Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat"

Transkripsi

1 Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Noni Febriana Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia noniefebrian@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Air Bangis, dengan alasan saat melakukan observasi terdapat permasalahan mengenai ketidaksesuaian antara fungsi dan bentuk dalam penggunaan konjungsi sehingga terjadi ketidaktepatan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010, dengan jumlah siswa 75 orang yang tersebar dalam tiga kelas. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan memilih 24 siswa. Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1)membaca seluruh karangan argumentasi siswa. (2)mencatat penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa.(3)mengindentifikasikan semua fungsi konjungsi yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa. (4)mengelompokkan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa. (5)menganalisis ketepatan penggunaan konjungsi berdasarkan bentuk dan fungsi dalam karangan argumentasi siswa. (6) menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa, Pertama, dari segi bentuk konjungsi yang digunakan dalam karangan argumentasi siswa berjumlah 54 bentuk konjungsi yang terdiri atas 39 bentuk konjungsi intra-kalimat dan 15 bentuk konjungsi ekstra-kalimat yang berjenis konjungsi intratekstual. Kedua, dari segi fungsi konjungsi yang digunakan oleh siswa dalam karangan argumentasi siswa berjumlah 29 fungsi konjungsi yang terdiri atas 18 fungsi konjungsi intra-kalimat dan 11 fungsi konjungsi intra-kalimat yang berjenis konjungsi intratekstual. Kata kunci: Konjungsi, Karangan dan Argumentasi 1. Pendahuluan Melalui pelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berbahasa yang mencakup empat aspek, yaitu kemampuan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Keempat aspek tersebut tidak akan mungkin datang secara otomatis tanpa melalui latihan yang banyak dan teratur. Dalam hal ini siswa harus giat melakukan latihan agar dapat mendayagunakan semua materi yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, siswa sangat membutuhkan bimbingan guru di sekolah, bimbingan orang tua di rumah. Berdasarkan observasi penulis sewaktu melaksanakan praktik lapangan kependidikan (PLK) yang dimulai tanggal 15 Februari 2010, diketahui bahwa dari keempat aspek berbahasa tersebut, keterampilan menulis lebih sulit untuk dikuasai oleh siswa. Dalam kegiatan menulis siswa harus terampil menggunakan pemakaian ejaan dan penggunaan konjungsi secara tepat dalam kalimat yang dibuatnya. Dalam pembelajaran bahasa, jenis karangan ada empat macam yaitu eksposisi, narasi, deskripsi, dan argumentasi. Latihan menulis bagi siswa bisa dilakukan dengan menulis karangan argumentasi. Masing-masing karangan tersebut mempunyai tujuan yaitu: karangan eksposisi bertujuan memberikan informasi tentang suatu persoalan; karangan narasi merupakan karangan yang berisi cerita tentang kejadian yang dialami oleh tokoh; karangan deskripsi bertujuan untuk menggambarkan suatu objek; dan karangan argumentasi bertujuan agar terlihatnya bagaimana penalaran seseorang. Dengan tulisan argumentasi tersebut seseorang dapat menyatakan pendapat mengenai suatu hal dengan merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga mampu mempengaruhi pembaca dengan pernyataan yang ditulisnya. Sementara itu, pentingnya penggunaan konjungsi akan berpengaruh terhadap keefektifan sebuah kalimat, kelogisan sebuah 10

2 kalimat, dan kejelasan makna kalimat tersebut. Seperti Contoh yang tergambar dalam kalimat berikut ini. Aku akan datang kerumahmu dan kamu yang datang ke rumahku? Pemakaian konjungtor dan yang digunakan pada contoh kalimat di atas kurang tepat, tidak efektif, tidak logis dan tidak jelas maknanya. Seharusnya konjungsi yang digunakan adalah konjungtor atau yang menyatakan pemilihan dengan keadaan sebelumnya karena kalimat Aku akan datang ke rumahmu merupakan kalimat yang menyatakan pemilihan dari kalimat kedua, sehingga menjadikan kalimat tersebut lebih efektif dan logis. Pembelajaran keterampilan menulis argumentasi tercantum dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan oleh SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai satuan pembelajaran. Dalam kurikulum tersebut siswa dituntut untuk menulis karangan argumentasi menggunakan kata penghubung. Keterampilan menulis seperti menulis karangan argumentasi diajarkan di kelas X semester 2 dengan standar kompetensi mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Berdasarkan pengalaman penulis sewaktu melaksanakan praktik lapangan kependidikan (PLK) diketahui bahwa keterampilan menulis siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman belum mencapai tujuan yang diharapkan. Kurangnya kemampuan siswa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan kendala bagi siswa. Sehubungan dengan itu Akhaidiah, Dkk (1992:5) menyatakan, masalah yang sering dikemukakan dalam pembelajaran menulis adalah kurangnya kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu penggunaan ejaan, penulisan kata serta penggunaaan konjungsi merupakan salah satu kendala dalam penulisan karangan argumentasi karena banyak siswa yang tidak tepat dalam penggunaan konjungsi tersebut. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, karena berdasarkan wawancara yang dilakukan pada pertengahan Februari dengan guru yang mengajar di sekolah tersebut, diketahui bahwa siswa kelas X masih banyak siswa yang belum bisa menempatkan pemakaian konjungsi yang tepat dalam menulis, misalnya: pemakaian konjungsi antarkalimat yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya. Pada kalimat walaupun ia hanya memiliki sedikit uang dengan demikian ia merelakan separoh dari uang yang dimilikinya untuk disedekahkan konjungsi yang digunakan pada kalimat di atas adalah konjungsi dengan demikian. Dari dua kalimat contoh di atas kalimat pertama menjelaskan walaupun ia hanya memilki sedikit uang sedangkan kalimat kedua menjelaskan dengan demikian ia merelakan separoh dari uang yang dimilikinya untuk disedekahkan konjungsi yang digunakan kurang tepat seharusnya konjungsi yang digunakan adalah konjungsi akan tetapi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya karena kalimat walaupun ia hanya memiliki sedikit uang merupakan kalimat yang menyatakan pertentangan dari kalimat kedua. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2003:3), metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang dapat diamati. Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data-data tertulis yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan, berdasarkan data tersebut didapatkan gambaran tentang hasil kerja siswa dan kemudian diaanalis sesuai dengan hal yang diteliti. Informan penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis yang terdaftar semester II tahun ajaran 2009/2010. Jumlah siswa yang terdaftar adalah 75 orang yang terdiri atas 3 kelas X1 berjumlah 25 orang, kelas X2 berjumlah 25 orang, kelas X3 berjumlah 25 orang. Menurut Chaer (2007:42), mengumpulkan data dapat dihentikan apabila data telah memadai untuk menarik atau merumuskan suatu teori atau menjelaskan masalah yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menentukan informan dari perwakilan tiap-tiap kelas yaitu memilih 8 11

3 orang siswa dari masing-masing kelas, jadi jumlah keseluruhan informan penelitian adalah 24 orang. Chaer (2007:39) menyebutkan bahwa instrumen dalam kajian kualitatif ini adalah sipeneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti yang tidak berada dalam keadaaan kosong melainkan peneliti telah dibekali dengan pengetahuan dan teori yang berkenaan dengan topik penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data, diharapkan mampu menyelesaikan masalah penelitian bagaimanakah penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Tes digunakan untuk mengetahui penggunaan konjungsi intrakalimat dan ekstra-kalimat yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri I Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan menetapkan dua tema karangan argumentasi yaitu: Dampak narkoba bagi pemakai dan Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut. Pertama, siswa diberikan dua buah tema karangan yaitu: Dampak narkoba bagi pemakai dan Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat. Dengan demikian siswa dapat memilih tema yang mereka inginkan. Kedua, menugasi siswa untuk membuat karangan argumentasi sesuai dengan tema yang dipilihnya. Ketiga, mengumpulkan semua karangan siswa kemudian diperiksa sesuai dengan hal yang diteliti yaitu penggunaan konjungsi intra-kalimat dan ekstra-kalimat khususnya berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi dalam karangan argumentasi. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut: Pertama, membaca seluruh karangan argumentasi siswa. Kedua, mencatat penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa. Ketiga, mengindentifikasikan semua fungsi konjungsi yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa. Keempat, mengelompokkan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa. Kelima, menganalisis ketepatan penggunaan konjungsi berdasarkan bentuk dan fungsi dalam karangan argumentasi siswa. Keenam, menarik kesimpulan dari hasil penelitian. 3. Hasil dan Pembahasan 1) Deskripsi Bentuk Konjungsi Secara umum deskripsi bentuk yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa berjumlah 54 bentuk konjungsi yang terdiri dari 39 konjungsi intra-kalimat dan 15 konjungsi ekstra-kalimat a) Konjungsi Intra-kalimat Bentuk konjungsi intra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siwa adalah. 1) Konjungsi dan 2) Konjungsi atau 3) Konjungsi serta 4) Konjungsi tetapi 5) Konjungsi melainkan 6) Konjungsi padahal 7) Konjungsi sedangkan 8) Konjungsi semenjak 9) Konjungsi sejak 10) Konjungsi selama 11) Konjungsi setelah 12) Konjungsi jika 13) Konjungsi kalau 14) Konjungsi bila 15) Konjungsi seandainya 16) Konjungsi andaikan 17) Konjungsi agar 18) Konjungsi supaya 19) Konjungsi biar 20) Konjungsi walaupun 12

4 21) Konjungsi meskipun 22) Konjungsi daripada 23) Konjungsi seperti 24) Konjungsi seolah-olah 25) Konjungsi karena b) Konjungsi Ekstra-kalimat Bentuk konjungsi ekstra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siwa adalah Konjungsi walaupun demikian 1) Konjungsi meskipun demikian 2) Konjungsi kemudian 3) Konjungsi sesudah itu 4) Konjungsi setelah itu 5) Konjungsi selain itu 6) Konjungsi sebaliknya 7) Konjungsi sesungguhnya 8) Konjungsi bahkan 9) Konjungsi malahan 10) Konjungsi akan tetapi 11) Konjungsi namun 12) Konjungsi dengan demikian 13) Konjungsi oleh karena itu 14) Konjungsi sebelum itu 2) Deskripsi Fungsi Konjungsi Fungsi konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi berjumlah 29 fungsi konjungsi yang terdiri dari 18 fungsi konjungsi intra-kalimat dan 11 fungsi konjungsi ekstrakalimat. a) Konjungsi Intra-Kalimat Fungsi konjungsi ekstra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siwa adalah. 1) Konjungsi dan berfungsi sebagai penambahan 2) Konjungsi atau berfungsi menyatakan pemilihan 3) Konjungsi serta berfungsi menyatakan berdampingan 4) Konjungsi tetapi, melainkan berfungsi perlawanan 5) Konjungsi padahal, sedangkan berfungsi menyatakan pertentangan 6) Konjungsi semenjak, sejak, selama, setelah berfungsi menyatakan waktu 7) Konjungsi jika,kalau, bila berfungsi menyatakan syarat 8) Konjungsi seandainya,andaikan berfungsi menyatakan pengandaian 9) Konjungsi agar,supaya, biar berfungsi menyatakan harapan 10) Konjungsi walaupun, meskipun berfungsi menyatakan tak bersyarat 11) Konjungsi daripada,seperti, seolah-olah, lebih. daripada berfungsi menyatakan pembanding 12) Konjungsi karena, sebab berfungsi menyatakan sebab 13) Konjungsi makanya, sehingga berfungsi menyatakan hasil 14) Konjungsi dengan berfungsi menyatakan alat 15) Konjungsi tanpa, dengan berfungsi menyatakan cara 16) Konjungsi bahwa berfungsi menyatakan pengantar obyek 17) Konjungsi yang berfungsi menyatakan atribut 18) Konjungsi tidak hanya tetapi juga, bukan hanya.melainkan juga, sedemikian rupa.sehingga, jangankan.pun, baik..maupun berfungsi menyatakan gabungan. b) Konjungsi Ekstra-kalimat Fungsi konjungsi ekstra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siwa adalah. 1) Konjungsi walaupun demikian, meskipun demikian berfungsi menyatakan pertentangan 2) Konjungsi kemudian, sesudah itu, setelah itu berfungsi menyatakan kelanjutan 3) Konjungsi selain itu berfungsi menyatakan adanya hal atau peristiwa 4) Konjungsi sebaliknya berfungsi menyatakan kebalikan 13

