BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa teknik pengumpulan data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa teknik pengumpulan data"

Transkripsi

1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa teknik pengumpulan data yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang dimaksudkan untuk mengamati secara langsung tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Selanjutnya wawancara digunakan untuk mengetahui secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dengan cara mewawancarai responden. Wawancara dilakukan secara informal, artinya peneliti mengupayakan agar suasana wawancara benar-benar bersifat kekeluargaan, tidak terasa resmi dan kaku. Untuk itu dalam melaksanakan wawancara peneliti melakukannya dengan secara bebas namun tetap memperhatikan fokus yang ingin dituju yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas yakni: persiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti kepada siswa pada saat pembelajaran di kelas dari persiapan yang dilakukan oleh siswa diperoleh bahwa pada saat menerima pembelajaran siswa masih banyak melkukan aktivitas lain pada saat pembelajaran, dimana siswa tidak memperhatikan penjelasan guru pada sat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, dalam menerima materi siswa masih mersa bingung atau 22

2 kurang paham materi yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru selalu melakukan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik dari segi wawasan keilmuan maupun kemampuan dalam menerima materi pada saat pembelajaran. Dengan penilaian, guru dapat mengklafikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibandingkan dengan temantemannya. Namun setelah dilakukan evaluasi diperoleh bahwa nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi standar ketuntasan belajar. Selanjutnya, langkah yang ditempuh adalah melakukan wawancara terhadap responden untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Mengingat pentingnya perkembangan kreativitas siswa, maka di sekolah sangat dibutukan cara guru dalam mengembangkan kreativitas siswa. Peran guru antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencanaan, supervisor, motivator dan konselor. Dengan adanya peran guru tersebut bertujuan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. Berdasarkan penjelasan, maka berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh data sebagai berikut: Perkembangan Kreativitas Siswa Sebagai pendidik guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang perkembangan kreativitas anak baik dari segi kemampuan

3 intelektual maupun dari segi kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan kemampun yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian yang integral demi keberhasilannya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru berperan sebagai perantara antara hubungan dengan manusia. Untuk keperluan ini, guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berintegrasi dan berkomunikasi. Tujuan utamanya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan daya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan siswa. Berdasarkan penjelasan, maka hasil wawancara dengan guru, siswa dan kepala sekolah SMP Negeri 6 Kota Gorontalo adalah sebagai berikut: Perkembangan kreativitas siswa sangat dibutuhkan oleh siswa, terutama siswa kelas VIII, hal ini seperti yang diutarakan oleh guru SMP Negeri 6 Kota Gorontalo (wawancara bahwa: Dalam mengembangkan kreativitas siswa, kami selaku guru mata pelajaran selalu memberikan dorongan dan otivasi bagi siswa yang kurang mampu dalam menerima materi pembelajaran. Hal yang kami lakukan adalah dengan memberikan berbagai pertanyaan dan gagasan-gasasan yang tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam mencermati segala permasalahan yang muncul. Selain itu, kami juga selalu mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa. Senada yang dikemukakan oleh guru wali kelas (wawancara Desember 2012),

4 bahwa: Untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa baik dari segi kemampuan intelektual, komitmen maupun intuisi, saya selaku guru wali kelas selalu melakukan evaluasi terhadap siswa-siswa pada setiap minggunya yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Dari segi komitmen, saya selalu memberikan dorongan untuk selalu kerja sama antar siswa terutama bagi siswa yang mampu untuk membimbing siswa yang kurang mampu. Sedangkan dari segi intuisi, saya selalu memberikansemngat yang tinggi kepada siswa dalam hal kesadaran siswa untuk selalu mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dari segi pengembangan diri yang berkaitan dengan pembelajaran maupun di luar bidang pembelajaran seperti bidang olahraga dan kesenian. Hal sama yang diungkapkan oleh guru BK (wawancara Desember 2012), Kaitannya dengan perkembangan kreativitas siswa dari segi kemampuan intelektual, komitmen maupun intuisi bagi siswa yang kurang mampu selalu diberikan bimbingan khusus. Bimbingan yang diberikan adalah dengan menyediakan berbagai kegiatan atau aktivitas yang diberikan dan selanjutnya siswa mengerjakan sesuai dengan apa yang diarahkan. Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran saya, bahwa siswa dalam menerima materi pembelajaran memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda-beda, baik dalam menerima materi maupun pada saat melakukan diskusi, ada yang aktif dan ada pula yang pasif.. Hal tersebut dirasakan oleh guru mata pelajaran IPA kelas VIII (wawancara Apa yang dilakatakan oleh guru mata pelajaran IPS benar, bahwa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa memimili kemampuan yang berbedabeda dalam terutama dalam mengemukakan gagasan atau ide permasalahan yang saya ajukan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus dikembangkan.

5 Apa yang dikemukakan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas dan guru BK tersebut dibenarkan oleh siswa kelas VIII (wawancara Apa yang dikatan oleh guru mata pelajaran, guru wali kelas dan guru BK benar, dimana untuk mengembangkan kreativitas yang kami miliki baik dari segi kemampuan intelektual, komitmen maupun intuisi sellu dilakukan terutama dalam mengembangkan kemampuan intelektual kami. Dalam megembangkan intelektual kami diberikan berbagai gagasan atau ide untuk kami pecahkan. Dengan cara ini, siswa yang kurang mampu memberikan gagasan atau ide dapat dilakukannya dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa selalu dilakukan oleh guru maupun perangkat sekolah yang ada di dalamnya. Dalam dorongan yang dilakukan oleh guru adalah mengembangkan kemampuan berpikir siswa baik dari segi pertanyaan, ide atau gagasan, membuka wawasan siswa dan melakukan kegiatankegiatan di bidang olahraga maupun kesenian. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas Siswa Dalam perkembangan kreativitas siswa, tidak selama berjalalan sesuai dengan apa yang diharaopkan oleh guru maupun orang tua, pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini hasil kutipan wawancara dengan guru dan kepala sekolah, sebagai berikut: 1) Faktor Internal

6 a. Kemampuan intelektual Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Kami selaku guru mata pelajaran bagi siswa kelas VIII, maka kami bertanggung jawab dan selalu memberikan dorongan untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Dalam pembelajaran, kami selalu memberikan petunjuk-petunjuk dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, membuat sebuah ide atau gagasan, dan membuka wawasan siswa dengan memberikan sebuah pertanyaan yang menyangkut kemampuan siswa dengan melakukan evaluasi. Ternyata setelah dilakukan evaluasi, prestasi siswa tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan atau dengan kata lain kemampuan siswa dalam menerima materi berbeda-beda. Selain itu, kami selalu mengembangkan kreativitas siswa dalam berbagai bidang terutama yang memiliki bakat di bidang olahraga dan kesenian. Senada yang dikemukakan oleh guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Setiap siswa pasti memiliki kemampuan yang berbeda-beda terutama kemampuan dalam menerima materi pembelajaran, kebanyakan siswa masih kurang kreatif dalam mengemabgnakan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni kurangnya kemauan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kemampuan siswa yang terbatas. Dengan demikian, maka akan berdampak pada prestasi yang mereka miliki. Senada yang dikemukakan oleh guru mata pelajaran IPA kelas VIII (wawancara Mata pelajaran IPA merupakan ilmu pasti dan membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi untuk memahaminya. Dengan kemampuan rendah yang dimiliki oleh siswa maka akan kurang memahami materi yang diajarkan, begitu halnya dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan mudah memahami materi yang diajarkan. bahwa: Senada yang dikemukakan oleh guru wali kelas (wawancara Desember 2012),

7 Dalam mengamati perkembangan kreativitas siswa dari segi kemampuan berpikir siswa terutama kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan melakukan evaluasi setiap mata pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Cara yang dilakukan adalah dengan mengecek nilai prestasi siswa yang diperoleh di setiap guru mata pelajaran. Hasil yang diperoleh siswa sangat beragama, ada yang mampu dalam menerima materi pelajaran dan ada juga yang kurang mampu. Dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda tersebut, maka langsung dilaporkan kepada guru BK untuk dibimbing. bahwa: Hal sama yang diungkapkan oleh guru BK (wawancara Desember 2012), Dalam mengantisipasi kurangnya kreatvitas siswa yang berkaitan dengan intelektual siswa, kami selalu kerjasama dengan guru mata pelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa yang kurang mampu kami didik dengan cara membirikan bimbingan khusus kepada siswa yang kurang mampu dengan melalui bimbingankelompok atau bimbingan perorangan. Setelah melakukan bimbingan kami melakukan evaluasi terhadap kemampuan prestasi siswa tersebut. Hal sama yang diutarakan oleh kepala SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa terutama dari segi kemampuan intelektualnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kemampuan siswa itu sendiri, keterbatasan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah kami dan kurangnya bantua dari pemerintah setempat. Namun saya sebagai kepala sekolah selalu berusaha untuk menyediakan fasilitas penunjang demi mengembangkan kreativitas siswa yang kami miliki. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi kemampuan intelektual: (1) kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang menyebabkan nilai atau hasil belajar siswa rendah; (2) siswa kurang melakukan

8 kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pengembangan diri siswa dikarenakan keterbatasan dana dan failitas yang dimiliki oleh sekolah; (3) siswa kurang mengemabgnakn diri dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah; (4) kurangnya bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan kreativitas siswa. b. Komitmen Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan kepada siswa kelas VIII selama proses pembelajaran, siswa dalam mengikuti proses pembelajaran memliki kemampuan atau hasrta untuk belajar. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan siswa dalam menerima materi pelajaran. Kemauan tersebut ditunjukkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Dalam menerima materi pembelajaran biasanya siswa kurang menampakan kemampuan yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komitmen siswa dalam menerima materi pembelajaran, sehingga berpengaruh pada perkembangan kreativitas yang siswa miliki. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII (wawancara Siswa yang kurang memahami kemampuan yang dimilikinya akan berdampak pada rasa percaya dii siswa untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini akan berdampak pada kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran, karena mata pelajaran IPA membutuhkan kekampuan dan komitmen yang tinggi sehingga setiap permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik.

9 Senada yang dikemukakan oleh guru wali kelas (wawancara Desember 2012), bahwa: Siswa memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk belajar. Jika ada guru yang tidak masuk pada saat jam pelajaran, maka siswa mengisinya dengan belajar mandiri di kelas tanpa mengganggu kelas-kelas lain. Selain itu, mereka mengisiwaktu olowong dengan belajar kelompok. Hal sama yang diutarakan oleh kepala SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Benar apa yang dikatan oleh siswa dan guru, bahwa dalam melakukan berbagai kegiatan maupun dalam menerima proses pembelajaran siswa masih kurang kompak. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang mash kurang berhasil dan nilai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi komitmen adalah: (1) kurangnya kerja sama natar siswa; (2) kurangnya kekompakan dalam mengkuit berbagai kegitan pembelajaran; (3) kurangnya dorongan dari guru untuk mengembangkan kreativitas siswa dari segi komitmen dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran maupaun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perkembangan kreativitas siswa. c. Intuisi Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa selalu memiliki kesadaran tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan siswa dalam memecahkan

10 berbagain permasalahan pada materi yang diterima. Namun masih ada sebagian siswa yang kurang memiliki kesadaran dalam menerima materi pemelajaran sehingga berimbas pada perkembangan yang mereka miliki. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Dalam mengikuti proses pembelajaran, sangat dibutuhkan keadaran siswa untuk memahami materi yang diajarkan. Dengan kemauan dan kesadaran yang tinggi, maka akan memberikan hasil yang maksimal untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain jika siswa menguasai bidang studi tententu dengan kemampuan yang dimiliki akan berdampak baik pada prestasi yang dimiliki oleh siswa. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII (wawancara Untuk menguasai mata pelajaran tertentu, maka dibutuhkan kesadaran siswa untuk mengembangkannya. Namun kebanyakan siswa tidak menyadari kemampuan yang mereka miliki sehingga berimbas pada perkembangan yang mereka miliki. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran siswa untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. bahwa: Senada yang dikemukakan oleh guru wali kelas (wawancara Desember 2012), Memang dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk mengembangkan apa yang mereka miliki sangat rendah terutama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Tetapi sebagian siswa juga sudah memiliki kesadaran untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki seperti berpikir menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. bahwa: Hal sama yang diungkapkan oleh guru BK (wawancara Desember 2012), Dalam menumbuhkan kesadaran siswa, kami selaku guru BK selalu membimbing siswa dengan cara mengembangkan kesadaran siswa dalam berbagai bidang pendidikan terutama di bidang intrakurikuler.

11 Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi intuisi: (1) kurangnya kesadaran siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan, baik yang dilakukan oleh sekolah maupun di luar sekolah; (2) Kurangnya kesadarn siswa dalam megembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sehingga perkembangannya lambat. 2) Fktor Eksternal a. Lingkungan keluarga Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Kreativitas siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Kreativitas merupakan hasil dari interaksi antara individu siswa tersebut dengan lingkungannya. Individu yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada, dengan demikian baik perubahan yang berasal dari dalam diri individu tersebut maupun lingkungan dapat menunjang dan dapat menghambat daya kreatif. Dengan demikian akan berpengharuh pada konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal sama yang diungkapkan oleh guru wali kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Begitu halnya dengan lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dimiliki oleh siswa, dimana

12 siswa membutuhkan bimbingan, arahan dan perhatian orang tua di rumah. Jika orang tua tidak memberikan perhatian kepada anaknya maka otomatis siswa kurang bersemangat untuk melakukan kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan-kegiatan lain untuk mengembangkan kemampuannya. Hal sama yang diutarakan oleh kepala SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Apa yang dikatakan oleh guru benar, bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan siswa, antara lain kuranya perhatian orang tua akan berdampak pada kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar di rumah. Dengan kurangnya kegiatan belajar di rumah akan berdampak pada pencapaian prestasi yang kurang maksimal oleh siswa di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi lingkungan keluarga: (1) kurangnya dorongan dan motivasi yang diberikan oleh orang tua; (2) kurangnya perhatian orang tua terhadap kebutuhan yang dimiliki oleh siswa; (3) kurangnya komunikasi antar siswa dan orang tua sehingga motivasi siswa untuk. b. Lingkungan sekolah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Pada saat menerima materi pembelajaran, tentunya siswa sangat membutuhkan lingkungan yang aman atau kondisi sekolah yang nyaman. Dengan lingkungan sekolah yang kurang kondusif, maka akan berdampak pada perkembangan berpikir siswa pada saat menerima materi. Begitu pula sebaliknya, jika lingkungansekolah nyamana, maka siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran nyaman pula

13 Hasil wawancara degan guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Pada dasarnya keluarga merupakan faktor yang paling utama dalam perkembangan kreativitas siswa, dimana jika orang tua kurang memimbing siswa di rumah dalam melakukan kegiatan belajar maka otomatis kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran akan kurang, begitu pula sebaliknya. Hasil wawancara degan guru mata pelajaran IPA kelas VIII (wawancara Faktor keluarga sangat berdampak pada perkembangan kreativitas siswa terutama faktor perhatian dan motivasi orang tua di rumah. Jika siswa tidak mau belajar, maka dibutuhkan peran orang tua untuk membimbingnya terutama dalam melakukan aktivitas belajar. Hal sama yang diungkapkan oleh guru BK SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Menurut saya bahwa lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang seharusnya nyaman dan kondusif, karena siswa dalam menerima materi membutuhkan suasana sekolah yang nyaman. Jika lingkungan sekolah tidak nyaman amaka akan berdampak pada perkmebnagan berpikir siswa atau dengan kata lain konsentrasi siswa dalam menerima materi akan terganggu. Hal sama yang diutarakan oleh kepala SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Apa yang dikatakan oleh siswa dan guru tersebut benar, bahwa lingkungan sekolah sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa, baik dari segi lingkungan sekolah maupun aturan-aturan yang ada. Dengan keterbatasan waktu yang diberikan kepada siswa tentunya berdampak pada perkembangan bakat dan minat siswa. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari lingkungan sekolah: (1)

14 lingkungan sekolah yang kurang kondusif; (2) keterbatasan waktu dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa. c. Lingkungan masyarakat Berdsarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas VIII SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Memang lingkungan masyarakat sangat berdampak pada perkembangan kreativitas siswa, karena dengan adanya lingkungan yang kurang nyaman akan kurang nyaman pulan aktivitas siwa dalam melakukan bebagai kegiatan. Begitupula sebaliknya, jika lingkungan masyarakat nyaman, maka akan nyaman pula siswa dalam menjalankan segala aktivitasnya.. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Lingkungan di sekitar tempat tinggal siswa sangat berdampak pada perkembangan kreativitas siswa, terutama dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam berbagai kegiatan terutama kegiatan pembelajaran. Dengan lingkungan yang kurang aman, maka akan berdampak pada pola pikir siswa untuk melakukan aktivitas di luar. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII (wawancara Siswa pada dasarnya dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki membutuhkan suasana yang kondusif. Selain di sekolah, lingkungan masyarakat sangat berdampan pada kegiatan siswa di luar dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki terutama yang berkaitan dengan pengembangan bakat. Hal sama yang diungkapkan oleh guru BK SMP Negeri 6 Gorontalo (wawancara Faktor lingkungan tempat tinggal siswa merupakan faktor ke tiga yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Lingkungan di sekitar tempat

15 tinggal siswa tidak selamanya aman, oleh karena itu dengan kondisi lingkungan yang tidak aman akan terbatas ruang kerak siswa menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi lingkungan masyarakat: (1) lingkungan yang kurang kondusif; (2) aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terganggu. 4.2 Pembahasan Dorongan guru dalam mengembangkan kreativitas siswa sangat penting, karena bila seorang guru kreatif maka akan memberikan dampak yang positif pula pada siswa dalam berkreatif. Ada sebuah istilah yang sangat popular guru kencing berdiri murid kencing berlari hal ini mengandung makna bahwa jika gurunya kreatif maka kemungkinan besar akan menjadikan murid lebih kreatif. Siswa yang kreatif akan belajar kreatif pula, belajar kreatif itu sangat penting sebagaimana yang dikemukan oleh Treffinger yang dikutip Conny Semiawan, dkk yang memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting: (1) Belajar kreatif membantu anak menjadi lebih berhasil guna jika kita tidak bersama mereka; (2) Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah yang tidak mampu kita ramalkan, yang timbul dimasa depan; (3) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan kita; dan (4) Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

16 Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak: Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan dirinya itu termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Seorang ahli Maslow, yang menyelidiki sistem kebutuhan manusia menekan bahwa kreativitas merupakan menifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Kedua, kreativitas atau berfikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang pada saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan pada individu. Ini tampak sekali jika kita mengamati anak-anak yang sedang asik bermain balok-balok kayu atau bahan-bahan permainan konstruktif lainnya. Mereka tidak mau diganggu seolah-olah tidak bosanbosan setiap kali membuat kombinasi baru dari balok-baloknya. Demikian pula hal ini berlaku pada orang dewasa. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era ini tak dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara kita tergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakatnya. Untuk mencapai hal ini, perlu sikap dan prilaku dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, namun mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya pencari kerja, namun mampu menciptakan lapangan baru (wiraswasta).

17 Tentu bukan hanya siswa yang harus kreatif, tapi guru sebagai pendidik tentu harus lebih kreatif dari murid, jika pendapat tersebut dibalik pentingnya kreativitas bagi seorang murid akan menjadi pentingnya kreativitas bagi seorang guru yaitu: Pertama, kreativitas merupakan salah satu kreasi manusia dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan dirinya itu termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berfikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang pada saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Hal ini sangat penting bagi guru karena dengan kreatifitas yang tinggi seorang guru akan memberikan solusi tak terbatas terhadap berbagai persoalan murid. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan pada individu. Ini tampak sekali jika kita mengamati anakanak yang sedang asik bermain balok-balok kayu atau bahan-bahan permainan kontruktif lainnya. Mereka tidak mau diganggu seolah-olah tidak bosan-bosan setiap kali membuat kombinasi baru dari balok-baloknya. Demikian pula hal ini berlaku pada seorang guru. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era ini tak dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara kita tergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuanpenemuan baru, dan teknologi baru dari anggota masyarakantnya. Untuk mencapai

18 hal ini, perlulah sikap dan prilaku dipupuk sejak dini oleh guru, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan, namun mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya pencari kerja, namun mampu menciptakan lapangan baru. Berdasarkan kajian dan hasil penelitian di atas, maka pembahasan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perkembangan Kreativitas Siswa Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian yang integral demi keberhasilannya proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa perkembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa selalu dilakukan oleh guru maupun perangkat sekolah yang ada di dalamnya. Dalam dorongan yang dilakukan oleh guru adalah mengembangkan kemampuan berpikir siswa baik dari segi pertanyaan, ide atau gagasan, membuka wawasan siswa dan melakukan kegiatan-kegiatan di bidang olahraga maupun kesenian. Namun dalam pelaksanaannya, masih ada kendalakendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa.

19 2. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas Belajar Bagi Siswa Dalam melaksanakan perannya sebagai mediator dalam mengembangkan kreativitas siswa, maka harus adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, bahwa ada beberapa langkah yang ditempuh oleh guru dalam mengembangkan kreativitas siswa Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kreativitas siswa adalah dengan cara: (1) pengembangan kreativitas harus dilandasi oleh rasa ingin tahu siswa, minat dan kepedulian anak serta motif intrinsik siswa; (2) memberikan kesempatan siswa untuk menentukan pilihannya sendiri, baik masalah ataupun pemecahan masalahnya; (3) menghadapkan anak kepada persoalan riil dalam kehidupan sehari-hari, karena mungkin kejadian tersebut akan selalu teringat pada memory anak; (4) menciptakan tugas yang dikehendaki anak-anak, agar dalam mengerjakan anak tidak akan merasa jenuh dan akan selesai dalam waktu singkat. Guru mengharapkan siswa sopan, rajin, ulet, menyelesaikan tugas sesuai dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan pendapat dengan guru, percaya diri, penuh energi, dan mengingat dengan baik. Karena ciri anak berbakat dengan sifat-sifat siswa yang guru kehendaki berbeda, maka sering terjadi prakarsa kreatif siswa tidak mendapat dukungan guru. 1) Faktor Internal a. Kemampuan intelektual

20 Berdasarkan hasil penelitian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa: (1) kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang menyebabkan nilai atau hasil belajar siswa rendah; (2) siswa kurang melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pengembangan diri siswa dikarenakan keterbatasan dana dan failitas yang dimiliki oleh sekolah; (3) siswa kurang mengemabgnakn diri dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah; (4) kurangnya bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan kreativitas siswa b. Komitmen Berdasarkan hasil penelitian, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dari segi komitmen adalah: (1) kurangnya kerja sama natar siswa; (2) kurangnya kekompakan dalam mengkuit berbagai kegitan pembelajaran; (3) kurangnya dorongan dari guru untuk mengembangkan kreativitas siswa dari segi komitmen dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran maupaun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perkembangan kreativitas siswa c. Intuisi Berdasarkan hasil penelitian, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa: (1) kurangnya kesadaran siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan, baik yang dilakukan oleh sekolah maupun di luar sekolah; (2) Kurangnya kesadarn siswa dalam megembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sehingga perkembangannya lambat

21 2) Fktor Eksternal a. Lingkungan keluarga Berdasarkan hasil penelitian, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa: (1) kurangnya dorongan dan motivasi yang diberikan oleh orang tua; (2) kurangnya perhatian orang tua terhadap kebutuhan yang dimiliki oleh siswa; (3) kurangnya komunikasi antar siswa dan orang tua sehingga motivasi siswa untuk b. Lingkungan sekolah Berdasarkan hasil penelitian, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa: (1) lingkungan sekolah yang kurang kondusif; (2) keterbatasan waktu dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa c. Lingkungan masyarakat Berdasarkan hasil penelitian, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa dri segi lingkungan masyarakat: (1) lingkungan yang kurang kondusif; (2) aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terganggu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kebutuhan setiap orang yang kegiatannya dapat terjadi di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran bahasa indonesia mengajarkan kepada siswa empat keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Taman kanak-kanak/ TK merupakan pendidikan yang menjadi pondasi dari seluruh pendidikan yang akan ditempuh di jenjang selanjutnya. TK/ taman kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga anak usia enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap peningkatan kualitas lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi harus memperhatikan motivasi atau perubahan energi yang timbul dalam pribadi

BAB I PENDAHULUAN. tetapi harus memperhatikan motivasi atau perubahan energi yang timbul dalam pribadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sains merupakan kumpulan dari ilmu pengetahuan tidah hanya berpatokan pada hasil tetapi harus memperhatikan motivasi atau perubahan energi yang timbul dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sains sebagai salah satu kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran menulis puisi harus dikembangkan menjadi lebih baik dengan pemilihan kata (diksi) yang sesuai. Guru harus lebih terampil dalam menggunakan metode atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Menurut Sanjaya (2010), salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia saat ini masih sangat memperihatinkan dimana kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Tansu (2006)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada manusia yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap. Proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu guru, siswa, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan lainlain. Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat dilaksanakan sebaik-baiknya karena menjadi landasan bagi pendidikan di tingkat selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam rangka merubah kualitas diri, untuk dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing siswa menuju pada tahap kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Potensi dan kemampuan dasar anak usia dini sudah dimulai sejak usia 0-6 tahun, masa ini merupakan masa emas yang hanya datang sekali seumur hidup dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang luas karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan siswa pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini cukup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. (Sapriya, 2011:12) menyatakan bahwa tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar (SD). Secara umum tujuan pembelajaran IPS di SD adalah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kesegaran dan penampilan puncak atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai 150 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah upaya untuk menghasilkan perubahan menjadi lebih baik. Pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang merupakan sebuah asset yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memberikan pengaruh secara langsung dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan perlu dikembangkan suasana belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi

Lebih terperinci

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pendidikan berbagai bangsa mengajarkan pada kita bahwa pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan. Pendidikan dewasa ini merupakan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Dalam suatu proses pembelajaran matematika, interaksi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdayaguna untuk ikut serta dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut membawa manusia ke dalam era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan digulirkannya Kurikilum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wawasan tentang ilmu pengetahuan melalui proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ditempuh seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa agar mampu mencapai kualifikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Pendidikan juga mempunyai

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A. digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A. Simpulan Simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan, memajukan suatu bangsa dan meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan. Dalam hal ini peningkatan SDM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ). Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berkembang sejak jaman purbakala hingga jaman modern saat ini. Perkembangan ini tidak hanya diikuti dengan perkembangan teknologi tetapi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi 127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu, sehingga dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, banyak persoalan yang memerlukan pemecahan kemampuan matematika, seperti mengukur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan tersendiri, namun memberi sumbangannya agar tercapai tujuan lembaga pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya, karena itu harus senantiasa berusaha memenuhi kebutuhankebutuhannya. Dengan demikian kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas merupakan sebuah proses yang harus dilalui oleh guru dan murid untuk mencapai tujuan bersama di dalam sebuah pembelajaran sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Reska Nur aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Reska Nur aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di indonesia diharapkan dapat menghasilkan out put yang berkualitas. Output pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa, terkait dalam sutu situasi dan terarah pada satu tujuan. Sehingga kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi membuat dunia pendidikan mengalami kemajuan di segala bidang, sehingga banyak kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci