BAB 2 LANDASAN TEORI. independen (Foruzan, 2003). komunikasi yang lain, di antaranya: atau sistem operasi tertentu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. independen (Foruzan, 2003). komunikasi yang lain, di antaranya: atau sistem operasi tertentu"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Dasar/Umum TCP/IP TCP/IP adalah protokol hierarkis yang terbuat dari modul interaktif yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu tetapi belum tentu independen (Foruzan, 2003). TCP/IP memiliki karakteristik yang membedakannya dari protokolprotokol komunikasi yang lain, di antaranya: a. Bersifat standar, terbuka dan tidak bergantung pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu b. Bebas dari jaringan fisik tertentu, memungkinkan integrasi berbagai jenis jaringan c. Mempunyai skema pengalamatan yang umum bagi setiap device yang terhubung dengan jaringan d. Menyediakan berbagai layanan bagi user (Sofana,2012) Arsitektur TCP IP Berikut ini penjelasan singkat masing-masing layer protokol TCP/IP beserta fungsinya. 7

2 8 1. Lapisan Pertama adalah Network Access Layer (identik dengan lapisan Physical dan Data Link pada OSI). Pada lapisan ini didefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frameframe data pada media fisik yang digunakan secara andal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. 2. Lapisan kedua adalah Internet Layer (identik dengan Network Layer Network pada OSI). Lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya. Lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang dapat meliputi wilayah luas (worldwide internet). a) Addressing, yakni melengkapi setiap paket data dengan alamat internet atau yang dikenal dengan Internet Protokol address (IP address). Karena pengalamatan (addressing) berada pada level ini, maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media, sistem operasi, dan komputer jaringan yang digunakan. b) Routing, yakni menentukan rute ke mana paket data akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Routing merupakan fungsi penting dari Internet Protocol (IP). Proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya. Router-router pada jaringan TCP/IP-lahh

3 9 yang menentukan penyampaian paket data dari pengirim ke penerima. 3. Lapisan ketiga adalah Transport Layer (identik dengan Transport Layer pada OSI). Pada lapisan ini didefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima akan sama dengan informasi yang dikirim oleh pengirim. Lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain: a) Flow control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket data harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dnegan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data. b) Error detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bias digunakan untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan telah bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Dengan demikian, data dijamin bebas dari kesalahan (error free) pada saat diteruskan ke lapisan aplikasi. Konsekuensi dari mekanisme ini adalah timbulnya delay yang cukup berarti. Namun selama aplikasi tidak bersifat real-

4 time, delay ini tidak menjadi masalah, karena yang lebih diutamakan adalah data yang bebas dari kesalahan. 10 Ada dua buah protokol yang digunakan pada layer ini, yaitu: Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). TCP digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kendala data. Sedangkan UDP digunakan untuk aplikasi yang tidak menuntut kendala yang tinggi. Beberapa aplikasi lebih sesuai menggunakan UDP sebagai protocol transport. TCP memiliki fungsi flow control, error detection dan bersifat connection oriented. Sebaliknya UDP bersifat connectionless, tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga UDP disebut juga unreliable ptrotocol. 4. Lapisan keempat adalah Application Layer (identik dengan Application, Presentation, Session Layer pada OSI). Sesuai namanya, lapisan ini mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan (Sofana, 2012).

5 Topologi Jaringan Ring Pada topologi Ring komponen jaringan yang dirantai secara bersama-sama dengan jangka terakhir kabel kembali ke titik awal komponen sehingga membentuk lingkaran (Jonathan Lukas,2006). Gambar 2.1 Topologi Ring (Jonathan Lukas, 2006) Kelebihan topologi ring: 1. Tiap komputer dalam topologi ring ini akan berfungsi juga sebagai repeater. 2. Sederhana dalam layout. 3. Signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection yang lebih sederhana. Kekurangan topologi ring: 1. Biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan direalisasikan dengan sebuah consentrator dan kelihatan seperti topologi star.

6 Media Transmisi Fiber Optic Fiber optic terbuat dari kaca atau plastik dan mengirimkan sinyal dengan menggunakan cahaya. Cahaya berasal dari energi elektromagnetik dan berjalan dengan kecepatan dalam vacuum: 300,000 km/s (sekitar 186,000 mi/s) (Forouzan) Jenis-jenis Fiber Optic Teknologi saat ini mendukung dua mode untuk menyebarkan cahaya dalam satu perangkat sepanjang saluran optic, setiap serat memiliki karakteristik sendiri: multimode dan single mode. Multimode dapat di implementasikan menjadi dua bagian yaitu: step-index or graded index. 1. Single mode Gambar 2.2 Single mode (Forouzan, 2003 : 23) Single mode fiber mengunakan step-index dan sumber yang sangat terfokus cahaya yang membatasi balok untuk berbagai sudut kecil, semua dekat dengan horisontal. Serat itu sendiri dibuat dengan diameter lebih kecil daripada serat multimode, dan dengan kerapatan rendah subtantially (indeks reaksi). Penurunan hasil kepadatan di sudut kritis yang cukup dekat 90

7 13 derajat untuk membuat penyebaran balok hampir horisontal. Dalam hal ini, penyebaran balok yang berbeda hampir identik dan penundaan diabaikan. Semua balok tiba di tujuan "bersamasama" dan dapat bergabung kembali tanpa distorsi ke sinyal. 2. Multimode step-index Multimode dinamakan demikian karena beberapa balok dari sumber cahaya bergerak melalui inti dalam jalan yang berbeda. Bagaimana balok ini bergerak dalam kabel tergantung pada struktur inti. Gambar 2.3 Multimode, step-index (Forouzan, 2003 : 23) Di multimode step-index fiber, kepadatan inti tetap konstan dari pusat ke tepi. Seberkas cahaya bergerak melalui kerapatan konstan dalam garis lurus hingga mencapai antarmuka inti dan cladding. Pada antarmuka ada perubahan mendadak untuk kerapatan yang lebih rendah yang mengubah sudut gerak balok itu. Istilah step-index mengacu pada perubahan tiba-tiba ini. Modus ini menciptakan cukup banyak distorsi pada sinyal.

8 14 3. Multimode graded-index Gambar 2.4 Multimode, graded-index (Forouzan, 2003 : 23) Graded-index fiber, mengurangi distorsi ini sinyal melalui kabel. Indeks kata di sini mengacu pada indeks bias. Serat dinilai-indeks. Oleh karena itu, adalah satu dengan kepadatan yang bervariasi. Kepadatan tertinggi di pusat inti dan menurun secara bertahap terendah nya di tepi Ukuran Fiber Serat optik ditentukan oleh rasio dari diameter inti mereka untuk diameter cladding mereka, baik dinyatakan dalam mikron (mocrometer). Berikut ukuran yang umum ditunjukkan dalam tabel 2.1 ukuran terakhir yang terdaftar hanya digunakan untuk single mode. Tabel 2.1 Tipe Fiber (Forouzan, 2003: 25) Fiber Type Core (microns) Cladding (microns) 62.5/ / /

9 15 8.3/ Router Tera Router Tera Router merupakan teknologi terbaru router yang mampu menyediakan kapasitas besar dengan kecepatan tinggi yang mampu digunakan pada jaringan backbone dengan transport optik (Kurnianingsih, 2011). Layanan utama yang dapat didukung oleh Tera Router, secara umum sama dengan teknologi jaringan core yang sudah ada saat ini seperti VPN (Virtual Private Network), khususnya VPN yang menggunakan teknologi MPLS untuk pengiriman paketnya. Dengan MPLS, operator jaringan dapat mendukung dan mengirim berbagai tingkat kualitas layanan berdasarkan MPLS. Teknologi ini juga melayani: a. Interkoneksi IP b. Router Logik dengan perangkat dedicated untuk berbagai konfigurasi jaringan IP c. Trafik multicast. d. Jaringan Optik IP. e. IP Versi 6. f. Cadangan bandwidth untuk konektifitas IP. Tera Router pada jaringan backbone merupakan penjelasan mengenai telekomunikasi diatas jaringan berbasis paket optik

10 16 dengan standar Tera Router untuk transportasi multi layanan. Tera Router mempunyai kapasitas switching minimal 1 Terabit tiap detik. Untuk mendapatkan kapasitas lebih besar, sistem Tera Router dirancang dengan konfigurasi multi chassis, tetapi tidak ada downtime berhubungan dengan peningkatan kapasitas Metro Ethernet Metro Ethernet merupakan teknologi jaringan Ethernet yang diimplementasikan di sebuah metropolitan area. Perusahaanperusahaan besar dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk menghubungkan kantor-kantor cabang mereka ke dalam sistem intranet yang ada di dalam perusahaan tersebut. Jaringan Metro Ethernet umumnya didefenisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah juga menghubungkan LAN dan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider (Gandhi and Klessig, 2003). Jaringan Metro Ethernet, dapat diartikan jaringan komunikasi data yang berskala metro dengan menggunakan teknologi ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Begitu pula arti sebenarnya, teknologi metro ethernet yang merupakan salah satu perkembangan dari teknologi ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan ethernet umumnya (Metro Ethernet Forum, 2006).

11 17 Teknologi ethernet dipilih menjadi jaringan berskala metro, hal ini dikarenakan teknologi ethernet telah digunakan secara luas oleh masyarakat, terutama dalam LAN. Interface Ethernet telah tersebar ke mana-mana dan keberadaannya sangat banyak. Selain itu, bandwidth yang ditawarkan oleh teknologi ini juga dapat dengan mudah diperbesar. Hingga kini teknologi ethernet yang perangkatnya telah banyak beredar di pasaran telah mencapai bandwidth tertinggi sebesar 10 Gigabyte per detik. Namun, user juga dapat memilih berapa bandwidth yang ingin digunakan karena ethernet juga menyediakan teknologi ethernet dengan bandwidth 10 MBps, 100 MBps, dan 1 GBps. Untuk menunjang kebutuhan akan Next Generation Network, teknologi Metro Ethernet menawarkan banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh tidak hanya oleh pihak penyedia jasa, namun juga oleh para penggunanya. Keuntungan-keuntungan ini belum tentu dapat dirasakan oleh pengguna teknologi lain, seperti MPLS Metro Ethernet Transport Metro ethernet adalah jaringan ethernet yang mempunyai area cakupan metropolitan. Perangkat Metro ethernet berupa switch atau router yang berada di layer 2 atau layer 3. Pada awalnya ethernet digunakan dalam teknologi akses, dan sekarang dapat digunakan untuk melayani layanan data pada jaringan transport. Metro Ethernet dapat dikelompokan menjadi:

12 18 1. Pure Metro Ethernet 2. MPLS-based Metro ethernet Ide dasar dari pengembangan MPLS penggunaan label untuk mekanisme switching di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP yang menggunakan pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme switching dan jaringan ATM yang menggunakan Virtual Circuit Identifier sebagai dasar mekanisme switching. Di dalam jaringan yang menggunakan protokol MPLS, paket yang masuk kedalam jaringan MPLS terlebih dahulu diberi label. Label yang diberikan disusun dari berbagai variasi kriteria sesuai dengan yang diinginkan oleh service provider / pengguna. Berdasarkan label yang diberikan tersebut maka jaringan yang menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut sesuai dengan nilai yang melekat pada label tersebut (high priority, low priority, dan lainnya). Hingga saat ini belum ada standard MPLS yang berlaku atau yang dapat diacu (bersifat non proprietary), dikarenakan belum diselesaikannya penyusunan beberapa hal penting yang menjadi dasar penyusunan standar oleh organisasi yang berwenang. Kapasitas maksimal

13 19 yang dapat disalurkan oleh Metro Ethernet tiap interface-nya adalah 10 Gbps. 2.2 Teori Teori Khusus MSAN Dalam Digital Library Telkom (2008), Multi Service Access Node (MSAN) merupakan perangkat access network yang melayani multi services, seperti ADSL, SHDSL, Ethernet suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN dan NGN. MSAN memiliki tiga fungsi penting yaitu : a. Sebagai sistem akses broadband b. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next Generation Network) c. Sebagai jaringan akses tradisional PSTN Secara umum, Multi Service Access Node adalah layanan multiservice yang sejalan dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik. Target platform aksesnya adalah MSAN dengan kemampuan triple play dan 100% broadband deliver. Multi Service Access Node (MSAN) di implementasikan untuk menyediakan suatu solusi layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau tembaga dengan cost-effective pada suatu layer jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN, NGN dan jaringan

14 20 broadband berada pada daerah yang sama. MSAN merupakan gabungan dari beberapa teknologi yaitu : a) Telepon Time Division Multiplexing (TDM) yang di dalamnya terdapat ISDN, STM 1. b) NGN c) Passive Optical Network (PON) d) Fiber To The x (FTTx) Dengan demikian MSAN dapat melayani layanan triple play. Perpaduan fleksibilitas layanan yang mencakup broadband dan narrowband dapat diintegrasikan dari sebuah single platform seperti : 1. Layanan 1) Voice : PSTN, ISDN 2) Data / broadband : TDM leased line (Leased line : 2 Mbit/s, n x 64 Kbit/s, subrate), DSL (ADSL, VDSL, ADSL2/2+, G.SHDSL) 3) IPTV 2. Transmisi Transmisi yang dapat digunakan oleh MSAN meliputi : 1) Synchronus Digital Hirarchy (SDH) : Synchronus Transport Module (STM) 1 : bit rate 155,52 Mbps 2) Ethernet (FE dan GE) : 100Mb/s 3. Topologi MSAN dapat mendukung topologi yang berbeda untuk konfigurasi jaringan yaitu : 1) Star 2) Tree

15 21 3) Ring 4) Point to Point MSAN memungkinkan beragam aplikasi penggelaran fiber optik FTTx yang mungkin seperti : FTTO (Fiber to The Office), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building). 4. Fleksibel akses service MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses service dalam hal penyediaan akses pelanggan berupa akses tembaga untuk voice dan DSL service menggunakan fiber optic untuk service Ethernet (FTTx) GPON Gigabit Passive Optical Network (GPON) adalah perangkat keras yang mampu menyalurkan atau membawa multilayanan (voice, data, video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan next generation (NGN) Sistem GPON 1. Beroperasi dengan line rates pada 2,488 Gbps downstream dan 1,244 Gbps upstream dengan menggunakan single fiber, G-PON system harus sesuai dengan ITU-T G.984.x series (G.984.1/2/3/4). 2. Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya sistem perangkat yang fleksible. 3. Arsitektur internal backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP.

16 22 Perangkat GPON terdiri dari a. Optical Line Termination (OLT) dipasang di Central Office. b. Sejumlah Optical Network Units (ONU) atau Optical Network Terminations (ONT) diletakkan di beberapa lokasi dalam jaringan akses broadband point-to-multipoint antara central office dan customer premises. c. ODN terdiri dari fiber optik dan passive splitters/couplers serta aksesoris lain seperti connector yang menjadikan elemenelemen ODN terkoneksi IPTV Dalam Satgas IPTV Telkom (2011), Internet Protokol Television (IPTV) adalah layanan televisi interaktif yang dapat dinikmati melalui media televisi, komputer dan handphone (3- screen). Teknologi IPTV menyediakan layanan konvergen dalam bentuk siaran radio dan televisi, video, audio, teks, grafik, dan data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan protokol internet yang dijamin kualitas layanannya, keamanannya, kehandalannya, dan mampu memberikan layanan komunikasi dengan pelanggan secara 2 (dua) arah atau interaktif dan real time dengan menggunakan pesawat televisi standar.

17 23 Video conference Both purchased and created content is available all on screen Post a small family video to TV VOD channel to show the other Flexible (pause show, pick up watching it on the mobile while commuting home on the train) Gambar 2.5 IPTV (Satgas IPTV PT Telkom, 2011) Arsitektur Layanan IPTV Sebagai teknologi baru IPTV memiliki arsitektur layanan khusus, yang berbeda dari arsitektur layanan lainnya. Berikut arsitektur layanan IPTV secara umum: Gambar 2.6 Arsitektur Layanan IPTV (Satgas IPTV PT Telkom, 2011)

18 24 Pada gambar 2.6 dapat diketahua bahwa arsitektur IPTV memiliki beberapa lapisan yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri yaitu: 1. Ruang Head end a. Menyediakan MPEG4 AVC/H.264 Live TV content ke STB b. Menerima, melakukan demodulasi dan melakukan pengkodean konten video dan audio dari berbagai macam sumber c. Mengubahnya melalui teknik kompresi ke dalam bentuk stream MPEG yang kemudian diteruskan dengan enkapsulasi IP multicast d. Mensupport Real-time encoding, Demultiplexing, Rate converting, Rate shaping 2. Ruang IPTV Middleware DC a. IPTV core platform b. Manajemen Servis : Manajemen Channel/Plan, VOD, Time-shift TV. c. Manajemen remote STB. d. OSS/BSS interface for provisioning, billing, reporting etc e. Network/NMS Interface for provisioning and entitlement f. menyediakan TV-Portal g. Service Portal of STB, STB Boot

19 25 3. Ruang Avatar a. Pusat Operasi dan Pemeliharaan Sistem IPTV Terpadu. b. Sistem Pengawasan Kualitas Pengertian Link Power Budget Link power budget adalah estimasi kebutuhan daya yang diperhitungkan untuk memastikan level daya penerimaan lebih besar atau sama dengan level daya threshold (daya minimum). Perhitungan power budget merupakan aspek penting dalam melakukan analisa sistem komunikasi serat optik. Tujuan utama perhitungan link power budget adalah menentukan jarak maksimum yang dapat dicapai oleh media transmisi yang digunakan yaitu serat optic (Rao, M. M, 2000). Selain itu link power budget juga bertujuan untuk menentukan perbandingan antara daya keluaran sumber optik dan kepekaan daya minimum detector optik yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas sinyal informasi yang diinginkan. Batasan ini kemudian diperhitungkan terhadap total redaman dari sistem transmisi yang meliputi redaman serat optik, redaman penyambungan (splice) dan konektor (interface) yang digunakan Margin sistem ditambahkan untuk memberikan tambahan toleransi cadangan redaman terhadap penurunan kemampuan kerja komponen yang dipergunakan akibat pengaruh perubahan temperatur kerja, pengaruh radiasi yang ditimbulkan karena pembengkokan serat

20 optik serta pengaruh kerugian yang terjadi pada saat penyambungan serat optik Parameter-parameter Link Power Budget Perhitungan link power budget digunakan untuk menentukan kemampuan sistem komunikasi serat optik dalam menghantarkan data atau informasi. Beberapa komponen yang terkait dalam perhitungan ini adalah : daya, loss, dan parameter margin. Berikut beberapa hal yang mempengaruhi perhitungan link power budget : a. Konektor Konektor merupakan alat yang digunakan sebagai penghubung antara transmitter ke serat optik dan sebaliknya dari serat optik dan receiver. Besarnya loss yang terdapat pada konektor disebabkan sangat sulitnya mendapatkan penyambungan yang sempurna. Hal ini menyebabkan terjadinya degradasi atau penurunan sinyal, baik itu dari transmitter ke serat optik atau dari serat optik ke receiver. Connector loss yang timbul pada kenyataannya sering menimbulkan nilai loss yang sangat besar, hal itu disebabkan oleh cara install yang salah atau kontruksi konektor yang digunakan.

21 27 b. Kabel serat optik Penggunaan kabel serat optik merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengiriman data dari transmitter menuju ke receiver. Dalam kenyataannya kabel serat optik juga memiliki loss. Serat optik yang digunakan sebagai media transmisi memiliki hambatan (fiber loss) berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh (km) dari sinyal optik. c. Splice Splice merupakan penyambungan antara dua buah kabel serat optik yang menghantarkan cahaya. Teknik penyambungan serat optik disebut splicing. Loss yang dihasilkan oleh splice ini lebih kecil dibandingkan dengan loss yang terjadi pada konektor. Ini disebabkan oleh sifat penyambungan yang lebih permanen dibandingkan dengan penyambungan oleh konektor. Semakin banyak splice yang dilakukan maka semakin besar pula loss yang terjadi. d. Margin Margin sebagai kompenen dari sistem digunakan untuk menunjukan batas maksimum dan minimum dari jumlah daya dan redaman yang terdapat dalam sistem komunikasi optik. Apabilai nilai margin telah diketahui maka perkiraan untuk mendapatkan spesifikasi alat yang digunakan dapat diketahui pula.

22 Komponen Pada Transmitter Komponen yang terdapat pada transmitter adalah daya pancar maksimum dari transmitter ke serat optik yang kemudian disampaikan ke receiver. Tingkat keberhasilan sampainya informasi data dari transmitter ke receiver dipengaruhi oleh daya pancar maksimum (P t ). Semakin besar P t (dbm) maka semakin besar pula tingkat keberhasilan penyampaian informasi data, karena gangguan (noise) akan semakin tidak berarti apabila daya informasi jauh lebih dominan Komponen Pada Receiver Pada receiver terdapat dua komponen yang berpengaruh pada keberhasilan mentransmisikan data. Komponen tersebut adalah: a. Daya P R min P R min adalah daya minimum sinyal yang masih dapat diterima atau dideteksi oleh receiver. Semakin kecil daya yang masih bisa diterima oleh receiver maka semakin besar kemungkinan sinyal informasi yang dapat diterima. Daya sinyal akan mengalami penurunan oleh hambatan yang terjadi. Hambatan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh. Maka semakin kecil pula

23 nilai P R min, semakin jauh pula jarak yang dapat ditempuh sinyal dalam jaringan. 29 b. Daya P R P R adalah selisih antara transmitter dikurang dengan total redaman(termasuk margin sistem) semakin besar maka semakin baik kemampuan sistem tersebut. Hal ini disebabkan besarnya P R menandakan bahwa semakin kecil hambatan pada sistem. P R dapat diartikan sebagai daya murni pembawa sinyal optik ke receiver Rumus Perhitungan Link Power Budget Link power budget untuk sistem komunikasi serat optik identik dengan Link Power Budget pada sistem komunikasi lainnya. Jika karakteristik transmitter, receiver loss dari kabel serat optik diketahui, maka dengan menggunakan perhitungan Link Power Budget yang sederhana dapat ditentukan jarak antar transmisi. Berikut ini merupakan rumus perhitungan Link Power Budget yang digunakan pada jaringan sistem komunikasi serat optik: P R = P T Total Loss (2.1) P R = P T ( α + m)..... (2.2) α = (α f * L) + (α sp *Sp) + (α c * C).... (2.3) Dimana:

24 30 P R = Daya pada penerimaan optik (dbm). P T = Daya yang dipancarkan dari transmitter ke serat optik (dbm). α = Total redaman pada media transmisi (dbm). α f = Redaman saluran optik (db/km) dan L = Panjang saluran optik (km). α sp = Loss splice (db) dan Sp = Jumlah splice. α c = Loss (db) dan C = jumlah connector. m = Safety margin (loss yang ditambahkan) (db). Adapun pengukuran redaman secara nyata di lapangan dapat diukur oleh suatu alat ukur redaman yaitu OTDR (Optikal Time Domain Reflectormeter), maka hasil dari loss kabel serat dan loss splicing yang diperoleh dalam bentuk total loss, maka persamaan (2.3) dapat disederhanakan menjadi persamaan (2.4), yaitu: α = α f + α sp + α c.. (2.4) Dimana: α = Total redaman pada media transmisi (dbm). α f = Total redaman pada saluran optik (db) = L * α f α sp = Total redaman splice (db)

25 31 = α sp * Sp α c = Total redaman connector (db) = α c * C Besarnya margin yang berlebih dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: M = P T P R min - α m (2.5) P T = P R + α + m M = P R (dbm) P R min (dbm).... (2.6) Dimana: M = Power margin berlebih (db). P R min = Daya minimum yang bisa diterima (dbm) Prinsip Dasar Link Power Budget Daya yang terdapat di receiver harus selalu lebih besar atau sama dengan tingkatan daya ambang yang telah dipersyaratkan. Perhitungan Link Power Budget berkaitan dengan tingkatan daya dari perangkat sistem yang digunakan. Jika perhitungan Link Power Budget tidak diperhatikan maka akan menyebabkan perangkat tidak bekerja secara optimal.

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung

Lebih terperinci

STT Telematika Telkom Purwokerto

STT Telematika Telkom Purwokerto PENERAPAN JARINGAN MULTI SERVICE ACCESS NETWORK UNTUK MENDUKUNG NGN Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Kinerja Telekomunikasi prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh : Lina Azhari

Lebih terperinci

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN BAB III 3.1 Pengertian MSAN MSAN (Multi Service Accses Network) adalah suatu platform jaringan akses yang menyediakan layanan umum untuk memberikan layanan broadband dan narrowband dalam jaringan PSTN

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK 2.1 FAKTOR PENDORONG PENGUNAAN KABEL OPTIK Mulai tahun 1990 an, operator telekomunikasi sudah mulai mengimplementasikan jaringan kabel optik di beberapa bagian infrastrukturnya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM Nurul Kholifah 1), Maria Ulfah, S.T.,M.T 2) 1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS JARINGAN MSAN PADA LAYANAN IPTV PT.TELKOM DI DAERAH DENPASAR BALI I.G.A. Sutresna Mudri 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI N.O. Pramundia 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( ) TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI Triple Play Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti (15101105) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016 BAB I LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan yang praktis, mudah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

1 BAB 2 LANDASAN TEORI

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Teori Teori Dasar / Umum 1.1.1 Jaringan Telekomunikasi 1.1.1.1 Sejarah Jaringan Telekomunikasi Dahulu orang menggunakan sandi atau morse dalam berkomunikasi, cahaya, suara peluit,

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar

Lebih terperinci

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :

MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh : MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa parameter-parameter yang menjadi tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan DSLAM (Digital Subscriber

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG ABSTRAK Asynchronous Transfer Mode Passive Optical Network (APON) yang merupakan infrastruktur bagi kota besar oleh telecommunication carrier dan equipment vendor dianggap sebagai broadband access platform

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE

BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE 4.1 Analisa Konfigurasi Konfigurasi pada Gigabit Passive Optical Network (GPON) terbagi menjadi 2, yaitu Konfigurasi Logic dan Konfigurasi Fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi memegang peranan penting di hampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Teknologi

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote BAB II DASAR TEORI 2.1. Jaringan Lokal Akses Fiber Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan yang menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote Unit (RU) dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV )

INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Pertemuan XII INTERNET PROTOCOL TELEVISION ( IPTV ) Saat ini, peranan internet sudah /dak bisa dipungkiri. Dengan IP nya (Internet Protocol), internet telah berperan pada semua aspek CET (Informa/on, Communica/on,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PERANGKAT MULTI SERVICE ACCESS NETWORK (MSAN) PADA KABINET F01D500 DI TELKOM SLIPI AREA

LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PERANGKAT MULTI SERVICE ACCESS NETWORK (MSAN) PADA KABINET F01D500 DI TELKOM SLIPI AREA LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PERANGKAT MULTI SERVICE ACCESS NETWORK (MSAN) PADA KABINET F01D500 DI TELKOM SLIPI AREA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI

DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI DASAR-DASAR NETWORKING MODEL-MODEL REFERENSI Ada 3 elemen dasar dalam komunikasi : 1. Sumber Pesan (Message Source) 2. Saluran/Media Perantara (Channel) 3. Tujuan Pesan (Message Destination) Gambar 1.

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY Fratika Arie Yolanda (1), Naemah Mubarrakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktik PERANAN METRO ETHERNET SEBAGAI PENGHUBUNG KOMUNIKASI ANTAR STO

Makalah Seminar Kerja Praktik PERANAN METRO ETHERNET SEBAGAI PENGHUBUNG KOMUNIKASI ANTAR STO Makalah Seminar Kerja Praktik PERANAN METRO ETHERNET SEBAGAI PENGHUBUNG KOMUNIKASI ANTAR STO Oleh : Yudha Bachtiar (L2F008099) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Dunia

Lebih terperinci

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER

KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER KONSEP DASAR JARINGAN KOMPUTER 1.1 Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Dua

Lebih terperinci

CARA KERJA TCP/IP. Bab 1. Pendahuluan

CARA KERJA TCP/IP. Bab 1. Pendahuluan CARA KERJA TCP/IP Kelompok 5 Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana I Nyoman Suaditya, 0604405038, azunyemumuk@ymail.com Dityo Kurniawan P, 0604405040, Ty0_Qr3n@yahoo.com I Gede Mahenda, 0604405042,

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat saat ini, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi.

Lebih terperinci

Jaringan Kabel Optik

Jaringan Kabel Optik Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jaringan Kabel Optik Modul 7 Jaringan Teleponi Prima Kristalina PENS (Juni 2015) Overview Latar Belakang Jaringan Optik Hybrid Fiber Coax (HFC) Teknologi HFC di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu

Lebih terperinci

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer

TUGAS JARKOM. *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer TUGAS JARKOM *OSI Layer dan TCP/IP* A. OSI layer Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON

BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan services sampai ke premise pelanggan menggunakan kabel fiber optik. Jika sebelumnya pelanggan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai

BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan kemajuan teknologi dalam bidang telekomunikasi dunia yang sedang maju serta pengaruh era globasasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan,

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer.

Muhamad Husni Lafif.  TCP/IP. Lisensi Dokumen: Copyright IlmuKomputer. Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com TCP/IP Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

TCP dan Pengalamatan IP

TCP dan Pengalamatan IP TCP dan Pengalamatan IP Pengantar 1. Dasar TCP/IP TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekumpulan protokol komunikasi (protocol suite) yang sekarang ini secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek LAYANAN MULTIMEDIA GROOVIA TV Mirna Tria Pratiwi (L2F 009 008), Darjat, ST. MT (197206061999031001) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang,

Lebih terperinci

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP A. Dasar Teori Apa itu jaringan komputer? Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER PENDAHULUAN DEFINISI DATA Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1404 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

KAJIAN INTEROPERABILITY MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN) PADA JARINGAN EXISTING PT. TELKOM

KAJIAN INTEROPERABILITY MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN) PADA JARINGAN EXISTING PT. TELKOM KAJIAN INTEROPERABILITY MULTI SERVICE ACCESS NODE (MSAN) PADA JARINGAN EXISTING PT. TELKOM Albert Gifson Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya Petukangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENDUDUKUNG

BAB III TEORI PENDUDUKUNG BAB III TEORI PENDUDUKUNG Dalam Laporan kerja praktek ini didukung dengan beberapa teori diantaranya yaituteori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang arsitektur dari

Lebih terperinci

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad

Networking Model. Oleh : Akhmad Mukhammad Networking Model Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. Mengidentifikasi dan mengatasi problem

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) secara umum adalah jaringan privat yang menghubungkan perkantoran, gedung atau kampus.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. terpercaya seperti jurnal, textbook dan internet.

BAB 2 LANDASAN TEORI. terpercaya seperti jurnal, textbook dan internet. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar dari penelitian ini. Teori-teori tersebut didapat dari sumber-sumber yang terpercaya seperti

Lebih terperinci

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

Pemrograman Jaringan

Pemrograman Jaringan Pemrograman Jaringan 1 M O D U L 2 O S I R E F E R E N C E M O D E L T C P / I P P R O T O K O L S U I T E T R A N S P O R T L A Y E R TCP (Transmission Control Protokol) UDP (User Data Protokol) A G R

Lebih terperinci

PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG

PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG Andi Muh B Soelkifly 1), Dwiki Kurnia 2), Ahmad Hidayat 3) Hervyn Junianto Kuen 4) Erna Sri Sugesti 5) 1),2),3

Lebih terperinci

BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP)

BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) 2.1 GPON ( Gigabit Passive Optical Network ) 2.1.1 Latar Belakang PON Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point to

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM

ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM Robby Tamaro Yohanes Panji Putra Nugroho Entang Ramlan Rudi Tjiptadi PT. Telkom Indonesia Jl. Medan Merdeka Selatan No. 12 Jakarta Pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Passive Optical Network (PON) Kehadiran teknologi PON yaitu sekitar pertengahan tahun 90-an. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada PON mengalami banyak sekali perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Standard IEEE 802. Pertemuan II

Standard IEEE 802. Pertemuan II Standard IEEE 802 Pertemuan II Latar Belakang Jaringan Wireless Local Area Network yang distnadarisasi oleh IEEE (International of Electrical and Elctronic Engeeners) dengan penomoran 802 Sejarah penamaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan 1. Analisa perbedaan antara sumulasi dengan multiplexing! 2. Analisa tentang devices, media dan services! 3. Perbedaan LAN, MAN, dan WAN dalam sebuah tabel perbedaan! 4. Lakukan analisa dari animasi 2.4.4.1,

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME KERJA

BAB III MEKANISME KERJA BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Nia Fitriani 1, Maman Soemantri 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP

Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP IP, Konsep Dasar Dan Cara Kerja Layer TC IP Pengertian TCP/IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara komputer di Internet. TCP/IP singkatan Transmission Control Protocol / Internet

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

(Gigabit Passive Optical Network)

(Gigabit Passive Optical Network) (Gigabit Passive Optical Network) GPON adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access berbasis kabel serat optik. GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T

Lebih terperinci

William Stallings Data and Computer Communications. BAB 2 Protokol dan Arsitektur

William Stallings Data and Computer Communications. BAB 2 Protokol dan Arsitektur William Stallings Data and Computer Communications BAB 2 Protokol dan Arsitektur 1 Langsung atau tidak langsung Monolitik atau terstruktur Simetris atau asimetris Standar atau tidak standar Karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM Annisa Ayu Lestari1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom annisalstr@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER

SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER Soal No.1 a. Rancang sebuah MAN dengan criteria sebagai berikut : - Topologi jaringan yang digunakan - Protokol yang dipakai - Alamat IP tiap host dan server - Operating

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori umum 2.1.1 Jenis Jaringan A. Berdasarkan Area Berdasarkan luas area, jaringan dibagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN),

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM : 27-34 ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM Dhian Ulfa Safitri 1), Rizal Munadi 2), Hubbul Walidainy 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

Pradika Erta Ardanta. Abstrak

Pradika Erta Ardanta. Abstrak ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAURA UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG Analysis

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Protokol Jaringan JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Overview Konsep Jaringan Komputer Protokol Jaringan Physical Layer Data Link Layer Konsep Lan Network Layer Ip Address Subnetting Ip Version

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci