Rahmad Gunawan Lubis : Tinjauan Hukum Humaniter Internasional Terhadap Pengungsi..., 2005 USU Repository 2008.

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7 ABSTRAK Pengungsi internal ialah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang telah dipaksa atau terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah mereka atau tempat mereka dahulu biasa tinggal, terutama sebagai akibat dari, atau dalam rangka menghindarkan diri dari, dampak-dampak konflik bersenjata, situasi-situasi rawan yang ditandai oleh maraknya tindak kekerasan secara umum, pelanggaranpelanggaran hak-hak asasi manusia, bencana-bencana alam, atau bencana-bencaaa akibat ulah manusia, dan yang tidak melintasi perbatasan negara yang diakui secara internasional. Masyarakat internasional menghadapi masalah berat untuk memastikan adanya j aminan perlindungan bagi pengungsi internal ini. Untuk itulah penulis mengangkat permasalahan mengenai bagaimanakah tinjauan Peraturan perundangundangan dan konvensi internasional tentang pengungsi internal di Aceh. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu Pcnclitian Hukum yang dilakukan dcngan cara meneliti bahan pustaka atau data skundcr, bcrupa hukum posittf dan bagaimana pcncrapannya dalam praktik di Indonesia (pendekatan kepustakaan/library Hesearch). Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka diketahui bahwa menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang paling dibutuhkan oleh lops sesuai dengan kondisi mereka meliputi hak untuk hidup (pasal 19), hak memperoleh pendidikan (pasal 12), kebebasan memeiuk dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya masing-masing (Pasal 22), kebebasan bergerak, berpindah dan bertempat tinggal dalam wilayah R1 (Pasal 27), hak atas perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak miliknya (Pasal 29), kebebasan dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martahat, penghilangan paksa, dan penghilangan nyawa (Pasal 33), hak untuk tidak ditangkap, ditahan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atu dibuang secara sewenang-wenang (Pasal 34), hak untuk mempunyai milik dan tidak dirampas hak miliknya (Pasal 36), dan hak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak, serta penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditiflainnya (Pasal 65). Bahwa menurut Hukum Humaniter dengan melihat kemiripan kondisi IDPs dengan kondisi pengungsi, maka pokok-pokok perlindungan bagi pengungsi yang dapat diterapkan yaitu perlindungan harus diberikan oleh pemerintah nasional pada waktu mereka masih berada eli daerah kediaman asal, pada waktu proses penyingkiran, di tempat transit, eli daerah permukiman sementara selama perjalanan kernbali ke daerah asal atau ke daerah relokasi, dan pada masa awal reintegrasi mereka (di daerah asal) atau kehidupan mereka di daerah relokasi, sampai dinilai mantapnya reintegrasi IDPs di daerah asal atau kehidupan mereka eli daerah relokasi. IV Rahmad Gunawan Lubis : Tinjauan Hukum Humaniter Internasional Terhadap Pengungsi..., 2005

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88