BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menciptakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menciptakan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan pasca krisis ekonomi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menciptakan peluangkerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu mengurangi jumlah pengangguran yang selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya. Tersedianya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan diharapkan akan membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman dan damai dan sejahtera. Sehingga sektor UMKM perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional masa mendatang (Nuada, 2012). Perkembangan industi yang meningkat menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan. Tujuan dari setiap perusahaan adalah menghasilkan produk atau jasa untuk dijual kepada konsumen dengan sasaran laba yang maksimal guna meningatkan kelangsungan hidup perusahaan, namun dengan pemakaian biaya semaksimal mungkin. Salah satu cara untuk meminimalkan biaya tersebut adalah dengan mengetahui informasi biaya pokok produksi dari pengolahan bahan baku setiap produk yang akan dihasilkan agar dapat menentukan harga jual produk tersebut. Harga jual produk sangat mempengaruhi laba yang akan didapat oleh perusahaan. Harga pokok produksi juga dapat mempengaruhi laba, karena harga pokok produksi digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya yang nantinya akan menghasilkan produk yang akan dijual (Pomalingo, et al., 2014). 1

2 Perhitungan harga produksi terdapat berbagai macam metode. Penelitian ini menggunakan metode joint cost by product untuk menghitung harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2009), biaya bersama yaitu biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya bersama yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam proses produksi sampai titik pemisahan. Menurut Hastoni dan Setiawan (2008), masalah utama yang sering muncul dalam proses produksi yang mengandung unsur biaya bersama adalah menghitung alokasi biaya bersama ke tiap produk yang dihasilkan, misalkan pada produk sampingan. By product (Produk Sampingan) adalah produk yang total nilai penjualannya relatif kecil dibandingkan dengan nilai jual produk utama. Meskipun suatu produk sampingan tunggal hanya mempunyai nilai jual yang relatif kecil atau memberikan kontribusi yang kecil ke pendapatan, total produk sampingan perusahaan mungkin akan memberikan kontribusi yang besar, oleh karena itu manajemen perlu mengusahakan perkembangan yang dapat mengubah nilai produk sampingan menjadi produk yang menguntungkan. Penting tidaknya atau besar tidaknya produk sampingan tersebut tidak dapat terhindarkan dari proses produksi dan produk sampingan juga merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi penjualan atau pendapatan, total biaya produksi dan harga pokok penjualan. Qona ah (2012), mengemukakan bahwa dalam penelitiannya penentuan harga pokok produksi perusahaan masih menggunakan sistem full costing padahal produk yang ada lebih dari satu, sehingga dianggap kurang efektif karena tidak melibatkan semua biaya overhead pabrik. Sehingga dibutuhkan sistem activity based 2

3 costingyang dapat menentukan harga pokok produksi yang lebih akurat, karena dengan sistem tersebut didapat keuntungan yang jauh lebih besar sehingga produk lebih bersaing dan dapat terhindar dari kerugian. Hasil penelitian dari Pomalingo, et al., (2014), mengemukakan bahwa dalam perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok produksi untuk mengidentifikasi biaya biaya yang mendukung proses produksi, agar perusahaan lebih efisien dalam penggunaan biaya, sehingga ada kemungkinan untuk menurunkan harga pokok produksi. Jika harga pokok produksi turun, maka harga jual dapat menjadi lebih rendah. Hal tersebut dapat mendorong perusahaan tetap bersaing dengan para pesaingnya. Perusahaan disarankan menerapkan pengalokasian biaya bersama dengan metode nilai jual relatif untuk mendapatkan perhitungan harga pokok yang tepat. Keunggulan menggunakan dasar nilai jual yaitu dapat mencerminkan besarnya biaya yang diserap oleh tiap jenis produk. Batubara (2013), mengemukakan bahwa perhitungan harga pokok produksi sebagai penetapan harga jual menurut metode full costing lebih baik dalam menganalisis biaya produksi. Hal ini disebabkan, karena perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing tidak memasukkan biaya administrasi dan umum ke dalam biaya overhead, karena biaya-biaya tersebut merupakan komponen biaya pada laporan rugi laba perusahaan. UMKM Bandeng Mutiara Hati merupakan salah satu dari usaha mikro kecil dan menengah yang memproduksi olahan bandeng yang telah berdiri sejak tahun Lokasi industri ini beralamat di Jalan Dworowati 5 RT 02 RW 09 no 10 Semarang. Pemilik usaha tersebut bernama Ibu Khoen Maryati. UMKM ini mengolah bandeng menjadi beberapa produk yaitu otak otak bandeng cabut duri, 3

4 pepes bandeng cabut duri dan abon duri bandeng. Produk utamanya yaitu bandeng yang diolah menjadi otak-otak bandeng cabut duri dan pepes bandeng cabut duri. Limbah dari sisa bandeng tersebut juga dimanfaatkan oleh pemilik industri ini untuk diolah lagi menjadi abon duri bandeng. UMKM Bandeng Mutiara Hati sudah memiliki surat izin usaha P IRT dengan No dan sudah memenuhi standar keamanan makanan dan sertifikat halal dari LPPOM MUI No UMKM ini sudah dikenal banyak orang dan sering mendapat pesanan sampai ke luar kota. Dalam menentukan harga pokok produksinya UMKM ini masih menggunakan metode perhitungan yang sangat sederhana. Dari hasil survei wawancara dengan Ibu Khoen selaku pemilik UMKM Bandeng Mutiara Hati terkait dengan penetapan harga pokok produksi ditemukan fakta bahwa dalam menentukan harga pokok produksinya UMKM Bandeng Mutiara Hati hanya menjumlahkan total biaya yang dikeluarkan saja setiap harinya, tanpa mengelompokkan biaya produksi dan non produksi sehingga cara perhitungan yang dilakukan UMKM tersebut tidak dapat diketahui secara rinci dan informasi biaya produksi menjadi tidak akurat. Dalam penetapan harga pokok produksinya UMKM tersebut juga mengabaikan fakta yaitu dalam proses produksi UMKM tersebut menghasilkan produk olahan bandeng yang bermacam macam, tetapi belum menggunakan perhitungan metode biaya bersama sesuai teori akuntansi biaya. Hal ini menyebabkan, perusahaan belum mendapatkan keakuratan biaya dalam menentukan harga jual. Dalam menetapkan harga jual limbah bandeng yang diolah menjadi abon duri bandeng pemilik tidak memiliki dasar perhitungan hanya mendasarkan pada harga dipasaran yang berlakusaat itu. Hasil penjualan dari abon 4

5 duri bandeng diperlakukan sebagai pendapatan tambahan. Kemungkinan adanya laba atau rugi penjualan produk sampingan tidak dapat diidentifikasi oleh pemilik. Penentuan harga pokok produksi didalam sebuah perusahaan sangat penting karena dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang tepat sehingga nantinya mampu mendapatkan laba yang maksimal. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENENTUAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE JOINT COST BY PRODUCT PADA UMKM BANDENG MUTIARA HATI. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pengolahan bandeng menggunakan metode joint cost by product? 2. Bagaimana hasil perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan UMKM Bandeng Mutiara Hati dengan menggunakan metode joint cost by product? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis perhitungan harga pokok produksi pengolahan bandeng dengan menggunakan metode joint cost by product. 5

6 2. Untuk menganalisis perbandingan hasil perhitungan pengolahan bandeng yang dilakukan UMKM Bandeng Mutiara Hati dengan perhitungan HPP berdasarkan metode joint cost by product. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk banyak pihak, yaitu: 1. Manfaat bagi UMKM Bandeng Mutiara Hati Dari hasil penelitian ini diharapkan UMKM Bandeng Mutiara Hati menggunakan metode joint cost by product untuk menghitung harga pokok produksinya agar nantinya didapat hasil yang tepat. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk menentukan harga jual produk agar memperoleh laba yang maksimal. 2. Manfaat bagi penulis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan di bidang akuntansi yang diperoleh di bidang kuliah dengan kehidupan di lapangan serta dapat menambah wawasan tentang perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode joint cost by product. 3. Manfaat bagi pembaca Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan referensi tentang joint cost by product serta dapat menjadi perbandingan penelitian selanjutnya. 6

7 1.5 Sistematika Penulisan Penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 bab, antara sub bab sub bab lainnya saling berhubungan. Hal ini dimaksudkan, agar lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar materi pembahasan dari masing masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang uraian landasan teori yang mendasari penelitian ini, penelitian terdahulu sebagai dasar dari penelitian yang akan dilakukan dan kerangka pemikiran. BAB III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisa. BAB IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskriptif obyek penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : Penutup Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dariuraian yang telah dijabarkan dalam pembahasan bab sebelumnya. 7

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Berdasarkan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pengertian dari UMKM adalah sebagai berikut: 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kriteria UMKM sesuai dengan Undang undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah yaitu: 1. Kriteria Usaha Mikro adalah: 8

9 a) Memiliki kekayaan paling banyak Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp , Kriteria Usaha Kecil adalah: a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 sampai dengan Rp , Kriteria Usaha Menengah adalah : a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 sampai dengan paling banyak Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 sampai dengan paling banyak Rp , Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut Tambunan (2009), karakteristik dari UMKM berbeda dengan usaha besar, yaitu: 1. Jumlah UMKM sangat banyak jauh melebihi usaha besar. 2. Mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar. 3. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih cocok terhadap proporsiproporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada dinegara yang sedang berkembang, yakni sumber daya alam dan tenaga kerja berpendidikan rendah yang berlimpah tetapi modal serta sumber daya manusia atau tenaga kerja berpendidikan tinggi yang sangat terbatas. 9

10 4. Tingkat fleksibilitas UMKM tinggi Akuntansi Biaya Definisi Akuntansi Biaya Menurut Carter (2009), akuntansi biaya adalah hal yang dapat melengkapi manajemen untuk aktivitas aktivitas perencanaan, pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisien, serta membuat keputusan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Mulyadi (2009), mengungkapkan akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan Tujuan Akuntansi Biaya Mulyadi (2009), menyatakan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu mereka di dalam mengelola perusahaan, agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut. Biaya yang dikeluarkan harus dicatat dan digolongkan. Pada dasarnya tujuan akuntansi biaya adalah perhitungan, perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan terhadap informasi biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan khusus. Menurut Mulyadi (2009), penjelasan dari ketiga tujuan pokok tersebut yaitu: 10

11 1. Penentuan harga pokok produk Untuk memenuhi tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Disamping itu, penentuan harga pokok produk juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen. 2. Pengendalian Biaya Penentuan biaya seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntasi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpanan biaya sesengguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan. 3. Pengambilan Keputusan Khusus Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Akuntansi biayauntuk pengambil keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang. Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. 11

12 Peranan Akuntansi Biaya Menurut Carter (2009), dimasa lalu akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di laporan laba rugi. Daljono (2011), menambahkan peranan akuntansi biaya dalam kegiatan perusahaan antara lain: 1. Menetapkan metode harga pokok yang menjamin adanya pengendalian biaya, efisiensi biaya dan perbaikan mutu. 2. Mengendalikan jumlah persediaan dan menentukan harga pokok tiap jenis produk yang diproduksi dengan tujuan penentuan harga dan mengevaluasi prestasi suatu produk, departemen (atau devisi). 3. Menghitung laba rugi perusahaan untuk setiap periode akuntansi, termasuk menentukan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan. 4. Mengambil keputusan jangka pendek seperti memutuskan apakah produksi salah satu produk yang mengalami kerugian dihentikan atau tetap berjalan Siklus Akuntansi biaya Menurut Mulyadi (2009), siklus akuntansi biaya tergantung dari jenis kegiatan perusahaan. Kegiatan perusahaan dagang meliputi pembelian barang dagangan dan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, kemudian dijual kembali. Dalam perusahaan dagang, akuntansi biaya bertujuan untuk menentukan biaya pemasaran dan biaya administrasi umum. 12

13 2.1.3 Biaya Definisi Biaya Biaya memiliki definisi yang beraneka ragam dan luas yang masing masing dari definisi tersebut memiliki perbedaan satu sama lain. Dengan begitu tidak mudah para akuntan untuk mendefinisikan pengertian dari biaya. Dari hal tersebut, maka sangat penting bahwa pengertian biaya diterapkan dalam kehidupan untuk mencapai tujuan. Tujuan dapat dicapai jika biaya mampu diminimalkan sehingga keuntungannya yang nanti akan didapat akan maksimal. Akuntan mendefinisikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan atau di lepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa (Horngren, et al., 2008). Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen (2009), adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Sedangkan menurut Carter (2009) mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau aset lain yang terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan yang memiliki tujuan dan manfaat di masa sekarang dan masa mendatang. 13

14 Konsep biaya Menurut Carter (2009), konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Dalam akuntansi keuangan, biaya disebut juga pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atau kas atau aset lain yang terjadi pada saat ini atau dimasa yang akan datang Klasifikasi biaya Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Menurut Carter (2009), klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya berikut ini: 1. Produk ( satu lot, batch, atau dari suatu barang jadi atau jasa ). 2. Volume produksi. 3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur. 4. Periode akuntansi. 5. Suatu keputuan, tindakan atau evaluasi Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2009), definisi biaya produksi dibagi menjadi 2 yaitu biaya dalam arti luas dan biaya dalam arti sempit. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sedangkan biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Dari 14

15 pengertian tersebut disimpulkan biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Biaya biaya ini meliputi : 1. Biaya bahan baku adalah semua biaya yang membentuk bagian integral dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. 2. Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan/karyawati yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. 3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi yang masuk dalam kelompok biaya overheadpabrikadalah : a) biaya bahan penolong b) biaya reparasi c) biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung diperhitungkan dalam memproduksi produk tertentu. d) biaya penyusutan, yaitu beban biaya yang timbul akibat penilaianterhadap aktiva tetap. e) biaya asuransi, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat dari berlalunya waktu. f) biaya listrik 15

16 2.1.5 Harga Pokok Produksi Definisi Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa selama periode bersangkutan. Dengan kata lain, bahwa harga pokok produksi merupakan biaya untuk memperoleh barang jadi yang siap jual (Mulyadi, 2009). Horngren,et al.,(2008), mendefiniskan Harga Pokok Produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Berdasarkan pendapat dari para ahli mengenai penjelasan harga pokok produksi dapat disimpulkan bahwa harga pokok produk adalah biaya yang digunakan untuk pembelian suatu barang yang akan diproses menjadi barang yang siap untuk dijual Tujuan dilakukannya Perhitungan Harga Pokok Produksi Pemilik usaha harus melakukan perhitungan harga pokok produksi dari barang yang akan dijual. Tujuan dilakukannya perhitungan harga pokok produksi adalah untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan saat pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Perhitungan harga pokok sangat penting dilakukan, karena dengan melakukan perhitungan tersebut nantinya akan membantu kita dalam pengambilan keputusan. Tujuan penentuan harga pokok produksi dikemukakan oleh Mulyadi (2009), adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai persediaan barang jadi dan biaya overhead pabrik yang tercantum dalam neraca dan Laporan Laba Rugi pada akhir periode akuntansi. 16

17 2. Sebagai alat untuk pengendalian biaya, biaya yang sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan rencana biaya yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Sebagai alat untuk menentukan harga jual barang jadi dan menetapkan profit (keuntungan) yang akan diperoleh perusahaan jika menjual barang tersebut. 4. Untuk mengetahui pos-pos biaya, agar tidak ada kesalahan dalam mengalokasikan biaya sehingga harga pokok produksi menjadi akurat dan harga jual produk dapat bersaing dengan kualitas yang lebih baik. 5. Sebagai dasar penetapan tindakan / cara produksi pada suatu perusahaan Unsur Harga Pokok Produksi Biaya produksi adalah salah satu komponen yang membentuk harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2009), biaya produksi terdiri dari: 1. Biaya bahan baku Bahan baku menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam kegiatan produksi. 2. Biaya tenaga kerja langsung Merupakan sumber daya manusia (pegawai perusahaan) yang secara fisik dan mental terlibat langsung dalam kegiatan mengubah bahan baku kedalam barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan baku dari keadaan mentah menjadi produk jadi. 3. Biaya overhead pabrik Merupakan semua cangkupan biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 17

18 2.1.6 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Mulyadi(2009), metode perhitungan harga pokok produksi adalah salah satu cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur tersebut dilakukan dengan metodejoint Cost by Product Proses Produksi Bersama Menurut Hastoni dan Setiawan (2008), proses produksi suatu perusahaan akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Beberapa jenis produk tersebut adalah produk bersama yang merupakan produk-produk utama perusahaan serta produk sampingan yang timbul akibat dari proses produksi produk utama. Dalam proses produksi, perusahaan mengeluarkan biaya produksi seperti bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan biaya biaya pabrikasi lainnya untuk menghasilkan produk utama (main product), dimana produk utama merupakan tujuan utama dari hasil produksi, tetapi dalam proses produksi tersebut tidak dapat dihindarkan bahwa adanya sisa, limbah atau sampah dari bahan baku yang digunakan yang biasanya disebut produk sampingan (by product). Biaya proses produksi merupakan biaya gabungan, biaya yang timbul karena pemrosesan atau pabrikasi beberapa jenis barang secara bersama-sama Definisi Biaya Bersama Menurut Carter (2009), biaya bersama dapat didefinisikan sebagai biaya yangmuncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama.berbeda dengan pendapat Mulyadi (2009) yang menyatakan bahwa biaya bersama adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya 18

19 bersama terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overheadpabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam proses produksi sampai titik pemisahan Definisi Produk Sampingan Menurut Carter (2009), istilah produk sampingan umumnya digunakan untuk mendefinisikan suatu produk dengan nilai total yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya lebih besar. Produk sampingan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompokmenurut kondisi dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas yaitu produk sampingan yang dijual dalam bentuk asal tanpa diproses lebih lanjut dan produk sampingan yang membutuhkan proses lebih lanjut agar produk tersebut dapat dijual. Produk sampingan umumnya berasal dari buangan, sisa potongan dan lain sebagainya, dari produk utama yang pada dasarnya merupakan jenis proses produk bersama. Buangan dan residu lainnya jenis proses yang pada dasarnya merupakan produk bersama Metode Penetapan Biaya Bersama Menurut Carter (2009), salah satu metode untuk menghitung alokasi biaya bersama yaitu metode unit kuantitatif. Pada metode unit kuantitatif biaya gabungan dihitung berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya pon, galon, ton, atau meter persegi. Jika produk gabungan tidak biasanya diukur dalam satuan ukuran yang sama, maka ukuran tersebutharus dikonversikan ke satuan yang sama.berikut ini adalah perhitungan alokasi biaya bersama dengan metode unit kuantitatif : 19

20 Produk Tabel 2.1 Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Unit Kuantitatif Produk yang Diperoleh per Satuan Ukuran Distribusi Limbah ke Produk yang Dihasilkan Bobot Produk yang Dihasilkan Biaya per Produk xxx Xxx xxx xxx xxx xxx Xxx xxx xxx xxx xxx Xxx xxx xxx xxx Sumber : Buku Carter, Tahun Metode Penetapan Biaya Produk Sampingan Menurut Carter (2009), salah satu metode untuk menghitung biaya produk sampingan yaitu denganmetode Harga Pasar. Metode ini mengurangi biaya produksi dari produk utama, bukan dengan pendapatan aktual yang diterima, melainkan dengan estimasi nilai produk sampingan pada saat dijual. Akun produk sampingan dibebankan dengan nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari produk utama dikredit. Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja, atau overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan. Berikut ini metode harga pasar dalam menghitung biaya produk utama dan produk sampingan : 20

21 Perhitungan Produk Sampingan dengan Metode Harga Pasar Produk Utama Produk Sampingan Bahan baku Tenaga Kerja Overhead pabrik Total biaya produksi Harga pasar Estimasi laba kotor terdiri atas: Asumsi laba operasi (2% dari harga jual) Beban pemasaran dan administrasi (5% dari harga jual) Xxx xxx xxx + xxx xxx xxx + xxx xxx - xxx Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik Estimasi nilai produk sampingan dititik pisah batas yang akan dikreditkan ke produk utama Biaya bersih dari produk utama Ditambah biaya produksi aktual setelah titik pisah batas Total Total jumlah unit Biaya per unit xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx + xxx - xxx xxx xxx xxx xxx Sumber : Buku Carter, tahun (2009) 21

22 2.2 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu mengenai perhitungan harga pokok produksi : No Peneliti (Tahun) 1 Batubara, Helmina (2013) 2 Pomalingo, Suwahyu., Jenny Morasa, dan Victoria Z Tirayoh (2014) Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Judul Metode Penetapan HPP Penentuan Full Costing Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing pada pembuatan Etalase Kaca dan Aluminium di UD Istana Aluminium Manado Alokasi Biaya Bersama dalam Menentukan Harga Pokok Produksi pada UD Martabak Mas Narto Biaya Bersama Hasil Hasil penelitian yang dilakukan terhadap metode perusahaan, penulis menemukan mamasukkan semua biaya ke dalam biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan biaya administrasi dan umum seperti biaya perlengkapan kantor dan biaya transportasi, total harga pokok perusahaan Rp hal ini menyebabkan penentuan harga pokok produksi jadi lebih tinggi dan berdampak terhadap penentuan harga jual. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan harga pokok produksi dengan cara mengalokasikan biaya bersama menggunakan metode nilai jual relatif atau metode harga pasar memperoleh hasil yaitu besarnya HPP dari masing-masing produk jauh lebih rendah dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. Penyebab terjadinya selisih yang cukup besar adalah karena perusahaan tidak melakukan 22

23 perhitungan secara rinci serta tidak menggunakan metode khusus untuk menghitung besarnya HPP setiap kemasannya, sehingga biaya tidak dialokasikan sebagaimana mestinya. Sedangkan perhitungan yang dilakukan peneliti yaitu memisahkan HPP bersama dengan cara alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual relatif menunjukkan biaya-biaya teralokasi secara tepat. Hasil uji ini sama dengan hasil penelitian dari Wahyuni (2012) mengenai penentuan HPP dengan menggunakan metode nilai jual relatif dimana HPP dari masingmasing produk didapat setelah proses pengolahan lanjutan. Dengan demikian analisis alokasi biaya bersama dengan menggunakan metode nilai jual relatif pada penelitian ini telah tepat dan sesuai. 3 Qona ah, Intan Penentuan Activity Based Harga pokok produksi (2012) Harga Pokok Costing menggunakan sistem full costing Produksi sebesar Rp ,61, sehingga Berdasarkan keuntungan yang diperoleh dari Activity Based tiap unit kerupuk yaitu sebesar Costing pada Rp ,39. Harga pokok Pabrik Kerupuk produksi dengan sistem full Langgeng costing lebih kecil dari pada sistem activity based costing yaitu sebesar Rp. 133,93, hal ini menyebabkan keuntungan dengan sistem activity based costing lebih 23

24 kecil dibandingkan dengan sistem full costing yaitu selisih sebesar Rp. 133,93. Hal ini akan menunjukkan penetapan harga jual kerupuk kedelai sudah sesuai sehingga tidak perlu dinaikkan maupun diturunkan harga jualnya. Sehingga dari ketiga cost pool kerupuk ada dua yang mengalami undercost yaitu kerupuk rambakrambakan dan kerupuk terung, hal ini berakibat keuntungan menggunakan activity based costing lebih besar sehingga produk lbih bersaingdan dapat terhindar dari kerugian. Sedangkan yang mengalami overcost pada cost pool kerupuk kedelai, sehingga proporsi pembebanan overhead sesuai sehingga produk lebih bersaing dan dapat terhindar dari kerugian. 24

25 2.3 Kerangka Pemikiran UMKM Bandeng Mutiara Hati merupakan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak dalam usaha pengolahan bandeng. Perusahaan memerlukan informasi yang berkaitan dengan biaya biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produknya. Salah satu cara untuk memperoleh informasi biaya yang akurat adalah melakukan perhitungan harga pokok produksi. Pada UMKM Bandeng Mutiara Hati belum ada pemisahan unsur biaya (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik). Maka perlu diidentifikasi biaya biaya tersebut, kemudian dihitung harga pokok produksinya. Perhitungan harga pokok produksi akan dibandingkan dengan perhitungan yang selama ini dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode joint cost by product. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan kedua metode tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perhitungan harga pokok produksi. Berikut ini adalah kerangka penelitian untuk mempermudah penjelasan diatas: 25

26 UMKM BANDENG MUTIARA HATI MENGIDENTIFIKASI BIAYA METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UMKM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI METODE PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN KEDUANYA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK PERUSAHAAN Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 26

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di UMKM Bandeng Mutiara Hati yang berlokasi di jalan Dworowati 5 RT 02 RW 09 no 10 Semarang. Pemilik UMKM ini bernama Ibu Khoen Maryati. UMKM ini memproduksi berbagai olahan bandeng. Hanya UMKM Bandeng mutiara hati yang mempoduksi bandeng paling banyak setiap harinya, sehingga UMKM ini lebih maju dibandingkan dengan lainnya. Pencatatan biaya yang dilakukan belum akurat karena tidak melakukan perhitungan harga pokok produksi secara rinci. Pemilik UMKM bersedia memberikan informasi serta data yang diperlukan sesuai penelitian. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum UMKM Bandeng Mutiara Hati dan proses produksi pada usaha tersebut. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data mengenai biaya dalam proses produksi, harga produk, serta kuantitas produk yang diproduksi. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pemilik UMKM untuk mendapatkan keterangan secara langsung. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada. Data didapatkan dari data biaya produksi 27

28 UMKM Bandeng Mutiara Hati, literatur buku yang terkait, artikel yang terkait dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu, dari internet. 3.3 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada pemilik UMKM dengan mengajukan pertanyaan mengenai profil perusahaan, biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, alat yang di pakai dalam proses produksi dan data data yang diperlukan. 2. Dokumentasi Dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan melihat laporan data biaya produksi, hasil produksi, dan data data yang berkaitan dengan penelitian yang ada didalam perusahaan. 3.4 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang didapat dengan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini mengumpulkan data diperoleh dari perusahaan kemudian dianalisa untuk menjawab perumusan masalah. Analisis data menggunakan metode joint cost by product untuk menghitung harga pokok produksi UMKM Bandeng Mutiara Hati. 28

29 Tahap tahap analisis sesuai dengan kerangka penelitian yang telah digambarkan diatas yaitu : 1. Observasi terhadap UMKM Bandeng Mutiara Hati. 2. Mengidentifikasi biaya produksi. 3. Menghitung harga pokok produksi berdasarkan tata cara perusahaan dengan menjumlahkan semua pengeluaran untuk membuat olahan bandeng. 4. Menghitung harga pokok produksi berdasarkan metode joint cost. a) Mengklasifikasikan biaya dengan mengumpulkan seluruh data-data tentang biaya produk bersama yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, BOP, data penjualan dan lain - lain. b) Menghitung biaya produksi c) Setelah biaya produksi teridentifikasi, selanjutnya menghitung alokasi biaya bersama ke produk bersama menggunakan metode unit kuantitatif karena, pada UMKM Bandeng Mutiara Hati pengolahan produk bersama menggunakan proporsi 2 : 1 ( 2 untuk otak-otak bandeng cabut duri dan 1 untuk pepes bandeng cabut duri ). Maka dalam perhitungan ini alokasi biaya bersama dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Rumus metode rata-rata biaya per satuan yaitu : 29

30 Tabel 3.1 Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Unit Kuantitatif Jenis Produk Unit Jadi Presentase Alokasi Biaya Bersama Biaya Tambahan Total Biaya Produksi Total Biaya Produksi per Produk A xxx xxx xxx xxx xxx xxx B xxx xxx xxx xxx xxx xxx Perhitungan Produk Sampingan dengan Metode Harga Pasar Biaya Bersama xxx Total Harga Jual Produk Sampingan xxx Total Biaya Tambahan Produk Sampingan xxx Laba (20% dari total harga jual produk sampingan) xxx + xxx - Alokasi untuk Produk Sampingan xxx - Alokasi untuk Produk Utama xxx 4. Menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan dan menggunakan metode joint cost by product. 5. Memberikan rekomendasi atas hasil analisis harga pokok produksi 30

31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan UMKM Bandeng Mutiara Hati merupakan usaha mikro kecil dan menengah yang didirikan oleh Ibu Khoen Maryati yang sekaligus menjadi pemilik usaha ini. Bandeng Mutiara Hati berlokasi di jalan Dworowati 5 RT 02 RW 09 no 10 Semarang. Usaha ini sudah berjalan selama 10 tahun yaitu sejak tahun 2004 sampai sekarang. Awalnya Ibu Khoen Maryati adalah seorang pensiun yang dulunya pernah bekerja di Dinas Perikanan. Saat menjabat sebagai bendahara Ibu Khoen mendapat tugas untuk melakukan penyuluhan di berbagai kelurahan dan kecamatan yang ada di Jawa Tengah yang memiliki bermacam-macam usaha peternakan ikan. Disalah satu tempat usaha peternakan ikan bandeng di Semarang Ibu Khoen tertarik untuk memanfaatkan bandeng menjadi suatu peluang usaha yang menguntungkan karena selain bandeng menjadi salah satu ikon dari kota Semarang bahan baku bandeng juga mudah didapatkan dan selalu ada setiap saat. Modal awal usaha ini yaitu Rp Awal mendirikan usaha ini Ibu Khoen hanya membuat Bandeng cabut duri yang diolah menjadi pepes bandeng cabut duri dan otak-otak bandeng saja. Limbah duri tersebut duluya sering dibuang dan tidak dimanfaatkan. Namun dengan inovasi dan berkembangnya zaman Ibu Khoen melihat limbah duri dari pepes bandeng cabut duri dan otak-otak bandeng cabut duri bisa dimanfaatkan lagi menjadi abon duri bandeng yang mengandung kalsium yang sangat tinggi dan bagus untuk pertumbuhan tulang. Keunggulan 31

32 produk olahan Bandeng Mutira Hati dengan produk lainnya yaitu kebanyakan olahan bandeng ditempat lainnya terlihat gepeng karena disusun menumpuk keatas tanpa sekat, sedangkan di UMKM Bandeng Mutiara Hati penyusunannya menggunakan sarangan yang dibuat sendiri oleh pemiliknya, sehingga olahan bandeng ditempat ini tidak terlihat gepeng. UMKM Bandeng Mutiara Hati saat ini sudah memperkerjakan 5 karyawan yang diambil dari warga sekitar untuk membantu proses produksi, sehingga dengan begitu dapat mengurangi jumlah pengangguran. Bahan baku olahan bandeng didapatkan langsung dari pasar yang sudah menjadi langganan Ibu Khoen dengan harga yang sangat terjangkau. 4.2 Proses Tahapan Olahan Bandeng Proses produksi meliputi tahapan yang mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang melalui proses produksi Proses Tahapan Otak Otak Bandeng Cabut Duri Berikut ini tahapan proses produksi Otak Otak Bandeng Cabut Duri UMKM Bandeng Mutiara Hati terdapat pada gambar

33 Berdasarkan gambar 4.1, terdapat beberapa tahapan pengolahan bandeng menjadi otak otak bandeng cabut duri. Pada tahap pertama ikan bandeng dicuci sampai bersih dengan menghilangkan sisik, insang dan menghilangkan kotoran yang ada didalam perut bandeng lalu di cuci ulang sampai bersih. Kemudian dilakukan pengeluaran daging bandeng dari kulit bandeng. Untuk mengeluarkan daging tersebut ikan dipukul-pukul hingga daging hancur didalam. Kemudian tekuk ekor ke arah atas sampai berbunyi klik seperti terdengar tulang patah.setelah tulang ekor dipatahkan remas-remas ikan bandeng dengan kedua tangan agar mempermudah pengeluaran daging dan tulang bendeng, lalu tarik tulang kearah atas melalui bagian kepala. Kemudian keluarkan semua isi daging bandeng. Tahap selanjutnya, pemisahan duri dari daging bandeng kemudian daging digiling menggunakan blender. Setelah itu daging kukus selama 30 menit dan didinginkan. Masukkan bumbu kedalam daging yang sudah dikukus. Isikan adonan ke dalam kulit bandeng melalui lubang di dekat kepala hingga penuh. Proses selanjutnya yaitu, ikan bandeng dioven selama kurang lebih 30 menit. Goreng otak-otak bandeng cabut duri hingga matang. Sebelum digoreng ikan digulungkan dulu kedalam kocokan telur. 33

34 Selanjutnya, otak-otak bandeng didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas kedalam plastik Proses Tahapan Pepes Bandeng Cabut Duri Berikut ini tahapan proses produksi Pepes Bandeng Cabut Duri UMKM Bandeng Mutiara Hati terdapat pada gambar 4.2. Berdasarkan gambar 4.2, terdapat beberapa tahapan pengolahan bandeng menjadi Pepes Bandeng Cabut Duri. Tahapan awal yaitu pencucian, pada proses ini bandeng dicuci sampai bersih kemudian tahap selanjutnya pembuangan sisik, insang dan kotoran pada perut ikan bandeng. Proses ketiga yaitu pencucian ulang ikan bandeng sampai bersih. Setelah tahap pencucian ulang ikan bandeng dibelah menjadi dua seperti kupu-kupu dengan menggunakan pisau, tetapi kepala bandeng jangan sampai putus. Lalu proses pencabutan duri dengan menggunakan pinset. Proses selanjutnya bandeng dilumuri dengan bumbu secara merata dan bungkus dengan daun pisang.. Setelah itu, bandeng dikukus selama 30menit. Pada proses pengukusan pepes bandeng disusun kedalam panci. Kemudian bandeng didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas kedalam plastik pembungkus. 34

35 4.2.3 Proses Tahapan Abon Duri Bandeng Berikut ini tahapan proses produksi Abon Duri Bandeng UMKM Bandeng Mutiara Hati terdapat pada gambar 4.3. Berdasarkan gambar 4.3, terdapat beberapa tahapan pengolahan bandeng menjadi abon duri bandeng. Tahapan awal dalam proses pembuatan abon duri bandeng yaitu duri dari pepes bandeng cabut duri dan otak otak bandeng dicuci sampai bersih. Kemudian, duri di masukkan kedalam panci presto agar duri menjadi lunak. Duri yang sudah lunak digiling dan adonan bumbu dimasukkan secara merata. Pada proses perendaman didiamkan selama setengah jam agar bumbu bisa meresap bersama dengan duri bandeng. Tahap selanjutnya yaitu penggorengan adonan yang sudah didiamkan sampai matang. Setelah itu, dilakukan proses spinner yaitu proses penghilangan minyak dari abon duri bandeng. Proses selanjutnya pengemasan abon duri bandeng ke dalam plastik aluminium kemudian plastik dipress menggunakan alat yaitu sealer. 35

36 4.2.4 Proses Tahapan GabunganOlahan Bandeng Berikut ini tahapan proses gabungan olahan bandeng UMKM Bandeng Mutiara Hati terdapat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Tahap Proses GabunganOlahan Bandeng 36

37 Berdasarkan gambar 4.4 diatas, merupakan tahapan proses gabungan olahan bandeng UMKM Bandeng Mutiara Hati. Proses yang dapat dilakukan secara bersama-sama yaitu pencucian ikan bandeng dengan menghilangkan sisik, insang dan kotoran yang terdapat pada perut ikan bandeng. Pada saat membersihkan kotoran pada perut bandeng diperlukan kehati-hatian agar empedu pada ikan bandeng tidak pecah, karena jika empedu itu pecah akan membuat ikan terasa pahit. Kemudian, ikan bandeng dicuci ulang agar kotoran dan darah pada ikan bandeng benar-benar bersih sebelum diolah ketahap selanjutnya. Setelah tahap proses pencucian ulang dilakukan, maka pada proses selanjutnya untuk menghasilkan otak-otak bandeng dan pepes bandeng cabut duri dilakukan proses tahapan secara terpisah. Pada tahap proses pembuatan pepes bandeng cabut duri terlebih dahulu ikan dibelah dengan cara membelah seperti bentuk kupu-kupu menggunakan pisau. Kemudian, duri pada ikan bandeng dicabut menggunakan alat yaitu pinset. Pencabutan duri dapat dilakukan secara berurutan sesuai tahapan tersebut atau bisa dengan melakukan dari bagian yang dianggap paling mudah sampai ke bagian yang dirasa paling sulit. Perabaan sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut semua. Apabila masih terasa ada duri, segera diambil. Sebaiknya hal ini dilakukan berulang-ulang hingga duri betul-betul tercabut semua.proses selanjutnya yaitu, ikan dilumuri bumbu secara merata dan ditutup kembali, kemudian dibungkus dengan daun. Selanjutnya pepes bandeng dikukus kedalam panci dalam posisi yang rapi. Pengukusan dilakukan selama 30menit. Setelah matang pepes bandeng didinginkan terlebih dahulu baru dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang sudah diberi label. 37

38 Pada tahap proses pembuatan otak-otak bandeng cabut duri berbeda dengan proses tahapan pepes bandeng cabut duri, karena pada proses pembuatan otak-otak bandeng cabut duri daging dikeluarkan dari kulit bandeng. Untuk mengeluarkan daging tersebut ikan dipukul-pukul hingga daging hancur didalam. Kemudian tekuk ekor ke arah atas sampai berbunyi klik seperti terdengar tulang patah.setelah tulang ekor dipatahkan remas-remas ikan bandeng dengan kedua tangan agar mempermudah pengeluaran daging dan tulang bendeng, lalu tarik tulang kearah atas melalui bagian kepala. Kemudian keluarkan semua isi daging bandeng. Tahap selanjutnya, pemisahan duri dari daging bandeng kemudian digiling menggunakan blender. Setelah itu daging dikukus selama 30 menit dan didinginkan. Masukkan bumbu kedalam daging bandeng yang sudah dikukus. Isikan adonan ke dalam kulit bandeng melalui lubang di dekat kepala hingga penuh. Proses selanjutnya yaitu, ikan bandeng dioven selama kurang lebih 30 menit. Goreng otak-otak bandeng cabut duri hingga matang. Sebelum digoreng ikan digulungkan dulu kedalam kocokan telur. Selanjutnya, otak-otak bandeng cabut duri didinginkan terlebih dahulu sebelum dikemas kedalam plastik. Pada proses terpisah antara pepes bandeng cabut duri dan otak-otak bandeng cabut duri terdapat limbah duri bandeng. Limbah tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan lagi menjadi abon duri bandeng. Tahapan awal dalam proses pembuatan abon duri bandeng yaitu duri dicuci sampai bersih. Kemudian, duri di masukkan kedalam panci presto agar duri menjadi lunak. Duri yang sudah lunak digiling dan adonan bumbu dimasukkan secara merata. Pada proses perendaman didiamkan selama setengah jam agar bumbu bisa meresap bersama dengan duri bandeng. Tahap selanjutnya yaitu penggorengan adonan yang sudah didiamkan 38

39 sampai matang. Setelah itu, dilakukan proses spinner yaitu proses penghilangan minyak dari abon bandeng. Proses selanjutnya pengemasan abon bandeng ke dalam plastik aluminium kemudian plastik dipress menggunakan alat yaitu sealer. 4.3 Peralatan Produksi Olahan Bandeng Untuk Memproduksi olahan bandeng diperlukan adanya peralatan untuk menunjang kegiatan produksi. Peralatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu peralatan yang digunakan bersama dan peralatan yang digunakan secara terpisah untuk masing-masing produk. Penjelasan peralatan tersebut antara lain : Tabel 4.1 Peralatan Bersama Produksi Olahan Bandeng No Nama Peralatan Jumlah Harga Peralatan Total Harga 1 Freezers Pisau Timbangan Roti Timbangan Digital Tampah Baskom Countainer Sendok Vacuum Sealer Blender Kompor JUMLAH Sumber : UMKM Bandeng Mutiara Hati, November

40 Peralatan Terpisah untuk Masing-masing Produksi Olahan Bandeng Tabel 4.2 Peralatan Otak Otak Bandeng Cabut Duri No Nama Peralatan Jumlah Harga Peralatan Total Harga 1 Wajan Pinset Oven Dandang Susruk Serok Jumlah Sumber : UMKM Bandeng Mutiara Hati, November 2014 Tabel 4.3 Peralatan Pepes Bandeng Cabut Duri No Nama Peralatan Jumlah Harga Peralatan Total Harga 1 Dandang Pinset Jumlah Sumber : UMKM Bandeng Mutiara Hati, November 2014 Tabel 4.4 Peralatan Abon Duri Bandeng No Nama Peralatan Jumlah Harga Peralatan Total Harga 1 Panci Presto Wajan Spiner Susruk Serok Jumlah Sumber : UMKM Bandeng Mutiara Hati, November

41 4.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Perhitungan Harga Pokok Produksi Olahan Bandeng Mutiara Hati dengan Metode Perusahaan Perhitungan harga pokok produksi olahan Bandeng Mutiara Hati yang dilakukan perusahaan masih sederhana karena belum adanya pemilahan kemasing - masing produk. Perhitungan biaya produksi langsung seperti bahan baku bandeng dan biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan pemakaian bahan baku bandeng dan penggunaan tenaga kerja yang secara langsung ikut terlibat dalam proses produksi olahan bandeng. Perhitungan untuk biaya air, listrik dan gas dihitung berdasarkan proporsi pemakaian setiap bulannya. Sedangkan perhitungan biaya bumbu dan biaya pembungkus yang dihitung oleh perusahaan tidak dihitung secara rinci karena perusahaan belum bisa menerapkan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan teori akuntansi biaya, oleh karena itu biaya bumbu dan pembungkus dihitung berdasarkan biaya yang diestimasi atau diperkirakan oleh perusahaan. Menurut Harinaldi (2005), estimasi merupakan metode dimana kita dapat memperkirakan nilai dari suatu populasi dengan menggunakan nilai dari sampel. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan terdapat pada tabel 4.5. Berikut ini adalah perhitungan harga pokok produksi dengan cara perusahaan, yang sudah dilakukan sebelumnya : 41

42 Tabel 4.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi Olahan Bandeng Mutiara Hati Dengan Metode Perusahaan No Keterangan Satuan Kebutuhan per Bulan Harga Satuan Total Harga 1 Bandeng Kg Minyak L Telur Kg Gas Kg Biaya Tenaga Kerja x 5 = x 25 ( perbulan ) Biaya Listrik perbulan Biaya PAM perbulan Biaya Perbaikan Mesin perbulan Biaya Pembungkus estimasi Bumbu estimasi TOTAL Sumber : UMKM Bandeng Mutiara Hati, November Perhitungan Harga Pokok Produksi Olahan Bandeng Mutiara Hati dengan Metode Joint Cost Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode joint cost atau biaya bersama dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya yang digunakan pada setiap jenis produknya. Pada perhitungan harga pokok dengan metode joint cost terdapat beberapa tahapan yaitu : 1. Mengklasifikasikan biaya dengan mengumpulkan seluruh data-data tentang biaya produk bersama yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, BOP, data penjualan dan lain - lain. 1). Biaya Bahan Baku Bahan baku utama yang dipakai dalam produksi olahan bandeng adalah ikan bandeng. Biaya bahan baku diidentifikasi menjadi dua yaitu, biaya bahan baku yang digunakan secara bersama dan biaya bahan baku yang 42

PENENTUAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE JOINT COST BY PRODUCT PADA UMKM BANDENG MUTIARA HATI. Nilam Setiyo Rini.

PENENTUAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE JOINT COST BY PRODUCT PADA UMKM BANDENG MUTIARA HATI. Nilam Setiyo Rini. PENENTUAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE JOINT COST BY PRODUCT PADA UMKM BANDENG MUTIARA HATI Nilam Setiyo Rini Dosen Pembimbing Retno Indah Hernawati, SE, M.Si Program Studi AkuntansiUniversitas Dian

Lebih terperinci

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK Arum Budi Lestari Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU LEGOWO Oleh : NUR AHMAD SYAEFUL MUJAB

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU LEGOWO Oleh : NUR AHMAD SYAEFUL MUJAB ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU LEGOWO Oleh : NUR AHMAD SYAEFUL MUJAB Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) Oleh: Hilda Waringga Pastarina H.P Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga dan rumahan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga dan rumahan. Dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI. Vina Chris Lady 28210376 ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO AJIB BAKERY Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, persaingan antar perusahaan merupakan hal yang wajar. Setiap perusahaan berusaha menawarkan produk mereka dengan keunggulan masingmasing.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data perkembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data perkembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data perkembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan usaha besar (UB) Tahun 2011-2012, menunjukkan bahwa pangsa usaha UMKM di Indonesia menempati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING (Kasus Pada Baso Urat Gatot Kaca) Karangan Ilmiah yang Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Biaya Oleh Hasan Sunarto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk memajukan perusahaannya. Persaingan tersebut menuntut pihak manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM sebagai pelaku utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat dirasakan di Indonesia. Kenyataan tersebut dapat kita lihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menurunkan angka pengangguran nasional. yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menurunkan angka pengangguran nasional. yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat. Peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia adalah menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Kerupuk Rambak Dwijoyo 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Kerupuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen didalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica

Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica LAMPIRAN 43 Lampiran 1. Penyusutan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Manisan Carica No. Jenis Alat Spesifikasi Jumlah Harga/Satuan Total Harga Nilai Baru Usia Ekonomis Nilai Sisa Penyusutan (Tahun)

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya Hardi Setiawan 23213911 Latar Belakang Masalah.perusahaan harus menerapkan perhitungan harga pokok produksi agar biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya dunia bisnis terutama dalam bidang industri menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai permasalahan

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

ARTIKEL PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL TAHU PADA UD. MAJU JAYA SEJAHTERA

ARTIKEL PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL TAHU PADA UD. MAJU JAYA SEJAHTERA ARTIKEL PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL TAHU PADA UD. MAJU JAYA SEJAHTERA Oleh: ROUDLOTUL ZANNAH 13.1.02.02.0527 Dibimbing oleh : 1. Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah tulang punggung perekonomian Indonesia yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis

COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: COST ACCOUNTING COSTING BY-PRODUCTS AND JOINT PRODUCTS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Perusahaan industri mengalami masalah

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PROCESS COSTING METHOD

PENGGUNAAN PROCESS COSTING METHOD PENGGUNAAN PROCESS COSTING METHOD SEBAGAI DASAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG BERFUNGSI UNTUK MENINGKATKAN AKURASI ALOKASI BIAYA PADA UMKM ANANDA JAYA INDUSTRI Rezky Rashinda Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sapi Perah Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi dan informasi membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut menyebabkan persaingan antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM

ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM ANALISIS PERHITUNGAN HPP MENENTUKAN HARGA PENJUALAN YANG TERBAIK UNTUK UKM Gunawan 1 *, Selamat Kurnia 2 & Muhammad Siddik Hasibuan 3 1,2,3 Program Studi Teknik Komputer, Politeknik LP3I Medan Telp. 061-7322634

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-06 Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Resep Bandeng Presto menggunakan Mesin Presto Industry Oleh: Cahyadi Triyansyah (10.11.3735) S1.TI.2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Membuat Bandeng Presto Proses Pengolahan Bandeng Presto. Tristar Machinery,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disingkat UMKM memiliki peran yang penting dan strategis serta bisa dibilang cukup dominan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM Nama NPM Jurusan : Siswanti : 2A214321 : Akuntansi Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ( Studi kasus pada PT. Hanin Designs Indonesia - Indonesian Legal Wood) Oleh: Utcik Anita Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD BERSAMA TANAH BUMBU. Hj.Imawati Yousida ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD BERSAMA TANAH BUMBU. Hj.Imawati Yousida ABSTRAK ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD BERSAMA TANAH BUMBU Hj.Imawati Yousida ABSTRAK Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan pada industry Roti manis pada UD Bersama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan

Lebih terperinci

Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM :

Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM : ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BUBUR AYAM CIREBON DENGAN METODE FULL COSTING (Studi Kasus Pada Bubur Ayam Cirebon Muhamad Abdul Mustaim, Jakarta Timur) Nama : Ade Mulyana Kelas : 3EB17 NPM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Indonesia harus dapat melihat

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 2 (2) (2012) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PABRIK KERUPUK LANGGENG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN LABA / RUGI PADA U.D. TAHU IBU SOPIAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 Nama : Nur Fitri Sulistyandiani NPM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh peningkatan perekonomian di seluruh dunia dan didorong oleh kemajuan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci