Subbid yanmeddokpol dibantu oleh : 1. Urusan Penunjang Medik (Urjangmed), yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang medik. 2. Urusan Penunjang Umum (Urjangum), yang bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang umum. 3. Instalasi instalasi dalam bidang penunjang medik yang bertugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan fungsinya, meliputi instalasi : 1) Laboratorium 2) Radiologi 3) Rehabilitasi Medik 4) Farmasi 5) Gizi 4. Instalasi-instalasi dalam bidang penundang umum yang bertugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan fungsinya, meliputi instalasi : 1) Laundry 2) Pengolahan Kebersihan dan Limbah 3) Central Sterilization Supply Device (CSSD) 4) Pemeliharaan Peralatan Rumkit (IPPRS)

76 4.1.4 Fasilitas Pelayanan 1. Poliklinik Umum 2. Poliklinik Anak 3. Poliklinik Penyakit Dalam 4. Poliklinik Kebidanan dan Kandungan 5. Poliklinik Gigi dan Mulut 6. Poliklinik Bedah 7. Gawat Darurat Umum 8. Kebidanan 9. Poliklinik Saraf 10. Ruang Observasi Sehari (One Day Care) 11. Poliklinik Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik 12. IRNA Anak 13. IRNA Dewasa 14. IRNA Bersalin 15. IRNA Pasca Operasi 16. Laboratorium Patologi Klinik 17. Fasilitas Farmasi/Apotek 18. Radiologi (Radiodiagnosa) 19. Gizi 20. Instalasi Pemulasaraan Jenazah 21. IRNA Fisioterapi dan Rehabilitasi Medik 22. Pelayanan Ambulance Narasi Proses Manual Sistem Administrasi rawat inap pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang yang saat ini berjalan terdiri dari proses pendaftaran pasien, pemeriksaan pasien dan administrasi rawat inap. Untuk lebih jelasnya sistem lama dapat dijelaskan sebagai berikut :

77 1. Narasi Pendaftaran Pasien a. Pasien Pasien datang membawa KKP (Kartu Kesehatan Polri) yang nantinya akan diserahkan ke bagian UR MIN dan memperoleh kartu periksa. b. UR MIN Bagian UR MIN menerima data identitas diri pasien kemudian mencatat data pasien dan membuatkan Rekam Medis dan kartu periksa. Kemudian kartu periksa tersebut diserahkan kepada pasien. Kemudian UR MIN membuat laporan data pasien rangkap 2 yang diserahkan ke KARUMKIT di acc. Setelah itu laporan data pasien rangkap 1 di arsip sedangkan rangkap 2 diserahkan ke UR MIN. 2. Narasi Pemeriksaan Pasien a. Pasien Pasien menyerahkan KKP ke UR MIN untuk mengecek rekam medis pasien. b. UR MIN UR MIN menyerahkan rekam medis pasien ke dokter. c. Dokter Dokter melakukan pemeriksaan berdasarkan Rekam Medis yang diterimanya dari pasien, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mencatat hasil pemeriksaan/diagnosa, jika dinyatakan harus menginap maka dokter akan membuat surat pengantar untuk rawat inap. Hasil diagnosa dokter, dan surat pengantar tersebut diserahkan ke SUBBID YANMEDDOKPOL.

78 c. SUBBID YANMEDDOKPOL SUBBID YANMEDDOKPOL kemudian membuat daftar pasien inap, membuat jadwal visit. Untuk surat pengantar rawat inap dan hasil diagnose dari dokter akan diarsip oleh SUBBID YANMEDDOKPOL. Kemudian jadwal visit diserahkan ke dokter. 3. Narasi Rawat Inap a. SUBBID YANMEDDOKPOL Dari daftar pasien inap SUBBID YANMEDDOKPOL membuat data pasien inap dan mencatat data permintaan obat, data tindakan medis yang kemudian diserahkan kepada UR MIN. b. UR MIN UR MIN mencatat data tindakan medis dari SUBBID YANMEDDOKPOL. Permintaan TM tersebut digunakan untuk membuat laporan tindakan pasien rangkap 2 diserahkan KARUMKIT untuk di ACC. UR MIN mencatat permintaan obat dari SUBBID YANMEDDOKPOL dan kemudian membuat data permintaan obat. Permintaan obat tersebut diarsip oleh SUBBID JANGMED UM, untuk kemudian SUBBID JANGMED UM membuat laporan pemakaian obat rangkap 2 untuk diserahkan ke KARUMKIT. Daftar pasien inap digunakan untuk mencatat data pasien inap dan data kamar. Kemudian dari data pasien inap dan data kamar digunakan untuk membuat laporan data pasien, laporan data kamar dan laporan biaya rawat inap rangkap 2 yang diserahkan ke KARUMKIT. dan membuat kwitansi pembayaran yang diserahkan ke pasien.

79 c. KARUMKIT KARUMKIT menerima laporan tindakan pasien rangkap 2 untuk di ACC. Laporan tindakan pasien rangkap 1 diarsip oleh UR MIN. Sedangkan rangkap 2 diarsip KARUMKIT. Kemudian untuk Laporan pemakaian obat rangkap 2 dan laporan biaya rawat inap rangkap 2 di ACC dan diarsip oleh KARUMKIT. Sedangkan laporan biaya rawat inap rangkap 1 dan Laporan pemakaian obat rangkap 1 diserahkan UR MIN.

80 4.1.6 Flow of Document Manual FOD Pendaftaran Pasien PASIEN UR MIN KARUMKIT KKP KKP B A Membuat Kartu Periksa Laporan Pasien 2 Laporan Pasien 1 KKP Kartu Periksa KKP Kartu Periksa ACC Rekam Medis A Laporan Pasien fix 2 Laporan Pasien fix 1 C Merekap data pasien Laporan Pasien 2 Laporan Pasien 1 B C Laporan Pasien fix 2 Gambar 4.2 FOD Pendaftaran Pasien

81 FOD Pemeriksaan Pasien PASIEN UR MIN DOKTER SUBBAG YANMEDDOKPOL KKP A C KKP KKP Rekam Medis Surat pengantar rawat inap Hasil diagnosa A Rekam Medis Mengecek rekam medis pasien Pemeriksa an pasien Membuat catatan Pasien rawat inap KKP Rekam Medis KKP Surat pengantar rawat inap Hasil diagnosa Rekam Medis Surat pengantar rawat inap Hasil diagnosa Jadwal kunjungan KKP C Daftar pasien inap A B D D 1 Jadwal kunjungan Gambar 4.3 FOD Pemeriksaan Pasien

82 FOD Rawat Inap SUBBID YANMEDDOKPOL UR MIN KARUMKIT Data Permintaan Obat A D Data Tindakan Medis A B Daftar pasien inap Data Permintaan Obat Data Tindakan Medis Laporan Biaya Rawat inap 2 Laporan Biaya Rawat inap 1 1 Daftar pasien inap Data Kamar Data Kamar Mencatat data kamar, pasien inap dan membuat daftar biaya rawat inap Membuat laporan tindakan pasien Laporan tindakan pasien 2 Membuat laporan pemakaian obat Laporan permintaan obat 2 Laporan pemakaian obat 1 ACC Laporan Biaya Rawat inap fix 2 Laporan Biaya Rawat inap fix 1 F I B Laporan tindakan pasien 1 Laporan Pasien Inap Laporan Biaya Rawat inap 2 B E B Laporan Kamar Laporan Biaya Rawat inap 1 Laporan tindakan pasien 2 Kwitansi pembayaran Laporan Pasien Inap D Laporan tindakan pasien 1 Laporan Kamar ACC C I F C H G Laporan tindakan pasien fix 2 Laporan tindakan pasien fix 1 G E Kwitansi pembayaran Laporan Biaya Rawat inap fix 2 Laporan permintaan obat 2 Laporan tindakan pasien fix 2 Laporan permintaan obat 2 Laporan pemakaian obat 1 ACC Laporan permintaan obat 2 Laporan pemakaian obat 1 H Gambar 4.4 FOD Rawat Inap

83 4.2 Analisis Sistem Perlunya rancangan sistem baru dikembangkan, tentunya tidak terlepas dari keinginan rumkit untuk memperoleh pendapatan yang lebih maksimal dengan meminimalkan kekurangan-kekurangan yang masih dijumpai dalam perusahaan. Alasan-alasan yang mendorong adanya desain basis data pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang adalah sebagai berikut : Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah Identifikasi Masalah Selama ini proses pengolahan dan penyimpanan data pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang hanya dilakukan dengan catatan tangan biasa, meskipun dibantu dengan komputer akan tetapi masih menggunakan program aplikasi Microsoft Excel. Dengan demikian akan memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengetahui data yang up to date. Kegiatan sistem yang dilakukan dengan cara seperti saat ini tentunya masih memiliki beberapa kekurangan, misalnya saja dalam hal pendaftaran pasien, pemeriksaan pasien dan administrasi rawat inap dalam periode tertentu, dan juga sering terjadi suatu masalah pada data seperti masalah redudansi, inkonsistensi, keamanan, dapat memanipulasi data yang sangat kompleks. Oleh karena itu, struktur basis data perlu direncanakan dengan baik untuk menjaga keakuratan datanya.

84 Identifikasi Sumber Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat diketahui sumber dari masalah tersebut berasal dari bagian pelayanan rawat inap yang masih belum memaksimalkan kinerjanya selama ini. Kesalahan ratarata dilakukan dalam melakukan pendataan barang masukdanbarangkeluar. Melihat kenyataan tersebut maka perlu dilakukan pembuatan desain basis data administrasi rawat inap pada rumah sakit Bhayangkara AKPOL Semarang guna menghasilkan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu Identifikasi Kebutuhan Informasi Identifikasi Data Data yang dibutuhkan dalam pembuatan desain basis data administrasi rawat inap pada rumah sakit Bhayangkara AKPOL Semarang meliputi data data yang masuk dalam sistem sebagai pembentuk dari sistem yang akan berjalan antara lain sebagai berikut: 1. Data KKP (Kartu Kesehatan Polri) 2. Data dokter 3. Data periksa 4. Data diagnosa 5. Data tindakan 6. Data inap Identifikasi Informasi Informasi yang diidentifikasikan adalah :

85 1. Kartu periksa 2. Rekam medis 3. Surat pengantar rawat inap 4. Laporan data pasien 5. Laporan data dokter 6. Laporan pemeriksaan 7. Laporan pemakaian obat 8. Laporan tindakan pasien 9. Kwitansi pembayaran 10. Laporan biaya rawat inap Alternatif Sistem Yang Diusulkan Dengan melihat masalah dan sumber masalah yang ada, maka penulis mengusulkan adanya pengembangan sistem lama ke sistem yang baru yang lebih efektif dan efisien yaitu menerapkan sistem komputerisasi. Alternatif sistem yang diusulkan yaitu desain basis data administrasi rawat inap pada rumah sakit Bhayangkara Semarang yang dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan kepada para pengguna informasi setiap saat. Sistem ini nantinya diharapkan akan berisi segala kebutuhan yang diperlukan untuk membuat sistem yang baru, baik dari segi software, hardware, sumber daya manusia dan biaya Identifikasi Kebutuhan Hardware dan Software Kebutuhan hardware dan software yang memadai diperlukan untuk mendukung desain basis data pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang. Dalam melakukan pemilihan hardware dan software perlu suatu pertimbangan beberapa hal, yaitu: 1. Kegiatan komputerisasi di lingkungan rumah sakit dalam tahap uji coba dalam pengembangan sistem.

86 2. Dalam pengadaan sistem hardware maupun software yang harus mempertimbangkan kebutuhan saat ini maupun yang akan datang. 3. Dalam pengembangan sistem informasi penjualan ini perlu dapat menghasilkan suatu informasi yang optimal. 4. Kebutuhan Hardware ( Perangkat Keras) a. Komputer (PC) Pertimbangan menggunakan PC, karena harganya relatif murah juga mempunyai kemampuan yang handal dengan spesifikasi Processor Intel Core i5 Processor 520M/430M : 2.4 GHz GHz, with Turbo Boost up to 2.93/2.53 GHz; Chipset Mobile Intel HM55 Express Chipset, RAM Type 1066Mhz DDR3, RAM Slots 2, HDD 320. b. Printer Printer yang digunakan yang mempunyai kecepatan cetak yan tinggi dan tidak terlalu mahal. c. UPS (Unitteruptible Power Supply) Pemakaian UPS pada file server dan workstationnya berguna untuk menghindari dari putusnya aliran listrik sehingga kehilangan data dapat dihindari Identifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Untuk dapat beroperasi secara optimal, komputer tersebut harus memenuhi spesifikasi yang diperlukan serta diperlukan dukungan dari perangkat lunak (software) sesuai dengan kebutuhannya agar program

87 aplikasi dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan perangkat lunak tersebut antara lain : 1. Microsoft Windows 7 sebagai sistem operasinya. 2. MySql sebagai penyimpan data (database) Identifikasi Kebutuhan SDM (Human Resources) Agar tujuan pembuatan Desain Basis Data Administrasi Rawat Inap Pada Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang dapat terwujud maka diperlukan sumber daya yang dapat menggunakan fasilitas baru tersebut. Kelompok tenaga ahli komputer yang akan dibutuhkan diantaranya : 1. Seorang Analis Sistem Seorang analis sistem dibutuhkan dalam hal menangani masalah analisis sitem dan desain sistem yang akan dibuat. Tugasnya adalah untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan saat ini kemudian mendesain sistem komputerisasi dalam bentuk diagram dan gambar. Untuk kebutuhan analis sistem, pihak perusahaan tidak perlu merekrut karyawan baru tetapi dapat kontrak dari pihak pengembang sistem perangkat lunak (Software House). 2. Seorang Programmer Membuat implementasi rancangan desain sistem yang dibuat oleh analis sistem ke dalam kode-kode dan logika program. Sama seperti halnya dengan analis sistem, untuk kebutuhan seorang programer, pihak perusahaan tidak perlu merekrut karyawan baru tetapi dapat kontrak dari

88 pihak pengembang sistem perangkat lunak (Software House). 3. Seorang Operator (User) Pemakai sistem tersebut adalah para pegawai Rumah Sakit Bhayangkara AKPOL Semarang yang terkait dengan sistem. Mereka yang mengoperasikan dan memasukkan data yang dibutuhkan ke dalam komputer serta mengecek laporan-laporan tertentu jika suatu saat dibutuhkan adalah seorang yang telah mempunyai kemampuan dalam pengoperasian atau memasukan data secara baik dan benar ke dalam komputer, dalam hal ini adalah Urusan Administrasi (UR MIN) pada Rumah Sakit. 4. Seorang Maintenance Karena sistem berskala kecil maka dibutuhkan 1 (satu) orang maintenance yang merawat sistem sekaligus menangani segala kendala-kendala selama penerapan sistem baru. Namun sebaiknya dilakukan perawatan terhadap sistem setiap 6 (enam) bulan sekali. Untuk kebutuhan seorang maintenance, pihak rumah sakit juga tidak perlu merekrut karyawan baru tetapi dapat kontrak dari pihak pengembang sistem perangkat lunak (Software House) Pemilihan/ Kelayakan Sistem a. Kelayakan Teknik Sistem yang diusulkan mampu bekerja dengan baik, karena adanya segi peralatan yang memadai dan didapatkan dengan mudah.

89 b. Kelayakan Ekonomi Sistem yang diusulkan berdasarkan biaya, tidak terlalu membebani karena manfaat yang didapatkan lebih baik, informasi yang cepat, tepat dan akurat. Dari segi perawatan juga lebih mudah dan tidak menyulitkan. c. Kelayakan Operasional Pimpinan dan pegawai untuk pertama kali pasti merasa asing terhadap penggunaan sistem baru. Mereka akan berada pada persimpangan apakah sistem ini lebih baik atau buruk untuk dapat menyelesaikan pekerjaan mereka. Tetapi setelah diberi training dan akan mulai merasakan manfaat yang sangat menguntungkan, maka mereka akan percaya dan menikmati manfaat yang besar dari sistem yang baru tersebut. Berdasarkan kelayakan teknik, ekonomi, dan operasional maka sistem yang diusulkan layak untuk dipakai karena manfaat yang dirasakan lebih besar daripada pengeluaran yang mereka keluarkan.

90 4.2.4 Desain Sistem Context Diagram Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: desainsisfo e:\ dfd00001.dfd Context Jun Erlyana Jun Erlyana laporan_periksa data_kkp data_kamar Pasien data_dokter data_permintaan_obat Surat_pengantar_rawat_inap data_inap Subbag Yanmendokpol kwitansi_pembayaran lap_data_lab kartu_periksa 0 Sisfo Rawat Inap data_permintaan_obat daftar_pasien_rawat_inap laporan_pasien laporan_pemakaian_obat Dokter rekam_medis data_diagnosa data_periksa laporan_biaya_rawat_inap Karumkit data_lab laporan_tindakan_medis Gambar 4.5 Context Diagram

91 Decomposisi 0 Sistem Informasi Rawat Inap Level 0 1 Pendaftaran 2 Pemeriksaan 3 Rawat Inap Level Pendaftarn Pasien 1.2 Laporan Pasien 2.1 Periksa Pasien 2.2 Hasil Periksa 2.3 Laporan Pasien 3.1 Pendataan Inap 3.2 Tindakan Pasien 3.3 Permintaan Obat 3.4 Laporan Pemakaian obat 3.5 Laporan Tindakan Pasien 3.6 Laporan Biaya Rawat Inap Gambar 4.6 Decomposisi

92 DFD Level 0 Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: desainsisfo e:\ dfd00002.dfd level0 Jun Erlyana Jun Erlyana pasien data_kkp kartu_periksa 1 pendaftaran laporan_pasien rekam_medis dokter pasien surat_pengantar_rawat_inap daftar_pasien_rawat_inap dokter data_dokter subbag_yanmeddokpol 2 pemeriksaaan data_periksa data_diagnosa Inap Periksa kamar data_tindakan data_permintaan_obat data_inap data_kamar 3 rawat_inap lap_pemakaian_obat lap_tindakan_medis lap_biaya_rawat_inap Karumkit kwitansi_pembayaran tindakan pakai_obat Gambar 4.7 DFD Level 0

93 DFD Level 1 Pendaftaran Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: desainsisfo e:\ dfd00005.dfd pendataan Jun Erlyana Jun Erlyana pasien kartu_periksa dokter 1.1 data_kkp Pendaftaran Pasien rekam_medis pasien KARUMKIT 1.2 Laporan Pasien laporan_pasien Gambar 4.8 DFD Level 1 Pendaftaran

94 DFD Level 1 Pemeriksaan Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: desainsisfo e:\ dfd00006.dfd pemeriksaaan Jun Erlyana Jun Erlyana 2.1 dokter data_periksa data_dokter Periksa Pasien Subbag Yanmeddokpol dokter periksa data_diagnosa 2.2 Hasil Periksa daftar_pasien_rawat_inap surat_pengantar_rawat_inap periksa dokter 2.3 Laporan Periksa laporan_periksa pasien Gambar 4.9 DFD Level 1 Pemeriksaan

95 DFD Level 1 Rawat Inap Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By : Modif ied On: Modif ied By : desainsisf o e:\ df d00007.df d rawat_inap Jun Erly ana Jun Erly ana kwitansi_pembay aran pasien 3.1 Subbag Y anmeddokpol data_kamar data_inap Pendataan Inap kamar inap 3.2 data_tindakan Tindakan Pasien tindakan 3.3 data_permintaan_obat Permintaan Obat pakai_obat lap_pemakaian_obat 3.4 Laporan Pemakaian Obat KARUMKIT lap_tindakan_medis 3.5 Laporan tindakan pasien lap_biay a_rawat_inap 3.6 Laporan Biay a rawat inap Gambar 4.10 DFD Level 1 Rawat Inap

96 4.2.5 Perancangan Basis Data Perancangan ERD (Entity Relationship Diagram) no_obat no_rm jml tgl_pakai no_obat jumlah no_pakai Pakai_obat m m m obat nama_obat tgl_exp kategori no_inap no_rm no_dokter alat nm_tindakan no_tindakan Pasien periksa m Dokter nama alamat status no_rm no_telp penyakit no_tindakan no_periksa m hsl_diagnosa tgl_periksa no_dokter m no_inap alat no_rm Inap wkt_inap nm_tindakan no_tindakan no_kamar m tgl_inap hrg_kamar Tindakan Kamar no_kamar nm_kamar status kategori hrg_kamar Gambar 4.11 ERD (Entity Relationship Diagram) Implementasi ERD ke Tabel Berdasarkan hasil dari ERD diatas mempunyai hubungan kardinalitas many to many semua kecuali pada relasi pakai terdapat hubungan kardinalitas many to one. Jadi tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

97 a. Tabel Pasien no_rm* nama Alamat no_telp Penyakit umur b. Tabel Dokter no_dokter* nama spesialis kota no_telp jabatan c. Tabel Periksa no_periksa* no_tindakan tgl_periksa no_rm no_dokter hsl_diagnosa d. Tabel Kamar no_kamar* nm_kamar hrg_kamar kategori status e. Tabel Tindakan no_tindakan* nm_tindakan alat f. Tabel Inap no_inap* tgl_inap no_rm no_kamar wkt_inap hrg_kamar

98 g. Tabel Obat no_obat* nm_obat tgl_exp kategori jumlah h. Tabel pakai_obat no_pakai* no_obat no_rm tgl_pakai jumlah Normalisasi a. Tabel Pasien no_rm* nama alamat no_telp Penyakit umur Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel pasien semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel pasien memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_rm), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_rm ( Primary Key ) no_rm nama, alamat, no_telp, penyakit, umur

99 Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua. b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. nama alamat no_telp penyakit umur alamat, no_telp, penyakit, umur nama, no_telp, penyakit, umur nama, alamat, penyakit, umur nama, alamat, no_telp, umur nama, alamat, penyakit, no_telp b. Tabel Dokter no_dokter* nama spesialis kota no_telp jabatan Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel dokter semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel dokter memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_dokter), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_dokter ( Primary Key ) no_dokter nama, spesialis, kota, no_telp, jabatan

100 Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua. b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. nama spesialis kota no_telp jabatan kota, spesialis, no_telp, jabatan nama, kota, no_telp, jabatan nama, spesialis, no_telp, jabatan nama, kota, spesialis, jabatan nama, kota, spesialis, no_telp c. Tabel Periksa no_periksa* tgl_periksa no_rm no_dokter no_tindakan hsl_diagnosa Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel periksa semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel periksa memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_periksa). Ketergantungan fungsional : no_periksa ( Primary Key ) no_ periksa tgl_periksa no_ periksa no_rm, no_dokter, hsl_diagnosa

101 Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. tgl_periksa no_rm no_dokter no_tindakan hsl_diagnosa no_rm, no_dokter, no_tindakan, hsl_diagnosa tgl_periksa, no_dokter, no_tindakan, hsl_diagnosa tgl_periksa, no_rm, no_tindakan, hsl_diagnosa tgl_periksa, no_rm, hsl_diagnosa tgl_periksa, no_rm, no_tindakan, no_dokter Tabel periksa diatas masih bisa diturunkan jika terjadi pemeriksaan melebihi satu periksa. Tabel periksa no_periksa* tgl_periksa no_rm no_dokter Tabel detail_periksa no_periksa* no_tindakan hsl_diagnosa Dengan adanya pemeriksaan tabel ke detail_periksa maka proses akan menjadi lebih cepat.

102 d. Tabel Kamar no_kamar* nm_kamar hrg_kamar kategori status Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel kamar semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel kamar memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_kamar), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_kamar ( Primary Key ) no_kamar nm_kamar, hrg_kamar, kategori, status Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. nm_kamar no_kamar, hrg_kamar, kategori, status hrg_kamar kategori status no_kamar, nm_kamar, kategori, status no_kamar, nm_kamar, hrg_kamar, status no_kamar, nm_kamar, hrg_kamar, kategori

103 e. Tabel Tindakan no_tindakan* nm_tindakan alat Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel tindakan semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel tindakan memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_tindakan), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_tindakan ( Primary Key ) no_tindakan nm_tindakan, alat Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. nm_tindakan alat alat nm_tindakan

104 f. Tabel Inap no_inap* tgl_inap no_rm no_kamar wkt_inap hrg_kamar Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel inap semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel inap memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_inap), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_inap ( Primary Key ) no_inap tgl_inap, no_rm, no_kamar, wkt_inap, hrg_kamar Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua. b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. tgl_inap no_inap, no_rm, no_kamar, wkt_inap, hrg_kamar no_rm no_kamar wkt_inap hrg_kamar no_inap, tgl_inap, no_kamar, wkt_inap, hrg_kamar tgl_inap, no_inap, no_rm, wkt_inap, hrg_kamar tgl_inap, no_inap, no_rm, no_kamar, hrg_kamar wkt_inap, tgl_inap, no_inap, no_rm, no_kamar g. Tabel obat no_obat* nm_obat tgl_exp kategori jumlah

105 Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel obat semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel obat memenuhi bentuk normal ke satu. Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_obat), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_obat ( Primary Key ) no_obat nm_obat, tgl_exp, kategori, jumlah Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua. b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. nm_obat no_obat, tgl_exp, kategori, jumlah tgl_exp kategori jumlah no_obat, nm_obat, kategori, jumlah no_obat, nm_obat, tgl_exp, jumlah no_obat, nm_obat, tgl_exp, kategori h. Tabel Obat no_obat* nm_obat kategori tgl_exp jumlah Bentuk Normal Pertama Jika semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau menghilangkan bentuk yang berulang-ulang. Dalam tabel obat semua atribut hanya memiliki nilai tunggal, maka tabel obat memenuhi bentuk normal ke satu.

106 Bentuk Normal Kedua a. Telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama (no_pakai), maka tabel tersebut memenuhi bentuk normal kedua. Ketergantungan fungsional : no_pakai ( Primary Key ) no_pakai no_obat, nm_obat, tgl_pakai, jumlah Bentuk Normal Ketiga a. Telah memenuhi bentuk normal kedua. b. Tidak memiliki field yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama. no_obat nm_obat, tgl_pakai, jumlah nm_obat tgl_pakai jumlah no_obat, tgl_pakai, jumlah no_obat, nm_obat, jumlah no_obat, nm_obat, tgl_pakai Tabel obat masih bisa diturunkan jika terjadi pemakaian obat melebihi dari satu obat. Tabel pakai_obat no_pakai* no_rm tgl_pakai Tabel detail_obat no_pakai* no_obat jumlah

107 Relasi Tabel pasien no_rm* nama alamat no_telp penyakit umur dokter no_dokter* nama spesialis kota no_telp jabatan periksa no_periksa* tgl_periksa no_rm** no_dokter** tindakan no_tindakan* nm_tindakan alat kamar no_kamar* nm_kamar hrg_kamar kategori status detail_obat no_pakai* no_obat** jumlah inap no_inap* no_kamar** no_rm** tgl_inap wkt_inap hrg_kamar pakai_obat no_pakai* no_rm** tgl_pakai detail_periksa no_periksa* no_tindakan** hsl_diagnosa obat no_obat* nm_obat kategori tgl_exp jumlah Gambar 4.12 Relasi Tabel

108 Kamus Data a. Data Pasien Pasien = no_rm + nama + alamat + no_telp + penyakit + umur no_rm = 6 {Character}6 Primary Key Format = Menunjukkan nomor urut pendataan pasien nama Format = 1 {Character}50 = [A-Z a-z] alamat = 1 {Character} 40 Format = [A-Z a-z ] no_telp = 1{Character} 12 Format = Menunjukkan kode area Menunjukkan nomor identitas telepon penyakit = 1 {Character} 30 Format umur = [A-Z a-z] = 1 {numeric}3 Format = [0-9]

109 b. Data Dokter Dokter = no_dokter + nama + spesialis + kota + no_telp + jabatan no_dokter = 17 {Character} 17 Primary Key Format = Menunjukkan tahun lahir dokter - 99 Menunjukkan bulan lahir dokter - 99 Menunjukkan tanggal lahir dokter Menunjukkan tahun masuk dokter Menunjukkan Kode Dokter nama = 1 {Character} 50 Format = [A-Z a-z] spesialis = 1 {Character} 50 Format = [A-Z a-z] kota = 1 {Character} 20 Format = [A-Z a-z] no_telp = 1{Character} 12 Format = Menunjukkan kode area Menunjukkan nomor identitas telepon jabatan = 1 {Character} 20 Format = [A-Z a-z]

110 c. Data Periksa Periksa = no_ periksa + tgl_periksa + no_rm + no_dokter no_periksa = 6 {Character} 6 Primary Key Format = RM RM Menunjukkan kode periksa Menyatakan nomor urut periksa tgl_periksa = 8 {Date} 8 - Date = {dd+mm+yy} - Tgl = Bln = Thn = Contoh : 20/07/2013 no_rm = 10 {Character}10 Format = Menunjukkan nomor urut pendataan pasien no_dokter = 17 {Character} 17 Primary Key Format = Menunjukkan tahun lahir dokter - 99 Menunjukkan bulan lahir dokter - 99 Menunjukkan tanggal lahir dokter Menunjukkan tahun masuk dokter Menunjukkan Kode Dokter

111 d. Data Detail_Periksa Detail_Periksa = no_periksa + no_tindakan + hsl_diagnosa no_periksa = 6 {Character} 6 Primary Key Format = RM RM Menunjukkan kode periksa Menunjukkan nomor urut periksa no_tindakan = 5{Character} 5 Format = T T Menunjukkan kode tindakan Menunjukkan nomor urut tindakan hsl_diagnosa = 1{Character}100 Format = [A-Z a-z] e. Data Kamar Kamar = no_kamar + nm_kamar + hrg_kamar + kategori + status no_kamar = 6 {Character} 6 Primary Key Format = RSC-99 - RS Menunjukkan kode kamar - C-99 Menunjukkan nomor kamar nm_kamar =1 {Character} 20 Format = [A-Z a-z] hrg_kamar = 10 {Numeric} 10 Format = [0-9] kategori = 1 {Character} 10 Format = [A-Z a-z] status = 1 {Character} 10 Format = [A-Z a-z]

112 f. Data Tindakan Tindakan = no_tindakan + nm_tindakan + alat no_tindakan = 6{Character}6 Primary Key Format = T T Menunjukkan kode tindakan Menunjukkan nomor urut tindakan nm_tindakan = 1{Character} 30 Format alat Format = [A-Z a-z] = 1{Character}20 = [A-Z a-z] g. Data Inap Inap = no_inap + no_kamar + no_rm + tgl_inap + wkt_inap + hrg_kamar no_inap = 6{Character}6 Primary Key Format = INA999 - INA Menunjukkan kode inap Menunjukkan nomor urut inap no_kamar = 10 {Character} 10 Primary Key Format = RSC-99 - RS Menunjukkan kode kamar - C-99 Menunjukkan nomor kamar no_rm = 6 {Character}6 Primary Key Format = Menunjukkan nomor urut pendataan pasien

113 tgl_inap = 8 {Date} 8 - Date = {dd+mm+yy} - Tgl = Bln = Thn = Contoh : 20/07/2013 wkt_inap = 1 {Character} 10 Format = [A-Z a-z] hrg_kamar = 10 {Numeric} 10 Format = [0-9] h. Data Obat Obat = no_obat + nm_obat + kategori + tgl_exp + jumlah no_obat = 6 {Character}6 Primary Key Format = Contoh : nm_obat = 1 {Character} 15 Format = [A-Z a-z] kategori = 1 {Character}15 Format = [A-Z a-z] tgl_exp = 8 {Date} 8 - Date = {dd+mm+yy} - Tgl = Bln = Thn = Contoh : 20/07/2013 jumlah = 1 {Numeric}10 Format = [0-9]

114 i. Data Pakai_Obat Pakai_obat = no_pakai + no_rm + tgl_pakai no_pakai = 6 {Character}6 Primary Key Format = no_rm = 6 {Character}6 Primary Key Format = Menunjukkan nomor urut pendataan pasien tgl_pakai = 8 {Date} 8 - Date = {dd+mm+yy} - Tgl = Bln = Thn = Contoh : 20/07/2013 j. Data Detail_Obat Detail_obat = no_pakai + no_obat + jumlah no_pakai = 6 {Character}6 Primary Key Format = no_obat = 1 {Character}10 Primary Key Format = jumlah = 1 {Numeric}10 Format = [0-9]

115 Rancangan Fisik Tabel File Pasien Nama tabel : pasien Primary key : no_rm Fungsi : menyimpan semua data pasien. Tabel 4.1 Struktur Tabel Pasien No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_rm Char 6 Nomor Rekam Medis 2. nama Char 50 Nama Pasien 3. alamat Char 40 Alamat Pasien 4. no_telp Char 12 Nomor Telepon Pasien 5. penyakit Char 30 Penyakit Pasien 6. umur Numeric 3 Umur Pasien (Tahun)

116 Tabel Dokter Nama tabel : dokter Primary key : no_dokter Fungsi : menyimpan semua data dokter Tabel 4.2 Struktur Tabel dokter No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_dokter Char 17 Nomor Dokter 2. nama Char 50 Nama Dokter 3. spesialis Char 50 Dokter Spesialis 4. kota Char 20 Kota Dokter 5. no_telp Char 12 Nomor Telepon Dokter 6. jabatan Char 20 Jabatan Dokter Tabel Periksa Nama tabel : periksa Primary key : no_periksa Fungsi : menyimpan semua data periksa. Tabel 4.3 Struktur Tabel Periksa No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_periksa Char 6 Nomor Periksa 2. tgl_periksa Date 8 Tanggal Periksa 3. no_rm Char 10 Nomor Rekam Medis 4. no_dokter Char 17 Nomor Dokter

117 Tabel detail_periksa Nama tabel : periksa Primary key : no_periksa Fungsi : menyimpan semua data detail periksa. Tabel 4.4 Struktur Tabel Detail Periksa No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_periksa Char 6 Nomor Periksa 2. no_tindakan Char 10 Nomor Tindakan 4. hsl_diagnosa Char 100 Hasil Diagnosa Tabel Kamar Nama tabel : kamar Primary key : no_kamar Fungsi : menyimpan semua data kamar. Tabel 4.5 Struktur Tabel Kamar No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_kamar Char 6 Nomor Kamar 2. nm_kamar Char 20 Nama Kamar 3. hrg_kamar Numeric 10 Harga Kamar 4. kategori Char 10 Kategori Kamar 5. status Char 20 Status Kamar

118 Tabel Tindakan Nama tabel : tindakan Primary key : no_tindakan Fungsi : menyimpan semua data tindakan. Tabel 4.6 Struktur Tabel Tindakan No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_tindakan Char 6 Nomor Tindakan 2. nm_tindakan Char 30 Nama Tindakan 3. alat Char 20 Nama Alat Tabel Inap Nama tabel : inap Primary key : no_inap Fungsi : menyimpan semua data inap. Tabel 4.7 Struktur Tabel Inap No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_inap Char 6 Nomor Inap 2. no_kamar Char 10 Nomor Kamar 3. no_rm Char 6 Nomor Rekam Medis 4. tgl_inap Date 8 Tanggal Inap 5. wkt_inap Char 10 Waktu Inap 6. hrg_kamar Numeric 10 Harga Kamar

119 Tabel Obat Nama tabel : obat Primary key : no_obat Fungsi : menyimpan semua data obat. Tabel 4.8 Struktur Tabel Obat No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_obat Char 6 Nomor Obat 2. nm_obat Char 15 Nama Obat 3. kategori Char 15 Kategori Obat 4. tgl_exp Date 8 Tanggal Kadaluarsa 5. jumlah Numeric 10 Jumlah Obat Tabel pakai_obat Nama tabel Primary key Fungsi : pakai_obat : no_pakai : menyimpan semua pemakaian obat. Tabel 4.9 Struktur Tabel Pakai Obat No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_pakai Char 6 Nomor Obat 2. no_rm Char 10 Nomor Rekam Medis 3. tgl_pakai Date 8 Tanggal Pakai

120 Tabel detail_obat Nama tabel : detail_obat Primary key : no_pakai Fungsi : menyimpan semua pemakaian obat. Tabel 4.10 Struktur Tabel Detail Obat No Nama Field Type Width Keterangan 1. no_pakai Char 6 Nomor Pakai 2. no_obat Char 10 Nomor Obat 3. jumlah Numeric 10 Jumlah Obat Desain Input Output a. Desain Input Pasien SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG No RM : Pendataan Pasien Nama Alamat : xxxxxx : xxxxxx No Telp : Penyakit : xxxxxx Umur : 999 Daftar Pasien No RM Nama Alamat No telp Penyakit Umur Add Edit save cancel Exit Gambar 4.13 Desain Input Pasien

121 b. Desain Input Dokter SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Pendataan Dokter No Dokter : Nama Spesialis Kota : xxxxxx : xxxxxx : xxxxxx No Telp : Jabatan : xxxxxx Daftar Dokter No Dokter Nama Spesialis Kota No telp Jabatan Add Edit save cancel Exit Gambar 4.14 Desain Input Dokter

122 c. Desain Input Kamar SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG No Kamar : Pendataan Kamar Nama : xxxxxx Harga : Kategori Status : xxxxxx : xxxxxx Daftar Kamar No Kamar Nama Harga Kategori Status Gambar 4.13 Desain Input Pasien Add Edit save cancel Exit Gambar 4.15 Desain Input Kamar

123 d. Desain Input Periksa SISTEM ADMINISTRASI e. Desain RAWAT Input INAP Tindakan PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL f. Desain Input Inap SEMARANG Pendataan Periksa No Periksa : RM9999 No RM : Tanggal : xxxxxx No Dokter : Cari Cari Input Tindakan No.Tindakan Nama : T99 : xxxxxxx Hasil Diagnosa : xxxxxxxxxxxxxxxx Add Daftar Periksa No Periksa No RM No tindakan Hasil Diagnosa Status Add Edit save cancel Exit Gambar 4.16 Desain Input Periksa

124 e. Desain Input Obat SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Pendataan Obat No Obat : Nama Kategori Tanggal Exp : xxxxxx : xxxxxx : xxxxxx Jumlah : 9999 Daftar Obat No Obat Nama Kategori Tanggal Exp Jumlah Add Edit save cancel Exit Gambar 4.17 Desain Input Obat

125 f. Desain Input Pemakaian Obat SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Pendataan Pemakain Obat No Pakai : No RM : Cari Tanggal : xxxxxx Input Obat No.Obat Nama : T99 : xxxxxxx Jumlah : 999 Add Daftar Pemakaian Obat No Pakai Tanggal No RM Nama Obat Jumlah Add Edit save cancel Exit Gambar 4.18 Desain Input Pemakaian Obat

126 g. Desain Input Tindakan SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Pendataan Tindakan No Tindakan Nama Alat : T99 : xxxxxx : xxxxxx Daftar Tindakan No Obat Nama Alat Add Edit save cancel Exit h. Desain Input Inap Gambar 4.19 Desain Input Tindakan SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Pendataan Inap No Inap : No RM : Cari Tanggal : xxxxxx Waktu : Harga Kamar : Daftar Inap No Inap Tanggal Nama Pasien Waktu Harga Kamar Add Edit save cancel Exit Gambar 4.20 Desain Input Inap

127 i. Desain Output Laporan Pasien SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Laporan Pasien No RM Nama Alamat No telp Penyakit Umur xxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxxx 99 Semarang, Agustus 2013 Mengetahui, KARUMKIT (drg. Romanus Nugroho) Gambar 4.21 Desain Output Laporan Pasien j. Desain Output Laporan Pemeriksaan Pasien SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Laporan Pemeriksaan Pasien No Periksa Tanggal Alamat Nama Dokter Hasil Diagnosa Yyyy-mm-dd xxxxxxxx xxxxxxxxx Semarang, Agustus 2013 Mengetahui, KARUMKIT (drg. Romanus Nugroho) Gambar 4.22 Desain Output Laporan Pemeriksaan Pasien

128 k. Desain Output Laporan Pemakaian Obat SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Laporan Pemakaian Obat No Inap Tanggal Nama Dokter Nama Obat Jumlah Yyyy-mm-dd xxxxxxxx Semarang, Agustus 2013 Mengetahui, KARUMKIT (Drs. Romanus Nugroho) Gambar 4.23 Desain Output Laporan Pemakaian Obat l. Desain Output Laporan Tindakan Pasien SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Laporan Tindakan Pasien No Periksa Tanggal Nama Dokter Nama Tindakan Hasil Diagnosa Yyyy-mm-dd xxxxxxxx xxxxxxxxx Semarang, Agustus 2013 Mengetahui, KARUMKIT (Drs. Romanus Nugroho) Gambar 4.24 Desain Output Laporan Tindakan Pasien

129 m. Desain Output Laporan Biaya Rawat Inap SISTEM ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKPOL SEMARANG Laporan Biaya Rawat Inap No Inap Tanggal Nama Kamar Biaya Kamar Total Biaya Yyyy-mm-dd xxxxxxxx xxxxxxxxx Semarang, Agustus 2013 Mengetahui, KARUMKIT (drg. Romanus Nugroho) Gambar 4.25 Desain Output Laporan Biaya Rawat Inap Implementasi Desain Basis Data Administrasi Rawat Inap Input a. Input Pasien mysql create tabel > create table pasien (no_pasien char (6) primary key not null, nama char (50), alamat char (40), no_telp char (12), penyakit char (30), umur int (3)); Gambar 4.26 Hasil Tabel Pasien

130 mysql input tabel > insert into pasien values ('100320','MUHAMMAD FADIL HIDAYATULLAH','AKPOL BLOK B/33 SEMARANG',' ','DEMAM BERDARAH', 15 ),('103320','ERLYANA NURUL HUDA','AKPOL BLOK B/33 SEMARANG',' ','TYPUS', 22 ),(' ','HANIF SETYANI','AKPOL BLOK B/33 SEMARANG',' ','GIGI', 25 ),('109028',' AHMADI','AKPOL BLOK B/33 SEMARANG',' ','PUSING', 50 ),(' ','NURWANTI','AKPOL BLOK B/33 SEMARANG',' ','DEMAM', 45 ); Gambar 4.27 Isi Tabel Pasien

131 Mysql update tabel > update pasien set nama= Muhammbad Fadil H where no_pasien= ; Gambar 4.28 Pengubahan Isi Tabel Pasien Mysql delete tabel > delete from pasien where no_pasien= ; Gambar 4.29 Penghapusan Isi Tabel Pasien

132 b. Input Dokter mysql create tabel > create table dokter (no_dokter char(17) primary key not null, nama char(50), spesialis char(50),kota char(20), no_telp int(12), jabatan char(20)); Gambar 4.30 Hasil Tabel Dokter mysql input tabel > insert into dokter values ( , Dr.RISMA GAYANTI, POLI UMUM, SEMARANG, , PENDA TK I ),( NRP , Dr.ISTIKOMAH, POLI GIGI, SEMARANG, , IPTU ),( , Dr.ARIS SUKARNO, Sp.OG, POLI KANDUNGAN & KEBIDANAN, SEMARANG, , POLI SPESIALIS/DOKTER KONSULTAN ),( , Dr.ADI PURNOMO, Sp.B, POLI BEDAH, SEMARANG, , POLI SPESIALIS/DOKTER KONSULTAN ),( , Dr.WINRES SAPTO, Sp.A, POLI ANAK, SEMARANG, , POLI SPESIALIS/DOKTER KONSULTAN );

133 Gambar 4.31 Isi Tabel Dokter Mysql Update tabel > Update dokter set kota= KENDAL where no_dokter= Gambar 4.32 Pengubahan Isi Tabel Dokter

134 Mysql delete tabel > delete from dokter where no_dokter= ; Gambar 4.33 Penghapusan Isi Tabel Dokter c. Input Periksa mysql create tabel > create tabel periksa (no_periksa char(6) primary key not null, tgl_periksa date, no_pasien char(10), no_dokter char(17)); Gambar 4.34 Hasil Tabel Periksa mysql input tabel > insert into periksa values ( RM0001, , , ), ( RM0002, , , ), ( RM0003, , , NRP ), ( RM0004,

135 17, , ), ( RM0005, , , ); Gambar 4.35 Isi Tabel Periksa Mysql update tabel > update periksa set tgl_periksa= where no_periksa= RM0001 ; Gambar 4.36 Pengubahan Isi Tabel Periksa

136 Mysql delete tabel RM0005 ; > delete from periksa where no_periksa= Gambar 4.37 Penghapusan Isi Tabel Periksa d. Input Detail Periksa mysql create tabel > create table detail_periksa (no_periksa char(6) primary key not null, no_tindakan char(10), hsl_diagnosa char(100)); Gambar 4.38 Hasil Tabel Detail Periksa mysql input tabel > insert into detail_periksa values ( RM0001, T00004, SAKIT RINGAN ),( RM0002, T00004, SAKIT RINGAN ),( RM0003, T00004, SAKIT RINGAN ),( RM0004, T00004, SAKIT RINGAN ),( RM0005, T00004, SAKIT RINGAN );

137 Gambar 4.39 Isi Tabel Detail Periksa Mysql update tabel > update detail_periksa set hsl_diagnosa= SAKIT PARAH where no_periksa= RM0001 ; Gambar 4.40 Isi Tabel Detail Periksa

138 Mysql delete tabel no_periksa= RM0005 ; > delete from detail_periksa where Gambar 4.41 Penghapusan Isi Tabel Detail Periksa e. Input Kamar mysql create tabel > create table kamar (no_kamar char(6) primary key not null, nm_kamar char(20), hrg_kamar numeric(10), kategori char(10), status char(20)); Gambar 4.42 Hasil Tabel Kamar mysql input tabel > insert into kamar values ( RSC-02, RUANG ANGGREK, , KELAS VIP, KOSONG ),( RSC- 03, RUANG BOUGENVILLE, , KELAS VIP, KOSONG ),( RSC-05, RUANG CEMPAKA, 90000, KELAS I, KOSONG ),( RSC-

139 07, RUANG DAHLIA, 50000, KELAS II, KOSONG ),( RSC- 08, RUANG EDELWEISE, 40000, KELAS III, KOSONG ); Gambar 4.43 Isi Tabel Kamar Mysql update tabel > update kamar set hrg_kamar = where no_kamar = RSC-02 ; Gambar 4.44 Pengubahan Isi Tabel Kamar

140 Mysql delete tabel > delete from kamar where no_kamar= RSC- 02 ; Gambar 4.45 Penghapusan Isi Tabel Kamar f. Input Tindakan mysql create tabel > create table tindakan (no_tindakan char(6) primary key not null, nm_tindakan char(30), alat char(20)); Gambar 4.46 Hasil Tabel Tindakan mysql input tabel > insert into tindakan values ( T00001, UGD, REGULATOR OXIGEN ), ( T00002, BERSALIN, BIDAN KIT ), ( T00003, OPERASI, IRIGATOR+SELANG+CANUL ), ( T00004, FISHIOTERAPHY, TENSI ), ( T00005, RAWAT JALAN, STETOSKOP + TENSI + EMERGENCY );

141 Gambar 4.47 Isi Tabel Tindakan Mysql update tabel > update tindakan set alat = STETOSKOP dan TENSI where no_tindakan= T00005 ; Gambar 4.48 Pengubahan Isi Tabel Tindakan

142 Mysql delete tabel > delete from tindakan where no_tindakan= T00005 ; Gambar 4.49 Penghapusan Isi Tabel Tindakan g. Input Inap mysql create tabel > create table inap (no_inap char(6) primary key not null, no_kamar char(10), no_pasien char(10), tgl_inap date, wkt_inap char(10)); Gambar 4.50 Hasil Tabel Inap mysql input tabel > insert into inap values ( INA001, RSC-02, , , 10 HARI ),( INA002, RSC-03, , , 15 HARI ),( INA003, RSC-05, , , 30 HARI ),( INA004, RSC-07, , , 7 HARI ),( INA005, RSC-08, , , 20 HARI );

143 Gambar 4.51 Isi Tabel Inap Mysql update tabel > update inap set wkt_inap = 15 hari where no_inap= INA005 ; Gambar 4.52 Pengubahan Isi Tabel Inap Mysql delete tabel > delete from inap where no_inap= INA005 ; Gambar 4.53 Penghapusan Isi Tabel Inap

144 h. Input Obat mysql create tabel > create table obat (no_obat char(6) primary key not null, nm_obat char(15), kategori char(15), tgl_exp date, jumlah numeric (10)); Gambar 4.54 Hasil Tabel Obat mysql input tabel > insert into obat values ( , NEO PRPTIFED, TABLET, , 950 ),( , ANATON, TABLET, , 500 ),( , OMEPRASOL/LOKEV, KAPSUL, , 500 ),( , NUTRIVITA SY, BOTOL, , 200 ),( , RUBBER WHELL, PCS, , 1 ); Gambar 4.55 Isi Tabel Obat

145 Mysql update tabel no_obat= ; > update obat set jumlah = 100 where Gambar 4.56 Pengubahan Isi Tabel Obat Mysql delete tabel > delete from obat where no_obat= ; Gambar 4.57 Penghapusan Isi Tabel Obat i. Input Pakai_Obat mysql create tabel > create table pakai_obat (no_pakai char(6) primary key not null, no_pasien char(10), tgl_pakai date);

146 Gambar 4.58 Hasil Tabel Pakai Obat mysql input tabel > insert into pakai_obat values ( , , ),( , , ),( , , ),( , , ),( , , ); Gambar 4.59 Isi Tabel Pakai Obat

147 Mysql update tabel > update pakai_obat set tgl_pakai = where no_pakai= ; Gambar 4.60 Pengubahan Isi Tabel Pakai Obat Mysql delete tabel no_pakai= ; > delete from pakai_obat where Gambar 4.61 Penghapusan Isi Tabel Pakai Obat

148 j. Input Detail Obat mysql create tabel > create table detail_obat (no_pakai char(6) primary key not null, no_obat char(10), jumlah numeric(10)); Gambar 4.62 Hasil Tabel Detail Obat mysql input tabel > insert into detail_obat values ( , , 950 ),( , , 500 ),( , , 500 ),( , , 200 ),( , , 1 ); Gambar 4.63 Isi Tabel Detail Obat

149 Mysql update tabel > update detail_obat set jumlah = 5 where no_pakai= ; Gambar 4.64 Pengubahan Isi Tabel Detail Obat Mysql delete tabel no_pakai= ; > delete from detail_obat where Gambar 4.65 Penghapusan Isi Tabel Detail Obat

150 Output a. Menampilkan Laporan Pasien Mysql > select * from pasien order by no_pasien asc; Gambar 4.66 Laporan Isi Tabel Pasien b. Menampilkan Laporan Periksa Pasien Mysql > select a.no_pasien, a.tgl_periksa, b.nama, c.nama from periksa a, pasien b, dokter c where a.no_pasien=b.no_pasien and a.no_dokter=c.no_dokter order by a.no_pasien asc; Gambar 4.67 Laporan Isi Tabel Periksa

151 c. Menampilkan Laporan Pemakaian Obat Mysql > select a.no_pakai, a.tgl_pakai,b.nm_obat,c.nama,d.jumlah from pakai_obat a, obat b, pasien c, detail_obat d where a.no_pakai=d.no_pakai and a.no_pasien=c.no_pasien and b.no_obat=d.no_obat order by a.no_pakai asc; Gambar 4.68 Laporan Isi Tabel Pemakaian Obat d. Menampilkan Laporan Tindakan Pasien Mysql > select a.no_periksa, f.tgl_periksa,a.no_tindakan, b.nama,d.nama,e.nm_tindakan, a.hsl_diagnosa from detail_periksa a, periksa f, pasien b, dokter d, tindakan e where a.no_periksa=f.no_periksa and b.no_pasien=f.no_pasien and d.no_dokter=f.no_dokter and a.no_tindakan=e.no_tindakan;

152 Gambar 4.69 Laporan Isi Tabel Tindakan e. Menampilkan Laporan Biaya Rawat Inap Mysql > select a.*, b.hrg_kamar from inap a, kamar b where a.no_kamar=b.no_kamar; Gambar 4.70 Laporan Isi Tabel Biaya Inap

DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG

DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG DESAIN BASIS DATA ADMINISTRASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG Erlyana Nurul Huda 1) 1) Jurusan Sistem Informasi UDINUS, Semarang 60111, email: hudaerlyana@gmail.com

Lebih terperinci

Jenis-jenis/Tipe-tipe Data

Jenis-jenis/Tipe-tipe Data Data itu? Representasi fakta dunia nyata. Jenis-jenis/Tipe-tipe Data yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll. yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran tertentu

Lebih terperinci

Bab III. Landasan Teori

Bab III. Landasan Teori Bab III Landasan Teori Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx. Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG DI MINIMARKET xxx Oleh : SITI EKA WAHYUNI Nim : 04203059 SISTEM INFORMASI ABSTRAK Tujuan dari pembuatan sistem informasi pembelian dan persedian barang yaitu Membuat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Gondodiyoto (2007) menyatakan sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1. Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel (Yazid, 2009:50).

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB II LANDASAN TEORI

( Word to PDF Converter - Unregistered )  BAB II LANDASAN TEORI ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Jog [2] Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori mengenai sistem berbasis komputer dari teori-teori yang berhubungan dengan landasan teori yang akan dipakai pada tahap

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem a. Gordon B. Davis ( 1984 : 12) : Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan 23 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah Apotek Century Jalan Sukajadi No. 137-139 Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apotek Century

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Monitoring Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan Warung Kandang No. D52 Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk pembuatan website penjualan cd demo program Surabaya, mengambil beberapa teori penunjang sebagai acuan pembuatan website ini. Teoriteori tersebut antara lain : 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG

SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG SISTEM PEMBAYARAN SPP BERBASIS KOMPUTER PADA SMA KESATRIAN I SEMARANG Oleh : Aji Raino Baswananda Pembimbing : Dr St. Dwiarso Utomo, SE, M.Kom, Akt. PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menjelaskan konsep Sistem Informasi Manajemen, tahapan pengembangannya, serta dapat menyiapkan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menjelaskan konsep Sistem Informasi Manajemen, tahapan pengembangannya, serta dapat menyiapkan A. Deskripsi Singkat Di tengah lajunya kemajuan industri yang berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika, informasi merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap manajemen untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Menurut Ibisa, Aplikasi adalah alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan dan bukan merupakan beban bagi penggunanya. Beberapa aplikasi yang digabung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi 3.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Wilkinson, 2007:3-4) Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB 2 OPERASI DASARI BASIS DATA

BAB 2 OPERASI DASARI BASIS DATA 1 BAB 2 OPERASI DASARI BASIS DATA 2.1. Operasi Dasar Didalam sebuah disk (hard disk), basis data dapat diciptakan dan dapat pula ditiadakan. Dalam sebuah disk kita dapat menempatkan beberapa (lebih dari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang di ambil penulis adalah PT. Royal Abadi Sejahtera II Padalarang yang beralamat di Jl. Gadobangkong 145 Cimareme Padalarang.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat. kepada masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Pengabdian kepada Masyarakat Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (2011:4), pengabdian kepada masyarakat atau kegaitan pengabdian

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN Abdur Rahim Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SISWA DI SMP NEGERI 2 KEMALANG KLATEN NASKAH PUBLIKASI

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SISWA DI SMP NEGERI 2 KEMALANG KLATEN NASKAH PUBLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SISWA DI SMP NEGERI 2 KEMALANG KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Boy Eka Febrian Zain 09.02.7625 Friliana Pasadi 09.02.7629 Arum Sinta Candrawati 09.02.7634 Kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal awal (suatu permasalahan) yang harus ditentukan dalam kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek.

BAB III LANDASAN TEORI. menjelaskan tentang ilmu yang terkait dalam penyelesaian kerja praktek. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Landasan teori ini akan menjadi dasar pemahaman dan pengetahuan dalam sebuah analisa pekerjaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA KELUAR MASUK SURAT PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA KELUAR MASUK SURAT PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN BASIS DATA KELUAR MASUK SURAT PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

28/10/2010 PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP DASAR SISTEM. Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi

28/10/2010 PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI KONSEP DASAR SISTEM. Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi PENGENALAN TEKNOLOGI INFORMASI Materi 9 : Pengantar Sistem Informasi KONSEP DASAR SISTEM Sistem menekankan pada Prosedur : suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1).

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2005:1). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Dikatakan oleh Kristanto (2008) bahwa Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Yakina Art Shop yang beralamat di Jl. Raya Pasekon No.47 Cipanas Cianjur, Jawa Barat. Adapun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah CV.Golden Exchanger yang beralamat di Jl. Kaliurang KM 62. No.55 Sambirejo Yogyakarta. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya. Pendekatan sistem

Lebih terperinci

Definisi Basis Data (1)

Definisi Basis Data (1) Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat

Lebih terperinci

Ferry Ferdian (A ) Jurusan Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro

Ferry Ferdian (A ) Jurusan Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP untuk Menyeleksi Pengajuan Bantuan Pembangunan Sarana dan Prasarana (Musrenbang) Akibat Bencana di Wilayah Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Ferry Ferdian (A11.2008.04340)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis lakukan yaitu di CV. Widagdo Production Bandung yang beralamat di jalan Tubagus Ismail Raya No. 22 Dago Bandung.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan erat dengan sistem informasi pelayanan customer hotel.

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan erat dengan sistem informasi pelayanan customer hotel. BAB II LANDASAN TEORI Teori merupakan dasar yang digunakan dalam penyusunan sistem informasi yang di bangun. Pada bab ini akan di jelaskan mengenai landasan teori yang berkaitan erat dengan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci