BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN"

Transkripsi

1 BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Tinjauan Umum Bahan bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan bahan tersebut harus benar benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik (Supriyanto, 2014). Dalam suatu proyek konstruksi bangunan diperlukan adanya manajemen yang baik dalam penyediaan bahan dan peralatan kerja untuk menunjang keberlangsungan proyek. Pengadaan bahan - bahan dan peralatan kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Efisiensi dan penempatan material yang tepat perlu diperhatikan untuk dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan (Daryanto,2009). Bahan bangunan perlu diperhatikan cara penyimpanan dan penempatannya agar dapat mendukung efektifitas kerja dan efisiensi biaya. Selain itu, penempatan bahan bangunan harus disesuaikan dengan sifat dari bahan bangunan itu sendiri sehingga memperkecil resiko kerusakan bahan bangunan saat sebelum digunakan, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan baja tulangan yang sangat peka terhadap pengaruh air dan udara (Daryanto, 2009). Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek konstruksi. Penggunaan peralatan konstruksi dapat mempercepat waktu IV-1

2 pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan peralatan konstruksi harus diperhatikan agar kerusakan peralatan konstruksi dapat dihindari. 4.2 Bahan Bangunan Bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi. Bahan bangunan terdiri dari 2 jenis, yaitu alami dan buatan. Bahan bangunan alami seperti pasir, kayu dan batu telah banyak digunakan sebagai bahan konstruksi di berbagai macam bangunan. Bahan bangunan buatan seperti keramik, baja dan semen juga menjadi bagian dari bahan bangunan suatu proyek konstruksi (Abhi Respati, 2017). Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan bahan bangunan : 1. Pemilihan kualitas material yang baik 2. Penyimpanan material yang tepat 3. Penyediaan material yang cukup dan sesuai 4. Penumpukan material (stocking material) yang terjadwal Bahan - bahan konstruksi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang adalah sebagai berikut : 1. Air Kerja Air kerja yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung lemak atau bahan kimia apapun, tidak mengandung garam dan tidak mengandung organisme yang dapat merusak beton dan tulangan. Pada proyek pembangunan Apartemen Bran BSD, Tangerang, Banten. Air kerja berasal dari jet pump yang berada di lantai dasar masing masing tower IV-2

3 (Tower West, Tower East, dan Tower North) yang digunakan untuk beberapa kegiatan salah satunya digunakan dalam pembersihan zona bersama angin dari kompresor saat sebelum akan dicor. 2. Baja Tulangan Gambar 4.1Air Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, di supply oleh satu supplyer, yaitu PT. Toyogiri Iron Steel, yang akan digunakan untuk penulangan beton (kolom, balok, plat, shearwall) Baja tulangan memperkuat beton yang memiliki kuat tarik rendah yang akan membentuk suatu strutur komposit. Berdasarkan bentuk secara visualnya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : a) Baja Tulangan Polos Baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata, disingkat BJTP, dan ukurannya dilambangkan dengan Ø. IV-3

4 b) Baja Tulangan Ulir Disebut juga baja tulangan deform yang merupakan baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yaitu permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang untuk meningkatkan daya lekat, kuat geser, dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton. Baja tulangan ulir/deform sering disebut BJTD dan ukurannya dilambangkan dengan D. Dalam proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, hanya menggunakan tulangan ulir. Dalam suatu proyek konstruksi, baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Baja tulangan harus bersih dan bebas karat b) Baja tulangan harus disimpan dalam tempat yang terlindung c) Baja tulangan harus disimpan secara terpisah sesuai dengan kelompok ukuran dan mutunya d) Penyimpanan baja tulangan diletakkan diatas lantai beton atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak dengan tanah, air, dan zat zat lain yang bersifat merusak tulangan. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk waktu yang lama tidak diperbolehkan. Gambar Baja Tulangan IV-4

5 Gambar Supplyer Baja Tulangan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, diameter tulangan yang dipakai beragam, diantaranya : D10 dan D13 untuk tulangan sengkang, D16 dan D22 untuk tulangan pelat dan D19, D22, D25 dan D23 untuk tulangan utama pada kolom, Shearwall dan balok. 3. Semen Portland Semen adalah hasil industri yang menggunakan bahan baku utama batu kapur atau gamping. Batu kapur ini dicampur lempung (tanah liat) atau bahan pengganti lainnya, yang kemudian akan menghasilkan produk padat berbentuk bubuk. Batu kapur atau gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung adalah bahan alam yang mengandung senyawa Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3), dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah tertentu (Anwar, 2014). IV-5

6 Menurut Iman, 2014 sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan berbagai jenis semen. 1. Semen Portland (Tipe I, II, III, IV, V) o Tipe I Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran o Tipe II Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat Heat of hydration. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama. o Tipe III Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm 2 /gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang IV-6

7 sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari o Tipe IV Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I o Tipe V Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb 2. Water proofed cement Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan Water proofing agent, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia. IV-7

8 3. Semen Putih Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %). 4. High Alumina Cement High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain : o o o Rafractory Concrette Heat resistance concrete Corrosion resistance concrete 5. Semen Anti Bakteri Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan anti bacterial agent seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk Self Desinfectant beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. 6. Oil Well Cement (OWC) Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan IV-8

9 retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam. 7. Semen Campur Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.jenis semen campur : o o o o o o Semen Portland Pozzolan (SPP) Portland Pozzolan Cement (PPC) Portland Blast Furnace Slag Cement Semen Mosonry Semen Portland Campur (SPC) Portland Composite Cement (PCC) Semen yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD adalah semen Portland tipe I yang disupply dari PT. Sumber Abadi Sukses karena jenis semen ini sangat sesuai dengan kondisi pada proyek yang tidak memerlukan persyaratan khusus dan untuk pengecoran menggunakan jasa supplyer PT. Adhimix, PT. Pionir Beton Industri dan PT. SCG Readymix Indonesia. IV-9

10 Semen digunakan sebagai bahan pengikat agregat pada beton bertulang yang harus bersifat hidrolis (mengeras saat bercampur dengan air). Semen yang sudah terlanjur menggumpal tidak dapat lagi digunakan, maka penggunaan semen diusahakan menurut urutan datangnya dan tidak terlalu lama berada di gudang dan dijaga agar tidak lembab. Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : a) Berdasarkan SNI , syarat berat jenis semen 3,15 dengan variasi sampai dengan 0,15 sehingga berat jenis semen yang diperbolehkan 3,00-3,30 b) Berdasarkan SNI dan ASTM C waktu minimal pengikatan awal semen menggunakan alat vicat selama 45 menit dan waktu pengikatan akhir maksimal 375 menit c) Pengikatan awal semen normal menit Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan penyimpanan semen antara lain : a) Harus menggunakan satu merk semen yang sama b) Semen yang didatangkan ditandai dan dipisahkan, agar pemakaian semen dilakukan sesuai urutan kedatangan semen c) Semen diletakkan diatas papan kayu dengan ketinggian 15 cm dari lantai gudang untuk menghindari kelembaban d) Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak bebas 30 cm IV-10

11 e) Semen ditumpuk tidak boleh lebih dari 10 kantong atau melebihi 2 m untuk menghindari mengerasnya semen yang dibagian bawah f) Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca yang merusak dan memiliki ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara 4. Grouting Gambar 4.3 Semen Mortar Utama Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation treatment) pada bendungan air terutama bendungan (Dimas, 2014). Selain itu grouting juga metode untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos dan penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet (Pinggulan sudut ) untuk pondasi mesin, sebagai dudukan mesin,dudukan bearing pondasi jembatan, pembuatan beton pra cetak, penutup retak yang besar, tentunya semen Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak susut dan dapat IV-11

12 mengalir sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of engineering CDR C-621 dan ASTM C-1107 (Dimas, 2014). Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun 1800-an dan bahkan sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan untuk mengontrol aliran air, tetapi sekarang telah meluas dan aplikasinya tidak terbatas, diantaranya adalah digunakan untuk : 1. Mengurangi aliran atau rembesan air 2. Meningkatkan daya dukung tanah / batuan 3. Pemadatan rongga dan celah / retakan pada batuan / tanah 4. Memperbaiki kerusakan struktur. Menurut James Warner (2005) dalam juirnal Dimas 2014, tipe tipe sementasi (grouting) berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu: 1. Sementasi penembusan (permeation grouting) 2. Sementasi pemadatan (compaction grouting) 3. Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting) 4. Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting) 5. Sementasi isi (fill grouting) 6. Sementasi vakum (vacuum grouting) Sedangkan menurut Soedibyo (1993) dalam jurnal Dimas, 2014, tipe sementasi (grouting) berdasarkan bahan yang digunakan ada 3 tipe, yaitu: 1. Injeksi bahan kimia IV-12

13 Grouting kimia adalah grouting yang dilakukan dengan campuran bahan kimia dan air atau cairan bahan kimia dengan bahan kimia lainnya. Grouting kimia ini umumnya digunakan untuk mengisi retakan yang halus atau butiran batuan yang halus yang dimaksudkan untuk memperkecil koefisien permeabilitas dan meningkatkan kuat tekan dari batuan atau bagian bangunan yang di grout. 2. Injeksi sistem soletanche Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material suspense atau kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen dan bila perlu dipakai bahan tambahan berupa bentonit atau bahan sejenis. Air sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pencampur semen, harus bebas dari kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas campuran. Sedangkan bahan semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC), tipe I yang tidak mengandung bahan lain dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam SII Injeksi dengan semen. Grouting semen adalah grouting semen yang merupakan campuran antara air dan semen dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari campuran semen dan air ini sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan kondisi batuannya sendiri. Grouting digunakan untuk repairing beton yang keropos cukup parah, sedangkan untuk beton yang keropos lebih ringan di injection dengan bahan yang sama. Jenis grouting yang digunakan adalah tipe non-shrink (tanpa mengalami penyusutan) yaitu cairan kental semen yang mengandung bahan pasir silika. IV-13

14 5. Agregat Halus (Pasir) Gambar 4.4 Sika Grouting Non-Shrink Agregat halus memiliki fungsi berbeda - beda tergantung dari warna dan kandungan yang ada di dalamnya, dan dengan warna yang berbeda ini bisa menentukan agregat alus mana yang layak untuk bangunan yang akan kita bangun nantinya. ke unggulannya itu sendiri telihat dari butiran - butiran nya. Agregat halus yang digunakan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, di supply dari PT. Yulyana Raya. Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 5 mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan secara alami (natural sand) ataupun dengan artificial sand.agregat halus digunakan sebagai salahsatu bahan pembuat beton dalam suatu konstruksi yang harus berdasarkan ketentuan PBI 1971 sebagai berikut : a) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir - butir agregat halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan) b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%,yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci IV-14

15 c) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk - petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui Menurut Fajar Adhitya, 2016 jenis jenis pasir untuk pekerjaan bahan bangunan adalah : Pasir beton Pasir beton umum nya berwarna hitam pekat dan tingkat kehalusan nya butiran nya cukup tinggi.namun jika anda mengepal nya dengan tangan tidak akan menggumpal dan akan buyar kembali. jenis pasir ini sangat lah bagus untuk Pengecoran, Plesteran Dinding, Adukan Pondasi dan Adukan Pasangan Bata. Pasir pasang Pasir Pasang ini lebih halus lagi dibandingkan oleh pasir beton. jika anda mengepal pasir ini maka akan menggumpal dan tidak akan buyar kembali. pasir pasang umum nya di gunakan untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar dan dapat di gunakan untuk plesteran dinding. Pasir Elod Diantara ke dua pasir diatas pasir jenis ini lebih halus lagi, jika anda mengepal nya akan menggumpal dan tidak akan buyar lagi. namun pasir jenis ini tidak baik untuk di buat sebagai bahan bangunan. pasir jenis ini pada umum nya di gunakan untuk bahan pembuatan batako. Pasir Merah IV-15

16 Pada umum nya pasir ini nyaris sama dengan pasir beton tetapi pasir ini memiliki tingkat kekasaran yang tinggi, butiran - butiran nya cukup besar dan agak banyak batuan nya. pada umumnya pasir jenis ini bagus untuk bahan pengecoran. Pada pekerjaan Apartemen Branz BSD jenis pasir yang digunakan adalah pasir pasang, karena hanya digunakan untuk campuran pada pekerjaan plesteran pada dinding. 6. Agregat Kasar (Split) Gambar 4.5 Pasir Agregat Kasar yang digunakan Pada proyek Pembangunan Apartemen The Kensington Royal Suites, Kelapa Gading, Jakarta Utara di supply dari PT.Prakarsa Mandiri. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran antara 5 40 mm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran IV-16

17 butiran lebih besar dari saringan No 88 (2,36 mm). Agregat kasar/split yang digunakan harus berdasarkan ketentuan PBI 1971 N.I-2 pasal 3.4 sebagai berikut : a) Kekerasan dari butiran-butiran agregat kasar, setelah diperiksa dengan mesin Los Angeles Abrassion tidak boleh kehilangan berat lebih dari 50%. b) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat harus dicuci. c) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton d) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang besarnya beraneka ragam dengan modulus kehalusan antara 6,7 10 dan apabila diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0% dari berat sisa. 2. Di atas ayakan 4,8 mm 90%-98% dari berat. 3. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan maksimum 60% dan minimum 10% dari berat. Gambar 4.6 Agregat Kasar IV-17

18 7. Kawat Bendrat Kawat bendrat digunakan dalam pemasangan tulangan sebagai pengikat antar besi tulangan agar bisa membentuk suatu bentuk struktur yang dikehendaki dan tidak bergerak/berpindah pada saat pengecoran dan pemadatan dengan vibrator secara langsung. Dalam penggunaannya dipakai 3-6 lapis kawat supaya lebih kuat, tergantung dari diameter tulangan tersebut. Dengan adanya pengikat ini, maka besi tulangan dapat menahan beban yang direncanakan dengan optimal. 8. Kayu dan Multiplex Gambar 4.7Kawat Bendrat Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu. Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. IV-18

19 Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak lurus ( ) serat yang masing- masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam klas kuat I yang paling kuat, II, III, IV paling lemah (Rian, 2015). Tabel IV.I kelas kuat kayu Sumber : PKKI, 1979 Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting yang dapat mencegah lendutan bekisting akibat pembebanan selama pengecoran, dan didapat hasil pengecoran yang sempurna. Kayu yang digunakan adalah kayu sengon dengan ukuran 5/7 cm. Adapun syarat-syarat kayu yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Kayu yang dipakai harus kuat b) Tidak terlalu banyak cacat seperti : banyak mata kayu, terjadi pemuntiran serat kayu c) Tidak terjadi pelapukan atau rapuh akibat serangga ataupun jamur IV-19

20 Gambar Kayu Multipleks digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Multipleks yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic (pelapis tipis dengan bahan elastic dan tipis) dengan ketebalan 12 mm, ukuran cm. Gambar Multiplex IV-20

21 9. Beton decking Beton decking atau biasa disebut beton tahu adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton yang dibutuhkan. Dalam pembuatannya diberi kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan. 10. Listrik Kerja Gambar 4.9Beton Decking Listrik Kerja berguna untuk menjadi sumber listrik dari alat-alat yang digunakan, seperti tower crane, concrete pump, alat las, dll. Gambar 4.10 Listrik Kerja IV-21

22 11. Kawat ayam Kawat ayam berfungsi untuk menjadi pembatas bagian yang akan di cor dengan bagian yang tidak di cor 12. Bata Ringan Gambar 4.11 Kawat Ayam Bata Ringan AAC adalah beton selular dimana gelembung udara yang ada disebabkan oleh reaksi kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (Pengisi Udara Secara Kimiawi), (Ramadhan, 2013). Bata ringan digunakan untuk pekerjaan finishing, yang berfungsi sebagai dinding. Bata ringan yang digunakan adalah ukuran 100 mm dan 150 mm. Bata ringan di supply oleh PT. Bata Ringan Samacon. Kelebihan bata ringan adalah : a) Memiliki bentuk yang presisi tinggi dan seragam dalam jumlah yang banyak. b) Tidak memerlukan siar yang banyak untuk perekat. Pemasangannya lebih cepat sehingga menghemat biaya pelaksanaan. c) Lebih ringan sehingga memperkecil beban struktur IV-22

23 d) Kuat tekan tinggi e) Pengangkutan ke lokasi proyek lebih mudah. f) Tidak menggunakan pasir untuk pekerjaan plesteran dan perekat sehingga area proyek lebih bersih g) Lebih kedap suara h) Tidak membutuhkan plesteran yang tebal 13. Drymix Gambar 4.12 Bata Ringan Drymix mortar pra campuran instan adalah produk akhir yang didesain untuk tujuan khusus seperti plesteran, pemasangan keramik dan perbaikan beton. Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Drymix di supply oleh PT. Drymix Indonesia Gambar 4.13 Drymix IV-23

24 14. Beton Instan Beton instan digunakan untuk mengecor bagian pekerjaan finishing yang membutuhkan pekerjaan pengecoran, seperti kolom praktis. Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, beton instan menggunakan merk Decon, yang di supply dari PT. Decon Multi Industri. 15. Sepatu Kolom Gambar 4.14 Beton Instan Sepatu kolom berfungsi untuk menjaga ketebalan beton sesuai dengan selimut beton yang direncanakan. Sepatu kolom diletakan di bagian bawah dan terbuat dari baja. Umumnya digunakan ukuran 5 cm. Gambar 4.15 Sepatu Kolom IV-24

25 16. Busa Busa berfungsi untuk menahan air semen yang akan keluar pada saat proses pengecoran berlangsung. 4.3 Peralatan Kerja Gambar 4.16 Busa Dalam suatu proyek, tidak semua pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan oleh tenaga manusia saja. Pada kondisi tertentu kebutuhan akan peralatan juga dapat membantu dalam mengatasi permasalahan dilapangan agar proyek dapat berjalan sesuai schedule yang telah dirancang. Menurut Djoko Wilopo, 2009 faktor - faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam suatu proyek adalah sebagai berikut : a) Besar kecilnya proyek b) Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan c) Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada d) Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut e) Kondisi dan keadaan di lapangan f) Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia IV-25

26 g) Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan pemilik proyek Berikut adalah peralatan konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, sebagai berikut : 1. Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, terdapat 3 Tower Crane yang memiliki kapasitas maksimal 1,9 Ton dengan radius 60 m (untuk Tower Crane di tower east dan west) dan 2,2 Ton dengan radius 50 m (untuk tower crane di tower north). Tower Crane berfungsi untuk mengangkut material, bahan atau konstruksi lainnya menuju bagian yang ada diatas, yang tidak memungkinkan memakai tenaga manusia. Penggunaan Tower Crane membuat pekerjaan pengangkatan material menjadi lebih mudah dan hemat waktu. 2. Passenger Hoist Gambar 4.17 Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang digunakan Passenger Hoist yang diletakan pada setiap tower yang berguna untuk menaikan IV-26

27 dan menurunkan pekerja atau barang-barang dari proyek, yang tidak memungkinkan memakai tangga. Pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Passenger Hoist mulai dipasang saat tower sudah mencapai ketinggian 10 lantai. 3. Excavator Gambar 4.18 Pasengger Hoist Excavator adalah alat berat yang selalu ada pada sebuah proyek. Alat ini berguna untuk menggali tanah yang berada di sekitar proyek, untuk keperluan pembangunan, yang kemudian akan diletakan di Dump Truck. Gambar 4.19 Excavator IV-27

28 4. Dump Truck Dump Truck berfungsi untuk memindahkan tanah yang yang berasal dari proyek yang sudah digali oleh Excavator atau alat berat lainnya, dan dibawa ke menuju disposal area (tempat / lokasi yang dirancang / direncanakan untuk menampung material buangan overburden) 5. Mobile Crane Gambar 4.20 Dump Truck Hampir sama seperti Tower Crane, Mobile Crane berfungsi untuk mengangkut barang-barang yang tidak memungkinkan diangkat oleh tenaga manusia, seperti baja tulangan yang baru datang dari tempat supplyer. Gambar 4.21 Mobile Crane IV-28

29 6. Concrete Pump Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang memakai Concrete Pump (Pipa Kodok). Concrete Pump tersebut berfungsi untuk mempompa campuran beton ketempat yang lebih tinggi. Pada proyek ini, concrete pump digunakan untuk cor bagian lantai (pelat dan balok). Gambar Concrete Pump 7. Concrete Mixer Truck Gambar Pipa pada Concrete Pump Concrete mixer truck adalah truck khusus yang dilengkapi dengan pengaduk beton (concrete mixer) dan dapat mengangkut beton dengan kapasitas 7 m 3. IV-29

30 Concrete mixer truck berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pencampuran beton (batching plant) sampai ke lokasi pengecoran. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, agar beton yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik. Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Concrete mixer truck berasal dari supplier beton yaitu PT. Adhimix, PT. Pionir Beton Industri dan PT. SCG Readymix Indonesia. 8. Concrete Bucket & Pipa Tremi Gambar 4.23 Concrete Mixer Truck Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari concrete mixer truck sampai ke tempat pengecoran.volume concrete bucket yang digunakan pada proyek ini adalah 0,7 m 3. Pada proyek ini, concrete bucket dan pipa tremi digunakan untuk cor bagian kolom. Gambar 4.24 Concrete Bucket & Pipa Tremi IV-30

31 9. Concrete Vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran berlangsung agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos. 10. Kompresor Gambar 4.25 Vibrator Kompressor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi unuk meningkatkan tekanan atau menempatkan fluida gas atau udara. Kompressor biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari kompresor ini digunakan untuk membersihan debu, kawat bekas, paku atau benda sampah lainnya yang ada di daerah pekerjaan seperti plat, kolom, balok dan lainnya agar bersih sebelum dilakukannya pengecoran. Gambar 4.26 Kompressor IV-31

32 11. Alat Chipping Alat ini digunakan untuk merapihkan permukaan beton yang tidak rata, menggelebung dan permukaan yang melewati dimensi agar rapih pada saat dilakukan pekerjaan plesteran dan juga pada daerah stop cor dirapihkan agar bagian yang baru di cor dapat merekat dengan baik. Alat Chipping 12. Perlengkapan Safety ( K3) Gambar 4.27 Alat Chipping Untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan kerja maka para pekerja diwajibkan untuk menggunakan perlengkapan safety agar meminimalisasi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan berikut adalah perlengkapan safety : a. Perlengkapan wajib b. Safety Belt Helm Proyek Body Safety Safety Shoes Gambar Perlengkapan Wajib Gambar Safety Belt IV-32

33 c. Safety Line Gambar Safety Line 13. Bekisting Bekisting adalah acuan sementara dalam suatu konstruksi yang didalamnya atau diatasnya dapat dipasang baja tulangan dan sebagai wadah dari campuran beton yang akan dicor sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Selain itu, pemakaian bekisting harus fleksibel saat dipasang, dilepas dan dipindahkan dengan batas pemakaian tergantung dari kondisi di lapangan. Berikut bekisting yang di gunakan pada struktur atas pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang : a. Shear Wall Gambar Bekisting Shearwall IV-33

34 b. Kolom Gambar Bekisting Kolom c. Balok Gambar Bekisting Balok d. Pelat Gambar Bekisting Plat IV-34

35 14. Peralatan Pengukuran Theodolite dan waterpass merupakan alat survey yang biasa digunakan oleh para surveyor pada pekerjaan pengukuran tanah dan ataupun leveling elevasi. Theodolite merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu. Alat ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya dapat mengukur sudut horizontal dan vertikal serta dapat digunakan untuk memetakan suatu wilayah dengan cepat. Waterpass merupakan alat survey yang lebih simple, lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan dengan theodolite. Alat ini berfungsi untuk mengukur elevasi atau ketinggian tanah. Biasa digunakan untuk marking elevasi padaa bouwplank, penentuan elevasi bantu pada kolom bangunan dan sebagainya. Bak ukur sebagai tanda pengukur terdapat angka angka yang akan menjadi dalam pengukuran. Theodolit Waterpass Gambar 4.30 Peralatan Pengukuran Bak Ukur 15. Peralatan Uji Beton Cetakan silinder beton yang digunakan berukuran diameter 15 cm dengan tinggi 30cm. IV-35

36 Cetakan untuk uji slump adalah frustum berbentuk kerucut yang mempunyai ukuran 300mm. diameter dasar adalah 200mm dan bukaan dibagian atas dengan diameter 100mm. Sendok beton untuk mengambil campuran beton yang akan dituangkan kedalam cetakan silinder beton dan kerucut slump. Tongkat pemadat untuk memadatkan pada uji slump bagian tengah yang dilakukan 3 lapisan agar mengurangi adanya void didalam campuran beton, begitu juga dengan stripping untuk bagian pinggir. Gambar Cetakan Silinder Kerucut Slump Sendok Beton Tongkat Pemadat Stripping Gambar Peralatan Uji Slump IV-36

37 16. Peralatan Curing Perawatan beton atau yang disebut curing bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton. Pelaksanaan Curing dilakukan segera setelah beton mengalami / memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah pembukaan cetakaan atau bekisting. Berikut peralatan untuk curing beton, yaitu : 17. Peralatan Las Karung Goni Gambar 4.32 Peralatan Curing Tali Tambang Pengelesan secara garis besar adalah menyambung unsur logam besi satu dengan besi yang lain. Pada hal ini pengelesan dilakukan untuk menyambung tulangan untuk penulangan balok, plat, kolom dan shearwall serta membuat sepatu kolom. Power Supply Gambar 4.33 Peralatan Las Holder IV-37

38 18. Peralatan Tukang Keberadaan peralatan tukang yang memadai ini akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pengerjaan suatu pekerjaan yaitu memotong, mengukur, mengikat, memberikan paku, dan lainnya. Dengan peralatan yang memadai dan keterampilan tukang yang baik dapat menghemat waktu dan biaya proyek. Gergaji Palu Meteran Catut Magnet Pembersih Pahat Sekop Kecil Gambar 4.34 Peralatan Tukang Lainnya IV-38

39 19. Gurinda Gurinda dapat digunakan untuk memotong bekisting untuk membentuk bekisting sesuai dengan yang di kehendaki. Gurinda juga dapat memotong dan mengkikis tulangan sehingga menghasilkan ukuran dengan panjang yang dikehendaki. 20. Scaffolding Gambar 4.35 Gurinda Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam membangun gedung, memasang sesuatu, perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, scaffolding disediakan oleh Sub Kontraktor yaitu PT. Beton Konstruksi Wicaksana dan PT. Sinar Powerindo Utama. Gambar 4.36 Scaffolding IV-39

40 21. Bar Bender Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan kolom, pembengkokan tulangan balok dan plat. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapih. 22. Bar Cutter Gambar 4.37 Bar Bender Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja tulangan yang dipesan dari supplier telah memiliki ukuran panjang standar sehingga untuk keperluan baja tulangan yang lebih pendek diperlukan pemotongan tulangan sesuai panjang yang diinginkan. Gambar 4.38 Bar Cutter IV-40

41 23. Peralatan Tambahan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD terdapat berbagai macam peralatan untuk memudahkan dalam pelaksanaan kerja konstruksi, Selain peralatan-peralatan seperti yang telah disebutkan di atas, tentunya masih terdapat banyak peralatan kecil lainnya yang digunakan sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan proyek. Peralatan penunjang itu antara lain : a. Lampu Sorot b. Terpal Gambar Lampu Sorot Gambar Terpal IV-41

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING SYSTEM PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD Jl. BSD Boulevard, Parcel 55-F, Grand CBD BSD City, Tangerang, Indonesia Disusun

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Bahan Bangunan Untuk dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi tentu saja diperlukan bahan bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI PERALATAN DAN MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek Kanins, Kanca, Kanwil BRI ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat dapat berfungsi secara optimal perlu adanya

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain.

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain. BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN 4..1 Peralatan Di dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam waktu yang singkat maka diperlukan suatu alat bantu. Alat-alat yang digunakan disesuaikan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan yang menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Pengadaan Alat dan Bahan Prosedur dalam pengadaan bahan dan alat adalah : 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data bahan/alat yang di

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN Bab IV - Tinjauan Bahan Bangunan & Peralatan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6-1 BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun jenis dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya. BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1 Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan volume pekerjaan, kekuatan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk Bab IV BAB IV PERALATAN dan MATERIAL Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai peralatan dan material yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek pembangunan Apartemen Tower Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan sebuah proyek konstruksi tentunya digunakan alat alat tertentu yang membantu dan mendukung pelaksanaan proyek ini sendiri. Alat alat yang digunakan berupa

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting. Sifatsifatnya yang terutama penting dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.2 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Beton adalah material yang dibentuk dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Material ini telah digunakan sebagai bahan konstruksi sejak lama dan merupakan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak

Lebih terperinci

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI 4.1 TINJAUAN UMUM Penyediaan alat kerja dan bahan konstruksi pada suatu proyek memerlukan sesuatu managemen yang baik untuk menunjang kelancaran dalam proses pekerjaannya.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi perkerasan kaku ( Rigid Pavement) banyak digunakan pada kondisi tanah dasar yang mempunyai daya dukung rendah, atau pada kondisi tanah yang mempunyai daya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Seiring kemajuan infrastruktur bangunan. Beton mempunyai andil yang besar dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material, BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN 4.1. Umum Kelancaran pada proyek tidak hanya dengan adanya manajemen struktur organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN 4.1. Bahan Bahan Bangunan Bahan bangunan merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan kekuatan sebuah bangunan dan jumlah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. anggaran kebutuhan yang akan dikeluarkan tentang bahan bangunan.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. anggaran kebutuhan yang akan dikeluarkan tentang bahan bangunan. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1. Bahan Bangunan Bahan Bangunan merupakan elemen penting dalam sebuah pembangunan, karena hal ini menentukan kekuatan struktur bangunan serta jumlah biaya

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV ALAT DAN BAHAN BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesiffikasi teknis yang telah dipersyaratan,

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci