PIMPINAN UNIT KERJA SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA ( PUK SP KEP SPSI )

Transkripsi

1 Timika, 11 September 2011 No.Surat : 012 / P / PUK / SP-KEP-SPSI / PTFI / IX / 2011 Sifat Lampiran : : PENTING 1 (satu) rangkap Perihal : HIMBAUAN Kepada Yth. 1. SELURUH PEKERJA PT. FREEPORT INDONESIA 2. PIMPINAN PT. FREEPORT INDONESIA DAN JAJARANNYA Di- Tempat Dengan Hormat, Menindak lanjuti berkembangnya banyak isu perihal tekanan dan intimidasi terhadap Pekerja PT Freeport Indonesia yang timbul sejak terbitnya surat Pemberitahuan Mogok Kerja Damai dan Tertib Pekerja PTFI pada tgl. 05 September 2011 dengan No. 010 / P / PUK / SP-KEP-SPSI / PTFI / IX / 2011, sehingga PUK SP-KEP SPSI PTFI memandang perlu untuk menghimbau agar dapat diupayakan bersama-sama untuk menciptakan hubungan Industrial yang Harmonis, Dinamis dan Berkeadilan sebagaimana dalam amanah Undang-Undang. Untuk itu PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia menghimbau kepada seluruh Pekerja dan Pihak terkait, sebagai berikut: I. Menghimbau kepada seluruh Pekerja PT Freeport Indonesia agar dapat menahan diri dan tidak mudah terpancing serta terpengaruh oleh isu-isu yang berkembang di lapangan dalam bentuk apapun, baik secara langsung maupun melalui surat elektronik ataupun pesan singkat (SMS). II. Bahwa PUK SP-KEP SPSI adalah Serikat Pekerja yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab ( UU No. 21 Tahun 2000 Pasal 2 dan Anggaran Dasar SP-KEP SPSI Pasal 5) dan bertujuan untuk memberikan perlindungan, pembelaan Hak dan Kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan bagi Pekerja dan Keluarganya (UU No. 21 Tahun 2000 Pasal 4 Ayat 1 dan Anggaran Dasar SP-KEP SPSI Pasal 10, Pasal 11, Pasal 15). III. Menghimbau kepada Pihak Manajemen PTFI untuk menghormati serta menghargai keberadaan Serikat Pekerja dan struktur dalam organisasi PUK SP-KEP SPSI sebagai bagian dari upaya yang benar-benar bertujuan untuk membina hubungan Industrial yang HARMONIS, DINAMIS & BERKEADILAN secara bersama-sama agar seiring dengan fungsi Serikat Pekerja dalam menciptakan hubungan Industrial yang Harmonis, Dinamis dan Berkeadilan (UU No.21 Tahun 2000 Pasal 4 ayat 2 huruf C dan Anggaran Dasar SP-KEP SPSI Pasal 11 ayat 5). IV. Menghimbau kepada semua pihak terkait untuk menahan diri dan tidak melakukan tekanan serta intimidasi kepada Pekerja dalam bentuk apapun yang hendak menggunakan hak-nya untuk mogok kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal dan UU No. 21 Tahun Pasal 137 (UU-13 Tahun 2003) Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan. Pasal Penjelasan untuk Pasal 137: Yang dimaksud dengan gagalnya perundingan dalam pasal ini adalah tidak tercapainya kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dapat disebabkan karena pengusaha tidak mau melakukan perundingan atau perundingan mengalami jalan buntu. H a l a m a n - 1

2 Yang dimaksud dengan tertib dan damai adalah tidak mengganggu keamanan dan ketertiban umum, dan/atau mengancam keselamatan jiwa dan harta benda milik perusahaan atau pengusaha atau orang lain atau milik masyarakat. Sanksi pidana penjara paling singkat 1 bulan dan paling lama 4 tahun, dan atau denda paling sedikit Rp.10 juta paling banyak Rp.400 Juta dan merupakan Tindak Pidana kejahatan Pasal 143 (UU-13 tahun 2003) (1) Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh untuk menggunakan hak mogok kerja yang dilakukan secara sah, tertib, dan damai. (2) Siapapun dilarang melakukan penangkapan dan/atau penahanan terhadap pekerja/buruh dan pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang melakukan mogok kerja secara sah, tertib, dan damai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penjelasan untuk Pasal 143 ayat 1 : Yang dimaksud dengan menghalang-halangi dalam ayat ini antara lain dengan cara : a. Menjatuhkan hukuman; b. Mengintimidasi dalam bentuk apapun;atau c. Melakukan mutasi yang merugikan. Sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun paling lama 4 (empat) tahun, atau denda paling sedikit 100 juta paling banyak 400 Jt dan merupakan Tindak Pidana kejahatan Pasal 28 (UU 21 Tahun 2000) Tentang Perlindungan Hak Berorganisasi Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara: a. Melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi; b. Tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh; c. Melakukan intimidasi dalam bentuk apapun; d. Melakukan kampanye anti pembentukan serikat pekerja/serikat buruh. Pasal 43 (UU 21 Tahun 2000) 1) Barang siapa yang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling sedikit Rp ,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah), 2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak pidana kejahatan. H a l a m a n - 2

3 Pasal 144 Terhadap mogok kerja yang dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140, pengusaha dilarang: a. mengganti pekerja/buruh yang mogok kerja dengan pekerja/buruh lain dari luar perusahaan; atau b. memberikan sanksi atau tindakan balasan dalam bentuk apapun kepada pekerja/buruh dan pengurus serikat pekerja/serikat buruh selama dan sesudah melakukan mogok kerja. Sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp10.Juta (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp100 Juta (seratus juta rupiah) dan merupakan Tindak Pidana Pelanggaran. V. Pekerja yang hendak menggunakan haknya untuk mogok kerja pada tanggal 15 September 15 Oktober 2011 agar dilakukan secara tertib, aman dan damai, tidak terpengaruh dengan tekanan atau intimidasi atau bujuk-rayu atau terprovokasi/terhasut dan atau melakukan provokasi/hasutan. VI. Mogok kerja yang SAH adalah mogok kerja yang sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 137 dan pasal 140. Pasal 137 (UU-13 Tahun 2003) Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan. Pasal Penjelasan untuk Pasal 137: Yang dimaksud dengan gagalnya perundingan dalam pasal ini adalah tidak tercapainya kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dapat disebabkan karena pengusaha tidak mau melakukan perundingan atau perundingan mengalami jalan buntu. Yang dimaksud dengan tertib dan damai adalah tidak mengganggu keamanan dan ketertiban umum, dan/atau mengancam keselamatan jiwa dan harta benda milik perusahaan atau pengusaha atau orang lain atau milik masyarakat. Pasal 140 (1) Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelum mogok kerja dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat: a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja; b. tempat mogok kerja; c. alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja; dan d. tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris serikat pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja. (3) Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yang tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh, maka pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh perwakilan pekerja/buruh yang ditunjuk sebagai koordinator dan/atau penanggung jawab mogok kerja. (4) Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka demi menyelamatkan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengan cara: H a l a m a n - 3

4 a. melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses produksi; atau b. bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi perusahaan. Sangsi pidana penjara paling singkat 1 tahun paling lama 4 tahun,dan atau denda paling sedikit Rp.100 juta paling banyak Rp.400 Juta dan merupakan Tindak pidana kejahatan. Pasal 189 Sanksi pidana penjara, kurungan, dan/atau denda tidak menghilangkan kewajiban pengusaha membayar hak-hak dan/atau ganti kerugian kepada tenaga kerja atau pekerja/buruh. VII. ID Card atau Kartu Pengenal atau Kartu Karyawan adalah Identitas yang melekat pada Pekerja yang menjadi tanggung jawab Pekerja yang tidak boleh diberikan dan digunakan oleh pihak lain sehingga jika ada pihak-pihak yang bermaksud menahan atau meminta dan/atau menyita ID Card Pekerja maka wajib memberikan alasan penyitaan dalam bentuk Surat Sita (sebagai Identitas pengganti perorangan) yang dibubuhi tanda tangan petugas sita diatas Materai yang cukup dan ditanda-tangani para saksi (lebih dari 2 orang, baik dari Pihak Pekerja maupun Pihak Petugas sita). VIII. Agar Pekerja tetap berkoordinasi dan melaporkan kepada PUK SP-KEP SPSI PTFI setiap dugaan perlakuan diskriminatif, tekanan dan intimidasi dalam bentuk apapun dengan disertai bukti-bukti tertulis dan dokumentasi dalam bentuk rekaman suara, gambar dan video. Demikian himbauan ini dan atas pengertian serta kerjasama semua pihak kami ucapkan terima kasih. SALAM SOLIDARITAS..!!! Hormat kami, PIMPINAN UNIT KERJA ( PUK SP - KEP SPSI ) PT. FREEPORT INDONESIA. KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM (SUDIRO) (OBED RATU LOBO) PANGKORLAP (HENGKI BINUR) H a l a m a n - 4

5 Tembusan disampaikan kepada Yang Terhormat : 1. Presiden Republik Indonesia (melalui Sekretariat Negara) di Jakarta 2. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Komisi - IX di Jakarta 3. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (MENAKERTRANS) RI di Jakarta 4. Direktur Persyaratan Kerja, Kesejahteraan dan Analisis Diskriminasi KEMENAKERTRANS RI di Jakarta 5. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) di Jakarta 6. Asosiasi Mediator Indonesia (AMINDO) di Jakarta 7. Gubernur Provinsi Papua di Jayapura 8. Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di Jayapura 9. Majelis Rakyat Papua (MRP) di Jayapura 10. Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA) Provinsi Papua di Jayapura 11. Komando Daerah Militer ( KODAM) XVII Cenderawasih di Jayapura 12. Pimpinan Freeport McMoRan (FCX) di Phoenix-Arizona Amerika Serikat. 13. Bupati Kabupaten Mimika di Timika 14. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mimika di Timika 15. Kepala Kepolisian Resort (KAPOLRES) Mimika di Timika 16. Kepala Satuan Tugas Pengamanan (KASATGAS) V 2011 PTFI di Timika 17. Komando Distrik Militer (KODIM) 1710 Kabupaten Mimika 18. Pimpinan ILO JAKARTA OFFICE di Jakarta 19. ACILS SOLIDARITY CENTER AFL-CIO di Jakarta 20. ICEM - Jakarta 21. PP FSP KEP SPSI di Jakarta 22. PC FSP KEP SPSI Kab. Mimika 23. Arsip. H a l a m a n - 5

6 Lampiran : TATA-TERTIB MOGOK KERJA DAMAI & TERTIB PEKERJA PT Freeport Indonesia Sebagai tindak lanjut dari Surat Pemberitahuan Mogok Kerja yang telah disampaikan oleh PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia tertanggal 05 September 2011 dengan nomor: 010 / P / PUK / SP-KEP-SPSI / PTFI / IX / 2011 yang intinya bahwa : 1 Mogok Kerja akan dilakukan pada tgl. 15 September 2011 s/d 15 Oktober 2011 di Alun-alun OB1 Kuala Kencana dari Jam 07:00 WIT s/d 16:00 WIT ~ secara Sah, Tertib dan Damai. 2 Dengan tuntutan : Hadirkan James R. Moffett untuk memenuhi Tuntutan paket Kesejahteraan bagi Pekerja PTFI sesuai Proposal Serikat Pekerja dalam Perundingan PKB periode karena ketidak-percayaan Pekerja PTFI atas kepemimpinan Jajaran Management PTFI saat ini. 3 Surat Pemberitahuan telah disampaikan kepada pihak Perusahaan (PTFI), Kepolisian dan Pemerintah Daerah Kab. Mimika dan Pemerintah Prov.Papua serta Pemerintah Pusat Republik Indonesia. 4 Mogok Kerja Damai & Tertib ini adalah SAH dan telah memenuhi syarat-syarat Peraturan dan Perundang-Undangan Republik Indonesia serta Tata-Tertib Perundingan PKB yang telah Gagal dan juga tertuang dalam Berita Acara Perundingan PKB PTFI tertanggal 26 Agustus Maka sangat penting untuk mengatur TATA-TERTIB dalam pelaksanaan MOGOK KERJA sebagaimana dimaksud diatas oleh PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia yang SAH secara Legal-Formal dan sebagai penanggungjawab pelaksanaan Mogok Kerja Damai & Tertib, sebagai penerima MANDAT dari Anggota SP-KEP SPSI PTFI demi kelancaran dan ketertiban serta keamanan jalannya Mogok Kerja yaitu sebagai berikut : I. NAMA KEGIATAN Nama Kegiatan adalah MOGOK KERJA DAMAI DAN TERTIB. II. III. IV. PENANGGUNG -JAWAB KEGIATAN Penanggung-Jawab Kegiatan ini adalah PUK SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan Tujuan Kegiatan adalah untuk di penuhinya tuntutan Anggota SP-KEP SPSI dan Pekerja PT Freeport Indonesia, yaitu : Hadirkan James R. Moffett untuk memenuhi Tuntutan paket Kesejahteraan bagi Pekerja PTFI sesuai Proposal Serikat Pekerja dalam Perundingan PKB periode karena ketidak-percayaan Pekerja PTFI atas kepemimpinan Jajaran Management PTFI saat ini. PESERTA 1. Adalah seluruh Pekerja PT Freeport Indonesia dengan menggunakan kartu Identitas masing-masing (Kartu Karyawan dan atau Kartu Anggota SP-KEP SPSI). 2. Adalah Anggota SP-KEP SPSI PT Freeport Indonesia. V. KOORDINATOR Pelaksana kegiatan adalah Pengurus dan Badan Komisaris sebagai Panitia & Korlap-korlap dari PUK SP-KEP SPSI sebagaimana dalam surat tugas masing-masing. H a l a m a n - 6

7 VI. VII. VIII. TEMPAT Tempat Mogok Kerja Damai & Tertib adalah di Alun-Alun OB-1 Kuala Kencana dalam wilayah Distrik Kuala Kencana. (Mogok Kerja dilakukan didalam wilayah Perusahaan, kecuali di daerah Produksi dan tempat-tempat yang dapat mengganggu Kepentingan Umum) WAKTU Mulai tanggal 15 September 2011 s/d 15 Oktober 2011 Dari Jam 07:00 sampai dengan 16:00 WIT. TATA CARA 1. Kegiatan dimulai dan ditutup dengan Doa Bersama secara bergantian. 2. Mengisi Daftar hadir secara lengkap dikantor sekretariat ataupun di tempat Mogok Kerja atau ditempat-tempat yang telah dan akan ditentukan. 3. Wajib dilakukan dengan Damai dan Tertib selama dan sesudah kegiatan. 4. Membawa Kartu Pengenal diri ( kartu Karyawan atau Kartu Anggota SP-KEP SPSI) selama mengikuti kegiatan Mogok Kerja Damai dan Tertib. 5. Selama di tempat Mogok Kerja yang telah ditentukan, Peserta hanya boleh Datang, Duduk dan Diam serta mendengar arahan-arahan dari Panitia dan Korlap yang telah ditentukan (satu garis komando). 6. Dilarang keras melakukan tindakan ANARKIS yang dapat merusak barang dan peralatan milik perusahaan dan fasilitas umum. 7. Dilarang keras membawa senjata tajam, senjata api / rakitan, atau senjata jenis apapun yang dapat melukai dan atau membahayakan keselamatan peserta Mogok dan juga orang lain. 8. Dilarang membawa bahan mudah terbakar atau sejenisnya yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan Peserta kegiatan ini maupun orang lain. 9. Dilarang keras ikut dalam kegiatan ini dalam keadaan pengaruh minuman keras, membawa atau mengkonsumsi minuman keras, Zat Adiktif atau jenis narkoba apapun. 10. Tidak dibenarkan melakukan intimidasi baik oleh peserta Mogok Kerja maupun pihak Perusahaan serta pihak Keamanan terhadap masing-masing pihak. 11. Dilarang mengeluarkan cacian, makian, atau kata-kata serta kalimat apapun untuk maksud provokasi yang dapat memicu keributan atau bentrok dengan sesama peserta mogok kerja ataupun pihak lain. 12. Dilarang berjudi selama kegiatan. 13. Iring-iringan kendaraan Peserta dilakukan secara tertib dan tidak melanggar Lalu- Lintas. 14. Menjaga keselamatan dan kesehatan diri sendiri dan rekan sesama peserta Mogok Kerja Damai & Tertib serta kebersihan lingkungan selama Mogok Kerja ini dilakukan. 15. Menjaga agar tidak ada penyusup atau pihak lain yang akan masuk kedalam kelompok Peserta yang dapat memprovokasi, mengacau atau merusak suksesnya kegiatan ini. 16. Berkoordinasi kepada Panitia dan atau Korlap selama kegiatan dilakukan dan tidak melakukan apapun kecuali oleh yang telah ditugaskan. 17. Dilarang memberikan keterangan kepada Pers atas nama Organisasi atau Panitia kecuali oleh oleh PUK SP-KEP SPSI yang telah ditentukan. 18. Dilarang meninggalkan lokasi kegiatan tanpa koordinasi dengan Panitia dan Korlap. 19. Siapapun yang terindikasi atau tertangkap basah melakukan Provokasi, Intimidasi, Pengrusakan, Kekerasan dan tindakan-tindakan lain yang dapat merusak tujuan Kegiatan Mogok untuk dilakukan secara Damai dan Tertib maka Panitia dan Korlap berkewajiban H a l a m a n - 7

8 untuk mengamankan secara Baik dan Santun serta melaporkannya kepada aparat keamanan Perusahaan ataupun Kepolisian. 20. Mematuhi semua peraturan Lalu-Lintas Jalan Raya. 21. Menjaga nama baik Organisasi dimanapun berada. IX. KONSUMSI Konsumsi (Makanan dan Minuman) dibawa oleh masing-masing Peserta Mogok Kerja Damai & Tertib agar masing-masing menjamin kebersihan dan keamanannya. X. TRANSPORTASI Transportasi adalah : a. Kendaraan Pribadi oleh peserta kegiatan. b. Kendaraan yang disiapkan oleh Panitia. XI. XII. XIII. PERALATAN Peralatan yang digunakan adalah Pengeras Suara ( Toa / Pengeras Suara portable), Pita dan Tata-Tertib Mogok Kerja dan alat komunikasi lainnya yang di ijinkan. (digunakan hanya bila sudah ada Komando dari Ketua melalui Pangkorlap) AKOMODASI a. Di rumah atau tempat tinggal masing-masing peserta. b. Di kantor Sekretariat PUK SP-KEP SPSI Jalan Perintis Kemerdekaan, Timika Indah-Timika DOKUMENTASI Dokumentasi menggunakan Kamera foto, Handy-Cam, Hand-Phone yang dilakukan oleh Panitia dan Korlap. XIV. KONSEKWENSI Pelanggaran terhadap Tata-Tertib ini adalah merupakan tanggung-jawab secara pribadi-pribadi. XV. PENUTUP Solidaritas... Kuat Timika, 06 September 2011 SPSI - To Be The Winner ~ untuk kesejahteraan bersama...!!! PANGKORLAP ( PANGLIMA KOORDINATOR LAPANGAN) HENGKI BINUR Mengetahui dan disetujui oleh : ( S U D I R O ) KETUA PUK SP-KEP SPSI PT FREEPORT INDONESIA H a l a m a n - 8