BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Harga Obligasi Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, dimana penerbit obligasi (issuer) berjanji akan membayar bunga dan pokok hutang pada waktu tertentu kepada pemegang obligasi. Obligasi merupakan surat pernyataan hutang yang diterbitkan oleh pihak yang membutuhkan dana jangka panjang (Yulianti dalam Sam ani, 2013). Pengertian efek pendapatan tetap adalah semua jenis sekuritas/efek atau surat berharga yang dapat memberikan pendapatan tetap/pasti kepada pemegangnya, yaitu berupa bunga yang dibayarkan secara periodik yang besarnya relatif sama. Fixed Income Securities ini diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya (Issuer) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Obligasi adalah instrumen hutang yang mewajibkan unit usaha atau pemerintah yang mengeluarkan surat tersebut untuk membayar kepada investor atau penyedia dana sejumlah yang diinvestasikan ditambah dengan bunga dalam periode waktu tertentu (Fabozzi, 2000). Harga obligasi adalah suatu harga yang diperdagangkan biasanya dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan %). Jika harga

2 11 penutupan suatu obligasi 107 berarti obligasi tersebut diperdagangkan pada harga 107% dari nilai nominalnya. Harga pasar obligasi selalu befluktuasi karena aktifitas jual-beli dari investor serta dipengaruhi oleh perubahan besaran variabel ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah terhadap dolar US dan lain sebagainya. Investor dapat memperoleh imbal hasil dari selisih kenaikan harga (capital gain) disamping pendapatan tetap dari coupon. Terdapat tiga kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan yaitu sebagai berikut: 1. Par (nilai pari) Harga obligasi sama dengan nilai nominal, contohnya nilai obligasi dengan nilai nominal Idr ,- dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Idr ,- = Idr ,-. 2. At premium (dengan premi) Harga obligasi lebih besar dari nilai nominal, contohnya dengan nilai nominal Idr ,- dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi tersebut adalah sebesar 102% x Idr ,- = Idr ,-. 3. At discount Harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal, contohnya obligasi dengan nilai nominal Idr ,- dijual dengan harga 98%, maka nilai obligasi sebesar 98% x Idr ,- = Idr ,-.

3 12 2. Likuiditas Obligasi Para investor menginginkan tiga hal dari pasar, yaitu likuiditas, likuiditas, likuiditas. Likuiditas merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor dalam menanamkan modalnya di secondary market. Menurut Krismilasari dalam Subagia (2015), menyatakan bahwa likuiditas obligasi merupakan suatu ukuran seberapa sering atau frekuensi suatu obligasi diperdagangkan di pasar modal. Likuiditas obligasi dapat dideskripsikan tingginya volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi. Semakin tinggi volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi, maka pasar obligasi dapat dikatakan semakin liquid. Obligasi yang stabil dan meningkat mempunyai liquiditas cukup tinggi. Menurut Yuan (2001), Likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak, sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja. Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar dikalangan pemegang obligasi serta sering diperdagangkan oleh investor di pasar obligasi. Apabila obligasi yang dibeli mempunyai likuiditas tinggi, maka harga obligasi tersebut akan cenderung stabil dan meningkat. Menurut Yuan (2000), likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak, sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja. Akan tetapi, apabila likuiditas obligasi tersebut rendah, harga obligasi akan cenderung mengalami penurunan. Oleh

4 13 karena itu pada saat membeli obilgasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor. Konsep likuiditas memiliki sekurang-kurangnya empat dimensi yaitu sebagai berikut: 1. Immediacy Biaya untuk melakukan transaksi dalam jumlah dan tingkat harga tertentu dengan segera. 2. Width Menunjukkan market spread atau selisih antara minat beli terbaik dan minat jual terbaik pada tingkat harga tertentu. 3. Depth Mengungkapkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat dilaksanakan pada tingkat harga tertentu. 4. Resiliency Menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order (order flow) yang tidak seimbang. 3. Coupon Obligasi Obligasi adalah instrumen hutang jangka panjang yang mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan telah meminjam sejumlah uang tertentu dan berjanji untuk membayarnya di masa depan dengan syara-syarat yang sudah ditentukan diawal. Syarat yang ditentukan sebelumnya adalah waktu jatuh tempo, coupon interest rate, dan periode pembayaran bunga. (Gitman, 2003).

5 14 Besarnya coupon rate yang ditawarkan pada saat emisi obligasi (selain rating) merupakan daya tarik tersendiri karena merupakan aliran kas bagi pemiliknya.hal ini menyebabkan obligasi dengan coupon rate yang lebih besar akan terjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi ber coupon rate rendah. Coupon rate obligasi merupakan nilai suku bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (umumnya pembayaran kupon obligasi adalah setiap tiga atau enam bulanan) dank upon obligasi dinyatakan dalam persentase tahunan. Kupon adalah berupa pendapatan suku bunga yang diterima oleh pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut. Kupon biasanya dilakukan pembayaran secara periode tertentu menurut (Sapto Rahardjo, 2003). Bisa berjangka waktu triwulan, atau tahunan. Nilai kupon yang tinggi akan menarik minat investor karena dengan nilai kupon yang tinggi akan memberikan yield yang makin tinggi pula. jika kupon obligasi tersebut cukup tinggi maka harga obligasi akan cenderung semakin meningkat. Sebaliknya, jika tingkat kupon obligasi yang diberikan cukup kecil, maka harga obligasi tersebut akan cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit. Obligasi sering dikenal sebagai fixed-income securities, karena obligasi menawarkan aliran pendapatan kas yang tetap atau aliran pendapatan kas dengan formula yang sudah ditentukan sebelumnya. Obligasi relatif mudah dimengerti karena besarnya pembayaran sudah ditentukan dari awal dan risiko yang ditanggung dapat menjadi relatif kecil selama penerbit obligasi dapat dipercaya

6 15 kemampuanya untuk membayar hutang. Obligasi yang mempunyai coupon rate tinggi di atas rata-rata suku bunga deposito dan rata-rata coupon rate obligasi lainnya, bisa sangat diminati oleh banyak investor. Oleh karena itu, bila coupon rate obligasi tersebut cukup tinggi, maka harga obligasi akan cenderung semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat coupon rate obligasi yang diberikan relatif kecil, maka harga obligasi tersebut akan cenderung turun, karena daya tarik untuk investor tersebut sangat sedikit. Coupon rate adalah pendapatan bunga yang diterima oleh pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi. Coupon rate biasanya dilakukan pembayaran secara periode tertentu, (Sapto Rahardjo, 2003). Pembayaran bunga obligasi dapat dilakukan dengan beberapa model yaitu sebagai berikut: 1. Zero Coupon Bonds Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, dan nilai nominal pokoknya dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. Untuk menarik minat investor biasanya obligasi ini dijual dengan diskon yang sangat besar pada saat penerbitan (deep discount bond). 2. Coupon Bonds Obligasi dengan pembayaran bunga atau kupon secara periodik sesuai dengan ketentuan dari penerbit obligasi tersebut. 3. Fixed Rate Bonds Obligasi dengan tingkat kupon atau suku bunga yang telah ditetapkan oleh penerbit obligasi sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan

7 16 dibayarkan secara periodik. 4. Variable Rate Bonds Obligasi dengan tingkat kupom atau suku bunga mengambang yang disesuaikan secara periodic berdasarkan tingkat bunga treasury bills atau rata-rata deposito berjangka bank-bank tertentu. 4. Maturity Date Obligasi Setiap obligasi pasti mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi atau diabayar oleh penerbit obligasi. Aarstol (2000) dan Sapto Rahardjo (2003), mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena dianggap resikonya lebih kecil. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup pendek. Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja (Sapto Rahardjo, 2003). Term to maturity (Jatuh tempo obligasi) adalah masa sisa hidup suatu obligasi beredar yang dihitung mulai obligasi diterbitkan. Term to maturity mencerminkan sisa masa hidup obligasi sebelum mencapai tanggal jatuh tempo (maturity date). Sedangkan maturity date adalah tanggal jatuh tempo suatu obligasi dan pokok investasi harus dibayar kembali oleh penerbitnya kepada pemegang obligasi. Maturity date ini menunjukkan tanggal, bulan dan tahun dimana nilai nominal (par value) dari obligasi akan dibayarkan oleh penerbit

8 17 obligasi (issuer). Maturity date (tenor atau tanggal jatuh tempo) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan kembali pembayaran pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya, jangka waktu tempo bervariasi mulai dari 365 hari (satu tahun) sampai dengan lebih dari lima tahun. Obligasi yang periode jatuh temponya dalam waktu satu tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari lima tahun. Secara umum, semakin lama jangka waktu jatuh tempo suatu obligasi, maka akan semakin tinggi nilai kupon atau bunga obligasinya. Setiap obligasi pasti mempunyai masa tenor atau jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date, dimana tanggal nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi atau dibayar oleh penerbit obligasi. Emiten obligasi mempunyai kewajiban mutlak untuk pembayaran nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (biasanya tercantum pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya). Kewajiban pembayaran pokok pada saat jatuh tempo dan bunga obligasi akan terhindar apabila dilakukan penebusan obligasi (redemption) atau pembelian kembali obligasi sebelum jatuh tempo oleh penerbit obligasi tersebut. Mengenai pembahasan faktor jatuh tempo (maturity date) suatu obligasi adalah bahwa semakin lama masa jatuh tempo obligasi, maka akan semakin tinggi tingkat risiko pasar yang akan ditanggung oleh para investor. Karena dalam masa atau periode yang begitu lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Aarstol (2000) dan

9 18 Sapto Rahardjo (2003), mengemukakan bahwa semakin pendek jangka waktu obligasi, maka akan semakin diminati investor karena lebih dianggap resikonya lebih kecil. Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama, maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga akan berbeda dengan obligasi yang jangka jatuh temponya cukup pendek. Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja (Sapto Rahardjo, 2003). Durasi merupakan jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian harga obligasi tersebut. Durasi diukur dengan menghitung rata-rata tertimbang maturitas aliran kas obligasi, berdasarkan konsep nilai sekarang (present value). B. Kerangka Pemikiran Ada beberapa penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai bahan referensi dalam analisis penelitian yakni digunakan untuk sebagai bahan perbandingan dan menambah wawasan peneliti terhadap pengenalan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga obligasi. Hasil penelitian terdahulu tersebuat diantaranya yaitu sebagai berikut: U.S Securities and Exchange Commision (2016) dalam penelitian yang dilakukan pasar modal di USA, teknik analisis yang digunakan adalah Review U.S Treasury Bonds. Memberikan kesimpulan hasil penelitian yakni tingkat coupon obligasi dan maturity date baik secara parsial maupun secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap fluktuasi pergerakan perubahan harga obligasi perusahaan di pasar perdagangan treasury.

10 19 Subagia dan Sedana (2015) melakukan penelitian mengenai obligasi pada perusahaan di Indonesia, dmenggunakan teknik analisis multiple linier regression analysis, dengan menggunakan sampel sebanyak 54 obligasi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Adapun hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa likuidasi obligasi dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Namun coupon obligasi secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi yang diperdagangkan. Wijaya (2014), dalam penelitiannya di Indonesia, menghasilkan kesimpulan penelitian yang menyebutkan bahwa coupon obligasi dan maturity date obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis, dengan sampel penelitiannya yakni sebesar 115 sampel obligasi perusahaan. Damena dkk (2013), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Indonesia, sampel yang digunakan sebanyak 64 sampel obligasi perusahaan, dengan menggunakan teknik analisis multiple linier regression analysis. Adapun hasil penelitiannya berupa likuiditas dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi, sedangkan maturity date tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Petrella dan Resti (2013), melakukan penelitian mengenai obligasi di Eurozone yang meliputi negara Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman. Sampel yang digunakan sebanyak sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitiannya adalah liquid market model dan SIGMA.

11 20 Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuditas obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Ederington dan Yang (2012), melakukan penelitian tentang obligasi perusahaan di USA, menggunakan sebanyak sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah T-test analysis BKMX. Adapun hasil penelitiannya menyebutkan bahwa maturity date dan coupon obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Landon dan Smith (2008), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan yang ada di Kanada. Sampel yang digunakan sebanyak 20 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa coupon obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Krisnalasari (2007), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Indonesia, sampel penelitian yang digunakan sebanyak 71 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Sedangkan maturity date obligasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Gajjala (2006), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di India, sampel yang digunakan sebanyak 14 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik

12 21 sampel yang digunakan adalah multiple linier regression analysis. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan maturity date obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Grandes dan Peter (2004), melakukan penelitian mengenai obligasi perusahaan di Afrika selatan, sampel yang digunakan sebanyak 9 sampel obligasi perusahaan. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah the lagrange multiplier. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa likuiditas obligasi dan maturity date obligasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Berikut ini adalah hasil rangkuman penelitian terdahulu yang relevan seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.1 di bawah ini yaitu sebagai berikut:

13 22 Tabel 2.1: Hasil Rangkuman Penelitian Terdahulu No Peneliti Negara Jumla h Samp el 1 U.S Securities and Exchange Commission (2016) 2 Subagia dan Sedana (2015) Teknik Analisis USA 1 Review U.S Treasury Bonds Indonesia 54 Multiple Linier Regression Analysis 3 Wijaya (2014) Indonesia 115 Multiple Linier Regression Analysis 4 Damena dkk (2013) 5 Petrella dan Resti (2013) 6 Ederington dan Yang (2012) 7 Landon dan Smith (2008) 8 Krisnalasari (2007) Indonesia 64 Multiple Linier Regression Analysis Eurozone (Prancis, Spanyol, Itali, Jerman) Liquid Market Model dan SIGMA USA T - test analysis BKMX Kanada 20 Multiple Liniers Regression Analysis Indonesia 71 Multiple Linier Regression Analysis 9 Gajjala (2006) India 14 Multiple Liniers Regression Analysis 10 Grandes dan Peter (2004) (Sumber: Data sekunder diolah) South Africa 9 The Lagrange Multiplier Hasil Penelitian Coupon dan Maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap hargaobligasi. Likuiditas dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi, sedangkan coupon tidak. Coupon dan maturity date memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Likuiditas dan coupon obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi sedangkan maturity date tidak. Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi Maturity date dan coupon memiliki hubungan dan pengaruh yang signfikan terhadap harga obligasi Coupon memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap harga obligasi. Likuiditas dan coupon memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan maturity date tidak. Likuiditas dan maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan. Likuiditas dan Maturity date memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap harga obligasi.

14 23 Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu di atas, maka kerangka pemikiran yang ada dalam penelitian ini, dapat disajikan seperti pada Gambar 2.1 di halaman berikutnya. Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran Strategi Pencapai Efisiensi Harga Obligasi Perusahaan Variabel penelitian yang digunakan: 1. Perubahan Harga Obligasi 2. Likuiditas Obligasi 3. Coupon Obligasi 4. Maturity Date Obligasi Tabulasi data penelitian yang bersumber dari laporan keuangan dan referensi yang relevan Pembuatan Hipotesis Statistik: Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perubahan Harga Obligasi Pengujian Statistik dengan menggunakan Multiple Linier Regression Analysis dengan bantuan software SPSS for windows versi 23 Pembahasan Analisis: Menginterpretasikan hasil output statistik dan melakukan review hasil penelitian dengan jurnal penelitian terdahulu, teori dan referensi yang relevan. Kesimpulan Saran

15 24 C. Hipotesis Instrumen obligasi sangat menarik bagi para shareholder dengan tingkat spekulasi yang middle, karena tipe investor ini, menginginkan keuntungan yang tinggi tapi takut akan resiko pasar. Obligasi yang menarik bagi para shareholder adalah obligasi yang memberikan tingkat coupon obligasi yang kompetitif,paling tidak, sesuai dengan ekspektasi mereka. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian U.S Securities and Exchange Commision (2016) yang menyimpulkan bahwa selain tingkat coupon obligasi yang menarik, adanya maturity date dalam jangka pendek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Obligasi yang menarik akan membuat harga obligasi tersebut akan menajdi fluktuatif, dikarenakan banyaknya pembeli dan penjual yang mentransaksikan obligasi tersebut. Sehingga pada akhirnya, obligasi yang menarik minat para investor akan membuat harga obligasi tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selain faktor coupon obligasi dan maturity date obligasi yang melekat pada obligasi, hal yang perlu juga diperhatikan adalah adanya tingkat likuiditas obligasi yang baik. Karena perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik akan membuat para shareholder merasa tenang menanamkan modalnya ke dalam instrumen obligasi. Likuiditas obligasi yang baik dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kewajibannya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang kepada para shareholder. Petrella dan Resti melakukan penelitian pada Eurozone yakni meliputi negara Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa likuiditas obligasi yang

16 25 dijanjikan oleh perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi yang ditransaksikan di papan perdagangan obligasi pada secondary market. Gajjala (2006), juga melakukan penelitian mengenai obligasi di India dan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa likuiditas obligasi yang baik memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi perusahaan. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan dari penelitian Subagia dan Sedana (2015), begitu juga dengan hasil penelitian Damena dkk (2014), yang menyimpulkan bahwa likuiditas obligasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. Berdasarkan deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho 1 : β 1 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 1 : β 1 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ho 2 : β 2 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Coupon Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 2 : β 2 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Coupon Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi.

17 26 Ho 3 : β 3 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 3 : β 3 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ho 4 : β 4 0, Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi. Ha 4 : β 4 0, Artinya ada pengaruh yang signifikan Likuiditas Obligasi, Coupon Obligasi, Maturity Date Obligasi terhadap Perubahan Harga Obligasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI 1. BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM VALUASI OBLIGASI Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa

Lebih terperinci

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR SPESIFIK YANG MEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL

ANALISIS FAKTOR SPESIFIK YANG MEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL ANALISIS FAKTOR SPESIFIK YANG MEMPENGARUHI HARGA OBLIGASI NEGARA DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL Ditulis oleh: Nama : Yosi Azizah Nomor Mahasiswa : 12311142 Jurusan Bidang Konsentrasi : Manajemen : Keuangan

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Penilaian Saham dan Obligasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Penilaian Obligasi Penilaian Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk

BAB I PENDAHULUAN. investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal merupakan wadah yang dapat digunakan untuk para investor dan perusahaan untuk mencari sumber dana maupun untuk menginvestasikan dana.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Rahardjo (2003) menyatakan bahwa obligasi merupakan suatu surat berharga (efek) berjangka waktu menengah dan panjang, yang merupakan bukti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. obligasi, hal utama yang dilihat terlebih dahulu adalah harga pasar obligasi tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. obligasi, hal utama yang dilihat terlebih dahulu adalah harga pasar obligasi tersebut. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Harga Pasar Obligasi Sebelum seorang investor memutuskan untuk membeli atau menjual sebuah obligasi, hal utama yang dilihat terlebih

Lebih terperinci

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi Produk Investasi Deposito SBI Pendek (< 1 Tahun) Jangka Waktu Investasi Menengah (1-5 Thn) Panjang (>5 Thn) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi 2 INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK 3 Dipergunakan

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI Sumber : http://www.adcg.ae/ Dalam dunia investasi tentunya sudah tidak asing dengan istilah pasar modal. Tidak seperti jenis pasar pada umumnya, pasar modal (capital

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

Kata Kunci : coupon, jangka waktu jatu tempo, liquiditas obligasi dan perubahan harga obligasi.

Kata Kunci : coupon, jangka waktu jatu tempo, liquiditas obligasi dan perubahan harga obligasi. ANALISIS PENGARUH COUPON (BUNGA OBLIGASI), JANGKA WAKTU JATUH TEMPO, DAN LIQUIDITAS OBLIGASI TERHADAP TINGKAT PERUBAHAN HARGA OBLIGASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Herdy Damena ( Damena.herdy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OVERVIEW 1/51 Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas

Lebih terperinci

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT PENGERTIAN Fixed Income: Produk investasi dengan tingkat pendapatan tetap (stabil) Financial Market Money market Capital market Maturity 1th Debt Instrument

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh imbalan (return) dimasa yang akan datang. Penelitian Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh imbalan (return) dimasa yang akan datang. Penelitian Ibrahim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun dalam bentuk modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006:

Lebih terperinci

Harga dan Yield Obligasi

Harga dan Yield Obligasi Harga dan Yield Obligasi Harga dan yield obligasi merupakan dua variabel penting dalam transaksi obligasi bagi investor. Investor selalu menanyakan yield yang akan diperolehnya bila membeli obligasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Pustaka 3.1.1. Obligasi Obligasi (bond) merupakan surat berharga yang dijual kepada publik, dimana dicantumkan berbagai ketentuan yang

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33 CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33 Penilaian obligasi Harga obligasi Tingkat bunga pasar dan harga obligasi Maturitas dan harga obligasi Tingkat kupon dan harga obligasi Durasi obligasi PENILAIAN OBLIGASI Penilaian

Lebih terperinci

Modul penilaian saham dan obligasi

Modul penilaian saham dan obligasi Modul ke: Fakultas Ekonomi dan bisnis Modul penilaian saham dan obligasi Tujuan analisis penilaian Metode metode penilaian saham dan obligasi Pihak pihak yang berkepentingan terhadap penilaian tersebut

Lebih terperinci

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)

Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) Anggota Kelompok : Adi Tri Prasetyo Aisyah Novia W. Dian Fitria Sari Dianita Ramadhani Gunung Arifan Nandya Titi Hapsari A. Pengertian Utang Jangka Panjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh

Lebih terperinci

12/02/ CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33

12/02/ CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33 http://www.deden08m.com CAKUPAN PEMBAHASAN 1/33 Penilaian obligasi Harga obligasi Tingkat bunga pasar dan harga obligasi Maturitas dan harga obligasi Tingkat kupon dan harga obligasi Durasi obligasi 1

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan

Lebih terperinci

C H A P T E R 14 LIABILITAS JANGKA PANJANG

C H A P T E R 14 LIABILITAS JANGKA PANJANG C H A P T E R 14 LIABILITAS JANGKA PANJANG Intermediate Accounting IFRS Edition Kieso, Weygandt, and Warfield 14-1 Liabilitas Jangka Panjang 14-2 Liabilitas Jangka Panjang adanya kemungkinan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Beberapa literatur tentang Obligasi Negara, serta tingkat resiko finansial yang akan dibahas dalam tesis ini dijelaskan dalam bab ini. Demikian pula pendekatanpendekatan analisis

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Auditorium Sabang Kantor Pusat DJBC, 2 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan OUTLINE 1 2 Mengenal

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Beberapa Istilah Dalam Nilai nominal ( nominal value atau face value ) atau nilai pari ( par value ) Besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan tertera pada lembaran obligasi.

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD Staf penjual

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD Staf penjual

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Ritel Staf penjual yang berwenang dari PermataBank

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA Aula Ged B Lt.5, Sekretariat BPPK, 9 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko OUTLINE 1 2 Mengenal Instrumen

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD Staf penjual

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara memperjualbelikan instrumen keuangan. Salah satu instrumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata

Lebih terperinci

MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI

MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 8 NAMA : SHERYN FLORENSKA (163304020824) AYUGINA SINAGA (163304020826) RUANGAN : 415 (PAGI F) SEMESTER 3 UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh melalui pasar uang dan pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh melalui pasar uang dan pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang bisa diperoleh melalui pasar uang dan pasar modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat mempermudah suatu perusahaan atau individu

Lebih terperinci

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 16,3 persen dari pencapaian periode sebelumnya tahun 2014 (Republika

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 16,3 persen dari pencapaian periode sebelumnya tahun 2014 (Republika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklim investasi di Indonesia kian menunjukan perkembangan, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan realisasi investasi dalam negeri dan luar negeri yang

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

LIABILITAS JANGKA PANJANG

LIABILITAS JANGKA PANJANG LIABILITAS JANGKA PANJANG - Pertemuan 12 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 3 Utang Obligasi Wesel Bayar Jangka Panjang Isu-isu Spesial

Lebih terperinci

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi Produk Investasi Deposito SBI Pendek (< 1 Tahun) Jangka Waktu Investasi Menengah (1-5 Thn) Panjang (>5 Thn) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi 2 INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK 5

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI PROSES KEPUTUSAN INVESTASI A. Mengenal Sekuritas Ekuitas Dan Sekuritas Hutang Sekuritas hutang adalah bukti kepemilikan hutang perusahaan lain berupa surat berharga yang menunjukan hak investor untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MATERI 13c PENILAIAN OBLIGASI

MATERI 13c PENILAIAN OBLIGASI MATERI 13c PENILAIAN OBLIGASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 8 PENGERTIAN OBLIGASI, PENILAIAN OBLIGASI, DAN STRATEGI INVESTASI OBLIGASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI

MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI Materi 7 Penilaian Obligasi Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. 7-1 PENGERTIAN OBLIGASI KARAKTERISTIK OBLIGASI JENIS-JENIS

Lebih terperinci

Materi 7 Penilaian Obligasi. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PENGERTIAN OBLIGASI

Materi 7 Penilaian Obligasi. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PENGERTIAN OBLIGASI Materi 7 Penilaian Obligasi Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. 7-1 PENGERTIAN OBLIGASI KARAKTERISTIK OBLIGASI JENIS-JENIS OBLIGASI YIELD OBLIGASI DIVERSIFIKASI ESTIMASI RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO MODEL

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Noor Achmad dan Greece Setiawan (2007) Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh rating dan kupon terhadap harga obligasi. Metode analisis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2007), obligasi merupakan suatu kontrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2007), obligasi merupakan suatu kontrak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Obligasi Obligasi merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan dan juga merupakan salah satu alternatif bagi pemilik

Lebih terperinci

PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG

PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG PENILAIAN SURAT BERHARGA JANGKA PANJANG OBLIGASI Obligasi adalah surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai

Lebih terperinci

Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9

Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9 Instrumen Pasar Modal Indonesia Materi 9 Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta BAGAIMANA PERUSAHAAN MENERBITKAN SEKURITAS Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang

Lebih terperinci

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI BAB V SAHAM DAN OBLIGASI 1.1. Saham Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan, bahwa saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa seseorang turut serta dalam suatu perseroan terbatas (PT). pemilik saham

Lebih terperinci

PENILAIAN SURAT BERHARGA

PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN SURAT BERHARGA OBLIGASI DEFINISI: Surat utang yang dikeluarkan suatu perusahaan atau negara Adanya pembayaran bunga kupon yang tetap untuk setiap periode Beberapa istilah penting: NILAI NOMINAL

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XIV. Obligasi (Bond) 1. Pendahuluan Instrumen hutang jangka panjang pada dasarnya janji yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sejumlah bunga tertentu dan pokok pinjaman selama jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang selama ini banyak ditopang oleh konsumsi. Untuk itu, sudah sepatutnya masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai agen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun regional dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pasang surut, contohnya krisis ekonomi yang terjadi di Eropa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA BAB IV ANALISA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OBLIGASI TANPA BUNGA (ZERO COUPON BOND) DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisa Hukum Islam tentang Aplikasi Obligasi Tanpa Bunga (Zero Coupon Bond) di

Lebih terperinci

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA Mata

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bank, Risiko, dan Manajemen Risiko Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

Investasi dalam efek

Investasi dalam efek Investasi dalam efek Investasi dalam efek Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya untuk membeli efek atau surat-surat berharga (securities) Tujuan pembelian tersebut adalah (Bambang Riyanto,2008):

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama bulan Januari hingga Agustus 2008, bursa saham dunia mengalami penurunan yang berdampak pada pelaku lantai bursa, dunia usaha, dan perekonomian di berbagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya pasar modal yang semakin pesat belakangan ini dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 13 UTANG OBLIGASI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI

MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 13 UTANG OBLIGASI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI MODUL KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI 2 TATAP MUKA 13 Materi: UTANG OBLIGASI DAN INVESTASI DALAM OBLIGASI OLEH UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM KULIAH KARYAWAN JAKARTA 2008 Tujuan Penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci