BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. didirikan pada tanggal 17 Maret 1955, di saat jumlah perusahaan asuransi nasional masih sangat sedikit. Oleh karena itu, Asuransi Bintang yang oleh kalangan industri asuransi dikenal dengan sebutan ASBI merupakan salah satu dari sejumlah kecil perusahaan asuransi yang tertua di Indonesia. Para pendiri PT. Asuransi Bintang Tbk. adalah tokoh-tokoh pengusaha nasional pasca kemerdekaan, bahkan sebagian besar turut berperan dalam revolusi fisik menjelang kemerdakaan pada tahun Mereka adalah Ali Algadri, Idham, Ismet, Wibowo, Soedarpo Sasroatomo, Pang Lay Kim, Roestam Moenaf, dan Johan Radi Koesman. Sebagai salah satu perusahaan asuransi yang terkemuka, PT. Asuransi Bintang Tbk. merupakan satu di antara sedikir perusahaan asuransi nasional yang berhasil mencatat pertumbuhan berkesinambungan selama lebih dari hemat dasawarsa, meski kondisi dunia usaha dan ekonomi di dalam negeri mengalami pasang surut sepanjang periode tersebut. Selain merupakan salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, PT. Asuransi Bintang Tbk. yang melakukan penawaran saham 58

2 59 perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Nopember 1989 juga merupakan salah satu emiten atau perusahaan publik asuransi yang tertua di bursa dan di Indonesia umumnya. Bersamaan dengan penawaran saham perdana tersebut, PT. Asuransi Bintang Tbk. mencatatkan dan mulai memperdagangkan sebanyak sahamnya yang memiliki nilai nominal Rp dan harga penawaran Rp per unit dengan kode perdagangan ASBI. Keberhasilan PT. Asuransi Bintang Tbk. dalam mencatat pertumbuhan secara terus-menerus selama empat dasawarsa adalah berkat ketaatannya pada azas-azas perusahaan asuransi yang sehat, dan kemampuannya dalam mengutamakan keseimbangan atau akuilibrium antara penerapan underwriting policy yang konservatif dan operasi pengembangan pasar yang dinamis. PT. Asuransi Bintang Tbk. mempunyai 10 (sepuluh) kantor cabang, 10 (sepuluh) kantor point of sales yag tersebar di seluruh Indonesia, 1 (satu) unit usaha Syariah dan 1 (satu) Telemarketing departemen, serta struktur organisasi yang memungkinkan para staf perusahaan untuk mengkhususkan diri pada setiap kondisi geografis, sehingga perseroan dapat melayani kebutuhan pasar yang bersifat spesifik. Selain itu, PT. Asuransi Bintang Tbk. senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta sistem dan prosedurnya, sehingga terus bertumbuh dan berkembang selama kurun waktu lebih dari lima dasawarsa. Hal itu dimungkinkan karena para pendiri telah menciptakan

3 60 serta mengembangkan budaya perusahaan yang berlandaskan tata kelola yang efektif, sehingga perusahaan dapat terus berkembang dan memberikan manefaat yang berimbang kepada segenap pemegang saham serta kepada masyarakat. PT. Asuransi Bintang Tbk. secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam menjalankan aktivitas usaha dari hari ke hari. Menjelang akhir tahun 2006, PT. Asuransi Bintang Tbk. untuk pertama kalinya melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) guna memperoleh tambahan modal dalam rangka meningkatkan kapasitas sehingga mampu menahan resiko. Kemudian pada tahun 2007, PT. Asuransi Bintang Tbk. mulai ekspansi usaha dengan memasuki bisnis asuransi berbasis syariah. Setahun kemudian, yaitu pada tahun 2008, Asuransi Bintang menitis produkproduk baru yang berfokus pada pasar ritel dan mikro disertai premi yang rendah namun dengan volume yang besar. Upaya tersebut terbukti memberikan hasil underwriting yang memuaskan dan berguna dalam memperbaiki keseimbangan portofolio produksi. Dalam kurun waktu yang sama, PT. Asuransi Bintang Tbk. juga melakukan penyeimbangan jalur distribusi sehingga penyebaran resiko terbagi secara merata. Bahkan Asuransi Bintang juga terus memperkokoh diri dengan tetap fokus pada pelayanan dan peningkatan infrastruktur perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta meningkatkan daya saing serta kualitas layanan.

4 61 Mengingat kondisi sektor asuransi umum pada saat ini dan pada masa mendatang, PT. Asuransi Bintang Tbk. telah menetapkan visinya yang baru, yaitu penyedia solusi auransi yang terkemuka dalam profitabilitas melalui kemampuan beradaptasi, berkreasi serta penerapan teknologi. 2. Visi Perusahaan Visi dari perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. yaitu : Penyedia solusi Asuransi yang terkemuka dalam profitabilitas melalui kemampuan beradaptasi, berkreasi, dan teknologi. 3. Misi Perusahaan Misi dari perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. yaitu : a. Memberikan nilai tambah bagi para pelanggan melalui solusi underwriting yang kreatif dan biaya administrasi yang rendah. b. Mengoptimalkan kemajuan teknologi yang tersedia untuk mengembangkan usaha. 4. Produk Produk Perusahaan Adapun produk-produk dari PT. Asuransi Bintang Tbk. terbagi atas dua bagian yaitu sebagai berikut:

5 62 a. Produk Syariah Asuransi Syariah dengan Akad Wakalah Bil Ujrah yaitu salah satu produk asuransi syariah dengan bentuk akad dimana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan auransi dalam pengelolaan dana mereka dengan pemberian ujrah (fee). Prinsip yang dianut dalam asuransi syariah adalah prinsip Risk Sharing. Resiko bukan dipindahkan dari nasabah atau peserta kepada perusahaan asuransi (Risk Transfer), tetapi dibagi atau dipikul bersama di antara para nasabah atau peserta. Akad Wakalah Bil Ujrah memberikan pertanggungan pada harta benda berupa gedung atau bangunan rumah, kantor, hotel, pabrik, toko, dan lain-lain, berikut isinya (perabotan, perlengkapan, furniture, mesinmesin, persediaan bahan baku serta barang jadi dan lai-lain) terhadap kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh resiko kebakaran, kejatuhan pesawat terbang, sambaran petir, peledakan dan asap, lalu jenis asuransi kerugian yang memberikan jaminan atau ganti rugi terhadap bangunan atau isinya akibat kebakaran. b. Produk Konvensional Produk Konvensional pada perusahaan Asuransi Bintang Tbk. yaitu mencakup :

6 63 1. Asuransi Kebakaran Resiko- resiko yang dijamin dalam polis Asuransi Kebakaran terdiri dari dua (2) bagian besar, yaitu: a. Jaminan Standar 1. Kebakaran yang ditimbulkan oleh api sendiri, akibat kurang hati-hati, kesalahan pelayan sendiri, tetangga, perampok, ataupun sebab lainnya. 2. Petir : kerusakan atau kerugian terhadap harta benda yang dipertanggungjawabkan akibat tersambar petir. 3. Peledakan : segala macam ledakan terkecuali ledakan yang ditimbulkan atau disebabkan oleh tenaga nuklir. 4. Kejatuhan Pesawat Terbang : kerusakan atau kerugian atas harta benda yang dipertanggungkan akibat kejatuhan pesawat terbang atau benda-benda yang jatuh dari pesawat terbang. 5. Asap : asap yang berasal dari kebakaran harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan. b. Jaminan Tambahan atau Perluasan Dengan tambahan premi, maka jaminan Standar Asuransi Kebakaran Indonesia dapat diperluas dengan jaminan tambahan yang diinginkan. Jaminan terhadap kerusakan akibat :

7 64 1. Kerusuhan dan pemogokan, kerusakan akibat perbuatan jahat, tertabrak kendaraan. 2. Angin topan, badai, banjir, dan kerusakan akibat air. 3. Tanah longsor. 4. Biaya-biaya pembersihan puing. 2. Asuransi Kecelakaan Diri Asuransi Kecelakaan Diri memberikan jaminan atau manfaat bagi seseorang yang mengalami kerugian keuangan yang diderita tertanggung yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan yang dialaminya. 3. Asuransi Pengangkutan Jenis asuransi ini memberikan jaminan ganti rugi atas resiko kerugian yang terjadi selama kegiatan pengangkutan barang dari: "tempat asal" sampai "ke tempat tujuan" dalam suatu kota yang sama ataupun antar negara. Macam-macam alat angkutnya yaitu : 1. Alat Angkut Udara (Air Cargo). 2. Alat Angkut Air atau Laut (Marine Cargo). 3. Alat Angkut Darat (Land Transite).

8 65 4. Asuransi Perjalanan Asuransi Perjalanan memberikan perlindungan luas atas biaya dan kerugian-kerugian tak terduga yang mungkin terjadi selama perjalanan bisnis atau liburan. Lingkup jaminan yaitu antara lain: a. Kecelakaan Diri : 1. Kematian 2. Cacat tetap 3. Ketidakberdayaan tetap 4. Biaya pengobatan (maks. 10% dari Nilai Pertanggungan) b. Uang tunai selama di Rumah Sakit c. Kerugian atas bagasi (kopor) atau barang bawaan dan barang-barang pribadi d. Keterlambatan penerimaan bagasi (kopor) atau barang bawaan e. Keterlambatan perjalanan f. Biaya- biaya repatriasi (pemulangan) 5. Asuransi Terorisme dan Sabotase Selama lebih dari 10 (sepuluh) tahun terakhir, produk Asuransi Terorisme dan Sabotase ini dikenal sebagai produk ciri khas PT. Asuransi Bintang Tbk. dan sampai saat ini PT. Asuransi Bintang

9 66 Tbk. masih tetap merupakan market leader untuk produk ini. Produk asuransi ini menyediakan perlindungan terhadap kerugian yang diakibatkan oleh aksi terorisme dan sabotase. Produk ini diciptakan sebagai solusi terhadap meningkatnya kebutuhan akan perlindungan asuransi atas kerugian harta benda kerugian finansial akibat aksi terorisme dan sabotase. 6. Asuransi Rekayasa Memberikan jaminan terhadap kerugian selama kegiatan pembangunan, baik pembangunan atau pekerjaan teknik sipil maupun pemasangan mesin, mesin-mesin industri dan instalasi peralatan elektronik. Jenis jaminan yang diasuransikan yaitu antara lain : a. Asuransi Konstruksi (Construction All Risk) b. Asuransi Pemasangan Mesin (Erection All Risk) c. Asuransi untuk Mesin-mesin Industri (Machinery Breakdown) d. Asuransi Peralatan Electronic (Electronic Equipment Insurance) 7. Bintang e-cargo Bintang e-cargo merupakan medium penerbitan sertifikat asuransi marine cargo yang tersentralisasi berbasiskan web.

10 67 Sehingga data tersentral dan dapat diakses dari segala penjuru dengan waktu yang tidak terbatas. Sehingga meningkatkan pelayanan dengan mempercepat penerbitan sertifikat asuransi marine cargo. 8. Perisay Mobil Individual Perisay Mobil Individual menjamin secara penuh (Comprehensive atau All Risk) kerugian atau kerusakan yang menimpa kendaraan yang disebabkan oleh : a. Tabrakan, terbalik, tergelincir b. Perbuatan jahat orang lain c. Pencurian d. Kebakaran e. Petir f. Tanggung jawab hukum pihak ketiga g. Kerusuhan dan huru-hara (RSCC) h. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, dan badai. 9. Perisay Rumah Seisinya Perisay Rumah Seisinya memberikan jaminan perlindungan terhadap resiko-resiko kerugian karena kebakaran, kebanjiran, penjarahan, pencurian, terorisme, sabotase, kerusuhan biasa, sampai dengan huru hara dengan motif politik (civil commotion).

11 68 B. Pembahasan 1. Penerapan Prosedur Pengakuan Pendapatan Premi dan Beban Klaim Perusahaan Berdasarkan PSAK No. 28 a. Pengakuan Pendapatan Premi Sesuai PSAK No. 28 Pengakuan (recognition) terhadap pendapatan merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan adanya pengakuan pendapatan itu sama saja berarti menerima nilai-nilai baru harta benda (asset) karena transaksi dan mencatatnya dalam pembukuan serta diakui dalam laporan laba rugi komprehensif apabila terdapat kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang telah terjadi dan sudah diukur dengan tepat. Dasar pengakuan pendapatan yang digunakan dalam akuntansi selama ini adalah dasar akrual (accrual basis) dan dasar kas (cash basis). Pada accrual basis, pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi pendapatan. Dalam hal transaksi jasa, jumlah pendapatan yang dicatat adalah pendapatan yang tertera dalam kontrak atau perjanjian lainnya yang dibuat dan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat kontrak atau perjanjian disetujui. Pada saat transaksi jasa berlangsung, maka dengan sendirinya akan menimbulkan tagihan kepada penerima jasa walaupun tagihan ini akan dibayar kemudian. Dengan dasar akrual ini, laba bersih dalam

12 69 laporan laba rugi sebenarnya tidaklah mencerminkan kas yang sebenarnya terjadi dalam periode tersebut. Pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk., pengakuan pendapatan premi asuransi terjadi pada saat persetujuan untuk penutupan pertanggungan dari tertanggung, polis diterbitkan dan pada saat inilah pendapatan premi diakui dan dicatat. Hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang menyatakan agar pendapatan diakui secara akrual. Yang berarti bahwa pendapatan diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi sekalipun kas belum diterima atas transaksi tersebut. Hal ini sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2012:28.2-3) yang mengatur khusus tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan menyebutkan bahwa : 1. Pendapatan premi kontrak asuransi jangka pendek yang diperoleh sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. 2. Pendapatan premi selain kontrak asuransi jangka pendek yang diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis (mengacu pada PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 60).

13 70 Dengan kata lain, premi diakui secara akrual dan dicatat sebagai pendapatan pada saat terjadi kesepakatan antara perusahaan dengan tertanggung dan dituangkan di dalam polis yang diterbitkan. Pendapatan yang diperoleh perusahaan Asuransi Bintang Tbk. yaitu berasal dari sebagai berikut : 1. Pendapatan Premi a. Premi Bruto b. Premi Reasuransi c. Kenaikan (Penurunan) Premi yang Belum Merupakan Pendapatan 2. Pendapatan Komisi 3. Pendapatan Lain-lain Premi diakui sebagai pendapatan dengan penentuan berdasarkan jumlah tagihan-tagihan atas premi asuransi yang diajukan kepada pihak tertanggung. Pendapatan akan diakui sejak awal kontrak disetujui, kemudian penerbitan polis asuransi lalu premi pertama asuransinya dibayarkan, dan juga pada setiap pembayaran premi asuransi selanjutnya (proses dapat dilihat pada lampiran). Masalah pelunasannya didasarkan dan diserahkan kepada agen untuk kontrak awal (pembayaran premi pertama), dan kepada kolektor untuk setiap pembayaran premi selanjutnya. Adapun jurnal pada saat penetapan pendapatan premi (pada saat terbit polis) dan pada saat

14 71 pelunasan premi asuransinya yaitu sebagai berikut : Pada saat penetapan pendapatan premi (terbit polis) yaitu : Tagihan premi Tagihan materai & ongkos polis Beban komisi Pendapatan premi Persediaan materai Pendapatan ongkos polis Hutang komisi Dan jurnal pada saat pelunasan premi yaitu : Kas atau Bank Tagihan premi Tagihan Materai dan ongkos polis Beban komisi Pada akhir periode akuntansi, dibuatlah jurnal penyesuaian untuk mengakui jumlah premi sebenarnya yang dapat diakui sebagai pendapatan. Sisanya diakui sebagai premi yang belum merupakan pendapatan karena masa pertanggungan polis masih berjalan pada akahir periode akuntansi. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :

15 72 Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi dicatat secara bruto, artinya setiap premi yang diterima yang dianggap sebagai pendapatan pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian. Pendapatan premi mencerminkan pendapatan yang dapat diakui pada satu tahun berjalan, karena telah memperhitungkan penyisihan cadangan premi. Cadangan premi (premi yang belum merupakan pendapatan) sebenarnya merupakan nilai pendapatan yang sudah diterima dimuka, namun bukan untuk realisasi kewajiban tahun berjalan. Setiap akhir periode akuntansi, perusahaan akan melakukan penyesuaian terhadap premi yang belum merupakan pendapatan ini untuk menentukan jumlah yang dapat diakui sebagai pendapatan premi pada tahun berjalan. Kemudian pendapatan komisi pada PT. Asuransi Bintang Tbk. diperoleh dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi dan diakui sebagai pendapatan komisi netodalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya apabila terdapat selisih dari pendapatan dalam hal jumlah komisi diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi. Dan yang terakhir pendapatan yang diperoleh PT. Asuransi Bintang Tbk. yaitu dari pendapatan lain-lain yang mana diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan didapat dari

16 73 pendapatan ongkos polis, keuntungan selisih kurs, keuntungan penjualan aset tetap, dan lain-lain. b. Pengakuan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Beban yang berhubungan dengan pendapatan ditentukan dari besarnya bersamaan dengan terjadinya pendapatan (matching of costs with revenues). Sebaliknya dengan pendapatan, beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif apabila manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban setelah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajibn atau penurunan aset. Pada laporan laba rugi komprehensif terlihat bahwa klaim merupakan unsur beban yang memiliki jumlah terbesar dari total beban perusahaan secara keseluruhan. Beban klaim ini meliputi klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan atau penurunan estimasi klaim. Klaim bruto terdiri atas klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim. Proses pengakuan beban klaim asuransi PT. Asuransi Bintang Tbk. dimulai dari adanya laporan kerugian dari tertanggung. Kemudian pihak perusahaan asuransi dan loss adjuster akan melakukan survei terhadap objek pertanggungan untuk mengambil

17 74 data dan keterangan tentang terjadinya klaim. Setelah proses ini selesai dan berdasarkan laporan klaim tertanggung dan hasil survei, maka dan perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk dan loss adjuster akan mengestimasi nilai klaimnya dan mencatatnya sebagai beban klaim sementara (klaim dalam proses penyelesaian). Hal ini sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2012:28.3) yang menyebutkan bahwa : Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim, diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Pernyataan tersebut di atas sama artinya bahwa perusahaan mengakui adanya beban klaim secara akrual yaitu pada saat munculnya kewajiban untuk memenuhi klaim dan beban tersebut telah disetujui untuk dibayar oleh pihak yang berwenang. Adanya sebuah beban klaim akibat dari kegiatan yang menyangkut dengan penyelidikan, penilaian, dan penyelesaian tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh pihak tertanggung. Kegiatan tersebut dilakukan guna mencari nilai kerugian apakah kerugian yang terjadi tersebut dapat dijamin seperti yang tercantum dalam kontrak perjanjian di dalam polis dan juga untuk menilai besarnya jumlah kerugian yang sebenarnya. Para perusahaan asuransi, penilai

18 75 kerugian asuransi dikenal dengan sebutan loss adjuster. Setelah kerugian diselidiki dan dinilai, barulah klaim dapat diajukan oleh loss adjuster kepada pihak perusahaan asuransi sepanjang memenuhi ketentuan yang telah disepakati dalam polis (lihat pada lampiran). Beban yang diakui oleh perusahaan Asuransi Bintang Tbk. yaitu terdiri dari sebagai berikut : 1. Beban Klaim a. Klaim Bruto b. Klaim Reasuransi 2. Beban Komisi 3. Kenaikan atau Penurunan Estimasi Klaim 4. Beban Usaha Pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. beban klaim meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya perubahan. Beban klaim asuransi diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Sebuah contoh apabila tertanggung melapor mengenai kerugian yang dialaminya, perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. akan mengirimkan staff terbaiknya dari

19 76 divisi Klaim untuk melakukan survei bersama loss adjuster terhadap objek pertanggungan dan menilai kerusakan atau kerugian serta besarnya jumlah penggantian yang akan diberikan. Dari hasil survei tersebut akan ditentukan apakah objek pertanggungan hanya memerlukan perbaikan, penggantian pada bagian yang mengalami kerugian, atau penggantian total (kerugian akibat kehilangan). Apabila hanya memerlukan perbaikan atau penggantian pada bagian yang mengalami kerugian, maka loss adjuster akan mengestimasi nilai kerugian yang akan menjadi kewajiban klaim dan menginformasikannya kepada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. Pada saat itulah perusahaan mencatatnya sebagai beban klaim sementara yaitu sebagai berikut : Pada saat tertanggung melaporkan klaimnya : Kerugian Klaim Sementara Estimasi Klaim Kemungkinan yang terjadi pada estimasi klaim tersebut yaitu bisa sama dengan estimasi menurut divisi Klaim dari perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. dan bisa juga nilai estimasinya lebih besar atau lebih kecil. Apabila terjadi perbedaan maka perlu dilakukannya rekonsiliasi antara pihak asuransi dengan loss adjuster untuk menentukan besarnya jumlah klaim yang akan dibayar. Pada saat klaim telah masih dalam proses :

20 77 Kerugian Klaim Estimasi Klaim Hutang Klaim Kerugian Klaim Sementara Apabila telah terjadi kesepakatan dengan jumlah penggantian yang akan dibayar oleh pihak asuransi, maka perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. mencatatnya sebagai berikut : Pada saat klaim telah selesai diproses : Kerugian Klaim Pasti Hutang Klaim Pasti Pada saat perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. akan membayarkan kerugiannya : Hutang Klaim Pasti Kas atau Bank 2. Kendala yang Dihadapi dan Upaya yang Dilakukan Dalam Prosedur Pengakuan Pendapatan Premi dan Beban Klaim Setelah dilakukannya penelitian langsung pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk., dapat diketahui bahwa tidak adanya hambatan dalam hal pengakuan pendapatan premi asuransinya. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya masalah dalam penerbitan polis asuransi

21 78 sehingga pengakuan pendapatan premi dapat langsung dilakukan. Akan tetapi, muncul masalah-masalah lain yang berkaitan dengan prosedur pengakuan pendapatan premi asuransi. Seperti halnya pada pencatatan pendapatan premi asuransi pada PT. Asuransi Bintang Tbk. Ketentuan umur tagihan yang diakui dalam perhitungan solvabilitas adalah enam puluh hari atau dua bulan. Akan tetapi, pada praktiknya banyak sekali para tertanggung yang tidak membayarkan premi asuransinya pada jatuh tempo yang ditentukan. Seringkali outstanding premi asuransi tersebut melebihi dari tenggang waktu yang telah ditentukan. Hal ini mengakibatkan sebuah hambatan dalam pencatatan dan penguluran waktu penyelesaian dalam hal pengakuan pendapatan premi asuransi. Kendala yang kedua yaitu terjadi dalam hal pembayaran premi asuransi via transfer rekening bank yang dilakukan oleh pihak tertanggung. Seringkali pihak tertanggung mentransfer tanpa mencantumkan keterangan no. Polis Asuransi yang dibayarkannya. Akibatnya, pihak Asuransi Bintang Tbk. kesulitan dalam melacak pembayaran-pembayaran yang masuk dan pada akhirnya diakui hanya sebagai titipan premi asuransi. Oleh karenanya, upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam hal pencatatan pendapatan premi asuransi tersebut yaitu salah satunya dengan lebih meningkatkan pengendalian akan umur piutang yang dilakukan oleh satu divisi khusus yang menangani masalahmasalah penagihan yang sulit tertagih (Collection Officer). Lalu yang

22 79 kedua, pendekatan terhadap para tertanggung pun agar lebih diperhatikan, agar selalu giat untuk mengingatkan para tertanggung akan waktu jatuh tempo dari objek pertanggungan yang diasuransikannya sehingga menghindari adanya keterlambatan pembayaran premi asuransi dan bahkan pembatalan pertanggungan asuransi secara sepihak. Upaya kedua dalam mengatasi masalah pembayaran premi asuransi via transfer rekening bank yaitu dengan segera mensosialisasikan cara pembayaran yang baik dan benar kepada para pihak tertanggung, dan akan diberlakukannya suatu sistem verifikasi kode unik pada setiap tagihan yang mengidentifikasikan setiap tertanggung sehingga apabila pihak tertanggung membayar premi asuransinya tanpa mencantumkan nomor polis, akan lebih mudah terlacak di sistem dan menghindari banyaknya premi yang tak bertuan. Kemudian pada beban klaim, sama halnya dengan pengakuan pendapatan premi bahwa tidak adanya hambatan dalam hal pengakuan beban klaim pada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. Hal tersebut dikarenakan beban klaim telah diakui sejak awal pada saat timbulnya kewajiban memenuhi klaim yang dilaporkan oleh pihak tertanggung akibat kerugian yang dihadapinya. Kewajiban perusahaan asuransi yang terutama adalah kewajiban pembayaran klaim kepada tertanggung. Sesuai dengan aturan Pemerintah, klaim harus sudah dibayar selambat-lambatnya tiga puluh hari terhitung sejak besaran klaim disepakati oleh Penanggung dan Tertanggung. Akan tetapi lagi-lagi pada praktiknya berbeda dengan

23 80 teorinya. Hambatan ini yang terjadi dalam hal pengakuan pembayaran beban klaim. Tidak semua hambatan tersebut pada setiap pembayaran klaim kepada pihak tertanggung. Biasanya hambatan tersebut terjadi apabila pertanggungan objek asuransinya ditanggung juga oleh pihak perusahaan reasuransi. Sebagai contoh, akibat lambannya pihak dari perusahaan reasuransi dalam membayarkan klaimnya kepada perusahaan PT. Asuransi Bintang Tbk. sehingga pembayaran klaim terhadap pihak tertanggung pun mengalami keterlambatan hingga lebih dari 30 hari. Padahal kemampuan membayar klaim yang tepat waktu sangat penting untuk menjaga reputasi perusahaan dan kepercayaan dari para nasabah juga stakeholder. Adapun upaya untuk mengatasi masalah pembayaran klaim yang seringkali terlambat diterima oleh pihak tertanggung yaitu dengan cara meningkatkan pengelolaan resiko dengan baik lagi. Pengelolaan resiko didasarkan atas kesadaran bahwa keberadaan usaha asuransi dilandasi oleh keberadaan resiko, oleh karena itu pengelolaan resiko bagi setiap perusahaan asuransi berarti menjalankan fungsi risk transfer dan risk sharing yang berati mengambil alih resiko pihak lain. Menyadari hal tersebut, PT. Asuransi Bintang Tbk. telah memiliki unit manajemen resiko yang bertugas melakukan analisis atas setiap objek yang akan di jamin atau di tanggung. Survei resiko merupakan langkah penting, karena merupakan bagian dari proses manajemen resiko dan aplikasi dari prinsip kehati-hatian yang selalu menjadi paradigma dari para underwriter

24 81 asuransi. Unit manajemen resiko juga mempunyai tugas untuk melakukan analisis atas portfolio resiko yang di kelola oleh perusahaan. Oleh karena itu dapat memastikan bahwa setiap resiko dari obyek yang ditanggung itu dapat dikelola oleh pihak PT. Asuransi Bintang Tbk. khususnya oleh pihak Reasuransi sehingga kelak tidak timbul kendala atau masalah apapun pada saat pihak tertanggung mengajukan klaim hingga sampai dengan saat pembayaran klaimnya.

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Nama Githa Maharani Sembiring NPM : 093112330050065 Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. didirikan pada tanggal 6 Agustus 1956 dengan Akta Notaris Raden Meester 4 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Asuransi Ramayana PT. Asuransi Ramayana Tbk. adalah perusahaan asuransi kerugian yang memiliki cabang asuransi dengan prinsip syariah, PT. Asuransi Ramayana

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce 1. Bagaimana keamanan transaksi e commerce Asuransi Bintang? Sangat aman, karena Bintang telah bekerja sama dengan Acquiring Bank, Payment Gateway dan di support

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

BAB IX ASURANSI ANEKA

BAB IX ASURANSI ANEKA BAB IX ASURANSI ANEKA Jika di depan telah dipaparkan tentang asuransi jiwa dan asuransi kerugian secara panjang lebar, berikut ini akan dipaparkan asuransi aneka. Uraian-uraian berikut ini mencakup macam-macam

Lebih terperinci

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 I. Nama Produk : Motor Vehicle Insurance II. Jenis Produk : Asuransi Kendaraan Bermotor III. Nama Penerbit : IV. Data Ringkas Asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi

III. METODELOGI PENULISAN. Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi III. METODELOGI PENULISAN 3.I Objek Objek penulisan Laporan Akhir ini melakukan PKL atau magang di PT. Asuransi Parolamas Lampung yang terletak di jalan W.R. Monginsidi No 122 Bandar Lampung. Penulis melakukan

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi Nama Produk : RaksaEarthquake Insurance / Asuransi Gempa Bumi Jenis Produk : Asuransi Harta Benda Nama Penerbit : PT. Asuransi Raksa

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A. PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A. LATAR BELAKANG 1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. LIG Insurance Indonesia merupakan perusahaan asuransi yang berbasis di Korea yang bergerak khusus di bidang asuransi non-jiwa. Berawal pada tahun

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Asuransi Rama satria Wibawa ulang tahun yang ke 33 pada tanggal 31 Agustus 2011 dan peristiwa ini menandai perkembangan perusahaan dari sebuah

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA RISIKO KHUSUS BANJIR UNTUK LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA DAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RINGKASAN INFORMASI PRODUK a Nama dan Jenis Produk Asuransi b Nama Penerbit (Perusahaan Asuransi) c Data Ringkas : Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia : PT. KSK Insurance Indonesia : PT. KSK Insurance

Lebih terperinci

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari nasabah

Lebih terperinci

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 I. KETENTUAN UMUM 1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional Dengan kemajuan teknik pada masa kini, kecelakaan-kecelakaan pesawat udara relatif jarang terjadi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata

I. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Asuransi 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? 5 5 03 Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi? 6 7 04 Siapa yang Perlu Melakukan Perlindungan Asuransi? 8 Bagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Resiko atau kerugian bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja walaupun tidak ada yang menginginkan kehadirannya. Dampak dari kerugian atas suatu resiko

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA Bahwa Tertanggung melalui Pemegang Polis yang disebutkan dalam ikhtisar polis ini telah mengajukan kepada Penanggung suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Riwayat Singkat Perusahaan PT Asuransi Umum Bumiputera 1967, didirikan atas ide pengurus AJB Bumiputeramuda 1912 sebagai induk perusahaan yang diwakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus globalisasi

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FORTUNA INFINITE ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FORTUNA INFINITE ASSURANCE Fortuna Infinite Assurance merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia yang terdaftar di dan diawasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN - I SK. DIREKSI NO. 061/KEPT/DU/VIII/2008

LAMPIRAN - I SK. DIREKSI NO. 061/KEPT/DU/VIII/2008 LAMPIRAN - I SK. DIREKSI NO. 061/KEPT/DU/VIII/00 Surat Keputusan Direksi Nomor 061/Kept/DU/VIII/00 tentang Prosedur Pengelolaan Tagihan Premi sebagai berikut: I. Penerbitan Polis dan Penagihan Premi 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi komitmen Pemerintah untuk mengembangkan ekspor non migas nasional.

Lebih terperinci

2 P a g e ( )

2 P a g e ( ) Pendahuluan Pesatnya perekonomian Indonesia saat ini mendukung ekspansi bisnis. Sebagai pimpinan perusahaan, mempekerjakan dan mempertahankan orang-orang terbaik merupakan tugas yang penting. Karyawan

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. asuransi non-jiwa. Berawal pada 1997 PT LI merupakan perusahaan joint venture

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. asuransi non-jiwa. Berawal pada 1997 PT LI merupakan perusahaan joint venture BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT LI merupakan perusahaan asuransi yang berbasis di Korea khusus dipasar asuransi non-jiwa. Berawal pada 1997

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA

POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA Penanggung yang bertanda tangan pada Polis ini, berdasarkan permintaan pertanggungan secara tertulis dari Tertanggung melalui Surat Permohonan Pertanggungan Kendaraan

Lebih terperinci

Asuransi uang menutup kehilangan uang yang disimpan di lokasi dan dalam perjalanan langsung dari Bank ke Lokasi dan dari Lokasi ke Bank.

Asuransi uang menutup kehilangan uang yang disimpan di lokasi dan dalam perjalanan langsung dari Bank ke Lokasi dan dari Lokasi ke Bank. (X114d 06/13 EL) Customer Care Centre AXA Tower lt. GF Jl. Prof. Dr. Satrio Kav.18, Kuningan City Jakarta 12940, Indonesia Tel : +62 21 3005 9005 Fax : +62 21 3005 9008 Email : customer@axa-insurance.co.id

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) Mata Kuliah : Manajemen Risiko Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unikom Tahun Akademik 2009-2010 Ilustrasi : Pada hari minggu 26 Desember 2004 jam

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa industri perasuransian yang sehat,

Lebih terperinci

MANFAAT. Asuransi Alat Berat memberikan ganti rugi atas kerusakan / kecelakaan yang disebabkan antara lain oleh : PENGECUALIAN

MANFAAT. Asuransi Alat Berat memberikan ganti rugi atas kerusakan / kecelakaan yang disebabkan antara lain oleh : PENGECUALIAN Raksa Pratikara Asuransi Alat Berat ( Heavy Equipment ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Asuransi Raksa Pratikara

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau

Lebih terperinci