PENGARUH KONSELING SAAT ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI KLINIK BERSALIN MARIANA TAHUN 2015

Transkripsi

1 PENGARUH KONSELING SAAT ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI KLINIK BERSALIN MARIANA TAHUN 2015 Flora Naibaho 1 Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRACT Background : One of the causes of high maternal mortality rates is complications that occur in pregnant women who can be identified with signs of danger of pregnancy. Goals : The purpose of this study was to determine the effect of counseling during Antenatal Care on pregnant women 'knowledge of the danger of pregnancy at Mariana Maternity Clinic in Methods : The method of this study was observational with cross sectional design in August The sample consisted of 72 respondents with 36 of them belonging to group I (mothers with first counseling pregnancies) and 36 respondents belonging to group II (mothers with first pregnancies not getting counseling) at Mariana Maternity Clinic. Data collection using questionnaires given to respondents. Data analysis used t-test with 95% confidence level. Result : The result showed that p = 0,400 indicated that there was no difference of knowledgge between pregnant women who received counseling and pregnant women who did not get counseling, so there was no influence of counseling Provided by healthcare providers for counseling pregnant women who have been ineffective. Conclution : It is recommended for midwives to conduct counseling in accordance with the standards and develop their quality by having extensive knowledge in order to provide the required information Keywords: Counseling, antenatal care, Dangers of signs of pregnancy 1

2 PENDAHULUAN Meningkatkan kesehatan ibu adalah salah satu tujuan Millenium Development Goals ( MDGs ) yang diadopsi oleh komunitas internasional pada tahun 2000 (WHO, 2012). Menurut WHO (World Health Organization) angka kematian ibu (AKI) di tahun 2011, 81 persen diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas, sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi dan pre eklamsi (Marni, 2011). Faktor penyebab kematian ibu di Indonesia masih di dominasi oleh timbulnya bahaya yang terjadi selama kehamilan sehingga menyebabkan terjadinya komplikasi yaitu perdarahan, eklamsia, partus lama,komplikasi aborsi dan infeksi. (Kemenkes RI, 2011) Tanda bahaya kehamilan harus diketahui dan diantisipasi sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi pada kehamilan sehingga menyebabkan kematia (Henry V, 2013). Perlunya konseling dan penyuluhan yang lebih intensif dari petugas kesehatan khususnya bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga ibu dapat mengetahui keadaan dirinya dan janin (Umar, 2014). Studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara terhadap15 orang ibu hamil diketahui bahwa ibu hamil yang mendapatkan konseling maupun yang tidak merasa adalah hal biasa jika seorang ibu hamil mengalami bengkak pada kaki dan tangan, sakit kepala yang berat, nyeri abdomen yang hebat dan beranggapan akan sembuh dengan sendirinya, mereka akan merasa khawatir ketika tandatanda bahaya tersebut dirasakan lebih dari 2 atau 3 hari, tanda bahaya kehamilan yang paling menghawatirkan ibu adalah ketika keluar bercak darah atau perdarahan pervaginam serta keluarnya cairan pervaginam ketika usia kehamilan sudah mendekati tanggal persalinan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh konseling saat antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilandi Klinik Bersalin Mariana Tahun 2015 PERMASALAHAN Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil yang melakukan ANC tidak lebih baik dari pada ibu hamil yang tidak melakukan ANC sehingga yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh konseling saat antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Klinik Bersalin Mariana Tahun 2015 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan utuk mengetahuipengaruh konseling saat antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Klinik Bersalin Mariana Tahun 2015 MANFAAT PENELITIAN Sebagai masukan bagi Klinik dan bidan tentang pentingnya konseling pada saat antenatal care dengan menjelaskan secara rinci tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil dan penanganannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan di Klinik Bersalin Mariana Tahun 2014 yang terdiri dari 6 desa yaitu Pasar V Kebun Kelapa, Pasar VI Kuala Namo, Sidourip, Tumpatan, Aras Kabu, Serdang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan jenis cross-sactional. Populasi terdiri dari 2 kelompok, kelompok I yaitu seluruh ibu hamil primigravida yang sudah melakukan ANC K1 dan belum 2

3 melakukan K2. Kelompok 2 yaitu seluruh ibu hamil primigravidayang belum melakukan ANC di Kecamatan Pancur Batu periode April 2014 masing-masing kelompok sebanyak 59 orang. Besar sampel dalam penelitian ini sejumlah 72 orang dengan rincian 36 orang sebagai kelompok I yaitu ibu hamil primigravida yang mendapatkan konseling serta 36 orang sebagai kelompok II yaitu ibu hamil primigravida yang tidak mendapatkan konseling. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan responden menggunakan kuesioner serta melakukan observasi pelaksanaan konseling di 2 rumah bersalin yang ada di Klinik Bersalin Mariana Data Sekunder diperoleh dari data Laporan Klinik Bersalin Mariana. Uji validitas dan reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity)(sastroasmoro, 2011). Pengukuran umur responden terbagi menjadi 3 kelompok umur yaitu tahun, tahun dan tahun. Untuk analisis bivariat pengkategorian umur responden menjadi2 kelompok yaitu < 20 tahun dan >= 20 tahun. Pengukuran pendidikan responden dengan lima kategori yaitu SD, SMP, SMA/SMK, D III dan S I. Untuk analisis bivariat pendidikan dikelompokkan menjadi 2 karegori yaitu pendidikan rendah (SD dan SMP) dan tinggi ( SMA/SMK, D III dan S I). Pengukuran pekerjaan responden dalam empat kategori pekerjaan yaitu karyawan, petani, wiraswasta dan Ibu rumah tangga. Untuk analisis bivariat pekerjaan dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu bekerja (karyawan, petani dan wiraswasta) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga). Pengukuran pengetahuan responden dalam penelitian ini berdasarkan kategori sebagai berikut: a. Buruk, apabila jawaban responden memiliki total skor 0-16 b. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor Analisis data dalam penelitian ini mencakup: a. Analisis univariat, yaitu distribusi frekuensi dari karakteristik responden dan pengetahuan responden. b. Analisis bivariat, yaitu dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh menggunakan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan ibu meliputi macammacam tanda bahaya kehamilan, bahaya kehamilan yang ditimbulkan serta tindakan yang harus dilakukan oleh ibu hamil. Tabel 1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan (macam-macam tanda bahaya kehamilan, bahaya kehamilan dan tindakan) Pengetahuan Konseling Tidak Konseling Jumlah n % n % n % Buruk 27 46, , ,0 Baik 9 64,3 5 35, ,0 Berdasarkan perhitungan jawaban untuk variabel pengetahuan, menunjukkan bahwa lebih banyak ibu hamil yang berpengetahuan buruk yaitu masing-masing sebanyak 27 orang (46,6%) pada ibu hamil yang mendapat konseling dan 31 orang (53,4%) pada ibu hamil yang tidak mendapat konseling. Dari bahaya yang timbul maka diharapkan ibu hamil mengetahui tindakan yang harus dilakukan, dalam mengatasi hal tersebut mayoritas ibu hamil mengkonsumsi obat bebas serta mengurangi aktivitas (istirahat) dari pada ke petugas kesehatan. Ibu hamil yang mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan belum tentu mengetahui bahaya dan tindakan yang benar terhadap 3

4 bahaya kehamilan yang dialami dikarenakan kurangnya informasi yang didapat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari, 2010 disimpulkan bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil adalah penting, Ibu hamil primigravida cenderung kurang mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan dan seharusnya diberi konseling karena pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya sebuah perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih berkesinambungan daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Tanda bahaya kehamilan dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan dan dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan motivasi yang kuat agar ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin. Dari macam-macam tanda bahaya tersebut tidak semua ibu mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan bagi ibu dan janin, mereka memiliki jawaban yang beragam terhadap bahaya yang mungkin terjadi, mayoritas ibu hamil merasa bahwa aktifitas mereka terganggu dengan tanda bahaya yang mungkin akan mereka alami. Dari bahaya yang timbul maka diharapkan ibu hamil mengetahui tindakan yang harus dilakukan, dalam mengatasi hal tersebut mayoritas ibu hamil mengkonsumsi obat bebas serta mengurangi aktivitas (istirahat) dari pada ke petugas kesehatan. Ibu hamil yang mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan belum tentu mengetahui bahaya dan tindakan yang benar terhadap bahaya kehamilan yang dialami dikarenakan kurangnya informasi yang didapat. Hal ini sesuai dengan pendapat Henry, dkk, 2013 yang menyatakan bahwa wanita yang memiliki pengetahuan tentang tandatanda bahaya kehamilan cenderung mengetahui tindakan yang harus dilakukan ketika berada dalam kondisi tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan itu sendiri ibu hamil mendapatkan informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasnaeni (2011), dimana penelitiannya menunjukkan ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care Di Puskesmas Antang Raya Makassar diperoleh nilai p < 0,001. Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa belum adanya pengalaman kehamilan sebelumnya menyebabkan ibu primigravida harusnya mendukung terhadap upaya-upaya perawatan kehamilannya, oleh karena itu perlu adanya penjelasan oleh tenaga kesehatan dalam bentuk konseling pada kunjungan kehamilan sebagai sumber informasi. Hasil Observasi Dari hasil observasi yang dilakukan di 2 rumah bersalin yang ada di Klinik Bersalin Mariana terhadap 7 orang ibu hamil primigravida yang melaksanakan kunjungan diperoleh bahwa semua ibu hamil mendapat konseling sekedarnya dari bidan dan tidak diberikan konseling mengenai tanda bahaya kehamilan. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 36 orang ibu hamil yang mendapat konseling, 34 orang mendapatkan konseling dari 4 Praktek Bidan Swasta dan 2 orang yang berasal dari desa Aras Kabu dan Tumpatan mendapat konseling dari puskesmas, dan hanya 1 orang yang pernah mendapat informasi tentang tanda bahaya kehamilan dari bidan dikarenakan ibu pernah mengalami mual muntah yang berlebihan. Analisis Bivariat Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan karakteristik responden dari dua kelompok sampel yaitu umur menggunakan uji-t, pendidikan menggunaka uji chi-square dan pekerjaan menggunakan uji chi-square, pengaruh antar variabel independent terhadap variabel 4

5 dependen dengan menggunakan uji-t pada tingkat kemaknaan 5% (α=0,05). Tabel 2. Pengaruh konseling saat antenatal care terhadap pengetahuan ibu hamil tentang Tanda Bahaya kehamilan (macammacam tanda bahaya kehamilan, bahaya kehamilan dan tindakan) Pelaksanaan Konseling Tanda Bahaya kehamilan Mean SD Konseling Tidak Konseling P value 0,400 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengetahuan tentang tindakan terhadap bahaya kehamilan memiliki nilai p (0,400) > alpha (0,05), hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima artinya tidak ada perbedaan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil yang mendapatkan konseling dengan yang tidak mendapatkan konseling. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa konseling yang dilakukan selama ini tidak efektif, petugas kesehatan khususnya bidan pada saat pelaksanaan ANC memberi konseling tidak sesuai dengan standart pelaksanaan konseling dalam hal ini konseling tidak dilakukan di ruangan nyaman dan tenang, waktu berkomunikasi singkat dan tidak memberikan kesempatan kepada ibu untuk mendapat informasi lebih dalam, bidan hanya memberi konseling sesuai dengan keluhan yang sedang dialami oleh ibu hamil, dimana konseling tentang tanda bahaya kehamilan tersebut harusnya diberikan pada saat K1 pemeriksaan kehamilan. Hal ini sesuai dengan tulisan Setyorini, 2011 yang menyatakan bahwa konseling adalah upaya menggali dan memberikan informasi guna mendapatkan apa yang dibutuhkan dan membantu ibu hamil dalam mengambil keputusan, namun petugas kesehatan sering kali melaksanakan konseling tidak sesuai standart, jika ibu hamil tidak menyampaikan keluhan maka bidan tidak berusaha menggali permasalahan atau memberikan informasi. Pada kunjungan pertama ibu hamil ke petugas kesehatan adalah kewajiban bidan untuk menyampaikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan kepada ibu hamil dengan tujuan agar ibu dapat lebih berhati-hati untuk mengetahui dan mengenali perubahan yang terjadi pada dirinya baik yang fisiologis maupun patologis sehingga diharapkan ibu dapat mengantisipasi sedini mungkin bahaya yang dapat ditimbulkan dari tanda bahaya yang mungkin dialami. Tetapi pada kenyataannya pada kunjungan pertama bidan hanya melakukan pemeriksaan kehamilan (test kehamilan), mengukur vital sign, memberi vitamin serta memberikan informasi sekedarnya tentang kehamilannya tanpa ada pemberian informasi tentang tanda bahaya kehamilan yang seharusnya disampaikan pada proses konseling. Dalam SDKI 2012 juga dinyatakan bahwa selain pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemberian pil zat besi, imunisasi tetanus toksoid, dan pemeriksaan tinggi fundus dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan, ibu harus mendapatkan penjelasan tentang tanda-tanda bahaya dan komplikasi kehamilan. Delapan dari sepuluh wanita memiliki paling sedikit satu kali konsultasi pada kemajuan kehamilannya dan hanya 53 persen wanita hamil yang mendapat informasi tentang tanda-tanda bahaya atau komplikasi kehamilan. Tingginya cakupan antenatal care di suatu daerah tidak menjamin pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan akan baik, hal ini juga harus didukung oleh pelaksanaan antenatal care yang sesuai dengan standart serta kompetensi bidan dalam melakukan konseling kepada ibu hamil. 5

6 Konseling yang benar biasanya cenderung memberikan kepuasan kepada ibu hamil karena mereka merasa mendapat informasi yang lengkap tentang kehamilannya, namun pada kunjungan pertama ibu hamil primigravida hal itu sering terabaikan dikarenakan pada saat kunjungan pertama ibu hamil cenderung belum memiliki keluhan mengenai kehamilannya sehingga bidan mengganggap tidak perlu memberikan informasi tentang tanda bahaya kehamilan tesebut. Dalam penelitian Suryani, 2012 yang dinyatakan bahwa metode konseling yang diberikan sesuai standart efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut maka perlu konseling dengan upaya cakupan antenatal yang tinggi. Hal ini memberikan kesempatan yang sangat baik dalam memberikan informasi, pendidikan dan komunikasi serta konseling kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Dalam penelitian Ibrahim, 2004 juga menyimpulkan bahwa petugas kesehatan harus memberikan konseling kepada ibu hamil, namun sering kali pelayanan konseling kehamilan oleh bidan dijalankan dengan menggunakan komunikasi interpersonal yang dilakukan secara sederhana dalam waktu relatif singkat. Puskesmas kurang mempunyai kesempatan memberikan pelayanan konseling kehamilan lebih baik kepada klien salah satunya dikarenakan ketidaktersediaannya petugas kesehatan yang terampil dalam memberikan konseling. Konseling sesuai dengan standart yang seharusnya dilakukan sering terlewatkan oleh bidan karena mereka menganggap masalah pada ibu hamil itu ada jika memang gejala sudah terlihat, tanpa ada tindakan pencegahan yang dilakukan salah satunya dengan cara menyampaikan informasi kepada ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Konseling yang dilaksanakan pada saat antenatal care pada ibu hamil primigravida tidak sesuai dengan standart. 2. Tidak ada pengaruh konseling pada saat antenatal care pada ibu hamil primigravida yang selama ini dilakukan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Saran 1. Bagi bidan hendaknya selalu memberikan konseling pada saat pelaksanaan antenatal care sesuai standart misalnya konseling diberikan tidak dalam waktu terlalu singkat dan didukung dengan ruangan khusus dan nyaman, memberi kesempatan kepada ibu untuk bertanya dan lebih menyerahkan keputusan kepada ibu hamil sehingga ibu hamil terutama primigravida mendapatkan informasi yang lengkap tentang kehamilannya terutama tentang tanda bahaya kehamilan yang mungkin bisa dialami. 2. Membuat penyesuaian terhadap standart pemberian konseling kepada ibu hamil sesuai dengan kondisi ibu hamil sehingga konseling yang diberikan lebih efektif dan bermanfaat. 3. Bagi bidan hendaknya mengembangkan kualitas diri dengan memiliki pengetahuan yang lebih luas serta keterampilan komunikasi interpersonal agar dapat memegang peranan penting dalam pemberian konseling sehingga dapat sangat membantumemberikan informasi kepada ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Hasnaeni. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care di Puskesmas Antang Raya Makassar Henry Vdkk. Awareness of Critical Danger Signs of Pregnancy and Delivery. Preparations for Delivery. and Utilization 6

7 of Skilled Birth Attendants in Nigeria IbrahimS. Analisis Terhadap Pelaksanaan Konseling Kehamilan Oleh Bidan Di Puskesmas Kecamatan Wilayah Jakarta Timur Tahun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Refleksi hari ibu:skenario percepatan penurunan angka kematian ibu. diakses 7 maret chives/335. Marni Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta ; PustakaPelajar. Mayasari I. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan terhadap Kepatuhan Memeriksakan Kehamilan di Kecamatan Manggala Tahun Sastroasmoro S dan Ismael S Dasar- Dasar Metode Penelitian Klinis. Ed. 4. Jakarta ; Sagung Seto. Setyorini RH. Konseling Ibu Hamil Pada Bidan Praktik Swasta (BPS) Dan Puskesmas Di Kabupaten Bantul Suryani P. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas Bandar Kabupaten Bener Meriah Umar Ndkk. Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar WHO Maternal Mortality. diakses pada tanggal 16 Maret 2014http:// sheets/fs348/en/ 7