BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yulia Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IDENTITAS ETNIS Pengertian Identitas Etnis Phinney (1992) menyatakan bahwa identitas etnis sebagai suatu konstruksi yang kompleks yang mencakup komitmen dan perasaan bersama pada suatu kelompok, evaluasi positif tentang kelompoknya, adanya minat dan pengetahuan tentang kelompok, serta keterlibatan dalam aktivitas sosial dari kelompok. Phinney juga menjelaskan identitas etnis sebagai suatu identitas seseorang atau sense of self sebagai seorang anggota dari sebuah kelompok etnis dan pemikiran, persepsi dan perasaan yang dirasakan seseorang sebagai bagian dari anggota kelompok tersebut. Identitas etnis merupakan sesuatu yang dinamis, yang berarti bahwa identitas etnis dapat berubah sepanjang waktu dan juga konteks, dan harus disesuaikan dengan variasi dan pembetukannya (Phinney, 1992). Identitas etnis sebagai suatu konsepsi diri terbentuk sebagai hasil dari pembentukan. Perkembangan identitas etnis merupakan pergerakan individu untuk mengindentifikasi nilai-nilai budaya, perilaku, kepercayaan, dan tradisinya (Chavez dan Guido-Dibrito, 1999). Identitas etnis adalah budaya, agama, geografi, bahasa dan praktek bersama oleh individu yang dihubungkan dengan loyalitas dan kekeluargaan (Evans et al., 2010). Pemahaman etnis dapat melalui cara eksternal dan internal dan merupakan sebuah proses sosio-psikologikal dimana masing-masing individu menempatkan diri sendiri dalam sebuah komunitas
2 13 secara internal dengan menggunakan pikiran dan perasaan dan secara eksternal menyesuaikan tingkah laku dengan keadaan psikologikal internal (Jenkins, 1996). Secara eksternal identitas etnis meliputi: 1. Penggunaan bahasa tertentu, 2. Melakukan tradisi-tradisi etnis 3. Berpartisipasi dalam jaringan etnis personal, seperti keluarga, pertemanan, termasuk ke dalam institusi etnis seperti gereja, sekolah perusahaan dan media, berpartisipasi dalam asosiasi sukarela yang bersifat etnis, dan 4. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang disponsori organisasi etnis Secara internal identitas etnis mengacu pada gambaran, ide, sikap dan perasaan yang termasuk didalamnya empat dimensi berikut: 1 Dimensi kognitif, tentang bagaimana pandangan mengenai diri, kelompok dan tradisi yang dianut. Dimensi ini juga terdiri dari nilai sebuah kelompok, heritage dan sejarah masa lalu. 2 Dimensi moral, tentang menurunkan rasa kewajiban kepada kelompok dan berasosiasi dengan komitmen individu kepada komunitasnya, begitu pula dengan implikasi sebuah kelompok terhadap tingkah laku seseorang. Mengajari anak-anak bahasa nenek moyang, membantu anggota kelompok menemukan pekerjaan dan menikah dalam komunitas etnis. 3 Dimensi afektif, perasaan dan keterikatan dengan kelompok, dan terdiri dari dua jenis perasaan (1) perasaan simpati dan preferensi kepada sebuah
3 14 kelompok, dan (2) perasaan nyaman dengan sebuah kelompok lebih dari kelompok lain. 4 Dimensi kepercayaan merujuk kepada kepercayaan yang dimiliki seorang individu terhadap kelompoknya dan rasa aman yang di peroleh. Melalui cara pemahaman tersebut dapat dilihat bagaimana seseorang membangun defenisi internal dan ekstenal dalam membentuk identitasnya (Jenkins, 1996; Evans et al, 2010). Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa identitas etnis adalah sebuah konstruksi yang kompleks yang mencakup komitmen, perasaan dan sikap positif yang meliputi kebanggan, kepuasan dan kesukaan terhadap kelompok etnisnya yang merujuk pada bahasa, karakter dan adat-istiadat yang digunakan seseorang pada dirinya Model Perkembangan Identitas Etnis Ada tiga tahap model pengembangan identitas etnis individu: 1. Unexamined ethnic identity Individu pada tahap ini belum mengetahui tentang pandangan positif atau negative dari kelompok etnisnya. Seseorang tidak mengalami periode eksplorasi (krisis) dan juga tidak membuat komitmen (Marcia, 1993). 2. Ethnic identity search Individu pada tahap ini mulai mencari makna sebagai anggota kelompok. Menurut Marcia (1980), tahap ini merupakan periode eksplorasi atau
4 15 moratorium. Individu juga telah memiliki komitmen terhadap identitasnya tetapi belum mengekplorasi lebih jauh lagi atau yang disebut foreclosure. 3. Achived ethnic identity Individu bereksplorasi terhadap keanggotaan kelompok etnisnya dan memaknai arti etnisitas tersebut dalam hidupnya (Phinney, 1992). Pada masa dewasa, sebagian besar orang telah mencapai rasa aman sebagai anggota kelompok etnis dan hal ini relative stabil atau telah sampai pada tahap achived ethnic identity. Berdasarkan tiga tahap model perkembangan identitas etnis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan identitas etnis individu akan melalui tahapan-tahan dimulai dari melakukan pengenalan pada etnis nya yang kemudian dilanjutkan pada tahap mencari makna sebagai anggota kelompok etnisnya dan kemudian individu akan bereksplorasi terhadap keanggotaan kelompok etnisnya dan memaknai etnis tersebut dalam hidupnya Faktor yang mempengaruhi Identitas Etnis Ada beberapa faktor yang mempengaruhi identitas etnis diantaranya: 1. Peer (teman sebaya) Teman sebaya merupakan faktor yang mempengaruhi identitas etnis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan pertemanan dari etnis yang sama secara aktual menunjukkan ethnic belonging, commitment dan exploration yang signifikan pada remaja dengan latar belakang yang sama.
5 16 Remaja lebih nyaman dengan diri mereka dan mengeksplor etnisitas mereka jika dengan teman yang memiliki etnis yang sama dengan mereka. 2. Tempat tinggal Area atau tempat tinggal juga merupakan faktor yang mempengaruhi identitas etnis. Tempat tinggal digunakan untuk melihat jumlah atau proporsi dari anggota kelompok etnis yang sama dalam area tempat tinggal para individu. Huang,1998 (dalam Kiang & Fuligni, 2009) menemukan bahwa remaja Asia-Amerika merasa lebih menjadi orang Asia saat mereka berada di rumah, dan merasa menjadi orang Amerika saat di sekolah. 3. Kelompok sosial Partisipasi dalam klub-klub etnis, kemasyarakatan atau organisasi, misalnya, penelitian pada beberapa orang telah menemukan bahwa individu menampilkan diri mereka dan berperilaku berbeda di seluruh konteks sosial yang berbeda (Oyserman & Markus 1993, dalam Kiang & Fuligni, 2009). Demikian pula, konsep relasional self-worth menunjukkan bahwa individu mengevaluasi diri tergantung pada hubungan tertentu di mana mereka berinteraksi. 4. Family cohesion Remaja yang memiliki hubungan yang dekat dengan orang tuanya mungkin lebih termotivasi untuk berhubungan dan belajar mengenai latar belakang etnis mereka.
6 17 Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi identitas etnis. Teman sebaya, tempat tinggal, kelompok sosial dan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi identitas etnis individu Komponen Identitas Etnis Keempat dimensi internal identitas etnis yang dikemukakan oleh Jenkins, 1996 mengenai ketiga dimensi yaitu dimensi kognitif, moral, afektif dan kepercayaan sejalan dengan teori identitas etnis dari Phinney. Dimensi tersebut menghasilkan komponen identitas etnis menurut Phinney (1990) diantaranya adalah: 1. Ethnicity and ethnic self-identification Identitifikasi diri dalam hal ini adalah merujuk pada label etnis seperti bahasa, karakter, adat-istiadat yang digunakan seseorang untuk dirinya. Pada remaja dan dewasa, pelabelan ini bersifat kompleks karena di tentukan oleh latar belakang keluarga juga dipengaruhi oleh bagaimana mereka memandang diri mereka secara etnis. 2. Sense of belonging Perasaan memiliki pada kelompok etnisnya. Individu memiliki perasaan dekat dan terikat dengan kelompok dalam etnisnya. 3. Positive and negative attitudes toward one s ethnic group Sikap positif meliputi kebanggan, kesenangan, kepuasaan dan kesukaan terhadap kelompok etnis yang dimilikinya. Individu memiliki rasa aman yang diperoleh dari kelompoknya. Ketiadaan sikap positif atau sikap negatif
7 18 tampak dari penolakan, ketidakpuasaan, perasaan inferior atau keinginan menyembunyikan identitas etnisnya. 4. Ethnic involvement, social participation and cultural practice Keterlibatan dalam kehidupan sosial dan praktik-praktik budaya dalam kelompok etnis seseorang merupakan indikator-indikator keterlibatan etnis. Individu dalam hal ini memiliki perasaan kewajiban dan berkomitmen terhadap kelompok etnisnya. Berdasarkan komponen tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen identitas etni mencakup identifikasi mengenai etnis, perasaan akan kelompok etnisnya, penilaian posotif akan etnis yang dimiliki dan juga keterlibatan individi dalam kegiatan dan praktik budaya yang kelompok etnisnya lakukan Aspek Identitas Etnis Menurut Phinney, 1998 (Robert et al., 1999) menyatakan bahwa aspek identitas dianggap sebagai aspek dari akulturasi karena aspek identitas etnis mencakup perilaku yang terlibat dengan etnisitas seperti adat-istiadat, tradisi dan interaksi sosial. Menurut Berry, 2006 menyatakan aspek akulturasi sebagai berikut: a. Cultural maintenance Merupakan perilaku individu dalam mempertahankan budaya dan identitas dari daerah asalnya. Perilaku tersebut dapat tampak dalam kegiatan yang dilakukan sehari-hari, misalnya dalam berkomunikasi yaitu penggunaan bahasa, penggunaan pakaian, dan penggunaan lambing-lambang budaya.
8 19 b. Contact and Participation Merupakan tindakan individu untuk melakukan kontak dan berpartisipasi dengan kelompok mayoritas bersama dengan kelompok budaya lainnya. Perilaku dalam beradaptasi terhadap budaya yang berbeda mencakup peran dan status kelompok, identifikasi, pertemanan dan penilaian ideology. Perilaku pertemanan merupakan salah satu cara dalam melakukan kontak dengan anggota kelompok lain yang dapat meningkatkan persepsi dan evaluasi dari kelompok lain. Pertemanan dapat meningkatkan emosi positif yang mengarah pada perilaku yang lebih baik dari kelompok lain. Dapat disimpulkan bahwa aspek identitas etnis mencakup perilaku individu dalam mempertahankan budaya dan identitas etnisnya yang terlihat melalui kegiatan yang dilakukan dalam kehidupannya seperti penggunaan bahasa, pakaian dan juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya. 2.2 SIMALUNGUN Arti dan Makna Kata Simalungun Simalungun berasal dari kata Si-malungun. Si yang berarti sebagai kata penunjuk, Ma adalah awalan dan Lungun yang artinya sunyi atau rindu. Malungun berarti yang sunyi atau yang dirindukan. T.Ms. Purbaraya menjelaskan bahwa Simalungun berasal dari kata silou-ma-lungun yang menghubungkan nama Simalungun dengan sejarah runtuhnya kerajaan Silou Tua sebagai lanjutan dari Kerajan Nagur. T.B.A Purba Tambak menjelaskan bahwa Simalungun berasal dari
9 20 kata Simou dan lungun berarti sunyi atau lengang. Kesunyian atau kelengangan itu disebabkan oleh keadaan wilayah yang dulunya terdiri dari hutan belantara dan penduduknya hampir tidak kelihatan. D. Kenan Purba SH berpendapat bahwa kata Simalungu berasal dari kata sim-lungun. Sima berarti sisa dan Lungun berarti kesedihan, maka Simalungun artinya sisa dari kesedihan. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa nama Simalungun berasal dari dua suku kata yakni kata malungun yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai sunyi atau tenang, sedangkan kata si merujuk pada kata penunjuk bagi orang yang memiliki sesuatu (baik identitas, kepemilikan benda dan lainnya) dan juga sering dipakai sebagai kata penunjuk orang. Sehingga kata Simalungun memiliki arti orang yang suka dengan kesunyian atau ketenangan Gambaran Umum Wilayah Simalungun Kabupaten Simalungun terletak anatara Lintang utara. Letaknya berada pada gugusan Bukit Barisan pada ketinggian meter dari permukaan laut, dengan luas wilayah 4.369,60. Wilayah Simalungun berbatasan dengan Kabupaten Serdang Begadai di sebelah utara, Kabupaten Asahan di sebelah selatan, Kabupaten Karo di sebelah barat, dan kabupaten Toba Samosir di sebelah timur. Penduduk aslinya adalah Suku Batak Simalungun. Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 Kecamatan, 22 Kelurahan dan 345 desa.
10 Filosifi Hidup Orang Simalungun Dalam bukunya yang berjudul Orang Simalungun, Sortaman (2008) mengungkapkan filosofi hidup masyarakat Simalungun, yaitu: a. Habonaron do Bona (Kebenaran adalah Pangkal) Budaya terdiri dari adat istiadat. Berdasarkan hasil seminar budaya yang diadakan, maka ditetapkan dasar budaya Simalungun adalah Habonaron Do Bona yang artinya kebenaran adalah pangkal. Filosofi ini telah dijadikan sebagai motto lambang kabupaten Simalungun. Terdapat suatu pemahaman yang sangat kental pada orang Simalungun bahwa Naibata (Tuhan) adalah Maha Kuasa, Maha Adil dan Maha Benar. Sehingga manusia sebagai ciptaan juga dituntut untuk bersikap benar dan segala sesuatu harus didasarkan pada hal yang benar. Inilah prinsip dasar dari Filosofi Habonaron Do Bona pada masyarakat Simalungun. Falsafah Habonaron Do Bona merupakan filosofi hidup bagi orang Simalungun. Habonaron Do Bona artinya adalah kebenaran adalah dasar segala sesuatu. Artinya masyarakat simalungun menganut aliran pemikiran dan kepercayaan segala sesuatu harus dilandasi oleh kebenaran. Begitu juga dengan Sapangambei manoktok hitei yang artinya adalah bersama-sama membangun jembatan atau gotong royong/bahu-membahu untuk membangun. Falsafah budaya Simalungun tercermin pada Tolu Sahundulan Lima Saodoran. Tolu Sahundulan artinya tiga pada satu tempat yaitu, sanina, tondong, boru. Semboyan Tolu Sahundulan sama artinya dengan sanina pangalopan riah, tondong pangalopan podah, boru pangalopan gogoh. Marsanina ningon pakkei, manat. Martondong ningon hormat, sombah pakkon marboru ningon elek, pandei (pihak yang
11 22 semarga sebagai tempat bermusyarah, pihak marga pemberi istri sebagai pemberi Nasehat, kepada teman semarga harus sopan, berhati-hati. Kepada pihak marga pemberi istri harus tetap hormat dan kepada pihak kelompok marga lelaki yang mengawini putri marga pemberi istri harus berpengertian). b. Marbija (Bersumpah) Untuk membuktikan kejujuran dulu sering dilakukan bersumpah dalam bahasa simalungun disebut marbija. Apabila orang lain mencurigai seseorang melakukan kejahatan, maka orang tersebut bisa mengangkat sumpah dengan mempertaruhkan sesuatu miliknya yang sangat berharga. Misalnya jiwa anaknya. Jika terbukti melakukan kejahatan tersebut maka anaknya akan menjadi tumbal. Dalam bersumpah seseorang harus jujur karena jikalau bersumpah palsu maka tumbal sumpahnya menjadi nyata. Orang tidak berani berdusta hanya untuk menutupi kesalahan sesaat. Cara untuk mengangkat sumpah bermacam macam. Ada yang bersumpah dengan sederhana, yakni hanya menyebut tumbalnya. Tetapi jika tidak ada yang ditumbalkan maka dapat juga bersumpah dengan menumbalkan dirinya sendiri. Disamping bersumpah di Simalungun dulu ada suatu cara menguji kejujuran yakni dengan menyerukan sumpah kepada Naibata (Tuhan). Artinya biarlah Naibata yang nantinya akan membalas kan kepada pelaku kejahatan tersebut. Dan juga sebaliknya kalau seseorang menerima perlakuan yang kurang pantas orang itu tidak perlu terburu buru melakukan pembalasan, mereka yakin Naibata yang maha adil akan tetap membalasnya. Nilai nilai falsafah ini sangat positif dalam membentuk keharmonisan
12 23 hidup dengan sesama. Falsafah ini membimbing manusia untuk hidup dalam kejujuran. 2.3 Gambaran Identitas Etnis Pada Orang Simalungun di Sidamanik Menurut Phinney, 1990 identitas etnis merupakan suatu konstruksi yang kompleks yang mencakup komitmen dan perasaan bersama pada suatu kelompok etnis, memiliki evaluasi yang positif mengenai kelompok, mempelajari etnis dan terlibat dalam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh kelompok etnis. Identitas etnik berasal dari pengetahuan atau informasi yang seseorang miliki mengenai kelompoknya dan di dalamnya terkandung nilai dan keterikatan terhadap kelompok tersebut (Tajfel, 1981). Memperoleh informasi mengenai kelompok etnis dapat diperoleh melalui orangtua, teman maupun lingkungan tempat tinggal untuk mempelajari dan membangun ketertarikan dengan kelompok etnis. Berpartisipasi dalam kelompok sosial yang ada dalam kelompok etnisnya juga dilakukan atau dianjurkan oleh orang tua kepada anaknya untuk lebih dekat dengan budayanya. Identitas etnis dapat membedakan individu itu sendiri dengan orang lain. Dengan identitas tentu orang lain dengan mudah mengetahui siapa dan bagaimana seorang individu. Identitas etnis menjadi suatu ciri khas yang dimiliki oleh sekelompok orang yang menjadi bagian inti dari diri mereka. identitas menjadi penting karena dengan itu kita mengetahui jati diri kita yang sebenarnya. Suku Simalungun adalah salah satu etnis dengan ragam budaya yang khas yang harus dijaga kelestariannya. Identitas etnis dapat dipahami dengan individu memiliki
13 24 pandangan mengenai diri, kelompok dan tradisi yang dianutnya, memiliki kewajiban dan komitmen yang ditunjukkan dengan perilaku yang mencerminkan etnis, perasaan nyaman dan aman dengan kelompok etnis yang ditunjukkan dengan keterlibatan dalam dengan aktivitas-aktivitas etnis. Bagi orang Simalungun sendiri, menjaga kelestarian etnis merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan karena Simalungun mengenal istilah ahap Simalungun sebagai falsafah hidup yang menjadi dasar bagi orang Simalungun itu sendiri untuk bertindak. Falsafah ini mengajak orang Simalungun untuk memiliki kemauan dalam menjaga dan melestarikan budayanya. Pada kenyataanya, beberapa daerah di Simalungun seperti di Sidamanik tidak melakukan yang sesuai dengan falsafah mereka sehingga mengakibatkan identitas etnis suku Simalungun mengalami penurunan. Menurut Ando Sipayung (2013), ahap Simalungun juga mengandung makna bahwa orang Simalungun harus mampu mempelajari dan menguasai budaya lain, tujuannya adalah orang Simalungun mampu melakukan pembaharuan dan memperkaya budayanya sendiri. Dengan tujuan tersebut orang Simalungun akan bida diterima oleh budaya lain, namun akan mempengaruhi budayanya sendiri. Orang Simalungun harus mampu bertindak seimbang, yang mana mereka mempelajari dan menguasai budaya lain namun juga mampu menjaga dan melestarikan budayanya sendiri dengan begitu barulah sikap tersebut mencerminkan orang Simalungun yang sesungguhnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, orang Simalungun harus mampu bertidak seimbang. Namun kenyataanya, orang Simalungun berbanding terbalik dengan
14 25 falsafah mereka. Orang Simalungun di Sidamanik, mereka memandang diri mereka sebagai orang Simalungun, mereka mengakui bahwa mereka merupakan bagian dari suku Simalungun, namun dalam beberapa situasi mereka tidak menunjukkan identitas mereka seperti tidak menggunakan bahasa resmi mereka ketika berinteraksi dan dalam acara-acara adat tidak menggunakan adat mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain perkembangan zaman yang menuntut perubahan bagi orang Simalungun itu sendiri dan juga faktor dari dalam diri orang Simalungun itu sendiri, yaitu falsafah orang Simalungun yang menyatakan harus mampu berbaur dan menguasai budaya lain. Hal ini sesuai menggambarkan karakter orang Simalungun yang suka menyenangkan orang lain dan sangat suka berbaur dengan orang lain. Orang Simalungun akan menyesuaikan situasi mereka dengan orang lain, demikian halnya dalam berkomunikasi. Namun, alangkah baiknya jika orang Simalungun tersebut dalam berkomunikasi menggunaka bahasa mereka ketika mereka berinteraksi sesame mereka orang Simalungun dan juga dapat memperkenalkan budaya Simalungun kepada anak-anak mereka, agar generasi penerus Simalungun mengenali budaya mereka dan mengetahui identitas etnis mereka.
15 Kerangka Teoritis SIMALUNGUN Identitas Etnis Falsafah hidup Habonaron Do Bona Ahap Simalungun Berbanding terbalik Tidak menjaga kelestarian Ethnic and ethnic self-identification Sense of belonging Positive and negative attitudes toward one s ethnic group Ethnic involvement, social participation and cultural practice Gambar 1. Kerangka Teoritis
BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. IDENTITAS ETNIS 1. Definisi Identitas Etnis Menurut histori, istilah etnik diperkenalkan dan digunakan secara bergantian dengan konsep lain seperti rasionalisasi, ras, religi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa. Sampai saat ini tercatat terdapat lebih dari 500 etnis di Indonesia (Suryadinata, 1999). Suku Batak merupakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Ethnic Identity pada Remaja Akhir Batak Karo yang Lahir dan Dibesarkan di Bandung pada Gereja X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara yang terdiri atas lebih kurang pulau ini dihuni oleh lebih dari 300
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara kepulauan. Penduduk Indonesia tahun 2010 sejumlah 237.556.363 jiwa, terdiri atas 119.507.580 pria dan 118.048.783 wanita. Negara
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai ethnic identity pada remaja etnis Jawa di gereja X Bandung berdasarkan proses eksplorasi dan komitmen yang dilakukan remaja tersebut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
145 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan dan mengenai Ethnic Identity terhadap 107 remaja akhir Batak Karo yang lahir dan tinggal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, agama,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, agama, budaya, bahasa, dan masih banyak lagi. Hal ini sesuai dengan semboyan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari banyak pulau,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga dijuluki sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Pada tahun 2013 tercatat bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Beragam kebudayaan Indonesia di berbagai daerah seperti bahasa dan budaya yang berbeda dan keunikan yang dipengaruhi lingkungan sosial maupun ekoniminya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya dan memiliki kekhasan yang orisinil pada masing-masing budayanya. Etnis Batak merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini tercatat ada lebih dari 500 etnis di Indonesia (Suryadinata, 1999). Masingmasing
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang luas yang memiliki banyak pulau dan memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tersebar di berbagai pulau. Sampai saat ini tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, baik cara berpikir,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat terlepas dari interaksi lingkungan sekitarnya. Interaksi yang dilakukan oleh manusia dimulai dari interaksi pada lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i ABSTRAK... DAFTAR ISI. iii DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... x. 1.1 Latar Belakang Masalah.
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Survei Mengenai Ethnic Identity Mahasiswa Keturunan Tionghoa Fakultas X di Universitas Y Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan memiliki pulau dengan lima
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan memiliki 17.508 pulau dengan lima pulau
Lebih terperinciABSTRAK (Phinney, 1990)
ABSTRAK Penelitian tentang gambaran Identitas Etnik Kelompok Dewasa Madya Suku Minahasa pada Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) di Jakarta. Identitas Etnik adalah suatu konstruk kompleks yang mencakup komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk (plural society), yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk (plural society), yaitu sebuah masyarakat negara yang terdiri atas lebih dari 500 sukubangsa yang dipersatukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan keanekaragaman masing-masing,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep Hardiness awalnya dikemukakan oleh Maddi dan Kobasa pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HARDINESS 1. Pengertian Hardiness Konsep Hardiness awalnya dikemukakan oleh Maddi dan Kobasa pada tahun 1979 sebagai suatu vairiabel yang ada dalam diri individu untuk menerima
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui identitas etnik pada dewasa madya berlatar belakang budaya Kei di organisasi X di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tersebar di berbagai pulau. Kondisi negara maritim dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang luas yang memiliki banyak pulau dan penduduk yang tersebar di berbagai pulau. Kondisi negara maritim dengan penduduk masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mempunyai budaya berbedabeda. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang memiliki kebiasaan, aturan, serta norma yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Indentitas Etnis Pada Individu Muslim Dewasa Awal Etnis Tionghoa Jama ah Masjid X Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Ethnic Identity pada mahasiswa dengan etnis Simalungun di Bandung. Dalam penelitian ini menggunakan teori Ethnic Identity dari Jean S. Phinney,1990.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciKebanggaan Atas Identitas Etnik Pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minang Dan Batak Di Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kebanggaan Atas Identitas Etnik Pada Mahasiswa Perantau Kelompok Etnik Minang Dan Batak Di Bandung 1 Rina Ramdani, 2 Ihsana Sabriani Borualogo, 3 Stephanie Raihana Hamdan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa suku Batak yaitu suku Batak Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan Batak Simalungun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam etnis, budaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam etnis, budaya, bahasa, dan agama didalamnya. Perkiraan jumlah penduduk Indonesia terakhir mencapai jumlah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran identitas diri pada remaja yang menikah dini. Bab ini adalah penutup dari seluruh naskah penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap masyarakat dalam kelompok masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki budaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki budaya, etnis, adat istiadat, dan agama yang beranekaragam. Beberapa etnis yang ada di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup di suatu wilayah tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain. Masyarakat yang saling berhubungan satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia, sekaligus sebagai salah satu unsur pokok dalam pembangunan manusia dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. AKULTURASI 1. Defenisi Akulturasi Akulturasi berbeda dengan enkulturasi, dimana akulturasi merupakan suatu proses yang dijalani individu sebagai respon terhadap perubahan konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, di satu sisi keanekaragaman tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, dan Batak Angkola Mandailing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society). Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH Orang Batak Toba sebagai salah satu sub suku Batak memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh disebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau disebelah selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perkawinan adalah Anugrah dari pemberian Allah Tuhan kita yang terwujud/terbentuk dalam suatu ikatan lahir batin dari hubungan antara Suami dan Isteri (kedua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai merauke mempunyai budaya
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multi kulturalisme yang di dalamnya terdapat beranekaragam suku. Batak merupakan sebuah suku di Sumatera Utara, adapun Suku batak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi ciri khas bagi setiap suku tersebut. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP Kesimpulan
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penyalahgunaan narkotika/narkoba saat ini sudah sangat membahayakan dan sudah menjadi permasalahan bagi masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat kita pada khususnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang esensial didalam setiap kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak mungkin terjadi atau terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah Batak Karo masih tetap terlestari (Bangun, 1990). perempuan disebut beru. Merga atau beru ini disebutkan di belakang nama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Marauke, diantaranya adalah suku Jawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai kehidupan manusia dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku. Salah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Toraja yang menetap di pegunungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa. Jadi sikap bahasa tidak bisa lepas dari sosiolinguistik. Kebebasan memilih dan menggunakan
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas selama manusia itu ada dalam berbagai interaksi sosialnya, baik itu konflik perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. Hula - hula merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga. namun tidak semua keluarga dapat memperoleh keturunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi sumatera utara dewasa ini mencatat adanya suku Batak dan Suku Melayu sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Ego Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial (social capital) yang mampu membuat individu individu yang ada didalam komunitas tersebut berbagi
Lebih terperinciBab II. Kajian Pustaka. Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam
Bab II Kajian Pustaka 2.1. Identitas Sosial Teori identitas sosial dipelopori oleh Henri Tajfel pada tahun 1957 dalam upaya menjelaskan prasangka, diskriminasi, perubahan sosial dan konflik antar kelompok.
Lebih terperincimateri tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta
materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta DIRI Pemahaman Diri Pemahaman diri remaja merupakan konstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk komunikasi dan situasi. Kehidupan semacam inilah terjadi interaksi, dari hasil interaksi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
Lebih terperinci