ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PAKU ALAM MUARA BELITI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PAKU ALAM MUARA BELITI"

Transkripsi

1 i

2 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP BERWUJUD SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PAKU ALAM MUARA BELITI Martini Dosen STIE-MURA Program Studi Akutansi Emy Septiana Mahasiswa STIE-MURA Program Studi Akutansi ABSTRACT This study aims to determine the accounting treatment of tangible fixed assets and the effect on the financial statements of PT. Paku Alam Muara Beliti. This study uses primary data where researchers took the data directly tangible fixed assets. This type of research is quantitative descriptive. The results of the research the company has not treated appropriately accounting for tangible fixed assets for the calculation of cost and depreciation calculation. So that the presentation of tangible fixed assets in the financial statements have not been presented correctly and accurately in accordance with financial accounting standards. Keywords: Accounting, tangible fixed assets financial statement ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT. Paku Alam Muara Beliti. Penelitian ini menggunakan data primer dimana peneliti mengambil secara langsung data aset tetap berwujud. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian perusahaan belum memperlakukan secara tepat akuntansi atas aset tetap berwujud untuk perhitungan harga perolehan dan perhitungan penyusutan. Sehingga penyajian aset tetap berwujud pada laporan keuangan belum disajikan secara tepat dan akurat sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kata Kunci : Akuntansi, aset tetap berwujud, laporan keuangan ii

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i ABSTRAK ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori-teori yang Mendukung Pengertian dan Kriteria Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Pengakuan Aset Tetap Penilaian Aset Tetap Pencatatan Aset Tetap Pengertian Penyusutan Aset Tetap Metode Perhitungan Penyusutan Pengertian Laporan Keuangan Kerangka Pemikiran Hasil Penelitian yang Relevan.. 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Pelaksanaan Penelitian Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data 17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan Struktur Organisasi Deskripsi Data Penelitian Pembahasan Analisis pada Saat Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap Analisis Perhitungan Beban Penyusutan Aset Tetap Berdasarkan Metode Garis Lurus Pengaruh Harga Perolehan dan Penyusutan Aset Tetap Terhadap Laporan Keuangan 56 iii

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 64 DAFTAR PUSTAKA.. 65 LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan... Tabel 3.1 Variabel, Definisi Dan Indikator... Tabel 4.1daftar Aset Tetap PT Paku Alam Muara Beliti Per 31 Desember Tabel 4.2 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus Tahun Tabel 4.3 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus Tahun Tabel 4.4 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus Tahun Tabel 4.5 Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.7 Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.8 Neraca PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.9 Neraca PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.10 Neraca PT Paku Alam Muara Beliti Tahun Tabel 4.11 Selisih Harga Perolehan Aset Tetap Berdasarkan Perusahaan dan Analisis... Tabel 4.12 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Penghitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus (Hasil Analisis) Tahun Tabel 4.13 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Penghitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus (Hasil Analisis) Tahun Tabel 4.14 PT Paku Alam Muara Beliti Daftar Penghitungan Penyusutan Aset Tetap Metode Garis Lurus (Hasil Analisis) Tahun Tabel 4.15 Rekapitulasi Beban Penyusutan Dan Akumulasi Penyusutan Tahun Tabel 4.16 PT Paku Alam Muara Beliti Laporan Laba Rugi Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember Tabel 4.17 PT Paku Alam Muara Beliti Laporan Laba Rugi Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember Tabel 4.18 PT Paku Alam Muara Beliti Laporan Laba Rugi Perbandingan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember Tabel 4.19 PT Paku Alam Muara Beliti Neraca Perbandingan Per 31 Desember Tabel 4.20 PT Paku Alam Muara Beliti Neraca Perbandingan Per 31 Desember Tabel 4.21 PT Paku Alam Muara Beliti Neraca Perbandingan Per 31 Desember Tabel 4.22 Perbandingan Laporan Keuangan v

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pemikiran... Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Paku Alam Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis yang semakin maju dan berkembang maka dibutuhkan perencanaan yang matang dan jelas serta manajemen yang baik. Menghadapi semakin pesatnya pelaksanaan perkembangan dunia usaha di berbagai sektor yang disertai oleh kemajuan teknologi, hal ini tentu saja menuntut setiap pihak yang terkait dalam perusahaan untuk dapat lebih memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya agar dapat digunakan secara efisien dan efektif. Tujuan umum dari perusahaan adalah ada yang ingin memperoleh laba yang optimal untuk kelangsungan hidup perusahaan, memberikan pelayanan yang terbaik ke konsumen atau pelanggan dan memberikan kesan yang baik di mata masyarakat. Setiap perusahaan pasti memiliki aset tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Dalam kegiatan operasional maupun produksi, peranan aset tetap sangat besar, seperti bangunan untuk kantor, peralatan untuk produksi, kendaraan sebagai alat angkut atau transportasi dan inventaris kantor seperti perabot, meja, kursi dan lain-lain sebagai alat yang mendukung kegiatan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2012:9) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Seiring dengan berlalunya waktu, lazimnya semua aset tetap yang digunakan kecuali tanah akan berkurang kemampuannya dalam melakukan operasional. Aset tetap berwujud yang telah terpakai harus dibebankan menjadi biaya (expense) selama masa penggunaan dari aset tetap tersebut. Dalam hal ini diperlukan alokasi untuk mencatat aset yang kemampuannya telah berkurang tersebut. Oleh karena pentingnya aset tetap, maka perlu diadakan suatu metode pengalokasian yang rational dan sistematis atas aset tetap selama umur manfaatnya yaitu periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas dan jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh oleh entitas. Pengalokasian biaya ini disebut dengan penyusutan. Aset tetap merupakan salah satu pos yang terdapat dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas, sedangkan unsur yang berkaitan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Penyajian berbagai unsur ini dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi memerlukan proses subklasifikasi, misalnya aset dan liabilitas dapat diklasifikasikan menurut hakikat atau fungsinya dalam bisnis perusahaan dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling berguna bagi pengguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi. PT. Paku Alam merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan penjualan rumah. Perusahaan ini memiliki beberapa jenis aset tetap dalam menunjang aktivitas usahanya. Dalam hal ini penetapan harga perolehan aset tetap, perusahaan mencatat harga perolehan aset tetap sebesar harga belinya saja, belum memperhitungkan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh 1

8 aset tetap tersebut sampai aset tetap tersebut siap digunakan. Misalnya perusahaan membeli meja dan kursi kantor sebesar Rp ,- atas pembelian ini perusahaan dikenakan beban angkut Rp ,-. Perusahaan mencatat biaya inventaris kantor Rp dan biaya lain-lain sebesar Rp pada kas Rp ,-. Pencatatan perolehan aset tetap yang sesuai dengan teori yang berlaku umum yaitu inventaris kantor Rp pada sisi debet dan Rp kas/hutang pada sisi kredit. Harga perolehan aset tetap meliputi biaya awal untuk memperoleh aset tetap tersebut yaitu beban pengiriman dan pemasangan serta beban lainnya. Sehingga pelaporan aset tetap yang dilakukan oleh perusahaan belum memenuhi standar akuntansi yang berlaku umum. Kesalahan pencatatan biaya awal perolehan aset tetap pada PT. Paku Alam mengakibatkan biaya operasional lebih besar dari yang seharusnya dan biaya penyusutan lebih rendah dari seharusnya. Penyusutan yang dilakukan perusahaan dihitung dengan metode garis lurus, tetapi dalam penerapannya perhitungan penyusutan yang dilakukan perusahaan belum memperhatikan waktu perolehan. Aset tetap yang diperoleh perusahaan disusutkan dalam satu tahun, sedangkan pemakaian atau perolehannya belum mencapai satu tahun. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk memilih judul mengenai analisis perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan tahun 2012 s.d 2014 pada PT Paku Alam Muara Beliti. 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Perusahaan pada saat pencatatan aset tetap belum memperhitungkan bebanbeban yang berhubungan dengan perolehan aset tetap tersebut dengan tepat. 2. Perusahaan belum tepat pada saat melakukan perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). 3. Laporan keuangan perusahaan belum mencerminkan nilai yang sebenarnya berdasarkan pedoman prinsip akuntansi yang berlaku umum Batasan Masalah Agar analisis aset tetap menjadi terarah dan tidak menyimpang dari rumusan masalah, maka peneliti membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu akan membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perolehan, pencatatan, dan penyusutan aset tetap berwujud serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan tahun 2012 s.d 2014 pada PT Paku Alam Muara Beliti Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimanakah pengakuan, penilaian dan pencatatan perolehan aset tetap yang dilakukan oleh PT Paku Alam Muara Beliti pada saat perolehan aset tetap? 2. Bagaimanakah perhitungan penyusutan aset tetap yang dilakukan oleh PT Paku Alam Muara Beliti? 2

9 3. Bagaimanakah pengaruh perolehan, pencatatan dan penyusutan aset tetap berwujud terhadap laporan keuangan perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah pengakuan, penilaian dan pencatatan aset tetap yang dilakukan oleh PT Paku Alam Muara Beliti pada saat perolehan aset tetap sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Teori yang berlaku umum. 2. Untuk mengetahui apakah perhitungan penyusutan aset tetap yang dilakukan oleh PT Paku Alam Muara Beliti sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Teori yang berlaku umum. 3. Untuk mengetahui pengaruh perolehan, pencatatan dan penyusutan aset tetap terhadap laporan keuangan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana analisis perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT Paku Alam Muara Beliti. b. Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi perusahaan atas perlakukan akuntansi aset tetap berwujud yang benar. 2. Bagi Lembaga Akademis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah referensi bagi mahasiswa STIE Musi Rawas Lubuklinggau, khususnya jurusan Akuntansi dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 3

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori-teori yang Mendukung Pengertian dan Kriteria Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasionalnya. Dengan adanya aset maka akan membantu perusahaan dalam memaksimalkan kinerja perusahaan sehingga akan memperoleh laba yang optimal. Aset yang dimiliki perusahaan terdiri dari aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.1) Aset tetap adalah aset berwujud yang : a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, untuk tujuan administratif; dan b. Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode Menurut Walter T, dkk (2011:403) aset tetap adalah aset tidak lancar atau jangka panjang yang berwujud misalnya tanah, bangunan dan peralatan. Aset tersebut digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrasi dan diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Rudianto (2012:256) aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan. Menurut Rudianto (2012:256) agar dapat dikelompokkan sebagai aset tetap, suatu aset harus memiliki kriteria tertentu, yaitu : 1. Berwujud Ini berarti aset tersebut berupa barang yang memiliki wujud fisik, bukan sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik seperti goodwill, hak paten, dan sebagainya. 2. Umurnya lebih dari satu tahun Aset ini harus dapat digunakan dalam operasi lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Yang dimaksudkan dengan umur aset tersebut adalah umur ekonomis, bukan umur teknis, yaitu jangka waktu di mana suatu aset dapat digunakan secara ekonomis oleh perusahaan. 3. Digunakan dalam operasi perusahaan Barang tersebut harus dapat digunakan dalam operasi perusahaan, yaitu dipakai untuk menghasilkan pendapatan bagi organisasi. 4. Tidak Diperjualbelikan Suatu aset berwujud yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari satu tahun, tetapi dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali, tidak dapat dikategorikan sebagai aset tetap dan harus dimasukkan ke dalam kelompok persediaan. 5. Material Barang milik perusahaan yang berumur lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi perusahaan tetapi nilai atau harga per unitnya atau harga totalnya relatif tidak terlalu besar dibandingkan total aset perusahaan, tidak perlu dimasukkan sebagai aset tetap. 4

11 6. Dimiliki perusahaan Aset berwujud yang bernilai tinggi yang digunakan dalam operasi dan berumur lebih dari satu tahun, tetapi disewa perusahaan dari pihak lain, tidak boleh dikelompokkan sebagai aset tetap. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aset tetap merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dilihat keberadaannya yang dibeli bukan untuk dijual kembali, tetapi akan digunakan untuk keperluan atau kegiatan perusahaan atau organisasi dan dapat dipergunakan lebih dari satu periode akuntansi Perolehan Aset Tetap Perolehan aset tetap dinilai berdasarkan biaya perolehannya, maka setiap aset tetap yang dimiliki dicatat sebesar semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK lain, misalnya PSAK : 53: Pembayaran Berbasis Saham. Dari definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa harga perolehan aset tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut sampai aset tetap tersebut berada pada perusahaan dan siap digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.4) biaya perolehan aset tetap meliputi : a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lainnya; b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen; c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut itu timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi menggunakan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.4) contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah : a. Biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 24: Imbalan Kerja) yang timbul secara langsung dari kontruksi atau perolehan aset tetap; b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; c. Biaya penanganan dan penyerahan awal; d. Biaya perakitan dan instalasi; e. Biaya pengujian aset apakah aset bergfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil neto penjualan setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (seperti hasil dari peralatan yang sedang diuji); f. Komisi profesional. 5

12 2.1.3 Pengakuan Aset Tetap Menurut Marisi (2013:14) Pada awal pengakuan aset tetap, biaya utama yang harus diakui adalah biaya penempatan awal, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap, seperti harga beli, biaya pemasangan, biaya bongkar muat dan pasang, biaya pinjaman dan biaya penghentian. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.2) Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika : a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan b. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal Suku cadang dan peralatan pemeliharaan biasanya dicatat sebagai persedian dan diakui dalam laba rugi pada saat dipakai. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria sebagai aset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tetap tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk aset tetap tertentu, hal ini juga dicatat sebagai aset tetap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.3) Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti bagian, atau memperbaikinya Penilaian Aset Tetap Menurut Rudianto (2012:257) Aset tetap yang dimiliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup material dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena itu, metode penilaian dan penyajian aset tetap sebuah perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan bersangkutan. Berkaitan dengan penilaian dan penyajian aset tetap, IFRS mengizinkan salah satu dari dua metode yang digunakan, yaitu : 1. Berbasis Harga Perolehan (Biaya) Ini dalah metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut siap digunakan. Itu berarti nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan (jika ada). 2. Berbasis Revaluasi (Nilai Pasar) Ini adalah metode penilaian aset tetap yang didasarkan pada harga pasar ketika laporan keuangan disajikan. Penggunaan metode ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset yang dimiliki perusahaan pada suatu waktu tertentu. Karena nilai suatu aset tetap tertentu sering kali sudah tidak relevan lagi dengan kondisi ketika laporan keuangan disajikan oleh perusahaan. Sebagai contoh, sebidang tanah yang dibeli perusahaan 10 tahun yang lalu harganya pasti sudah berlipat ganda pada saat ini. Jika tanah tersebut disajikan dengan menggunakan biaya historis, maka dianggap tidak mencerminkan lagi kondisi aktual aset tetap perusahaan ketika laporan keuangan disajikan. 6

13 2.1.5 Pencatatan Aset Tetap Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan akan dicatat dalam buku harian atau buku jurnal umum. Semakin banyak transaksi yang terjadi, semakin banyak pula pencatatan yang dilakukan. Menurut Lili (2011:9) transaksi adalah kejadian ekonomi yang menyangkut unit ekonomi dan memerlukan pencatatan. Sebagai contoh pembelian peralatan secara tunai oleh suatu perusahaan. Akibat dari transaksi tadi, perusahaan akan memiliki peralatan baru, akan tetapi di pihak lain uang kas yang dimiliki akan berkurang. Transaksi di atas memerlukan pencatatan dalam pembukuan perusahaan dan dicatat dengan jumlah yang telah dibayarkan, termasuk di dalamnya biayabiaya tambahan yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian tadi (konsep biaya historis). Menurut Rudianto (2012:261) jurnal untuk pembelian tunai mesin diilustrasikan sebagai berikut: Mesin Rp xxx Kas Rp xxx Pengertian Penyusutan Aset Tetap Total pengeluaran yang terjadi pada suatu periode akuntansi untuk memperoleh aset tetap tertentu tidak boleh dibebankan seluruhnya sebagai beban periode berjalan. Jika pengeluaran tersebut dibebankan seluruhnya pada periode berjalan, maka beban periode berjalan akan terlalu berat sedangkan beban periode berikutnya yang ikut menikmati dan memperoleh manfaat dari aset tetap tersebut menjadi terlalu ringan. Ini berarti terjadi ketidakadilan dalam proses pembebanan suatu pengeluaran karena periode di mana aset tetap tersebut dibeli bebannya menjadi terlalu besar, sedangkan periode berkutnya menjadi terlalu ringan. Karena itu, agar keadilan pembebanan pengeluaran dapat terjadi harus dilakukan penyusutan terhadap aset tetap tersebut. Pengertian penyusutan menurut Rudianto (2012:260) adalah pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aset tetap tersebut. Dari definisi di atas penyusutan merupakan alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan aset tetap selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset tersebut Metode Perhitungan Penyusutan Perhitungan depresiasi untuk tiap periode pemakaian akan tergantung sekali dengan metode yang dipakai oleh perusahaan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi aset tersebut. Metode-metode yang dipilih unutk dipakai dalam menghitung beban penyusutan, asalkan metode yang dipilih konsisten. Menurut Rudianto (2012:261) untuk mengalokasikan harga perolehan suatu aset tetap ke periode yang menikmati aset tetap tersebut bukan hanya dapat digunakan satu metode saja, tetapi ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan periodik yaitu : 7

14 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Ini adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap di mana setiap periode akuntansi diberikan beban yang sama secara merata. Beban penyusutan dihitung dengan cara mengurangi harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis aset tetap tersebut. Penyusutan = Harga Perolehan Nilai Sisa Taksiran Umur Ekonomis Aset Menurut Rudianto (2012:260) harga perolehan yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan. Nilai sisa (residu) yaitu taksiran harga jual aset tetap pada akhir masa manfaatnya. Taksiran umur ekonomis aset yaitu taksiran masa manfaat dari aset tetap. Masa manfaat merupakan taksiran umur ekonomis dari aset tetap, bukan umur teknis dan dapat dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerja. Metode perhitungan penyusutan garis lurus akan menghasilkan beban penyusutan aset tetap yang sama dari tahun ke tahun. Metode ini juga dapat menghasilkan beban penyusutan berupa suatu persentase dari harga perolehan aset tetap. Apabila aset tidak dibeli pada awal periode maka untuk dapat menghitung beban penyusutan tahunan dengan metode garis lurus perlu dilakukan perhitungan dengan dua langkah yaitu sebagai berikut : 1. Menghitung depresiasi tahunan 2. Mengalokasikan depresiasi tahunan ke masing-masing periode atas dasar waktu Rumus penyusutan metode garis lurus atas penyustan untuk sebagian periode adalah sebagai berikut : Depresiasi/tahun = HP NS x (n(bulan)) n 12 Keterangan : HP = Harga Perolehan NS = Nilai Sisa n = Taksiran Umur Manfaat 2. Metode Jam Jasa (Service Hour Method) Ini adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa jam periode akuntansi tersebut menggunakan aset tetap itu. Semakin lama aset tetap digunakan dalam suatu periode, semakin besar beban penyusutannya, demikian pula sebaliknya. Besarnya beban penyusutan aset tetap dihitung 8

15 dengan cara mengurangkan taksiran nilai residu dari harga perolehannya, dan membagi hasilnya dengan taksiran jumlah jam pemakaian total dari aset tetap tersebut selama umur ekonomisnya. Dari haasil pembagian tersebut akan diketahui beban penyusutan per jam. Jumlahnya lalu dijadikan dasar untuk mengalikan dengan jumlah jam aktual pemakaian aset tetap tersebut dalam suatu periode, sehingga diketahui beban penyusutan aset tetap pada suatu periode. Penyusutan = Harga Perolehan Nilai Sisa Taksiran Jam Pemakaian Total Beban penyusutan aset tetap yang dihitung dengan metode jam jasa akan menghasilkan tarif penyusutan per jam atau per satuan waktu tertentu. Berdasarkan tarif penyusutan itu, beban penyusutan suatu periode dihitung dengan mengalikan tarif tersebut dengan jumlah jam atau waktu yang digunakan dalam periode bersangkutan. 3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) Ini adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap, dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung berdasarkan berapa banyak produk yang dihasilkan selama periode akuntansi tersebut dengan menggunakan aset tetap itu. Semakin banyak produk yang dihasilkan dalam suatu periode, semakin besar beban penyusutannya. Demikian pula sebaliknya. Besarnya beban penyusutan aset tetap dihitung dengan cara mengurangkan taksiran nilai residu dari harga perolehannya, dan membagi hasilnya dengan taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan dari aset tetap tersebut selama umur ekonomisnya. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui beban penyusutan per unit produk. Jumlahnya lalu dijadikan dasar untuk mengalikan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan secara aktual selama suatu periode, sehingga diketahui beban penyusutan aset tetap pada suatu periode. Penyusutan = Harga Perolehan Nilai Sisa Taksiran Jumlah Total Produk yang Dapat Dihasilkan Beban penyusutan aset tetap yang dihitung dengan metode hasil produksi akan menghasilkan tarif penyusutan per unit atau per satuan tertentu. Berdasarkan tarif penyusutan itu, beban penyusutan suatu periode dihitung dengan mengalikan tarif tersebut dengan jumlah unit atau satuan lain yang digunakan dalam periode bersangkutan. 4. Metode Beban Menurun (Reducing Charge Method) : Beban penyusutan tahun pertama dengan menggunakan metode ini akan lebih besar dari pada beban penyusutan tahun-tahun berikutnya. Ada empat cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun yaitu : 9

16 a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method) Metode perhitungan penyusutan aset tetap, dimana beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dihitung dengan cara mengalikan harga perolehan aset tetap yang telah dikurangi dengan nilai sisanya dengan bagian pengurang yang setiap tahunnya berkurang. Bagian pengurang tersebut dihitung dengan cara membagi bobot untuk tahun bersangkutan dengan jumlah angka tahun selama umur ekonomis aset. Untuk menghitung jumlah bobot keseluruhan, jika jumlah tahun umur ekonomis aset tetap tersebut cukup banyak, dapat digunakan metode berikut : Jumlah Angka Tahun = n (n+1) Keterangan : n = taksiran umur ekonomis aset tetap b. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method) Metode ini menetapkan beban penyusutan dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aset karena nilai buku aset setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus: 2 T = 1 Keterangan : T = Tarif n = Umur ekonomis NS = Nilai Sisa HP = Harga Perolehan c. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance Method) Beban penyusutan dihitung dengan metode ini tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan garis lurus, persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aset tetap. d. Metode Tarif Menurun (Declining Rate on Cost Method) Metode ini menggunakan tarif persentase yang selalu menurun, penurunan tarif persentase setiap periode dilakukakn tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Karena tarif persentasenya setiap periode selalu menurun, maka beban depresiasinya juga selalu menurun. 10

17 2.1.8 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.1 (2012:1.3) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Sedangkan menurut Irham (2012:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan dari suatu perusahaan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan bagi pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indoneisa PSAK No.1 (2012:1.4) laporan keuangan lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini : a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode c. Laporan perubahan ekuitas selama periode d. Laporan arus kas selama periode e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain, dan f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Adapun tujuan umum dari laporan keuangan menurut Lili (2011:19) yaitu: 1. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban. 2. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha. 3. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha. 4. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba. 5. Menyajikan informasi lain yang sesuai dengan/relevan dengan keperluan para pemakainya. Laporan keuangan perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya pada prinsipnya memiliki persamaan. Sebab laporan keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu menggambarkan laba rugi perusahaan pada periode tertentu. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 16 (2012:16.11) laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok aset : a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto; b. Metode penyusutan yang digunakan; c. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode. 11

18 2.2 Kerangka Pemikiran Aset tetap dapat diperoleh dengan cara pembelian tunai, pembelian angsuran, ditukar dengan surat berharga, ditukar dengan aset tetap yang lain dan diperoleh dari donasi. Harga perolehan aset tetap yaitu keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aset tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan. Apabila telah diketahui harga perolehan aset tetap, atas transaksi pembelian tersebut harus dibuat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembelian aset tetap tersebut. Setelah mengetahui perolehan aset tetap dan menghitung beban penyusutan untuk setiap aset tetap di perusahaan sesuai dengan metode penyusutan yang diterapkan di perusahaan. Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan penjualan rumah. Peneliti menggunakan metode garis lurus karena metode ini sangat sederhana dan menyusutkan aset tetap berdasarkan berlalunya waktu. Metode penyusutan lainnya seperti metode hasil produksi paling cocok untuk aset yang aus karena pemakaian fisik dan bukan karena usang, lebih baik digunakan pada perusahaan manufaktur seperti perusahaan pembuatan mobil dan lain-lain. Sedangkan metode jam jasa lebih tepat jika digunakan oleh perusahaan jasa. Aset tetap merupakan salah satu pos dalam laporan keuangan khususnya pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka gambar kerangka pikiran yang dipakai peneliti adalah sebagai berikut : PENCATATAN PEROLEHAN ASET TETAP LAPORAN KEUANGAN : ASET TETAP - LAPORAN POSISI KEUANGAN - LAPORAN LABA RUGI METODE PENYUSUTAN ASET TETAP : - METODE GARIS LURUS Gambar 1 Kerangka Pemikiran 12

19 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan aset tetap dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Tabel Penelitian yang Relevan PENILITI NO (TAHUN) 1 Karina Sartika Sari (2012) JUDUL Analisis Kebijakan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Terhadap Laba Perusahaan pada CV. Dua Saudara Kreatif Kota Lubuklinggau ANALISIS DATA Analisis Kuantitatif HASIL PENELITIAN Besarnya beban penyusutan aktiva tetap berwujud berpengaruh terhadap besar kecilnya laba usaha yang diperoleh peusahaan. Laba usaha menurut metode penyusutan garis lurus selama tahun secara kumulatif lebih tinggi dibandingkan dengan laba usaha menurut metode penyusutan saldo menurun dan metode penyusutan jumlah angka tahun masing masing sebesar Rp , Rp , dan Erwin Budiman, dkk (2014) Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT Hasjrat Multifinance Manado 2012 Analisis Data Deskriptif PT Hasjrat Multifinance Manado hanya mencatat perolehan aktiva tetap, dicatat sebesar harga beli sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut dianggap sebagai biaya operasional, sekalipun tidak semua transaksitransaksi yang berhubungan dengan aktiva tetap dicatat hanya sebesar harga beli, ada juga aktiva tetap yang dicatat sesuai dengan harga perolehannya (sudah termasuk harga beli, biaya pengiriman, asuransi, dan pajak). Hal tersebut perlu adanya penyeragaman yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan, agar pencatatan harga perolehan aktiva tetap sesuai dengan SAK, sehingga tidak akan terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara laporan keuangan perusahaan dengan standar akuntansi. Perlakuan akuntansi aktiva tetap sangat berpengaruh dalam laporan keuangan, yang berhubungan dengan harga perolehan aktiva tetap yang tidak sesuai dengan SAK menyebabkan nilai aktiva yang dilaporkan pada laporan keuangan tidak sesuai. Hal ini mempengaruhi biaya operasional dan jumlah laba yang terdapat pada laporan keuangan 13

20 3 Putra Kirana (2013) Sumber : data diolah (2016) Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 pada PT. Graphika Beton Analisis Data Deskriptif perusahaan. Perlakuan aset tetap pada PT Graphika Beton masih belum sesuai dengan PSAK No. 16 yaitu pada pencatatan perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan aset tetap dan penyajian aset tetap pada laporan keuangan. 14

21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Variabel, Definisi dan Indikator No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur 1 Pengakuan Aset Tetap Nominal (Rupiah) 2 Penilaian Aset Tetap 3. Pencatatan perolehan aset tetap 4. Metode Peyusutan Aset Tetap Pada awal pengakuan aset tetap, biaya utama yang harus diakui adalah biaya penempatan awal, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap. Metode penilaian berbasis harga perolehan (biaya) yaitu metode penilaian aset yang didasarkan pada jumlah pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai aset tetap tersebut siap digunakan. Jurnal adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di debet maupun yang di kredit. Jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan. Metode Garis Lurus adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap di mana setiap periode akuntansi diberikan beban yang sama secara merata. Beban Jenis-jenis biaya (Harga beli, biaya pemasangan aset, biaya bongkar muat dan pasang, biaya pinjaman dan biaya penghentian aset tetap) Nilai aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutannya jika ada. - Harga perolehan aset tetap - Waktu perolehan aset tetap Penyusutan = Keterangan : HP = Harga Perolehan HP NS UE Nominal (Rupiah) Nominal (Rupiah) Nominal (Rupiah) 15

22 5. Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Sumber : data diolah (2016) penyusutan dihitung dengan cara mengurangi harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis aset tetap tersebut. Laporan keuangan adalah produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis yang digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan NS = Nilai Sisa UE = Umur Ekonomis - Laba Rugi - Laporan Posisi Keuangan Nominal (Rupiah) 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari bulan Januari 2016 sampai dengan Juni Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Paku Alam Muara Beliti dengan alamat Jalan Letda Zakaria Amin Blok B 135/136 Kecamatan Muara Beliti (belakang Kantor Dinas Pertambangan Kabupaten Musi Rawas) Sumatera Selatan. 3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Menurut Danang (2013:9) Jenis data berdasarkan sumber dibedakan menjadi : 1. Data internal dan eksternal, yaitu data yang berasal dari dalam organisasi tersebut atau data yang berasal dari luar organisasi 2. Data primer dan data sekunder Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (objek penelitian). Data primer dapat diperoleh melalui kuesioner, observasi, dan test Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam proses perolehan aset tetap, pengakuan, pencatatan dan pelaporan adalah data primer yang terdiri dari daftar aset tetap tahun 2014, daftar penghitungan penyusutan tahun 2012 sd 2014, laporan laba rugi tahun 2012 s.d 2014, neraca tahun 2012 s.d 2014, sejarah umum perusahaan dan struktur organisasi Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan sebuah karya ilmiah, peneliti perlu memperhatikan teknik pengumpulan data yang digunakan. Jenis-jenis metode dan instrumen pengumpulan data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi 16

23 yaitu memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan. Menurut Suharsimi (2010:193) teknik pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 2. Angket atau kuesioner (Questionnaires) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. 3. Interviu (Interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang. 4. Observasi, orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. 5. Skala Bertingkat (Rating) atau Rating Scale adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu program atau orang. 6. Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Berdasarkan tehnik pengumpulan data di atas, peneliti menggunakan beberapa teknik penelitian, yaitu: 1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada PT Paku Alam Muara Beliti mengenai aset tetap berwujud yang dimiliki perusahaan. 2. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menyelidiki bendabenda tertulis seperti laporan keuangan, buku-buku, jurnal, dokumen, peraturan, notulen dan sebagainya yang dimiliki oleh perusahaan Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis data terhadap data-data yang diperoleh digunakan beberapa teknik atau metode. Menurut Sugiyono (2012:7) ada dua metode yaitu: 1. Metode Kuantitatif, yaitu metode ini disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 2. Metode Kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi. 17

24 Berdasarkan metode penelitian di atas, maka peneliti menggunakan data kuantitatif dalam menyusun laporan penelitian ini mengenai masalah analisis perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan pada PT. Paku Alam Muara Beliti. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu untuk menggambarkan secara sistematis, obyektif, terukur, dan faktual. Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan diolah dengan menghitung data-data yang berbentuk angka-angka (kuantitatif) dan dinyatakan dengan mengimprestasikan hasil data perhitungan tersebut akan menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif untuk memecahkan masalah yang telah diteliti dan akhirnya akan menarik dan mengambil suatu kesimpulan dari pengolahan data tersebut. Pada penelitian ini terdapat beberapa langkah dalam menganalisis perlakuan akuntansi atas aset tetap berwujud yaitu sebagai berikut : 1. Menentukan Harga Perolehan Aset Tetap Untuk memperoleh aset tetap, perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang. Menurut Rudianto (2012:258) untuk menentukan harga perolehan aset tetap dapat dihitung dengan cara berikut : Harga perolehan aset tetap = Harga pembelian aset tetap/harga faktur + beban-beban lainnya dalam memperoleh aset tetap (beban pengiriman, pemasangan dan lain-lain) 2. Pengakuan Aset Tetap Menurut Marisi (2013:14) harga perolehan suatu aset tetap diakui hanya apabila manfaat ekonomi aset tersebut akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada awal pengakuan aset tetap, biaya utama yang harus diakui adalah biaya penempatan awal, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap. Jenis-jenis biaya tersebut adalah harga beli, biaya pemasangan, biaya bongkar muat dan pasang, biaya pinjaman dan biaya penghentian aset. 3. Penilaian Aset Tetap Menurut Rudianto (2012:257) Aset tetap yang dimiliki perusahaan biasanya memiliki nilai yang cukup material dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Karena itu, metode penilaian dan penyajian aset tetap sebuah perusahaan akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan. Dalam hal penilaian aset tetap, peneliti menggunakan metode berbasis harga perolehan historis. Aset yang disajikan dalam laporan keuangan adalah jumlah rupiah historis pada saat memperoleh aset tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutannya jika ada. 4. Pencatatan Aset Tetap Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masingmasing cara perolehan itu akan mempengaruhi penentuan harga perolehan aset tetap tersebut. Menurut Rudianto (2012:261) pembelian tunai aset tetap seperti mesin dilakukan pencatatan sebagai berikut : Mesin Rp xxx Kas Rp xxx 5. Penyusutan Aset Tetap Metode penyusutan yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus. Dalam hal ini penulis akan menghitung beban penyusutan menggunakan 18

25 metode garis lurus yaitu dengan cara mengurangi harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis aset tetap tersebut. Menurut Rudianto (2012:261) metode perhitungan penyusutan aset tetap di mana setiap periode akuntansi diberikan beban yang sama secara merata. Penyusutan = Harga Perolehan Nilai Sisa Taksiran Umur Ekonomis Aset Metode perhitungan penyusutan garis lurus akan menghasilkan beban penyusutan aset tetap yang sama dari tahun ke tahun. 6. Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 1 (2012:1.3) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. a. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode Ilustrasi Penyajian Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No. 1 (2012:1.26) : ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Aset lancar lainnya KELOMPOK USAHA XYZ Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 20x7 (dalam ribuan rupiah) 31 Des 20x Des 20x Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi dalam entitas asosiasi Aset tetap Aset tak berwujud lainnya Goodwill Total Aset Tidak Lancar Total Aset LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek 19

26 Utang usaha dan terutang lainnya Pinjaman jangka pendek Bagian pinjaman jangka panjang Utang pajak jangka pendek Provisi jangka pendek Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Pinjaman jangka panjang Pajak tangguhan Provisi jangka panjang Total Liabilitas Jangka Panjang Total Liabilitas EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Modal Saham Saldo Laba Komponen ekuitas lainnya Kepentingan nonpengendali Total Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas Sumber : Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2012) 20

27 b. Laporan Laba Rugi menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.1 (2012:1.29) KELOMPOK USAHA XYZ Laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20x7 (dalam ribuan rupiah) (Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi komprehensif dalam dua laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba rugi berdasarkan sifat) Pendapatan Pendapatan lainnya Perubahan dalam persediaan barang jadi dan barang dalam proses Pekerjaaan dilaksanakan oleh entitas dan dikapitalisasi Bahan baku yang digunakan Beban imbalan kerja Beban penyusutan dan amortisasi Penurunan nilai aset tetap Beban lainnya Biaya pendanaan Bagian laba entitas asosisasi Laba sebelum pajak Beban pajak penghasilan Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan Laba tahun berjalan Laba yang dapat diatribusikan kepada : Pemilik entitas induk Kepentingan non pengendali Laba per saham (dalam rupiah) Dasar dan dilusian 20x ( ) (96.000) (45.000) (19.000) (4.000) (6.000) (15.000) (40.417) ,46 20x ( ) (92.000) (43.000) (17.000) - (5.500) (18.000) (32.000) (30.500) ,30 Sumber : Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2012) 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (bussnines language). Akuntansi menghasilkan informasi

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen. Aset tetap sering disebut aset berwujud (tangible assets) karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, dagang, dan jasa pasti memiliki harta kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis (business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penjelasan Umum Aset Tetap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 16 adalah Standar Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Berbagai definisi aset tetap yang dikemukakan oleh para ahli, semuanya mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian aset tetap agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika BAB 2 LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Penggolongan dan Perolehan Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika suatu aset digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Menurut Reeve, Warren, dkk (2013:2) Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta

Lebih terperinci

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP Listian Nurbaeni Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, listian.nurbaeni@gmail.com Abstrak Tujuan_Untuk mengetahui bagaimana implementasi PSAK 16 tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu sarana yang menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses akuntansi akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan harta kekayaan perusahaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Definisi aset tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2011:16) paragraf 06, adalah Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori a. Pengertian Akuntansi Manfaat akuntansi dalam menyediakan informasi keuangan sangat berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan serta memudahkan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Karakteristik Aset Tetap Aset tetap adalah aset yang memiliki masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen, seperti peralatan, tanah, bangunan, gedung, dimana merupakan

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan usaha-usaha yang ada, perekonomian di Indonesia juga berkembang semakin pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Keuangan Eksistensi suatu perusahaan sangat tergantung pada transaksitransaksi yang dilakukannya. Perusahaan yang dapat melakukan transaksi dengan baik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Definisi Aset Tetap Aset tetap merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif permanen yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO Ayu Lestari, Masthad, Arief Rahman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi,Universitas

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun atau lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aset Tetap Pada umumnya perusahaan menggunakan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas operasinya, sehingga dengan menggunakan aktiva tetap kinerja perusahaan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Aset Tetap 1. Pengertian Aset Tetap Menurut IAI, PSAK No.16 (2011:16) aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam buku Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomer 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain paragraf 5 tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA Rizkha Surya Hasanah, Kusni Hidayati, Widya Susanti Prodi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 Kelompok 7 : DANANG INDRA KURNIAWAN (7) GADING BAGASKORO (14) R. AHMAD FISKA ALBA FUAD

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan dunia usaha semakin berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan termotivasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Akuntansi Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Aset Tetap Aset tetap merupakan aset tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, serta merupakan komponen aset yang paling besar nilainya

Lebih terperinci

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian aktiva tetap berwujud 2. Menerangkan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap PSAK No. 16 (revisi 2007) menjelaskan definisi aset tetap sebagai berikut: Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya BAB III PEMBAHASAN A. AKTIVA TETAP 1. Definisi Aktiva Tetap Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya pengertian aktiva tetap ini memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Perusahaan adalah sebagai suatu organisasi pencari laba yang memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Hasjrat Abadi merupakan salah satu perusahaan swasta di Jakarta yang bergerak dalam bidang perdagangan umum. PT Hasjrat Abadi dahulunya berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang maupun berupa jasa bagi masyarakat. Pada umumnya setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Secara umum Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness 100462201036 Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Skripsi ini akan menampilkan perlakuan akuntansi aset tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan salah satu harta kekayaan yang dimiliki setiap perusahaan. Aset tetap yang dimiliki perusahaan digunakan untuk menjalankan operasionalnya

Lebih terperinci

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Edisi : IX/September 2009 LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP Oleh: Ikhlasul Manna Muhammad Fahri Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan I. PENDAHULUAN PSAK 16 (Revisi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) AKTIVA TETAP (FIXED ASSET) PENGERTIAN AKTIVA TETAP sebagai aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah suatu aktiva yang berwujud yang dipergunakan dalam operasi perusahaan sehari-hari dan merupakan aktiva tahan lama yang secara berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menegah Republik Indonesia Nomor 13/Per/M.KUKM/IX/2015, koperasi adalah: Badan usaha yang beranggotakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aset Tetap Sebelum membahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap aset tetap, perlu kita ketahui terlebih dahulu beberapa teori mengenai aset tetap.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya. BAB 7 ASET TETAP Pendahuluan Aset tetap mempunyai karakteristik: digunakan untuk operasi, berumur lebih dari satu tahun, mempunyai substansi fisik Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang dimilikinya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur BAB II BAHAN RUJUKAN Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur sebagai landasan untuk melakukan pembahasan dalam permasalahan yang dijadikan topik tugas akhir ini. 2.1. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Kebijakan Akuntansi Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tercantum sebagai berikut: Kebijakan akuntansi meliputi pilihan-pilihan, dasar-dasar, konvensi peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang berfungsi secara sistematis sebagai proses pencatatan, penggolongan, pengolahan, peringkasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia usaha telah mengalami perubahan dengan kecepatan yang luar biasa. Selain globalisasi dan perubahan teknologi, kita juga dapat menyaksikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi Menurut Suwardjono (2013:4), mengatakan: kata akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Pengakuan, dan Penggolongan Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang seseorang, akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah barang fisik yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam operasi normalnya, memiliki unsur yang terbatas, pada

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET) Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menentukan aset tetap dan akuntansinya 2. Menghitung depresiasi menggunakan metode berikut: metode garis

Lebih terperinci

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS INVESTASI & AKTIVA TETAP PERTEMUAN 4 INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO INVESTASI ( INVESTMENT ) DEFINISI Harta (aset) yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk menambah kekayaan

Lebih terperinci

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12 FIXED ASSETS Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau menyediakan barang dan jasa untuk di sewakan atau untuk keperluan administrasi dan di harapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aktiva Tetap 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap According to the opinion of Carl S. Warren (2011 :415 ) Fixed assets are long-term or relatively permanent assets such as equipment,

Lebih terperinci