PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN (Studi Analisis Muatan Asas Pengayoman Perda Kota Surakarta)
|
|
- Dewi Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN (Studi Analisis Muatan Asas Pengayoman Perda Kota Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MAHENDRA PERWIRA PUTRA NIM: C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 2
3 3
4 ABSTRAKSI Mahendra Perwira Putra, NIM C : PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN (Studi Analisis Muatan Asas Pengayoman Perda Kota Surakarta), Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Kota Surakarta sebagai daerah pemerintahan administratif memiliki produk hukum peraturan daerah (perda) berkaitan dengan pengelolaan keindahan daerah, yakni Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota, Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, dan Peraturan Daerah Kota Surakarta No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah. Peraturan daerah yang dibentuk oleh pemerintahan daerah harus berpedoman pada asas-asas hukum peraturan perundangundangan yang baik. Muatan asas pengayoman harus menjiwai peraturan perundangan yang dibentuk agar peraturan tersebut dapat berlaku efektif sesuai dengan UU No 12 Tahun Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian hukum ini adalah untuk mengetahui sejauh mana ditempatkannya muatan asas pengayoman dalam Perda di Kota Surakarta dan mengetahui peranan peraturan daerah keindahan dalam menciptakan keindahan di Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa peraturan daerah keindahan kota di Surakarta sudah menjadikan pengayoman sebagai muatan yang terkandung di dalamnya, namun pengayoman tersebut bersifat sektoral tidak memihak seluruh lapisan masyarakat. Secara umum perda keindahan kota berperan untuk dijadikan landasan hukum pemerintah daerah untuk mengatur ketertiban, kebersihan, dan keindahan Kata Kunci: Peraturan Daerah, Keindahan Kota, Pengayoman 4
5 ABSTRACT Mahendra Perwira Putra, NIM. C Local Rules of City Exquisiteness in Perspective of Protection (Analytical Study on Content Principle of Protection in Local Regulation of Surakarta. Law School of Muhammadiyah University of Surakarta Surakarta city as an administrative government has law product of local regulation related to management of regional attractiveness, namely, Local Regulation of Surakarta City no. 29 of 1981 about town cleanliness and beauty, Local Regulation of Surakarta No. 3 of 2008 about management of peddlers, and Local Regulation of Surakarta No. 3 of 2010 about Garbage Management. Local regulations established local government should be based on legal principles of good legislation. Content of protection principles should be spirit of established regulations in order to make the regulation can be applied effectively according to Act No. 12 of Purpose of the law research is to know how deep is placement of protection principle in local regulation of Surakarta City and to know role of local regulation about area exquisiteness in creating attractiveness of Surakarta City. Based on the research, it can be concluded that local regulation about exquisiteness of Surakarta City has protection principles as its content, but the protection contained in the regulation is only sectoral by nature and it does not take side for all walks of life in general. In general, the local regulation about city exquisiteness can be a legal base for regulating orderliness, cleanliness and attractiveness of the city. Key words: Local regulation, city exquisiteness, protection 5
6 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Surakarta sebagai daerah pemerintahan administratif memiliki produk hukum peraturan daerah (perda) berkaitan dengan pengelolaan keindahan daerah, yakni Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota, Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, dan Peraturan Daerah Kota Surakarta No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah. 1 Peraturan daerah yang dibentuk oleh pemerintahan daerah harus berpedoman pada asas-asas hukum peraturan perundangundangan yang baik. Muatan asas pengayoman harus menjiwai peraturan perundangan yang dibentuk agar peraturan tersebut dapat berlaku efektif sesuai dengan UU No 12 Tahun Berdasarkan uraian, diatas pada dasarnya setiap produk hukum peraturan perundang-undangan secara subtantif harus memiliki muatan asas pengayoman. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah Peraturan daerah di Kota Surakarta sudah sesuai dengan muatan asas yang ditentukan maka Penulis melakukan penelitian dengan judul PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN (STUDI ANALISIS MUATAN ASAS PENGAYOMAN PERDA KOTA SURAKARTA) 2. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: a). Apakah peraturan daerah yang berhubungan dengan keindahan kota telah menempatkan asas pengayoman dalam muatannya? b). Bagaimana peranan peraturan daerah keindahan dalam menciptakan keindahan kota di Surakarta? 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut: a) untuk mengetahui sejauh mana ditempatkannya muatan asas pengayoman dalam 1 Bagian Hukum dan HAM Setda Kota Surakarta 2 Ahmad Yani, 2011, Pembentukan Undang-Undang dan Perda, Jakarta: PT Raja Grafindo, hal 12 1
7 Perda di Kota Surakarta; b) untuk mengetahui peranan peraturan daerah keindahan dalam menciptakan keindahan di Kota Surakarta. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut: a) Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteiliti, dalam hal ini mengenai muatan asas pengayoman dalam Peraturan Daerah yang berhubungan dengan pengelolaan keindahan kota di Kota Surakarta b) Untuk memberikan masukan bagi pelaku pemberi kebijakan di Kota Surakarta mengenai konsep muatan asas yang harus dipenuhi dalam pembentukan peraturan daerah. 4. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) metode pendekatan doktrinal/normatif; b) jenis penelitian bersifat deskriptif analitis; c) jenis dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara inventarisasi studi pustaka dokumen perundang-undangan; d) teknik analisis data menggunakan pola berpikir deduktif untuk menarik konklusi/kesimpulan Kerangka Pemikiran INDONESIA NEGARA HUKUM DAN NEGARA KESEJAHTERAAN EKSEKUTIF (PRESIDEN, KEPALA DAERAH) LEGISLATIF (DPR,DPRD) UU NO 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATERI MUATAN ASAS PENGAYOMAN PERDA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEINDAHAN KOTA PERDA KOTA SURAKARTA NO. 29 TAHUN 1981; PERDA KOTA SURAKARTA NO 3 TAHUN 2008; PERDA KOTA SURAKARTA NO 3 TAHUN Jhonny Ibrahim, 2007, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Media Publishing, hal 317 2
8 B. PEMBAHASAN 1. Analisis Muatan Pengayoman dalam Peraturan Daerah Keindahan Kota di Surakarta. Mengacu pada uraian pengayoman yang diindikatorkan oleh penulis sebagai hal yang menjaga, melindungi, memelihara, mendukung masyarakat dan memberikan ketentraman masyarakat. Pengayoman dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang menjamin tercapainya kesejahteraan masyarakat. 4 a. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota Dalam melakukan analisis muatan dan tujuan yang terkandung dalam peraturan dapat dilihat melalui konsideran-konsideran yang ada, yakni: a) Bahwa untuk mewujudkan kota yang bersih dan indah dalam rangka menunjang Program 4 K ( Kebersihan, Kesehatan, Ketertiban, dan Keindahan) sehingga menjamin terwujudnya lingkungan hidup yang teratur, indah, sehat nyaman dan lestari maka perlu mengatur kebersihan dan keindahan kota secara menyeluruh; b) Bahwa kebersihan dan keindahan merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat yang berbudaya sehingga layak apabila tanggung jawab menjaga/memelihara dan menyelenggarakan kebersihan dan keindahan kota dipikul oleh Pemerintah Daerah dan seluruh warga masyarakat. Mencermati dari konsideran menimbang tersebut, dalam pemaknaannya dapat dijelaskan bahwa peraturan daerah tentang kebersihan dan keindahan kota mengamanatkan kebersihan dan keindahan kota dipikul oleh Pemerintah Daerah dan seluruh warga masyarakat. Hal itu menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah bertanggung jawab secara langsung terhadap keindahan yang ada di kota Surakarta, tetapi selain pemerintah yang bertanggung jawab masyarakat juga harus ikut berpartisipasi memikul tanggung jawab keindahan kota. Ketentuan yang ada dalam 4 Yuliandri, 2009, Asas-Asas PembentukanPeraturan Perundang-undangan yang Baik,Grafindo Persada: Jakarta 3
9 konsideran tersebut menunjukkan pemerintah mengikutsertakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan keindahan kota. Perda kebersihan dan keindahan kota ini tersusun dari beberapa Bab, yakni Bab I Ketentuan Umum, Bab II Kebersihan dan Keindahan Bangunan, Bab III Penghijauan, Taman dan Jalur Hijau, Bab IV Ketentuan Pidana, dan Bab V Ketentuan Penutup. Memperhatikan susunan Perda tersebut, selanjutnya dapat dicermati lebih lanjut beberapa pasal-pasalnya, yakni: Pasal 3 ayat (3), Untuk mewujudkan kebersihan dan keindahan bangunan maka siapapun dilarang mencorat-corer atau membuat kotor dinding bangunan sehingga memberi kesan tidak besih dan tidak indah. Pasal ini menekankan bahwa keindahan dapat diwujudkan dengan melindungi bangunan yang ada, agar masyarakat yang berada di lingkungan sekitar ikut menjaga keadaan bangunan tersebut. Pasal 4 ayat (2) Penanggung jawab bangunan wajib melaksanakan ketentuan sebagai berikut: a. Menyediakan sarana-sarana kebersihan dan keindahan bangunan pemerintahan yang dapat dipakai oleh orang-orang yang berkepentingan di dalam lingkungan bangunan pemerintahan. Dalam pasal 4 ayat (2) ini dimaksudkan agar orang-orang yang berkepentingan di lingkungan bangunan pemerintahan supaya dapat terlindungi atas ketersediaan kelengkapan fasilitas yang terdapat di lingkungan bangunan pemerintah yang bersangkutan. Pasal ini menekankan pengayoman kepada orang-orang yang berkepentingan (pengunjung) pada bangunan pemerintahan. Dalam Pasal selanjutnya yakni Pasal 5 ayat (2) huruf a; Pasal 6 ayat (2) huruf a; Pasal 7 ayat (2) huruf a; Pasal 8 ayat (2) huruf a; Pasal 9 ayat (2) huruf a; Pasal 10 ayat (2) huruf a; Pasal 11 ayat (2) huruf a, huruf b dinyatakan Penanggung jawab jawab bangunan yakni Bangunan Pendidikan, Bangunan Pelayanan Umum, Bangunan Peninggalan Sejarah, Bangunan Industri, Bangunan Rekreasi, dan Bangunan Tempat Tinggal wajib melaksanakan pengayoman kepada orang-orang yang berkepentingan di dalam wilayahnya masing-masing. Pasal 13 ayat (3), Untuk menjaga kelestarian dan tetap berfungsinya penghijauan taman dan jalur hijau siapapun dilarang : 4
10 a. Mengotori atau merusak jalan jalur-jalur hijau, taman dan tempat umum; b. Membuang atau menumpuk kotoran/sampah dijalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali, ditempat-tempat yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya; c. Membakar kotoran/sampah dijalan, jalur hijau, taman dan tempat umum, sehingga mengganggu keindahan kota; d. Menjemur, memasang, menempelkan atau menggantungkan benda-benda di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali tempat-tempat yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya; e. Berada dijalur hijau, taman dan tempat umum dengan cara apapun yang dapat mengakibatkan kerusakan taman dan kelengkapannya; f. Berbuat bertingkah laku yang tidak sopan didalam taman, ditepi jalan, jalur hijau, dan tempat umum sehingga menggangu keindahan; g. Memanjat, memotong, menebang pohon dan tanaman yang tumbuh disepanjang jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali apabila hal tersebut dilaksanakan oleh petugas untuk kepentingan dinas; h. Bertempat tinggal atau tidur ditepi jalan, jalur hijau, taman, tempat umum dan tempat-tempat lain yang dilarang oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuknya. Pasal 13 ayat (3) menunjukkan bahwa terdapat larangan-larangan yang ditentukan oleh pemerintah untuk menjaga keindahan kota melalui kelestarian dan jalur hijau. Pasal ini menekankan perlindungan maupun pengayoman dalam menjaga kelestarian lingkungan yang terdapat disekitar wilayah masyarakat. Materi pengaturan pasal-pasal yang terdapat dalam Perda No 29 Tahun 1981, mengatur mengenai tanggung jawab keindahan yang terdapat dalam bangunan dan jalur hijau. Perlindungan dan pengayoman oleh pemerintah dalam peraturan daerah ini menekankan pada aspek penataan bangunan di kota Surakarta dengan menciptakan keindahan secara tertata dari aspek bangunan dan jalur hijau. b. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima. 5
11 Dalam melakukan analisis muatan dan tujuan yang terkandung dalam peraturan dapat dilihat melalui konsideran-konsideran yang ada, yakni: a) Bahwa Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah usaha perdagangan sektor informal yang merupakan perwujudan hak masyarakat dalam berusaha dan perlu diberi kesempatan untuk berusaha guna memenuhi kebutuhan hidupnya; b) Bahwa keberadaan PKL yang merupakan usaha perdagangan informal akan mempengaruhi kondisi lingkungan disekitarnya; c) Bahwa keberadaan PKL perlu dikelola, ditata dan diberdayakan sedemikian rupa agar keberadaannya memberikan nilai tambah atau manfaat bagi pertumbuhan perekonomian dan masyarakat kota serta tercipta adanya lingkungan yang baik dan sehat. Mencermati konsideran menimbang huruf (b) dapat dijelaskan bahwa Pedagang Kaki Lima dapat mempengaruhi kondisi sekitar yang harus melihat bahwa perlu adanya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban terhadap kepentingan kota ataupun kepentingan masyarakat luas, misalnya terjaganya kenyamanan, keamanan, dan ketertiban umum, terpeliharanya kebersihan dan keindahan kota. Perda tentang pengelolaan pedagang kaki lima Kota Surakarta terdiri dari beberapa Bab, yaitu Bab I Ketentuan Umum, Bab II Ruang Lingkup dan Tujuan, Bab III Penataan Tempat Usaha, Bab IV Perijinan, Bab V Pemberdayaan, Bab VI Pengawasan dan Penertiban, Bab VII Sanksi Administrasi, Bab VIII Ketentuan Penyidikan, Bab IX Ketentuan Pidana, Bab X Ketentuan Peralihan, Bab XI Ketentuan Penutup. Untuk mencermati lebih lanjut, Perda tentang PKL, Penulis akan menguraikan beberapa pasal yang terdapat dalam Perda ini, yakni: Pasal 3, Pengelolaan PKL bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan PKL menjaga ketertiban umum dan kebersihan lingkungan. Dalam muatan pasal ini dapat dijelaskan bahwa pemerintah daerah melakukan pengelolaan dan penataan pedagang kaki lima, hal tersebut dimaksudkan agar masyarakat lain diluar pedagang kaki lima juga dapat menikmati kebersihan lingkungan disekitar tempat berdagang para PKL. Ini menunjukkan bahwa 6
12 pemerintah selain memperhatikan pengelolaan PKL disisi lain ikut melindungi kepentingan masyarakat umum untuk mendapatkan lingkungan yang bersih dan tertib. Pasal 7, Dalam memberikan ijin penempatan PKL, Pemerintah Daerah tidak memungut biaya. Muatan pasal 7 Perda tentang PKL ini memberikan keringanan kepada para pedagang kaki lima yang akan mengurus ijin penempatan dengan tidak memungut biaya. Hal ini menunjukkan pemerintah daerah memberikan kemudahan pedagang untuk mendapatkan ijin. Ketentuan tersebut selaras dengan semangat melindungi masyarakat dalam menuju kesejahteraan. Pasal 8, Untuk menjalankan kegiatan usahanya, pemegang ijin penempatan PKL berhak: a. mendapatkan perlindungan, kenyamanan dan keamanan dalam menjalankan usahanya; b. menggunakan tempat usaha sesuai dengan ijin penempatan. Muatan Pasal 8 menjelaskan mengenai hak-hak yang dimiliki oleh PKL yang mempunyai ijin penempatan PKL. Dengan pemberian hak-hak tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak serta merta melepas tanggung jawab perlindungan maupun pengelolaam terhadap PKL yang mempunyai ijin penempatan PKL. Namun disisi lain, dalam realitasnya masih banyak terdapat PKL yang tidak memiliki ijin penempatan. Ini menunjukkan bahwa perlindungan dan pengayoman pemerintah dalam peraturan daerah pengelolaan pedagang kaki lima masih bersifat sektoral kepada pedagang pemilik ijin penempatan dan kurang dapat mengayomi pedagang kaki lima yang tidak memiliki ijin penempatan. Pasal 12 ayat (1), Untuk pengembangan usaha PKL, Walikota berkewajiban memberikan pemberdayaan berupa: a. bimbingan dan penyuluhan manajemen usaha; b. pengembangan usaha melalui kemitraan dengan pelaku usaha ekonomi yang lain; c. bimbingan untuk memperoleh peningkatan permodalan; d. peningkatan sarana dan prasarana PKL. 7
13 Pasal 12 ayat (2), Pemberdayaan sebagai mana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Pejabat yang ditunjuk dengan memperhatikan pertimbangan dari instansi dan aspirasi masyarakat sekitar lokasi usaha PKL. Dalam Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2), dapat diketahui bahwa pemerintah melalui Walikota mempunyai kewajiban untuk memberdayakan PKL, hal tersebut menunjukkan pemerintah memberikan perlindungan maupun pengayoman terhadap PKL dengan memperhatikan pertimbangan dari aspirasi masyarakat sekitar lokasi usaha PKL. c. Peraturan Daerah No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam melakukan analisis muatan dan tujuan yang terkandung dalam peraturan dapat dilihat melalui konsideran-konsideran yang ada, yakni: a) Bahwa penyehatan lingkungan untuk menumbuhkembangkan kebersihan dan keindahan kota secara berkelanjutan perlu dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat sehingga terwujud lingkungan kota yang bersih, rapi dan indah; b) Bahwa pertumbuhan kota, pertambahan penduduk, dan perubahan pola konsumsi masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan produksi sampah; c) Bahwa pengelolaan sampah dari hulu ke hilir perlu dilakukan secara berdaya guna, agar memberikan manfaat secara ekonomi bagi daerah yang berwawasan lingkungan. Dalam konsideran menimbang huruf (a) dinyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat mempunyai peran yang penting dalam menumbuhkembangkan lingkungan kota yang besih, rapi, dan indah untuk menciptakan kebersihan dan keindahan kota. Hal ini menunjukkan bahwa pemrintah memberlakukan tanggung jawab keindahan kota ditanggung oleh masayarakat dan pemerintah. Perda tentang pengelolaan sampah Kota Surakarta terdiri dari beberapa Bab, yaitu Bab I Ketentuan Umum; Bab II Asas dan Tujuan; Bab III Ruang Lingkup; Bab IV Tugas,Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah; Bab V Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab Masyarakat; Bab VI Perizinan; Bab VII Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah; Bab VIII Pembiayaan dan Kompensasi; Bab 8
14 IX Kerjasama; Bab X Pemanfaatan Sarana dan Prasarana; Bab XI Data dan Informasi; Bab XII Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan; Bab XIII Peran Masyarakat; Bab XIV Larangan; Bab XV Pembinaan dan Pengawasan; XVI Penyelesaian Sengketa; Bab XVII Penyidikan; Bab XVIII Sanksi Administratif; Bab XIX Ketentuan Pidana; Bab XX Ketentuan Peralihan; Bab XXI Ketentuan Penutup. Untuk mencermati lebih lanjut Perda Pengelolaan Sampah, akan diuraikan beberapa pasal yang terdapat dalam Perda ini: Pasal 2 Perda No 3 Tahun 2010 menyebutkan bahwa, Asas pengelolaan sampah dalam Peraturan Daerah ini adalah asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Dalam penjelasan pasalnya, salah satu asas yang terdapat dalam pasal 2 yakni asas berkelanjutan dimaksudkan pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan datang. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai maksud untuk bertanggung jawab melindungi masyarakat yang ada dalam rangka pengelolaan sampah. Pasal 3 Perda No 3 Tahun 2010, tujuan Pengelolaan sampah dalam Peraturan Daerah ini adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan dan menjadikan sampah sebagai sumber daya yang bermanfaat secara ekonomi bagi daerah. Pengelolaan sampah di kota Surakarta selain untuk menjaga dan melindungi masyarakat serta menciptakan keindahan kota, juga bertujuan meningkatkan ekonomi melalui pemanfaatan sampah yang dikelola. Pemerintah kota Surakarta bertanggung jawab untuk menjamin kebersihan pengelolaan sampah yang ada, ini tercantum dalam Pasal 5 Perda No 3 Tahun 2010 yakni Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini. Selain itu ditegaskan pula dalam Pasal 8 ayat (1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah di Daerah. 9
15 Selanjutnya dalam Pasal 9 Perda 3 Tahun 2010 dinyatakan, Setiap orang berhak : a. mendapatkan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan sehat; b. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan dari Pemerintah Daerah dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu; c. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah; d. memanfaatkan, mengolah dan membuang sampah sesuai dengan ketentuan yang ada; e. mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan f. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan. Pemberian hak terhadap setiap orang dalam peraturan daerah pengelolaan sampah menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk melindungi hak-hak yang dimiliki setiap orang. Pasal 10, Setiap masayarakat berhak: a. mendapatkan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, dan sehat; b. mendapatkan pelayanan kebersihan; c. memanfaatkan dan mengolah sampah sampah; d. berpartisipasi aktif; mendapatkan kartu atau tanda bukti pembayaran retribusi; e. mendapatkan informasi dari pemerintah daerah dan/atau pihak lain. Pemberian hak terhadap masyarakat dalam peraturan daerah pengelolaan sampah menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk melindungi hak-hak yang dimiliki masyarakat Pasal 30 ayat (1) menyatakan, Pemerintah Daerah memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah ditempat pemrosesan akhir sampah. Pasal ini menunjukkan bahwa pemerintah bertanggung jawab memberikan ganti rugi secara langsung kepada orang terkena kerugian akibat dari pengelolaaan penanganan sampah. Hal tersebut 10
16 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat dalam mengurangi akibat negatif yang timbul dari pemrosesan akhir sampah. Pasal 37 ayat (1) Pembinaan penyelenggaraan pengelolaan sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 37 ayat (2) Pembinaan penyelengaraan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada masyarakat. Dalam Pasal 37 ayat (1) dan (2), pemerintah mempunyai tanggung jawab memberikan pembinaan kepada masyarakat untuk mengelola sampah yang ada, ini menunjukkan secara normatif bahwa pemerintah berperan secara akif memberikan perhatian perlindungan kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pasal 42 menyebutkan masyarakat yang dirugikan akibat perbuatan melawan hukum di bidang pengelolaan sampah berhak mengajukan gugatan melalui perwakilan kelompok. Pasal 43 ayat (1) Organisasi persampahan berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pengelolaan sampah yang aman bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Muatan Pasal 42 dan Pasal 43 menunjukkan bahwa apabila terdapat masyarakat yang dirugikan akibat dari pengelolaan sampah oleh pemerintah, maka masyarakat mempunyai landasan hukum untuk mengajukan gugatan kepada pemerintah. Hal ini dapat dikatakan bahwa perda ini melindungi atau mengayomi masyarakat dibidang pengelolaan sampah, namun disisi lain masyarakat secara perseorangan tidak diberi payung hukum untuk mengajukan gugatan secara individual kepada pemerintah apabila masyarakat dirugikan secara perseorangan. 2. Peranan Perda Keindahan dalam Menciptakan Kota yang Indah Peraturan daerah keindahan kota di Surakarta memiliki peran dalam masingmasing bidang seperti dalam bidang penataan, penertiban, dan pengelolaan. Salah satu ujuan utama dari peraturan daerah tersebut adalah menciptakan keindahan kota. Mengacu pada pembahasan sebelumnya, sesuai dengan Perda No 29 Tahun 1981 yang dimaksud kebersihan dan keindahan kota adalah keadaan yang sesuai dengan tata lingkungan yang memenuhi harapan untuk menghasilkan sebuah kota-kota yang berkembang secara dinamis dan mewujudkan keseimbangan berbagai fenomena yang 11
17 serasi, sehingga kesehatan dan keindahan merupakan sarana kenikmatan pusat Budaya Kota. Dalam rangka menciptakan keindahan kota, kota Surakarta memiliki motto/jargon Kota Budaya dan Pariwisata serta Kota Bersih, Sehat, Rapi dan Indah (BERSERI). Dilihat dari muatan materi Perda Keindahan Kota, terdapat beberapa materi yang dimaksudkan sebagai peranan peraturan daerah. Hal ini diuraikan sebagai berikut: 1. Peranan Perda No 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota: a. Perda ini mengatur tentang kebersihan bangunan dan tanggung jawab pemeliharaan bangunan yang ada di kawasan Surakarta untuk menciptakan keindahan kota dari pengaturan bangunan. b. Perda ini mengatur tentang Kawasan Hijau dan Taman yang ada di kawasan Surakarta untuk menciptakan keindahan dari segi keberadaan tanaman hijau yang ada di wilayah kota. 2. Peranan Perda No 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima: a. Perda ini mengatur penataan tempat pedagang kaki lima agar tertata dengan baik serta menciptakan ketertiban tempat yang dapat digunakan oleh pedagang kaki lima. b. Menjaga lingkungan agar terciptanya suatu lingkungan yang indah dari keberadaan pedagang kaki lima yang berpengaruh pada kawasan kota. 3. Peranan Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah: a. Perda ini mengatur terciptanya keindahan kota dengan kebersihan lingkungan kota dari pengelolaan keberadaan sampah. b. Perda Pengelolaan sampah dijadikan landasan untuk dilaksanakan oleh pemerintah melalui dinas kebersihan dengan melibatkan masyarakat dalam menciptakan wilayah yang bersih. Secara umum perda keindahan kota berperan untuk dijadikan sebagai landasan hukum pemerintah daerah untuk mengatur ketertiban, kebersihan, dan keindahan. 12
18 C. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap peraturan daerah keindahan kota di Surakarta, yakni Perda Surakarta No 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota; Perda Surakarta No 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima; Perda Surakarta No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1) Peraturan Daerah keindahan kota di Surakarta sudah menjadikan pengayoman sebagai muatan yang terkandung di dalamnya. Muatan pengayoman yang terkandung tersebut meliputi beberapa aspek sesuai dengan bidang peraturan daerah yang ada, yakni: a) Perda Surakarta No 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota telah menempatkan pengayoman sebagai muatan asasnya, pengayoman yang terkandung dalam peraturan daerah ini menekankan perlindungan kepada masyarakat dalam bidang penataan bangunan dan kawasan hijau agar tetap bersih serta menjaga lingkungan untuk tetap terlihat indah; b) Perda Surakarta No 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima telah menempatkan pengayoman sebagai sebagai muatan asasnya, pengayoman yang terkandung dalam peraturan daerah ini menekankan perlindungan terhadap pedagang kaki lima pemilik ijin penempatan untuk mendapat pemberdayaan dari pemerintah serta penempatan pedagang kaki lima sesuai dengan lokasi yang ditetapkan pemerintah kota agar tercipta lingkungan kota yang bersih, rapi, dan indah. Namun disisi lain, dalam realitasnya masih banyak terdapat PKL yang tidak memiliki ijin penempatan. Ini menunjukkan bahwa perlindungan dan pengayoman pemerintah dalam peraturan daerah pengelolaan pedagang kaki lima masih bersifat sektoral kepada pedagang pemilik ijin penempatan.; c) Perda Surakarta No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah telah menempatkan pengayoman sebagai muatan asasnya, pengayoman yang terkandung dalam peraturan daerah ini menekankan perlindungan masyarakat untuk memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat dalam pengelolaan sampah. Apabila masyarakat dirugikan akibat pengelolaan sampah yang ada, maka masyarakat dapat mengajukan gugatan melalui perwakilan kelompok atau organisasi persampahan 13
19 yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan masyarakat secara perseorangan tidak diberi payung hukum untuk mengajukan gugatan secara individual kepada pemerintah apabila masyarakat dirugikan secara perseorangan. 2)Peraturan daerah keindahan kota mempunyai peranan yang penting untuk menciptakan keindahan kota di Surakarta. Secara umum perda keindahan kota berperan untuk dijadikan landasan hukum pemerintah daerah untuk mengatur ketertiban, kebersihan, dan keindahan. Peranan Perda tersebut antara lain mengatur tentang: a) Menciptakan keindahan kota dari aspek penataan bangunan dan pemeliharaan bangunan; b) Menciptakan keindahan kota dari aspek keberadaan kawasan hijau yang terdapat di wilayah kota; c) Menata ketertiban tempat/lokasi yang dapat digunakan pedagang kaki lima; d) Menjaga kebersihan kota melalui pengelolaan sampah yang teratur 2. Saran Berdasarkan kajian yang terdapat dalam penulisan hukum ini, maka penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut: 1)Peraturan daerah keindahan kota yang dimiliki oleh Kota Surakarta sudah cukup baik karena telah memuat pengayoman dan perlindungan masyarakat di dalamnya, tetapi dalam Perda No 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota sebagai Perda pokok keindahan, seharusnya perlu mengatur secara umum regulasi keindahan di Kota Surakarta serta diharmonisasikan dengan Perda yang lain dan tidak hanya menekankan pada aspek bangunan maupun kawasan hijau saja; 2) Keindahan kota yang diwujudkan melalui kebersihan, ketertiban, dan keteraturan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat umum, untuk itu diperlukan kerjasama yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat umum dalam menciptakan keindahan kota; 3) Dalam pasal 42 dan 43 Perda Surakarta No 3 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah, dinyatakan yang dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan akibat pengelolaan sampah adalah kelompok masyarakat dan organisasi persampahan. Menurut penulis, alangkah baiknya apabila secara individual anggota masyarakat juga diberi kesempatan untuk melakukan gugatan. 14
20 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yani, 2011, Pembentukan Undang-Undang dan Perda, Jakarta: PT Raja Grafindo Jhonny Ibrahim, 2007, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Media Publishing Khudzaifah Dimyati, Kelik Wardiono Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Buku pegangan kuliah Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yuliandri, 2009, Asas-Asas PembentukanPeraturan Perundang-undangan yang Baik,Grafindo Persada: Jakarta Peraturan perundang-undangan: Perda Kota Surakarta No 29 Tahun 1981 tentang Kebersihan dan Keindahan Kota Perda Kota Surakarta No 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima Perda Kota Surakarta No 10 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah Undang-undang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. 15
PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN
PERATURAN DAERAH KEINDAHAN KOTA DALAM PERSPEKTIF PENGAYOMAN (Studi Analisis Muatan Asas Pengayoman Perda Kota Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 1982 SERI C Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 1982 SERI C Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 29 TAHUN 1981 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA
Lebih terperinci===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
===================================================== LEMBARAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa pasar merupakan salah satu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,
LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk
Lebih terperinciBUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2014 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN NOMOR 5 TAHUN 2014 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,
S A L I N A N WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa penyehatan lingkungan untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa sungai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3
LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang a. bahwa dalam rangka menumbuh kembangkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA GAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA
WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa keadaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN
1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I. UMUM Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /622/ /2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2011
WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/622/436.1.2/2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2011 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa agar Pembentukan Peraturan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciPeraturan Daerah Provinsi Bali. Nomor 7 Tahun Tentang. Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa usaha penyediaan sarana wisata tirta
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa beberapa
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA
1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
SALINAN BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN
PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN PERATURAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 23 TAHUN 2006
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka intensifikasi
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
1 BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa kebersihan, keteraturan dan keindahan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciPENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN
1 PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2000 Oleh Desak Nyoman Oxsi Selina Ibrahim R I Ketut Suardita Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,
BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
Lebih terperinciPENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2010
PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 ABSTRAK : Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban pelelangan ikan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciISI PERATURAN DAERAH CATATAN ABSTRAK PERATURAN DAERAH
ABSTRAK PERATURAN TENAGA KERJA ASING PERPANJANGAN PERDA NOMOR 1 / (LEMBARAN NO.1), 21 HALAMAN PERATURAN KABUPATEN BANTUL TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING ABSTRAK Pasal 2 ayat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 2 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 2 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TASIKMALAYA, : a. bahwa penanaman modal
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
1 RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA
BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KOTA MALANG
PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,
Lebih terperinciWALIKOTA MALANG. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ;
S A L I N A N NO. 01/C, 2000 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa pedagang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
1 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 20162016 TENTANG PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 8 2007 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran
Lebih terperinciNCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG
NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUMEDANG BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 26 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 26 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANUWATA ALA
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH Menimbang : a. bahwa masalah kebersihan dan keindahan
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,
QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL (IUJKN) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL (IUJKN) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketertiban
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N NOMOR : 3/E 2004 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dengan semakin berkembangnya jalur
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciRANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa peningkatan jumlah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS SERTA PEMAKAIAN MOBIL LAVACTORY / WC UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa untuk melakukan suatu kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa sebagai upaya pengendalian agar penggunaan tanah dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU
PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 14 TAHUN 2012 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KOTAMOBAGU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sungai sebagai sumber air sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI
WALIKOTA BUKITTINGGI PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang : a. bahwa penanaman modal adalah salah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dilingkungan hidup adalah merupakan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. b. c. d. bahwa pertambahan penduduk,
Lebih terperinci