PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV.D SD NEGERI 105 PEKANBARU

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV.D SD NEGERI 105 PEKANBARU By Harni Ningsih 1, Gustimal Witri 2, Lazim N 3 Abstract The problem of this research is the mathematics learning outcomes in the class IV D student of SD Negeri 105 Pekanbaru still low so it needs to be improved trough the application of guided inquiry learning. This research was conducted on April to May The subject of this research is the class VI D student of SD Negeri 105 Pekanbaru, which amount 31 students. The aim of the research is to know the students improvement in learning mathematics by using guided inquiry learning. Doe to the elementary students curiousity is very high, with their look, hold and work together, so that the learning objectives can be achieved well, the data analysis techniques used to measure students mastery of concept acquired in daily test. In the daily test cycle I, the students who complete 18 students, the achievement was 68,4 %. On the cycle II, the student who complete 28 students, and who didn t complete 3 students. The achievement was 88,7 %. The increase from cycle I to cycle II was 20,3 %.in addition, it is used to observes the teacher and students activities of class IV D SD Negeri 105 Pekanbaru. By filling out the field observation sheet that has been provided. The teacher activity during the study and application of guided inquiry learning in the cycle II 97,5 % ( excellent). Students activities in the cycle I 73,3 % (good). On the cycle II 87,5 % (excellent). From the result of the above research, it is know that the application of guided inquiry learning can improve mathematics learning outcomes of the class IV D students of SD Negeri 105 Pekanbaru. Key word : guided inquiry, learning outcomes 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, NIM , harni_n@yahoo.co.id 2 Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, gustimalw@yahoo.com 3 Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, lazimn@yahoo.com 1

2 PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Penguasaan materi matematika oleh siswa menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi didalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin kompetitif pada saat ini. Namun sayangnya pencapaian prestasi siswa dalam pelajaran matematika belum begitu memuaskan. Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,2006) diantaranya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini guru memiliki peranan penting sebagai tenaga pendidik untuk mengarahkan anak didik kepada proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. (Hakim, dalam Mariani (2009:6)) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain-lain. Hamalik dalam Mariani (2009:6) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya. (Sujdana, dalam Mariani (2009:7) juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil observasi dilapangan menunjukkan proses belajar mengajar masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. Hal ini menyebabkan siswa menjdai tidak aktif dalam proses pembelajaran. Gulo dalam Trianto, (2007:135) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah: 1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. 2. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran. 3. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual namun mengembangkan seluruh kemampuan yang ada, termasuk pengembangan emosional (Gulo dalam Trianto, 2007:137). 2

3 Adapun pelaksanaan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : 1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan 2. Merumuskan hipotesis 3. Mengumpulkan data 4. Analisis data 5. Membuat kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan sikap anak terhadap matematika. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator, tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Apakah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru? Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalahnya, maka penelitian ini bertujuan untuk : Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru dengan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing. METODOLOGI PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Masalah-masalah yang diungkapkan dan dicari jalan keluarnya adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami guru. (Sukayati, dalam Mariani (2001:18)) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas, dengan cara melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas supaya lebih profesional. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru serta kepala sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 105 Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru sebanyak 31 siswa terdiri dari 28 laki-laki dan 3 perempuan. Metode pengambilan data menggunakan tes berupa soal isian singkat untuk mengukur ranah kognitif, observasi untuk mengukur ranah psikomotor dan keterampilan observasi. Data tentang kegiatan guru dan siswa diperoleh dari lembar pengamatan dan data yang diperoleh dari hasil tes belajar matematika siswa dianalisis secara deskriptif. 3

4 Pada tahap ini dilaksanakan analisa terhadap : 1. Ketuntasan Belajar a) Ketuntasan Individu Siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai nilai minimum 62 ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan rumus: SP K = X 100% (KTSP, 2007:369) SM Keterangan : K = Ketercapaian indikator SP = Skor yang diperoleh siswa SM= Skor maksimum b) Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal tercapai apabila 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 62 maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang dipergunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut : JT KK = X 100% (KTSP, 2007:382) JS Keterangan : KK = Ketuntasan Klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah siswa seluruhnya 2. Analisis data aktivitas guru dan siswa Analisis data tentang aktifitas guru dan siswa didasarkan pada hasil yang diperoleh dari lembar pengamatan yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan terlaksana dengan mestinya. Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar ditentukan pada observasi dengan rumus : JS NR = X 100% SM Keterangan : NR = persentase rata-rata aktivitas (guru & siswa) JS = jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = skor maksimal yang didapatt dari aktivitas guru & siswa 4

5 Tabel 3.2 Interval dan kategori aktivitas guru dan siswa Interval (%) Kategori Baik sekali Baik Cukup < 60 Kurang Sumber : Anonim dalam Herawati (2005) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dengan empat kali pertemuan per siklus. Pada akhir pembelajarn per siklus diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa. Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil ulangan akhir siklus I (UH 1) dan ulangan akhir siklus II (UH II). Hasil analisis ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara klasikal pada siklus pertama dan siklus kedua pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang setelah penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Penerapan Pembelajaran inkuiri terbimbing Pada Siklus I dan Siklus II Di kelas VD SD Negeri 105 Pekanbaru Tahun 2011/2012 Ketuntasan Belajar NO. Skor Dasar Jumlah Individual / UH Siswa Tuntas Tidak Tuntas Klasikal 1 Skor dasar 31 10(32,25) 21(67,74) Tidak tuntas 2 UH I 31 18(58,04%) 13 (41,93%) Tidak Tuntas 3 UH II (90,32%) 3 (9,67%) Tuntas Sumber : Data Olahan Penelitian 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase ketuntasan belajar Matematika siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru tahun pelajaran 2011/2012 setelah penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing inkuiri terbimbing mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus pertama secara individual 18 orang siswa (58,04%) yang tuntas dan 13 orang siswa (41,93%) yang tidak tuntas. Rendahnya tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama menunjukkan bahwa penerapan dengan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing diduga siswa masih belum terbiasa menyesuaikan pembelajaran yang dianggap baru. Oleh karena itu sebagai seorang guru yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan siswa harus selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus kedua guru selalu berusaha memotivasi siswa untuk semangat dan aktif dalam belajar dengan tujuan agar semua siswa dapat tuntas dalam pelajaran. Adapun usaha yang dilakukan guru adalah membentuk tempat duduk dengan bentuk U, memberikan penghargaan pada kelompok percobaan yang bagus, mengembalikan hasil LKS, mengembalikan hasil latihan dan ulangan harian siswa. 5

6 Ketuntasan siswa ini juga dipengaruhi oleh motivasi siswa yang kuat dan meningkat, dimana dalam penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing setiap pembelajaran siswa selalu aktif baik individu maupun dalam kelompok. Dapat dilihat pada table pada siklus kedua mencapai peningkatan 28 orang siswa (90,32%) yang tuntas dan 3 orang siswa (9,67%) tidak tuntas. Sebagian besar siswa sudah dikatakan tuntas dalam pelajaran dan untuk siswa yang belum mencapai ketuntasan, guru harus memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. Agar siswa tersebut dapat belajar dengan baik lagi. Pada tabel 4.2 diperoleh kesimpulan pada setiap ulangan akhir siklus mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan siswa telah memahami penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan baik. Setiap pertemuan aktivitas guru yang semakin meningkat dengan penguatan motivasi kepada siswa, membuat siswa tertantang baik dalam melakukan percobaan baik secara kelompok maupun individu. Dengan demikian siswa akan aktif dalam belajar, mudah memahami materi dan mudah menjawab soal-soal diwaktu ulangan akhir siklus. a) Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui ketercapaian materi ajar yang dapat dilihat dari hasil ulangan. Berdasarkan skor hasil belajar pada ulangan harian I dan ulangan harian II yang diperoleh siswa sesudah tindakan, maka jumlah siswa yang mencapai indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Peningkatan hasil belajar siswa pada Siklus I dan II Jumlah Siswa Siswa yang meningkat Siklus I Persentase Siswa yang meningkat Siklus II Persentase , ,32 Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 31 orang siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 18 orang siswa dan yang tidak mencapai KKM adalah 13 orang siswa, pada siklus II siswa yang mencapai KKM adalah 28 orang siswa dan yang tidak mencapai KKM adalah 3 orang siswa. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peningkatan ketercapaian KKM dari siklus I ke siklus II. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang diperoleh tentang aktivitas guru dan siswa, keterampilan siswa serta ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Ketuntasan belajar siswa pada siklus I secara klasikal belum tuntas dengan persentase ketuntasan 58,04%. Sedangkan pada siklus II ketuntasan mencapai 90,3% dengan kategori tuntas. Hal ini disebabkan pada siklus II siswa telah memahami dan mengerti dengan langkah-langkah pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Pada analisis data tentang ketercapaian KKM diperoleh fakta bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti ulangan akhir siklus (UH I & UH II). Ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Terbimbing sebagai perantara pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Matematika terutama materi pokok sifat-sifat bangun ruang. 6

7 Untuk melihat peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II dikelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 4.1 Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peneliti, penerapan Inkuiri Terbimbing merupakan pengalaman pertama kali bagi siswa sehingga siswa belum terbiasa dan merupakan pembelajaran yang sangat menyenangkan karena siswa mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Setelah diterapkannya langkah-langkah pendekatan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan perlahan-lahan dan motivasi yang kuat dari guru, siswa menjadi terbiasa dan mudah mengerti dengan pembelajaran tersebut. Apalagi dengan percobaaan yang belum pernah siswa lakukan sebelumnya, siswa sangat tertantang untuk melakukan suatu percobaan yang menarik dalam bentuk kelompok diskusi, siswa lebih aktif mencari tahu dan menemukan hasil dari percobaan tersebut. Kualitas hasil belajar dapat tercapai karena guru menguasai pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Dari analisis data tentang aktivitas guru dan siswa telah terjadi peningkatan dalam proses belajar. Bisa digambarkan bahwa siswa lebih aktif dalam proses belajar baik dalam kelompok diskusi maupun individu dan guru juga terlihat aktif selama proses pembelajaran. Aktivitas guru dalam penelitian ini meningkat disebabkan karena guru semakin mengerti dan menerapkan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dan berdampak pada kenaikan persentase aktivitas siswa dan keterampilan siswa. Untuk melihat peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dengan materi pokok sifat-sifat bangun ruang di kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 7

8 Grafik 4.2 Grafik peningkatan aktivitas guru dengan pembelajaran inkuiri terbimbing Persentase I II III IV V VI Pertemuan Aktivitas siswa dari tiap pertemuan juga meningkat, hal ini disebabkan karena peningkatan aktivitas guru dalam penerapan pendekatan Inkuiri Terbimbing. Guru semakin mengerti dalam menerapkan pembelajaran Inkuiri Terbimbing sehingga dengan mudah siswa memahami proses pembelajaran. Siswa menjadi termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran. Apalagi dengan melakukan percobaan, siswa sangat termotivasi untuk selalu bersaing dalam kelompok demi menampilkan hasil percobaan mereka yang terbaik. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Terbimbing ini dinilai berhasil karena bukan akivitas siswa saja meningkat melainkan hasil belajar siswa juga meningkat dan siswa sudah bisa lebih aktif menyampaikan pendapatnya dalam bentuk kelompok, menyampaikan hasil laporan dari percobaan di depan kelas, saling bekerja sama, bertanggung jawab dan berani bertanya kepada guru dan teman-teman kelompoknya. Melalui pendekatan Inkuiri Terbimbing dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Sesuai dengan pendapat Sanjaya 2005 dalam Saefudin (2008:162), bahwa dengan proses pembelajaran Inkuiri Terbimbing siswa akan mudah memahami materi melalui pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya dan siswa dapat menerapkannya kedalam kehidupan keseharian mereka. Untuk melihat peningkatan aktivitas siswa dalam belajar pada siklus I dan siklus II dengan materi pokok sifat-sifat bangun ruang di kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat dilihat dengan jelas pada grafik dibawah ini. 8

9 Grafik 4.3 Grafik peningkatan aktivitas siswa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing 100 Persentase I II III IV V VI Pertemuan Namun demikian secara umum dari analisis tindakan terdapat peningkatan skor (nilai) hasil belajar setelah diadakannya tindakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru tahun 2011/2012 pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009 : 11) tentang penelitian tindakan kelas, dan memperhatikan pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain bahwa penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam pembelajaran pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang di kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV.D SD Negeri 105 Pekanbaru pada Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan pada rata-rata persentase tiap parameter sebagai berikut : 1. Daya serap siswa dalam pembelajaran meningkat dari 77,55% dengan kategori baik pada siklus I menjadi 82,9% dengan kategori baik sekali pada siklus II. 2. Ketuntasan belajar siswa, baik secara individual maupun klasikal meningkat pada siklus I dari 19 orang siswa (61,29%) tuntas dan siswa tidak tuntas 12 orang siswa (38,7%). Sedangkan pada siklus II siswa yang dikatakan tuntas 28 orang siswa (90,32%) dan siswa yang tidak tuntas 3 orang siswa (9,6%). 9

10 Walaupun belum dikatakan tuntas 100%, tetapi menunjukkan peningkatan angka pada tiap siklusnya. 3. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 72,5% dengan kategori baik pada siklus I menjadi 87,5% dengan kategori baik sekali pada siklus II. 4. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkat dari 85% dengan kategori baik sekali pada siklus I menjadi 91,6% dengan kategori baik sekali pada siklus II. Melalui tulisan ini peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu : 1. Diharapkan seluruh guru sekolah dasar yang ada dikota maupun dipedesaan dan dikhususkan kepada guru SD Negeri 105 Pekanbaru untuk menerapkan pembelajaran Inkuiri Terbimbing karena dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. 2. Penerapan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat menjadi satu alternatif pembelajaran Matematika di sekolah dasar sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran Matematika khususnya. 3. Harus ada tindak lanjut dari guru terhadap siswa yang tidak tuntas pada ulangan akhir siklus (UH 1 dan UH 2) dengan cara memberikan bimbingan terhadap siswa yang belum mencapai KKM. 4. Bagi peneliti lanjutan, dalam proses pembelajaran sebaiknya dapat menggunakan waku dengan maksimal supaya proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan Inkuiri Terbimbing dapat berjalan dengan baik. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Drs.H.M.Nur Mustafa,M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs.Zariul Antosa,M.Sn selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 3. Drs.H.Lazim N,M.Pd selaku Ketua Pragram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dra.Gustimal Witri,S.Pd.M.Pd Selaku pembimbing I 5. Drs.H.Lazim N,M.Pd selaku pembimbing II 6. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Khususnya Pragram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membekali ilmu kepada peneliti. 7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan semua pihak yang telah memberikan motivasinya sehingga selesainya seminar ini. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Arrikunto, S. Suharjono, Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Depdiknas.2003, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian. Jakarta : Depdiknas. Depdiknas,2006, Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Jakarta. Lindawati,Sri, 2009, Pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa sekolah menengah pertama, tesis Pasca sarjana UPI Bandung : tidak diterbitkan. Mariani, 2009, Penerapan metode penemuan terbimbing dengan menggunakan laboratorium mini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 016 Tanjung Kec.XIII Koto Kampar TP.2008/2009, Skripsi UNRI: Tidak diterbitkan. Pekanbaru N.K Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Saefudin, Inovasi Pendidikan. Bandung. Slameto, 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Renika Cipta Sudjana, 2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung. Sanjaya, Wina Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi, Jakarta: Kencana Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Surabaya Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo. 11