BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumbangan pemikiran bagi penulis. Penelusuran penelitian sebelumnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumbangan pemikiran bagi penulis. Penelusuran penelitian sebelumnya"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya merupakan penelitian yang dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi penulis. Penelusuran penelitian sebelumnya yang dilakukan penulis ditemukan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Judul skripsi Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN Kandangan II Blitar yang ditulis oleh. Rahajeng Kismaningsih, Universitas Negeri Malang 2011 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng Kismaningsih diperoleh bahwa dengan penerapan model Picture and picture pada pembelajaran dapat memotivasi siswa dan dapat mengikutsertakan siswa secara aktif. Peningkatan motivasi dan keaktifan siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dari 23 siswa yang tuntas sebesar 21 siswa atau 91% dan 2 atau 9% siswa yang tidak tuntas karena kalainan berpikir yang dialaminya. 11 Perbedaan penelitian yang dilakukan Rahajeng Kismaningsih ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada mata pelajaran dan jenjang sekolah. melakukan penelitian pada mata pelajaran IPS di tingkat SD yaitu 11 Rahajeng Kismaningsih, Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN Kandangan II Blitar, Skripsi, Internet, 2011, pdf (on line 27 Juni 2012), t.d. 10

2 11 SDN Kandangan II Blitar, sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran IPA (Biologi) ditingkat MTs yaitu MTsN 2 Palangka Raya. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng Kismaningsih dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu persamaan dalam menerapkan model picture and Picture, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng Kismaningsih di atas maka peneliti mencoba menerapkan model picture and picture pada sub materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII Asoka MTsN 2 Palangka Raya dengan harapan mampu membuat siswa memahami materi tersebut, bisa terlibat aktif dalam proses KBM dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang sebelumnya rendah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hamsanudin dengan judul, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Gaya di Kelas VIII Tahun Pelajaran 2008/2009 SLTP Negeri I Mendawai Kecamatan Mandawai Kabupaten Katingan. Hasil penelitiannya adalah pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukan nilai yang sangat baik, yakni dengan nilai rata-rata 2, 95 dengan kategori baik. Aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa yakni sebesar 20,5%. Aktivitas siswa lebih banyak bekerja dengan menggunakan LKS sebesar 21,6%, dan 23,8% mendengarkan dengan aktif. Respon siswa menunjukan sebanyak 82,9% menyatakan senang, 93,8% menyatakan bermanfaat, dan 83,02%

3 12 menyatakan merasa baru. Tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan gaya di SLTP Negeri I Mendawai adalah sebesar 60,07% yang dikategorikan tercapai dengan baik. 12 Berdasarkan hasil penelusuran penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan di atas, dapat dipahami bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar mengajar baik menggunakan model picture and picture maupun tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan hasil belajar siswa. Keterkaitan penelitiannya sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti tentang pembelajaran kooperatif yakni pada picture and picture dengan tipe STAD, tetapi dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif picture and picture maupun tipe STAD. B. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada setiap individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan 12 Hamsanudin, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievment Division) pada Pokok Bahasan Gaya di Kelas VIII Tahun Pelajaran 2008/2009 SLTP Negeri I Mendawai Kecamatan Mandawai Kabupaten Katingan, Skripsi Sarjana, Palangka Raya: STAIN Palangka Raya, 2009

4 13 melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, dan seluruh aspek lainnya dalam kehidupan pribadi seseorang. 13 Belajar juga merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah : a. Perubahan terjadi secara sadar b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, seperti sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. 14 Reber dalam kamusnya sebagimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge (proses memperoleh pengetahuan). Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in responds potentiality which occurs as a result of reinforced practice (suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relative tetap sebagai 13 Nasution,Didaktik Asas-AsasMengajar,Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 2-4.

5 14 hasil latihan yang diperkuat). Berdasarkan definisi tersebut ini ada empat macam istilah yang esensial untuk memahami proses belajar, yaitu: 15 a. Relatively permanent (perubahan secara permanen) b. Response potentiality (kemampuan bereaksi) c. Reinforced (yang diperkuat) d. Practice (praktek atau latihan). Adapun ciri ciri belajar menurut Hasibuan dan Moedjiono adalah sebagai berikut: 16 a. Belajar menyebabkan perubahan pada aspek aspek kepribadian b. Belajar adalah perbuatan sadar c. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman d. Belajar menyebabkan perubahan menyeluruh, yang meliputi norma, sikap, fakta, pengertian, kecakapan, dan keterampilan e. Perubahan tingkah laku berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, 1999 h Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988, h.3.

6 15 penerimaannya dan lain lain serta aspek yang ada pada individu yang belajar Pengertian Pembelajaran Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. 18 Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003, pembelajaran adalah suatu proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir, yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. 19 Pembelajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, efektifitasnya tergantung dari beberapa unsur. Efektifitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya perencanaan. Empat komponen yang harus dilakukan seorang guru dalm proses tujuan pembelajaran dapat tercapai, yaitu: a. Menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik. b. Mengadakan penilaian pendahuluan. c. Merencanakan program pengajaran. d. Evaluasi Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana, 2009, h Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, h. 33. h Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003, 20 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Quantum Teaching, 2005,h.

7 16 Belajar itu merupakan suatu aktivitas yang berproses, sudah tentu didalam pelaksanaannya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Menurut Bruner dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga tahapan berikut: 21 a. Tahap informasi (tahap penerimaan materi), siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan dari materi yang dipelajarinya. b. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi), informasi yang diperoleh siswa akan dianalisis, diubah, menjadi bentuk yang konseptual agar lebih meluas. c. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi), siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah diperolehnya dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. 3. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 22 Hasil belajar pada siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian hasil belajar peranan tujuan instuksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai oleh siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Oleh sebab itu, dalam penelitian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan 21 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, 1999 h Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proaes Belajar Mengajar, Bandung:. Remaja Rosdakarya,1989.h. 2

8 17 tingkah laku siswa telah menjadi melalui proses belajarnya. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuantujuan pengajaran. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain, sebab hasil merupakan akibat dan proses. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan intruksional, hal ini adalah karena isi rumusan tujuan instruksional yang menggambarkan hasil belajar yang baru dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. 23 Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, tetapi juga hasil dari prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar, ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. 24 Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap pross belajar mengajar. Faktor- faktor yang mempengaruh hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi: faktor usia, kematangan, pengalaman, mental, minat, motivasi dan kebiasaan belajar. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan siswa yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, 23 Ibid.,h.3 24 Ibid.,h.4

9 18 kurikulum, bahan pengajaran, metode pengajaran, sarana, media dan sumber belajar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif di dalam kelas, siswa belajar bersamasama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lainnya saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersbut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencaoai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu tema sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Jadi setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pemebelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif Roestinah N.K, Masalah- Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara.1989.h Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif., h.56

10 19 Aktivitas belajar maupun hasil dari aktivitas belajar ditentukan dan dipengaruhi oleh komponen-komponen dari proses belajar mengajar itu sendiri. Aktivitas belajar dilaksanakan dengan sadar, terencana dan tersistensi itu ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar tersebut adalah faktor yang tentunya juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar tersebut akan membantu seseorang dalam belajar jika bersifat mendukung proses belajar, sebaliknya justru akan sebagai penghambat dalam belajar seandainya faktor-faktor tersebut tidak menunjang proses belajar. Belajar dengan baik seseorang sangat memerlukan kondisi yang memungkinkan ia dapat melihat, mendengar dan melakukan proses belajar dengan baik serta dapat yang menunjukan bahwa di sekolah-sekolah sering kali guru yang aktif sehingga murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Pentingnya aktivitas belajar murid dalam proses belajar mengajar, sehingga John Dewey, sebagai tokoh pendidikan sebagaimana yang dikutip oleh Moh. Usman Uzer, mengemukan pentingnya prinsip ini melalui metode proyeknya dengan semboyan learning by doing, bahkan jauh sebelumnya para tokoh pendidikan lainya seperti Rousseau, Pestalozi, Frobel, dan Montessory telah mendukung prinsip aktivitas dalam pelajaran ini Moh Usman Uzer, Menjadi Guru Propesionan,Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.2011, h.21-22

11 20 C. Model Pembelajaran Picture and Picture dan STAD Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar kelompok selama kegiatan. 28 Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru merupakan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan mendefinisikan semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pelajaran pembelajaran kooperatif ingin menjadi sukses, materi pelajaran yang lengkap harus tersedia di ruangan guru atau di perpustakaan atau dipusat media. Keberhasilan juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. 29 Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran inovatif setiap pembelajaran 2011) 28 httpetd.eprints.ums.ac.id116241file_2._cover_dan_bab_i.pdf (online 7 oktober 29 Ibid,..

12 21 harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda, dan selalu menarik minat peserta didik yang kreatif. Pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. 30 Setiap model pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan membuat siswa menjadi jenuh. Model belajar dan pembelajaran juga harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar belajar mengajar tidak mononton dalam kelas. Model Pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran ini. Sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar Keunggulan model pembelajaran picture and picture Adapun keunggulan dari model pembelajaran picture and picture yakni: a. Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran. 30 Rahajeng Kismaningsih, Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN Kandangan II Blitar, Skripsi, Internet, 2011, pdf (on line 27 Juni 2012), t.d. 31 Ibid,

13 22 b. Siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-gambar. c. Siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada gambar gambar yang diberikan. d. Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari hari yakni main gambar gambar. e. Adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana kelas terasa hidup. f. Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar. g. Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk gambar gambar. 2. Kekurangan model pembelajaran picture and picture Sama halnya dengan model pembelajaran yang lain, model pembelajaran picture and picture juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut: a. Memakan banyak waktu. b. Banyak siswa yang pasif kalau tidak di panggil namanya oleh pengajar c. Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dengan model tersebut

14 23 d. Guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif. e. Kesuksesan model pembelajaran ini di ukur dari kelengkapan materi pelajaran dan dipusat media yang digunakan dalam pembelajaran Langkah-Langkah model pembelajaran Picture and Picture Adapun langkah-langkah model pembelajaran picture and picture yaitu : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru menunjukan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi d. Guru membagi kelompok yang terdiri atas 1-5 siswa e. Guru menunjuk/memanggil kelompok secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis f. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut g. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai demgan kompetensi yang ingin dicapai h. Kesimpulan/rangkuman 33 D. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok 32 Ibid, 33 Chotimah Husnul, Model-model pembelajaran untuk PTK. dkk/2007. Hal 36-37

15 24 kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara hiterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Menurut Slavin sebagaimana dikutip Nur, menyatakan bahwa, pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu. 34 Student Team Achhievment Divisian (STAD) merupakan model pembelajaraan yang paling sederhana. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan,dan penghargaan kooperatif. 35 Pelaksanaan pembelajaran ini, siswa ditugaskan untuk berkerja dalam satu kumpulan yang terdiri dari 4-5 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan mengaharuskan semua siswa menguasai pelajaran itu. Setelah melakukan kegiatan diskusi setiap anggota kelompok akan diberi ujian atau kuis secara individu. Pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa belajar dan membentuk sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman dan kerjasama setiap siswa dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada 34 Trianto, Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.h Fredy, Karuru Penerapan Pendekatan Keterampilan Dalam Setting Pembelajaran STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa SLTP.pdf (online 20 maret 2012)

16 25 mereka, pada pembelajaran ini siswa dilatih untuk bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap tugas mereka sedangakan guru pada model ini berfungsi sebagai fasilitator yang mengatur dan mengawasi jalannya proses belajar. 36 langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1. Guru menerangkan mengenai topik pembahasan; 2. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dari kumpulan yang heterogen; 3. Guru memberikan lembaran tugas akademik untuk tiap anggota kelompok untuk didiskusikan bersama dan saling membantu untuk menguasai materi; 4. Guru memberikan ujian secara individu-individu pada setiap sisa setiap dua minggu sekali untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi ajar. 5. Setiap siswa dan tiap kelompok skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan pada individu atau kelompok yang mendapat prestasi paling tinggi diberi penghargaan. 37 Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, langkahlangkah pelaksanaan pendekatan cooperative learning tipe STAD adalah guru menyampaikan dasar-dasar materi, pembentukan kelompok belajar secara heterogen, pemberian tugas, setiap kelompok berdiskusi 36 Pannen, Paulina,dkk. Konstruktivisme dalam pembelajaran. Jakarta :UT h Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, h

17 26 menyelesaikan tugas, guru melakukan penilaian pada minggu kedua atau setelah berdiskusi dengan memberi ujian atau kuis secara individu, dan memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa berprestasi, yakni nilai yang diperoleh setiap anggota kelompok dikumpulkan untuk memperoleh nilai kelompok, sehingga untuk mendapatkan penghargaan setiap siswa dalam kelompok harus membantu kelompoknya. 1). Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut: a) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. 2). Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga ada kekurangan-kekurangan, diantaranya sebagai berikut: a) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. b) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

18 27 c) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif. d) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. Kekurangan-kekurangan yang ada pada pembelajaran kooperatif masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Para ahli menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konseop-konsep yang sulit, dan membantu siswa yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama-sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 38. E. Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture maupun STAD dalam Pembelajaran Biologi Model pembelajaran Picture and picture maupun model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran biologi tepat digunakan pada materi-materi yang sifatnya lebih menekankan pada pemahaman konsep dan pemahaman suatu gambar salah satunya adalah materi sistem pernapasan pada 38 Trianto, Mendesain Model Pemfbelajaran Inovatif-Progresif hal. 59

19 28 manusia. Standar kompetensi pada mata pelajaran sistem pernapasan pada manusia adalah Memahami berbagai sistem pada manusia, sedangkan kompetensi dasarnya adalah Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Model pembelajaran picture and picture maupun STAD ini sesuai dengan standar kompetensi yang pada dasarnya bertujuan agar peserta didik lebih mudah dalam memahami gambar organ pernapsan pada manusia, karena model ini merangsang siswa untuk memahami pengertian gambar tentang apa yang telah mereka perhatikan. Melalui model ini siswa dapat memahami dengan betul gambar yang ada pada materi yang dipelajarinya tersebut sehingga menuntut siswa aktif dalam memahami apa yang mereka pelajari. Penerapan model ini dalam pembelajaran biologi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan melatih siswa agar aktif dalam proses belajar mengajar. F. Sistem Pernapasan Pada Manusia Bernapas merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Bernapas dilakukan oleh semua makhluk hidup untuk menghasilkan energi, sedangkan energi dibutuhkan untuk melakukan semua aktivitas atau kegiatan tubuh dalam hidupnya. Pernapasan merupakan pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan energi dan sisa oksidasi berupa karbon dioksida dan uap air. Persamaan reaksinya C6H12O6+6O2 6CO2+6H2O+energi.

20 29 Proses pernapasan dilakukan dengan mengunakan alat-alat (organ) pernapasan. Organ pernapasan pada setiap makhluk hidup disesuaikan dengan tempat hidupnya, sehingga organ penapasan pada hewan yang hidup didarat berbeda dengan hewan yang hidup di air. Organ pernapasan pada manusia terdiri atas hidung, laring,trakea, dan paru-paru. Paru-paru ini bisa terserang penyakit, misalnya karena bakteri. Paru-paru yang diserang oleh bakteri dapat diketahui dengan bantuan sinar Rontgen (sinar X). Penapasan pada manusia berlangsung karena adanya organ-organ penyusunnya. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia terdiri dari hidung (rongga hidung), laring (pangkal tenggorok), trakea(batang tenggorok), dan paru-paru. 39 Gambar 2.1. Organ saluran pernafasan manusia dengan alveoli dibesarkan (Adaptasi dari Jones and Gaudin, 1977) Nunung Nurhayati,, Zulfiani,Pelajaran IPA Biologi, Bandung PT. Yrama widya, 2005 h september-2012)

21 30 1. Hidung Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara. 2. Pangkal Tenggorokan (Laring) Udara masuk ke pangkal tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Pangkal tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea). Udara tidak "salah jalan" masuk ke kerongkongan dan makanan tidak "tersesat" masuk ke dalam batang tenggorokan? Daerah tekak, yaitu di langit-langit mulut bagian belakang terdapat anak tekak. Pangkal tenggorokan (laring) terdapat katup yang disebut epiglotis. Ketika kita bernapas, epiglotis terbuka dan anak tekak melipat ke bawah bertemu dengan epiglotis. Udara akan masuk melewati pangkal tenggorokan. Ketika kita menelan, epiglotis menutup pangkal tenggorokan dan makanan akan masuk ke kerongkongan (esofagus). Tetapi, jika kita menelan dan epiglotis belum menutup, makanan atau minuman akan masuk ke tenggorokan. Pada keadaan itu kita akan tersedak. Pangkal tenggorokan terdiri atas keping tulang rawan yang membentuk jakun. Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput suara Nunung Nurhayati,, Zulfiani, Pelajaran IPA Biologi, 2005 h. 97

22 31 3. Batang Tenggorokan (Trakea) Gambar 2.2 Batang tenggorokan (Trakea) pada sistem pernapsan manusia. 42 Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipet yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Panjang batang tenggorokan sekitar 10 cm. Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu atau benda asing yang masuk bersama udara. Akibat totakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. 4. Batang tenggorokan bercabang (bronkus) Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Melalui kapiler-kapiler darah di alveolus inilah oksigen dari udara akan berdifusi ke dalam darah. 42 Ibid.

23 32 5. Paru-paru Gambar 2.3 Paru-paru pada sistem pernapasan manusia. 43 Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafiagma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas udara, alveolus, pembuluh darah dan limfatik, serta jaringan ikat yang menyebabkan struktur paru-paru lunak. Paru-paru dibedakan menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput paru-paru membungkus alveolus-alveolus, yang berjumlah lebih kurang 300 juta buah. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas permukaan tubuh manusia. Paru-paru manusia berada di dalam rongga dada. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh sekat diafragma. Rongga dada dilindungi oleh tulang rusuk dan tulang dada. 43 Ibid.

24 33 proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi. Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernapasan diafragma). 1) Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang rusuk. Jika otot antartulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Saat paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara di atmosfer (lingkungan). Akibatnya udara mengalir dari luar ke dalam paru-paru (inspirasi). Sebaliknya, ketika otot-otot antar tulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun. Akibatnya rongga dada menyempit dan tekanan udara di dalamnya naik. Keadaan ini membuat paru-paru mengempis. Oleh karena paru-paru mengempis, tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi daripada tekanan udara atmosfer, sehingga udara keluar (ekspirasi). 44 2) Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Otot diafragma berkontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun 44 Nunung Nurhayati,, Zulfiani, Pelajaran IPA Biologi, 2005 h. 100

25 34 menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan paru-paru mengembang sehingga perut menggembung. Karena paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru turun dan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi). Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. Saat demikian paru-paru mengempis dan mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi). Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur. Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot-otot antartulang rusuk. Pernapasan perut terjadi karena kontraksi otot diafragma. Untuk lebih memahami proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru. a. Volume Udara Dalam Paru-Paru Volume uda di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter. Kemampuan paru-paru menampung udara disebut dengan daya tampung paru-paru atau kapasitas paru-paru. Volume udara dalam proses pernapasan manusia tergantung pada besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pernapasan biasa orang dewasa, udara yang keluar atau masuk paru-paru lebih kurang sebanyak 0,5 liter. Uclara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal. Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1 1,5 liter udara tetap tinggal di dalam paru-paru walaupun kita telah

26 35 mengembuskan napas sekuat-kuatnya. Volume udara yang tetap ada di paru-paru ini disebut udara residu. 45 b. Gas-Gas Dalam Udara Pernafasan Pernafasan ada udara yang masuk dan udara yang dikeluarkan. Samakah susunan atau komposisi gas-gas yang ada dalam udara yang masuk dan udara yang keluar dalam proses pernafasan? Perbedaan komposisi kandungan gas dalam udara pernafasan. Pertukaran udara berlangsung di dalam alveolus dan pembuluh darah yang mengelilinginya. Gas oksigen dan karbon dioksida akan berdifusi melalui sel-sel yang menyusun dinding alveolus dan kapiler darah. Udara alveolus mengandung gas oksigen lebih tinggi dan karbon dioksida lebih rendah daripada gas di dalam darah pembuluh kapiler. Oleh karena molekul cenderung berpinclah dari konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi dari udara alveolus ke dalam darah, dan karbon dioksida akan berdifusi dari pembuluh darah ke alveolus. Sebagian besar oksigen masuk ke dalam sel darah merah dan bergabung dengan molekul heme membentuk oksighemoglobin (HbO 2 ). Dalam jaringan tubuh, oksigemoglobin akan melepaskan oksigen. Sedangkan, karbon dioksida akan berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam pembuluh darah. Pembuluh darah, karbon dioksida tersebut akan larut dalam plasma darah, membentuk karbominohemoglobin (HbCO 2 ) dan sekitar 70% asam karbonik (N 2 CO 3 ). Pembuluh darah di dalam karbon 45 Nunung Nurhayati,, Zulfiani, Pelajaran IPA Biologi, 2005 h. 102

27 36 dioksida akan berdifusi ke dalam alveolus paru-paru dan kemudian dikeluarkan saat kita mengembuskan napas. G. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting. Jika alas-alas ini terganggu karena penyakit atau kelainan, proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia. 1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. 2. Asma, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, atau debu. Asma juga dapat muncul karena tekanan psikologis. Asma bersifat menurun. 3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena adanya bintilbintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya akan coati dan paru-paru mengecil. Akibatnya, napas penderita menjadi terengah-engah. 4. Macam-macam radang pada sistem pernapasan manusia: a. Rinitis, yaitu radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, misal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.

28 37 b. Faringitis, yaitu radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Gejala yang muncul antara lain tenggorokan sakit dan tampak kemerahan. c. Laringitis, yaitu radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebab laringitis antara lain infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, atau terlalu banyak bicara. d. Bronkitis, yaitu radang pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam, menghasilkan banyak lendir yang menyumbat batang tenggorokan sehingga penderita sesak napas. e. Sinusitis, yaitu radang pada sinus. Sinus terdapat di daerah pipi di kiri dan kanan batang hiclung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi. 5. Asfiksi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen. Asfiksi dapat disebabkan oleh tenggelam (akibatnya alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir dan cairan limfa), keracunan CO atau HCN, Berta gangguan sistem sitokrom (enzim pernapasan). 6. Acidosis, disebabkan kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu. 7. Differi, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri. 8. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

29 38 9. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan kebiasan merokok (75% penderita adalah perokok). Perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok) juga dapat terkena kanker paru-paru. Penyebab lain adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, atau radiasi ionisasi Nunung Nurhayati,, Zulfiani,Pelajaran IPA Biologi, 2005 h. 106

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dibatasi oleh perbandingan dengan penciptaan yang lain. 1 Belajar

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dibatasi oleh perbandingan dengan penciptaan yang lain. 1 Belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) sebagaimana dikutip Saiful Sagala,

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan Bab 4 Sistem Pernapasan Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan Hidung merupakan salah satu alat pernapasan. Melalui hidung, udara dapat keluar atau masuk ke dalam tubuh.

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA)

TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) TUGAS BIOLOGI (SISTEM PERNAPASAN MANUSIA) DISUSUN OLEH: 1. Diki Nanda Pratama 2. M. Rizky Wahyudi 3. Maulana Fadhli 4. M. Zazili 5. Randhika Wiweka KELAS : XI IPA. 3 GURU PEMBIMBING : Karimah S.Pd SMA

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru Exit Hidung Faring Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia Laring Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus Paru-paru Hidung Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Pada hidung

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 4 Sumber: www.brighamandwomans.org Sistem Pernapasan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.4 1. Pasang yang tepat antara alat ekskresi dan zat yang dikeluarkan adalah... Hati menghasilkan hormon Paru-paru mengeluarkan uap air

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII.

Peta Konsep. Kata Kunci. respirasi udara pernapasan pernapasan dada udara cadangan pernapasan perut udara residu. 68 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Peta Konsep Alat-alat pernapasan Hidung Pernapasan Manusia Mekanisme pernapasan Volume pernapasan Trakea Pangkal tenggorok Paru Udara pernapasan Udara komplementer Udara cadangan Pernapasan dada Pernapasan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc PENDAHULUAN HIDUNG CO2 O 2 SISTEM PERNAFASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO2 SISTEM PEREDARAN DARAH SEL ENERGI Respirasi Internal ALAT PERNAFASAN Hidung/rongga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II KAJIAN TEORITIS 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kependidikan, yang pada dasarnya belajar merupakan proses menuju perubahan yang lebih baik.

Lebih terperinci

Lampiran : 1 77

Lampiran : 1 77 76 76 Lampiran : 1 77 Lampiran : 2 78 Lampiran : 3 79 Lampiran : 4 80 81 Lampiran : 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SDN Mangunsari 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pendidikan Alam

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Pernapasan manusia meliputi proses inspirasi dan ekspirasi Inspirasi : pemasukan udara luar ke dalam tubuh melalui alat pernapasan Ekspirasi :pengeluaran udara pernapasan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4nafas Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 1. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberuolosis adalah... TBC Bronkitis Kunci Jawaban : A TBC

Lebih terperinci

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat

Lebih terperinci

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya

Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Sistem Pernapasan. artinya Bab V SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Peta Konsep Sistem Pernapasan artinya Proses perolehan

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses. Proses tersebut dapat menimbulkan tingkah laku yang baru atau perubahan tingkah laku yang sudah ada (Dimyati,

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil pengalaman. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia masih hidup sampai saat ini karena setiap saat selalu bernafas menghirup udara. Secara garis besar, sistem pernafasan terdiri dari paru-paru dan susunan saluran

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA BAB VI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST No Tujuan Pembelajaran 1 1. Menjelaskan pengertian sistem. 2. Menuliskan organ-organ 3. Menjelaskan fungsi organorgan yang terlibat dalam sistem Ranah Kognitif Deskripsi

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL

SISTEM PERNAPASAN. Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU O 2 SEL SISTEM PERNAPASAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN HIDUNG CO 2 O 2 SISTEM PERNAPASAN PARU-PARU Respirasi Eksternal O 2 CO 2 SISTEM PEREDARAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 SUMBER Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas / Semester : XI/2 Topik : SISTEM RESPIRASI Sub Topik : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA Pertemuan Ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar Menurut Mulyono Abdur Rahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 1 Hasil belajar merupakan

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 MAKALAH KELOMPOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. DISUSUN OLEH: ARIS HADI PRANOTO (14144600203)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI / Semester 2 Sub Materi Pokok : Sistem Pernapasan Alokasi Waktu : 2 x 10

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE MASTER SUB TOPIK : SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA MATERI KELAS 8 SMP MENGGUNAKAN KURIKULUM 2013 (RPP) Disusun Oleh : Intan Nirmala Hasibuan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, STAD, HASIL BELAJAR DAN SISTEM PEREDARAN DARAH Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan

Lebih terperinci

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru

Pendidikan Fisika IPA TERPADU Pengikatan O2 dan Pelepasan CO2 pada Paru-paru i Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya kami dapat menyusun buku ajar IPA Terpadu tema Pengikatan O2 dan Pelepasan untuk siswa SMP/MTs kelas VIII sebagai pemenuhan

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 6 Sumber: Biology: Sumber: Realm www.legevakten.no of Life, 2006 Pada proses inspirasi, tulang-tulang rusuk akan terangkat ke atas untuk memperbesar rongga dada. Sistem Pernapasan Hasil yang harus

Lebih terperinci

LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013

LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013 TRIYANTA, S.PD.M.M.. LOMBA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEBYAR TIK 2013 BTIKP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2013 Kotabaru. 28 April 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN BEBERAPA HEWAN. Kamu dapat mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia dan beberapa hewan

BAB 1 ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN BEBERAPA HEWAN. Kamu dapat mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia dan beberapa hewan BAB 1 ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN BEBERAPA HEWAN Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia dan beberapa hewan Mengapa kamu selalu mengembangkempiskan perut atau dadamu

Lebih terperinci

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi

SILABUS. Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi LAMPIRAN 34 34 SILABUS Nama Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 2 Way Kepayang Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/II Standar Kompetensi : 2 Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan Kompetensi

Lebih terperinci

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1. KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO Nama Mahasiswa NIM Nama Pembimbing Topik Sub Topik Ruang : DANDI HERMAWANSA : 07011b007 : Puji Purwaningsih, S.Kep. Ns : Asuhan

Lebih terperinci

BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA

BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA Semua hewan Sistem Pernafasan Pada Manusia dan Vertebrata BAB VI. SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DAN VERTEBRATA Apa yang akan dipelajari? o o Apa perbedaan antara organ pernafasan pada manusia dengan organ

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI

UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI UJIAN TENGAH SEMESTER RPP KOMIK SISTEM PERNAFASAN KELAS XI Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Arifin, M.Pd Disusun oleh: Nurul Syiam

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a

Sistem Pernapasan Manusia. Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, , 4a Sistem Pernapasan Manusia Nama : Kelas : Agustina Putri Puspitasari, 111134028, 4a DAFTAR ISI 1. Daftar Isi... 1 2. Standar Isi.. 2 3. Mengidentifikasi Fungsi Organ Pernapasan Manusia A. Pengertian Pernapasan....

Lebih terperinci

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a

SURAT IJIN PENELITIAN. NIP : Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a 45 Lampiran 1 PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA UPTD KECAMATAN TULIS SEKOLAH DASAR NEGERI SEMBOJO Alamat: Desa Sembojo kec. Tulis Batang 51261 SURAT IJIN PENELITIAN Yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan Numbered Heads Together efektif

Lebih terperinci

MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP

MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP Indikator Pencapaian: MATERI VI SISTEM RESPIRASI MAHLUK HIDUP 1. Mahasiswa dapat memahami proses pernafasan tumbuhan melalui percobaan 2. Mahasiswa dapat memahami proses pernafasan hewan 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan Think Pair Share efektif

BAB V PENUTUP. model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan Think Pair Share efektif BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan Think Pair Share efektif terhadap hasil belajar siswa kelas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Pendekatan Teams AssistedIndividualization

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Sekolah dan Buku yang Digunakan. Hasil Observasi Buku Teks Pelajaran Tematik pada Jenjang SD,

Lampiran 1. Daftar Sekolah dan Buku yang Digunakan. Hasil Observasi Buku Teks Pelajaran Tematik pada Jenjang SD, LAMPIRAN 110 Lampiran 1. Daftar Sekolah dan Buku yang Digunakan. Hasil Observasi Buku Teks Pelajaran Tematik pada Jenjang SD, Buku IPA pada jenjang SMP, dan buku Biologi pada jenjang SMA di Sekolah Piloting

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain mentransformasikan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. A. Studi Literatur

BAB II PEMBAHASAN. A. Studi Literatur A. Studi Literatur BAB II PEMBAHASAN 1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI ARUN MUARA SATU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI ARUN MUARA SATU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS V SD NEGERI ARUN MUARA SATU Fauziatul Halim 1), Irawati 2) 1 Dosen FKIP Prodi PGSD, Universitas

Lebih terperinci

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan Bronkitis pada Anak 1. Pengertian Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

SILABUS (Kelas eksperimen)

SILABUS (Kelas eksperimen) Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran 57 SILABUS (Kelas eksperimen) Sekolah : SMA Negeri 2 Metro Mata Pelajaran : Biologi Kelas : XI Semester : 2 (Genap) Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya

II. TINJAUAN PUSTAKA. pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Gallery Walk terdiri atas dua kata yaitu Gallery dan Walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk, karya

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA IKAN OLEH : MUSTAIN FAKULTAS BUDIDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PERIKANAN PONTIANAK 2012 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organ Pernapasan Manusia 1. Alat pernapasan manusia Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai komponen gas,salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Model pembelajaran berbasis masalah efektif meningkatkan hasil belajar

BAB V PENUTUP. 1. Model pembelajaran berbasis masalah efektif meningkatkan hasil belajar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran berbasis masalah efektif meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian analisis kesinambungan konsep dalam buku pelajaran Tematik pada jenjang SD, buku pelajaran IPA pada jenjang SMP, dan buku Biologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan belajar sendsiri atau aktivitas sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya mencatat dan

Lebih terperinci

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan

DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN. Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan DAMPAK MEROKOK BAGI SITEM PERNAPASAN Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan Dampak Buruk Merokok pada Sistem Pernapasan - Sudah tak asing lagi dalam pengetahuan kita, bahwa merokok memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 3 NO. 4 ISSN : 2338 3003 Dhani, R DESEMBER 2015 Halaman: 247-255 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaannya dan lain lain serta aspek yang ada pada individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaannya dan lain lain serta aspek yang ada pada individu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Biologi Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan atas atau yang selanjutnya disingkat dengan ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 18 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November 2010 di kelas VIIIF semester ganjil SMP Negeri 1 Padangratu Tahun Pelajaran 2010/2011.

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan pembelajaran, suatu materi pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun penggunaan suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut setelah dianalisis, penulis dapat menyimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan jigsaw untuk meningkat hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V MI Wali Songo Sidondo Indri Mahasiswa Program

Lebih terperinci

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati

A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati Sistem Pernapasan Pada Ikan Sistem Pernapasan Pada Ikan Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup di dalam air. Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengna insang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan

Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan Oleh: Yudik Prasetyo, S.Or. Pendahuluan Manusia dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makan, beberapa hari tanpa minum. Namun tanpa bernapas, manusia hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien 1. Dalam

Lebih terperinci

Sistem Pernapasan pada Manusia dan Hewan

Sistem Pernapasan pada Manusia dan Hewan Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan sistem pernapasan pada manusia: 2. menjelaskan gangguan-gangguan pada sistem pernapasan; 3. menjelaskan sistem pernapasan pada hewan; 4.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Sistem Pernafasan dengan Menggunakan Penalaran Bayes Munirah Muslim 1, Dr. Retantyo Wardoyo, MSc 2 Program Studi Doktor Ilmu Komputer, Fakultas Matematika

Lebih terperinci