GAMBARAN RADIOLOGIS PNEUMONIA PADA FOTO KONVENSIONAL
|
|
- Fanny Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN RADIOLOGIS PNEUMONIA PADA FOTO KONVENSIONAL
2 PENDAHULUAN Penyakit saluran napas penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di di seluruh dunia Pneumonia bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru dijumpai sekitar 15-20% Pneumonia nosokomial di ICU : PN di ruangan umum 42% : 13% Sebagian besar yaitu sejumlah 47% terjadi pada pasien yang menggunakan alat bantu mekanik.
3 Anatomi Paru-paru Pulmo dekstra dibagi menjadi 3 lobi, yaitu: Lobus Superior 3 segmen: apikal, posterior, inferior Lobus Medius 2 segmen: lateralis dan medialis Lobus Inferior 5 segmen: apikal, mediobasal, anterobasal, laterobasal, posterobasal
4 Pulmo sinistra dibagi menjadi 2 lobi, yaitu: Lobus Superior 4 segmen: apikoposterior, anterior, lingularis superior, lingularis inferior. Lobus Inferior 4 segmen: apikal, anteromediobasal, laterobasal, dan posterobasal
5 Anatomi Paru-paru Anatomi Paru
6 Anatomi
7 Definisi Pneumonia suatu peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Secara radiologik suatu proses bertambah padatnya jaringan/parenkim paru yang berjalan cepat mengenai suatu /beberapa segmen atau lobus
8 Berbagai spesies bakteri, mikoplasma, klamidia, riketsia, virus, fungi dan parasit dapat menyebabkan pneumonia.
9 Patogenesis Patogenesis pneumonia mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh manusia Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi kuman orofaring, penyebaran hematogen dari focus infeksi lain, atau penyebaran langsung dari lokasi infeksi. Pada bagian saluran napas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa system pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronchial, dan neutrofil. Juga daya tahan humoral IgA dan IgG dari sekresi bronchial.
10 Terjadinya pneumonia tergantung dari: virulensi Mikro Organisme tingkat kemudahan dan luasnya daerah paru yang terkena serta penurunan daya tahan tubuh.
11 Faktor predisposisi antara lain : kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada atau penurunan kesadaran. tindakan invasive seperti infuse, intubasi, trakheostomi, atau pemasangan ventilator.
12 Penyebaran Aspirasi patogen individu dengan derajat kesadaran yang terganggu (misalnya alkoholik, penyalah guna obat, pasien setelah kejang, stroke atau anestesi umum), disfungsi neurologik orofaring dan gangguan menelan atau mekanisme impedimen (misalnya pipa nasogastrik atau endotrakeal). Adanya refleks batuk yang terganggu atau disfungsi makrofag mukosiliaris atau alveolar akan meningkatkan risiko pneumonia. Inhalasi aerosol infeksiosa
13 Penyebaran hematogen ke seluruh paru, infeksi Staphylococcus aureus, pada penyalahguna obat melalui intravena, pasien endokarditis bacterial kanan atau kiri, juga pada pasien dengan infeksi akibat kateter intravena
14 Etiologi tersering disebabkan oleh bakteri. infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococcus pneumoniae, melalui selang infuse oleh Staphylococcus aureus infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeroginosa atau Enterobacter.
15 Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan dan Pejamu Tipe Klinis Pneumonia Komunitas Pneumonia Nosokomial Pneumonia Rekurens Pneumonia Aspirasi Pneumonia pada gangguan imun Epidemiologi Sporadis atau endemic; muda atau orang tua Didahului perawatan di RS Terdapat dasar penyakit paru kronik Alkoholik, usia tua Pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS
16 Klasifikasi Berdasar Etiologi Bakterial Nonbakterial Streptococcus pneumoniae H. influenzae L.pneumophilia Klebsiella Pseudomonas E.coli Mycoplasma Chlamydia Tuberkulosis Virus Fungi Parasit
17 Streptococcus pneumoniae penyebab yang paling sering dari pneumonia bakterial, Di antara semua pneumonia bakterial, patogenesis dari pneumonia pneumokokus paling banyak diselidiki. Pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah paru-paru paling sering terkena sebab efek gravitasi
18 Setelah mencapai alveoli, pneumokok menimbulkan respon yang khas terdiri dari 4 tahap yang berurutan, yaitu : Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) : eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) : paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi = seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin, dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) : paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di daerah yang terserang. Resolusi (7 sampai 11 hari) : eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula.
19 Pneumonia Bentuk Khusus I. Pneumonia Rekurens bila dijumpai 2 atau lebih episode infeksi paru non TB dengan jarak waktu lebih dari 1 bulan, disertai adanya febris, gambaran infiltrat paru dan umumnya disertai sputum purulen, leukositosis dan respons terhadap antibiotik yang baik. II. Pneumonia Pada Gangguan Imun Pada pasien gangguan imun terdapat kekurangan imunitas akibat proses penyakit dasarnya atau oleh terapi. III. Pneumonia Resolusi Lambat bila pengurangan gambaran konsolidasi pada foto dada lebih kecil dari 50% dalam 2 minggu dan berlangsung lebih dari 21 hari.
20 Klasifikasi infeksi pneumonia akut berdasarkan Juhl, yaitu : Berdasarkan morfologi : Pneumonia alveolar (lobar) Etiologi : Pneumococcus. Eksudat alveolar yang menghasilkan konsolidasi homogen perifer menyebar ke hillus dan cenderung menyeberangi garis segmental. Tidak terbatas pada 1 lobus. Pneumonia lobular (bronkhopneumonia) Etiologi : Staphylococcus yang berasal dari jalan napas, menyebar ke alveoli peribronkial.gambaran radiologis memiliki pola yang bervariasi termasuk konsolidasi konfluen, mirip pneumonia alveolar. Pneumonia interstitial Etiologi : virus dan mikoplasma. Interstitial sering terkena, tetapi tertutupi eksudat alveolar. Pola bervariasi tetapi bila terdapat konsolidasi alveolar tidak sepadat pneumonia alveolar/lobular. Campuran (mixed) Kombinasi pneumonia alveolar, lobular, dan interstitial. Berdasarkan etiologi Dibagi menjadi pneumonia karena bakteri, virus, dll.
21 Penegakan Diagnosis Diagnosis klinis pneumonia tergantung kepada penemuan kelainan fisik atau bukti radiologis yang menunjukkan konsolidasi. Diagnosis ini berdasarkan pada riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
22 Pemeriksaan Fisis Awitan akut biasanya kuman patogen seperti S. pneumoniae, Streptococcus spp.,staphylococcus. Pneumonia virus mialgia, malaise, batuk kering, dan nonproduktif. Awitan lebih insidious dan ringan pada orang tua/imunitas menurun akibat kuman yang < patogen/oportunistik, misalnya : Klebsiella, Pseudomonas, Enterobacteriaceae, kuman anaerob, jamur. Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik demam, sesak napas, tanda-tanda konsolidasi paru (tanda perkusi paru yang pekak, ronki nyaring, suara pernapasan bronkial). Bentuk klasik pada PKomunitas primer Bronkhopneumonia, pneumonia lobaris atau pleuropneumonia. Gejala atau bentuk yang tidak khas dijumpai pada PKomunitas sekunder atau PNosokomial. Dapat diperoleh bentuk manifestasi lain infeksi paru, seperti efusi pleura, pneumotoraks/hidropneumotoraks. Pada pasien PNosokomial atau dengan gangguan imun dapat dijumpai gangguan kesadaran oleh hipoksia. Warna, konsistensi, dan jumlah sputum penting untuk diperhatikan
23 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Radiologis Gambaran radiologi pada umumnya memperlihatkan : Penambahan densitas/bayangan radioopak inhomogen mengenai satu/beberapa segmen/lobus Perubahan volume (-), masih tampak air bronchogram (+) Kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar hillus Pada stadium penyembuhan, bayangan inhomogen opak diganti garis-garis retikuler yang kemudian akan menghilang.
24 Pneumonia Bakterial Etiologi : Diplococcus pneumoniae. Patofisiologi : organisme penyebab tertelan bersama droplet/saliva atau mukus sehingga lobus inferior dan medius kanan paling sering terkena. Gambaran radiologis (6-12 jam setelah onset) : Konsolidasi lobar lobus inferior dan segmen posterior lobus superior (paling sering) Terbatas pada satu lobus/segmental secara keseluruhan. Konsolidasi alveoli, dimulai dari bagian perifer, dan biasanya berbatasan dengan permukaan pleura viseralis/fissura interlobar. Air bronkogram (+). Elevasi diafragma ipsilateral, karena splinting (terpecah), akibat infeksi pleura. Efusi pleura minimal di sinus costophrenicus (hal ini jarang terjadi bila pemberian terapi secara cepat). Volume paru tetap.
25 Pada pasien emfisema, bleb radiolusen dikelilingi oleh daerah konsolidasi, sehingga mirip kavitas. Kadang distribusinya patchy/lobular, mirip bronkopneumonia (patchy bronchopneumonic pattern) Selama resolusi (selama kurang dari 8 minggu), densitas menjadi > iregular dan > patchy. Focal athelectasis sering timbul. Pada anak-anak ditemukan Round pneumonia, yaitu lesi bulat berbatas tegas. Komplikasi : empyema, abses paru, resolusi lambat, meningitis, endokarditis, artritis septik. Diagnosa banding : atelektasis
26 Gambar 4. Pneumococcal Pneumonia. Konsolidasi alveolar yang luas pada lobus kanan bawah dengan air bronkogram (+) (dikutip dari Radiology on CD, 1997)8
27 Gambar 5. Pneumococcal pneumonia. Konsolidasi pada lobus atas kanan dan lingula (dikutip dari Textbook of Radiology and Imaging, halaman 132, 2003)9
28 Staphylococcal Pneumonia Etiologi : Staphylococcus aureus. Insidensi : pasien debil/bayi dalam tahun pertama atau pada orang tua. Patofisiologi : 1. Primer di paru (bronkhogenik) 2. Sekunder di paru, primer di tempat lain (hematogen) Gejala klinis : onset mendadak dengan lesu berat. Sering superinfeksi dengan influenza. Gambaran radiologis : Cepat berubah dan tidak ada hubungan antara beratnya gejala dengan gambaran pada foto rontgen. Biasanya bilateral, dapat difus kadang nodular, tetapi jarang lobar. Resolusi lama.
29 Anak-anak : 1. Daerah padat segmental dan lokal (difus). 2. Konsolidasi cepat menyebar, mengenai seluruh lobus (konfluen bronkopneumonia). 3. Bronkus tertutup eksudat, air bronkogram (-). 4. Efusi pleura. 5. Empyema. 6. Pneumothoraks. 7. Pneumatocele berdinding tipis dan cepat berubah ukuran, karena obstruksi check valve antara lumen bronkus kecil, dan interstitium yang berbatasan. 8. Abses. Dewasa : Abses terjadi lebih sering daripada pada anak. Pneumothoraks dan pneumatocele jarang. Efusi pleura dan empyema tidak sesering seperti pada anak.
30 Gambar 6. Staphylococcal pneumonia dengan nodul kavitas multipel disertai sedikit efusi pleura pneumonia. (dikutip dari Radiology on CD, 1997)8
31 Gambar 7. Staphylococcal pneumonia pada lobus superior kanan dengan pembentukkan abses. (dikutip dari Textbook of Radiology and Imaging, 2003)9
32 Streptococcal Pneumonia Etiologi : Streptococcus pyogenes Insidensi : 1-5%. Gambaran Radiologi : Lokasi : Segmen posterobasal lobus inferior. Lebih difus dan tipenya interstitial. Dengan densitas yang lebih halus, menyebar dari hillus ke perifer. Kombinasi infiltrat nodular, kabur, berkembang cepat pada penderita akut, dan sesudah itu pembentukan kavitas dibanyak tempat adalah khas untuk Streptococcal pneumonia. Konsolidasi pathcy. Dapat terbentuk abses dalam daerah konsolidasi yang patchy.
33 Gambar 8. Streptococcal pneumonia bilateral dan empyema disertai dengan efusi pleura ( dikutip dari Radiology on CD, 2000)9
34 Friedlander Pneumonia Etiologi : Klebsiella pneumoniae. Insidensi : biasanya mengenai orang setengah baya atau orang tua, dan orang debil. Gejala Klinis : onset tiba-tiba, gejala klinis akan berjalan fatal dalam beberapa hari. Gambaran radiologis : Diawali bronkopneumonia, daerah dengan kepadatan meningkat dan patchy. Biasanya terjadi pada satu/kedua lobus, menyebar cepat menjadi konfluen. Dapat mengenai satu lobus secara keseluruhan. Konsolidasi lobar t.u lobus superior kanan. Volume paru cenderung bertambah fissura interlobar yang berbatasan menjadi konveks. Destruksi jaringan ekstensif abses dinding tipis. Sering efusi pleura. Empyema. Bila kronis, lebih patchy, kavitas lebih kecil, lesi mirip TBC. Bila sembuh dapat timbul fibrosis, kontraksi lobus, dan volume paru berkurang. Diagnosa Banding : TBC kronis.
35 Gambar 10. Friedlander Pneumonia dengan konsolidasi alveolus yang luas pada lobus superior kanan (dikutip dari Radiology on CD,2000) CD,2000)8
36 Gambar 11. Klebsiella pneumonia dengan konsolidasi pada lobus inferior kanan. (dikutip dari Textbook of Radiology and Imaging, 2003)9
37 Haemophyllus influenzae Pneumonia Etiologi : Haemophyllus influenzae Gambaran radiologis : tidak memberikan gambaran yang karakteristik Tampak di daerah lapangan paru atas bayangan pneumonia yang intensif Bayangan infiltrasi ini dapat pula terlihat di daerah perihiler dan daerah pararetrokardial Bayangan infiltrasi ini dapat terlihat juga pada bentuk pneumonia lainnya
38 Gambar 13. Haemophyllus influenzae pneumonia dengan nodul kecil yang tersebar. (dikutip dari Textbook of Radiology and Imaging, 2003) 9
39 Mycoplasma pneumonia Etiologi : Mycoplasma pneumonia Insidensi : Anak pada usia sekolah. Gambaran radiologis : Konsolidasi patchy/ konfluen lobar/.segmental dengan air bronkogram (+), beberapa berhubungan dengan atelektasis. Pola retikulonodular difus bilateral, berhubungan dengan garis-garis septa. Efusi pleura jarang. Resolusi sempurna 4 hingga 8 minggu.
40 Gambar 14. Mycoplasma pneumonia dengan konsolidasi berupa bercak pada lapang tengah paru kiri. (dikutip dari Textbook of Radiology and Imaging,2003)9
41 Pneumonia Virus Infeksi virus lebih banyak menyebabkan eksudasi ke arah jaringan interstitial Pada stadium awal secara radiologis akan terlihat bayangan garis-garis kabur yang bertambah seperti pada gambaran limfangitis karsinomatosa. Penyakit karena virus ini akan lebih berat bila bersama-sama dengan infeksi bakteri. Gambaran radiologis akan berubah sesuai beratnya penyakit.
42 Gambaran radiologis paru karena infeksi virus dapat terlihat : Normal Gambaran pneumonia oleh karena virus (tu. virus A influenza) Gambaran pneumonia oleh karena bakteri superinfeksi (tu. Staphylococcus aureus dan Diplococcus pneumoniae) Gambaran pneumonia gabungan virus dan bakteri
43 Gambaran pneumonia oleh karena infeksi virus primer : sering disertai dengan pembesaran kelenjar, corakan paru yang bertambah dan relatif melebar yang sering disertai bercak-bercak konsolidasi, edema ringan dan garis-garis tajam linier. Virus lain yang dapat menyebabkan pneumonia: morbili, Q-fever, variola, varicella.
44 Gambar 15. Pneumonia virus dengan gambaran bronkopneumonia difus.pada kedua lapang paru (dikutip dari Radiology on CD,2000)8
45 Pneumonia Aspirasi Pneumonia aspirasi dapat disebabkan: Inhalasi mukus atau bahan mukopurulen dari nasofaring Inhalasi makanan dari faring atau esofagus Inhalasi gas yang merangsang Inhalasi minyak atau lemak Gambaran Tampak Radiologis: bayangan konsolidasi segmental atau bayangan berbercak di daerah lapangan paru bawah seperti halnya dengan bronkiektasis. Radiologis gambaran pneumonia aspirasi ini menyerupai gambaran pneumonia atipik primer.
46 Pneumonia karena radiasi Radiasi sinar pengion dosis besar, waktu singkat, kepada daerah relatif kecil peradangan dan nekrosis jaringan. Radiologis berbeda dari pneumonia bakterial oleh karena konsolidasi tampak lebih ringan, gambaran garis-garis tajam dan linier sering menyertai bayangan konsolidasi. Pneumonia ini reversibel dan dapat pulih kembali. Penyinaran yang berulang-ulang walaupun dalam dosis kecil akan menyebabkan trombosis dari pembuluh darah kecil yang dapat mengakibatkan fibrosis interstitial. Jaringan pleura kerusakan dan menjadi tebal. Fibrosis tampak kasar dengan pembentukan bleb. Bila proses fibrosis cukup luas atelektasis atau infeksi sekunder oleh bakteri.
47 Terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pneumonia 2.1.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT Pendahuluan Sejarah; Thn 1984 ISPA Ringan ISPA Sedang ISPA Berat Thn 1990 Titik berat PNEUMONIA BALITA Pneumonia Pneumonia Berat Bukan Pneumonia Di Indonesia Kematian bayi
Lebih terperinciJOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman
JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms Levi Aulia Rachman 1410.2210.27.115 Abstrak Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular utama yang menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciREFARAT RADIOLOGI PNEUMONIA
REFARAT RADIOLOGI PNEUMONIA DISUSUN OLEH : Duma Erica Maya Franceline (05-056) PEMBIMBING : dr. Marnansjah Daini Rachmat, Sp. Rad KEPANITERAAN RADIOLOGI PERIODE 7 FEBRUARI 5 MARET 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciDEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus
PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak didapatkan dan sering menyebabkan kematian hampir di seluruh dunia. Penyakit ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pneumonia 2.1.1 Definisi Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada parenkim paru yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, atau parasit yang
Lebih terperinciASKEP PNEUMONIA. A. DEFINISI Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi.
ASKEP PNEUMONIA LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. B. ETIOLOGI Pneumonia dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1.1 Pneumonia Pneumonia, salah satu bentuk tersering dari Infeksi Saluran Napas Bawah Akut (ISNBA), adalah suatu peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di sub bagian Pulmologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi
Lebih terperinciChristopher A.P, S. Ked
Author : Christopher A.P, S. Ked Editor : Yayan Akhyar Israr, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PNEUMONIA DEFINISI
Lebih terperinciPenyebab Pneumonia. Bakteri merupakan penyebab umum, diantaranya: Streptococcus pneumoniae : Pneumonia Pneumokokus
PNEUMONIA Pnemonia adalah infeksi akut pada paru-paru, ketika paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi ganguan pernapasan, akibat kemampuan paruparu menyerap oksigen berkurang. ETIOLOGI Penyebab Pneumonia
Lebih terperinciMycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit dengan morbiditas dan
1. Pendahuluan Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi terutama di negara berkembang.
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciDika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati
Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyebab kematian utama pada kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan dan dapat menimbulkan
Lebih terperinciLilik Kurniawan, S. Ked Yayan Akhyar Israr, S. Ked
Authors : Lilik Kurniawan, S. Ked Yayan Akhyar Israr, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Pneumonia,
Lebih terperinciTUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS. dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang
TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS dr. Bambang Satoto,Sp.Rad(K),M.Kes Departemen Radiology F.K Undip /RSUP Dr Kariadi Semarang PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karakter Biologi Klebsiella pneumoniae K. pneumoniae tergolong dalam kelas gammaproteobacteria, ordo enterobacteriale, dan famili Enterobacteriaceae. Bakteri K. pneumoniae adalah
Lebih terperinciSTREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
Nama : Margareta Krisantini P.A NIM : 07 8114 025 STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE Streptococcus pneumoniae adalah sel gram possitf berbentuk bulat telur atau seperti bola yang dapat menyebabkan berbagai macam
Lebih terperinciEkspertise Efusi Pleura
Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah dan pleura (Soemantri dkk., 1991). ISPbA dapat dijumpai dalam berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pneumonia 1. Definisi Infeksi saluran pernapasan bawah akut (ISPbA) adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari trakea
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia terutama negara berkembang. Munculnya epidemik Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru, dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi
BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi menjadi
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Gambar 1. Stadium Perkembangan Bronkhopulmoner 8. Gambar 2. Pembentukan Tunas Pulmo 8
DAFTAR LAMPIRAN Gambar 1. Stadium Perkembangan Bronkhopulmoner 8 Gambar 2. Pembentukan Tunas Pulmo 8 Gambar 3. Anatomi Jalan Napas. Laring, trakhea dan bronkhus tampak ventral 8 1 Gambar 4. Zona konduktoria
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA FURKON NURHAKIM DEFINISI Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada saluran pernapasan merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan pada lokasi infeksinya terbagi menjadi dua yaitu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi
Lebih terperincisex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) tidak hanya disebabkan oleh asites pada sirosis hati melainkan juga disebabkan oleh gastroenteritis dan pendarahan pada saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan konstributor penting pada morbiditas dan mortalitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia lobular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kesehatan yang utama adalah penyakit saluran nafas bawah, walaupun telah terjadi kemajuan yang pesat dalam kemampuan untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit
Lebih terperinciIV. Mekanisme pembersihan di respiratory
PNEUMONIA Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran USU PENDAHULUAN Infeksi saluran nafas bawah masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan baik dinegara yang sedang
Lebih terperinciPROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI
PROFIL RADIOLOGIS TORAKS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI POLIKLINIK PARU RSUD DR HARDJONO-PONOROGO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran OLEH : EKA DEWI PRATITISSARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab tingginya angka kematian di Indonesia maupun di dunia adalah penyakit infeksi (Priyanto, 2009). Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator adalah suatu sistem alat bantu hidup yang dirancang untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Ventilator dapat juga berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
Lebih terperinciBronkiektasis kelainan anatomik dilatasi bronkus yang kronik dan menetap. Bronkus yang terkena biasanya berukuran sedang (generasi 4-9).
Bronkiektasis kelainan anatomik dilatasi bronkus yang kronik dan menetap. Bronkus yang terkena biasanya berukuran sedang (generasi 4-9). Karakteristik bronkiektasis yaitu kerusakan dari dinding bronkus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Pustaka 2.1.1. ISPA a. Definisi ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48
BAB 6 PEMBAHASAN VAP (ventilatory acquired pneumonia) adalah infeksi nosokomial pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48 jam. 4,8,11 Insiden VAP bervariasi antara
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK DI PUSKESMAS PERKOTAAN RASIMAH AHMAD OLEH IFZUELI PUTRA NIM 15103084109011 PRECEPTOR KLINIK PRECEPTOR AKADEMIK ( ) ( ) PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan
Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
Lebih terperinciOSTEOMIELITIS. Rachmanissa
OSTEOMIELITIS Rachmanissa 1301-1208-0028 DEFINISI Osteomielitis adalah Infeksi pada tulang Page 2 KLASIFIKASI Hematogeous osteomyelitis (20%) bakteremia menyebar ke tulang - Akut - kronik Contigous osteomyelitis
Lebih terperinciGASTER, Vol. 4, No. 1 Februari 2008 ( ) INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD) Sri Kustiyati Dosen Kebidanan STIKES Aiyiyah Surakarta
GASTER, Vol. 4, No. 1 Februari 2008 (194-200) INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD) Sri Kustiyati Dosen Kebidanan STIKES Aiyiyah Surakarta Abstrak Pneumonia adalah infeksi akut jaringan (parenkim) paru yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, berdasar data Riskesdas tahun 2007, pneumonia telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia masih menjadi penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas anak di seluruh dunia. Menurut data WHO, setiap tahunnya pneumonia menyebabkan kematian sekitar
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Penilaian Mata Kuliah Nursing Practice 6.2 di STIK Immanuel Bandung Tahun Akademik 2014
Lebih terperinciInflamasi Jantung. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
Inflamasi Jantung dr. Riska Yulinta Viandini, MMR Endokarditis Definisi Endokarditis Infektif (EI) adalah infeksi mikroba pada permukaan endotel jantung. Infeksi biasanya paling banyak mengenai katup jantung,
Lebih terperinciBAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis yang invasif di Instalasi Perawatan Intensif merupakan salah satu faktor penting yang
Lebih terperinciOrgan yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru
Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan salah satu jenis dari penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan di masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernafasan merupakan fungsi yang berjalan secara otomatis tanpa dikendalikan oleh kesadaran. Pusat pernafasan terletak dalam medulla oblongata dan pons bagian atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih menjadi masalah karena merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran nafas akut yang sering ditemukan dalam masyarakat, mencangkup common cold sampai dengan pneumonia
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Tuberculosis Paru. Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S.
Tinjauan Pustaka Tuberculosis Paru Oleh : Ziad Alaztha Pembimbing : dr. Dwi S. TB Paru Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit akibat infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ventilator mekanik merupakan alat yang digunakan untuk membantu fungsi pernapasan. Penggunaannya diindikasikan untuk pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya mikroorganisme yang normal pada konjungtiva manusia telah diketahui keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan populasi mikroorganisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jamur, virus, dan parasit (Dorland, 2014).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pneumonia a. Definisi Pneumonia adalah radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi, biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita 2.1.1 Definisi Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian anak usia di bawah lima tahun (Muaris
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan Oleh : DINA MALIANA J 500
Lebih terperinciMulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT
Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah (pus) di dalam ruang potensial yang terletak di antara fasia leher dalam, sebagai akibat penjalaran dari berbagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisioterapi merupakan sebuah profesi yang dinamis dengan dasar teori dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan, dan memulihkan fungsi fisik secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Pneumonia. distal dari brokiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah salah satu bentuk infeksi saluran nafas bawah akut yang tersering. Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak yang ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam atau nafas cepat (40-50 kali atau lebih tiap menit)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO 2 ) yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Saluran Pernafasan 16,17 Fungsi pernafasan yang utama adalah untuk mengambil oksigen (O 2 ) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Nosokomial menjadi masalah yang cukup berdampak di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi nosokomial ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, patogen yang umum dijumpai adalah Streptococcus pneumoniae dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit infeksi jaringan parenkim paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Dari beberapa jenis patogen tersebut, patogen
Lebih terperinciREFERAT PERBEDAAN GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN RADIOLOGI PERIODE: 11 APRIL 2016 14 MEI 2016 RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA, JAKARTA REFERAT PERBEDAAN GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA
Lebih terperinci(Cryptococcus neoformans)
INFEKSI JAMUR PADA SUSUNAN SARAF PUSAT (Cryptococcus neoformans) Cryptococcus neofarmans adalah jamur seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimanamana di seluruh dunia. Jamur ini menyebabkan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batuk merupakan salah satu keluhan utama pada kelainan saluran pernapasan yang membuat pasien datang berobat ke dokter. (Rab, 2010) Batuk merupakan mekanisme refleks
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam masalah penyakit pernafasan yang sering ditemui adalah ISPA, tuberculosis, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan pnemonia.
Lebih terperinciKlebsiella pneumoniae. Gamma Proteobacteria Enterobacteriaceae. Klebsiella K. pneumoniae. Binomial name Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae Kingdom: Phylum: Class: Order: Family: Genus: Species: Bacteria Proteobacteria Gamma Proteobacteria Enterobacteriales Enterobacteriaceae Klebsiella K. pneumoniae Binomial name Klebsiella
Lebih terperinciRiwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma
Identitas Pasien Nama: An. J Usia: 5 tahun Alamat: Cikulak, Kab Cirebon Jenis Kelamin: Perempuan Nama Ayah: Tn. T Nama Ibu: Ny. F No RM: 768718 Tanggal Masuk: 12-Mei-2015 Tanggal Periksa: 15-Mei-2015 Anamnesis
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Anggota Kelompok 2 Aprilia Amalia Candra (P27224012 171) Aprilia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI,
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada
Lebih terperinci