BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesusastraan Tiongkok sangat luar biasa. Selama periode

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kesusastraan Tiongkok sangat luar biasa. Selama periode modern, kira-kira sejak awal abad ke-20, harus bersaing dengan kondisi yang paling buruk yakni: Konfusianisme, Buddhisme, kekuasaan kekaisaran, serangan dan pendudukan oleh Jepang, perang saudara yang panjang antara Nasionalis dan Komunis, kemudian di bawah pemerintahan komunisme Mao Zedong dan para pemimpin lainnya. Namun, dalam setiap periode, telah ditemukan ekspresi dan dalam beberapa perkembangan kasus meninggalkan warisan yang mengesankan yang masih diperkaya saat ini, yakni berkaitan dengan hasil karya sastra tersebut sehingga menjadi pengetahuan bagi dunia luar karena semakin banyak karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa lainnya. 1 Melalui perkembangan kesusastraan ini menjadikan kita memahami bahwa karya sastra memberikan pengaruh kreativitas pengarang dalam menyampaikan fenomena yang terjadi pada kehidupan manusia pada periode tertentu dan dalam kurun waktu tertentu atau sebagai sarana pengarang dalam meyampaikan kritikan terhadap sikap pemerintah, sehingga bisa menjadi pembelajaran untuk generasi selanjutnya dalam menata kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik. 1 Li-hua Ying, Historical Dictionary of Modern Chinese Literature: Historical Dictionaries of Literature and the Arts, (United Kingdom: Scarecrow Press, Inc., 2010), hlm. Vii. 1

2 Karya sastra tidak selalu merupakan cerminan mengenai kehidupan nyata sosial masyarakat yang sesungguhnya meskipun terkadang tujuan dari karya sastra adalah memberikan informasi kepada kita mengenai fenomena pada suatu kejadian. Namun seringnya ketika kita melihat sastra Tiongkok modern, kita lebih peduli dengan bagaimana komentar tentang sejarah dan identitas nasional dan tidak sepenuhnya menyadari bagaimana penulis menyampaikan filsafat hidup atau komitmen terhadap prinsip-prinsip, tapi menulis sastra Tiongkok adalah tentang menarik masyarakat menerima kepribadian penulis karena merupakan pembahasan tentang peristiwa di Tiongkok, apakah tulisan tentang revolusioner, reaksioner, atau yang tidak berhubungan dengan politik. 2 Oleh karena itu latar belakang sosial pengarang juga memberikan pengaruh terhadap suatu peristiwa yang dituliskannya. Adapun lebih lanjut, Sutan Sjahrir mengatakan bahwa kesusastraan merupakan sarana atau alat mencapai kebudayaan baru yang bersumber pada semangat rakyat kecil, dan miskin. Dalam mendidik rakyat maka pujangga harus mengenal rakyat dan mempelajari alat-alat pendidikan secara sempurna, sehingga pujangga harus terus-menerus mencari bangun atau bentuk yang tepat untuk kesusastraan yang hendak dipergunakan demi kepentingan rakyat. 3 Sutan Sjahrir mengusulkan bahwa sastra sebaiknya bisa mengangkat kehidupan sosial dalam bermasyarakat dan sastra memiliki kepentingan dalam dunia pendidikan maupun melatih rakyat untuk mengenal sastra. 2 Charles A Laughlin, The Literature of Leisure and Chinese Modernity: The Legacy of Leisure and Modern Chinese Cultur, (Honolulu: University of Hawai i Press, 2008), hlm Yudiono KS, Pengkajian Kritik Sastra Indonesia: Sketsa Teori Kritik Sastra Indonesia, ( Jakarta: GRASINDO, 2009), hlm

3 Sebagian besar komponen dari kebanyakan praktek sastra oleh setiap penulis besar sastra Tiongkok modern merupakan garis depan dalam pembentukan standar untuk penulisan sastra Tiongkok modern, dan tentu saja memainkan peran penting dalam pendidikan, dimana hal itu merupakan sarana untuk melatih penulis muda Tiongkok dalam bahasa mereka sendiri dan mengembangkan kepekaan mereka terhadap sastra. 4 Fiksi Tiongkok modern adalah salah satu bentuk karya sastra yang merupakan permulaan dari motif para investor terhadap karya literatur yang dibuat berdasarkan imajinasi, tidak perlu berdasarkan kenyataan. Mereka terpanggil dalam menyelamatkan realitas sastra untuk negara, intelektual seperti Chen Duxiu (Chén Dúxiù 陈独秀 ) membayangkan jenis fiksi yang baik akan mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit pada masa Tiongkok modern. 5 Munculnya kesusastraan Tiongkok modern ini tidak hanya berkat peranan dari Chen Duxiu, tetapi juga tidak lepas dari peranan Lu Xun. Sebagai komandan tertinggi Revolusi kebudayaan Tiongkok, Lu Xun tidak hanya sastrawan besar, tetapi juga seorang pemikir dan revolusioner yang besar. Sosok Lu Xun di masyarakat Tiongkok memang memiliki kewibawaan dan akar yang kuat. Lu Xun (Lǔ Xùn 鲁迅 ) sebenarnya adalah nama pena, dilahirkan dengan nama Zhou Shuren (Zhōu Shùrén 周树人 ), di desa Shaoxing (Shàoxīng 绍兴 ), Provinsi Zhejiang (Zhèjiāngshěng 浙江省 ), pada tahun Tahun 1902, dia 4 Charles A Laughlin. Op. Cit., hlm Julia Lovell dan Yiyun Li, (eds), The Real Story Of Ah-Q And Other Tales Of China: The Complete Fiction of Lu Xun, (London: Penguin Group, 2009), hlm

4 berangkat ke Jepang untuk belajar ilmu kedokteran di Universitas Sendai Jepang, tetapi sebuah insiden pada akhir dinasti Qing mengubah jalan hidupnya. Aku kemudian teryakinkan, ilmu kedokteran tidak punya arti apapun. Orang yang lemah sekalipun sehat, hanya akan jadi saksi kekejaman itu. Yang terpenting adalah mengubah semangat mereka. Sejak saat itu aku merasa bahwa kesusastraan adalah sarana terbaik untuk mencapai tujuan itu. Aku memutuskan untuk mengadakan gerakan sastra! 6 Tahun 1909, Lu Xun kembali ke Tiongkok, menyaksikan penganiayaan, pembantaian, pembakaran, pembunuhan dan kebrutalan lain sepanjang masa suram itu, juga perdebatan ideologi antara sosialisme, liberalisme, pragmatisme, dan komunisme. Tak ada jalan lain dia bergerak melakukan penyadaran, tiga cerita pendeknya segera beredar, Buku Harian Si Gila kuáng rén rìjì 狂人日记, Obat yào 药, dan Ah Q á Q zhèng zhuàn 阿 Q 正传. Tiga cerita pendek ini menjadi polemik di tahun 1920-an. Cerita pendek pertama merupakan sindiran tentang betapa merosotnya moral masyarakat Tiongkok, cerita pendek kedua tentang masuknya mitologi dalam masyarakat Tiongkok sampai membuang akal sehat, dan cerita pendek ketiga merupakan sindiran mentalitas bangsa Tiongkok yang merasa hebat, padahal dalam jajahan barat. 7 Secara umum fiksi Lu Xun dianggap sebagai semacam obat budaya, yang dirancang untuk menarik racun keluar dari karakter nasional Tiongkok. Lu Xun bercermin pada tahun Banyak cerita dikumpulkan dalam kecaman dan keraguan pada satu tingkat, terobsesi dengan keterbukaan situasi yang sulit untuk 6 Muhammad Aulia, Bayang Baur Sejarah sketsa hidup penulis-penulis besar dunia: Lu Xun, (Solo: Tiga Serangkai, 2003), hlm Julia Lovell dan Yiyun Li. (eds). Op. Cit., hlm. i. 4

5 menetapkan tujuan Tiongkok. Fiksi awal Lu Xun adalah pencarian pokok pembahasan, situasi dan bentuk (karakter sketsa, kenangan, parodi, realisme simbolik padat, nostalgia melankolis) yang digunakan untuk mewakili keadaan darurat nasional. 8 Dalam usaha menyadarkan sikap pemerintah, menolong rakyat dan mengubah semangat rakyat Tiongkok, Lu Xun tidak mementingkan dirinya, dia rela mengorbankan sekolah kedokterannya karena dia yakin jalan yang terbaik untuk mengobati semangat rakyat pada saat itu bukanlah obat yang menyembuhkan seseorang dari suatu penyakit fisik, namun rakyat membutuhkan obat untuk menyembuhkan penyakit mentalnya agar mampu bertahan dalam situasi buruk tersebut dan bangkit untuk melawan ketakutan atas peristiwa yang terjadi. Sehingga menurutnya sastra adalah pengobatan terbaik untuk penyembuhan mental manusia. Lu Xun meyakini bahwa tulisan-tulisan yang dideskripsikan untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu mampu menyadarkan penguasa atau orang-orang kuat yang menindas rakyat lemah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahanpermasalahan yang akan diangkat dalam penulisan ini adalah : 1. Seperti apakah hasil terjemahan dari cerita pendek yào 药 dalam bahasa Indonesia? 8 Leo Ou-fan Lee, Voices from the Iron House: A Study of Lu Xun, (Bloomington: Indiana University Press, 1987), hlm

6 2. Bagaimana gejolak hati, gaya hidup Lu Xun selaku pengarang cerita pendek yào 药 ketika menuliskan cerita tersebut? 3. Seperti apakah karakter yang diwakili ibu, tokoh utama dalam cerita pendek yào 药 dan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerita tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan terjemahan cerita pendek yào 药 yang sebelumnya ditulis dalam bahasa mandarin kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. 2. Kehidupan Lu Xun selaku pengarang dalam cerita yào 药. 3. Lu Xun dalam cerita pendek yào 药 telah mendeskripsikan dengan baik tokoh-tokohnya baik melalui narasi maupun melalui dialog. Permasalahan yang akan dianalisis dalam Tugas Akhir ini adalah karakter yang diwakili oleh ibu, tokoh utama dalam cerita pendek yào 药 dan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerita tersebut. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam analisis mengenai cerita pendek yào 药 memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis. Yang dimaksud dengan manfaat teoritis dalam analisis ini diharapkan dapat memperkaya keanekaragaman 6

7 budaya dan sastra di program studi Bahasa Mandarin. Manfaat praktis dalam analisis ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan pelajar maupun mahasiswa dalam mempelajari karya-karya sastra Tiongkok yang belum begitu berkembang di Indonesia serta menjadi wawasan akan nilai-nilai karya sastra Tiongkok dan menambah pustaka di program studi Bahasa Mandarin. 1.5 Metodologi Penelitian Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis cerita pendek yào 药 ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Intrinsik Metode intrinsik adalah penelitian sastra melalui analisis karya sastra itu sendiri. Dalam analisis struktur suatu karya sastra, ada yang mendahulukan perwatakan, ada pula yang mengutamakan alur, struktur waktu, dialog, point of view (sudut pandang), permainan bahasa dan seterusnya. Dalam kajian cerita pendek ini akan lebih mengutamakan analisis penokohan, tapi tetap menganalisis unsur-unsur intrinsik lainya seperti alur dan latar. Tujuan mengutamakan analisis penokohan ini adalah dengan deskripsi watak tokoh seorang Ibu yang dapat menggambarkan karakter masyarakat Tiongkok pada waktu itu. 2. Metode Studi Pustaka Pada metode ini penulis melakukan pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan makalah mengenai penelitian terkait. 7

8 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan mengenai analisis cerita pendek yào 药 ini disusun dalam 5 ( lima ) bab, yaitu : 1. Pada Bab I dituliskan pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah dalam penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. 2. Pada Bab II penulis menuliskan tentang tinjauan pustaka dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. 3. Pada Bab III dituliskan gambaran umum mengenai struktur cerita yào 药 yaitu berisi terjemahan dan unsur-unsur intrinsik berupa penokohan, alur, dan latar cerita. 4. Pada Bab IV mengulas pembahasan yang berisi analisis tentang penulis dan karakter tokoh Ibu dalam cerita pendek yào 药. 5. Bab V merupakan bagian penutup sebagai akhir dari penulisan Tugas Akhir. Bagian ini menjelaskan kesimpulan dan hasil penelitian atas masalah-masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumya. 8