TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tanaman obat. Menurut Djauhariya dan Hernani (2004), di hutan tropika
|
|
- Sri Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Potensi Tumbuhan Obat-Obatan di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Jika dilihat dari keragaman floranya, cukup banyak jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Menurut Djauhariya dan Hernani (2004), di hutan tropika Indonesia tumbuh sekitar spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat. Dari sejumlah tanaman obat tersebut menurut Ditjen POM, baru sebanyak 283 spesies tumbuhan obat yang sudah digunakan dalam industri obat tradisional. Indonesia juga negara agraris yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang luas serta pekarangan yang dapat ditanami tumbuhan obat. Hutan Indonesia yang begitu luas banyak menyimpan kekayaan alam yang demikian besar, diantaranya berpeluang sebagai sumber obat tradisional. Hingga saat ini di Indonesia terdapat industri obat tradisional yang memiliki izin usaha industri, terdiri dari 129 Industri Obat Tradisional (IOT) dan 907 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Banyaknya lembaga penelitian obat-obatan bahan alam merupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obat tradisional (Depkes, R.I., 2007). Menurut Supriadi (2001), potensi khasiat obat dari tumbuhan tingkat tinggi yang ada di hutan dan kebun sangatlah besar. Industri obat tradisional dan fitofarmaka telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan sebagai bahan baku obat, antara lain untuk antikuman, demam, pelancar air seni, antidiare, antimalaria, antitekanan darah tinggi dan sariawan. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat Oleh Masyarakat
2 Menurut Tamin dan Arbain (1995), setiap kelompok masyarakat ini memanfaatkan tumbuhan untuk kehidupan mereka, seperti untuk obat-obatan, peralatan rumah tangga, bermacam-macam anyaman, bahan pelengkap upacara adat, disamping yang digunakan untuk kebutuhan sandang, pangan serta papan. Bentuk susunan ramuan, komposisi dan proses pembuatan/pengolahan dilakukan secara tradisional menurut cara suku masing-masing yang mereka terima secara turun-temurun. Tamin dan Arbain (1995) menyatakan istilah etnobotani dikemukakan pertama kalinya oleh Harshberger pada tahun 1895 dan didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani adalah studi yang mempelajari tentang hubungan antara tumbuhan dengan manusia. Dua bagian besar dari etnobotani ini adalah terbagi dalam 2 kata yaitu etno, studi tentang manusia dan botani, studi tentang tumbuhan. Jadi, etnobotani adalah studi yang menganalisis hasil dari manipulasi materil tanaman asli dengan konteks budaya dalam hal penggunaan tanaman atau dinyatakan bahwa etnobotani melihat dan mengetahui bagaimana masyarakat memandang dunia tumbuhan, bekerjasama dengan tumbuhan, atau memasukkan tumbuhan ke alam budaya dan agama mereka. Menurut Balick and Cox (1996), masyarakat yang dimaksud adalah penduduk asli, yaitu orang-orang yang mengikuti tradisi atau kehidupan non industrial pada suatu daerah dan kemudian diturunkan pada generasinya. Ramuan tradisional adalah media pengobatan alamiah dengan memakai tumbuhan sebagai bahan dasarnya. Media ini mungkin merupakan media pengobatan tertua. Sampai saat ini, ilmu pengobatan ini tetap mengacu pada
3 tradisi kuno. Itulah sebabnya obat-obatan atau ramuan dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman disebut sebagai obat tradisional. Disebut obat karena ramuan tradisional tersebut dibuat dari jenis tumbuhan dan tanaman dan diyakini dapat menyembuhkan atau mengobati suatu penyakit (Dianawati dan Irawan, 2001). Selain digunakan sebagai bahan ramuan obat-obatan tradisional, tumbuhtumbuhan juga sudah sejak lama digunakan sebagai bahan baku obat-obatan modern. Pada penyakit-penyakit tertentu, obat yang berasal dari tumbuhtumbuhan ini lebih ampuh dari obat yang berasal dari obat yang berasal dari zat-zat kimia, misalnya digitalis dari tumbuhan Digital purpurea dan Digital lanata yang ditemukan oleh Whitering pada tahun 1785 sebagai obat jantung, dan masih banyak lagi tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat modern seperti Altropa belladonna. Epherdra vulgaris, Rauwolf serpentine dan sebagainya (ISFI, 1993). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang semakin pesat dan canggih ternyata tidak mampu bergeser sepenuhnya dan mengesampingkan begitu saja keberadaan dan peranan obat-obatan tradisional, tetapi saling melengkapi. Diperkirakan di Indonesia terdapat pengobatan tradisional yang tersebar di desa, seperti yang dilakukan oleh dukun, sinshe, tabib dan sebagainya. Hal ini didasari kenyataan bahwa pengobatan tradisional dalam keadaan tertentu cukup efektif dan efisien untuk menangani berbagai macam penyakit dan derajat kesembuhannya cukup memuaskan bahkan kadang-kadang menakjubkan (Manuputty, 1990). Menurut Sjabana dan Bahalwan (2002), hasil survei yang dilkukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) pada tahun
4 1978 terhadap rumah-rumah tangga di Jawa dan Sumatera Selatan menunjukkan bahwa 47,9% anggota rumah tangga memanfaatkan jamu (obat tradisional Indonesia). Dalam suatu penelitian di Jawa dan Bali berdasar SKRT 1995, Jamal dan Suhardi menunjukkan bahwa obat tradisional Indonesia digunakan oleh 30,7% anggota rumah tangga. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan metode dan responden yang digunakan. Ditunjukkan bahwa 64,3% penggunaan obat trdisional di Indonesia ditujukan untuk menjaga kesehatan. Menurut Aliadi dan Roemantyo (1994), ada 3 kelompok masyarakat yang dapat dibedakan berdasarkan intensitas pemanfaatan tumbuhan obat. Kelompok pertama, yaitu kelompok masyarakat asli yang hanya menggunakan pengobatan tradisional, kelompok kedua yaitu kelompok masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga, dan ketiga industri obat. Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk kepentingan pengobatan tradisional, termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan obat. Salah satu perbedaan dapat dilihat dari perbedaan ramuan yang digunakan untuk mengobati penyakit yang sama. Semakin beragam ramuan yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu, berarti peluang untuk menyembuhkan suatu penyakit menjadi semakin besar, karena suatu ramuan belum tentu cocok untuk masing-masing orang. Hal ini menunjukkan keragaman pengetahuan yang dimiliki suku-suku bangsa tersebut. Keragaman pengetahuan diatas merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus dipelihara untuk dikembangkan (Aliadi dan Roemantyo, 1994). Sudah sejak lama berbagai penduduk asli (etnis) yang hidup didaerah pedalaman, didalam dan disekitar hutan diseluruh wilayah nusantara,
5 memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan dari hutan secara turun temurun untuk berbagai macam penyakit. Menurut Supriadi (2001), dari berbagai penelitian etnomedika yang dilakukan oleh peneliti Indonesia telah diketahui sebanyak 78 spesies tumbuhan yang digunakan oleh 34 etnis untuk mengobati penyakit malaria, 30 etnis memanfaatkan 133 spesies tumbuhan untuk mengobati penyakit demam, 30 etnis memanfaatkan 110 spesies tumbuhan untuk mengobati gangguan pencernaan, dan 27 etnis memanfaatkan 98 spesies tumbuhan untuk mengobati penyakit kulit. Banyak pengetahuan tradisional tentang penggunaan tumbuhan obat dari berbagai etnis telah dikembangkan oleh pengusaha industri jamu dan farmasi. Menurut Sulaksana dan Jayusman (2005), sampai sekarang alasan banyak orang mengkonsumsi tanaman obat yaitu karena pengobatan modern tidak bisa menyembuhkan penyakitnya, ketakutan menjalankan operasi dan mahalnya biaya pengobatan modern. Selain untuk pengobatan, tanaman obat juga bisa digunakan untuk mencegah penyakit tertentu dan relatif tidak memberikan dampak negatif bagi tubuh. Pengertian dan Pengelompokan Tumbuhan Obat Menurut Sulaksana dan Jayusman (2005), tanaman obat adalah suatu jenis tumbuhan atau tanaman yang sebagian atau seluruh bagian tanaman berkhasiat menghilangkan atau menyembuhkan suatu penyakit dan keluhan rasa sakit pada bagian tubuh manusia. Sedangkan menurut Sjabana dan Bahalwan (2002), obat tradisional adalah obat yang telah terbukti digunakan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun untuk memelihara kesehatan ataupun untuk mengatasi gangguan kesehatan mereka. Obat tradisional
6 merupakan aset nasional yang sampai saat ini masih dimanfaatkan sebagai usaha pengobatan sendiri oleh masyarakat di seluruh pelosok Indonesia. Menurut (Zuhud dkk., 1994 dalam Rahayu 2005), tumbuhan obat dikelompokkan menjadi : 1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. 2. Tumbuhan obat modern, yaitu tumbuhan obat yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. 3. Tumbuhan obat potensial, yaitu tumbuhan yang diduga mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan secara medis penggunaannya sebagai bahan obat tradisional sulit diketahui. Kandungan Tumbuhan Obat Setiap jenis tumbuhan obat yang ada di darat maupun yang ada di lautan menghasilkan beraneka ragam bahan-bahan kimia (Chemical prosfecting), jadi setiap jenis memiliki nilai-nilai kimiawi yang dapat diartikan bahwa keaneragaman hayati merupakan laboratorium alam yang tersibuk di dunia, dimana setiap detiknya menghasilkan satu atau lebih bahan kimia dari berbagai tipe dan jenis yang berguna untuk menunjang kelangsungan hidup organisme tersebut. Tipe dan jenis bahan kimia yang dihasilkan untuk setiap jenis tidaklah sama tergantung pada jenis dari organisme atau kekerabatannya (taksa). Jadi setiap tumbuhan menghasilkan bahan kimia alam yang spesifik tergantung dari taksanya, dan setiap bahan kimia tersebut memiliki fungsi tertentu dalam
7 metabolit organisme tersebut, beberapa diantaranya dapat mempengaruhi fungsi fisiolik manusia dan organisme lainnya, inilah yang disebut dengan senyawasenyawa aktif biologi (Biologically active compaunds) (Chairul, 2003). Kandungan kimia pada tumbuhan berdasarkan cara terbentuk dan fungsinya dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu: 1) metabolit primer, merupakan senyawa organik yang ikut terlibat dalam proses metabolisme makhluk hidup, seperti asam amino dan protein, karbohidrat, asam lemak, lipid dan asam organik lainnya, 2) metabolit sekunder, merupakan hasil sampingan proses metabolisme, seperti alkaloid, steroid/triterpenoid, flavanoid, fenolik, kumarin, kuinon, lignin, dan glikosida. Fungsi metabolit sekunder ini sangat bervariasi antara lain sebagai pelindung dan pertahanan diri terhadap serangan dan gangguan yang ada disekitarnya, dan sebagai antibiotika. Alkaloid sebagai metabolit sekunder mempunyai peranan penting dalam kehidupan makhluk dan hasil detoksifikasi dari timbunan metabolit yang beracun (Tamin dan Arbain, 1995). Secara kimia tumbuhan mengandung berbagai bahan kimia aktif yang berkhasiat sebagai obat. Komponen-komponen tersebut berupa senyawa-senyawa golongan alkaloid, steroid/triterpenoid, flavonoid dan saponin. 1. Alkaloid Alkaloid sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Alkaloid seringkali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jika digunakan
8 secara luas dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tidak bewarna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal hanya sedikit yang berbentuk cairan (misalnya: nikotin) pada suhu kamar. Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat sifat sebagai berikut : a) biasanya merupakan kristal tak bewarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform. b) Bersifat basa, pada umumnya beberapa diantaranya rasanya pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis secara optis aktif. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuh-tumbuhan. Senyawa alkaloid dapat dipandang sebagai hasil metabolisme dari tumbuhan atau dapat berguna sebagai cadangan bagi biosintesis protein (Annaria, 2010). Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuh-tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid sangat penting dalam industri farmasi karena kebanyakan alkaloid mempunyai efek fisiologis (Annaria, 2010). Menurut (Harborne, 1987) suku tumbuhan yang terdeteksi lebih dari 50 struktur alkaloid yaitu angiospermae yang sangat kaya akan basa, tetapi harus diingat bahwa penyebaran alkaloid sangat tidak merata dan banyak tumbuhan yang tidak mengandungnya sama sekali. Lewis (1977) menambahkan bahwa alkaloid terdistribusi di sebagian besar tanaman tingkat tinggi, misalnya dari suku Apocynaceae, Berberidaceae, Fabaceae, Papaveraceae, Ranunculaceae, Rubiaceae, dan Solanaceae, sedangkan Lamiaceae, Rosaceae, dan Gymnospermae kebanyakan tidak mengandung alkaloid. 2. Steroid/Triterpenoid
9 Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentan perhidrofenantren. Sterol dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormon kelamin, asam empedu dan lain-lain). Sterol tertentu hanya terdapat pada tumbuhan rendah tetapi kadang-kadang terdapat pada tumbuhan tinggi (Harborne, 1987). Menurut Harborne (1987), triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualen. Triterpenoid berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurangkurangnya empat golongan senyawa yaitu : triterpen sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung. Triterpenoid terkenal karena rasanya yang pahit. Mereka terutama terdapat dalam Rutaceae, Meliacea dan Simaroubaceae. Senyawa ini berfungsi sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan mikroba, sedangkan menurut (Robinson, 1995), triterpenoid merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria. 3. Flavonoid Flavonoid adalah suatu kelompok yang termasuk ke dalam senyawa fenol yang terbanyak di alam, senyawa-senyawa flavonoid ini bertanggung jawab terhadap zat warna ungu, merah, biru dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Berdasarkan strukturnya senyawa flavonoid merupakan turunan senyawa induk flavon yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula. Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula
10 sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda kelas. Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : a) Sebagai pigmen warna. b) Fungsi patologi dan sitologi. c) Aktivitas farmakologi. d) Dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah (Fessenden, 1986). Menurut Fessenden (1986) menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic dll. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan fungsi hati, sebagai contoh silimirin dari Silybum marianum digunakan untuk melindungi membran sel hati dan menghambat sintesis prostaglandin, penghambatan reaksi hidroglisis pada mikosom. Dalam makanan flavonoid dapat menurunkan agregasi platelet dan mengurangi pembekuan darah. Pada kulit, flavonoid menghambat pendarahan (Annaria, 2010). Sementara menurut Rahayu (2005) Secara farmakologi flavonoid sebagai antiinflamasi, analgesik, anti tumor, anti HIV, antidiarrhoe, antihepatotix, antifungal, antilypotic, anti-oxidant, vasodilator, immunostimultant dan anti urcerogenic. Kegunaan lain dari flavonoid antara lain; pertama terhadap tumbuhan, yaitu sebagai pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus. Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap kanker dan
11 ginjal, menghambat perdarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu sebagai daya tarik untuk melakukan penyerbukan (Annaria, 2010). Flavoniod mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam, sebagian besar merupakan pigmen berwarna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik, mudah terurai pada temperatur tinggi (Hart, 1990). Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Sebagai pigmen bunga, flavonoid berperan dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga (Hart, 1990). 4. Saponin Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolosis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak digunakan sebagai racun ikan. Menurut Harborne (1987), saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis darah. Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau waktu memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin. Dari segi ekonomi, saponin kadang-kadang menimbulkan racun pada ternak. Menurut Gunawan dan Mulyani (2004), saponin memiliki kegunaan dalam pengobatan dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
12 Saponin bersifat menaikkan permeabilitas kertas saring. Dengan adanya saponin, filter dengan pori yang cukup kecil untuk menahan partikel yang berukuran tertentu akan dapat meloloskan partikel tersebut. Saponin bersifat dapat menimbulkan iritasi berbagai tingkat terhadap selaput lendir (membran mukosa) pada mulut, perut dan usus. Saponin juga meningkatkan absorpsi senyawa-senyawa diuretikum (terutama yang berbentuk garam) dan tampaknya juga merangsang ginjal untuk lebih aktif. Hal ini mungkin menerangkan kenyataan bahwa saponin sangat sering digunakan untuk rematik dalam pengobatan masyarakat. Fitokimia Tumbuhan Obat Menurut (Rahayu, 2005) fitokimia adalah studi mengenai tumbuhtumbuhan yang berkaitan dengan kandungan senyawa kimia yang bersifat aktif farmakologis, merupakan penelitian dasar yang sangat penting untuk mengetahui khasiat dan kegunaannya, yang meliputi ekstraksi, isolasi dan skrining fitokimia. (Depkes, 2000) menambahkan ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut tertentu. Menurut Harborne (1987) ragam ekstraksi tergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi. Alkohol adalah pelarut serbaguna yang baik untuk ekstraksi pendahuluan. Beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut (Depkes, 2000), yaitu : 1. Maserasi
13 Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi kinetik, sedangkan maserasi yang dilakukan dengan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstra) terus menerus sampai diperoleh ekstrak. Masyarakat Sekitar Hutan Mayrakat sekitar hutan yang telah hidup secara turun-temurun dengan lingkungan (masyarakat tradisonal) pada dasranya memiliki kemampuan dalam pengelolaan sumberdaya alam khususnya hutan. Kemampuan ini diperoleh dari pengetahuan empiris dan pengetahuan tradisional yang muncul sebagai bentuk dari ketergantungan terhadap keberadaan hutan dalam berbagai bentuk, guna memenuhi kebutuhan hidup (Dephut, 2006). Masyarakat sekitar hutan sebenarnya memiliki potensi yang tinggi apabila diberdayakan, tetapi dalam hal ini masyarakat harus dilibatkan dalam pengelolaannya. Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan mempunyai prioritas utama dalam pengelolaan suatu hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek sistem tradisional mempunyai kadar kecanggihan hebat, yang
14 dapat dijadikan pelajaran bagi agroforestry saat ini. Usaha-usaha lainnya yang secara turun-temurun, seprti penanaman rotan, buah-buahan, dan pengusahaan madu (Arief, 2001). Masyarakat yang memiliki akses yang mudah terhadap hutan akan menguntungkan jika dilibatkan dalam pengelolaan hutan. Masyarakat di sekitar hutan harus diakui dan dihormati. Dalam banyak kawasan hutan terdapat masyarakat yang hidupnya bergantung dari jasa dan barang di hutan. Masyarakat dapat berburu, menangkap ikan, mengumpulkan makanan, obat, serta melakukan agroforestri. Kebutuhan masyarakat yang penghidupannya bergantung pada hutan harus dipadukan kedalam pengelolaan hutan lestari (Sugihen, 1996). BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian akan dilaksanakan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Sementara uji fitokimia
TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Pengelompokkan Tumbuhan Obat. Menurut Oswald (1995), obat tradisional adalah ramuan dari tumbuhtumbuhan
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengelompokkan Tumbuhan Obat Menurut Oswald (1995), obat tradisional adalah ramuan dari tumbuhtumbuhan yang berkhasiat ataupun diperkirakan berkhasiat sebagai obat. Menurut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tumbuhan Obat-Obatan di Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam Megadiversitas, yaitu merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman yang tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan
TINJAUAN PUSTAKA 1. Kondisi Umum Hutan Batang Toru Kawasan hutan alam Batang Toru termasuk tipe hutan pegunungan rendah, hutan gambut pada ketinggian 900-1000 mdpl, hutan batu kapur, hutan berlumut (seperti
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati (biological diversity) atau sering disebut dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati (biological diversity) atau sering disebut dengan biodiversity adalah istilah untuk menyatakan tingkat keanekaragaman sumber daya alam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Indonesia Keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan Indonesia sangat tinggi. Saat ini tercatat kurang lebih 1.260 jenis tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan obat tradisional pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan, selain harganya relatif murah dan bahan bakunya mudah didapat, obat tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan era dimana teknologi berkembang sangat pesat yang disebut pula sebagai era digital. Kemajuan teknologi membuat perubahan besar bagi peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang timbul karena faktor keturunan. Padahal diabetes merupakan penyakit
Lebih terperinciPENDAHULUAN PEMBAHASAN
PENDAHULUAN Taksonomi tanaman memaminkan peranan penting dalam konservasi keanekaragaman hayati, karena itu memerlukan karakterisasi yang tepat untuk distribusi serta lokalisasi daerah pada spesies dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Zat Ekstraktif Mindi Kadar ekstrak pohon mindi beragam berdasarkan bagian pohon dan jenis pelarut. Berdasarkan bagian, daun menghasilkan kadar ekstrak tertinggi yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup atau organisme akan sampai pada proses menjadi tua secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang subur dan kaya akan sumberdaya alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan terluas di dunia, Indonesia
Lebih terperinciOPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak menggunakan obat-obat tradisional yang ternyata mujarab. Bahkan, saat ini pertumbuhan industri obat tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini, tingkat kematian akibat penyakit degeneratif seperti jantung, kanker, kencing manis dan lain-lain mengalami peningkatan cukup signifikan di dunia.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari,
TINJAUAN PUSTAKA Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan atau penjelajahan guna mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis plasma nutfah tertentu untuk mengamankan dari kepunahan. Langkah pertama pengeksplorasian
Lebih terperinciPEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN
PEMANFAATAN JENIS POHON MANGROVE API-API (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN PANGAN DAN OBAT-OBATAN Ketua : Dr. Ir. Cahyo Wibowo, MScF. Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. 2. Dr. Ir. Ani Suryani,
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan antioksidan dan antibakteri alami yang bersumber dari tanaman (Andlauer dan Frust,1998),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang kita telah memanfaatkan tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang sekarang ada. Merebaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lemak merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Lemak ini mencakup kurang lebih 15% berat badan dan dibagi menjadi empat kelas yaitu trigliserida,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang pesat, peningkatan pendapatan masyarakat dan perkembangan pengetahuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi
24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Sandra dan Kemala (1994) mengartikan tumbuhan obat sebagai semua tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini di jaman yang sudah modern terdapat berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijual di pasaran. Rasa manis tentunya menjadi faktor utama yang disukai
Lebih terperinciTANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt
TANAMAN BERKHASIAT OBAT By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt DEFENISI Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. Letak Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa berpengaruh langsung terhadap kekayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga menjadi negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat, karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat kematian akibat berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, angina, gagal jantung, stroke, penuaan, kerusakan otak, penyakit ginjal, katarak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup suatu organisme. Setiap obat pada dasarnya merupakan racun, tergantung dosis dan cara pemberian, karena dosis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang berkualitas tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para peternak unggas dalam rangka meningkatkan produktivitas ayam pedaging. Salah satu usaha yang dilakukan adalah penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar dengan dua pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam hayati laut yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol telah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi angka konsumsi minuman
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) Pohon api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) merupakan tumbuhan sejati yang hidup di kawasan mangrove. Morfologi
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tumbuhan sebagai salah satu sumber kekayaan yang luar biasa. Banyak tanaman yang tumbuh subur dan penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan Indonesia sangat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam banyak hal, di antaranya adalah sebagai sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam rangka memenuhi kebutuhan sehat tersebut, masyarakat berusaha melakukan upaya kesehatan yang meliputi pencegahan penyakit
Lebih terperincipengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor
BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman akan alamnya. Keanekaragaman alam tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Negara berkembang termasuk indonesia banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini karies gigi masih merupakan penyakit utama di bidang kesehatan gigi dan mulut. Karies adalah salah satu masalah kesehatan rongga mulut yang dapat
Lebih terperinciTanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Hal tersebut didukung dengan kekayaan alam yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal akan kekayaan alamnya dengan berbagai macam flora yang dapat ditemui dan tentunya memiliki beberapa manfaat, salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan yang harus dilestarikan dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat meningkat di Indonesia, bahkan beberapa bahan alam telah diproduksi dalam skala besar. Penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pencernaan disebabkan karena tertelannya mikroorganisme patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan intoksikasi pada manusia dan menimbulkan penyakit
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh
Lebih terperinciHASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati
6 konsentrasi yang digunakan. Nilai x yang diperoleh merupakan konsentrasi larutan yang menyebabkan kematian terhadap 50% larva udang. Ekstrak dinyatakan aktif apabila nilai LC50 lebih kecil dai 1000 μg/ml.
Lebih terperincipenglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang dapat terjadi pada semua kelompok umur dan populasi, pada bangsa manapun dan usia berapapun. Kejadian DM berkaitan erat dengan faktor keturunan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan antara kandungan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. Secara alami tubuh menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode fitokimia yang digunakan setelah dilakukan metode
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Metode fitokimia yang digunakan setelah dilakukan metode kromatografi kolom dan vakum adalah fraksinasi dan idnetifikasi dari suatu sampel dalam hal ini yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat anatara lain terbentuknya radikal bebas. Asap kendaraan bermotor, asap rokok dan asap dari industri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan sebagai obat tradisional. Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari tumbuhan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit
8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciPenyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah
Lebih terperincisemua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan
BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman akan alamnya. Keanekaragaman alam tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Negara berkembang termasuk Indonesia banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia memiliki potensi alam yang beragam dan sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini banyak potensi alam di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, salah satu dampak negatifnya ialah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Keanekaragaman hayati Indonesia menempati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah glukosa yang dapat diperoleh dari makanan sehari-hari yaitu berupa protein, lemak dan terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia sekitar
Lebih terperinciMANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik
MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat
IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat. Penyakit tersebut terkadang sulit disembuhkan dan mempunyai angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, cairan yang berasa asam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang terasa licin dan pahit disebut larutan basa. Tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Berenuk (Crescentia cujete L). a. Sistematika Tumbuhan Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionata Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang 81.000 km dengan wilayah laut yang sangat luas. Hal ini menjadikan perairan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, hal ini menandai kesadaran untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit, mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam, salah satunya kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sumber andalan dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Dalam memenuhi besarnya permintaan terhadap persediaan ikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara kaya beragam pangan. Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah seluruhnya 5.193.252 km², yang terdiri dari daratan dan lautan. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS
PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penyembuhan berbagai penyakit, jauh sebelum pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing.dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang dikaruniai keindahan alam dan keanekaragaman hayati.berbagai jenis tanaman hidup di tanah Indonesia dengan keelokkan dan ciri masing-masing.dari
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID
EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumberdaya flora. Para ahli
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumberdaya flora. Para ahli memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25.000 jenis flora tumbuh tersebar dalam wilayah Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan suatu negara tropis di dunia yang kaya akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan ini memiliki berbagai macam manfaat, salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu pertumbuhan atau meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar di sekolah menengah dalam pembelajaran IPA, pada materi klasifikasi zat KD (2.1) Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada ph larutan atau zat yang dapat menunjukkan sifat asam, basa, dan netral pada suatu larutan (Salirawati,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia terletak di daerah katulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropika yang dikenal cukup unik dan merupakan salah satu komunitas yang kaya akan keanekaragaman jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh-tumbuhan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke alam (back to nature),
Lebih terperinciditeliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu komoditas sumber daya laut yang memiliki nilai ekonomis. Kerang ini tergolong dalam filum Mollusca makanan laut yang
Lebih terperinci