5 5) Konjungsi sesungguhnya berfungsi menyatakan keadaan sebenarnya 6) Konjungsi bahkan, malahan berfungsi menyatakan menguatkan keadaan 7) Konjungsi akan tetapi, namun berfungsi menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya 8) Konjungsi dengan demikian berfungsi menyatakan konsekuensi 9) Konjungsi oleh karena itu berfungsi menyatakan akibat 10) Konjungsi sebelum itu berfungsi menyatakan kejadian Deskripsi data pada penelitian ini akan digambarkan dalam table dibawah ini. 1) Analisis Berdasarkan Bentuk Konjungsi Analisis berdasarkan bentuk konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa terdiri atas dua bentuk yaitu, bentuk penggunaan konjungsi intra-kalimat dan bentuk penggunaan konjungsi ekstra-kalimat yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa. Bentuk penggunaan konjungsi intra-kalimat yang ditemukan pada karangan argumentasi siswa adalah konjungsi dan, atau, serta, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, semenjak, sejak, selama, setelah, jika, kalau, bila, seandainya, andaikan, agar, supaya, biar, walaupun, meskipun, daripada, seperti, seolah-olah, karena, sebab, makanya, sehingga, dengan, tanpa, dengan, bahwa, yang, lebih...daripada, tidak hanya...tetapi juga, bukan hanya...melainkan juga, sedemikian rupa...sehingga, jangankan...pun, baik...maupun. Bentuk penggunaan konjungsi ekstra-kalimat yang ditemukan pada karangan argumentasi siswa adalah konjungsi walaupun demikian, meskipun demikian, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahkan, malahan, akan tetapi, namun, dengan demikian, oleh karena itu, sebelum itu. 2) Analisis Berdasarkan Jenis dan Fungsi Konjungsi Analisis berdasarkan jenis dan fungsi Konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa adalah jenis konjungsi intra-kalimat dan konjungsi ekstra-kalimat. a. Konjungsi Intra-kalimat Analisis penggunaan konjungsi intra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa adalah konjungsi dan, atau, serta, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, semenjak, sejak, selama, setelah, jika, kalau, bila, seandainya, andaikan, agar, supaya, biar, walaupun, meskipun, daripada, seperti, seolah-olah, karena, sebab, makanya, sehingga, dengan, tanpa, dengan, bahwa, yang, lebih...daripada, tidak hanya...tetapi juga, bukan hanya...melainkan juga, sedemikian rupa...sehingga, jangankan...pun, baik...maupun. Berikut contoh penggunaan konjungsi intra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. 1) Konjungsi dan Berfungsi Menyatakan Penambahan Penggunaan konjungsi dan telah digunakan sesuai dengan bentuk dan fungsinya dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa, seperti contoh berikut ini. S5 Narkotika adalah bagian dari NAPZA (narkotika, psikoptropika dan zat aditif lainnya). S12 Narkoba itu bisa merusak organ tubuh dan syaraf. Pada S5 dan S12 penggunaan konjungsi dan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan penambahan yaitu 2) Konjungsi atau Berfungsi Menyatakan Pemilihan Penggunaan konjungsi atau yang digunakan sesuai dengan bentuk dan fungsinya dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa, seperti contoh berikut ini. S17 Apabila dia tidak mendapatkan narkoba dalam satu atau dua hari maka, orang tersebut akan merasa kesakitan yang luar biasa. S10 Masyarakat yang biasanya memasak dengan kompor sekarang beralih menggunakan tungku atau kayu untuk penghenatan. 14

6 Pada S17 dan S10 penggunaan konjungsi atau dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pemilihan yaitu 3) Konjungsi serta Berfungsi Menyatakan Berdampingan Penggunaan konjungsi serta yang digunakan sesuai dengan bentuk dan fungsinya dalam karangan argumentasi siswa, seperti contoh berikut ini. S10 Kenaikan BBM sangat meresahkan warga karena dengan naiknya BBM maka semua kebutuhan pokok juga mengalami kenaikan serta ongkos kendaraan juga naik. S10 Menurut agen minyak tanah serta rekan-rekannya mengatakan bahwa kami hanya bisa menaikkan harga minyak tanah karena minyak tersebut kami ambil dengan harga tinggi agar kami tidak mengalami kerugian Pada S10 dan S10 penggunaan konjungsi serta dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan berdampingan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 4) Konjungsi tetapi Berfungsi Menyatakan Perlawanan Penggunaan konjungsi tetapi yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S17 Jika kita memakai terus menerus dia akan menyerang organ tubuh kita tetapi kalau tidak kita pakai kita akan pusing. Pada S17 penggunaan konjungsi tetapi dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan perlawanan yaitu 5) Konjungsi melainkan Berfungsi Menyatakan Perlawanan Penggunaan konjungsi melainkan yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S6 Indonesia bukan tujuan awal penyelundupan narkoba melainkan tujuan akhir penyelundupan. Pada S6 penggunaan konjungsi melainkan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan perlawanan yaitu 6) Konjungsi padahal Berfungsi Menyatakan Pertentangan Penggunaan konjungsi padahal yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S11 Kalau BBM naik bagaimana caranya masyarakat kurang mampu membeli BBM padahal dia sangat membutuhkan BBM itu. S10 Masyarakat sangat kecewa dengan pemerintah padahal mereka sangat berharap pemerintahan kali ini bisa menjadikan hidup lebih baik. Pada S6 penggunaan konjungsi padahal dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pertentangan yaitu 7) Konjungsi sedangkan Berfungsi Menyatakan Pertentangan Penggunaan konjungsi sedangkan yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S13 Sebagian masyarakat masih menggunakan kompor sedangkan mereka mengetahui bahwa harga minyak tinggi. 15

7 Pada S13 penggunaan konjungsi sedangkan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pertentangan yaitu 8) Konjungsi semenjak Berfungsi Menyatakan Waktu Penggunaan konjungsi semenjak yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S8 Masyarakat sangat kecewa semenjak pemerintah menaikan harga BBM. S15 Para agenpun menaikan harga BBM semenjak pemerintah memutuskan untuk kenaikan BBM. Pada S8 dan S15 penggunaan konjungsi semenjak dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu yaitu 9) Konjungsi sejak Berfungsi Menyatakan Waktu Penggunaan konjungsi sejak yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S10 Masyarakat mengungkapkan bahwa kenaikan BBM ini telah terjadi sejak tahun 2000 sampai sekarang. Pada S10 penggunaan konjungsi sejak dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu yaitu 10) Konjungsi selama Berfungsi Menyatakan Waktu Penggunaan konjungsi selama yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S9 Para generasi muda akan terus hancur masa depannya selama masih mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba. S14 Narkoba bisa merusak organ-organ tubuh manusia selama pemakai tersebut tidak berhenti mengkonsumsi pemakaian obat-obatan terlarang. Pada S9 dan S14 penggunaan konjungsi selama dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu yaitu 11) Konjungsi Setelah Berfungsi Menyatakan Waktu Penggunaan konjungsi setelah yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S22 Banyak generasi muda mengaku bahwa setelah mengkonsumsi narkoba fikirannya menjadi tenang dan damai. S11 Sebagian masyarakat beralih kegas LPG setelah pemerintah memutuskan tentang kenaikan BBM. Pada S22 dan S11 penggunaan konjungsi setelah dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu yaitu 12) Konjungsi jika Berfungsi Menyatakan Syarat Penggunaan konjungsi jika yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S9 Pecandu narkoba akan merasa pusing jika tidak mendapatkan barang haram tersebut. S11 Masyarakat akan merasa sangat senang jika pemerintah mau menurunkan harga BBM yang melambung tinggi. 16

8 S18 Masyarakat tidak akan beralih kepada tungku atau kayu jika pemerintah menstabilkan harga BBM. Pada S9, S11, dan S18 penggunaan konjungsi jika dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan syarat yaitu 13) Konjungsi kalau Berfungsi Menyatakan Syarat Penggunaan konjungsi kalau yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S17 Para orang tua akan merasa bahagia kalau anak-anaknya sadar akan bahaya narkoba dan tidak akan pernah mencoba narkoba. S18 Para remajapun tidak akan terjerumus kedalam bahaya narkoba kalau orangtua memberi pengawasan. Pada S17 dan S18 penggunaan konjungsi kalau dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan syarat yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa 14) Konjungsi bila Berfungsi Menyatakan Syarat Penggunaan konjungsi bila yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S16 Setiap masyarakat Indonesia sangat senang dan bangga bila para pejabat pemerrintahan bisa mengerti akan keluhan masyarakat. S18 Kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat akan terasa lambat bila tidak menggunakan BBM. S20 Salah satu usaha untuk penanngulangan narkoba ini adalah dengan cara melaporkan bila ada tetangga atau anggota keluarga yang sedanga memakai atau menjual barang haram tersebut. Pada S16, S18 dan S20 penggunaan konjungsi bila dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan syarat yaitu 15) Konjungsi seandainya Berfungsi Menyatakan Pengandaian Penggunaan konjungsi seandainya yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S13 Masyarakat akan hidup berkecukupan seandainya pemerintah memperhatikan masyarakatnya, ungkap salah seorang warga. Pada S13 penggunaan konjungsi seandainya dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pengandaian yaitu 16) Konjungsi andaikan Berfungsi Menyatakan Pengandaian Penggunaan konjungsi andaikan yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S9 Setiap generasi muda di Indonesia tentunya tidak akan terjerumus dalam pemakian narkoba andaikan mereka punya keimanan. S18 Masyarakat tentu tidak akan beralih memasak dengan kayu andaikan pejabat pemerintah menstabilkan harga BBM. Pada S9 dan S18 penggunaan konjungsi andaikan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pengandaian 17

9 yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 17) Konjungsi agar Berfungsi Menyatakan Harapan Penggunaan konjungsi agar yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S14 Himbauan kepada para remaja agar mereka menjadi generasi yang berguna untuk masa depan yang akan datang. S1 Salah satu usaha untuk menghemat BBM adalah agar memakai BBM seperlunya. Pada S14 dan S1 penggunaan konjungsi agar dinilai sudah dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan harapan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 18) Konjungsi supaya Berfungsi Menyatakan Harapan Penggunaan konjungsi supaya yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S8 Masyarakat berharap supaya pemerintah bisa menanggulangi kenaikan BBM dan menjadikan harga BBM lancar seperti sedia kala. S4 Generasi muda hendaknya mengetahui bahaya narkoba bagi tubuh supaya mereka tidak terjerumus menggunakan narkoba. Pada S8 dan S4 penggunaan konjungsi supaya dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan harapan yaitu 19) Konjungsi biar Berfungsi Menyatakan Harapan Penggunaan konjungsi biar yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S4 Pemerintah hendaknya memberikan beberapa penyuluhan mengenai narkoba biar mereka mengetahui kalau narkoba itu berbahaya. Pada S4 penggunaan konjungsi biar dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan harapan yaitu 20) Konjungsi walaupun Berfungsi Menyatakan Tak Bersyarat Penggunaan konjungsi walaupun yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S10 Bagi masyarakat yang sangat memerlukan BBM, masih saja membeli walaupun harga BBM melambung tinggi. S9 Pecandu narkoba masih terus saja mengkonsumsi barang haram tersebut walaupun mereka mengetahui dampak narkoba bagi tubuh. Pada S10 dan S9 penggunaan konjungsi walaupun dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan tak bersyarat yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 21) Konjungsi meskipun Berfungsi Menyatakan Tak Bersyarat Penggunaan konjungsi meskipun yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S10 Penjual BBM enceren tetap saja menaikan harga BBM meskipun pembelinya berkurang. 18

10 Pada S10 penggunaan konjungsi meskipun dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan tak bersyarat yaitu 22) Konjungsi daripada Berfungsi Menyatakan Pembandingan Penggunaan konjungsi daripada yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S10 Masyarakat lebih memilih memasak dengan tungku atau kayu daripada menggunakan gas elpiji. S9 Banyak anak-anak ke sekolah menggunakan sepeda daripada menaiki bus dikarenakan oleh meningkatnya tarif angkot sebesar 80%. Pada S10 dan S9 penggunaan konjungsi daripada dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pembandingan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 23) Konjungsi seperti Berfungsi Menyatakan Pembandingan Penggunaan konjungsi seperti yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S13 Ketidakstabilan harga BBM membuat masyarakat seperti warga yang tidak diperhatikan. Pada S13 penggunaan konjungsi seperti dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pembandingan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 24) Konjungsi seolah-olah Berfungsi Menyatakan Pembandingan Penggunaan konjungsi pembandingan seolah-olah yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan S17 Setelah kita mengkonsumsi narkoba seolah-olah fikiran terasa melayang, ungkap salah seorang pecandu narkoba. Pada S17 penggunaan konjungsi seolah-olah dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan pembandingan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, dan klausa dengan klausa. 25) Konjungsi karena Berfungsi Menyatakan Sebab Penggunaan konjungsi karena yang digunakan sudah sesuai dengan bentuk dan fungsinya S6 Menurut Dirjen Siswanto hampir 50% remaja Indonesia meninggal dunia karena narkoba. S6 Banyak para remaja yang menggunakan narkoba karena stress atau sedang ada masalah. S13 Banyaknya masyarakat yang kecewa pada pemerinta karena menaikan harga BBM yang tidak terjangkau warga. 1) Konjungsi kemudian Berfungsi Menyatakan Kelanjutan Penggunaan konjungsi kemudian yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S8 Aksi protes demo yang dilakukan warga nampaknya tidak dihiraukan oleh pemerintah. Kemudian, warga melanjutkan aksi protes yang lain seperti mogok kerja. S12 Setelah mengkonsumsi narkoba yang berjenis sabu beberapa menit. Kemudian, tubuh akan terasa melayang. 19

11 Pada S8 dan S12 penggunaan konjungsi kemudian dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan kelanjutan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 2) Konjungsi sesudah itu Berfungsi Menyatakan Kelanjutan Penggunaan konjungsi sesudah itu yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa adalah seperti contoh berikut ini. S2 Pejabat pemerintahan memutuskan bahwa BBM mengalami kenaikan. Sesudah itu, pemerintah menginformasikan kepada pedagang dan warga tentang kenaikan BBM tersebut. Pada S2 penggunaan konjungsi sesudah itu dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan instratekstual yang menyatakan kelanjutan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 3) Konjungsi setelah itu Berfungsi Menyatakan Kelanjutan Penggunaan konjungsi setelah itu yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S4 Narkoba memang enak untuk dikonsumsi dan membuat kita tenang. Setelah itu, kita akan merasakan dampak yang besar dari penggunaan obat terlarang tersebut. S7 Saat sekarang banyak generasi muda yang terjerumus dalam narkoba. Setelah itu, mereka akan kecanduan dan sulit untuk memberhentikannya. Pada S4 dan S7 penggunaan konjungsi setelah itu dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan kelanjutan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 4) Konjungsi selain itu Berfungsi Menyatakan Adanya Hal/Peristiwa) Penggunaan konjungsi selain itu yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S6 Penggunaan narkoba di Indonesia dipicu oleh pergaulan bebas atau kurangnya pengawasan keluarga. Selain itu, juga dipicu oleh stres atau sedang banyaknya permasalahan. S12 Upaya yang dilakukan agar terhindar dari bahaya narkoba adalah dengan mendekatkan diri kepada tuhan yang maha kuasa. Selain itu, bisa juga dengan cara berhati-hati dalam bergaul. S8 Kenaikan BBM sangat meresahkan warga. Selain itu, juga berdampak pada kenaikan bahan sembako dan tarif kendaraan umum. Pada S6, S12, dan S8 penggunaan konjungsi selain itu dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan adanya hal atau peristiwa yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 5) Konjungsi sebaliknya Berfungsi Menyatakan Kebalikan Penggunaan konjungsi sebaliknya yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S12 Bagi pecandu narkoba, mengangap bahwa narkoba itu sangat enak untuk dikonsumsi. Sebaliknya, narkoba itu bisa merusak organ tubuh dan syaraf. S2 Bagi masyarakat berpenghasilan besar tidak menghiraukan tentang kenaikan BBM karena mereka masih mampu membelinya. Sebaliknya, bagi masyarakat kecil mereka sangat menderita atas kenaikan tersebut. Pada S12 dan S2 penggunaan konjungsi sebaliknya dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan kebalikan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 20

12 6) Konjungsi sesungguhnya Berfungsi Menyatakan Keadaan Sebenarnya Penggunaan konjungsi sesungguhnya yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa adalah seperti contoh berikut ini. S9 Dinas kesehatan Indonesia menyatakan bahwa lebih dari 50% masyarakat Indonesia mengkonsumsi narkoba. Sesungguhnya, hal itu terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua. S7 Korban pengedaran narkoba biasanya terjadi di kalangan remaja. Sesungguhnya, itu terjadi karena pola pikir remaja masih singkat dan mudah terpengaruh lingkungan luar. Pada S9 dan S7 penggunaan konjungsi sesungguhnya dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan keadaan sebenarnya yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 7) Konjungsi bahkan Berfungsi Menyatakan Menguatkan Keadaan Penggunaan konjungsi instratekstual bahkan yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S14 Menurut catatan badan ahli narkotika, masyarakat yang mengkonsumsi narkoba berasal dari kalangan dewasa. Bahkan, para remaja dan anak-anak juga ikut mengkonsumsinya. S14 Saat sekarang ini narkoba sudah beredar di Indonesia. Bahkan, peredarannya telah sampai kewilayah pedesaan. Pada S14 dan S14 penggunaan konjungsi bahkan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan menguatkan keadaan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 8) Konjungsi malahan Berfungsi Menyatakan Menguatkan Keadaan Penggunaan konjungsi malahan yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S14 Narkoba merupakan zat aditif yang merusak organ tubuh. Malahan, bisa membunuh para pemakainya Pada S14 penggunaan konjungsi malahan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan menguatkan keadaan yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 9) Konjungsi akan tetapi Berfungsi Menyatakan Pertentangan Dengan Keadaan Sebelumnya Penggunaan konjungsi akan tetapi yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S11 Pada saat ini BBM sudah susah untuk didapatkan. Akan tetapi, masih banyak juga masyarakat yang tidak melakukan penghematan terhadap BBM. S14 Sebagian masyarakat sudah mengetahui betapa bahayanya narkoba dalam tubuh. Akan tetapi, banyak juga yang mengkonsumsi barang haram tersebut. Pada S11 dan S14 penggunaan konjungsi akan tetapi dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 10) Konjungsi namun Berfungsi Menyatakan Pertentangan Dengan Keadaan Sebelumnya Penggunaan konjungsi namun yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan 21

13 S3 Pemerinrtah juga memberikan pendapat kepada masyarakat bahwa, kenaikan BBM ini bertujuan untuk kepentingan bersama. Namun, pemerintah kurang memikirkan akibatnya terhadap masyarakat umum. S15 Harga minyak yang tinggi menyebabkan masyarakat beralih menggunakan kayu. Namun, masih ada juga sebagian masyarakat yang mampu membeli BBM dengan harga tinggi. Pada S3 dan S15 penggunaan konjungsi namun dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 11) Konjungsi dengan demikian Berfungsi Menyatakan Konsekuensi Penggunaan konjungsi dengan demikian yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S3 Masyarakat berharap supaya pemerintah bisa menanggulangi kenaikan BBM. Dengan demikian, masyarakat bisa hidup dengan berkecukupan. S7 Adanya pengawasan dari orang tua dan penyuluhan yang diberikan di sekolah merupakan salah satu cara terhindar dari narkoba. Dengan demikian, akan tercipta generasi muda yang sehat di lingkingan Indonesia. Pada S3 dan S7 penggunaan konjungsi dengan demikian dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan konsekuensi yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 12) Konjungsi oleh karena itu Berfungsi Menyatakan Akibat Penggunaan konjungsi oleh karena itu yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S12 Remaja-remaja saat ini sangat gampang dipengaruhi. Oleh karena itu, diperlukan pengawasa dari orang tua. Pada S12 penggunaan konjungsi oleh karena itu dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan akibat yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. 13) Konjungsi sebelum itu Berfungsi Menyatakan Kejadian Penggunaan konjungsi sebelum itu yang digunakan sudah sesuai berdasarkan bentuk dan S11 Menurut mentri perdagangan, kenaikan BBM pasti akan terjadi. Sebelum itu, pemerintah sudah mempertimbangkan untuk memberikan subsidi BBM bagi masyarakat kurang mampu. Pada S11 penggunaan konjungsi sebelum itu dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsinya karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan kejadian yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. A. Pembahasan Berdasarkan analisis data tentang penggunaan konjungsi berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi dalam karangan argumentasi dapat diketahui bahwa, secara umum penggunaan konjungsi sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsi digunakan oleh siswa namun, masih ada beberapa kesalahan dalam penggunaan konjungsi yang disebabkan oleh ketidaktepatan dalam penempatan konjungsi sehingga mengakibatkan kalimatnya tidak efektif. Kesalahan dalam penempatan konjungsi terjadi pada penempatan konjungsi intra-kalimat. Konjungsi intra-kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa. Berikut beberapa contoh penggunaan konjungsi intra-kalimat berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. S5 Narkotika adalah bagian dari NAPZA (narkotika, psikoptropika dan zat aditif lainnya). 22

14 S12 Narkoba itu bisa merusak organ tubuh dan syaraf. S18 Masyarakat sangat kecewa semenjak pemerintah menaikan harga BBM S15 Para agenpun menaikan harga BBM semenjak pemerintah memutuskan untuk kenaikan BBM. Pada S5 dan S12 penggunaan konjungsi dan dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan penambahan yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa. Penggunaan konjungsi semenjak pada contoh kalimat S18 dan S15 dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi karena sudah menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu yaitu menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa Pada karangan argumentasi siswa juga ditemukan beberapa kesalahan dalam penempatan konjungsi intra-kalimat sehingga merubah fungsi konjungsi. Berikut beberapa contoh kesalahan penggunaan konjungtor intra-kalimat konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. S8 Dan masyarakat beranggapan bahwa pemerintah tidak mementingkan kepentingan rakyat. S8 Dan kenaikan BBM sangatlah berat bagi masyarakat karena tanpa BBM masyarakat tidak bisa memasak dengan kompor. S3 Sejak beberapa bulan ini harga BBM mulai naik dan masyarakat resah dengan kenaikan harga BBM tersebut. Penggunaan konjungsi dan pada kalimat S8 dan S8 di atas dinilai tidak sesuai dengan fungsi konjungsi intra-kalimat karena tidak menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan penambahan, tetapi digunakan sebagai penghubung antarkalimat sementara, penggunaan konjungsi sejak pada contoh kalimat S3 di atas dinilai tidak sesuai dengan fungsi konjungsi intra-kalimat karena tidak menandai hubungan intra-kalimat yang menyatakan waktu, namun digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Kesalahan tersebut disebabkan karena siswa tidak mengetahui bentuk dan fungsi dari tiap-tiap konjungsi sehingga siswa dengan bebas menggunakannya dan mengakibatkan kalimatnya tidak efektif. Konjungsi ekstra-kalimat terdiri atas dua bagian yaitu konjungsi intratekstual (yang menghubungkan kalimat dengan kalimat) dan konjungsi ekstratekstual (yang menghubungkan dunia diluar bahasa dengan wacana). Konjungsi ekstra-kalimat yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa adalah jenis konjungsi intratekstual. Berikut beberapa contoh penggunaan konjungsi ekstra-kalimat intratekstual berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. S4 Narkoba merupakan obat-obatan terlarang yang merusak syaraf. meskipun demikian, masih banyak juga yang mengkonsumsi barang haram tersebut. S2 Masyarakat melakukan aksi demo agar pemerintah menurunkan harga BBM. Meskipun demikian, pemerintah tidak menghiraukan protes masyarakat dan terus saja menaikkan harga BBM. Pada S4 dan S2 penggunaan konjungsi meskipun demikian dinilai sudah sesuai berdasarkan bentuk dan jenis konjungsi karena sudah menandai hubungan intratekstual yang menyatakan pertentangan antarkalimat yaitu menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Pada umumnya konjungsi yang digunakan oleh siswa sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsi konjungsi namun, masih ada kesalahan dalam penempatan konjungsi yang menyebabkan kalimat menjadi kurang efektif. Banyak ditemukan penggunaan konjungsi intra-kalimat yang 23

15 ditempatkan di awal kalimat sebagai penghubung antarkalimat. Kesalahan tersebut disebabkan siswa tidak mengetahui fungsi dari tiap-tiap bentuk konjungsi sehingga siswa dengan bebas menggunakannya sehingga menjadikan kalimat tidak efektif. 4. Kesimpulan Dari analisis data tentang penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa kelas X, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, dari segi bentuk konjungsi yang digunakan dalam karangan argumentasi siswa berjumlah 54 bentuk konjungsi yang terdiri atas 25 bentuk konjungsi intra-kalimat dan 15 bentuk konjungsi ekstra-kalimat yang berjenis konjungsi intratekstual. Kedua, dari segi fungsi konjungsi yang digunakan oleh siswa dalam karangan argumentasi siswa berjumlah 29 fungsi konjungsi yang terdiri atas 18 fungsi konjungsi intra-kalimat dan 11 fungsi konjungsi intra-kalimat yang berjenis konjungsi intratekstual. Penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa sebesar 85% sudah sesuai berdasarkan bentuk dan fungsi konjungtor, namun masih ada kesalahan yang disebabkan oleh ketidaktepatan dalam penempatan konjungsi. Kesalahan tersebut sering terjadi pada penempatan jenis konjungsi intra-kalimat, penempatan bentuk konjungsi tersebut selalu berada di awal kalimat yang digunakan sebagai penghubung antarkalimat sehingga mengubah fungsi konjungsi tersebut, sementara konjungsi tersebut merupakan penghubung antarkata, antarfrase, dan antarklausa. Referensi Alwi, Hasan. Dkk Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Deputri, Silma Penggunaan Konjungtor dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP. Negeri 2 Lembah Melintang Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Padang: FBSS UNP. Keraf, Gorys Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexi J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ramlan, M Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yokyakarta: Andi Offset Yokyakarta. Semi, M. Atar Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Thahar, Haris Effendi Menulis Kreatif Panduan Penulis Pemula. Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. FBSS UNP. Yasin, Sulchan Tinjauan Deskriptif Seputar Mporfologi. Surabaya: Usaha Nasional. Yunus, Mohamad Suparno Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 24

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK Skills students transform interviews into narrative

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KAMELITA RINI WIRASTY. B,S.S., M.Pd. ZULFIKARNI, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH ARTINA YANTI NPM 09080002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG Rio Analdi 1), Gusnetti 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juni 2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013 KONJUNGSI DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 REBANG TANGKAS TP 2012/2013 Oleh Esi Pitriani 1 Siti Samhati 2 Eka Sofia Agustina 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Email: Esi.pitriany@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN (Analisis isi SK dan KD Mendengarkan, Berbicara, Membaca,

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : X Semester : 2 Standar : Mendengarkan 9. Memahami informasi melalui tuturan. SILABUS PEMBELAJARAN 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot SKS : 2 (1-1) TIU : Mahasiswa mampu menuangkan gagasan ke dalam tulisan ilmiah dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Albertus dan Rima Wulandari Sianturi FKIP Universitas Jambi ABSTRACK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM 09080257 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. Jakfar Is Dosen Program Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Kata Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pembelajaran yang dapat diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan yang utama diperoleh melalui sebuah lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG Mutoharoh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KPKI42109 BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Lebih terperinci

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16. menyimak LCD menjelaskan menyimak LCD 11.

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16. menyimak LCD menjelaskan menyimak LCD 11. GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (KULIAH) MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot SKS : 2 (1-1) TIU : Setelah mengikuti kuliah Bahasa Indonesia, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan

Lebih terperinci

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16 GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (KULIAH) MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot SKS : 2 (1-1) TIU : Setelah mengikuti kuliah Bahasa Indonesia, mahasiswa diharapkan dapat menggunakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN PENULISAN KEMBALI PENGALAMAN YANG MENYENANGKAN PADA SISWA KELAS VII SLTP AL IRSYAD SURAKARTA TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : ARIF NUGROHO A 310030103

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : Mata Kuliah : Keterampilan Menulis Jumlah SKS : 3 sks Semester : I (satu) Dosen : Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN

`KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN `KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENCERITAKAN KEMBALI DI SMA NEGERI 1 SOLOK SELATAN Iryanita 1, Gusnetti 2, Dainur Putri 3 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa. Pendidikan pengetahuan bahasa mencakup pengajaran di bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PADA TAJUK RENCANA HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nindia Wahyuni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP oleh: Eliza Ratna Asih Wulandari Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA 103 BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA A. Pendidikan Tentang Bahaya Narkoba Dari hasil diskusi dan FGD yang dilakukan oleh sebagian warga membuat sebagian masyarakat desa memahami akan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029 KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik serta mampu menggunakannya sebagai alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARIBAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

UKBM 3.3/4.3/1/3 BAHASA INDONESIA

UKBM 3.3/4.3/1/3 BAHASA INDONESIA UKBM 3.3/4.3/1/3 BAHASA INDONESIA PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG BAGAIMANA MENGEMBANGKAN PENDAPAT DALAM EKSPOSISI? KOMPETENSI DASAR 3.3 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun bersiul

Lebih terperinci

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK

KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 3 KOTA SOLOK Oleh: Isra Mihartati 1, Ngusman 2, Emidar 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) MORGENTINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk yang bersifat sosial. Sebagai makhluk sosial manusia cendrung hidup berkelompok, misalnya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2016 2017 PERIODE : JANUARI JUNI 2017 Nama Mata Kuliah Kode MK/ SKS Program Studi Fakultas Dosen : Bahasa Indonesia : UNP004/ 2 sks : Diploma

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: Ririn Hasanah NIM 082110165 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN PADA HASIL KARANGAN SISWA KELAS X SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2)

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2) BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Macam-macam paragraf yang terdapat pada karangan narasi berbahasa Jawa siswa kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Muslimah Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PERIMBANGAN SOAL DAN TINGKAT KESULITAN HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA DILIHAT DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR

PERIMBANGAN SOAL DAN TINGKAT KESULITAN HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA DILIHAT DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PERIMBANGAN SOAL DAN TINGKAT KESULITAN HASIL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA DILIHAT DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR (Kajian Hasil Ujian Nasional SMP Negeri 2 Kadugede Tahun Ajaran 2012/2013)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah GAMBAR FOTO SEBAGAI MEDIA PENYUSUNAN KARANGAN DESKRIPSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SEKOLAH KEJURUHAN WARGA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

Abstract. Pendahuluan

Abstract. Pendahuluan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS IX.2 DENGAN TEKNIK TIRU MODEL DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN Elita Sinatra 1), Marsis 2), Gusnetti 2) ¹Mahasiswa jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh YULIA HASTUTI NIM 100388201181

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KONJUNGSI INTRAKALIMAT DAN EKSTRAKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI

KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KONJUNGSI INTRAKALIMAT DAN EKSTRAKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI Kemampuan Siswa Menggunakan Konjungsi (Rasmijah) 65 KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KONJUNGSI INTRAKALIMAT DAN EKSTRAKALIMAT DALAM KARANGAN NARASI Rasmijah Madrasah Tsanawiyah Negeri I Bojonegoro Telepon (0353)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, setiap warga masyarakat berusaha agar hidupnya aman dan bahagia. Untuk mencapai hidup yang aman dan tentram itu diperlukan adanya peraturan, hukum dan

Lebih terperinci

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis 1 1 keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kompetensi yang dikaji dan harus

Lebih terperinci

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 AMANDA REYNA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN Emianna Tumanggor Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Tarigan (2005:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI Oleh: Yesi Setya Utami 1, Ellya Ratna 2, Wirsal Chan 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan yang dapat dipandang sebagai suatu keterampilan, proses berpikir, kegiatan transformasi dan, sebuah proses. (Resmini, 2010: 221). Kemampuan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR. Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR. Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu. KESALAHAN KEBAHASAAN PADA SURAT DINAS YANG DIBUAT OLEH PEMERINTAHAHAN DESA GRUGU KECAMATAN KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2011 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SEKOLAH Oleh: Desi Ria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan selalu diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) 1. Karya Tulis Ilmiah Karya tulis adalah sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas menulis. Karya tulis sering dikatakan karangan. Karangan adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Nurul Fajarya Drs. Azhar Umar, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci