Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu"

Transkripsi

1 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian berjudul Translucent Databases: A Precursor to Privacy Sensitive Databases, dibahas tentang penerapan translucent database untuk mengamankan data personal pada beberapa kasus. Contoh kasus yang pertama adalah translucent database pada data personal objek penelitian kanker. Konsep metode translucent database yang diterapkan adalah menggunakan fitur enkripsi satu arah untuk mengamankan data personal. Enkripsi menggunakan algoritma kriptografi MD5. (Bhattacharya, 2004). Peneliti terdahulu memberikan pengaman pada saat data akan disimpan dalam database data personal objek penelitian, sehingga ketika data sudah berada dalam database, maka kondisi data sudah dalam keadaan ter-enkripsi. Pada penelitian berjudul Perancangan dan Implementasi Translucent Database Menggunakan Algoritma Kriptografi AES dan Vigenere pada Data Personal Pegawai Sekolah (Studi Kasus : SMA Sedes Sapientiae Semarang), dibahas tentang penerapan dua sistem dengan fitur yang berbeda pada setiap sistem. Sistem yang pertama yaitu sistem penyimpanan data menggunakan fitur enkripsi dengan algoritma kriptografi AES yang bersifat dua arah, fitur stunt data, ignorance, misdirection dan minimasi. Sistem kedua, yang menjadi sistem pengaman data, menggunakan fitur minimasi, enkripsi dan stunt data yang menggunakan algoritma kriptografi AES dan Vigenere. (Simanungkalit, 2010). Peneliti terdahulu pada sistem pertamanya melakukan penyimpanan data menggunakan fitur enkripsi dengan algoritma kriptografi AES memberikan pengamanan pada saat data hendak disimpan dengan peran administrator untuk mengisi beberapa textfill agar dapat mengakses database yang ingin diamankan.administrator melakukan enkripsi dengan memilih tombol Encrypt pada bagian AES Algorithm. Sistem kedua administrator melakukan enkripsi Vigenere dengan memilih tombol Encrypt pada bagian Vigenere Algorithm. 4

2 Data tpegawaiakan dienkripsi, dan sistem memunculkan peringatan bahwa administrator sukses melakukan penyandian data. Administrator dapat membatalkan enkripsi dengan memilih tombol Cancel. (Simanungkalit, 2010). Berdasarkan penelitian penelitian terkait translucent database maka dilakukan penelitian yang membahas tentang metode translucent database untuk penyimpan data pemilihan suara, menggunakan fitur enkripsi satu arah dengan algoritma kriptografi SHA-512 bit pada sistem e-voting. Dengan menggunakan algoritma kriptografi SHA-512 bit, maka bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, SHA-512 bit terdiri dari 80 buah putaran dan menghasilkan jumlah digest 512-bit lebih panjang dibandingkan dengan MD Translucent Database Translucentdatabase adalah sebuah metode pengamanan database. Pengamanan database sering dilakukan untuk database yang berkaitan dengan data personal seseorang, atau sekelompok orang (Wayner, 2002). Metode tersebut memiliki beberapa fitur yang dapat disesuaikan dengan kasus basis data sasaran pengimplementasiannya. Beberapa fitur tersebut antara lain : a. Enkripsi Translucent database menyimpan data dengan adanya perlindungan algoritma kriptografi, yang menyandikan data asli. Kekuatan algoritma kriptografi yang menentukan tingkat keamanan database. Fitur enkripsi memiliki sebuah fungsi yang disebut secret key function. Secret key function digunakan untuk mengamankan database. Pengamanan dengan secret key function dapat dikatakan memberi pengamanan dengan mengunci database. Orang yang mau masuk sistem, harus memasukkan kunci. Jika kunci tidak cocok, maka sistem tidak akan terbuka. Fitur enkripsi yang sering digunakan adalah dengan menggunakan algoritma kriptografi yang bersifat satu arah, sehingga tidak dapat dikembalikan menjadi data asli, sedangkan dalam penggunaan algoritma kriptografi yang sifatnya dua arah, dapat dikembalikan menjadi data asli, jarang dilakukan. Petunjuk mudah sebuah database yang menggunakan fitur enkripsi adalah adanya sebuah algoritma kriptografi yang menyandikan data asli database menjadi tersamarkan. b. Ignorance/Ketidaktahuan 5

3 Implementasi translucent database yang menggunakan fitur ignorance ditunjukkan dengan diberikannya perlindungan terhadap data, tetapi tanpa sepengetahuan si pemilik data asli. Data asli diberi penyandian, sehingga si pemilik data asli pun jika ingin melihat datanya harus melapor kepada administrator. Perancangan database yang menggunakan fitur ignorance dilakukan melalui proses coding sistem yang sedemikian rupa, sehingga data asli dapat diberi pengaman tanpa sepengetahuan pemakai sistem. Fitur ignorance ini seringkali hanya pemilik sistem dan perancang saja yang mengetahui penerapannya. c. Minimasi Sistem yang menerapkan translucent database menyimpan informasi yang berhubungan dengan data kunci, dalam jumlah yang sangat minim. Kalau perlu, tidak ada petunjuk sama sekali tentang kunci sistem. Penggunaan fitur minimasi seringkali terlihat dengan adanya tampilan sistem informasi yang hanya menampilkan data penting seminimal mungkin, misalnya pada sebuah database pelanggan pelayanan pos, dalam pengamanannya data pelanggan yang ditampilkan hanya yang berkaitan dengan nama, dan kode posnya saja. Data lain seperti alamat, nama jalan dan nomor telepon dirahasiakan. Berbagai data yang kemungkinan dapat merugikan pelanggan, atau si pemilik data ditampilkan sesedikit mungkin. d. Misdirection Fitur misdrection adalah fitur translucent database yang menggunakan data palsu.beberapa sistem yang menerapkan translucent database memberikan sisipan data palsu, atau fake data, pada data asli. Tujuannya adalah untuk mengecoh jika ada penyusup yang masuk dalam sistem. Biasanya, fitur ini digunakan pada sistem yang tidak membutuhkan fitur enkripsi, dan stunt data. Penggunaan fitur misdirection ini untuk memberikan sesuatu yang dapat mengecoh, jika ada penyusup sistem. Penyusup hanya bisa melihat data yang sama sekali tidak berkaitan dengan data password, data alamat atau data personal yang lainnya. Dalam sebuah sistem yang menerapkan fitur misdirection ini hanya menampilkan nomor seri atau kode pelanggan. e. Stunt data 6

4 Fitur stunt data dalam translucent database adalah fitur yang memberi pengamanan data dengan mengganti data asli dengan data palsu. Umumnya, data palsu tersebut adalah data hasil enkripsi atau cipher. Penggunaan fitur stunt data selalu dipakai bersamaan dengan fitur enkripsi, misalnya sebuah sistem database yang menggunakan fitur enkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. f. Ekuivalensi Implementasi metode translucent database dalam beberapa kasus dapat dilakukan dengan menggunakan data yang ekuivalen data asli. Penggunaan fitur ekuivalensi ini dapat menghindari si penyusup untuk bisa melihat data asli secara detail. Fitur ekuivalensi dapat digunakan dalam pengamanan data personal jika dalam data personal tersebut dapat dibuat sebuah pengkategorian beberapa data. Contoh penggunaan fitur ini adalah membuat sebuah pengelompokkan data tinggi badan. Data tinggi badan disimpan dalam bentuk kategori, misalnya tinggi, sedang dan pendek. Data tinggi badan tidak ditunjukkan secara detail, misalnya 180 cm atau 2,5 kaki. Sama halnya untuk sebuah sistem yang berkaitan dengan data gaji orang tua. Data gaji orang tua dapat diberi pengkategorian tinggi, sedang atau rendah. Data asli gaji orang tua yang ditampilkan dalam bentuk nominal, dapat menyebabkan adanya kecemburuan sosial. g. Kuantisasi Fitur kuantisasi ini sering digunakan untuk sistem yang berkaitan dengan data angka. Penggunaan fitur ini ditunjukkan dengan adanya penyamaran nilai atau pembulatan nilai, misalnya untuk data titik koordinat. Titik koordinat yang bernilai 26,7 Lintang Selatan dan 19,67 Bujur Timur dapat disamarkan dengan hanya mencantumkan data angka yang bulat saja, seperti 26 LS dan 19 BT. Sistem database yang berkaitan dengan koordinat sering menggunakan satelit untuk melakukan pengisian data koordinat dengan tepat dan detail, seorang perancang sistem translucent database yang berhubungan dengan sistem tersebut dapat memakai fitur kuantisasi ini, untuk bisa menyembunyikan lokasi dalam titik koordinat yang disimpan. Translucent database ketika diterapkan dalam sebuah database memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan translucent database antara lain : (Wayner, 2002). a. Lebih aman 7

5 Translucent database dapat membuat sistem menjadi lebih aman. Bahkan jika penyusup dapat lolos dalam lapisan keamanan password, data personal tetap tidak bisa dicuri, karena pengamanan langsung diberikan pada data sasaran. Bentuk pengamanannya antara lain dapat mengacak data, mengganti data asli dengan data yang disandikan, atau bisa juga menampilkan data dalam sesuatu yang khusus, seperti pengkategorian kelompok data. b. Lebih privasi Translucent database banyak berguna bagi organisasi, karena anggota organisasi data personalnya jadi lebih privasi. Hal ini karena hanya si pemilik data saja yang dapat mengakses data. Translucent database dapat mengurangi adanya penyalahgunaan privasi seseorang atau sekelompok orang. c. Bebas Translucent database dapat mengurangi jumlah data yang terlihat dalam sebuah informasi. Penyamaran data personal dapat mengurangi rasa ingin tahu orang lain, misalnya dalam sistem informasi pelayanan pos hanya menampilkan data nama pelanggan, dan kode pos yang berkaitan, sedangkan untuk data yang lain diberi pengamanan khusus. Jika ada sebuah penyajian informasi yang memakai translucent database, dapat membebaskan data tersebut dari rasa ingin tahu orang lain. d. Cepat Translucent database yang diimplementasikan dalam sebuah sistem tidak mengurangi kecepatan kinerjanya. Penerapan translucent database dapat memperingan dan mempercepat upaya pengamanan data dalam sistem. Fitur-fitur yang dimiliki oleh translucent database dapat digabungkan satu sama lain, untuk dapat meminimalkan terjadinya hambatan karena adanya sebuah pengamanan pada sistem. e. Fleksibel Translucent database dapat memberikan fleksibilitas pada sistem. Pengamanan data yang dirancang dapat disesuaikan kebutuhan pemilik dan pengguna sistem. Pengamanan dapat diberikan pada saat data akan disimpan dalam database. Pengamanan juga dapat diberikan pada saat data sudah banyak tersimpan, sehingga menggunakan sebuah sistem tambahan yang berfungsi sebagai pengaman data. 2.3 Algoritma SHA-512 8

6 SHA adalah fungsi hash satu-arah yang dibuat oleh NIST dan digunakan bersama DSS (Digital Signature Standard). Oleh NSA, SHA dinyatakan sebagai standard fungsi hash satuarah. SHA didasarkan pada MD4 yang dibuat oleh Ronald L. Rivest dari MIT. SHA disebut aman (secure) karena dirancang sedemikian sehingga secara komputasi tidak mungkin menemukan pesan yang berkoresponden dengan message digest yang diberikan (Munir, 2003). Algoritma SHA-512 termasuk jenis fungsi hash yang merupakan pengembangan dari algoritma SHA-1. Fungsi hash memetakan pesan M dengan panjang berapapun menjadi nilai hash h dengan panjang tetap (tertentu, tergantung algoritmanya). Untuk algoritma SHA-512 panjang nilai hash yang dihasilkan adalah 512 bit. Fungsi hash yang menghasilkan keluaran dengan ukuran yang kecil mudah diserang oleh birthday attact. Serangan ini dilakukan dengan cara mendapatkan dua pesan secara acak yang memiliki nilai hash h sama. SHA-512 sebagai fungsi hash mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (Munir, 2003). 1. h mudah dihitung bila diberikan M. Sifat ini merupakan keharusan, karena jika h sukar dihitung, maka fungsi hash tersebut tidak dapat digunakan. 2. M tidak dapat dihitung jika hanya diketahui h. Sifat ini disebut juga one-way function, atau mudah untuk menghitung h dan sukar untuk dikembalikan ke M semula. Sifat ini sangat penting dalam teknik kriptografi, karena jika tanpa sifat tersebut maka penyerang dapat menemukan nilai M dengan mengetahui nilai hash-nya h. 3. Tidak mungkin dicari M dan M sedemikian sehingga H(M)=H(M ). Sifat ini disebut juga collision free. Sifat ini mencegah kemungkinan pemalsuan. L x 512 bit = N x 32 bit K bit < 2 64 Padding bits K (1-512 bit) Pesan Panjang Pesan Y 0 Y 1... Y q... Y L ABCD H SHA H SHA H SHA H SHA 160 Message Digest Gambar 2.1 Pembuatan Message Digest Dengan Algoritma SHA (Munir, 2003) 9

7 Gambar 2.1 menjelaskan tentang pembuatan message digest dengan algoritma SHA, dengan pengolahan pesan dalam blok berukuran 512 bit. Langkah-langkah pembuatan message digest secara garis besar adalah sebagai berikut: (Munir, 2003). 1. Penambahan Bit-bit Pengganjal - Pesan ditambah dengan sejumlah bit pengganjal sedemikian sehingga panjang pesan (dalam satuan bit) kongruen dengan 448 modulo 512. Ini berarti panjang pesan setelah ditambahi bit-bit pengganjal adalah 64 bit kurang dari kelipatan 512. Angka 512 ini muncul karena SHA memperoses pesan dalam blok-blok yang berukuran Pesan dengan panjang 448 bit pun tetap ditambah dengan bit-bit pengganjal. Jika panjang pesan 448 bit, maka pesan tersebut ditambah dengan 512 bit menjadi 960 bit. Jadi, panjang bit-bit pengganjal adalah antara 1 sampai Bit-bit pengganjal terdiri dari sebuah bit 1 diikuti dengan sisanya bit Penambahan Nilai Panjang Pesan Semula - Pesan yang telah diberi bit-bit pengganjal selanjutnya ditambah lagi dengan 64 bit yang menyatakan panjang pesan semula. - Setelah ditambah dengan 64 bit, panjang pesan sekarang menjadi 512 bit. 3. Inisialisai Penyangga MD - SHA membutuhkan 5 buah penyangga (buffer) yang masing-masing panjangnya 32 bit (MD5 hanya mempunyai 4 buah penyangga). Total panjang penyangga adalah 5 32 = 160 bit. Keempat penyangga ini menampung hasil antara dan hasil akhir. - Kelima penyangga ini diberi nama A, B, C, D, dan E. Setiap penyangga diinisialisasi dengan nilai-nilai (dalam notasi HEX) sebagai berikut: A = B = EFCDAB89 C = 98BADCFE D = E = C3D2E1F0 4. Pengolahan Pesan dalam Blok Berukuran 512 bit. - Pesan dibagi menjadi L buah blok yang masing-masing panjangnya 512 bit (Y 0 sampai Y L 1). 10

8 - Setiap blok 512-bit diproses bersama dengan penyangga MD menjadi keluaran 128-bit, dan ini disebut proses H SHA Y q MD q 512 A B C D E ABCDE f ( ABCDE, Yq, K 0 ) A B C D E ABCDE f ( ABCDE, Yq, K1)... A B C D E ABCDE f ( ABCDE, Yq, K 79) MD q + 1 Gambar 2.2 Pengolahan Blok 512 Bit (Proses H SHA )(Munir, 2003) Gambar 2.2 menjelaskan proses H SHA terdiri dari 80 buah putaran (MD5 hanya 4 putaran), dan masing-masing putaran menggunakan bilangan penambah K t, yaitu: Putaran 0 t 19 K t = 5A Putaran 20 t 39 Putaran 40 t 59 Putaran 60 t 79 K t = 6ED9EBA1 K t = 8F1BBCDC K t = CA62C1D6 Y q menyatakan blok 512-bit ke-q dari pesan yang telah ditambah bit-bit pengganjal dan tambahan 64 bit nilai panjang pesan semula. MD q adalah nilai message digest 160-bit dari proses H SHA ke-q. Pada awal proses, MD q berisi nilai inisialisasi penyangga MD. Setiap putaran menggunakan operasi dasar yang sama (dinyatakan sebagai fungsi f). 2.4 E-voting Pengertian dari electronic voting (e-voting) secara umum adalah penggunaan teknologi komputer pada pelaksanaan voting. Pilihan teknologi yang digunakan dalam implementasi dari e- voting sangat bervariasi, seperti penggunaan smart card untuk autentikasi pemilih, penggunaan 11

9 internet sebagai sistem pemungutan suara, penggunaan touch screen sebagai pengganti kartu suara dan masih banyak variasi teknologi yang digunakan (Azhari, 2005). Skema e-voting Skema e-voting adalah satu set protocol yang menjaga keamanan atau kerahasiaan pemilih dalam melakukan pemilihan serta interaksi dengan panitia pemilihan dan perhitungan suara. E-voting biasanya dibedakan menjadi dua tipe, yaitu online (misalnya via internet) dan offline (menggunakan mesin perhitungan suara atau kertas suara). Tujuan dari keamanan sistem e-voting adalah untuk menjamin privasi atau kerahasiaan pemilih dan keakuratan pilihan. Keamanan sistem ini memiliki beberapa kriteria, yaitu : (Azhari, 2005). 1. Eligibility: hanya pemilih yang terdaftar yang dapat melakukan pemilihan. 2. Unreusability: setiap pemilih hanya dapat memberikan satu kali pilihan. 3. Anonymity: pilihan pemilih dirahasiakan. 4. Accucary: pilihan tidak bisa diubah atau dihapus selama atau setelah pemilihan dan juga tidak dapat ditambah setelah pemilihan ditutup. 5. Fairness: perhitungan suara sebelum pemilihan ditutup tidak dapat dilakukan. 6. Vote and Go: pemilih hanya dapat melakukan pemilihan saja. 7. Public Verifiability: setiap orang dapat melakukan pengecekan pada berjalannya proses pemilihan. 2.5 Barcode Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah dan murah. Walaupun teknologi semacam itu terus berkembang dengan ditemukannya media magnetic, rfid, electronics tags, serial EEPROM (seperti pada smart card), barcode terus bertahan dan masih memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yaitu sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta, sedangkan untuk membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan harga yang relatif murah mulai dari yang berbentuk pena (wand), slot, scanner, sampai ke CCD. Ada dua jenis barcode yaitu barcode 1 dimensi dan barcode multi dimensi atau biasa dikenal dengan istilah barcode 2 dimensi. 12

Digital Signature Standard (DSS)

Digital Signature Standard (DSS) Bahan Kuliah ke-19 IF5054 Kriptografi Digital Signature Standard (DSS) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 19. Digital Signature Standard

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Identifikasi Masalah, (2) Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata cryptos yang artinya rahasia, dan graphein yang artinya tulisan. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUNGSI HASH SATU-ARAH UNTUK ENKRIPSI DATA

PENGGUNAAN FUNGSI HASH SATU-ARAH UNTUK ENKRIPSI DATA Media Informatika Vol. 7 No. 3 (2008) PENGGUNAAN FUNGSI HASH SATU-ARAH UNTUK ENKRIPSI DATA Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block

Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block Pudy Prima 13508047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital (Digital Signature)

Tanda Tangan Digital (Digital Signature) Tanda Tangan Digital (Digital Signature) RSA + SHA-1 Dyah Fajar Nur Rohmah Mulyanto Neng Ika Kurniati Rachmat Wahid Saleh Insani Semuel Hendricard Samadara Siti Puspita Hida Sakti MZ Sumiyatun Teotino

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital untuk Pengecekan Keaslian Data pada Perpustakaan Digital

Tanda Tangan Digital untuk Pengecekan Keaslian Data pada Perpustakaan Digital Tanda Tangan Digital untuk Pengecekan Keaslian Data pada Perpustakaan Digital Nabilah Shabrina (13508087) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Pasar v Medan Estate, Medan 20221 mohamadihwani@unimed.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital,  , Steganografi, SHA1, RSA Analisis dan Implementasi Tanda Tangan Digital dengan Memanfaatkan Steganografi pada E-Mail Filman Ferdian - 13507091 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Analisis Beberapa Fungsi Hash dan Implementasi Fungsi Hash pada Protokol SMTP

Analisis Beberapa Fungsi Hash dan Implementasi Fungsi Hash pada Protokol SMTP Analisis Beberapa Fungsi Hash dan Implementasi Fungsi Hash pada Protokol SMTP Erdiansyah Fajar Nugraha / 13508055 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Digital Signature Algorithm (DSA)

Digital Signature Algorithm (DSA) Digital Signature Algorithm (DSA) Pada bulan Agustus 1991, NIST (The National Institute of Standard and Technology) mengumumkan algoritma sidik dijital yang disebut Digital Signature Algorithm (DSA). DSA

Lebih terperinci

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA

MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA CESS (Journal Of Computer Engineering System And Science) p-issn :2502-7131 MODEL KEAMANAN INFORMASI BERBASIS DIGITAL SIGNATURE DENGAN ALGORITMA RSA Mohamad Ihwani Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar

Lebih terperinci

Implementasi ECDSA untuk Verifikasi Berkas Berukuran Besar dengan Menggunakan Merkle Tree

Implementasi ECDSA untuk Verifikasi Berkas Berukuran Besar dengan Menggunakan Merkle Tree Implementasi ECDSA untuk Verifikasi Berkas Berukuran Besar dengan Menggunakan Merkle Tree Muhamad Visat Sutarno - 13513037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

STUDI DAN MODIFIKASI MD5 UNTUK MENGATASI KOLISI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL. Arief Latu Suseno NIM:

STUDI DAN MODIFIKASI MD5 UNTUK MENGATASI KOLISI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL. Arief Latu Suseno NIM: STUDI DAN MODIFIKASI MD5 UNTUK MENGATASI KOLISI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL Arief Latu Suseno NIM: 13505019 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Analisis Cara Kerja Beragam Fungsi Hash Yang Ada. Christian Angga

Analisis Cara Kerja Beragam Fungsi Hash Yang Ada. Christian Angga Analisis Cara Kerja Beragam Fungsi Hash Yang Ada Christian Angga 13508008 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pembangkitan Nilai MAC dengan Menggunakan Algoritma Blowfish, Fortuna, dan SHA-256 (MAC-BF256)

Pembangkitan Nilai MAC dengan Menggunakan Algoritma Blowfish, Fortuna, dan SHA-256 (MAC-BF256) Pembangkitan Nilai MAC dengan Menggunakan Algoritma Blowfish, Fortuna, dan SHA-256 (MAC-BF256) Sila Wiyanti Putri 1) 1) Program Studi Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: silawp@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi

Kriptografi. A. Kriptografi. B. Enkripsi Kriptografi A. Kriptografi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan

Lebih terperinci

Keamanan Sistem Komputer. Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography

Keamanan Sistem Komputer. Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography Keamanan Sistem Komputer Authentication, Hash Function, Digital Signatures, Quantum Cryptography Identification vs Authentication Identifikasi, menyatakan identitas suatu subjek Autentikasi, membuktikan

Lebih terperinci

STUDI PENCARIAN KOLISI PADA SHA-1 OLEH XIAOYUN WANG dkk.*

STUDI PENCARIAN KOLISI PADA SHA-1 OLEH XIAOYUN WANG dkk.* Abstraksi STUDI PENCARIAN KOLISI PADA SHA-1 OLEH XIAOYUN WANG dkk.* Yogie Adrisatria NIM : 13503035 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if13035@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi RSA, SHA-1, TimeStamp Untuk penangangan Non Repudiation

Studi dan Implementasi RSA, SHA-1, TimeStamp Untuk penangangan Non Repudiation Studi dan Implementasi RSA, SHA-1, TimeStamp Untuk penangangan Non Repudiation Ecko Fernando Manalu 13508604 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Metode Pembangkitan Parameter RSA untuk Modifikasi SHA-1

Pemanfaatan Metode Pembangkitan Parameter RSA untuk Modifikasi SHA-1 Pemanfaatan Metode Pembangkitan Parameter RSA untuk Modifikasi SHA-1 Miftah Mizan NIM : 13507064 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem berikut. Hasil implementasi sistem berdasarkan perancangan yang telah dibuat, dijelaskan sebagai Gambar 4.1. Form Voting Gambar 4.1 merupakan antarmuka

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang)

Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang) Studi dan Implementasi Algoritma RSA dan MD5 pada Aplikasi Digital Signature (Studi Kasus pada Sistem Akademik Terpadu (SIAP) STMIK Sumedang) Irfan Fadil, S.Kom. irfanfadil@windowslive.com Abstrak Dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto

PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No. 2 (2015) PERANCANGAN PEMBANGKIT TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE STANDARD (DSS) Abstrak Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI

Lebih terperinci

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature)

Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Bahan Kuliah ke-18 IF5054 Kriptografi Otentikasi dan Tandatangan Digital (Authentication and Digital Signature) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI. Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 1) Substitusi. Tabel Subsitusi. Substitusi Blocking Permutasi Ekspansi Pemampatan

TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI. Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 1) Substitusi. Tabel Subsitusi. Substitusi Blocking Permutasi Ekspansi Pemampatan Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 1) TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI Substitusi Blocking Permutasi Ekspansi Pemampatan 1 2 Substitusi Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi

Lebih terperinci

Perancangan Kios Buku Online Dengan Menerapkan Algoritma MD5 Dalam Pengamanan Record Login

Perancangan Kios Buku Online Dengan Menerapkan Algoritma MD5 Dalam Pengamanan Record Login Perancangan Kios Buku Online Dengan Menerapkan Algoritma MD5 Dalam Pengamanan Record Login 1) Amin Setiawan Lahagu STMIK Budi Darma, Jl. Sisimangaraja No.338 Medan, Sumatera Utara, Indonesia www.stmik-budidarma.ac.id

Lebih terperinci

Algoritma QR Code Digital Signature dengan Memanfaatkan Fingerprint

Algoritma QR Code Digital Signature dengan Memanfaatkan Fingerprint Algoritma QR Code Digital dengan Memanfaatkan Fingerprint Candy Olivia Mawalim (13513031) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 13513031@std.stei.itb.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi SHA, Algoritma HAJ, dan Algoritma RSA pada BlackBerry Messanger

Implementasi SHA, Algoritma HAJ, dan Algoritma RSA pada BlackBerry Messanger Implementasi SHA, Algoritma HAJ, dan Algoritma RSA pada BlackBerry Messanger Andara Livia Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi

Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi Perancangan Sistem Keamanan Alternatif E-KTP Menggunakan Berbagai Algoritma Kriptografi Muhammad Aulia Firmansyah - 13509039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Implementasi MD5 Hash dengan Random Salt serta Analisis Keamanannya

Implementasi MD5 Hash dengan Random Salt serta Analisis Keamanannya Implementasi MD5 Hash dengan Random Salt serta Analisis Keamanannya Setia Negara B. Tjaru / 13508054 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keamanan terhadap data yang tersimpan dalam komputer sudah menjadi persyaratan mutlak. Dalam hal ini, sangat terkait dengan betapa pentingnya data tersebut

Lebih terperinci

PEMBUATAN TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE ALGORITHM

PEMBUATAN TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE ALGORITHM PEMBUATAN TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN DIGITAL SIGNATURE ALGORITHM Faizah Nurhasanah 1, Raden Sulaiman 1 1 Jurusan Matematika, MIPA, Universitas Negeri Surabaya 60231 1 Jurusan Matematika, MIPA, Universitas

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN HTTP DIGEST AUTHENTICATION UNTUK PENGGUNA PADA PROXY SERVER DENGAN DATABASE LDAP

STUDI PENERAPAN HTTP DIGEST AUTHENTICATION UNTUK PENGGUNA PADA PROXY SERVER DENGAN DATABASE LDAP STUDI PENERAPAN HTTP DIGEST AUTHENTICATION UNTUK PENGGUNA PADA PROXY SERVER DENGAN DATABASE LDAP Muhammad Fiqri Muthohar NIM : 13506084 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika,

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Bilangan pada Bitcoin Menggunakan Kriptografi

Aplikasi Teori Bilangan pada Bitcoin Menggunakan Kriptografi Aplikasi Teori Bilangan pada Bitcoin Menggunakan Kriptografi Muhammad Alfian Rasyidin, 13516104 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah Junita Sinambela (13512023) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Implementasi Secure Hash Algorithm-1 Untuk Pengamanan Data Dalam Library Pada Pemrograman Java

Implementasi Secure Hash Algorithm-1 Untuk Pengamanan Data Dalam Library Pada Pemrograman Java Citec Journal, Vol. 1, No. 1, November 2013 Januari 2014 ISSN: 2354-5771 Implementasi Secure Hash Algorithm-1 Untuk Pengamanan Data Dalam Library Pada Pemrograman Java 57 Komang Aryasa* 1, Yesaya Tommy

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE

PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE PENGGUNAAN DIGITAL SIGNATURE DALAM SURAT ELEKTRONIK DENGAN MENYISIPKANNYA PADA DIGITIZED SIGNATURE Ari Wardana 135 06 065 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

ANALISIS UJI KERJA ALGORITMA MD5 DAN ALGORITMA RC4 PADA PENGAMANAN DATA ADMIN E-COMMERCE

ANALISIS UJI KERJA ALGORITMA MD5 DAN ALGORITMA RC4 PADA PENGAMANAN DATA ADMIN E-COMMERCE 1 ANALISIS UJI KERJA ALGORITMA MD5 DAN ALGORITMA RC4 PADA PENGAMANAN DATA ADMIN E-COMMERCE WWW.MYHOCKYACC.COM 1 Gilang Darmawan, 2 Arie Rafika Dewi,S.Kom.M.Kom Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Digital Signature pada Dokumen PDF dengan Algoritma Vigenere Artikel Ilmiah

Perancangan dan Implementasi Digital Signature pada Dokumen PDF dengan Algoritma Vigenere Artikel Ilmiah Perancangan dan Implementasi Digital Signature pada Dokumen PDF dengan Algoritma Vigenere Artikel Ilmiah Peneliti: Heldegarda Rambu Padu Leba (672014707) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom. Program Studi

Lebih terperinci

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Paramita 1) 1) Program Studi Teknik Informatika STEI ITB, Bandung, email: if14040@studentsifitbacid Abstract MAC adalah fungsi hash satu arah yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran. data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data,

BAB I PENDAHULUAN. Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran. data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerahasiaan dan keamanan saat melakukan pertukaran data adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi data, baik untuk tujuan keamanan bersama, maupun untuk

Lebih terperinci

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi

Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Penggunaan Digital Signature Standard (DSS) dalam Pengamanan Informasi Wulandari NIM : 13506001 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jl Ganesha 10, Bandung, email: if16001@students.if.itb.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Penerapan digital signature pada social media twitter

Penerapan digital signature pada social media twitter Penerapan digital signature pada social media twitter Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia arief.suharsono@comlabs.itb.ac.id

Lebih terperinci

PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5 PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5 Rendi Gayu Buana 1) Program Studi Teknik Informatika STMIK PPKIA Pradnya Paramita 1) Jl. Laksda. Adi Sucipto No. 249-A Malang Telp (0341) 412699 ABSTRACT

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI E-MAIL Satya Fajar Pratama NIM : 13506021 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16021@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan rincian semua hal yang menjadi dasar penulisan skripsi ini mulai dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penelitian, dan

Lebih terperinci

DIGITAL SIGNATURE UNTUK VALIDASI IJAZAH SECARA ONLINE

DIGITAL SIGNATURE UNTUK VALIDASI IJAZAH SECARA ONLINE DIGITAL SIGNATURE UNTUK VALIDASI IJAZAH SECARA ONLINE Benardi Atmadja (13510078) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5

PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5 PENGUJIAN INTEGRITAS DATA MENGGUNAKAN ALGORITMA MD5 Rendi Gayu Buana 1) Program Studi Teknik Informatika STMIK PPKIA Pradnya Paramita 1) Jl. Laksda. Adi Sucipto No. 249-A Malang Telp (0341) 412699 ABSTRACT

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kini manusia dipermudah oleh teknologi untuk menyampaikan informasi. Media komunikasi yang diciptakan manusia tersebut memang

Lebih terperinci

ALGORITMA MD5 DIBAWAKAN OLEH KELOMPOK 6 TUGAS KEAMANAN INFORMASI

ALGORITMA MD5 DIBAWAKAN OLEH KELOMPOK 6 TUGAS KEAMANAN INFORMASI ALGORITMA MD5 DIBAWAKAN OLEH KELOMPOK 6 TUGAS KEAMANAN INFORMASI PENGERTIAN FUNGSI HASH FUNGSI HASH Merupakan sebuah algoritma yang mengubah teks atau pesan menjadi sederetan karakter acak yang memiliki

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM KEAMANAN INFORMASI TEKNIK - TEKNIK PENYANDIAN ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DATA (PART - II) PENGGUNAAN KUNCI Salah satu cara untuk menambah tingkat keamanan sebuah algoritma enkripsi

Lebih terperinci

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Nur Cahya Pribadi NIM : 13505062 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15062@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi komputer terbukti telah membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan dari hal hal yang sederhana sampai kepada masalah masalah yang cukup rumit.

Lebih terperinci

Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop

Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop Ratno Prasetyo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 Telp : (021) 5853753

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password

Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Analisis Penerapan Algoritma MD5 Untuk Pengamanan Password Inayatullah STMIK MDP Palembang inayatullah@stmik-mdp.net Abstrak: Data password yang dimiliki oleh pengguna harus dapat dijaga keamanannya. Salah

Lebih terperinci

Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman

Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman Arie Karhendana NIM 13503092 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung arie@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Model Proses Pemilihan

Model Proses Pemilihan Sistem e-voting menurut Election Markup Language (EML) Specification Version 6.0 Bowo Prasetyo Universitas Gunadarma 8 Nopember 2011 Model Proses Pemilihan Model Proses Pemilihan Tahap pra-pemungutan:

Lebih terperinci

Studi Perancangan Algoritma Fungsi Hash

Studi Perancangan Algoritma Fungsi Hash Studi Perancangan Algoritma Fungsi Hash Kevin Chandra Irwanto 13508063 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Fungsi Hash Satu-Arah dan Algoritma MD5

Fungsi Hash Satu-Arah dan Algoritma MD5 Bahan Kuliah ke-17 IF5054 Kriptografi Fungsi Hash Satu-Arah dan Algoritma MD5 Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 Rinaldi Munir - IF5054

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Protokol

TINJAUAN PUSTAKA. Protokol TINJAUAN PUSTAKA Protokol Protokol adalah aturan yang berisi rangkaian langkah-langkah, yang melibatkan dua atau lebih orang, yang dibuat untuk menyelesaikan suatu kegiatan (Schneier 1996). Menurut Aprilia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer, khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi pada masa sekarang ini, dimana penggunaan jaringan internet sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan saling

Lebih terperinci

Digital Cash. Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari

Digital Cash. Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari Digital Cash Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail : if12015@students.if.itb.ac.id, if12059@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dibahas landasan teori mengenai teori-teori yang digunakan dan konsep yang mendukung pembahasan, serta penjelasan mengenai metode yang digunakan. 2.1. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Perkembangan teknologi komputer pada saat ini menyebabkan terkaitnya manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan komputerisasi. Hal ini membuka

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Dan Implementasi Sistem Keamanan Data Menggunakan Metode Enkripsi RC4 SHA Dan MD5

Analisis Perbandingan Dan Implementasi Sistem Keamanan Data Menggunakan Metode Enkripsi RC4 SHA Dan MD5 Analisis Perbandingan Dan Implementasi Sistem Keamanan Data Menggunakan Metode Enkripsi RC4 SHA Dan MD5 Tri Ferga Prasetyo, Aris Hikmawan Abstract The development of computer systems and interconnections

Lebih terperinci

Kriptografi Elliptic Curve Dalam Digital Signature

Kriptografi Elliptic Curve Dalam Digital Signature Kriptografi Elliptic Curve Dalam Digital Signature Ikmal Syifai 13508003 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Aplikasi Laporan Keuangan Akuntansi Bulog-Jakarta Menggunakan Algoritma MD5 dan RSA

Aplikasi Laporan Keuangan Akuntansi Bulog-Jakarta Menggunakan Algoritma MD5 dan RSA Artikel ini telah dipresentasikan dalam Innovative and Creative Information Technology Conference (ICITech) Jurnal dengan Teknologi tema E-Transaction Informasi-Aiti and Power Vol. Play 13 nomor yang 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan sistem komputer menjadi semakin penting seiring dengan. berkembangnya proses bisnis yang terkomputerisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan sistem komputer menjadi semakin penting seiring dengan. berkembangnya proses bisnis yang terkomputerisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan sistem komputer menjadi semakin penting seiring dengan berkembangnya proses bisnis yang terkomputerisasi. Proses bisnis terkomputerisasi merupakan proses bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kriptografi Kata cryptography berasal dari bahasa Yunani krupto (hidden atau secret) dan grafh (writing) yang artinya adalah secret writing. Definisi kriptografi menurut Schneier

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai

Lebih terperinci

Algoritma Kriptografi Modern (AES, RSA, MD5)

Algoritma Kriptografi Modern (AES, RSA, MD5) Algoritma Kriptografi Modern (AES, RSA, MD5) Muhammad Izzuddin Mahali, M.Cs. Izzudin@uny.ac.id / m.izzuddin.m@gmail.com Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem keamanan pengiriman data (komunikasi data yang aman) dipasang untuk mencegah pencurian, kerusakan, dan penyalahgunaan data yang terkirim melalui jaringan komputer.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan untuk melakukan transaksi online dalam dekade terakhir ini mendorong pertumbuhan aplikasi web yang mampu melayani transaksi yang cepat dan murah.

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Hash MD5 untuk Pengecekan Konten Laman Website

Aplikasi Fungsi Hash MD5 untuk Pengecekan Konten Laman Website Aplikasi Fungsi Hash MD5 untuk Pengecekan Konten Laman Website Akbar Suryowibowo Syam - 13511048 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI DESAIN DAN IMPLEMENTASI PROTOKOL KRIPTOGRAFI UNTUK APLIKASI SECURE CHAT PADA MULTIPLATFORM SISTEM OPERASI Faizal Achmad Lembaga Sandi Negara e-mail : faizal.achmad@lemsaneg.go.id Abstrak Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini keamanan data dirasakan semakin penting, Keamanan pengiriman informasi melalui komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Kriptografi Modern Part -1

Kriptografi Modern Part -1 Kriptografi Modern Part -1 Diagram Blok Kriptografi Modern Convidentiality Yaitu memberikan kerahasiaan pesan dn menyimpan data dengan menyembunyikan informasi lewat teknik-teknik enripsi. Data Integrity

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Fungsi Hash MD5 dengan SHA-1

Perbandingan Algoritma Fungsi Hash MD5 dengan SHA-1 Perbandingan Algoritma Fungsi Hash MD5 dengan SHA-1 Hanifah Azhar 13509016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

FUNGSI HASH PADA KRIPTOGRAFI

FUNGSI HASH PADA KRIPTOGRAFI FUNGSI HASH PADA KRIPTOGRAFI Aridarsyah Eka Putra Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung, 40132 e-mail: if17058@students.if.itb.ac.id, black_crystae@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Pengembangan dan Implementasi Algoritma Tiger

Pengembangan dan Implementasi Algoritma Tiger Pengembangan dan Implementasi Algoritma Tiger I Nyoman Prama Pradnyana - 13509032 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, penyimpanan informasi pada media digital sudah banyak dilakukan oleh orang. Dimulai dengan menyimpan sebuah file atau gabungan beberapa file yang disimpan

Lebih terperinci

Key Strengthening Menggunakan KD5 Eko Budhi Susanto 1

Key Strengthening Menggunakan KD5 Eko Budhi Susanto 1 Abstraksi Key Strengthening Menggunakan KD5 Eko Budhi Susanto 1 Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail : if14075@students.if.itb.ac.id 1 Kunci, atau

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas adalah:

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan data merupakan hal penting dalam menjaga informasi yang bersifat rahasia dan sensitif. Dalam pertukaran informasi baik secara online maupun offline ancaman

Lebih terperinci

BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI DAN AKSES ADMINISTRASI PERKULIAHAN MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI7

BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI DAN AKSES ADMINISTRASI PERKULIAHAN MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI7 BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI DAN AKSES ADMINISTRASI PERKULIAHAN MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI7 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bidang komunikasi. Pada saat yang sama keuntungan

Lebih terperinci

E-Voting Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa pada STMIK MURA Lubuklinggau ABSTACT

E-Voting Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa pada STMIK MURA Lubuklinggau ABSTACT E-Voting Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa pada STMIK MURA Lubuklinggau Andri Anto Tri Susilo, Indra Mustika Puspa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend Besar

Lebih terperinci

Sistem Autentikasi Pengunggahan File dengan Algoritma ECDSA

Sistem Autentikasi Pengunggahan File dengan Algoritma ECDSA Sistem Autentikasi Pengunggahan File dengan Algoritma ECDSA Rakhmatullah Yoga Sutrisna Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia rakhmatullahyoga@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti, personal computer, laptop, netbook, dan smartphone, data yang tersimpan

BAB I PENDAHULUAN. seperti, personal computer, laptop, netbook, dan smartphone, data yang tersimpan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini, penyimpanan data menjadi sesuatu yang penting dalam berbagai kepentingan, baik bagi individu maupun suatu organisasi. Pada komputer seperti, personal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GROUP BLIND DIGITAL SIGNATURE DALAM SISTEM E-VOTING PEMILIHAN KEPALA DAERAH

IMPLEMENTASI GROUP BLIND DIGITAL SIGNATURE DALAM SISTEM E-VOTING PEMILIHAN KEPALA DAERAH IMPLEMENTASI GROUP BLIND DIGITAL SIGNATURE DALAM SISTEM E-VOTING PEMILIHAN KEPALA DAERAH Muhammad Yusuf 1), Taufiqur Rohman 2) 1,2) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMANAN FILE DENGAN ALGORITMA AES256 DAN SHA1

APLIKASI PENGAMANAN FILE DENGAN ALGORITMA AES256 DAN SHA1 APLIKASI PENGAMANAN FILE DENGAN ALGORITMA AES256 DAN SHA1 IHSAN FATHANAH AKBAR SIREGAR 1, HABIBI RAMDANI SYAHFITRI 2, TOMMY 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan, Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java

Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 16 Rancangan Aplikasi Pemilihan Soal Ujian Acak Menggunakan Algoritma Mersenne Twister Pada Bahasa Pemrograman Java T - 8 Faizal Achmad Lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu crypto dan graphia. Crypto berarti secret atau rahasia dan graphia berarti writing (tulisan). Terminologinya, kriptografi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma RC4 RC4 merupakan salah satu jenis stream cipher, yaitu memproses unit atau input data pada satu saat. Dengan cara ini enkripsi maupun dekripsi dapat dilaksanakan pada

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER

TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER TEKNIK DASAR KRIPTOGRAFI SISTEM KEAMANAN KOMPUTER Teknik Dasar Kriptografi Terdapat 5 teknik dasar kriptografi, yaitu : 1. Subtitusi 2. Blocking 3. Permutasi 4. Ekspansi 5. Pemampatan (Compaction) Teknik

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI

BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI 3.1. Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat ditemukan di dalam buku

Lebih terperinci